PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP
HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP TAMANSISWA PADANG
Melvia Yunita*), Anna Cesaria**), Rina Febriana**)
*)Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat
**)Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat
ABSTRACT
The background of this research by studying the results of the eighth grade students of SMP Tamansiswa Padang still low and the lack of responsibility of the student. This research aims to meet if the learning outcomes of students who use cooperative learning Teams Games Tournament (TGT) is better than the student learning uotcomes using conventional learning in class VIII SMP Tamansiswa Padang field in the academic year 2015/2016. Type of research is experimental research design total sampling. Population of this research is all class VIII SMP Tamansiswa Padang. The sampling technique is done randomly chosen VIII.B class as a class experiment and VIII.A as the control class. Instruments that are used in this study is the final test in the form of an essay. Data analysis use is the t testof the parties. The results of data analysis tarithmetic = 3,304 and ttable = 1,68 can be concluded that the results of students mathematics learning with the implementation of cooperative learning Teams Games Tournament (TGT) to the learning outcomes mathematics eighth grade better than the results of students mathematics learning with the aplication of learning conventional class VIII SMP Tamansiswa Padang.
Keywords: Cooperative learning, Teams Games Tournament (TGT), learning outcomes
PENDAHULUAN
Matematika merupakan mata pelajaran yang sangat penting untuk menunjang perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain itu, matematika merupakan mata pelajaran yang dapat melatih cara berpikir siswa yaitu berpikir secara logis, kritis, dan sistematis.
Pembelajaran matematika juga melatih kemampuan siswa dalam bernalar dan mengembangkan
aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran rasa ingin tahu, membuat dugaan, serta mencoba-coba. Siswa diharapkan bisa mengembangkan hasil pemikirannya selama pembelajaran sehingga siswa dapat menemukan sendiri konsep matematis tersebut serta mampu menguasai semua indikator dalam memahami materi pembelajaran.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 18-25 Agustus 2015 pembelajaran yang digunakan guru yaitu pembelajaran yang bersifat konvensional. Dilihat dari proses pembelajaran di kelas, siswa belum sepenuhnya aktif selama proses pembelajaran. Tidak tampak adanya siswa yang berkemampuan tinggi berbagi dengan siswa yang berkemampuan rendah, sedangkan siswa yang kemampuannya di bawah standarpun juga tidak berinisiatif menanyakan materi yang tidak dimengerti. Kurangnya tanggung jawab siswa tehadap tugas yang diberikan guru. Selain itu, karena siswanya sudah terbiasa diajarkan terlebih dahulu, sehingga belum dapat membangun pengetahuan dalam struktur kognitifnya.
Berdasarkan wawancara dengan guru matematika SMP Tamansiswa Padang, diperoleh informasi bahwa guru pernah menggunakan model pembelajaran kelompok, tetapi belum terlaksana dengan optimal. Hal ini disebabkan siswa kurang mampu bekerjasama dalam kelompoknya, sehingga pada pembelajaran kelompok siswa yang berkemampuan
tinggi saja yang mengerjakan latihan yang diberikan guru.
Berdasarkan wawancara dengan siswa kelas VIII SMP Tamansiswa Padang, banyak siswa mengatakan matematika merupakan mata pelajaran yang sulit dan membosankan. Ketika mengerjakan latihan hanya sebagian siswa yang dapat mengerjakannya dengan benar.
Berkaitan dengan permasalahan yang telah diuraikan, guru perlu menerapkan model pembelajaran yang lebih menyenangkan bagi siswa, menfasilitasi kebutuhan siswa untuk berdiskusi dan bekerja sama, serta mengubah kebiasaan pembelajaran yang selama ini cenderung bersifat teacher centered, menjadi student centered. Pembelajaran yang akan terapkan pada kondisi ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT).
Menurut Slavin (2005:14) Teams Games Tournament (TGT) merupakan salah satu model pembelajaran yang menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi diantara siswa. Teman satu tim akan saling membantu dalam mempersiapkan diri untuk permainan dengan mempelajari lembar kegiatan dan menjelaskan
masalah-masalah satu sama lain, tetapi sewaktu siswa sedang bermain dalam tournament temannya tidak boleh membantu, memastikan telah terjadi tanggung jawab individual.
Gagasan utama Teams games tournament (TGT) adalah memacu siswa agar bertanggung jawab dan membantu satu sama lain untuk menguasai keterampilan yang diajarkan guru.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa dengan penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) lebih baik dari pada hasil belajar siswa dengan penerapan pembelajaran konvensional pada siswa kelas VIII SMP Tamansiswa Padang.
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Rosi Listiawati dengan judul “Pengaruh penerapan pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) terhadap pemahaman konsep matematis siswa kelas IX MTsN Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan TP 2013/2014”. Hasil penelitian ini adalah hasil belajar siswa dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Teams
Games Tournament (TGT) lebih baik dari pada hasil belajar siswa dengan
penerapan pembelajaran
konvensional.
METODE PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan pada semester genap tanggal 8 April sampai dengan 29 April Tahun Ajaran 2015/2016 di SMP Tamansiswa Padang. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan Rancangan penelitian yang digunakan adalah total sampling.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) pada kelas eksperimen dan metode pembelajaran konvensional pada kelas kontrol. Variabel terikat adalah hasil belajar siswa. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Tamansiswa Padang.
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah seluruh populasi menjadi sampel. Kelas VIIIB sebagai kelas eksperimen dan kelas VIIIA
sebagai kelas kontrol.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah tes yaitu tes kemampuan hasil belajar matematika siswa.Sebelum diadakan tes akhir dilakukan uji coba tes di kelas VIII.3
SMP Muhammadiyah 6 Padang pada tanggal 25 April 2016. Hasil uji coba tes menunjukkan semua soal dipakai dengan rhitung=0,91 dan rtabel = 0,423, r11 > rtabel. Teknik analis data yang dipakai adalah uji-t satu pihak.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada tahap pelaksanaan siswa dibentuk ke dalam kelompok heterogen. Setelah siswa duduk berkelompok, guru meminta tim untuk menyelesaikan soal yang telah diberikan oleh guru pada tahap tim guru memberikan 2 buah soal. Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal-soal yang dirancang untuk menguji pengetahuan siswa yang diperolehnya dari presentasi di kelas dan pelaksanaan kerja tim. Game tersebut dimainkan di atas meja dengan tiga orang siswa, yang masing-masing mewakili tim yang berbeda. Siswa mengambil sebuah kartu bernomor dan harus menjawab soal sesuai nomor yang tertera pada kartu tersebut. Guru mengamati dan membimbing siswa dalam mengerjakan soal.pada tahap game guru memberikan 3 buah soal dan masing-masing siswa menjawab 1 soal dari 3 soal yang diberikan guru.
Setelah siswa melaksanakan game saatnya siswa mengikuti turnamen.
Untuk memulai permainan, para siswa menarik kartu untuk menentukan pembaca yang pertama yaitu siswa yang menarik nomor tertinggi. Permainan berlangsung sesuai waktu dimulai dari pembaca pertama. Pembaca pertama mengocok kartu dan mengambil kartu yang teratas. Dia lalu membacakan dengan keras soal yang berhubungan dengan nomor yang ada pada kartu tersebut.
Setelah pembaca memberikan jawaban,siswa yang ada di sebelah kiri atau kanannya (penantang) punya opsi untuk menantang dan memberikan jawaban yang berbeda.
Apabila semua peserta punya jawaban, penantang kedua memeriksa jawaban dan membacakan jawaban yang benar dengan keras. Pemain yang memberikan jawaban yang benar akan menyimpan kartunya. Jika kedua penantang memberikan jawaban salah, maka mengembalikan kartu yang telah dimenangkannya.
Hasil belajar siswa diperoleh dari tes yang diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dalam pelaksanaan tes akhir pada kelas eksperimen diikuti oleh 19 orang siswa. Ada 4
orang siswa yang tidak hadir waktu melakukan tes akhir. Tes akhir pada kelas kontrol diikuti oleh 23 orang siswa. Ada 4 orang siswa yang tidak hadir waktu melakukan tes akhir.
Setelah dilaksanakan tes akhir diperoleh data tentang hasil belajar matematika siswa. Berdasarkan perhitungan didapat nilai rata-rata (𝑥 ), simpangan baku (S), skor tertinggi (𝑥𝑚𝑎𝑘𝑠), skor terendah (𝑥𝑚𝑖𝑛) tes akhir kelas sampel sesuai dengan Tabel berikut.
Tabel 1. Perhitungan Rata-rata (𝒙 ), Skor tertinggi (𝑿𝒎𝒂𝒌𝒔), Skor terendah (𝑿𝒎𝒊𝒏) Tes Akhir Kelas Sampel
Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa dari 19 orang siswa yang mengikuti tes akhir pada kelas eksperimen diperoleh nilai tertinggi 96 dan nilai terendah 26 . Pada kelas kontrol dari 23 orang siswa diperoleh nilai tertinggi 89 dan nilai terendah 9.
Nilai rata-rata hasil belajar matematika siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Simpangan baku kelas eksperimen lebih kecil dibandingkan
dengan simpangan baku kelas kontrol.
Hal ini menunjukkan bahwa nilai siswa kelas eksperimen tersebar tidak terlalu jauh dari nilai rata-rata. Uji hipotesis dengan uji-t satu pihak diperoleh 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 3,304 dan 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 1,68. Karena 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka tolak H0. Ini berarti hasil belajar matematika siswa kelas eksperimen lebih baik daripada hasil belajar matematika siswa kelas kontrol.
Gambar 1 dan Gambar 2 dapat dilihat tes akhir hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Gambar 1. Jawaban Tes Akhir Kelas Eksperimen
Gambar 1 terlihat bahwa siswa yang berkemampuan tinggi pada kelas eksperimen sudah mampu menyelesaikan soal tentang luas permukaan kubus dan volume kubus.
Gambar 2. Jawaban Tes Akhir Kelas kontrol
Berdasarkan Gambar 2 terlihat bahwa siswa yang berkemampuan tinggi pada kelas kontrol sudah mampu Kelas 𝒙 (𝑺) 𝒙𝒎𝒂𝒌𝒔 𝒙𝒎𝒊𝒏
Ekspe
rimen 1326 21,6 93 24 Kontr
ol 1111 21,1 87 8
menyelesaikan soal tentang luas permukaan dan volume kubus.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh setelah melakukan analisis data dan pembahasan terhadap masalah yang telah dikemukakan dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa “hasil belajar matematika dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) lebih baik dari hasil belajar matematika dengan penerapan pembelajaran konvensional pada siswa kelas VIII Tamansiswa Padang”.
DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, Suharsimi. (2010).
Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Slavin, Robert E. 2005. Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media.