PENGARUH SELF-CONFIDENCE SISWA DALAM BELAJAR MATEMATIKA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA
SISWA KELAS XI IPA SMAN 12 PADANG TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Nanda Priyatno, Sofia Edriati, Siskha Handayani
Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat [email protected]
ABSTRACT
This study aimed to determine whether students' self confidence in mathematics learning give effect on their learning outcomes. This is a descriptive quantitative study. Population are XI IPA grade students at SMAN 12 Padang that consists of four classes. Research took place in one sample class. The used instruments are quessionaire of self confidence and post-test. Data were analyzed by using regression analysis. Analysis result shows that there exist the positive effect of students' self confidence in mathematics learning on their learning outcomes. Students' learning outcomes were influenced by their high self confidence.
Keywords: Self Confidence, Learning Outcomes
PENDAHULUAN
Matematika merupakan ilmu universal yang berguna bagi kehidupan manusia, mendasari perkembangan teknologi modern dan mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu. Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua siswa mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi, untuk membekali siswa dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, inovatif,
kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Keberhasilan dalam pembelajaran matematika dapat ditinjau dari berbagai aspek, salah satu diantaranya adalah kualitas sumber daya manusia, yaitu dengan cara menumbuhkan kepercayaan diri siswa. Perilaku yang kurang mampu mengekspresikan pendapat dan menganggap matematika sebagai hal yang menakutkan dapat menyebabkan siswa merasa tidak mampu mempelajarinya sehingga
mengakibatkan hasil belajar metematika siswa rendah. Orang yang memiliki kepercayaan diri dapat menyelesaikan tugas sesuai dengan tahapan perkembangan dengan baik atau setidaknya memiliki kemampuan untuk belajar cara-cara menyelesaikan tugas tersebut, sehingga dapat menumbuhkan keberanian dan kemampuan untuk meningkatkan prestasi diri.
Pada beberapa sekolah khususnya pada tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA), hasil belajar siswa yang rendah masih menjadi permasalahan bagi pihak sekolah.
Hasil belajar matematika siswa banyak yang di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah yaitu 80.
Rendahnya Hasil belajar matematika siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satunya adalah self- confidence (rasa percaya diri) siswa dalam pembelajaran matematika.
Rasa percaya diri dalam matematika merupakan keyakinan siswa tentang kompetensi diri dalam matematika dan kemampuan seseorang dalam pembelajaran matematika. Rasa
percaya diri siswa dalam pembelajaran matematika penting bagi kesuksesan kinerja matematikanya.
Hannula dalam Martyah (2013: 16) mengungkapkan bahwa
“Terdapat assosiatif positif antara self-confidence dalam belajar matematika dengan hasil belajar matematika, artinya hasil belajar matematika tinggi untuk setiap siswa yang memiliki indeks self-confidence yang tinggi pula. Oleh sebab itu, rasa percaya diri perlu dimiliki dan dikembangkan pada setiap siswa”.
Berdasarkan Observasi yang dilakukan, ditemukan bahwa dalam pembelajaran matematika siswa tidak berani bertanya tentang apa yang tidak mereka pahami, siswa cenderung menyalin tugas temannya, dan jika diadakan diskusi hanya beberapa siswa yang berdiskusi dan yang lain hanya diam dan tidak mau menyampaikan pendapatnya. Hal tersebut menunjukkan bahwa kepercayaan diri siswa dalam mengikuti proses pembelajaran matematika masih kurang.
Berdasarkan wawancara dengan guru matematika, siswa tidak mau
bertanya tentang materi yang tidak mereka pahami, siswa kurang aktif, dan saat mengerjakan latihan yang diberikan hanya beberapa siswa yang bisa menyelesaikan, sedangkan siswa yang lain menyalin hasil kerja temannya. Guru telah mengatasi permasalahan tersebut dengan memberikan waktu kepada siswa untuk bertanya hal mana yang belum mereka pahami dan memberikan latihan kepada siswa di akhir pembelajaran. Hal ini bertujuan agar siswa paham dan berani bertanya serta terbiasa mengerjakan soal-soal matematika. Sementara itu hasil wawancara dengan siswa, mereka menganggap matematika adalah pelajaran yang sulit dan membosankan, sehingga mereka kesulitan dalam memahami materi dan mengerjakan latihan.
Menurut Slamento (2013: 182)
“Self-confidence adalah suatu kepercayaan mengenai keadaan dirinya yang tumbuh dari interaksi seseorang dengan orang lain yang berpengaruh dalam kehidupannya”.
Dapat dikatakan juga bahwa kepercayaan diri merupakan konsep yang positif yang timbul dalam diri
seseorang akibat interaksi dengan orang lain. Menurut Lestari (2013:
95) “Self-confidence adalah suatu sikap yakin akan kemampuan diri sendiri dan memandang diri sendiri sebagai pribadi yang utuh dengan mengacu pada konsep diri”.
Indikator Self-confidence menurut Lestari & Yudhanegara (2013: 95) adalah Percaya Pada Kemampuan Sendiri, Bertindak Mandiri Dalam Mengambil Keputusan, Berani Mengemukakan Pendapat, Memiliki Konsep Diri yang Positif.
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2013: 20) bahwa “Hasil belajar merupakan suatu puncak proses belajar. Hasil belajar tersebut terjadi terutama berkat guru”. Hasil belajar itu dapat diperoleh dengan mengadakan evaluasi atau penilaian hasil belajar, dimana evaluasi itu merupakan bagian dari proses belajar. Tujuan penilaian hasil belajar adalah untuk mengetahui tingkat pencapaian materi yang diajarkan sudah dipahami oleh siswa.
Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar yang berkaitan dengan ranah kognitif berupa nilai tes hasil belajar siswa.
Disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan penentuan untuk mengetahui berhasil atau tidaknya proses pembelajaran yang telah dilakukan oleh guru dan siswa setelah melakukan kegiatan belajar.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh self-confidence siswa terhadap hasil belajar matematika siswa kelas XI IPA SMAN 12 Padang.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif.
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang memberikan gambaran lebih detail mengenai suatu gejala berdasarkan data yang ada, menyajikan data, menganalisis, dan menginterpretasi (Narbuko &
Achmadi, 2003). Data kuantitatif diperoleh melalui angket self- confidence dan diperoleh gambaran mengenai self-confidence siswa SMAN 12 Padang.
Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMAN 12 Padang tahun ajaran 2017/2018. Pengambilan sampel
dalam penelitian ini dilakukan secara acak, kelas yang dilakukan pengamatan dalam penelitian adalah kelas XI IPA 1 SMA Negeri 12 Padang sebagai kelas sampel.
Data dalam penelitian ini diperoleh dengan mengunakan instrumen berupa angket dan tes hasil belajar.
1. Angket
Langkah-langkah yang dilakukan dalam menyusun angket adalah:
a. Membuat kisi-kisi angket berdasarkan indikator Self- confidence.
b. Menentukan pernyataan angket berdasarkan kisi-kisi.
d. Validitas Angket
2. Tes Akhir Hasil Belajar
Langkah-langkah dalam penyusunan tes, adalah sebagai berikut.
a. Menentukan tujuan mengadakan tes.
b. Membuat batasan terhadap materi yang akan diujikan.
c. Menyusun kisi-kisi soal tes.
d. Menyusun butir-butir soal menjadi bentuk tes akhir yang akan diujikan.
e. Memvalidasi tes
f. Melakukan uji coba soal g. Analisis Butir Soal
Teknik Pengumpulan data
Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data self- confidence dan hasil belajar siswa.
Data hasil belajar diperoleh melalui tes akhir dan data self-confidence diperoleh melalui angket
1. Angket
Angket self-confidence dibagikan pada semua siswa di kelas sampel. Angket dibagikan sebelum siswa diberi tes. Siswa dapat melakukan penilaian terhadap dirinya sendiri melalui pernyataan yang terdapat dalam angket sesuai petunjuk yang terdapat dalam angket.
2. Tes
Tes akhir dilakukan setelah mempelajari materi yang akan diujikan. Setiap siswa mendapatkan lembar soal dan mengisi jawabannya secaraa individu untuk memperoleh hasil belajar siswa.
Teknik Anlisis Data
1. Menentukan Persamaan Regresi Linier Sederhana
Untuk melihat pengaruh kepercayaan diri siswa (X) terhadap
hasil belajar matematika (Y). Maka dari itu dilakukan analisis regresi linier sederhana seperti yang dikemukakan oleh Sudjana (2005:
315) berikut ini
2. Uji Linieritas Regresi
Untuk mengetahui
keterkaitan antara variabel dalam persamaan regresi serta untuk mengetahui apakah model regresi linier yang digunakan cocok atau tidak.
3. Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi
Koefisien korelasi linear menurut Walpole (1982: 370) didefenisikan sebagai ukuran hubungan linear antar dua buah peubah acak dan , dan dilambangkan dengan , jadi mengukur sejauh mana titik menggerombol sekitar sebuah garis lurus.
HASIL PENELITIAN
Data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil yang diperoleh dari angket self-confidence.
Angket self-confidence pada kelas
sampel diberikan pada akhir pembelajaran yang diikuti oleh 32 siswa. Angket self-confidence yang diberikan berupa 40 butir pernyataan yang terdiri dari 20 pernyataan positif dan 20 pernyataan negatif.
Tabel 1. Skor Perolehan Angket Self- Confidence Siswa
Jumlah Siswa 32
Jumlah pernyataan 40 Jumlah Pernyataan Positif 20 Jumlah Pernyataan Negatif 20
Skor Maksimum 93,5
Skor Minimum 37
Skor Rata-Rata 70,5
9 1. Uji Regresi Linier sederhana
Untuk melihat pengaruh self- confidence siswa (X) terhadap hasil belajar matematika (Y). Dilakukan analisis regresi sederhana yang dikemukakan oleh Sudjana (2005:
315)
Persamaan tersebut dapat diartikan bahwa, konstanta sebesar 27,292 mengandung arti bahwa nilai konstanta variabel hasil belajar sebesar 27,292. Koefisien regresi sebesar 0,589. Koefisien regresi bernilai positif, sehingga dapat dikatakan bahwa arah pengaruh
variabel dan adalah positif.
2. Uji Linieritas Regresi
Untuk linieritas regresi diperoleh nilai Fhitung = 15,668 dengan tingkat signifikasi sebesar 0,000 < 0,05. Maka model regresi dapat dipakai untuk memprediksi variabel hasil belajar atau dengan kata lain ada pengaruh variabel self- confidence terhadap variabel hasil belajar siswa kelas XI IPA SMAN 12 Padang.
3. Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinan
Untuk koefisien korelasi besarnya nilai korelasi/ hubunggan (R Square) yaitu sebesar 0,586 dan koefisien determinasi (R Sguare) sebesar 0,343 yang mengandung pengertian bahwa terdapat pengaruh positif variabel bebas (self- confidence) terhadap variabel terikat (hasil belajar) adalah sebesar 34%
A. Self-Confidence
Self-confidence (Kepercayaan diri) adalah modal dasar yang dibutuhkan untuk sukses disegala bidang termasuk dalam pembelajaran Matematika. Kepercayaan diri siswa memberi kekuatan yang dapat mempengaruhi pada penilaian
kemampuan siswa dan kesediaan untuk mengerjakan tugas.
Siswa diharapkan memiliki kecenderungan memandang matematika sebagai sesuatu yang dapat dipahami, merasakan matematika sesuatu yang berguna, meyakini usaha yang tekun dan ulet dalam mempelajari matematika akan membuahkan hasil dan melakukan perbuatan sebagai pelajar yang efektif.
Siswa percaya pada kemampuan sendiri dalam pembelajaran matematika memiliki persentase skor self-confidence sebesar 71,50% dengan kriteria memuaskan. Hal ini dapat dilihat dari siswa yang tidak mudah cemas dalam mengerjakan soal matematika, siswa yakin kalau belajar matematika dengan giat akan mendapatkan nilai yang bagus, siswa optimis dalam menjawab soal matematika, siswa mudah bergaul dengan orang lain dan siswa tidak mudah putus asa. Hal ini terlihat selama penelitian, percaya diri siswa pada kemampuan diri sendiri dalam pembelajaran matematika sudah baik.
Bertindak mandiri dalam mengambil keputusan dalam pembelajaran matematika memiliki persentase skor self-confidence sebesar 69,00% dengan kriteria memuaskan. Siswa bertindak mandiri dalam mengambil keputusan terlihat dari sikap dan cara siswa dalam mengatasi kesulitan dalam menjawab soal. Hal ini terlihat selama penelitian siswa tidak mudah putus asa dalam menjawab soal matematika, siswa berusaha menjawab soal tanpa bantuan orang lain, dan siswa bertanggung jawaban atas apa yang dilakukan.
Siswa berani mengemukakan pendapat pembelajaran matematika memiliki persentase skor self- confidence sebesar 70,68% dengan kriteria memuaskan. Hal ini terlihat selama penelitian dimana siswa berani menyampaikan pendapat dalam diskusi kelompok dan mampu mempersentasikan hasil diskusi kelompoknya didepan kelas dan siswa dari kelompok lain memberi tanggapan atas persentasi yang ditampilkan.
Indikator memiliki konsep diri positif dalam pembelajaran
matematika memiliki persentase skor self-confidence sebesar 71,18%
dengan kriteria memuaskan. Hal ini terlihat selama penelitia dimana siswa semangat dalam mengikuti proses belajar mengajar matematika.
B. Hasil Belajar Siswa Berdasarkan Self-Confidence
Hasil belajar matematika siswa berpengaruh positif terhadap self-confidence siswa. Siswa yang memiliki self-confidence yang baik akan memperoleh hasil belajar yang baik, sebaliknya jika siswa memiliki self-confidence rendah maka hasil belajar matematika siswa juga akan rendah. Berikut hasil bejar siswa berdasarkan self-confidence siswa :
Berdasarkan analisis contoh hasil belajar siswa yang memuaskan, siswa sudah mampu menyelesaikan soal tes akhir dengan baik dimana siswa memperoleh nilai 85,71 dengan kriteria tuntas. Siswa sudah mampu menyelesaikan soal tes geometri transformasi dengan indikator menentukan konsep translasi, menentukan konsep refleksi, menentukan konsep rotasi dan menentukan konsep dilatasi.
Berdasarkan analisis angket self-
confidence diperoleh skor siswa sebesar 78 dengan kriteria memuaskan. Hal ini menunjukan bahwa hasil belajar siswa yang baik maka self-confidence siswa juga baik.
Berdasarkan analisis contoh hasil belajar siswa yang cukup memuaskan, siswa cukup mampu menyelesaikan soal tes akhir dimana siswa memperoleh nilai 64,29 dengan kriteria belum tuntas.
Dimana siswa cukup mampu menyelesaikan soal tes geometri transformasi dengan indikator menentukan konsep translasi, menentukan konsep refleksi, menentukan konsep rotasi dan menentukan konsep dilatasi.
Berdasarkan analisis angket self- confidence diperoleh skor siswa sebesar 58,5 dengan kriteria skor self-confidence cukup memuaskan.
Hal ini menunjukan hasil belajar siswa sedang maka self-confidence siswa sedang.
Berdasarkan analisis contoh hasil belajar siswa yang lemah, siswa kurang mampu menyelesaikan soal tes akhir dimana siswa memperoleh nilai 59,52 dengan kriteria belum
tuntas. Dimana siswa kurang mampu menyelesaikan soal tes geometri transformasi dengan indikator menentukan konsep translasi, menentukan konsep refleksi, menentukan konsep rotasi dan menentukan konsep dilatasi.
Berdasarkan analisi angket self- confidence diperoleh skor siswa sebesar 37 dengan kriteria skor self- confidence cukup memuaskan. Hal ini menunjukan hasil belajar siswa yang rendah maka self-confidence siswa juga rendah.
Hasil penelitian ini didukung oleh Putri. Zuzano dan Khairudin.
bahwa “self-confidence siswa berpengaruh positif terhadap hasil belajar matematika siswa”.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh setelah melakukan analisis dan pembahasan terhadap masalah, maka dikemukakan kesimpulan bahwa terdapat pengaruh self-confidence siswa dalam belajar matematika terhadap hasil belajar matematika siswa di SMA Negeri 12 Padang yaitu berpengaruh positif.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2008). Dasar- dasar Evaluasi Guruan.
Jakarta: Bumi Aksara.
Depdiknas. (2001). Menyusun Butir Soal dan Instrumen Penilaian.
Jakarta: Dikdasmen.
Ibrahim dkk. (2000).Pembelajaran Kooperatif. Surabaya:
UNESA-University Press.
Iriyanti, Puji. (2004). Penilaian Unjuk Kerja. Yogjakarta:
Depdiknas.
Lestri dan Yudhanegara. (2015).
Penelitian Pendidikan Matematika. Karawang: PT Refika Aditama.
Lie, Anita. (2002). Cooperatif Learning. Jakarta : Grasindo.
Majid, Abdul. (2014). Implementasi Kurikulum 2013. Bandung:
Interes Media.
Maryanti, Adhetia. (2013).
Membangung Self-Confidence Siswa dalam Pembelajaran atematika dengan Pendekatan Problem Solving. Prosiding (ISBN : 978-979-16353-9-4).
Hlm 17-18.
Mudjiono dan Dimyati. (2009).
Belajar dan Pembelajaran.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Muliyardi. (2002). Strategi Pembelajran Matematika.
Padang: FMIPA Universitas Negeri Padang.
Riduwan. (2013). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru- Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.
Santoso, Singgih. (2010). Statistik Nonparametrik. Jakarta: PT.
Elex Media Komputindo.
Slameto. (2010). Belajar dan Fakto-
Faktor yang
Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Shoimin Aris. (2014). 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurukulum 2013. Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media.
Sudjana, Nana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito Bandung.
Suprihatiningrum, Jamil. (2013).
Strategi Pembelajaran Teori dan Aplikasi. Yogjakarta: Ar- Ruzz Media.
Putri. Zuzano dan Khairudin (2013).
Pengaruh Kepercayaan Diri Siswa Dalam Belajar Matematika Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMPN 1 Tilatang Kamang. Pandang. Universitas Bung Hatta.
Walpole, E Ronald. (1993).
Pengantar Statistika. Jakarta:
PT. Gramedia Pustaka Utama..