• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh persepsi konsumen, motivasi konsumen dan

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh persepsi konsumen, motivasi konsumen dan"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PERSEPSI KONSUMEN, MOTIVASI KONSUMEN DAN SIKAP KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

TEH DALAM KEMASAN MEREK TEH BOTOL SOSRO DI KOTA PADANG

Wilda Dina Putri1, Stevani2, Vivina Eprillison2

1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat

2 Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat [email protected],

ABSTRACT

This study aims to analyze the influence of Consumer Perceptions, Consumer Motivation, and Consumer Attitude towards the Purchase Decision of tea in packaging brand sosro bottles in the city of padang. The results showed (1) consumer perception variable positive and significant influence on purchasing decisions. This value is significant because thitung 4,042> ttable 1.66. (2) variable of consumer motivation have positive and significant effect to purchasing decision. This value is significant because tcount 4,895> ttable 1.66. (3) Consumer attitudes have a positive and significant impact on purchasing decisions. This value is significant because thitung 7,654> ttable 1.66. (4) Consumer perceptions, consumer motivation and consumer attitudes significantly influence purchasing decisions as indicated by the value Fcount 35.039> Ftable 2.72 with a significant level of 0.000 <α = 0.05. This means Ha is accepted and H0 is rejected.

Keywords: Consumer Perception, Consumer Motivation, Consumer Attitudes, Purchase Decision

PENDAHULUAN

Perkembangan bisnis telah berkembang sangat pesat dan persaingan sangat ketat di alami oleh para pelaku bisnis. Setiap pelaku usaha di tiap kategori bisnis dituntut untuk memiliki kepekaan terhadap setiap perubahan yang terjadi dan menempatkan orientasi kepada kepuasan pelanggan sebagai tujuan utama.

Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar dapat mencapai sukses dalam persaingan adalah berusaha mencapai tujuan untuk menciptakan dan mempertahan kan pelanggan. Setiap perusahaan harus mampu memahami perilaku konsumen pada pasar sasarannya, karena kelangsungan hidup perusaha an tersebut sebagai organisasi yang berusaha memenuhi kebutuhan dan

(2)

keinginan para konsumen sangat tergantung pada perilaku konsumen.

Saat ini terdapat banyak sekali peluang dan tantangan bisnis-bisnis baru yang bermunculan dan berkembang di Indonesia.Tidak terkecuali bagi perusahan-perusahan minuman seperti Teh dalam kemasan.Untuk itu perusahaan harus jeli memilih strategi pemasaran yang mampu menghasilkan kepuasan secara maksimal kepada konsumen.

Sekarang ini persaingan begitu sengit, banyak produk sejenis yang beredar di pasaran. Gaya hidup modern seperti sekarang ini telah menuntut masyarakat untuk bersikap cepat, praktis dan ekonomis. Begitu juga dengan pola konsumsi masyarakat yang telah banyak dipengaruhi oleh perubahan gaya hidup.

PT.Sinar Sosro sebagai salah satu produsen minuman teh siapminum dalam kemasan selalu berusaha untuk menguasai minuman teh siap minuman dalam kemasan.

PT. Sinar Sosro memasarkan produk teh siap minum dalam kemasan, salah satunya dengan merek Teh

Botol Sosro. Merek Teh Botol Sosro merupakan sebuah merek yang telah dikenal oleh banyak konsumen dan sudah bertahan puluhan tahun.

Seiringnya waktu, merek-merek minuman botol yang lain bermunculan. Pada masa-masa awal peluncurannya, Teh Botol Sosro tidak banyak dilirik oleh konsumen, tapi kemudian perlahan tapi pasti produk Teh Botol Sosro mulai mendapatkan tempat di hati konsumen Indonesia. Terlebih ketika slogan “Apapun makannya, minum- nya Teh Botol Sosro” dimunculkan.

Slogan ini tidak saja mengguncang sesama produk teh namun juga produk minuman secara keseluruhan.

Keunikan dapat dilihat dari metode pemasaran Teh Botol Sosro adalah pada kekakuan dari produk itu sendiri. Semenjak diluncurkan pada tahun 1970, produk Teh Botol Sosro baik rasa, kemasan, logo maupun penampilan tidak mengalami peruba- han sama sekali, bahkan ketika perusahaan multinational Pepsi dan Coca-cola masuk melalui produk Teh Tekita dan Frestea, Sosro tetap tidak bergeming.

(3)

Persaingan produk teh dalam kemasan yang tajam, dan selama ini pangsa pasarnya di kuasai oleh Teh Botol Sosro disikapi oleh Teh Pucuk Harum dengan memproduksi teh tidak dalam kemasan botol kaca melainkan kemasan botol plastik sekali pakai. Sehingga tidak memerlu kan proses penarikan botol kosong yang merepotkan. Teh Pucuk Harum memfokuskan pada Persepsi keung-gulan produk dengan memposisikan diri memiliki rasa teh terbaik karena hanya menggunakan pucuk daun, bukan daun teh biasa.

Strategi Mayora dengan menyerang langsung secara head-to-head Sosro di segmen HOREKA (Hotel- Restoran-Kantin) cukup berani.

Bahkan Mayora melakukan pendekatan ke warung makan dan

restoran dengan sistem konsinyasi produknya, dan warung hanya cukup membayar apabila produk sudah terjual.Sesuai dengan hasil survey Top Brand 2014-2016 beberapa produk minuman teh dalam kemasan yang bersaing di pasaran saat ini diantaranya Teh Botol Sosro, Teh Pucuk Harum, Teh Gelas, Ultra Teh Kotak, dan produk lainnya yang sejenis siap berlomba-lomba merebut pangsa pasar. Setiap produk termasuk kategori minuman teh dalam kemasan saling berkompetisi untuk memperluas market share akan menjadi acuan dalam pencapaaian kesuksesan suatu perusahaan.

Berikut Tabel 1. menunjukkan market share minuman teh dalam kemasan di indonesia.

Tabel 1. Market Share Teh Siap Saji dalam Kemasan di Indonesia Tahun 2014-2016

NO MEREK

Top brand index (%)

2014 2015 2016

1. Teh Botol Sosro 51,0% 47,8% 33,8 %

2. Teh Pucuk Harum 5,1% 4,1% 24,8%

3. Teh Gelas 2,9% 3,6% 13,1%

4. Ultra Teh Kotak 8,1% 9,1% 8,1%

Sumber: www.topbrand-award.com tahun 2014-2016

(4)

Dari tabel dapat di simpulkan bahwa Teh Botol Sosro menempati urutan pertama. dan dapat dilihat bahwa adanya penurunan Teh Botol Sosro dari tahun 2016 dibanding tahun 2015 yakni sebesar 33,8%.

Dan begitu pula sama halnya dengan kompetitornya yaitu teh pucuk harum yang market sharenya mengalami kenaikan dari 2015 hingga 2016 dan teh gelas yang market sharenya selalu mengalami kenaikan dari tahun 2014 hingga 2016. Bisa dilihat pada tabel 1. Bahwa penurunan pangsa pasar yang dialami oleh Teh Botol Sosro di iringi dengan kenaikan persentase pangsa pasar dari beberapa merek lainnya. Hal ini mengidentifikasi bahwa beberapa konsumen Teh Botol Sosro mulai memutuskan untuk membeli dan mengkomsumsi produk teh dengan merek lain.

Untuk menganalisa prilaku konsumen akan lebih berhasil apabila perusahaan dapat memahami aspek- aspek psikologis manusia secara keseluruhan, kekuatan faktor budaya, prinsip-prinsip ekonomi, strategi pemasaran. Karena seringkali prilaku

dari konsumen dipengaruhi oleh faktor sosial budaya, dan psikologis yang keduanya secara langsung maupun tidak langsung akan berpengaruh terhadap prilaku konsumen dalam hal pengambilan keputusan pembelian. Kemampuan

di dalam menganalisa

sikapkeputusan pembelian konsumen bararti keberhasilan di dalam menyelami jiwa konsumen dalam memenuhi kebutuhannya.

Kota Padang merupakan salah satu tempat wisata Alam dan juga memiliki berbagai macam tempat wisata Kulinernya, dengan demikian Teh dalam kemasan sangat dibutuhkan untuk melepaskan rasa haus saat bepergian, salah satu Teh dalam kemasan yang digunakan adalah Teh Botol Sosro, selain digunakan untuk konsumsi dirumah Teh Botol Sosro juga bisa dibawa pergi ke tempat wisata alam atau tempat wisata kuliner. Teh Botol Sosro juga bisa digunakan sesuai dengan kebutuhan misalnya pergi ke pasar, kesekolah, tempat keluarga jauh dan sebagainya.

(5)

Diduga salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian adalah Persepsi konsumen. Menurut Kotler dan Keller (2008:228) mengemukakan persepsi adalah proses yang digunakan oleh individu untuk memilih, mengorganisasi dan menginterprestasi masukan informasi guna menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti. Persepsi tidak hanya bergantung pada rangsangan fisik, tapi juga pada rangsangan yang berhubungan dengan lingkungan sekitar dan keadaan individu yang bersangkutan.

Selanjutnya faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian adalah Motivasi Konsumen. Menurut Schiffman & Kanuk (dalamrisyanti dan Jhon, 2005:25) menyatakan bahwa motivasi adalah dorongan dari dalam diri individu yang menyebab- kan dia bertindak. Dorongan yang menyebabkan seseorang bertindak untuk memenuhi kebutuhan itulah yang disebut motivasi.

Motivasi merupakan suatu dorongan yang muncul dalam diri individu yang memaksa untuk bertindak, sebagai akibat kebutuhan

yang muncul tidak terpenuhi.

Motivasi muncul karena adanya kebutuhan yang dirasakan.

Kebutuhan sendiri muncul karena konsumen merasakan ketidaknyama- nan antara yang seharusnya dirasakan dan yang sesungguhnya dirasakan. Dorongan yang timbul pada diri konsumen secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu.

Selanjutnya faktor yang mempengaruhi Keputusan pembelian adalah sikap konsumen. Menurut Schiffman dan Kanuk (2008:222) Orang memiliki sikap terhadap banyak hal; misalnya pakaian, makanan, musik, binatang, dan mobil. Sikap adalah kecenderungan yang dipelajari dalam berperilaku dengan cara yang menyenangkan atau tidak menyenangkan terhadap suatu obyek tertentu. Hal ini berarti bahwa sikap dikaitkan dengan perilaku membeli akan membentuk hasil dari pengalaman langsung mengenai produk, informasi secara lisan yang diperoleh dari orang lain, atau yang dipaparkan oleh iklan di media massa, internet, dan berbagai bentuk pemasaran langsung. Sikap

(6)

seseorang memiliki pola dan sulit untuk diubah. Oleh sebab itu produsen lebih baik menyesuaikan produknya dengan sikap konsumen daripada mengubah sikapnya.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah deskriptif dan asosiatif. Menurut (Arikunto, 2010:3) penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi, atau hal-hal lain terhadap suatu objek atau wilayah yang diteliti. Sedang penelitian asosiatif adalah suatu penelitian yang mencari hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya, yaitu simestris kausal dan interaktif. Penelitian ini dilakukan pada konsumen yang membeli Teh Botol Sosro di kawasan Jembatan Siti Nurbaya jln. Batang Arau,

Padang Selatan, Kota

Padang.Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan juli 2017. Menurut (Arikunto, 2010:173) populasi adalah keseluruhan objek penelitian,jadi populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yang mengkomsumsi Teh Botol Sosro di

kawasan Jembatan Siti Nurbaya jln.

Batang Arau, Padang Selatan, Kota Padang. Jumlah populasi dalam penelitian ini tidak diketahui secara pasti maka untuk mengetahui pelaksanaan penelitian perlu ditetapkan sampel.

Menurut Arikunto (2010:174) sampel adalah bagian atau wakil populasi yang diteliti. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan metode purposive samplingmaka yang akan dijadikan sebagai sampel adalah konsumen yang berada di kawasan Jembatan Siti Nurbaya jln. Batang Arau, Padang Selatan, Kota Padangdan konsumen yang mengkomsumsi Teh Botol Sosro.

Dalam penelitian ini peneliti tidak dapat menentukan sampel berdasarkan atas besarnya populasi hal ini disebabkan oleh tidak diketahuinya jumlah konsumen yang membeli Teh Botol Sosro di kawasan Jembatan Siti Nurbaya. Oleh karena itu peneliti mengambil pendapat yang dikemukakan oleh Roscoue(dalam Sekaran, 2006:160)

(7)

Jumlah variabel dalam penelitian ini sebanyak empat yang terdiri atas persepsi konsumen, motivasi konsumen, sikap konsumen dan keputusan pembelian. Oleh karena itu berdasarkan pendapat Roscoue, sampel minimal untuk penelitian ini (4 x 20 = 80), dengan menggunakan empat variabel, dalam satu variabel ditetapkan untuk 20 sampel. Untuk itu dalam penelitian ini peneliti menetapkan responden sebanyak 80 dengan pertimbangan tingkat kevalidan jawaban responden semakin tinggi.

HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan TCR dari masing-masing variabel bahwa rata- rata skor variabel keputusan pembelian (Y) adalah sebesar 71,31% dengan kategori baik. Rata- rata skor variabel persepsi konsumen (X1) adalah 73,64% dengan kategori baik. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ramadhani (dalam Bilondatu, 2013:712) Hasil Penelitiannya menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi terhadap keputusan pembelian.

Rata-rata skor variabel motivasi konsumen (X2) 69,08%

dengan kategori cukup. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh hasil Penelitian Wahyuni (dalam Bilondatu, 2013:712) Hasil Penelitiannya menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi terhadap keputusan pembelian.

Rata-rata skor variabel sikap konsumen (X3) adalah 65,97%

dengan kategori cukup. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh hasil Penelitian Saputra (2013:10). Hasil Penelitiannya menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi terhadap keputusan pembelian.

Koefisien Determinasi ( )

Berdasarkan hasil koefisien determinasi diperoleh hasil nilai R square sebesar 0.580 yang artinya 58,0% perubahan pada variabel dependen (keputusan pembelian) dapat dijelaskan oleh variabel independen (persepsi konsumen, motivasi konsumen dan sikap

(8)

konsumen) sedangkan sisanya sebesar 42% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk kedalampenelitian ini.

Hasil Uji Hipotesis Hasil Uji t

Pengaruh masing-masing variabel bebas yang mempengaruhi perilaku menyontek siswa adalah:

a. Hipotesis 1,terdapat pengaruh yang signifikan antara persepsi konsumen (X1) terhadap keputusan pembelian teh dalam kemasan merek teh botol sosro di Kota Padang (Y). Dimana nilai ini signifikan karena diperoleh nilai koefisien sebesar 0,163 dan nilai thitung sebesar 4,042 > ttabel sebesar 1,66 sedangkan nilai signifikan 0,000 <0,05, berarti Ha diterima dan H0 ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara persepsi konsumen terhadap keputusan pembelian teh dalam kemasan merek teh botol sosro di Kota Padang.

b. Hipotesis 2, terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi konsumen (X2) tehadap keputusan

pembelian teh dalam kemasan merek teh botol sosro di KotaPadang (Y). Dimana, nilai ini signifikan karena diperoleh nilai koefisien sebesar 0,32 dan nilai thitung sebesar 4,895 > ttabel sebesar 1,66 sedangkan nilai signifikan 0,000 < 0,05, berarti Ha diterima dan H0 ditolak dengan demikian dapat dikatakan terdapat pengaruh antara motivasi konsumen terhada keputusan pembelian teh dalam kemasan merek teh botol sosro di Kota Padang.

c. Hipotesis 3, terdapat pengaruh yang signifikan antara sikap konsumen (X3) terhadap keputusan pembelian teh dalam kemasan merek teh botol sosro di Kota Padang (Y). Dimana, nilai ini signifikan karena diperoleh nilai koefisien sebesar 0,497 dan nilai thitung sebesar 7,654 > ttabel

sebesar 1,66 sedangkan nilai signifikan 0,00 < 0,05, berarti Ha

diterima dan H0 ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara sikap konsumen terhadap keputusan pembelian teh dalam kemasan

(9)

merek teh botol sosro di Kota Padang.

Hasil Uji F

Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan program SPSS versi 16.0, dapat dilihat pada data di atas menunjukkan bahwa Fhitung 35,039> Ftabel 2,72 dan nilai signifikan 0,000 <0,05.

Hal ini berarti H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa persepsi konsumen, motivasi konsumen dan sikap konsumen berpengaruh terhadap keputusan pembelian teh dalam kemasan merek teh botol sosro di Kota Padang.

KESIMPULAN

Berdasarkan pernyataan penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh antara persepsi konsumen (X1) terhadap keputusan pembelian (Y). Hal ini dibuktikan oleh nilai koefisien regresisebesar 0,163, nilai koefisien ini signifikan secara statistik

karena thitungsebesar 4,042 >

ttabelsebesar 1,66 berarti H0 ditolak dan Ha diterima.

2. Terdapat pengaruh antara motivasi konsumen (X2) terhadap keputusan pembelian (Y). Hal ini dibuktikan oleh nilai koefisien regresi sebesar 0,156, nilai koefisien ini signifikan secara statistik karena thitung sebesar 4,895 >

ttabel sebesar 1,66 berarti H0

ditolak dan Ha diterima.

3. Terdapat pengaruh antara sikap konsumen (X3) terhadap keputusan pembelian (Y). Hal ini dibuktikan oleh nilai koefisien regresi sebesar 0,497, nilai koefisien ini signifikan secara statistik karena thitung sebesar 7,654 > ttabel sebesar 1,66 berarti H0 ditolak dan Ha diterima.

4. Terdapat pengaruh antara persepsi konsumen, motivasi konsumen dan sikap konsumen secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.

Dimana diperoleh nilai Fhitung

35,039 > Ftabel 2,72 dengan

(10)

taraf signifikansi sebesar 0,000

< 0,05. Hal ini berartiHa diterima dan H0 ditolak.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik-Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.

Bilondatu, M. R. (2013). Motivasi, Persepsi, Dan Kepercayaan Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Sepeda Motor Yamaha Di Minahasa. Emba, 1(3), 710–720.

Hatane, S. R. Dan S. (2013). Analisa Pengaruh Motivasi , Persepsi ,

Sikap Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Mobil Daihatsu Xenia Di Sidoarjo.

Jurnal Menajemen Pemasaran, 1(1), 1–12.

J.O.I, Prasetijo Risyanti Dan I. J.

(2005). Perilaku Konsumen (1st Ed.). YOGYAKARTA.

Kotler, Philip, K. K. L. (2008).

Manajemen Pemasaran (13th Ed.). Erlangga.

Referensi

Dokumen terkait

diatas diketahui bahwa nilai thitung &gt; ttabel (2.390&gt;1,664) maka diputuskan koefisien regresi signifikan atau H0 ditolak dan menerima hipotesis dalam penelitian

Hal ini dapat dilihat pada Tabel yang menyatakan bahwa diperoleh nilai koefisien sebesar 0,071 dan nilai thitung sebesar 2,631 > ttabel sebesar 1,989 dengan nilai signifikan 0,012 <

Nilai koefisien ini signifikan karena nilai thitung sebesar 5,384> ttabel 0,05 1,66088, berarti H0 ditolak dan Ha diterima, dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh

Untuk variabel kualitas produk diperoleh nilai thitung sebesar 2,228 > ttabel sebesar 1,661 dengan nilai signifikan 0,028 < 0,05, berarti Ha diterima dan H0 ditolak dengan demikian

Nilai koefisien ini signifikan karena nilai thitung sebesar 7,477 > ttabel 0,05 1,98498, berarti H0 ditolak dan Ha diterima, dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh

Pengaruh parsial dari variabel Pengalaman Mengajar X3 diperoleh dengan nilai thitung sebesar 2.690, dengan demikian thitung > ttabel 2.690 > 2.042 dengan nilai signifikan sebesar

Hal ini dibuktikan dengan nilai signifikan dari hasil belajar thitung - 6,524 > ttabel -2,000 atau thitung 6,524 > ttabel 2,000 pada taraf signifikan 5%, dapat disimpulkan jika thitung

Untuk variabel kepercayaan X2 diketahui untuk nilai thitung variabel kepercayaan X2 yaitu sebesar 3,272 lalu di konsultasikan dengan nilai ttabel sebesar 1,985 dengan demikian thitung >