• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh penggunaan model pembelajaran

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "pengaruh penggunaan model pembelajaran"

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA

ISLAM DAN BUDI PEKERTI SISWA KELAS X

DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN 01 DIPONEGORO WULUHAN TAHUN PELAJARAN 2021/2022

SKRIPSI

Oleh :

Zakiyyatun Nayyiroh NIM : T20181479

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

JULI 2022

(2)

i

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA

ISLAM DAN BUDI PEKERTI SISWA KELAS X

DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN 01 DIPONEGORO WULUHAN TAHUN PELAJARAN 2021/2022

SKRIPSI

diajukan kepada Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Program Studi Pendidikan Agama Islam

Oleh :

Zakiyyatun Nayyiroh NIM : T20181479

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

JULI 2022

(3)

ii

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA

ISLAM DAN BUDI PEKERTI SISWA KELAS X DI SMK 01 DIPONEGORO WULUHAN

TAHUN PELAJARAN 2021/2022

SKRIPSI

diajukan kepada Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Program Studi Pendidikan Agama Islam

Oleh :

Zakiyyatun Nayyiroh NIM : T20181479

Disetujui Pembimbing,

Dr. Dyah Nawangsari, M.Ag.

NIP 197301122001122001

(4)

iii

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA

ISLAM DAN BUDI PEKERTI SISWA KELAS X DI SMK 01 DIPONEGORO WULUHAN

TAHUN PELAJARAN 2021/2022 SKRIPSI

telah diuji dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Program Studi Pendidikan Agama Islam

Hari : Senin Tanggal : 04 Juli 2022

Tim Penguji

Ketua, Sekretaris,

Fikri Apriyono, S.Pd., M.Pd. Shidiq Ardianta, M.Pd.

NUP 2001048802 NIP 198808232019031009

Anggota:

1. Dr. H. Saihan, M.Pd.I. ( )

2. Dr. Dyah Nawangsari, M.Ag. ( )

Menyetujui

(5)

iv MOTTO

ِهِلْيِبَس ِْفِ َنْوحلِتاَقح ي َنْيِذَّلا ُّبِحيُ َ الله َّنِإ ٌصْوحصْرَّم ٌناَيْ نح ب ْمحهَّ نَأَكاِّفَص ۦ

﴿ ٤

“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kukuh.” (QS. As-Saff [61]:4).1

1 Kemenag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Bandung: CV Penerbit J-ART, 2004), 551.

(6)

v

PERSEMBAHAN

Skripsi ini merupakan sebagian darssi anugerah yang Allah Swt limpahkan kepada peneliti, dengan segala kerendahan hati dan rasa bersyukur, skripsi ini dipersembahkan kepada :

1. Orang tua tercinta Bapak Tajudin Subki dan Ibu Komsiyah yang menjadi panutan setiap perbuatan dan langkah hidupku, terima kasih atas semua kasih sayang yang selama ini telah diberikan kepadaku, serta doa yang selalu mengiringi dalam semua keberhasilanku.

2. Kakek Sahlan dan nenek Sumilah tersayang yang selalu menyertakanku dalam setiap doamu.

3. Teman-teman seperjuangan Ainur Rofika Dwi Hardiyanti dan Siti Lailatun Ni’mah yang selalu mendukung dan memotivasi dalam penyelesaian skripsi ini.

(7)

vi

KATA PENGANTAR

ِمْسِب ِمْيِحَّرلا ِنْٰحَّْرلا ِ الله

Segenap puji syukur peneliti sampaikan kepada Allah karena atas rahmat dan karunia-Nya, perencanaan, pelaksanaan, dan penyelesaian skripsi sebagai salah satu syarat menyelesaikan program sarjana, dapat terselesaikan dengan lancar.

Kesuksesan ini dapat peneliti peroleh karena dukungan banyak pihak. Oleh karena itu, peneliti menyadari dan menyampaikan terima kasih yang sedalam- dalamnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Babun Suharto, S.E., M.M. selaku Rektor Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember yang telah memberikan fasilitas yang memadai selama peneliti menuntut ilmu di Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.

2. Ibu Prof. Dr. Hj. Mukni’ah, M.Pd.I. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember yang telah membimbing kami dalam proses perkuliahan.

3. Bapak Dr. Rif’an Humaidi, M.Pd.I. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Islam dan Bahasa Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember yang telah memberikan arahan dan izin untuk penyelesaian skripsi ini.

4. Ibu Dr. Hj. Fathiyaturrahmah, M.Ag. selaku Koordinator Program Studi Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq

(8)

vii

Jember yang telah banyak memberikan dukungan dan motivasinya dalam proses studi.

5. Ibu Dr. Dyah Nawangsari, M.Ag. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah sabar, ikhlas, dan telaten dalam meluangkan waktunya demi membimbing peneliti menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

6. Segenap bapak dan ibu dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan yang telah memberi banyak ilmu kepada peneliti selama di kampus Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.

Akhirnya, semoga segala amal baik yang telah Bapak/Ibu berikan kepada peneliti mendapat balasan yang baik dari Allah.

Jember, 01 Juni 2022

Peneliti

(9)

viii ABSTRAK

Zakiyyatun Nayyiroh, 2022: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together Terhadap Motivasi Belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Siswa Kelas X Di Sekolah Menengah Kejuruan 01 Diponegoro Wuluhan Tahun Pelajaran 2021/2022.

Kata kunci: model pembelajaran, Numbered Heads Together, motivasi belajar, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti.

Motivasi belajar PAI dan BP siswa kelas X SMK 01 Diponegoro Wuluhan masih tergolong rendah, tidak semua siswa aktif dalam proses pembelajaran. Perlu inovasi model pembelajaran yang mampu membuat siswa tertarik dan berperan aktif dalam mengikuti pelajaran PAI dan BP sehingga motivasi siswa dapat meningkat salah satunya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together.

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut 1) Untuk membuktikan pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap motivasi belajar intrinsik PAI dan BP siswa kelas X di SMK 01 Diponegoro Tahun Pelajaran 2021/2022. 2) Untuk membuktikan pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap motivasi belajar ekstrinsik PAI dan BP siswa kelas X di SMK 01 Diponegoro Tahun Pelajaran 2021/2022. 3) Untuk membuktikan pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap motivasi belajar PAI dan BP siswa kelas X di SMK 01 Diponegoro Tahun Pelajaran 2021/2022.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian korelasi. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X sebanyak 195, peneliti mengambil sampel sebanyak 70 siswa yang diperoleh dengan cara Proporsional Random Sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan angket yang berupa angket model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together dan motivasi belajar, serta dokumentas. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji Korelasi Person-Product Moment.

Hasil penelitian ini membuktikan hal-hal sebagai berikut 1) Ada pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap motivasi belajar intrinsik PAI dan BP siswa kelas X di SMK 01 Diponegoro dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05 dan nilai koefisien korelasinya 0,740 (kuat). 2) Ada pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap motivasi belajar ekstrinsik PAI dan BP siswa kelas X di SMK 01 Diponegoro dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05 dan nilai koefisien korelasinya 0,733 (kuat). 3) Ada pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap motivasi belajar PAI dan BP siswa kelas X di SMK 01 Diponegoro dengan nilai signifikansi 0,000

< 0,05 dan nilai koefisien korelasi 0,794 (kuat).

(10)

ix

DAFTAR ISI

Hal.

HALAMAN SAMPUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iii

MOTTO... iv

PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 9

1. Variabel Penelitian ... 9

2. Indikator Penelitian ... 9

F. Definisi Operasional ... 10

G. Asumsi Penelitian ... 12

H. Hipotesis ... 13

(11)

x

I. Sistematika Pembahasan ... 14

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 15

A. Penelitian Terdahulu ... 15

B. Kajian Teori ... 21

BAB III METODE PENELITIAN ... 29

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian... 29

B. Populasi dan Sampel... 30

C. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ... 31

D. Analisis Data ... 37

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS ... 40

A. Gambaran Objek Penelitian ... 40

B. Penyajian Data ... 42

C. Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 44

D. Pembahasan ... 54

BAB V PENUTUP ... 58

A. Simpulan ... 58

B. Saran-Saran ... 59

Daftar Pustaka ... 60

Lampiran 1 Matrik Penelitian ... 64

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 67

Lampiran 3 Daftar Nama Responden ... 71

Lampiran 4 Angket Sebelum Validasi ... 73

Lampiran 5 Angket Setelah Validasi ... 77

(12)

xi

Lampiran 6 Output Uji Spss ... 80

Lampiran 7 Daftar Hasil Instrument ... 84

Lampiran 8 Surat Izin Penelitian ... 88

Lampiran 9 Surat Selesai Penelitian ... 89

Lampiran 10 Foto Dokumentasi ... 90

Biodata Penulis ... 91

(13)

xii

DAFTAR TABEL

No Uraian Hal.

2.1 Persamaan, Perbedaan dan Hasil Penelitian ... 18

3.2 Keadaan Populasi ... 30

3.3 Jumlah Sampel ... 31

3.4 Kisi-Kisi Angket Model Pembelajaran Numbered Heads Together ... 33

3.5 Kisi-Kisi Angket Motivasi Belajar Siswa ... 33

3.6 Bobot Penilaian Angket Menggunakan Skala Likert ... 34

3.7 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi ... 39

4.8 Distribusi Frekuensi Model Pembelajaran Numbered Heads Together .... 42

4.10 Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar ... 43

4.12 Hasil Uji Validitas Variabel X (Numbered Heads Together) ... 45

4.13 Hasil Uji Validitas Variabel Y (Motivasi Belajar)... 45

4.14 Hasil Uji Reliabilitas Variabel X (Numbered Heads Together) ... 47

4.15 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Y (Motivasi Belajar) ... 47

4.16 Hasil Uji Homogenitas ... 48

4.17 Hasil Uji Normalitas... 48

4.18 Hasil Uji Linieritas ... 49

4.18 Hasil Uji Korelasi (X) Terhadap (Y)... 51

4.19 Hasil Uji Korelasi (X) Terhadap (Y1) ... 52

4.20 Hasil Uji Korelasi (X) Terhadap (Y2) ... 53

(14)

xiii

DAFTAR TABEL

No Uraian Hal.

4.9 Presentase Kuesioner Model Pembelajaran Numbered Heads Together .. 43 4.11 Presentase Kuesioner Motivasi Belajar ... 44

(15)

1 BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pada hakikatnya manusia terlahir memiliki kemampuan atau potensi untuk meningkatkan dan mengembangkan aspek-aspek rohani dan jasmaninya yang telah dianugerahkan oleh Allah Swt. Sementara itu pengembangannya dapat dicapai melalui proses pendidikan. Mengenai pentingnya pendidikan dijelaskan dalam Q.S Al-„Alaq ayat 1-5:

ِب ۡاَر ۡ قِا

﴿ ََۚقَلَخ ۡىِذَّلا َكِ بَر ِم ۡس َلَخ ﴾ ١

َۚ قَلَع ۡنِم َناَس ۡنِۡلۡا َق

﴿ َكُّبَرَو ۡا َر ۡ قِا ﴾ ٢

مَر ۡكَ ۡلۡا

﴿ ٣ ِمَلَق ۡلِب َمَّلَع ۡىِذَّل ا ﴾

﴿ ۡمَل ۡعَ ي َۡلَ اَم َناَس ۡنِۡلۡا َمَّلَع ﴾ ٤ ؕ

﴿ ٥

Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.

Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”1

Surah al-„Alaq ayat 1-5 merupakan surah yang pertama turun kepada nabi Muhammad saw. pada dasarnya merupakan bentuk perintah untuk memperhatikan pengetahuan, hal ini karena pengetahuaan adalah sangat penting perananannya bagi manusia. Dalam surah al-„Alaq Allah Swt.

Mengajar manusia dengan perantaraan baca tulis, membaca dan menulis sangat penting perannya dalam proses pembelajaran sehingga dengan membaca terjadi suatu perubahan, baik perubahan pengetahuan dari tidak

1 Kemenag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Bandung: CV Penerbit J-ART, 2004), 597.

(16)

tahu menjadi tahu atau bahkan pada perubahan tingkah laku dan sikap yang merupakan ciri dari keberhasilan belajar.

Menurut Undang-Undang No. 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa :

Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.2

Pendidikan sebagai kebutuhan pokok manusia tentu akan mengalami perkembangan baik dari segi sistem, penjabaran teknis, strategi, model, termasuk teknologinya. Menurut Ki Hajar Dewantara pendidikan adalah segala daya upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran, serta jasmani anak, agar dapat memajukan kesempurnaan hidup yaitu hidup dan menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan masyarakatnya.3

Seorang filsuf, John Deway salah satu pendidik paling berpengaruh pada awal abad kedua puluh mengemukakan bahwa pendidikan merupakan sebuah proses dinamis dan berkelanjutan yang bertugas memenuhi kebutuhan siswa dan guru sesuai dengan minat mereka masing-masing. Deway juga percaya pendidikan harus mendesain pembelajarannya yang responsive dan berpusat pada siswa agar minat dan aktivitas sosial mereka terus meningkat.

Dengan demikian sekolah bertanggung jawab penuh untuk membangun sikap

2 Sekretariat Negara Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan, pasal 1 ayat (1).

3 Abd. Muis Thabrani, Pengantar dan Dimensi-Dimensi Pendidikan (Jember : STAIN Jember Press, 2013), 21.

(17)

3

sosial siswa dengan cara menerapkan komunikasi interpersonal dan keterlibatan kelompok diantara mereka.4

Untuk mewujudkan tujuan dari pendidikan di dunia persekolahan praktek pendidikan dikelola melalui proses pembelajaran yang dilakukan oleh seorang guru (pedidik) dan siswa (peserta didik).5 Dalam proses pembelajaran tentunya guru membutuhkan model pembelajaran untuk diterapkan demi tercapainya tujuan dari proses pembelajaran, model pembelajaran merupakan suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun pembelajaran dalam tutorial untuk mencapai tujuan belajar.6

Motivasi adalah satu pergerakan atau dorongan dari dalam hati seseorang untuk melakukan atau mencapai suatu tujuan.7 Motivasi juga dapat diartikan sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu. Sedangkan dalam kegiatan belajar motivasi memiliki peranan yang khas dalam hal penumbuhan gairah belajar, merasa senang dan semangat untuk belajar.

Siswa yang memiliki motivasi kuat akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar sehigga tujuan dari proses pembelajaran dapat tercapai.8

4 Miftahul Huda, Cooperative Learning(Metode, Struktur dan Model Penerapan) (Yogyakarta : Pustaka Belajar, 2017), 3.

5 Abdul Majid, Strategi Pembelajaran (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2017), 4.

6 Agus Suprijono, Cooperative Learning (Teori dan Aplikasi PAIKEM) (Yogyakarta : Pustaka Belajar, 2017), 46.

7 Abdul Majid, 308.

8 Sardiman A.M, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada), 75.

(18)

Berdasarkan hasil observasi yang telah peneliti lakukan di SMK 01 Diponegoro Wuluhan Jember, diketahui bahwa proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di kelas X ditemukan permasalahan pada motivasi belajar siswa. Permasalahan tersebut terlihat ketika guru sedang menerangkan materi beberapa siswa tidak memperhatikan penjelasan guru, kebanyakan siswa cepat bosan ketika diterangkan dan kurang memiliki motivasi belajar. Hal ini bisa saja disebabkan karena banyak faktor mengapa motivasi siswa yang rendah salah satunya dikarenakan model pembelajaran yang digunakan kurang efektif dan efisien. Oleh karena itu perlu inovasi model pembelajaran yang mampu membuat siswa tertarik dan berperan aktif dalam mengikuti pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti sehingga motivasi belajar siswa dapat meningkat. Oleh karena itu guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas X di SMK 01 Diponegoro menggunakan model pembelajran kooperatif tipe Numbered Heads Together yaitu dimulai dari menyampaikan materi yang cukup, membentuk kelompok siswa sebanyak lima atau enam orang secara heterogen, membagikan lembar kerja yang berisi pertanyaan-pertanyan, siswa berdiskusi guna menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru, sampai guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti menyampaikan kesimpulan dari materi yang telah dijelaskan. Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together diharapkan motivasi belajar siswa kelas X di SMK 01 Diponegoro dapat meningkat9

9 Observasi di SMK 01 Diponegoro Wuluhan Jember, 17 Februari 2022

(19)

5

Salah satu model pembelajaran yang efektif dapat digunakan untuk mengaktifkan siswa adalah model pembelajaran kooperatif. Pembelajaran dengan model kooperatif dinilai sebagai sarana ampuh untuk memotivasi pembelajaran dan memberikan pengaruh positif terhadap iklim ruang kelas yang pada saatnya akan turut mendorong pencapaian yang lebih besar serta mendorong motivasi sosial yang lebih besar kepada orang lain yang membutuhkan.10 Model pembelajaran kooperatif mengacu pada metode pembelajaran dimana siswa bekerja sama dalam kelompok kecil dan saling membantu dalam belajar, sedangkan guru memfasilitasi siswa untuk belajar sehingga mereka lebih leluasa dalam belajar.11

Salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif yang dapat digunakan adalah Numbered Heads Together yang dapat digunakan untuk semua mata pelajaran dan tingkatan kelas, tipe ini juga dapat meningkatkan semangat kerja sama siswa selama proses pembelajaran.12 Dengan menggunakan tipe ini diharap siswa dapat lebih banyak beraktivitas sehingga meningkatkan motivasi belajar siswa serta mengoptimalkan sikap kerja sama.

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti mengangkat permasalahan tersebut dalam sebuah skripsi yang berjudul, “Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together Terhadap Motivasi Belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Siswa Kelas X di SMK 01 Diponegoro Wuluhan Tahun Pelajaran 2021/2022”.

10 Miftahul Huda, Cooperative Learning(Metode, Struktur dan Model Penerapan) (Yogyakarta : Pustaka Belajar, 2017), 65.

11 Miftahul Huda, 32.

12 Miftahul Huda, 138.

(20)

B. Rumusan Masalah

1. Apakah terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap motivasi belajar intrinsik Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti siswa kelas X di SMK 01 Diponegoro Wuluhan Tahun Pelajaran 2021/2022?

2. Apakah terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap motivasi belajar ekstrinsik Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti siswa kelas X di SMK 01 Diponegoro Wuluhan Tahun Pelajaran 2021/2022?

3. Apakah terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap motivasi belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti siswa kelas X di SMK 01 Diponegoro Wuluhan Tahun Pelajaran 2021/2022?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk membuktikan pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap motivasi belajar intrinsik Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti siswa kelas X di SMK 01 Diponegoro Wuluhan Tahun Pelajaran 2021/2022.

2. Untuk membuktikan pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap motivasi belajar ekstrinsik Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti siswa kelas X di SMK 01 Diponegoro Wuluhan Tahun Pelajaran 2021/2022.

(21)

7

3. Untuk membuktikan pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap motivasi belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti siswa kelas X di SMK 01 Diponegoro Wuluhan Tahun Pelajaran 2021/2022.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilaksanakan di SMK 01 Diponegoro Wuluhan Jember pada siswa kelas X diharapkan dapat memberikan manfaat penelitian sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together dapat dijadikan referensi dan sebagai salah satu bentuk inovasi dalam pengembangan pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti

1) Sebagai bahan informasi tentang salah satu teknik pembelajaran yang dapat dipakai untuk motivasi belajar siswa khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti.

2) Untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang penerapan model pembelajaran tipe Numbered Heads Together dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti.

3) Sebagai salah satu persyaratan untuk mendapat gelar sarjana pendidikan.

(22)

b. Bagi Siswa

1) Dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti.

2) Sebagai peningkatan kesadaran akan pentingnya peran aktif dalam proses pembelajaran demi terciptanya motivasi belajar yang efektif.

c. Bagi Guru

1) Menjadi masukan bagi guru agar menggunakan model pembelajaran yang tepat agar suasana belajar menjadi efektif dan inovatif sehingga motivasi belajar siswa dapat meningkat.

2) Sebagai bahan pertimbangan untuk menyelesaikan permasalahan- permasalahan yang dihadapi guru dan siswa dalam proses pembelajaran khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti.

d. Bagi Sekolah

1) Menjadi masukan untuk mengembanglan proses pembelajaran di SMK 01 Diponegoro Wuluhan.

2) Menjadi pedoman untuk memaksimalkan penggunaan model pembelajaran yang tepat dalam rangka meningkatkan motivasi belajar siswa SMK 01 Diponegoro Wuluhan.

(23)

9

E. Ruang Lingkup Penelitian 1. Variabel Penelitian

a. Variabel Independent

Variabel independen atau variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel yang lain yaitu variabel dependen (terikat).13 Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together yang diberi seimbol (X).

b. Variabel Dependen

Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.14 Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah motivasi belajar siswa SMK 01 Diponegoro Wuluhan kelas X yang diberi simbol (Y).

Variabel (X) Variabel (Y)

2. Indikator Variabel

Adapun rincian indikator variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together 1) Persiapan.

2) Pelaksanaan.

13 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2015), 39.

14 Sugiyono, 39.

Model Pembelajaran Numbered Heads

Together

Motivasi Belajar

(24)

3) Evaluasi b. Motivasi Belajar

1) Motivasi Intrinsik:

a) Perhatian.

b) Keingintahuan.

c) Minat.

2) Motivasi Ekstrinsik:

a) Orang tua.

b) Guru.

c) Lingkungan.

F. Definisi Operasional

1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together

Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together atau penomoran berfikir bersama merupakan alternatif terhadap struktur kelas tradisional. Dalam Numbered Heads Together sebagai tahap persiapan guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok kecil tiap-tiap anggota dalam kelompok di beri nomor (menggunakan mahkota bernomor) dan bagian tugas yang berbeda-beda. Kemudian dalam tahap pelaksanaan guru mengajukan beberapa pertanyaan yang harus dijawab oleh tiap-tiap kelompok, selanjutnya guru memanggil suatu nomor tertentu, para siswa dengan nomor yang sama dari masing-masing kelompok mendapat giliran memaparkan jawaban atas pertanyaan guru kepada siswa di kelas. Pada tahap evaluasi guru bersama siswa

(25)

11

menyimpulkan jawaban akhir dari semua pertayaan yang berhubungan dengan materi yang telah disajikan. Tipe Numbered Heads Together memiliki fungsi akademik untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menguasai materi pembelajaran, serta fungsi sosial untuk meningkatkan semangat kerja sama antar siswa.

2. Motivasi Belajar

Motivasi belajar merupakan dorongan internal dan eksternal pada siswa untuk melakukan kegiatan belajar. Siswa yang memiliki motivasi kuat akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar.

Dengan adanya motivasi yang tepat menjadi salah satu kunci untuk menciptakan hasil belajar yang optimal. Guru memiliki peran untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, salah satunya dengan memilih model pembelajaran yang dapat membantu tercapainya tujuan dari kegiatan belajar mengajar.

Dalam penelitian ini peneliti akan lebih memfokuskan untuk melakukan penelitian dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together pada materi Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas X bab beriman kepada malaikat Allah Swt.

Adapun KI (Kompetensi Inti) pada bab beriman kepada malaikat Allah Swt. sebagai berikut:

3. Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan

(26)

wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

Adapun KD (Kompetensi Dasar) pada bab beriman kepada malaikat Allah Swt. sebagai berikut:

3.4 Menganalisis makna beriman kepada malaikat-malaikat Allah Swt.

4.4 Mempresentasikan hubungan makna beriman kepada malaikat- malaikat Alla Swt. dengan perilku teliti, disiplin, dan waspada.

G. Asumsi Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti mempunyai asumsi bahwa:

1. Siswa dan guru bisa menerapkan dan berpartisipasi aktif pada proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together.

2. Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together dapat meningkatkan motivasi belajar intrinsik dan ekstrinsik siswa.

(27)

13

H. Hipotesis

a. Hipotesis mayor

Ha : Ada pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap motivasi belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti siswa kelas X di SMK 01 Diponegoro Tahun Pelajaran 2021/2022.

Ho : Tidak ada pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap motivasi belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti siswa kelas X di SMK 01 Diponegoro Tahun Pelajaran 2021/2022.

b. Hipotesis minor

Ha1 : Ada pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap motivasi belajar intrinsik Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti siswa kelas X di SMK 01 Diponegoro Tahun Pelajaran 2021/2022.

Ha2 : Ada pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap motivasi belajar ekstrinsik Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti siswa kelas X di SMK 01 Diponegoro Tahun Pelajaran 2021/2022.

Ho1 : Tidak ada pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap motivasi belajar intrinsik Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti siswa kelas X di SMK 01 Diponegoro Tahun Pelajaran 2021/2022.

(28)

Ho2 : Tidak ada pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap motivasi belajar ekstrinsik Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti siswa kelas X di SMK 01 Diponegoro Tahun Pelajaran 2021/2022.

I. Sistematika Pembahasan

Agar lebih terstruktur dan mudah dipahami, maka perlu sistematika pembahasan yang runtut. Adapun sistematika pembahasan dalam penelitian ini sebagai berikut:

Bab satu merupakan pendahuluan, yang berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, definisi operasional, asumsi penelitian, hipotesis dan sistematika pembahasan.

Bab dua merupakan kajian kepustakaan, yang berisikan tentang penelitian terdahulu dan kajian teori.

Bab tiga merupakan metode penelitian, berisikan pembahasan tentang pendekatan dan jenis penelitian, populasi dan sampel, teknik dan instrument pengumpulan data serta analisis data.

Bab empat merupakan penyajian data dan analisis, yang berisikan tentang gambaran objek penelitian, penyajian data, analisis dan pengujian hipotesis serta pembahasan yang diperoleh dari hasil penelitian.

Bab lima adalah penutup, yang berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dan saran-saran. Kemudian pada bagian akhir dilengkapi dengan daftar kepustakaan dan lampiran-lampiran.

(29)

15 BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian yang telah dilakukan yang terkait dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Skripsi karya Amani Fadhilah, 2019, Universitas Pendidikan Indonesia dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMK Sangkuriang 1 Cimahi.”

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya pengaruh positif model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap motivasi belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan perhitungan uji t pada hipotesis diketahui thitung > ttabel.15

2. Skripsi karya Rina Nursyifa Gunawan, 2018, Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung dengan judul “Pengaruh Penerapan Metode Numbered Heads Together (NHT) terhadap Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran PAI dan Budi Pekerti (Penelitian pada Siswa Kelas X SMAN 1 Patokbeusi Subang).”

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode Numbered Heads Together (NHT) berpengaruh positif terhadap motivasi belajar siswa. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji hipotesis (uji t) diperoleh thitung 2,27 dengan taraf signifikasi 5% lebih besar ttabel 0,062935 maka

15 Amani Fadhilah, “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMK Sangkuriang 1 Cimahi,” (Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia, 2019).

(30)

hipotesis yang diajukan diterima. Ada peningkatan derajat pengaruh variabel X terhadap variabel Y sebesar 30%, sedangkan 70% lagi dipengaruhi oleh faktor lain.16

3. Skripsi karya Ima Syamfarida, 2018, Institut Agama Islam Negeri Tulungagung dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Terhadap Motivasi Belajar Fiqih Peserta Didik MI Al Irsyad Al Islamiyyah Kaliombo Kota Kediri.”

Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) berpengaruh terhadap motivasi belajar peserta didik yang tergolong sedang. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji independen sampel tes, diperoleh Sig.(2-tailed) sebesar 0,002. Nilai Sig. (2-tailed) 0,002 < 0,05 maka H0 ditolak dan Hɑ diterima dan besar pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap motivasi belajar fiqih peserta didik didapatkan hasil nilai Spooled = 0,725 dalam interpretasi Cohen’s sebesar 76% tergolong sedang.17

4. Skripsi karya Nurhamah, 2017, Institut Agama Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten dengan judul “Pengaruh Teknik Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak (Studi di MTs Nurul Falah Pasanggrahan Petir Kabupaten Serang).”

16 Rina Nursyifa Gunawan, “Pengaruh Penerapan Metode Numbered Heads Together (NHT) terhadap Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran PAI dan Budi Pekerti (Penelitian pada Siswa Kelas X SMAN 1 Patokbeusi Subang),” (Skripsi, Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung, 2018).

17 Ima Syamfarida, “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Terhadap Motivasi Belajar Fiqih Peserta Didik MI Al Irsyad Al Islamiyyah Kaliombo Kota Kediri,” (Skripsi, Institut Agama Islam Negeri Tulungagung, 2018).

(31)

17

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh teknik pembelajaran Numbered Heads Together terhadap motivasi belajar siswa dalam kategori tinggi. Dibuktikan dengan kadar koefisien determinasi sebesar 90,25 % dan sisanya 9,75% di pengaruhi oleh faktor lain.18

5. Skripsi karya Mentari Wahyu Ning Arum, 2017, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru dengan judul “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Terhadap Motivasi Belajar Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Tambang.”

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) terhadap motivasi belajar siswa. Dibuktikan dengan motivasi belajar kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas control, persentasi motivasi belajar kelas eksperimen 81,17% sedangkan kelas kontrol 72,08%.19

18 Nurhamah, “Pengaruh Teknik Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak (Studi di MTs Nurul Falah Pasanggrahan Petir Kabupaten Serang),” (Skripsi, Institut Agama Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten, 2017).

19 Mentari Wahyu Ning Arum, “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Terhadap Motivasi Belajar Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Tambang,” (Skripsi, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, 2017).

(32)

Tabel 2.1

Persamaan, Perbedaan dan Hasil Penelitian

No Peneliti Judul Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian 1 Amani

Fadhilah

Pengaruh Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together Terhadap Motivasi Belajar Siswa

di SMK

Sangkuriang 1 Cimahi.

1. Menggunakan penelitian kuantitatif.

2. Menguji pengaruh penggunaan model

pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap motivasi belajar siswa.

1. Metode eksperimen dengan desain penelitian One Group Pretest- Posttest Design 2. Uji hipotesis

yang digunakan adalah uji t.

3. Penelitian dilakukan pada mata pelajaran akuntansi.

4. Diuji pada siswa kelas XI AKL 4 SMK

Sangkuriang 1 Cimahi.

Adanya pengaruh positif model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap motivasi belajar siswa.

Ditunjukkan dengan perhitungan uji t pada hipotesis diketahui thitung>

ttabel.

2 Rina Nursyifa Gunawan

Pengaruh Penerapan Metode Numbered Heads Together (NHT) terhadap Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran PAI dan Budi Pekerti (Penelitian pada Siswa

Kelas X

1. Menggunaka n penelitian kuantitatif.

2. Menguji pengaruh penggunaan model

pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap motivasi belajar siswa.

3. Penelitian

1. Menggunaka n metode quasi

eksperimen desain nonequivalen t control group

design.

2. Uji hipotesis yang

digunakan adalah uji t.

3. Diuji pada siswa kelas X IPA di

SMAN 1

Haasil uji hipotesis (uji t) diperoleh thitung 2,27 dengan taraf signifikasi 5%

lebih besar ttabel

0,062935 maka

hipotesis yang diajukan diterima. Ada peningkatan derajat pengaruh variabel X

(33)

19

SMAN 1

Patokbeusi Subang).

dilakukan pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti.

Patokbeusi Subang, dengan

terhadap variabel Y sebesar 30%, sedangkan 70% lagi dipengaruhi oleh faktor lain.

3 Ima

Syamfarida

Pengaruh Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Terhadap Motivasi Belajar Fiqih Peserta Didik MI Al Irsyad Al

Islamiyyah Kaliombo Kota Kediri.

1. Menggunaka n penelitian kuantitatif.

2. Menguji pengaruh penggunaan model

pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap motivasi belajar siswa.

1. Pendekatan yang digunakan adalah quasi experiment.

2. Uji hipotesis yang

digunakan adalah uji independen sampel tes.

3. Penelitian dilakukan pada mata pelajaran Fiqih materi shalat

tarawih.

4. Diuji pada peserta didik kelas III MI Al Irsyad Al Islamiyyah Kaliombo Kota Kediri.

Hasil uji independen sampel tes, diperoleh Sig.(2-tailed) sebesar 0,002.

Nilai Sig. (2- tailed) 0,002 <

0,05 maka H0 ditolak dan Hɑ diterima dan besar pengaruh model

pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap motivasi belajar fiqih peserta didik didapatkan hasil nilai Spooled = 0,725 dalam interpretasi Cohen’s sebesar 76%

tergolong sedang.

4 Nurhamah Pengaruh Teknik Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) Terhadap Motivasi

1. Menggunaka n penelitian kuantitatif.

2. Menguji pengaruh penggunaan model

pembelajaran kooperatif

1. Pendekatan yang digunakan adalah teknik sampling jenuh yaitu dimana semua anggota

Terdapat pengaruh yang kuat teknik pembelajaran Numbered Heads Together terhadap motivasi

(34)

Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak (Studi di MTs Nurul Falah

Pasanggrahan Petir

Kabupaten Serang).

tipe Numbered Heads Together terhadap motivasi belajar siswa.

populasi dijadikan sampel.

2. Penelitisn dilakukan pada mata Pelajaran Akidah Akhlak.

3. Diuji pada siswa kelas VIII A dan B

sdi MTs

Nurul Falah Pasanggraha

n Petir

Kabupaten Serang.

belajar siswa.

Hal ini

dibuktikan dengan kadar konstribusi sebesar 90,25

% dan sisanya 9,75% di pengaruhi oleh faktor lain.

5 Mentari Wahyu Ning Arum

Pengaruh Penerapan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Terhadap Motivasi Belajar Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Tambang.

1. Menggunaka n penelitian kuantitatif.

2. Menguji pengaruh penggunaan model

pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap motivasi belajar siswa.

1. Pendekatan yang digunakan adalah penelitian eksperimen.

2. Uji hipotesis yang

digunakan adalah uji t.

3. Penelitian dilakukan pada mata pelajaran kimia pokok bahasan struktur atom dan sistem periodik unsur.

4. Diuji pada siswa kelas X8 di SMA Negeri 2 Tambang.

Terdapat pengaruh penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap motivasi belajar siswa.

Dibuktikan dengan motivasi belajar kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas control, persentasi motivasi belajar kelas eksperimen 81,17%

sedangkan kelas kontrol 72,08%.

(35)

21

B. Kajian Teori

1. Model Pembelajaran Kooperatif

Mengenai pengertian dari model pembelajaran kooperatif merupakan konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau dianggap lebih diarahkan oleh guru, dimana guru menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu siswa menyelesaikan masalah yang dimaksud.20

Pembelajaran koopertaif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerja sama untuk mencapai tujuan pembelajaran, dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif, yang anggotanya terdiri dari 4 sampai dengan 6 orang, dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen.21 Dampak posotif dari pembelajaran kooperatif adalah siswa diberi kebebasan untuk terlibat secara aktif dalam kelompok mereka. Dalam lingkungan pembelajaran koopertaif siswa harus menjadi partisipan aktif dan melalui kelompoknya dapat membangun komunitas pembelajaran yang saling membantu antar satu sama lain.22

20 Agus Suprijono, Cooperative Learning (Teori dan Aplikasi PAIKEM) (Yogyakarta : Pustaka Belajar, 2017), 54.

21 Abdul Majid, Strategi Pembelajaran (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2017), 174

22 Miftahul Huda, Cooperative Learning(Metode, Struktur dan Model Penerapan) (Yogyakarta : Pustaka Belajar, 2017), 33.

(36)

2. Numbered Heads Together (NHT)

Numbered Heads Together merupakan suatu pendekatan yang pertama kali dikembangkan oleh Spence Kagen (1992) untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut, serta memberikan kesempatan pada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat.23 Pada dasarnya Numbered Heads Together merupakan variasi dari diskusi kelompok, teknik pelaksanaannya hampir sama dengan diskusi kelompok.24

Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together atau penomoran berpikir bersama merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk memenuhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional.25 Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang memberdayakan kemampuan berpikir kritis yaitu dengan mengkondisikan siswa untuk berpikir bersama secara kelompok dan masing-masing siswa diberi nomor kemudian diberi

23 Shilphy A. Oktavia, Model-Model Pembelajaran (Yogyakarta : Deepublish, 2020),39.

24 Miftahul Huda, Cooperative Learning(Metode, Struktur dan Model Penerapan) (Yogyakarta : Pustaka Belajar, 2017), 130.

25 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif (Jakarta : PT Fajar Interpratama Mandiri, 2013), 82.

(37)

23

kesempatan yang sama dalam menjawab permasalahan yang diajukan oleh guru melalui pemanggilan nomor secara acak.26

Model pembelajaran Numbered Heads Together bisa digunakan untuk semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik.27 Model pembelajaran Numbered Heads Together mendorong siswa untuk berpikir dalam suatu tim dan berani tampil mandiri, sedangkan guru hanya bertugas sebagai fasilitator, struktur atau langkah-langkahnya sebagai berikut:

a. Persiapan

Pada langkah ini guru membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil, jumlah kelompok sebaiknya mempertimbangkan jumlah konsep yang dipelajari. Jika jumlah siswa dalam satu kelas terdiri dari 40 orang dan terbagi menjadi 5 kelompok, maka tiap kelompok terdiri dari 8 siswa, sehingga tiap-tiap siswa dalam tiap-tiap kelompok diberi nomor 1-8. 28

b. Pelaksanaan

Setelah kelompok terbentuk guru mengajukan beberapa pertanyaan yang harus dijawab oleh tiap-tiap kelompok, pertanyaanya dapat bervariasi. 29 Berikan kesempatan pada tiap-tiap kelompok untuk menemukan jawabannya. Pada kesempatan ini pula tiap-tiap

26 Bintana Alin Hilwa dan Umi Farihah, “Pengaruh Model Pembelajaran Grup Investigation (GI) dan Numbered Head Together (NHT) Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Kelas VIII Pada Konsep Bangun Ruang Sisi Datar,” Semnasmat, (2019): 98.

27 Shilphy A. Oktavia, Model-Model Pembelajaran (Yogyakarta : Deepublish, 2020), 40.

28 Agus Suprijono, Cooperative Learning (Teori dan Aplikasi PAIKEM) (Yogyakarta : Pustaka Belajar, 2017), 92.

29 Abdul Majid, Strategi Pembelajaran (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2017), 192.

(38)

kelompok akan menyatukan isi kepalanya “Heads Together” siswa akan berdiskusi menyatukan pendapatnya terhadap jawaban atas pertanyaan dari guru.30 Pada tahap ini pula tiap-tiap kelompok memastikan semua anggota kelompoknya mengetahui jawaban tersebut.31 Selanjutnya guru memanggil suatu nomor tertentu, kemudian para siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban kepada siswa di kelas.32 Hal itu dilakukan terus menerus hingga semua peserta didik dengan nomor yang sama dari masing-masing kelompok mendapat giliran memaparkan jawaban atas pertanyaan guru. 33

c. Evaluasi

Pada tahap ini guru bersama siswa menyimpulkan jawaban akhir dari semua pertayaan yang berhubungan dengan materi yang telah disajikan, pada tahap ini guru juga mengulang materi dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa secara acak.34

Tujuan yang hendak dicapai model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together adalah:

a. Hasil belajar akademik srtuktural, bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik.

30 Agus Suprijono, Cooperative Learning (Teori dan Aplikasi PAIKEM) (Yogyakarta : Pustaka Belajar, 2017), 92.

31 Miftahul Huda, Cooperative Learning(Metode, Struktur dan Model Penerapan) (Yogyakarta : Pustaka Belajar, 2017), 138.

32 Shilphy A. Oktavia, Model-Model Pembelajaran (Yogyakarta : Deepublish, 2020), 41.

33 Agus Suprijono, 92.

34 Shilphy A. Oktavia, 41.

(39)

25

b. Pegakuan adanya keragaman, bertujuan agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai latar belakang.

c. Pengembangan keterampilan sosial siswa.35 3. Motivasi Belajar

a. Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Motivasi oleh Mc. Donald diartikan sebagai perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.36

Motivasi adalah energi aktif yang menyebabkan tejadinya suatu perubahan pada diri seseorang yang tampak pada gejala kejiwaan, perasaan, dan juga emosi sehingga mendorong individu untuk bertindak atau melakukan sesuatu dikarenakan adanya tujuan, kebutuhan, atau kenginan yang harus terpuaskan.37

Sedangkan belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktik penguatan (motivasi) yang dilandasi tujuan tertentu.38 Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya

35 Shilphy A. Oktavia, Model-Model Pembelajaran (Yogyakarta : Deepublish, 2020), 39-40.

36 Sardiman A.M, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada), 73.

37 Abdul Majid, Strategi Pembelajaran (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2017), 309.

38 Agus Suprijono, Cooperative Learning (Teori dan Aplikasi PAIKEM) (Yogyakarta : Pustaka Belajar, 2017), 163.

(40)

pergerakan di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar dapat tercapai.39

Dapat disimpulkan bahwa hakikat dari motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan perilaku. Motivasi belajar adalah proses yang memberi semangat belajar, arah, dan kegigihan perilaku. Sehingga dapat diartika perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah dan bertahan lama.40

Dalam proses belajar mengajar peranan motivasi sangat diperlukan, dengan adanya motivasi yang mendukung pelajar dapat mengembangkan aktivitas dan inisiatif, mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam melakukan kegitan belajar.41

b. Motivasi Intrinsik

Motivasi intrinsik merupakan model motivasi dimana siswa termotivasi untuk mengerjakan tugas karena dorongan dari dalam dirinya sendiri, memberikan kepuasan tersendiri dalam proses pembelajaran atau memberikan kesan tertentu saat menyelesaikan tugas.42 Yang termasuk dalam motivasi intrinsik adalah:

39 Sardiman A.M, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada), 75.

40 Agus Suprijono, Cooperative Learning (Teori dan Aplikasi PAIKEM) (Yogyakarta : Pustaka Belajar, 2017), 163.

41 Sardiman A.M, 91-95.

42 Abdul Majid, Strategi Pembelajaran (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2017), 310.

(41)

27

1) Perhatian

Dalam proses belajar perhatian sangat dibutuhkan dimana siswa memilih dan merespon sekian dari banyak rangsangan yang diterima selama proses pembelajaran baik rangsangan yang diberikan oleh guru atau antar siswa.

2) Keingintahuan

Keingintahuan memiliki arti perasaan atau sikap untuk mengetahui lebih banyak dan lebih mendalam apa yang dipelajarinya. Siswa diharapkan memilki dorongan rasa ingin tahu dan ingin meyelidiki dunia yang lebih luas agar berkembang.43 3) Minat

Minat adalah kecenderungan yang menetap dalam subjek untuk merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang tersebut yang dapat menjadi sumber motivasi seseorang untuk melakukan apa yang ingin dilakukan.44

c. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik dapat diartikan sebagai motivasi yang datangnya dari luar individu, atau motivasi ini tidak ada hubungannya

43 Lidia Susanti, Prestasi belajar akademik dan non akademik (Malang : CV Literasi Nusantara Abadi, 2019), 56.

44 Lidia Susanti, 50.

(42)

dengan tujuan belajar.45 Yang termasuk dalam motivasi ekstrinsik adalah:

1) Orang tua

Orang tua adalah lembaga pendidikan pertama dan utama, kesadaran orang tua terhadap pentingnya pendidikan akan membentuk kepribadian anak dalam menyikapi pendidikan.

Dukungan dari orang tua sangat berpengaruh terhadap perkembangan dan pertumbuhan individu dalam belajar.46

2) Guru

Sudah menjadi tugas guru untuk mendorong para siswa agar pada dirinya tumbuh motivasi, keberhasilan belajar mendorong guru harus terampil mengembangkan strategi motivasi khususnya yang terkait dengan pencapaian kepuasan belajar.47

3) Lingkungan

Lingkungan belajar siswa sangat berpengaruh terhadap motivasi belajar, lingkungan belajar meliputi lingkungan sekolah dan lingkungan rumah. Lingkungan yang memilki suasana dan iklim yang bagus akan meningkatkan motivasi belajar siswa.48

45 Sarwan, Belajar dan Pembelajaran (Jember : STAIN Jember Press, 2013), 132.

46 Lidia Susanti, Prestasi belajar akademik dan non akademik (Malang : CV Literasi Nusantara Abadi, 2019), 132.

47 Agus Suprijono, Cooperative Learning (Teori dan Aplikasi PAIKEM) (Yogyakarta : Pustaka Belajar, 2017), 171.

48 Lidia Susanti, 48.

(43)

29 BAB III

METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan penelitian ini yang dipilih adalah pendekatan penelitian kuantitatif dan jenis penelitian ini merupakan penelitian korelasi. Penelitian korelasi adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan dua atau lebih fakta-fakta dan sifat-sifat objek yang di teliti.49

Jenis penelitian korelasi akan menjawab pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap motivasi belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti siswa kelas X di SMK 01 Diponegoro Tahun Pelajaran 2021/2022, serta jenis penelitian ini akan menguji hipotesis yang telah diuraikan di atas dengan bentuk paradigma sebagai berikut:

Variabel (Y1) Variabel (X)

Variabel (Y2)

49 Samsu, Metode Penelitian: Teori dan Aplikasi Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, Mixed Methods, Serta Research & Development (Jambi : Pusaka Jambi, 2017), 118.

Model Pembelajaran Numbered Heads

Together

Motivasi Belajar Intrinsik

Motivasi Belajar Eksntrinsik

(44)

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMK 01 Diponegoro Wuluhan yang berjumlah 195 siswa.

Tabel 3.2 Keadaan Populasi

Kelas A B C D E F Jumlah

X 32 30 35 33 32 33 195

2. Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Proportional Random Sampling yaitu pengambilan sampel secara acak pada setiap rombel kelas X. Penentuan besaran jumlah sampel pada penelitian ini berdasarkan rumus Slovin sebagai berikut:

n

n sampel N populasi

e derajat ketelitian atau nilai kritis yang diinginkan (0,1)50 n

Dengan demikian, dari populasi sebanyak 195 siswa kelas X, peneliti mengambil sampel sebanyak 67 siswa yang diperoleh dengan cara

50 A. Muri Yusuf, Metode Penelitian : Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan (Jakarta : Kencana, 84.

(45)

31

Proportional Random Sampling. Adapun cara penarikan sampelnya sebagai berikut:

Tabel 3.3 Jumlah Sampel Kelas Jumlah Siswa Penarikan

Sampel Jumlah Sampel

XA 32

11

XB 30

10,3

XC 35

12,1

XD 33

11,3

XE 32

11

XF 33

11,3

Total 67

Berdasarkan tabel penarikan sampel di atas sampel yang digunakan peneliti dari kelas XA sebanyak 11 siswa, kelas XB 10,3 menjadi 11 siswa, kelas XC 12,1 menjadi 13 siswa, kelas XD 11,3 menjadi 12 siswa, kelas XE 11 siswa, dan kelas XF 11,3 menjadi 12 siswa, sehingga sampel yang diambil dalam penelitian ini berjumlah 70 siswa.

C. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 1. Teknik Pengumpulan Data

a. Kuesioner atau Angket

Data yang diperoleh dengan kuesioner atau angket dalam penelitian ini mengenai penggunaan model pembelajaran kooperatif

(46)

tipe Numbered Heads Together terhadap motivasi belajar intrinsik dan ekstrinsik siswa kelas X pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMK 01 Diponegoro. Kuesioner diberikan kepada siswa kelas X yang berjumlah 195 siswa, namun hanya 70 sampel yang diambil. Ketentuan dalam angket ini adalah setiap butir pertanyaan memiliki lima jawaban alternatif.

b. Dokumentasi

Data yang diperoleh dengan menggunakan metode dokumentasi adalah berupa data-data mengenai sejarah berdirinya sekolah, identitas sekolah, visi-misi dan tujuan sekolah, serta dokumentasi penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together.

2. Instrumen Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah lembar angket atau kuesioner untuk mengetahui atau mengukur motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti terlebih dahulu ditentukan indikatornya.51

Adapun angket atau kuesioner yang digunakan dalam penelitian adalah 20 butir pernyataan dari variabel X (model pembelajaran Numbered Heads Together) yang berisikan 14 butir pernyataan favorable dan 6 butir pernyataan unfavorable. Serta 20 butir pernyataan dari variabel Y (motivasi belajar), 10 butir pernyataan dari variabel Y1 (motivasi belajar intrinsik) yang berisikan 7 butir pernyataan favorable

51 Sugiyono,Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2015), 91.

(47)

33

dan 3 butir pernyataan unfavorable serta 10 butir pernyataan dari variabel Y2 (motivasi belajar ekstrinsik) yang berisikan 7 butir pernyataan favorable dan 3 butir pernyataan unfavorable. Adapun kisi-kisi dari angketnya sebagai berikut:

Tabel 3.4

Kisi- Kisi Angket Model Pembelajaran Numbered Heads Together No. Variabel Sub Variabel Indikator No. Item

Pertanyaan 1. Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together

Numbered Heads Together

Persiapan 1, 2, 3

Pelaksanaan 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11

Evaluasi 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20 Tabel 3.5

Kisi-Kisi Angket Motivasi Belajar Siswa

No. Variabel Sub Variabel Indikator No. Item Pertanyaan 1. Motivasi Belajar Intrinsik Perhatian 1, 2

Keingintahuan 3, 4, 5 Minat 6, 7, 8, 9, 10 Ekstrinsik Orang tua 11, 12, 13, 14

Guru 15, 16, 17

Lingkungan 18, 19, 20 Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan skala pengukuran skala Likert dengan bentuk checklist lima point. Adapun bobot penilaian untuk setiap alternatif jawaban pada skala Likert dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini:52

52 Sugiyono, 94.

(48)

Tabel 3.6

Bobot Penilaian Angket Menggunakan Skala Likert

No. Skor Keterangan

1. 5 Sangat Setuju (SS)

2. 4 Setuju (S)

3. 3 Ragu-Ragu (RG)

4. 2 Tidak Setuju (TS)

5. 1 Sangat Tidak Setuju (STS)

Adapun uji coba instrumen yang digunakan terdiri dari:

a. Uji Validitas

Validitas instrumen merupakan seberapa jauh instrumen itu benar-benar mengukur apa (objek) yang hendak diukur.53 Pada penelitian ini, uji validitas yang digunakan adalah uji Pearson Product Moment. Jika menggunakan cara manual, rumus Pearson Product Moment yaitu:

=

√(∑ )(∑ )

Keterangan :

= Angka indeks korelasi “r” Product Moment.

∑ = Jumlah hasil perkalian antara skor x dan y.

∑ = Jumlah seluruh skor x.

∑ = Jumlah seluruh skor y.54

53 A. Muri Yusuf, Metode Penelitian : Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan (Jakarta : Kencana, 2017), 234.

54 Sandu Siyoto dan M. Ali Sodikin, Dasar Metode Penelitian (Yogyakarta : Literasi Media Publishing, 2015), 75.

Gambar

Tabel 3.2  Keadaan Populasi
Tabel 3.3   Jumlah Sampel  Kelas  Jumlah Siswa  Penarikan
Tabel 4.17  Hasil Uji Normalitas
Tabel 4.16   Hasil Uji Homogenitas
+2

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) telah dilakukan untuk menentukan peningkatan motivasi peserta didik dan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi dan prestasi belajar fisika melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads

Untuk mengetahui hubungan antara motivasi belajar siswa dan hasil belajar kognitif siswa sesudah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII MTs Negeri Karangrejo

eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe.. Numbered Heads Together (NHT) terhadap

Dari penelitian yang dilakukan dengan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dalam Pembelajaran Akuntansi pada siswa Kelas X Akuntansi SMK

Numbered Heads Together NHT adalah salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif yang mampu meningkatkan rasa tanggung jawab individu siswa dalam belajar, melatih siswa untuk

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER NHT DAN PROBLEM BASED LEARNING PBL TERHADAP KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA PADA MATERI BANGUN RUANG SISI