• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PERSISTENCE (KETEKUNAN) BELAJAR BIOLOGI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI ANIMALIA KELAS X MIPA DI MAN 1 JEMBER TAHUN PELAJARAN 2021/2022

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "PENGARUH PERSISTENCE (KETEKUNAN) BELAJAR BIOLOGI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI ANIMALIA KELAS X MIPA DI MAN 1 JEMBER TAHUN PELAJARAN 2021/2022"

Copied!
113
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PERSISTENCE (KETEKUNAN)

BELAJAR BIOLOGI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI ANIMALIA KELAS X MIPA

DI MAN 1 JEMBER TAHUN PELAJARAN 2021/2022 SKRIPSI

diajukan kepada Universitas Islam Negeri KH Achmad Siddiq Jember untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Progam Studi Tadris Biologi

Oleh:

Lu’lu’ Afifah NIM. T20178022

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

JUNI 2022

(2)
(3)
(4)

MOTTO

َسۡيَّل ۡنَاَو ىٰعَس اَم َّلَِّا ِناَس ۡنِۡلِۡل

“Dan bahwasannya manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya”

(QS. An Najm ayat 39) (Departemen agama, 2010: 527)

(5)

PERSEMBAHAN

Seiring Ucapan Syukur Kepada Allah SWT dengan rasa tulus dan ikhlas dalam hati, skripsi ini saya persembahkan kepada:

1. Orang tuaku tersayang, Bapak Abdul Hadi dan Ibu Yatimatul Chusna yang selalu mendoakanku, memberikan kasih sayang, semangat, cucuran keringat, perjuangan nasehat yang tiada hentinya dengan penuh kesabaran dan keikhlasan, membesarkan dan membiayai tanpa mengeluh, baik berupa materi maupun spiritual serta mengalirkan doa untuk kebahagiaan putrinya di dunia maupun di akhirat nanti dan demi keberhasilannya mencapai cita-cita serta harapan yang lebih baik.

2. Kakakku Ahmad Marzuqi dan adikku Ahmad Bahrul Jazuli yang senantiasa mendukung serta mendoakanku.

(6)

KATA PENGANTAR

ميِحهرلا ِنَْحْهرلا ِهللَّا ِمْسِب

Segala puji syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya, perencanaan, pelaksanaan, dan penyelesaian skripsi, dapat terselesaikan dengan lancar. Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman permusuhan menuju zaman yang penuh dengan nuansa persaudaraan seperti saat ini.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan meraih gelar Sarjana Pendidikan dalam Program Studi Tadris Biologi pada UIN KHAS Jember dengan judul “Pengaruh Persistence (Ketekunan) Belajar Biologi Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Animalia Kelas X MIPA Di MAN 1 Jember Tahun Pelajaran 2021/2022”.

Kesuksesan ini dapat penulis peroleh karena dukungan banyak pihak. Oleh karena itu, penulis menyadari dan menyampaikan terima kasih yang sedalam- dalamnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Babun Suharto, SE., MM selaku Rektor UIN KHAS Jember yang telah memberikan kebijakan, sehingga proses perkuliahan dapat dilalui dengan lancar

2. Ibu Prof. Dr. Hj. Mukni’ah, M.Pd.I selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) yang memberikan fasilitas selama proses perkuliahan dan ijin dalam penyusunan skripsi ini.

3. Ibu Dr. Indah Wahyuni, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Sains Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan yang telah memberikan dukungan dan motivasi selama menyelesaikan studi di UIN KHAS Jember.

4. Ibu Dr. Hj. Umi Farihah, MM., M.Pd. selaku Koordinator Program Studi Tadris Biologi sekaligus Pembimbing Skripsi yang telah memberikan ijin dan sabar sepenuh hati memberikan arahan, bimbingan dan motivasi, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

(7)

5. Bapak Dr. H. Ubaidillah Nafi’, M.Ag. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan selama perkuliahan.

6. Dosen-dosen di UIN KHAS Jember yang telah banyak memberikan ilmunya kepada penulis.

7. Bapak Drs. Anwaruddin, M.Si. selaku Kepala MAN 1 Jember yang telah memberikan izin melaksanakan penelitian dan memberikan informasi mengenai lembaganya.

8. Ibu Humaidah Aini, S.Pd. selaku guru biologi yang telah banyak membantu dan memberikan informasi dalam melaksanakan penelitian.

9. Bapak/Ibu guru MAN 1 Jember yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran dalam penyelesaian skripsi ini.

10. Kedua orang tuaku tercinta (Bapak Abdul Hadi dan Ibu Yatimatul Chusna) yang telah memberikan kasih sayang, cucuran keringat, semangat serta doa yang tulus sampai saat ini.

11. Sahabat-sahabat kelas Biologi 1 angkatan 2017 yang telah menjadi teman seperjuangan dalam perjalanan hidupku.

12. Almamaterku tercinta UIN KHAS Jember.

Tiada kata yang diucapkan selain do’a dan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya. Semoga Allah SAW memberikan balasan kebaikan atas semua jasa yang telah diberikan kepada penulis. Skripsi ini jauh dari kesempurnaan.

Maka dari itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar dalam penelitian selanjutnya bisa lebih baik. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.

Jember, 16 Juni 2022

Lu’lu’ Afifah NIM. T20178022

(8)

Abstrak

Lu’lu’ Afifah, 2022: Pengaruh Persistence (Ketekunan) Belajar Biologi terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Animalia Kelas X MIPA MAN 1 Jember Tahun Pelajaran 2021/2022.

Kata kunci : Persistence (Ketekunan), Hasil Belajar, Animalia

Penelitian ini dilatar belakangi oleh persistence (ketekunan) merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar. Persistence (ketekunan) merupakan keseriusan dalam proses pembelajaran yang bertujuan untuk meraih hasil yang terbaik. Materi animalia merupakan salah satu bab dalam mata pelajaran biologi yang dianggap sulit oleh siswa. Siswa yang serius dalam belajar dan tidak mudah menyerah akan memperoleh hasil belajar yang maksimal.

Sehingga meningkatkan persistence (ketekunan) penting bagi siswa supaya dapat meningkatkan hasil belajar terutama pada materi animalia.

Rumusan masalah yang diteliti dalam skripsi ini adalah: 1) Bagaimana persistence (ketekunan) belajar biologi siswa pada materi animalia kelas X MIPA di MAN 1 Jember Tahun Pelajaran 2021/2022? 2) Bagaimana hasil belajar siswa pada materi animalia kelas X MIPA di MAN 1 Jember Tahun Pelajaran 2021/2022? 3) Adakah pengaruh persistence (ketekunan) belajar biologi terhadap hasil belajar siswa pada materi animalia kelas X MIPA di MAN 1 Jember Tahun Pelajaran 2021/2022?

Penelitian ini menggunakan pendekatan kunatitatif dengan jenis penelitian asosiatif kausal, menggunakan metode survey yang dilakukan di MAN 1 Jember.

Populasi meliputi siswa kelas X MIPA. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 75 siswa dengan teknik pengambilan sampel menggunakan clauster random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan angket dan dokumentasi. Analisis data menggunakan analisis regresi linier sederhana dengan bantuan SPSS version 25.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1) Persistence (ketekunan) belajar biologi siswa kelas X MIPA di MAN 1 Jember Tahun Pelajaran 2021/2022 yang berjumlah 75 siswa diperoleh hasil dengan kategori sangat tinggi sebesar 52% dan kategori tinggi sebesar 48%. 2) Hasil belajar siswa pada materi animalia siswa kelas X MIPA di MAN 1 Jember Tahun Pelajaran 2021/2022 yang berjumlah 75 siswa diperoleh hasil dengan kategori sangat tinggi sebesar 44% dan kategori tinggi sebesar 56%. 3) Terdapat pengaruh yang signifikan persistence (ketekunan) belajar biologi terhadap hasil belajar siswa pada materi animalia siswa kelas X MIPA di MAN 1 Jember Tahun Pelajaran 2021/2022. Hasil uji statistik F pada vaiabel persistence (ketekunan) diperoleh nilai Fhitung > Ftabel (416,339 > 3,97) dengan sig 0,000 < 0,05. Hasil uji statistik t pada variabel persistence (ketekunan) diperoleh nilai thitung > ttabel (20,404 > 1,993) dengan sig 0,000 < 0,05.

(9)

DAFTAR ISI

HALAM JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 8

1. Variabel Penelitian ... 8

2. Indikator Variabel ... 9

F. Definisi Operasional ... 10

G. Asumsi Penelitian ... 12

H. Hipotesis ... 13

I. Sistematika Pembahasan ... 13

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 15

A. Penelitian Terdahulu ... 15

B. Kajian Teori ... 19

(10)

BAB III METODE PENELITIAN ... 47

A. Pendekatan dam Jenis Penelitian ... 47

B. Populasi dan Sampel ... 49

C. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ... 51

D. Analisis Data ... 62

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS ... 70

A. Gambaran Objek Penelitian ... 70

B. Penyajian Data ... 72

C. Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 76

D. Pembahasan ... 85

BAB V PENUTUP ... 94

A. Kesimpulan ... 94

B. Saran ... 95

DAFTAR PUSTAKA ... 96

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 101

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Indikator Variabel ... 10

Tabel 2.1 Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu ... 17

Tabel 3.1 Penyebaran Populasi Siswa ... 49

Tabel 3.2 Pemberian Skor Skala Likert ... 55

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Persistence (Ketekunan) ... 55

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Variabel Persistence (Ketekunan) ... 58

Tabel 3.5 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Instrumen ... 59

Tabel 3.6 Tingkat Keandalan Cronbach’s Alpha ... 61

Tabel 3.7 hasil Uji Reliabilitas Instrumen... 61

Tabel 3.8 Tingkat Pencapaian Skor Pada Variabel Persistence (Ketekunan) ... 63

Tabel 3.9 Kriteria Nilai Pada Hasil Belajar ... 64

Tabel 3.10 Kriteria Uji Durbin Watson ... 69

Tabel 4.1 Rekapitulasi Hasil Penelitian ... 73

Tabel 4.2 Rincian Persistence (Ketekunan) ... 77

Tabel 4.3 Rincian Hasil Belajar ... 78

Tabel 4.4 Uji Autokorelasi ... 81

Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Regresi Linier Sederhana... 82

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Uji Normalitas ... 79

Gambar 4.2 Uji Heterokedastisitas ... 80

Gambar 4.3 Persistence (Ketekunan) ... 86

Gambar 4.4 Hasil Belajar ... 89

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Matrik Penelitian ... 101

Lampiran 2 Kisi-Kisi Angket ... 103

Lampiran 3 Instrumen Uji Coba ... 104

Lampiran 4 Instrumen Penelitian ... 107

Lampiran 5 Daftar Nama Responden Uji Coba Angket ... 110

Lampiran 6 Data Hasil Uji Coba ... 112

Lampiran 7 Output Uji Validitas dan Reliabilitas Pertama ... 115

Lampiran 8 Output Uji Validitas dan Reliabilitas Kedua ... 118

Lampiran 9 Daftar Nama Sampel ... 121

Lampiran 10 Data Hasil Penelitian ... 124

Lampiran 11 Data Nilai Responden ... 128

Lampiran 12 Output Uji Regresi Linier Sederhana ... 130

Lampiran 13 Tabel r ... 133

Lampiran 14 Tabel t ... 136

Lampiran 15 Tabel F ... 139

Lampiran 16 Dokumentasi Penelitian ... 141

Lampiran 17 Surat Permohonan Ijin Penelitian ... 142

Lampiran 18 Surat Keterangan Selesai Penelitian ... 143

Lampiran 19 Jurnal Kegiatan Penelitian ... 144

Lampiran 20 Kartu Bimbingan Skripsi ... 145

Lampiran 21 Biodata Penulis ... 146

(14)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang paling dasar. Melalui pendidikan, manusia dapat memiliki kualitas yang tinggi.

Munib, Budiyono, dan Suyarna menyatakan bahwa pendidikan merupakan usaha yang dilakukan secara sadar dan berurutan yang dilakukan oleh tenaga pendidik untuk menjadikan peserta didik memiliki karakter sesuai cita-cita pendidikan (Munib,2015:36). Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Sekretariat Negara RI, 2003: pasal 1).

Tujuan diadakannya pendidikan ialah dapat membentuk anak manusia menjadi seperti yang diharapkan karena pendidikan merupakan sarana yang berfungsi untuk meningkatkan kualitas manusia baik dari aspek kemampuan maupun kepribadian. Sehingga pendidikan merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam kehidupan manusia.

Pendidikan suatu negara juga menentukan kemajuan dari negara tersebut.

Negara dapat mencapai suatu kemajuan apabila pendidikan dalam negara

(15)

itu memiliki kualitas yang baik. Sehingga dalam pendidikan dituntut untuk semakin berperan aktif dalam meningkatkan dan kualitas sumber daya manusia sehingga tidak hanya mencapai tujuan pendidikan itu sendiri melainkan peserta didik juga tanggap terhadap berbagai perubahan keadaan kehidupan baik berkenaan dengan kebutuhan jasmani maupun rohani.

Menurut Susy (2016:73) belajar merupakan perubahan tingkah laku yang dipengaruhi oleh berbagai aspek internal dan eksternal yang terdapat dalam diri siswa. Dengan belajar siswa memperoleh hasil lewat suatu proses pengalaman yang terus menerus dalam kondisi tertentu.

Perubahan didalam diri seseorang lewat perubahan tingkah laku baik secara kuantitas maupun kualitas, pengalaman yang terus menerus menuju arah yang lebih baik, mantap dan stabil.

Salah satu aspek yang mengukur keberhasilan siswa dalam memahami materi pelajaran adalah hasil belajar. Dimyati (2006) menyatakan bahwa hasil belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku, pengetahuan, dan sikap yang diperoleh seseorang setelah melakukan suatu kegiatan belajar (Hermadianti,2016:29). Ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar. Diantaranya ada faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari diri siswa yang mencakup minat, kecerdasan perhatian ketekunan, motivasi, dan hal lainnya yang mempengaruhi hasil belajar (Susanto,2013:12). Sedangkan menurut Slameto (2015) dalam Sudiyono (2020:6) faktor eksternal adalah

(16)

3

faktor yang berasal dari luar diri siswa meliputi faktor keluarga, masyarakat, dan sekolah.

Salah satu faktor internal yang dapat mempengaruhi hasil belajar adalah ketekunan belajar. ketekunan belajar sangat penting ditanamkan kepada siswa sejak dini. Ketekunan belajar merupakan keseriusan dalam proses pembelajaran yang bertujuan untuk meraih hasil yang terbaik.

Ketekunan belajar dirasa sangat perlu dimiliki oleh setiap siswa agar timbul gairah belajar dimana saja dan kapan saja serta tidak mudah menyerah dalam mencapai tujuan walaupun banyak kendala yang harus dilalui (Firdaus, 2019:3). Ketekunan merupakan salah satu sikap yang seharusnya dimiliki oleh seorang siswa. Sebagaimana dijelaskan dalam kitab Ta’lim Muta’allim karya Syeikh Imam Az Zarnuji yang berbunyi:

َو ِمْلِعلا ِبِلاَطِل ِةَمَز َلُۡلماو ِةَبَظاَوُلماو ِّدِلجا َنِم َّدُب َلَّ َُّثُ .ِةَّمِلهاو ِةَبَظاَوُلماو ِّدِلجا ِفِ ٌلْصَف ْمُهَّ نَ يِدْهَ نَل اَنيِف ۟اوُدَهَٰج َنيِذَّلٱَو ىَلَعَ ت ِهِلْوَقِب ِنارُقلا ِفِ ُةَراَشِلَّا ِهْيَلِا َبَلَط ْنَم َلْيِق ْدَق َو اَنَلُ بُس

َدَجَو َّدَجَو ًأْيَش

Artinya: Pasal tentang kesungguhan, ketekunan, dan cita-cita. Seorang pencari ilmu harus bersungguh-sungguh dan tekun dalam belajar. Seperti yang diisyaratkan dalam Al Qur’an “Dan orang-orang yang berjihad atau berjuang sungguh-sungguh untuk mencari (keridhoanku), maka benar- benar Aku akan tunjukkan mereka kepada jalan-jalan menuju keridhoanKu” (QS. Al Ankabut ayat 69). Dikatakan barangsiapa bersungguh-sungguh mencari sesuatu tentu akan mendapatkannya (Syeikh Az Zarnuji, 2009: 39-40).

Dari keterangan kitab tersebut dapat dijelaskan bahwa menjadi seorang pencari ilmu seharusnya memiliki kesungguhan dan ketekunan dalam belajar untuk menggapai cita-cita yang ingin dicapai. Maka, untuk

(17)

mencapai hasil belajar yang maksimal diperlukan ketekunan dan kesungguhan dalam belajar.

Salah satu pelajaran yang dipelajari oleh peserta didik di sekolah adalah biologi. Biologi sendiri adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan alam yang mempelajari tentang makhluk hidup termasuk di dalamnya yaitu manusia hewan dan tumbuhan. Mata pelajaran Biologi merupakan salah satu bidang ilmu pengetahuan alam yang dikembangkan melalui kemampuan berpikir analitis, induktif, dan deduktif dalam mengenali dan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peristiwa alam sekitar. Hal ini didukung dengan pernyataan Departemen Pendidikan Nasional (2001) yang menyatakan bahwa “Biologi berkaitan dengan cara mencari tahu dan memahami tentang alam secara sistematis, sehingga Biologi bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan berupa fakta-fakta, konsep-konsep, dan atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan”. Berdasarkan pernyataan tersebut maka selama proses pembelajaran siswa dituntut untuk aktif dalam menemukan konsep-konsep utama dari materi Biologi baik melalui kegiatan observasi, eksperimen, membuat gambar, grafik, tabel, dan mengomunikasikan hasilnya pada orang lain. Oleh karena itu, dalam mata pelajaran biologi ada beberapa materi yang memerlukan kegiatan praktikum dengan tujuan supaya siswa dapat melakukan pengamatan dan penelitian secara langsung.

Salah satu sub bab materi yang terdapat pada mata pelajaran biologi adalah kingdom animalia. Materi ini berkaitan dengan hewan

(18)

5

mulai dari invertebrata sampai vertebrata, sehingga terkadang sulit untuk disampaikan secara nyata. Pembahasan materi yang cukup kompleks menyebabkan siswa sulit dalam memahami materi (Ristinawati, 2020:2).

Selain itu siswa menganggap bahwa materi Kingdom animalia merupakan materi yang sulit dipahami dikarenakan siswa sulit untuk menggolongkan masing-masing filum pada Kingdom animalia dan mengetahui nama-nama ilmiah yang terdapat pada Kingdom animalia. Nama-nama tersebut dianggap sukar dipahami oleh siswa (Indriyanti, 2019:2).

Hasil wawancara yang dilakukan kepada guru biologi yang mengajar kelas X MIPA di MAN 1 Jember, mengatakan bahwa sering kali nilai ulangan siswa kurang maksimal pada materi animalia. Hal ini perlu ditelusuri lebih lanjut mengenai tingkat ketekunan siswa dalam belajar biologi khususnya pada materi animalia. Apabila siswa tekun dalam artian sungguh-sungguh dan gigih dalam belajar biologi maka hasil belajar dapat maksimal.

Penelitian yang terkait dengan ketekunan telah dilakukan oleh Dea Hermadianti yang menunjukkan bahwa ketekunan (persistence) memberikan kontribusi positif pada hasil belajar biologi siswa kelas X MIA SMA Negeri 102 Jakarta (Hermadianti,2016:36). Artinya semakin tinggi ketekunan (persistence) maka semakin tinggi hasil belajar biologi siswa, maka ketekunan (persistence) seorang siswa juga perlu diperkuat.

Berdasarkan fenomena dan uraian di atas maka peneliti melakukan kebaharuan dengan meneliti pengaruh ketekunan terhadap hasil belajar

(19)

siswa pada materi animalia bukan hanya meneliti hubungan antara ketekunan dengan hasil belajar biologi saja, sehingga peneliti tertarik untuk melaksanakan penelitian dengan judul “Pengaruh Persistence (Ketekunan) Belajar Biologi Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Animalia Kelas X MIPA di MAN 1 Jember Tahun Pelajaran 2021/2022”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana persistence (ketekunan) belajar biologi siswa pada materi animalia kelas X MIPA di MAN 1 Jember Tahun Pelajaran 2021/2022?

2. Bagaimana hasil belajar siswa pada materi animalia kelas X MIPA di MAN 1 Jember Tahun Pelajaran 2021/2022?

3. Adakah pengaruh persistence (ketekunan) belajar biologi terhadap hasil belajar siswa pada materi animalia kelas X MIPA di MAN 1 Jember Tahun Pelajaran 2021/2022?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Untuk mendeskripsikan persistence (ketekunan) belajar biologi siswa pada materi animalia kelas X MIPA di MAN 1 Jember Tahun Pelajaran 2021/2022.

(20)

7

2. Untuk mendeskripsikan hasil belajar siswa pada materi animalia kelas X MIPA di MAN 1 Jember Tahun Pelajaran 2021/2022.

3. Untuk mengetahui pengaruh persistence (ketekunan) belajar biologi terhadap hasil belajar siswa pada materi animalia kelas X MIPA di MAN 1 Jember Tahun Pelajaran 2021/2022.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka manfaat penelitian yang diharapkan adalah:

1. Secara Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dalam mengembangkan studi lebih lanjut mengenai persistence (ketekunan), khususnya bagi pihak yang lebih berkompeten dengan permasalahan tersebut, serta dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan terutama dalam bidang pendidikan tentang ketekunan dan hasil belajar.

2. Secara Praktis a. Bagi guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai tingkat ketekunan siswa sehingga dapat digunakan sebagai bahan evaluasi guru dalam pelaksanaan pembelajaran siswa yang hasil belajarnya kurang memuaskan dengan menanamkan sikap tekun pada siswa terutama dalam bidang biologi.

(21)

b. Bagi sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi sekolah untuk memperhatikan dan mengembangkan sikap tekun dalam belajar pada siswa untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal.

c. Bagi peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan tambahan pengetahuan tentang ketekunan belajar siswa yang mungkin dapat mempengaruhi hasil belajar, selain itu peneliti juga dapat semakin memahami ilmu dan keahlian dalam keterampilan menulis.

d. Bagi pembaca

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan wawasan kepada pembaca tentang ketekunan belajar dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

e. Bagi Universitas Islam Negeri KH. Achmad Siddiq Jember

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya pustaka dan melengkapi referensi yang berkaitan dengan persistence (ketekunan) terhadap hasil belajar siswa.

E. Ruang Lingkup Penelitian 1. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

(22)

9

kesimpulannya (Sugiyono, 2019:68). Dalam penelitian ini terdapat dua macam variabel, antara lain:

a. Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel bebas (Independent Variable) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiyono, 2019:69). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas (X) adalah persistence (ketekunan).

b. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variabel terikat (Dependent Variable) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2019:69). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat (Y) adalah hasil belajar siswa pada materi animalia semester genap tahun pelajaran 2021/2022.

2. Indikator Variabel

Setelah variabel penelitian terpenuhi kemudian dilanjutkan dengan mengemukakan indikator-indikator variabel yang merupakan rujukan empiris dari variabel yang diteliti. Indikator empiris ini nantinya akan dijadikan sebagai dasar dalam membuat butir-butir atau item pertanyaan dalam angket (Tim Penyusun IAIN Jember, 2020:39- 40). Adapun indikator-indikator dalam variabel penelitian ini dapat dilihat pada tabel 1.1 berikut:

(23)

Tabel 1.1 Indikator Variabel

No. Variabel Indikator Variabel

1. Ketekunan (Busro, 2018:130)

a. Tidak menunda-nunda waktu penyelesaian pekerjaan

b. Selalu memanfaatkan kesempatan yang ada

c. Selalu berusaha untuk sukses dalam melaksanakan tugas d. Tidak pernah puas dengan hasil

yang diperoleh

e. Selalu ingin mencoba pekerjaan yang lebih menantang

2. Hasil Belajar pada Materi Animalia

a. Mengidentifikasi ciri-ciri umum Kingdom animalia.

b. Mengelompokkan Kingdom animalia berdasarkan ciri-ciri umum.

c. Mengidentifikasi ciri-ciri filum porifera, filum cnidaria, filum plathyhelmintes, filum nemathelmintes, filum annelida, filum mollusca, filum echinodermata, filum arthropoda, dan filum chordata d. Mengkalsifikasikan filum

porifera, filum cnidaria, filum plathyhelmintes, filum nemathelmintes, filum annelida, filum mollusca, filum echinodermata, filum arthropoda, dan filum chordata berdasarkan ciri-cirinya.

e. Mengidentifikasi peran invertebrata dan vertebrata dalam kehidupan manusia.

(24)

11

F. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah bagian yang mendefinisikan sebuah konsep/variabel agar dapat diukur dengan cara melihat pada dimensi (indikator) dari suatu konsep/variabel (Juliansyah, 2017:97). Sedangkan menurut Mustafa (2020:33) definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan kegiatan, ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut.

Adapun definisi operasional yang diteliti dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Persistence (Ketekunan) Belajar Biologi Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Animalia Kelas X MIPA di MAN 1 Jember Tahun Pelajaran 2021/2022” adalah sebagai berikut:

1. Pengaruh

Pengaruh adalah suatu kekuatan yang muncul dari manusia atau benda dan memberikan dampak atau gejala sehingga mengubah sesuatu di sekitarnya. Jadi, pengaruh dalam hal ini merupakan kekuatan yang berasal dari orang lain atau siswa yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa itu sendiri dalam melaksanakan proses pembelajaran.

2. Ketekunan (X)

Ketekunan (persistence) adalah kemampuan seseorang dalam mengerjakan suatu pekerjaan secara fokus, totalitas, tanpa mengenal lelah, tanpa mengenal menyerah hingga mendapatkan hasil yang

(25)

memuaskan. Ketekunan dalam penelitian ini merupakan kemampuan siswa dalam belajar dan mengerjakan tugas secara totalitas dengan tidak menunda-nunda pekerjaan, selalu memanfaatkan kesempatan yang ada, selalu berusaha dalam melaksanakan tugas, tidak puas dengan hasil yang diperoleh, serta selalu ingin mencoba pekerjaan yang lebih menantang.

3. Hasil Belajar (Y)

Hasil belajar biologi adalah nilai yang diperoleh siswa setelah melakukan proses kegiatan belajar materi biologi. Hasilnya berupa penilaian baik dalam bentuk nilai angka maupun nilai huruf yang diperoleh siswa dalam kurun waktu tertentu. Hasil belajar yang digunakan dalam penelitian ini berupa nilai hasil Ulangan Harian (UH) pada materi animalia Semester Genap Tahun Pelajaran 2021/2022 kelas X MIPA di MAN 1 Jember, berupa nilai angka.

G. Asumsi Penelitian

Asumsi penelitian biasa disebut juga dengan anggapan dasar atau postulat, yaitu sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh peneliti. Anggapan dasar harus dirumuskan secara jelas sebelum peneliti melangkah mengumpulkan data. Anggapan dasar disamping berfungsi sebagai dasar berpijak yang kukuh bagi masalah yang diteliti juga untuk mempertegas variabel yang menjadi pusat perhatian penelitian dan merumuskan hipotesis (Tim Penyusun IAIN Jember, 2020:41).

(26)

13

Dalam penelitian ini, peneliti berasumsi bahwa terdapat pengaruh persistence (ketekunan) belajar biologi terhadap hasil belajar siswa pada materi animalia kelas X MIPA di MAN 1 Jember Tahun Pelajaran 2021/2022.

H. Hipotesis

Menurut Anshori (2017:47) hipotesis diartikan sebagai pernyataan hubungan antara variabel dengan variabel, yang bersifat sementara atau bersifat dugaan, atau yang masih lemah. Lemah dalam hal ini berkaitan dengan benar tidaknya pernyataan yang dibuat dalam hipotesis, bukan hubungan antar variabelnya yang lemah. Sedangkan dikatakan sementara karena kebenaran dari hipotesis itu harus dibuktikan melalui data yang terkumpul.

Adapun hipotesis dalam penelitian ini antara lain:

Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan persistence (ketekunan) belajar biologi terhadap hasil belajar siswa pada materi animalia kelas X MIPA di MAN 1 Jember Tahun Pelajaran 2021/2022.

H0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan persistence (ketekunan) belajar biologi terhadap hasil belajar siswa pada materi animalia kelas X MIPA di MAN 1 Jember Tahun Pelajaran 2021/2022.

I. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan merupakan rangkuman sementara dari isi skripsi yang bertujuan untuk mengetahui secara global seluruh pembahasan yang sudah ada.

(27)

Pada bagian sistematika pembahasan ini dimaksudkan untuk menunjukkan cara pengorganisasian atau garis-garis besar dalam penelitian ini sehingga akan lebih memudahkan dalam meninjau dan menanggapi isinya. Masing-masing bab disusun dan dirumuskan dalam sistematika pembahasan sebagai berikut:

Bab I pendahuluan, pada bab ini membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian yang dilanjutkan dengan ruang lingkup penelitian, definisi operasional, asumsi penelitian, hipotesis dan diakhiri dengan sistematika pembahasan.

Bab II berisi tentang pembahasan kajian kepustakaan yang meliputi penelitian terdahulu dan kajian teori.

Bab III berisi tentang pembahasan metode penelitian yang meliputi: pendekatan dan jenis penelitian, populasi dan sampel, teknik dan instrumen pengumpulan data dan diakhiri dengan analisis data.

Bab IV berisi tentang penyajian data dan analisis yang meliputi:

gambaran obyek penelitian, penyajian data, analisis dan pengujian hipotesis dan pembahasan.

Bab V penutup yang meliputi kesimpulan dan saran.

(28)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu adalah upaya peneliti untuk mencari perbandingan dan menemukan inspirasi baru untuk penelitian selanjutnya. Pada bagian ini peneliti mencantumkan berbagai hasil penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian yang hendak dilakukan, kemudian membuat ringkasannya, baik penelitian yang sudah terpublikasi atau belum terpublikasikan (skripsi, tesis, disertasi, dan sebagainya). Dengan melakukan langkah ini, maka akan dapat dilihat sampai sejauh mana orisinilitas dan posisi penelitian yang hendak dilakukan (Tim Penyusun IAIN Jember, 2020:40).

Beberapa penelitian yang telah dilaksanakan yang terkait dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Hubungan antara ketekunan (persistence) dengan hasil belajar biologi: studi korelasional terhadap siswa kelas X MIA di SMA Negeri 102 Jakarta. Penelitian ini dilakukan oleh Dea Hermadianti, I Made Putrawan, dan Mieke Miarsyah (April 2016) Jurnal Pendidikan Biologi Biosfer, Vol. 9, No. 2. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara ketekunan (persistence) dengan hasil belajar biologi. Hal ini ditunjukkan dengan koefisien korelasi yang diperoleh pada penelitian ini sebesar 0,87 yang signifikan pada α = 0,05.

(29)

2. Pengaruh ketekunan belajar dan kondisi sosial ekonomi keluarga terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V SD se-gugus Martopuro kecamatan Tegal Timur kota Tegal. Penelitian ini dilakukan oleh Nisa Tri Septiani. Skripsi jurusan pendidikan guru sekolah dasar Universitas Negeri Semarang Tahun 2019. Hasil penelitiannya terdapat pengaruh antara ketekunan belajar dengan hasil belajar IPS siswa kelas V SD. Hal ini dibuktikan dengan hasil perhitungan analisis regresi sederhana yaitu thitung > ttabel (3,622>1,983), yang artinya ketekunan belajar berpengaruh terhadap hasil belajar IPS siswa.

3. Pengaruh ketekunan belajar dan pemanfaatan fasilitas belajar siswa terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi di kelas XI IS SMA Negeri 5 Malang. Penelitian ini dilakukan oleh Arini Dwi Puspitasari. Skripsi jurusan ekonomi pembangunan Universitas Negeri Malang Tahun 2014. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa ketekunan belajar siswa berpengaruh secara positif dengan menyumbang sebesar 21,6% terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas XI IS SMA Negeri 5 Malang.

4. Pengaruh minat, kedisiplinan dan ketekunan belajar terhadap motivasi berprestasi dan dampaknya pada hasil belajar siswa kelas 9 SMPN 5 Sukoharjo tahun pelajaran 2015/2016. Penelitian ini dilakukan oleh Nurulia Dwiyanti Tamardiyah. Tesis jurusan

(30)

17

magister administrasi pendidikan sekolah pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta Tahun 2016. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa minat, kedisiplinan dan ketekunan belajar mempunyai pengaruh positif terhadap hasl belajar. Variabel yang memiliki pengaruh paling besar terhadap hasil belajar adalah variabel ketekunan dengan thitung sebesar 6,245.

Tabel 2.1

Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu

No. Nama dan Judul Persamaan Perbedaan

1. Dea Hermadianti, 2016,

“Hubungan antara ketekunan (persistence) dengan hasil belajar biologi: studi

korelasional terhadap siswa kelas X MIA di SMA Negeri 102 Jakarta”

a. Pendekatan penelitian kuantitatif

b. Variabel bebas ketekunan

c. Variabel terikat hasil belajar biologi

a. Lokasi penelitian tersebut di SMA Negeri 102 Jakarta sedangkan lokasi penelitian ini di MAN 1 Jember b. Teknik pengambilan sampel

penelitian tersebut

menggunakan teknik simple random sampling

sedangkan penelitian ini menggunkan cluster random sampling 2. Nisa Tri Septiani, 2019,

“Pengaruh ketekunan belajar dan kondisi sosial ekonomi keluarga terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V SD se-gugus Martopuro kecamatan Tegal Timur kota Tegal”

a. Pendekatan penelitian kuantitatif

b. Variabel bebas ketekunan belajar c. Variabel terikat hasil

belajar

a. Variabel bebas penelitian tersebut terdiri dari dua variabel bebas yaitu ketekunan belajar dan kondisi sosial ekonomi keluarga sedangkan

penelitian ini menggunakan satu variabel bebas yaitu ketekunan belajar

b. Lokasi penelitian tersebut di SD se-gugus Martopuro Tegal sedangkan penelitian ini di MAN 1 Jember c. Mata pelajaran pada

penelitian tersebut adalah IPS SD sedangkan

penelitian ini adalah Biologi MAN.

(31)

No. Nama dan Judul Persamaan Perbedaan

3. Arini Dwi Puspitasari, 2014,

“Pengaruh ketekunan belajar dan pemanfaatan fasilitas belajar siswa terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi di kelas XI IS SMA Negeri 5 Malang”

a. Pendekatan penelitian kuantitatif

b. Variabel bebas ketekunan belajar c. Variabel terikat hasil

belajar

a. Variabel bebas pada penelitian tersebut ada dua variabel yaitu ketekunan belajar dan pemanfaatan fasilitas belajar siswa sedangkan pada penelitian ini hanya ada satu variabel bebas yaitu ketekunan belajar.

b. Lokasi penelitian tersebut di SMA Negeri 5 Malang sedangkan penelitian ini di MAN 1 Jember.

c. Teknik pengambilan sampel pada penelitian tersebut proportional random sampling sedangkan penelitian ini cluster random sampling.

4. Nurulia Dwiyanti Tamardiyah, 2016,

“Pengaruh minat, kedisiplinan dan ketekunan belajar terhadap motivasi berprestasi dan

dampaknya pada hasil belajar siswa kelas 9 SMPN 5 Sukoharjo tahun pelajaran 2015/2016”

a. Pendekatan penelitian kuantitatif

b. Variabel bebas ketekunan belajar c. Teknik pengumpulan

data menggunakan angket dan

dokumentasi

a. Variabel bebas penelitian tersebut terdiri dari tiga variabel yaitu minat, kedisiplinan dan ketekunan belajar sedangkan

penelitian ini menggunakan satu variabel bebas yaitu ketekunan belajar.

b. Variabel terikat pada penelitian tersebut terdapat dua variabel yaitu motivasi berprestasi dan hasil belajar sedangkan penelitian ini hanya menggunakan hasil belajar sebagai variabel terikat.

c. Lokasi penelitian tersebut di SMPN 5 Sukoharjo sedangkan penelitian ini di MAN 1 Jember.

(32)

19

B. Kajian Teori

1. Persistence (Ketekunan)

a. Pengertian Persistence (Ketekunan)

Mok dan Kwong (1997) mendefinisikan ketekunan sebagai kemampuan seorang individu untuk bertahan di hadapan penghalang. Ini adalah sebuah upaya seseorang untuk terus menekan meskipun ada kesulitan. Sementara menurut Roland et al. (2016) ketekunan dikonseptualisasikan sebagai komitmen perilaku untuk belajar. kegigihan atau ketekunan (persistence) akademik mengacu pada tindakan melanjutkan menuju tujuan pendidikan misalnya mendapatkan gelar sarjana (Rohmatun, 2020:382).

Persistence (ketekunan) didefinisikan sebagai suat kualitas yang memungkinkan seseorang untuk terus melakukan sesuatu atau mencoba melakukan sesuatu meskipun sulit atau ditentang oleh orang lain. Menurut Rovai (2003) persistence adalah perilaku yang berkelanjutan meskipun terdapat banyak rintangan (Fang, 2017: 312). Sedangkan menurut Ahsan (2017) dalam Firdaus (2019:20) tekun artinya mengarahkan pemikiran dan perasaan pada kegiatan yang dilakukannya dengan sungguh-sungguh. Tekun sebagai aspek atau rasa ingin bersungguh-sungguh untuk menggapai sesuatu, dalam hal ini tekun juga bisa dikatakan sebagai rajin.

(33)

Busro (2018:126) menyatakan bahwa ketekunan adalah upaya bersinambungan untuk mencapai tujuan tertentu tanpa mudah menyerah hingga meraih keberhasilan yang sangat diidam-idamkan. Ketekunan merupakan suatu proses usaha keras sebagai bentuk keberhasilan dalam melawan kemalasan dan kebiasaan menunda-nunda.

Dari pendapatan para ahli dapat disimpulkan bahwa persistence (ketekunan) merupakan kemampuan seseorang dengan sungguh-sungguh dan tidak mudah menyerah untuk mendapatkan apa yang diinginkan.

b. Ciri-ciri Ketekunan

Busro (2018:128-130) menyebutkan orang yang tekun pasti akan fokus dan totalitas dalam melakukan pekerjaan, sehingga membuahkan hasil yang maksimal. Selain itu, ketekunan juga memiliki ciri-ciri tidak menunda-nunda suatu pekerjaan karena perbuatan tersebut tidak menghargai waktu.

Menunda-nunda akan menyebabkan suatu pekerjaan tidak cepat selesai.

Selain yang telah disebutkan diatas, ciri-ciri ketekunan menurut Busro (2018:130) yaitu:

1) Tidak menunda-nunda waktu penyelesaian pekerjaan.

2) Selalu memanfaatkan kesempatan yang ada.

3) Selalu berusaha untuk sukses dalam melaksanakan tugas.

(34)

21

4) Tidak pernah puas dengan hasil yang diperoleh.

5) Selalu ingin mencoba pekerjaan yang lebih menantang.

c. Manfaat Ketekunan

Ketekunan akan selalu membuahkan hasil yang baik, baik dalam sekolah maupun di luar sekolah. ketekunan perlu ditanamkan dalam diri siswa sejak dini sehingga siswa tidak terbiasa malas dalam mengerjakan suatu pekerjaan. Dengan ketekunan, membuat seseorang untuk terus maju dan tidak pernah bosan untuk terus belajar dan mempelajari hal-hal baru dalam kehidupan.

Ketekunan mendorong seseorang untuk produktif.

Produktivitas siswa yang tekun akan lebih unggul dibandingkan dengan produktivitas siswa yang malas. Setiap melakukan pekerjaan, ketekunan akan banyak membantu dalam menyelesaikan tugas atau pekerjaan yang diberikan. Dengan demikian orang yang tekun akan dapat menyelesaikan pekerjaan tepat pada waktunya (Busro, 2018:133). Sehingga dapat disimpulkan bahwa ketekunan akan menghasilkan komitmen dalam menyelesaikan pekerjaan.

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi persistence (ketekunan) Menurut Busro (2018:135), faktor-faktor yang dapat mempengaruhi ketekunan seseorang adalah:

(35)

1) Dorongan dari dalam berupa kesadaran untuk menekuni suatu hal pekerjaan yang diyakininya dapat membuahkan hasil yang maksimal.

2) Kemampuan berkonsentrasi tingkat tinggi. Ketekunan hanya dapat dilakukan oleh orang yang benar-benar ingin konsentrasi dalam satu bidang yang diyakini akan membuat dirinya maju dan berhasil.

3) Semangat tidak menyerah. Seseorang yang berkemampuan biasa-biasa saja dapat lebih maju daripada orang yang pintar apabila tekun mempelajarinya serta tidak mudah menyerah.

4) Daya tahan. Ketahanan merupakan bentuk keseriusan dalam menekuni sesuatu, meskipun pada awalnya membosankan. Akan tetapi dengan daya tahan yang tinggi untuk tetap bertahan pada apa yang dilakukannya, maka keberhasilan akan mengikuti jejak langkah orang yang mempunyai ketahanan tersebut.

e. Indikator persistence (ketekunan) belajar biologi

Indikator dari ketekunan dalam penelitian ini berdasarkan dari teori Busro (2018) yang meliputi:

1) Tidak menunda-nunda waktu penyelesaian pekerjaan.

Siswa tidak menunda mengerjakan tugas biologi yang

(36)

23

diberikan. Begitu pula dengan mengumpulkan tugas biologi.

2) Selalu memanfaatkan kesempatan yang ada. Siswa memanfaatkan waktu luang untuk mempelajari materi biologi dengan berdiskusi atau belajar mandiri.

3) Selalu berusaha untuk sukses dalam melaksanakan tugas.

Siswa akan berusaha ketika mengalami kesulitan dalam memahami materi biologi baik dengan bertanya kepada guru maupun dengan belajar secara mandiri

4) Tidak pernah puas dengan hasil yang diperoleh. Siswa akan belajar di luar waktu sekolah untuk mendapatkan hasil belajar biologi yang lebih baik.

5) Selalu ingin mencoba pekerjaan yang lebih menantang.

Siswa senang mengerjakan soal biologi yang sulit.

2. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar siswa merupakan salah satu tujuan dari proses pembelajaran di sekolah. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009) dalam Putri (2017:92) hasil belajar adalah perubahan tingkah laku pada diri siswa yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Hasil belajar merupakan puncak proses belajar.

(37)

Sedangkan menurut Sudjana (2005) dalam Firmansyah (2015:37) hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang telah dimiliki oleh siswa setelah ia mengalami proses belajarnya. Hal ini sejalan dengan ungkapan Proitz (2010), bahwa hasil belajar dapat menggambarkan kemampuan siswa setelah apa yang mereka ketahui dan pelajari (Mostald dan Karseth, 2016: 329).

Hasil belajar juga dapat didefinisikan sebagai perubahan yang dapat diamati, dibuktikan, dan diukur dalam kemampuan atau prestasi yang dialami oleh siswa secara individu sebagai hasil dari pengalaman belajar (Nemeth dan Long, 2012:2)

Sedangkan menurut Herdani dkk (2015: 20) biologi merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan alam yang dipelajari pada tingkat pendidikan menengah atas yang mempelajari tentang interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar biologi merupakan hasil akhir yang diperoleh siswa setelah ia mengalami proses belajar biologi yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk skala nilai berupa huruf atau simbol atau angka, hal ini dapat dijadikan tolak ukur berhasil tidaknya siswa dalam pembelajaran.

(38)

25

b. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut teori Gestalt, belajar merupakan suatu proses perkembangan. Artinya bahwa secara kodrati jiwa raga anak mengalami perkembangan. Perkembangan sendiri memerlukan sesuatu baik yang berasal dari siswa sendiri maupun pengaruh dari lingkungannya. Berdasarkan teori ini hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua hal, siswa itu sendiri dan lingkungannya.

Pertama, siswa; dalam arti kemampuan berpikir atau tingkah laku intelektual, motivasi, minat, dan kesiapan siswa, baik jasmani maupun rohani. Kedua, lingkungan; yaitu sarana dan prasarana, kompetensi guru, kreativitas guru, sumber-sumber belajar, metode serta dukungan lingkungan, keluarga dan lingkungan (Susanto, 2013:12)

Menurut Wasliman (2007:158) dalam Susanto (2013:12), hasil belajar yang dicapai oleh siswa merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi, baik faktor internal maupun eksternal. Secara perinci, uraian mengenai faktor internal dan eksternal, sebagai berikut:

1) Faktor internal; faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri siswa, yang mempengaruhi kemampuan belajarnya. faktor internal itu meliputi:

kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar,

(39)

ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan.

2) Faktor eksternal; faktor yang berasal dari luar diri siswa yang mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. Keadaan keluarga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

c. Indikator Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan hasil yang dicapai siswa selama belajar yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dengan demikian indikator hasil belajar merupakan tiga ranah tersebut.

Berdasarkan teori Taksonomi Bloom, hasil belajar dicapai melalui tiga kategori ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Ranah kognitif meliputi kemampuan menyatakan kembali konsep atau prinsip yang telah dipelajari, yang berkenaan dengan kemampuan berpikir, kompetensi memperoleh pengetahuan, pengenalan, pemahaman, konseptualisasi, penentuan dan penalaran. Ranah afektif adalah ranah yang berhubungan dengan sikap, nilai perasaan, emosi serta derajat penerimaan atau penolakan suatu obyek dalam kegiatan belajar mengajar. Ranah psikomotorik meliputi kompetensi melakukan pekerjaan dengan melibatkan anggota badan serta kompetensi yang berkaitan dengan gerak

(40)

27

fisik (motorik) yang terdiri dari gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, ketepatan, keterampilan kompleks, serta ekspresif dan interperatif (Hoque, 2016:46- 50).

Salah satu hasil belajar dari ranah kognitif adalah ulangan harian. Pada penelitian ini indikator hasil belajar siswa pada materi animalia kelas X MIPA di MAN 1 Jember Tahun Pelajarn 2021/2022 adalah:

1) Mengidentifikasi ciri-ciri umum Kingdom animalia.

2) Mengelompokkan Kingdom animalia berdasarkan ciri-ciri umum.

3) Mengidentifikasi ciri-ciri filum porifera, filum cnidaria, filum plathyhelmintes, filum nemathelmintes, filum annelida, filum mollusca, filum echinodermata, filum arthropoda, dan filum chordata

4) Mengkalsifikasikan filum porifera, filum cnidaria, filum plathyhelmintes, filum nemathelmintes, filum annelida, filum mollusca, filum echinodermata, filum arthropoda, dan filum chordata berdasarkan ciri-cirinya.

5) Mengidentifikasi peran invertebrata dan vertebrata dalam kehidupan manusia.

(41)

3. Animalia

Dunia hewan atau Kingdom animalia merupakan Kingdom yang diduga memiliki spesies paling banyak. Hewan merupakan organisme multisesluler yang eukariota heterotrof. Hewan mendapatkan energinya dari memakan organisme lain dan mencernanya. Secara umum animalia memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Makhluk hidup multiseluler

b. Memperoleh makanan secara heterotrof c. Memerlukan oksigen

d. Bereproduksi secara seksual, ada beberapa filum yang bereproduksi secara aseksual

e. Bentuk dewasanya selalu diploid (2n).

Kingdom animalia memiliki beberapa filum yang didasarkan pada dua kelompok besar yaitu invertebrata dan vertebrata. Filum-filum tersebut diantaranya Porifera, Cnidaria, Platyhelminthes, Nematoda, Annelida, Mollusca, Echinodermata, Arthropoda, dan Chordata.

a. Invertebrata 1) Filum Porifera

Filum porifera disebut juga hewan spons. Hewan ini juga dikatakan sebagai hewan berpori. Porifera memiliki sekitar 10.000 spesies yang kebanyakan hidup di air laut.

(42)

29

Hewan ini merupakan hewan sessile (hidup melekat pada substrat).

a) Ciri-ciri Porifera

(1) Beberapa porifera memiliki tubuh simetri radial, namun pada umumnya tubuh porifera asmetrik (tidak memiliki bidang pembelahan yang sama besar). Porifera merupakan hewan yang memiliki jaringan primitif dan belum memiliki organ

(2) Memiliki empat tipe sel dasar yang terorganisasi menjadi dua lapisan tubuh yaitu sel porosit, sel mesenkim, sel kolar, dan sel amoebosit.

(3) Lapisan paling luar disebut epidermis. Pada epidermis terdapat sel-sel silindris yang disebut sel porosit yang membuat air masuk ke rongga tubuh porifera.

(4) Di bagian dalam epidermis terdapat material seperti jeli yang disebut masenkim. Di dalam masenkim terdapat struktur yang disebut spikula yang berfungsi memberi bentuk pada sel dan melindungi porifera dari predator.

(5) Lapisan dalam ronga tubuh porifera terdapat jaringan yang terdiri dari sel-sel berflagel yang diseburt sel kolar. Tipe sel keempat adalah sel-sel

(43)

yang mirip dengan amoeba sehingga disebut sel amoebosit (Fictor, 2009:105).

b) Reproduksi Porifera

Porifera dapat bereproduksi baik secara seksual maupun aseksual. Reproduksi secara aseksual dilakukan dengan pembentukan kuncup dari dinding tubuhnya ke arah luar. Kuncup yang terbentuk dilepaskan dan akan tumbuh menjadi porifera baru atau dapat pula tetap melekat membentuk suat koloni. Pembentukan kuncup ini dapat terjadi bila kondisi kurang menguntungkan, yaitu bila keadaan kering atau dingin. Reproduksi porifera secara seksual dengan pembentukan arkeosit yang mengandung sperma dan ovum. Jika terjadi penyatuan ovum dan sperma yang berada di mesoglea, maka akan terbentuk zigot. Zigot ini akan terbentuk larva bersilia. Sebagian besar porifera bersifat hermafrodit (memiliki dua alat kelamin dalam tubuhnya). Namun perlu diingat bahwa pembuahan ini terjadi dari sperma yang berasal dari jenis induk porifera yang lain, tidak berasal dari induk yang sama (Kistinnah, 2009:235).

c) Klasifikasi Porifera

(44)

31

Berdasarkan jenis zat yang yang menyusun spikula, porifera digolongkan menjadi beberapa kelas sebagai berikut:

(1) Kelas Calcarea, porifera ini mempunyai spikula yang terbuat dari zat kapur. Umumnya hidup di laut yang dangkal. Misalnya, Scypha gelatinosa, Grantia, Leucosolenia.

(2) Kelas Hexactinellida, golongan ini mempunyai spikula yang terbuat dari zat kersik/silikat.

Hidupnya di laut yang dalam. Misalnya, Pheronema sp., Euplectella, Regadrella sp.

(3) Kelas Demospongiae, kelas ini mempunyai spikula yang terbuat dari zat kersik dan protein (spongin) atau hanya spongin saja. Tubuhnya lunak dan tidak mempunyai skeleton. Hidup di laut yang dangkal.

Misalnya, Euspongia officinalis (spons cuci), Spongilla, Haliclona, Microciona, Corticium (Kistinnah, 2009:236).

2) Filum Cnidaria a) Ciri-ciri Cnidaria

(1) Hewan Cnidaria juga biasa disebut Coelenterata.

(Anshori, 2009:183).

(45)

(2) Semua cnidaria memiliki tubuh simetri radial dan memiliki dua lapisan tubuh, endodermis dan ektodermis. Diantara dua lapisan tersebut terdapat materi seperti jeli yang disebut mesoglea.

(3) Kebanyakan cnidaria hidup di laut. Hanya sebagian kecil yang hidup di air tawar.

(4) Pada umumnya cnidaria adalah karnivora. Cnidaria menangkap makanannya secara tiba-tiba melalui sel-sel penangkap istimewa berupa lengan-lengan halus yang mengelilingi tubuh (tentakel).

(5) Tentakel cnidaria memiliki sel knidoblas yang mengandung kapsul penyengat nematosis (Fictor, 2009:106).

(6) Mengalami pergiliran keturunan/metagenesis antara fase polip dan medusa. Polip berbentuk silindris dan pada bagian proksimal melekat di suat tempat, bagian distal terdapat mulut yang dikelilingi tentakel. Medusa umumnya berbentuk seperti payung. Sisi bawah bagian tengah terdapat mulut.

(7) Cnidaria dapat berkembang biak secara aseksual maupun seksual. Reproduksi secara aseksual dilakukan dengan membentuk tunas yang kemudian dilepas dari induknya. Sedangkan secara seksual

(46)

33

dilakukan dengan cara membentuk sperma dan ovum yang melebur menjadi zigot, lalu tumbuh menjadi individu baru.

b) Klasifikasi Cnidaria

(1) Hydrozoa: berupa polip, hanya sebagian kecil yang berbentuk medusa dan hidup berkoloni. Habitatnya di air tawar, sebagian hidup di laut. Biasanya menempel pada benda yang ada dalam air, misalnya tanaman air. Contoh: Hydra viridis (Hydra hijau), Hydra fusca (Hydra cokelat), Hydra attenuate (Hydra bening), dan Obelia sp.

(2) Scypozoa: bentuk tubuh seperti mangkuk terbalik.

Fase medusa lebih dominan dibandingkan polip.

Tempat hidupnya di laut. Contohnya Aurelia aurita (ubur-ubur).

(3) Anthozoa: meliputi hewan-hewan karang dan anemon laut berbentuk polip. Anthozoa merupakan pembentuk batu karang di laut. Contoh: Fungia sp, Acrophora sp, Euplexaura antipathies, Meandrina sp (Subardi , 2009:134-135).

3) Platyhelminthes

Platyhelminthes sering disebut juga dengan cacing pipih. Memiliki tubuh pipih, simetri bilateral, terdapat

(47)

bagian anterior (depan) dan bagian posterior (belakang).

Cacing pipih bersifat tripoblastik, artinya memilki tiga lapisan jaringan embrional, yakni epidermis, mesodermis, dan endodermis. Hewan ini ada yang hidup bebas dan ada yang hidup sebagai parasit pada hewan atau manusia (Subardi, 2009:137)

a) Klasifikasi Platyhelminthes

(1) Kelas Turbellaria: disebut juga cacing berbulu getar (sillia). Turbellaria umumnya hidup bebas di air asin dan air tawar. Contohnya adalah Planaria (Dugesia sp.). Planaria seperti kebanyakan turbellaria lainnya, hidup bebas dan bukan parasit. Planaria bereproduksi secara seksual dan seksual. Secara seksual dengan membutuhkan Planaria lainnya.

sedangkan secara aseksual adalah dengan membelah menjadi dua. Setiap belahan akan tumbuh menjadi cacing dewasa.

(2) Kelas Trematoda: dikenal juga dengan cacing pipih yang parasit. Kebanyakan Trematoda hidup parasit.

Permukaan tubuh Trematoda dilindungi oleh kutikula yang berfungsi melindungi Trematoda dari enzim penghancur yang dikeluarkan oleh organisme inang. Trematoda juga memiliki alat isap yang

(48)

35

berfungsi sebagai penghisap cairan tubuh inangnya.

Contoh Trematoda adalah Fasciola hepatica, Schistosoma, Chlonorchis sinensis, Fasciliopsis buski, dan Parahonimus westermani.

(3) Kelas Cestoda: disebut juga dengan cacing pita.

Merupakan cacing berbentuk pipih yang hidup parasit. Tidak seperti cacing lainnya, cacing pita memiliki tubuh yang terbagi-bagi menjadi beberapa bagian yang disebut proglotid. Proglotid adalah calon individu baru, sama dengan satu individu yang utuh. Siklus hidup cacing pita melibatkan satu, dua, atau tiga organisme inang. Beberapa cacing pita pada manusia dapat ditularkan melalui daging babi dan daging sapi yang terinfeksi atau tidak dimasak dengan baik. contoh cacing pita adalah Taenia solium yang ada di tubuh babi dan Taenia saginata yang ada di tubuh sapi (Fictor, 2009:108- 110).

4) Filum Nematoda/Nemathelminthes

Nematoda sering disebut dengan cacing gilig karena memiliki tubuh gilig (bulat panjang). Sebagian cacing gilig hidup bebas di air atau tanah, dan sebagian parasit pada

(49)

hewan atau manusia. Cacing ini bereproduksi secara seksual dan ovipar (Subardi, 2009:141).

Nematoda terbagi menjadi dua kelas yaitu Aphasmidia dan Phasmidia. Contoh yang dikenal umumnya dari kelas Phasmidia, seperti:

a) Ascaris Lumbricoides (cacing gelang) yang terdapat pada usus halus manusia.

b) Ancylostoma duodenale (cacing tambang) yang sering ditemukan di daerah petambangan dan hidup parasit di usus manusia.

c) Enterobios vermicularis (cacing kremi) yang hidup parasit diusus besar manusia dan jika bertelur cacing betina akan bermigrasi ke anus hingga menimbulkan rasa gatal.

d) Filaria bruncofti (cacing filaria) yang ghidup di saluran getah bening sehingga terjadi penyumbatan pada kelenjar saluran getah bening hingga menyebabkan penyakit kaki gajah (filariasis).

e) Tricinella spiralis merupakan cacing parasit pada manusia dan hewan (tikus, anjing, babi).

5) Filum Annelida

Annelida berasal dari kata annulus yang berarti cincin-cincin kecil, gelang-gelang, atau ruas, dan oidus

(50)

37

yang berarti bentuk. Oleh sebab itu, annelida juga dikenal dengan cacing gelang. Cacing tanah sebagai anggota annelida dapat digunakan untuk memberi gambaran struktur umum filum ini (Anshori, 2009:188). Annelida dibagi menjadi tiga kelas, yaitu Polychaeta, Oligochaeta, dan Hirudinea.

a) Kelas Polychaeta

Semua anggota Polychaeta hidup di laut.

Tubuhnya memiliki rambut-rambut. Contoh: Nereis virens, Lysidice vele (cacing wawo), Eunice viridis (cacing palolo)

b) Kelas Oligochaeta

Anggota Oligochaeta hidup di tanah dan beberapa spesies hidup di air. Contoh yang paling dikenal dari anggota Oligochaeta adalah cacing tanah (Pheretima sp.).

c) Kelas Hirudinea

Hirudinea atau lintah dikenal sebagai parasit pengisap darah . lebih dari 300 spesies hidup bebas di alam. , lintah yang tidak parasit , memakan cacing, siput, dan larva-larva serangga. Lintah parasit menempel pada permukaan tubuh binatang, seperti ikan. Anggota Hirudinea, antara lain Hirudo

(51)

medicinalis (lintah) dan Haemodipsa javanica (pacet) (Fictor, 2009:112).

6) Filum Mollusca

Mollusca merupakan kelompok hewan bertubuh lunak . mollusca berasal dari bahasa latin molluscus yang artinya lunak. Tubuh Mollusca lunak dan tidak beruas-ruas, merupakan binatang tripoblastik selomata. Apabila dipotong menjadi dua bagian, bersifat simetri bilateral.

Mollusca merupakan hewan hermaprodit, namun ada juga yang alat kelaminnya terpisah. Maka dari itu, cara reproduksinya dengan cara fertilisasi internal (Kistinnah, 2009: 259). Filum Mollusca dibagi menjadi beberapa kelas diantaranya:

a) Kelas Gastropoda

Merupakan kelompok Mollusca yang paling banyak . kelompok ini memiliki variasi bentuk dan cara hidup. Ada yang hidup di daratan , hidup di laut, dan di air tawar. Contoh : Achatina fulica (bekicot), Eubranchius dan Kimax.

b) Kelas Bivalvia

Bivalvia adalah Mollusca yang memiliki dua cangkang. Dua cangkang tersebut terkunci seperti engsel sehingga dapat terbuka atau tertutup. Umumnya

(52)

39

Bivalvia memiliki satu alat kelamin, jantan atau betina.

Fertilisasi terjadi di luar. Contoh spesies Bivalvia adalah Chlamys opercularis, Anadara sp. (kerang), Pinctada maxima (tiram mutiara), Mytilus viridis (kerang hijau).

c) Kelas Cephalopoda

Cephalopoda berasal dari kata cephalo yang berarti kepala dan podos yang artinya kaki. Pada Cephalopoda, kaki telah berevolusi menjadi lengan yang panjang dekat kepala. Cephalopoda menggunakan lengannya untuk menangkap mangsanya. Semua Cephalopoda adalah karnivora. Pada kulit Cephalopoda mengandung kromatofor, yaitu pigmen yang memungkinkan tubuhnya berubah warna. Contoh Cephalopoda diantaranya Octopus sp. (gurita), Sepia officinalis (sotong), Loligo indica (cumi-cumi, dan Nautilus sp. (Fictor, 2009:114)

7) Filum Echinodermata

Semua Echinodermata hidup di laut. Umumnya Echinodermata memiliki tubuh simetri radial. Sama seperti Mollusca, Echinodermata memiliki ceolom dan sistem pencernaan yang sudah lengkap. Ciri unik Echinodermata adalah sistem kaki tabung dan endoskeletonnya. Kaki

(53)

tabung ini digunakan untuk bergerak dan mendapatkan makanan. Endoskeleton berfungsi untuk melindungi dan menyokong jaringan hewan yang lunak.

Filum Echinodermata dibagi menjadi beberapa kelas, diantaranya:

a) Kelas Asteroidea

Bintang laut merupakan anggota dari kelas Asteroidea. Bintang laut memiliki lima tangan.

Kebanyakan bintang laut adalah karnivora. Contoh spesies dari kelas ini adalah Astropesten irregularis dan Celeita sp.

b) Kelas Ophiuroidea

Ophiuroidea merupakan hewan berbentuk bintang dengan lengan lurus, panjang, dan fleksibel.

Sering juga disebut bintang ular laut. Cakram tubuhnya terlihat jelas. Contoh spesies ini adalah Ophiotrix flagilis dan Ophiopholis aculeata.

c) Kelas Echinoidea

Salah satu anggota dari kelas ini adalah bulu babi (Diadema sp.). Bulu babi tidak memiliki lengan, tetapi mempunyai lima baris kaki tabung yang berfungsi sebagai alat gerak yang lambat.

d) Kelas Holothuroidea

(54)

41

Salah satu anggota Holothuroidea adalah mentimun laut. Tidak memiliki duri dan eksoskeleton.

Tubuhnya lunak dan seperti mentimun. Contoh dari kelas ini adalah Holothuria atra (teripang laut) dan Pseudocolochirus sp.(mentimun laut).

8) Filum Arthropoda

Arthropoda tubuhnya berbuku-buku dan memiliki eksoskeleton. Hidupnya tersebar dari daratan, air tawar, dan air laut. Beberapa kelas dari filum Arthropoda adalah : a) Kelas Arachnida

Arachnida berasal dari kata arachne yang berarti laba-laba. Akan tetapi, bukan berarti anggota kelas ini hanya laba-laba. Umumnya anggota kelas ini hidup di darat. Arachnida dapat menjadi predator, parasit, atau pemakan bangkai. Contoh hewan dari kelas ini adalah Thelyphonus caudatus (kalajengking), Nephila (laba- laba), Heterometrus cyaneus (kalajengking biru), dan Boophilus annulatus.

b) Kelas Crustacea

Berasal dari kata crusta yang artinya cangkang.

Sebagian besar Crustacea hidup di laut dan sebagian lagi di air tawar. Pada kepala terdapat dua pasang antena, yaitu sepasang antena panjang dan sepasang

(55)

antena pendek. Contoh spesies yang termasuk dalam kelas Crustacea adalah Daphnia pulex (kutu air), Macrobrachium (udang galah), Portunus (kepiting), Parathelpusa maculata (yuyu).

c) Kelas Myriapoda

Berasal dari kata myria yang artinya banyak dan podos yang artinya kaki. Myriapoda adalah hewan dengan banyak kaki. Bagian tubuh myriapoda hanya dapat dibedakan atas kepala dan tubuh. Tubuhnya panjang seperti cacing dan bersegmen. Di bagian kepala terdapat antena dan mulut bertaring. Pada tiap segmen terdapat satu hingga dua pasang kaki. Contoh dari kelas ini adalah Lulus sp. (kaki seribu), Scutigera sp.

(kelabang).

d) Kelas Insecta

Insecta meliputi dua pertiga seluruh jumlah hewan-hewan. Ciri-ciri serangga antara lain tubuhnyaa terbagi menjadi kepala, dada dan abdomen, tubuhnya dilindungi oleh kulit dari kitin yang berfungsi sebagai eksoskeleton, bernapas menggunakan trakea, umumnya memiliki sayap, dan sebagainya.

(56)

43

Beberapa ordo insecta adalah Anoplura, Coleoptera, Diptera, Hemiptera, Hymenoptera, Lepidoptera, Odonata, Orthoptera (Fictor, 2009:120).

9) Filum Chordata

Chordata terbagi menjadi dua kelompok, yaitu Chordata yang bertulang belakang (Chordata Vertebrata) dan Chordata yang tidak bertulang belakang (Chordata Invertebrata). Dalam hal ini yang akan dijelaskan adalah Chordata yang bertulang belakang (vertebrata) yang terbagi menjadi lima kelas yaitu:

a) Kelas Pisces

Ikan dapat digolongkan menjadi tiga yaitu, Agnatha, Condrichthyes, Osteichyes. Agnatha merupakan ikan yang tidak memiliki rahang seperti ikan lamprey (Petromyzon sp.) Condrichthyes adalah ikan yang bertulang rawan seperti ikan hiu dan ikan pari.

Osteichyes merupakan ikan yang bertulang keras seperti ikan lele, bandeng, dan gurami.

b) Kelas Amphibia

Amphibia (amfibi) adalah hewan yang tempat hidupnya bisa di darat dan air. Contoh dari hewan ini adalah katak. Beberapa spesies amfibi yang dikenal seperti katak sawah (Rana limnocharis), bangkong

(57)

(Bufo melanostictus), dan katak pohon (Racophorus reinwardti) (Kistinnah, 2009:281).

c) Kelas Reptilia

Reptilia disebut juga hewan melata. Melata merupakan cara berjalan dengan menempelkan perut ke tanah. Beberapa contoh dari reptilia adalah ular sanca (Phyton reticulatus), komodo (Varanus komodoensis), dan kadal (Lacerta agilis).

d) Kelas Aves

Burung adalah hewan yang memiliki sayap yang dapat membantunya terbang. Burung juga memiliki suhu tetap. Burung bernapas menggunakan paru-paru.

Selain paru-paru, pernapasan burung dibantu oleh pundi-pundi udara ketika terbang. Contoh spesies kelas Aves diantaranya ayam kampung (Gallus domestica), merpati (Columba fasciata), dan angsa (Cygnus sp.) e) Kelas Mamalia

Beberapa ciri-ciri mamalia adalah memiliki rambut, memiliki tiga tulang di telinga bagian tengah, dan memiliki kelenjar susu.

Contoh dari mamalia adalah Platypus (Ornitherychus anatinus), Kucing (Felis domestica), Mencit (Mus musculus), Paus (Balanoptera borealis).

Gambar

Tabel 1.1  Indikator Variabel
Tabel Skor Butir Pertanyaan pada Skala Likert  Pernyataan
Tabel 3.10  Kriteria Uji Durbin Watson
Gambar 4.2  Uji Heterokedastisitas
+2

Referensi

Dokumen terkait

t tabel = ¿ 1,67295 (taraf 5%) berarti signifikan Hipotesis diterima dengan besar pengaruhny a 42,88128 yaitu sedang. Ada pengaruh yang signifikan dari penggunaan

Nilai signifikan diketahui thitung&lt; ttable = 0.040 &lt; 2,032 maka hipotesis alternatif (Ha) diterima yang menyatakan terdapat peningkatan hasil belajar pada

Hasil analisis diperoleh nilai thitung sebesar 5,302 dan nilai ttabel pada taraf Signifikansi 5% dengan d.b N-1=29- 1=28, lebih besar dari pada nilai t pada tabel 5,302 > 2,048, berarti

tersebut ditandai dengan semakin tinggi efikasi diri siswa dan semakin tinggi motivasi diri siswa maka semakin tinggi pula kemandirian belajar siswa.17 Penelitian lainnya dilakukan

Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa produk dengan penilaian ahli materi sebesar 96%, ahli media sebesar 88%, ahli bahasa sebesar 82,5%, tanggapan peserta didik sebesar 90% dan

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Ha : Terdapat pebedaan hasil belajar matematika siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

viii ABSTRAK Arshinta Nurul Dinia, 2022: Pengaruh Minat Belajar dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Pada Masa Pandemi di Kelas X MIPA SMA Negeri 1 Tanggul

156 di MA 03 Al-Ma’arif Wuluhan Jember untuk Guru Biologi Aspek Indikator Nomor Butir Jumlah Butir Penulisan Penggunaan penulisan jelas 1 1 Kebenaran materi dan konsep