• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGELOLAAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU ANNUJABA AMPENAN UTARA MATARAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "PENGELOLAAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU ANNUJABA AMPENAN UTARA MATARAM"

Copied!
186
0
0

Teks penuh

(1)

ANNUJABA AMPENAN UTARA MATARAM

Oleh:

YAYAN GUSTIRAN 200403013

Tesis ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapat gelar Magister Pendidikan

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

MATARAM 2022

(2)

iii

ANNUJABA AMPENAN UTARA MATARAM

Pembimbing:

Dr. AHMAD SULHAN, M.Pd.I Dr. AKHMAD ASYARI, M.Pd.

Oleh:

YAYAN GUSTIRAN 200403013

Tesis ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapat gelar Magister Pendidikan

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

MATARAM 2022

(3)

iv

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Tesis oleh: YAYAN GUSTIRAN, NIM: 200403013 dengan judul , Pengelolaan Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka Dalam Pembentukan Karakter Siswa di Sekolah Dasar Islam Terpadu Annujaba Ampenan Utara Mataram telah memenuhi syarat dan disetujui untuk diuji.

Disetujui pada tanggal: 20 Mei 2022

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Ahmad Sulhan, M.Pd.I Dr. Akhmad Asyari, M.Pd.

NIP: 197207151998031004 NIP: 197806212007101001

(4)

v

PENGESAHAN PENGUJI

Tesis oleh: YAYAN GUSTIRAN, NIM: 200403013 dengan judul, Pengelolaan Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka Dalam Pembentukan Karakter Siswa di Sekolah Dasar Islam Terpadu Annujaba Ampenan Utara Mataram telah dipertahankan didepan Dewan Penguji Pascasarjana UIN Mataram pada tanggal 08 Juni 2022

DEWAN PENGUJI

Dr. M. Nurul Wathoni, M.Pd. ___________________

(Ketua/ Penguji) Tanggal:16 Juni 2022 Dr. Moh. Iwan Fitriani, M.Pd. ___________________

(Sekretaris/ Penguji) Tanggal: 22 Juni 2022 Dr. Ahmad Sulhan, M.Pd.I ___________________

(Pembimbing I/ Penguji) Tanggal: 20 Juni 2022 Dr. Akhmad Asyari, M.Pd. ___________________

(Pembimbing II/ Penguji) Tanggal: 20 Juni 2022 Mengetahui:

Direktur Pascasarjana Universitas Islam Negeri Mataram,

Prof. Dr. H. Fahrurrozi, M.A.

NIP: 197512312005011010

(5)

vii

LEMBAR PENGECEKAN PLAGIARISM

(6)

viii

PENGELOLAAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER

SISWA DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU ANNUJABA AMPENAN UTARA MATARAM

Oleh:

YAYAN GUSTIRAN NIM: 200403013

ABSTRAK

Membangun karakter menjadi perhatian utama bagi orang tua maupun lingkungan masyarakat. Penelitian kualitatif ini bertujuan untuk mengetahui pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler pramuka dalam pembentukan karakter siswa dan implikasi pembentukan karakter siswa dalam religius di Sekolah Dasar Islam Terpadu Annujaba Ampenan Utara Mataram. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif bertempat dilakukan di Sekolah Dasar Islam Terpadu Annujaba Ampenan Utara Mataram. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, angket dan dokumentasi. Analisa data penulis menggunakan deskriptif kualitatif dengan mereduksi data, mendisplay data dan menyimpulkan secara fleksibel untuk menjawab rumusan masalah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler pramuka dilaksanakan melalui perencanaan program dimana setiap siswa wajib mengikuti kegiatan pramuka, pelaksanaan program, dan evaluasi dilaksanakan secara bulanan, dan tengah semester. Implikasi kegiatan ekstrakurikuler pramuka meliputi: 1) kegiatan berdo’a sebelum dan sesudah melaksanakan kegiatan, 2) mencium tangan pembina dan saling mengucapkan salam, 3) menjaga kebersihan lingkungan atau tempat latihan, 4) menjaga lingkungan agar tetap bersih, dan 5) mensyukuri kesehatan diri.

Kata kunci: ekstrakurikuler, pramuka, karakter

(7)

ix

ةيصخش ءانب يف ةيفشكلا ةيجهنملالا ةطشنلأا ةرادإ ردمب بلاطلا

ةس

مارتام ةيلامش نانيبمأ ءابجنلا ةلماكتملا ةيملاسلإا ةيئادتبلإا ناريتسوج ناياي

:ليجستلا مقر 200403013

ثحبلا صلختسم

اذه فدهي .عمتجملاو نيدلاولل ريبك قلق ردصم وه ةيصخشلا ءانب

نيوكت يف ةيفشكلا ةيجهنملالا ةطشنلأا ةرادإ ديدحت ىلإ يعونلا ثحبلا ةيصخش نيدلا يف بلاطلا ةيصخش نيوكت ىلع ةبترتملا راثلآاو بلاطلا

عقي .مارتام ةيلامش نانيبمأ ءابجنلا ةلماكتملا ةيملاسلإا ةيئادتبلإا ةسردم يف حبلا نم عونلا اذه ث

ةيملاسلإا ةيئادتبلإا ةسردم يف ايعون ايفصو

.مارتام ةيلامش نانيبمأ ءابجنلا ةلماكتملا للاخ نم تانايبلا عمجت

تانايبتسلااو تلاباقملاو ةظحلاملا

يعونلا يفصولا فلؤملا تانايب ليلحت مدختسي .قيثوتلاو ليلقت قيرط نع

غيص ىلع ةباجلإل ةنورمب للادتسلااو تانايبلا ضرعو تانايبلا .تلاكشملا نم تمت ةيجهنملالا ةيفشكلا ةطشنلأا ةرادإ نأ جئاتنلا ترهظأ

لك نم بلط ثيح جماربلا طيطخت للاخ ةطشنلأا يف ةكراشملا بلاط

راثلآا لمشت .طسوتمو يرهش ساسأ ىلع مييقتلاو جمانربلا ذيفنتو ةيفشكلا :يلي ام ةيفشكلا ةيجهنملالا ةطشنلأا ىلع ةبترتملا 1

لبق ءاعدلا ةطشنأ )

، طاشنلا ذيفنت دعبو 2

ضعبلا مهضعبل تايحتلا لوقو بردملا يدي ليبقت )

، 3 ناكم وأ ةئيبلا ىلع ظافحلا ) ، افيظن بيردتلا

4 ةئيبلا ىلع ظافحلا )

و ، ةفيظن 5

.ةيصخشلا ةحصلل ركشلا )

.ةيصخشلا ،ةيفشكلا ،ةيجهنملالا :ةيحاتفملا تاملكلا

THE MANAGEMENT OF SCOUT EXTRACURRICULAR ACTIVITY OF THE STUDENTS' CHARACTER

(8)

x

BUILDING AT INTEGRATED ISLAMIC ELEMENTARY SCHOOL ANNUJABA AMPENAN, NORTH MATARAM

By:

YAYAN GUSTIRAN ID: 200403013

ABSTRACT

Building character is a significant concern for both parents and communities. This qualitative study aims to determine the management of scout extracurricular activity in student character formation and the implications of student character formation in religion in the school. This descriptive qualitative study collects data through observation, interviews, questionnaires, and documentation. Data are analyzed using descriptive qualitative through data reduction, data display, and flexibly conclude for answering the problem. The results show that the management is carried out through a planning program where each student must participate in scouting activities and program implementation. Evaluation is conducted monthly and in the middle of the semester. The implications of this activity include praying prior to and after the activity, kissing the coach's hands and greeting each other, keeping the environment or training area clean, keeping the environment clean, and being grateful for self-health.

Keywords: Extracurricular, Scout, Character

MOTTO

(9)

xi

Tidak ada kesuksesan tanpa kerja keras.

Tidak ada keberhasilan tanpa kebersamaan.

Tidak ada kemudahan tanpa do’a

PERSEMBAHAN

(10)

xii

Tesis ini kupersembahkan untuk ibuku tercinta Hj.

Isnawati. Ketika dunia menutup pintunya pada saya, dia membuka lengannya untuk saya. Ketika orang-orang menutup telinga mereka untuk saya, dia membuka hati untukku. Terima kasih karena selalu ada untukku.

Untuk teman- temanku yang di jalan Asakota, tanpa inspirasi, dorongan, dan dukungan yang telah kalian berikan kepada saya, saya mungkin bukan apa-apa saat ini.

Teruntuk tunanganku Rinda Kustina, Tesis ini kupersembahkan untuk orang paling istimewa dalam hidupku.

Kamu adalah sosok tebaik setelah ibuku, yang tidak bisa tetap acuh pada masalah orang-orang yang membutuhkan bantuan.

Betapa beruntungnya aku bertemu denganmu di jalan hidupku.

KATA PENGANTAR

(11)

xiii

Segala puji hanya bagi Allah, Tuhan semesta alam. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad, juga kepada keluarga, sahabat, dan semua pengikutnya. Amin.

Penulis menyadari bahwa proses penyelesaikan tesis ini tidak akan sukses tanpa bantuan dan keterlibatan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis memberikan penghargaan setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu, yaitu mereka antara lain:

1. Dr. Ahmad Sulhan, M.Pd.I sebagai pembimbing I dan Dr.

Akhmad Asyari, M.Pd. sebagai pembimbing II yang memberikan bimbingan, motivasi, dan koreksi mendetail, terus-menerus, dan tanpa bosan di tengah kesibukannya dalam suasana keakraban menjadikan tesis ini lebih matang dan selesai;

2. Dr. Muhammad Thohri, M.Pd. sebagai Ketua Prodi MPI Program Magister Pascasarjana UIN Mataram;

3. Prof. Dr. H. Fahrurrozi, MA. selaku Direktur Pascasarjana UIN Mataram;

(12)

xiv

4. Prof. Dr. H. Masnun, M.Ag. selaku Rektor UIN Mataram yang telah memberi tempat bagi penulis untuk menuntut ilmu dan memberi bimbingan dan peringatan untuk tidak berlama-lama di kampus tanpa pernah selesai.

5. Orangtua ku yang selama ini memberikan dukungan dengan baik berupa materi dan non materi.

6. Kepala Sekolah Dasar Islam Terpadu Annujaba Ampenan Utara Mataram yang berkenan memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian.

7. Semua pihak yang tidak dapat di sebutkan oleh peneliti semuanya.

Semoga amal kebaikan dari berbagai pihak tersebut mendapat pahala yang berlipat-ganda dari Allah swt. dan semoga tesis ini bermanfaat bagi semesta. Amin.

Mataram, 2 Mei 2022 Penulis,

Yayan Gustiran PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB - LATIN

(13)

xv

Pedoman Transliterasi Arab-Latin yang digunakan dalam penulisan tesis ini adalah Pedoman transliterasi yang merupakan hasil Keputusan Bersama (SKB) Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Nomor: 158 Tahun 1987 dan Nomor : 0543b/U/1987.

Di bawah ini daftar huruf-huruf Arab dan transliterasinya dengan huruf latin.

1. Konsonan Huruf

Arab Nama Huruf Latin Nama

ا

Alif Tidak dilambangkan Tidak dilambangkan

ب

Ba B Be

ت

Ta T Te

ث

Ṡa Es (dengan titik di

atas)

ج

Ja J Je

ح

Ḥa Ha (dengan titik di

bawah)

(14)

xvi

خ

Kha Kh Ka dan Ha

د

Dal D De

ذ

Żal Ż Zet (dengan titik di

atas)

ر

Ra R Er

ز

Za Z Zet

س

Sa S Es

ش

Sya SY Es dan Ye

ص

Ṣa Es (dengan titik di

bawah)

ض

Ḍat De (dengan titik di

bawah)

ط

Ṭa Te (dengan titik di

bawah)

ظ

Ẓa Zet (dengan titik di

bawah)

ع

‘Ain Apostrof Terbalik

غ

Ga G Ge

ف

Fa F Ef

ق

Qa Q Qi
(15)

xvii

ك

Ka K Ka

ل

La L El

م

Ma M Em

ن

Na N En

و

Wa W We

ـه

Ha H Ha

ء

Hamzah Apostrof

ي

Ya Y Ye

Hamzah (ء) yang terletak di awal kata mengikuti vokalnya tanpa diberi tanda apa pun. Jika hamzah (ء) terletak di tengah atau di akhir, maka ditulis dengan tanda (’).

2. Vokal

Vokal bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri atas vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong. Vokal tunggal bahasa Arab yang lambangnya berupa tanda atau harakat, transliterasinya sebagai berikut:

(16)

xviii Huruf

Arab Nama Huruf Latin Nama

ا

Fatḥah A A

ا

Kasrah I I

ا

Ḍammah U U

Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan antara harakat dan huruf, transliterasinya berupa gabungan huruf, yaitu:

Tanda Nama Huruf Latin Nama

ي ا

Fatḥah dan ya Ai A dan I

و ا

Fatḥah dan wau Iu A dan U

Contoh:

ف ي ك

: kaifa

ل و ه

: haula

3. Maddah

Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harkat dan huruf, transliterasinya berupa huruf dan tanda, yaitu:

(17)

xix Harkat dan

Huruf Nama Huruf dan

Tanda Nama

ى ــ ا ــ

Fatḥah dan alif atau

ya Ā a dan garis

di atas

ي ــ

Kasrah dan ya Ī i dan garis

di atas

وـ ــ

Ḍammah dan wau Ū u dan garis

di atas Contoh:

تا م

: māta

ى م ر

: ramā

ل ي ق

: qīla

ت و م ي

: yamūtu

4. Ta Marbūṭah

Transliterasi untuk ta marbūṭah ada dua, yaitu: ta marbūṭah yang hidup atau mendapat harkat fatḥah, kasrah, dan ḍammah, transliterasinya adalah [t]. Sedangkan ta marbūṭah yang mati atau mendapat harkat sukun, transliterasinya adalah [h].

Kalau pada kata yang berakhir dengan ta marbūṭah diikuti oleh kata yang menggunakan kata sandang al- serta bacaan kedua

(18)

xx

kata itu terpisah, maka ta marbūṭah itu ditransliterasikan dengan ha (h). Contoh:

لا ف طلأا ة ض و ر

: rauḍah al-aṭfāl

ة ل ي ض فلا ة ن ي د ملا

: al-madīnah al-fāḍīlah

ة م ك حلا

: al-ḥikmah

5. Syaddah (Tasydīd)

Syaddah atau tasydīd yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan sebuah tanda tasydīd ( ـ ), dalam transliterasi ini dilambangkan dengan perulangan huruf (konsonan ganda) yang diberi tanda syaddah. Contoh:

ا نَّب ر

: rabbanā

ا ن يَّج ن

: najjainā

ق حلا

: al-ḥaqq

ج حلا

: al-ḥajj

م ع ن

: nu’’ima

و د ع

: ‘aduwwun

Jika huruf ى ber- tasydīd di akhir sebuah kata dan didahului oleh huruf berharkat kasrah ( ــ ), maka ia ditransliterasi

(19)

xxi seperti huruf maddah (ī). Contoh:

ي ل ع

: ‘Alī (bukan ‘Aliyy atau ‘Aly)

ي ب ر ع

: ‘Arabī (bukan ‘Arabiyy atau ‘Araby)

6. Kata Sandang

Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf لا (alif lam ma‘arifah). Dalam pedoman transliterasi ini, kata sandang ditransliterasi seperti biasa, al-, baik ketika ia diikuti oleh huruf syamsiah maupun huruf qamariah.

Kata sandang tidak mengikuti bunyi huruf langsung yang mengikutinya. Kata sandang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya dan dihubungkan dengan garis mendatar (-).

Contohnya:

س مَّشلا

: al-syamsu (bukan asy-syamsu)

ة ل ز لَّزلا

: al-zalzalah (bukan az-zalzalah)

ة ف س ل فلا

: al-falsafah

د لا بلا

: al-bilādu

7. Hamzah

Aturan transliterasi huruf hamzah menjadi apostrof (’)

(20)

xxii

hanya berlaku bagi hamzah yang terletak di tengah dan akhir kata. Namun, bila hamzah terletak di awal kata, ia tidak dilambangkan, karena dalam tulisan Arab ia berupa alif.

Contohnya:

ن و ر م أ ت

: ta’murūna

ءوَّنلا

: al-nau’

ء ي ش

: syai’un

ت ر م أ

: umirtu

8. Penulisan Kata Arab yang Lazim digunakan dalam Bahasa Indonesia

Kata, istilah atau kalimat Arab yang ditransliterasi adalah kata, istilah atau kalimat yang belum dibakukan dalam bahasa Indonesia. Kata, istilah atau kalimat yang sudah lazim dan menjadi bagian dari pembendaharaan bahasa Indonesia, atau sudah sering ditulis dalam tulisan bahasa Indonesia, tidak lagi ditulis menurut cara transliterasi di atas. Misalnya kata Alquran

(21)

xxiii

(dari al-Qur’ān), sunnah, hadis, khusus dan umum. Namun, bila kata-kata tersebut menjadi bagian dari satu rangkaian teks Arab, maka mereka harus ditransliterasi secara utuh. Contoh:

Fī ẓilāl al-Qur’ān

Al-Sunnah qabl al-tadwīn

Al-‘Ibārāt Fī ‘Umūm al-Lafẓ lā bi khuṣūṣ al-sabab

9. Lafẓ al-Jalālah (الله )

Kata “Allah” yang didahului partikel seperti huruf jarr dan huruf lainnya atau berkedudukan sebagai muḍāf ilaih (frasa nominal), ditransliterasi tanpa huruf hamzah. Contoh:

الل ن ي د

: dīnullāh

Adapun ta marbūṭah di akhir kata yang disandarkan kepada lafẓ al-jalālah, ditransliterasi dengan huruf [t]. Contoh:

الل ة م ح ر ي ف م ه

: hum fī raḥmatillāh

10. Huruf Kapital

Walau sistem tulisan Arab tidak mengenal huruf kapital (All Caps), dalam transliterasinya huruf-huruf tersebut dikenai

(22)

xxiv

ketentuan tentang penggunaan huruf kapital berdasarkan pedoman ejaan Bahasa Indonesia yang berlaku (EYD). Huruf kapital, misalnya, digunakan untuk menuliskan huruf awal nama diri (orang, tempat, bulan) dan huruf pertama pada permulaan kalimat. Bila nama diri didahului oleh kata sandang (al-), maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal kata sandangnya. Jika terletak pada awal kalimat, maka huruf A dari kata sandang tersebut menggunakan huruf kapital (Al-). Ketentuan yang sama juga berlaku untuk huruf awal dari judul referensi yang didahului oleh kata sandang al-, baik ketika ia ditulis dalam teks maupun dalam catatan rujukan (CK, DP, CDK, dan DR). Contoh:

Wa mā Muḥammadun illā rasūl

Inna awwala baitin wuḍi‘a linnāsi lallażī bi Bakkata mubārakan

Syahru Ramaḍān al-lażī unzila fīh al-Qur’ān Naṣīr al-Dīn al-Ṭūs

Abū Naṣr al-Farābī

(23)

xxv Al-Gazālī

Al-Munqiż min al-Ḍalāl

DAFTAR ISI

KOVER LUAR ……... i LEMBAR LOGO ... ... ii KOVER DALAM ………... iii PERSETUJUAN PEMBIMBING ……… iv PENGESAHAN PENGUJI ... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……….. vi

(24)

xxvi

LEMBAR PENGECEKAN PLAGIARISME ……….. vii ABSTRAK (INDONESIA, ARAB DAN INGGRIS) .... viii MOTTO ... xi PERSEMBAHAN ... xii KATA PENGANTAR ... xiii PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN ……… xv DAFTAR ISI ………... xxvi DAFTAR TABEL ………... xxx DAFTAR GAMBAR……… xxxi BAB I PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang Masalah ... 1 B. Rumusan Masalah ... 11 C. Tujuan dan Manfaat ... 12 D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian... 13 1. Objek Penelitian………..……… 13 2. Subjek Penelitian……….. 14 E. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 14

(25)

xxvii

F. Kerangka Teori... 23 1. Pengertian Pengelolaan.………. 23 2. Pengertian Ekstrakurikuler ………. 25 3. Pengertian Pramuka ... 29 4. Pengertian Karakter... 32 G. Metode Penelitian... 52 1. Jenis dan Tempat Penelitian ………. 52 2. Pendekatan Penelitian……… 53

3. Sumber Data……… 54

4. Teknik Pengumpulan Data………. 56

a. Observasi..………... 56

b. Wawancara..……… 57

c. Dokumentasi……….. 58

5. Pengolahan dan Analisis Data……….. 58 H. Sistematika Pembahasan……… 64 BAB II PAPARAN DAN DAN HASIL PENELITIAN 66

A. Paparan Data ……… 66

(26)

xxviii

1. Letak Geografis SDIT Annjuba Ampenan ……… 66 2. Sejarah Singkat ……….. 67 B. Hasil Penelitian .……….. 70 1. Pengelolaan Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka .. 70 2. Implikasi Pembentukan Karakter ……….. 92 BAB III PEMBAHASAN ..……… 107 1. Pengelolaan Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka .. 108 2. Implikasi Pembentukan Karakter ……….. 121 BAB IV PENUTUP ……… 130

A. Kesimpulan ………... 130

B. Saran ……….. 132

DAFTAR PUSTAKA .……….……….. 133 LAMPIRAN ….……….……….. 138 DAFTAR RIWAYAT HIDUP ……… 161

(27)

xxix

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Penelitian Terdahulu Yang Relevan ...29 Tabel 2 Rangkuman Hasil Pengelolaan Kegiatan

Pramuka ...71

(28)

xxx

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Komponen Dalam Analisis Data ... 51

(29)

xxxi

(30)

1 A. Latar Belakang Masalah

Kurikulum 2013 dan proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Sekolah Dasar merupakan salah satu fokus sebagai upaya membangun karakter siswa. Selain itu guru juga harus mengajar siswa untuk mengembangkan kemampuan untuk memutuskan bagaimana berperilaku dengan cara yang benar dalam berbagai situasi sosial untuk mengembangkan individu yang mampu memahami nilai- nilai moral dan yang memilih untuk melakukan hal yang benar.1

Karakter tidak bisa dibentuk dalam waktu yang singkat. Membangun karakter bangsa membutuhkan waktu yang lama dan harus dilakukan secara berkesinambungan.

Karakter yang melekat pada bangsa Indonesia akhir-akhir ini bukan begitu saja terjadi secara tiba-tiba, tetapi sudah melalui

1 Rachmadtullah, R., & Wardani, P. A, Peningkatan Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Metode Pembelajaran Contexstual and Learning. Jurnal Pendidikan Dasar, 7(1), 116-127, 2016.

(31)

proses yang panjang. Pemerintah Indonesia tiada henti- hentinya melakukan upaya-upaya untuk perbaikan kualitas pendidikan di Indonesia, namun belum semuanya berhasil.

Mutu pendidikan di Indonesia tidak meningkat, bahkan cenderung menurun. Salah satu indikatornya adalah menurunnya sikap dan perilaku moral lulusan dari satuan pendidikan yang semakin hari cenderung semakin jauh dari tatanan nilai-nilai moral yang dikehendaki.

Membangun karakter saat ini tengah menjadi perhatian dari berbagai pihak terutama bagi orang tua yang bekeinginan memiliki anak-anak dengan karakter baik dan positif. Karakter sebagaimana yang dikehendaki anak mrupakan tabiat dan atau watak ditunjukkan dengan sifat dan perilaku positif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara maupun bermasyarakat.

Demikian pula sebaliknya, karakter buruk ditunjukkan oleh sikap buruk di tengah-tengah masyarakat, berbangsa dan bernegara.2

2 Maharani, Sumantri, dan Edwita “Pembentukan Karakter Dalam Pembelajaran BCCT (Beyond Center And Circle Time). Jurnal Educate Vol 4 No 1 2019

(32)

Sifat atau dalam istilah lain karakter seseorang dapat menentukan keberhasilan atau kegagalan dalam kehidupan sehari-hari. Terlebih pada era yang semakin maju ini dengan berbagai kemajuan di segala bidang yang berkembang demikian cepatnya memberikan dampak bagi prkembangan kehidupan manusia dari segala sektor kehidupan manusia itu sendiri. Perubahan teknologi informasi dan kehidupan yang demikian cepat menghendaki persiapan yang matang dari individu-individu manusia. Manusia tersebut dituntut untuk mampu mengembangkan dirinya dari berbagai potensi dan terus mengasahk kemampuan yang dimiliki yang bertujuan agar individu tersebut mampu mengikuti perubahan zaman yang demikian cepat.

Lickona menjelaskan bahwa salam satu solusi untuk model pendidikan dan kurikulum di Indonesia yaitu pendidikian dengan berbasis karakter. Siswa yang diharapkan menjadi generasi penerus bangsa harus mampu diarahkan memiliki kehidupan yang baik serta mampu mengarahkan kepada kemajuan masyarakat. Salah satu cara yang dapat

(33)

ditempuh sebagaimana banyak pemerhati pendidikian di Indonesia adala dengan pembentukan karakter.3

Lebih lanjut Lickona menyatakan bahwa sebagai upaya mengembangkan kebaikan seperti keunggulan manusia yang meruakan sebuah pondasi agar manusia berguna dan bermakna sekaligus produktif dalam mennjalani keidupannya, maka pendidikan karakter adaah salah satu jawaban atas pondasi yang harus dibangun di tengah-tengah masyarakat. Karakter yang baik sebagaimana Lickona menjelaskan ada tiga indikator utama yaitu:1) moral knowing yang meliputi kesadaran bermoral, mampu mengenal moral, perspektif, memiliki penalaran dalam moral, memliki keputusan, serta memiliki pengetahuan untuk dirinya sendiri; 2) moral feeling yang artinya kesadaran hati nurani ditunjukkan idnikasi memiliki harga diri, memiliki empati, senang dengan kebaikan, memiliki kontrol diri, dan selalu rendah hati; 3) moral action yang ditunjukkan dengan sikap memiliki

3 Lickona T, dalam Abuddin Nata, Revitalisasi Pendidikan Karakter Untuk Mencetak Generasi Unggul, Didaktika Religia Vol.1 No.1, STAIN Kediri: Tahun 2013, hlm.114

(34)

kompetensi diri, memiliki keinginan yang baik serta memiliki kebiasaan yang selalu menunjukan sikap membangun.4

Karakter perlu untuk digaungkan sehingga lahir kesadaran bersama akan pentingnya membangun karakter generasi bangsa yang kokoh dalam menghadapi perkembangan zaman. Arus globalisasi telah membawa perubahan yang signifikan dalam segala aspek kehidupan masyarakat. Namun perubahan tersebut cenderung mengarah pada kemerosotan moral dan akhlak.5

Penelitian yang dilakukan oleh Ajirna, Nasir Yusuf, Hasmiana Hasan (2018) menemukan bahwa bentuk kegiatan pembinaan pramuka sebagai upaya membentuk karakter siswa diakukan dengan latihan secara rutin melalui berbagai kegiatan seperti kegiatan permainan dan kegiatan perkemahan. Tujuan kegiatan tersebut adalah membentuk karakter siswa agar disiplin, religius, bekerja sama, rasa tanggung jawab, memiliki

4 Lickona T, dalam Akif Khilmiyah, Model Pembelajaran PAI dengan Pendekatan Social Emotional Learning (SEL) Untuk Memperkuat Karakter dan Akhlak Mulia Siswa Sekolah Dasar, Didaktika Religia, Vol.1 No.1, STAIN Kediri: 2013, hlm. 36

5Jamal Ma’mur Asmani, Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah, (Jogjakarta: Diva Press, 2012), Cet. 1, hlm. 8

(35)

sikap toleransi, memiliki keberanian serta memiliki rasa percaya diri yang tinggi. Sebagai upaya mencapai tujuan tersebut, maka pembina pramuka harus mampu memberikan contoh serta keteladanan bagi siswa seperti membiasakan siswa untuk dapat menyelesaika persoalannya sendiri, menugaskan setiap anggota pramuka menjadi petugas upacara serta memberikan berbagai conto dan bimbingan tentang pendidikan karakter agar siswa siap menjalankan tugas-tugas dari sekolah.6

Sebagaimana hasil penelitian di atas, penelitian tentang membangun karakter siswa melalui kegiatan pramuka ini akan dilaksanakan di Sekolah Dasar Islam Terpadu Annujaba Ampenan Utara Mataram yang beralamat di Jl. Al Halimy Lingkungan Kebon Talo Jaya. Saat ini sekolah tersebut dipimpin oleh kepala sekolah Bapak. Ahmad Yani, S.PdI dan berjalan dengan cukup baik. Dalam kondisi pandemi Covid 19 seperti saat ini kegiatan ekstrakurikuler hanya dilaksanakan

6 Ajirna, Nasir Yusuf, Hasmiana Hasan, Upaya pembentukan karakter siswa melalui kegiatan pramuka di SD Negeri 20 Banda Aceh, jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Unsyiah Volume 3 Nomor 3

(36)

oleh siswa kelas 5 dan 6 saja dilaksanakan satu minggi satu kegiatan dan tentunya dengan menerapkan prokes yang ketat seperti kegiatan pramuka dalam setiap jadwal dilaksanakan sesuai dengan jadwal dan setiap pelaksanaan hanya diikuti oleh 7 peserta. Kegiatan ini dinilai oleh kepala sekolah karena dengan pembelajaran daring siswa merasa jenuh. Kegiatan pramuka yang dilaksanakan dengan santai dan kekeluargaan dapat mengurangi beban moral siswa yang sudah mulai jenuh karena tidak adanya pembelajaran tatap muka. Hasil penelitian awal dengan melakukan wawancara dengan bapak Ahmad Yani, S.PdI sebagai kepala sekolah menyatakan bahwa:

“Kondisi ekstrakurikuler di SDI Terpadu Annujaba Ampenan ini cukup baik dan berjalan dengan lancar, melalui kegiatan Pramuka khususnya dalam materi PBB harapanya siswa dapat menanamkan jiwa kedisiplinan, baik displin dalam berpakaian, mengikuti pembelajaran jarak jauh dengan disiplin, disiplin dalam mengumpulkan tugas-tugas dari guru, disiplin waktu. Kegiatan kepramukaan yang cukup asyik membuat peserta didik merasa senang, dilihat dari presentase kehadiran peserta didik dalam mengikuti kegiatan ekstra pramuka”7

Hasil wawancara dengan Bapak Ahmad Yani, S.PdI di atas menunjukkan bahwa meskipun dalam masa pembelajaran

7 Hasil wawancara dengan Bapak Ahmad Yani, S.PdI, Selasa 27 Juli 2021.

(37)

jarak jauh, namun kegiatan pramuka dengan menerapkan prokes ketat menjadi cara sekolah mengurangi kejenuhan siswa. Kegiatan yang dilaksanakan juga terbatas pada kegiatan-kegiatan sederhana yang dapat membentuk siswa menanamkan sifat kedisiplinan siswa dalam melaksanakan tugas-tugas sekolah.

Senada dengan hasil wawancara di atas, pembina pramuka Bapak. Waiz Roni menyatakan bahwa kegiatan pramuka dilaksanakan setiap semiggu sekali pada hari sabtu dan terus menerapkan prokes ketat serta siswa harus mendapatkan izin dari orang tua. Apabila orang tua tidak mengizinkan, maka sekolah juga tidak memiliki kewenangan untuk memaksa siswa mengikuti kegiatan pramuka tersebut.

Program latihan di SDI Terpadu Annujaba Ampenan adalah setiap seminggu sekali dilaksanakan pada hari sabtu Sedangkan untuk jadwalnya, kami membuat program kerja sebagai acuan dalam setiap kegiatan.

Kami juga merepakn prokes ketat serta tentunya siswa harus mendapatkan izin dari orang tua. Apabila orang tua tidak mengizinkan, kita juga tidak mempersoalkannya”8

8 Hasil wawancara dengan Bapak Waiz Roni, Selasa 27 Juli 2021.

(38)

Pelaksanaan kegiatan pramuka sebagai upaya membentuk karakter siswa merupakan sebuah kegiatan yang dilakukan oleh SDI Terpadu Annujaba Ampenan meskipun dalam situasi dan kondisi Covid 19, namun tetap menerapkan prokes ketat dan siswa harus mendapatkan izin dari orang tua.

Kegiatan ini juga dirasa cukup penting bagi siswa dan siswapun merasakan pentingnya kegiatan ekstrakurikuler untuk mencegah kejenuhan selama pembelajaran jarak jauh.

Hal ini sebagaimana pernyataan salah satu siswa bahwa dengan kegiatan ekstrakurikuler pramukan dalam masa pandemi ini merasa Senang karena banyak diselingi dengan berbagai permainan sederhana sehingga menambahn semangat siswa yang ikut kegiatan tersebut semangat serta mengurangi kejenuhan karena tidak ada pembelajaran tatap muka.9

Hasil penelitian awal tersebut di atas perlu dilakukan penelitian lanjutan sebagai upaya mencari jawaban akan dampak yang dirasakan oleh sekolah maupun siswa. Apakah dengan kegiatan ekstrakurikuler tersebut selama ini menjadi

9 Hasil wawancara dengan Ananda Rizki, Selasa 27 Juli 2021.

(39)

persoalan bagi kesehatan siswa serta bagaimana dampak yang dirasakan ole siswa maupun program kerja yang dilaksanakan serta bagaimana pelaksanaan kegiatan tersebut dan pengembangan program yang tela dilaksanakan.

Nilai-nilai karakter di sekolah dapat dibentuk melalui kegiatan pramuka karena kegiatan tersebut menerapkan berbagai nilai karakter sebagaimana indikator yang telah dikemukakan oleh para ahli. Pelaksanaan pendidikan karakter melalui kegiatan pramuka di sekola harus dibuat program atau kegiatan yang selaras dan sesuai dengan indikator pendidikan karakter. Sebagaimana pendidikan pramuka yang telah dilaksanakan selama ini mampu mendidik siswa untuk lebih terampil da memiliki kreatifitas. Keterampilan dan kreatifitas tersebut yang menjadi dasar pendidikan dan pembelajaran pada kegiatan pramuka di sekolah. Dalam perkembangannya kreatifitas dan kegiatan pramuka telah menunjukkan peningkatan dari sisi teknik, kreasi maupun berbagai peralatan yang dipergunakan.

(40)

Kegiatan pramuka sebagai upaya membentuk karakter siswa sebagaimana yang dilaksanakan di Sekolah Dasar Islam Terpadu Annujaba Ampenan Utara Mataram dilaksanakan dengan memperhatikan secara penuh prokes serta harus mendapatkan izin dari orang tua. Kegiatan ini bertujuan membentuk karakter siswa seperti disiplin, bertanggungjawab, siap melaksanakan tugas-tugas sekolah dalam kondisi pembelajaran jarak jauh serta belajar secara mandiri dengan penuh semangat dan dilaksanakan dengan senang hati.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana Karakter Siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler serta dibatasi pada pokok persoalan pembentukan karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler, dengan demikian rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler pramuka dalam pembentukan karakter siswa di Sekolah Dasar Islam Terpadu Annujaba Ampenan Utara Mataram?

(41)

2. Bagaimana implikasi pembentukan karakter siswa dalam religius di Sekolah Dasar Islam Terpadu Annujaba Ampenan Utara Mataram?

C. Tujuan dan Manfaat

Penelitian ini memiliki dua tujuan utama tentang kegiatan ekstra kurikuler pramuka yang dilaksanakan di Sekolah Dasar Islam Terpadu Annujaba Ampenan Utara Mataram, baik secara teori maupun operasional yaitu:

1. Mengetahui pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler pramuka dalam pembentukan karakter siswa di Sekolah Dasar Islam Terpadu Annujaba Ampenan Utara Mataram;

2. Mengetahui implikasi pembentukan karakter siswa dalam religius di Sekolah Dasar Islam Terpadu Annujaba Ampenan Utara Mataram.

Sedangkan dari sisi manfaat dari penelitian ini diharapkan mempunyai implikasi untuk :

1. Mengembangkan pemikiran yang berkaitan dengan pembentukan karakter siswa

(42)

2. Kegiatan ekstrakurikuler pramuka dapat dijadikan sebagai tindak lanjut pendidikan karakter yang dilaksanakan di sekolah pada saat jam pelajaran. Kegiatan pramuka diharapkan juga mampu menjadi landasan dan pijakan bagi siswa agar memiliki karakter baik serta memiliki kreatifitas dan kemandirian dalam segala hal.

3. Manfaat lain yang diharapkan adalah membantu orang tua memberikan pendidikan bagi anak-anaknya dalam bentuk sebuah kegiatan kepramukaan di sekolah.

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian

Penelitian ini dibatasi pada bagaimana perencanaan, pelaksanaan dan pengembangan pembentukan karakter di di Sekolah Dasar Islam Terpadu Annujaba Ampenan Utara Mataram.

1. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah penerapan strategi Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka dalam Pembentukan Karakter Siswa di Sekolah Dasar Islam

(43)

Terpadu Annujaba Ampenan Utara Mataram serta faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaannya.

2. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa yang terlibat dalam kegitan ekstrakurikuler Pramuka dalam Pembentukan Karakter Siswa di Sekolah Dasar Islam Terpadu Annujaba Ampenan Utara Mataram.

E. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Pendidikan karakter dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler telah banyak dilakuka ole peneliti sebelumnya.

Hasil penelitian cukup beragam sesuai dengan subjek dan objek penelitian yang dilakukan. Hasil penelitian di bawah ini merupakan kegiatan ekstrakurikuler pramuka yang telah berhasil dilakukan penelitian, antara lain sebagai berikut:

1. Penelitian oleh Cenya Kristi (2020) dengan judul

“Implementasi pendidikan karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler pramuka di UPT SD Negeri 18 Gresik”.

Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif

(44)

kualitatif yang lebih mengandalkan hasil wawancara sebagai sumber data. Wawancara dilakukan kepada pembina pramuka, kepala sekola, guru dan siswa yang ikut kegiatan ekstrakurikuler pramuka juga orang tua siswa.

Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa kegiatan pramuka dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari siswa antara lain siswa lebih religius, selalu berikap jujur dan disiplin serta memiliki kemandirian dan mampu bertanggung jawab. Strategi yang digunakan oleh pembina pramuka adalah dengan melakukan pengarahan secara terus menerus, melakukan pembiasaan, serta kegiatan permainan dan pemberian nasihat.

2. Penelitin oleh Kurnia Fatmawati (2018) dengan judul

“Penanaman karakter religius dalam pendidikan kepramukaan di Sekolah Dasar Banyukuning”. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang lebih mengandalkan hasil wawancara sebagai sumber data. Wawancara dilakukan kepada pembina pramuka, kepala sekola, guru dan siswa yang ikut kegiatan

(45)

ekstrakurikuler pramuka juga orang tua siswa. Hasil penelitian yang tla dilakukan memberikan kesimpulan bahwa kegiatan pramuka dijadikan sebagai mdia untuk mengembangkan pendidikan karakter bagi siswa lebih diutamakan pada bidang keagamaan.

3. Penelitian oleh Nur Qoyimatul Uyun Al Azizi (2018) dengan judul “Kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan terhadap pendidikan karakter kedisiplinan”. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui kegiatan kepramukaan dengan pendidikan karakter dilihat dari kedisiplinan siswa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidkikan karakter yang dilaksanakan telah sesuai dengan program yang telah dicanangkan antara lain ketepatan sasaran program berikut pelaksanaannya maupun pemantauan yang dilalukan oleh sekolah dengan tujuan pendidikan karakter yang akan dicapai adalah kedisiplinan siswa. Siswa menyatakan bahwa kegiatan pramuka yang telah dilaksanakan memberikan dampak positif seperti sifat disiplin dan tanggung jawab.

(46)

4. Penelitian oleh Dyah Lisayanti (2014) dengan judul

“Implementasi Kegiatan Pramuka Sebagai Estrakurikuler Wajib Berdasarkan Kurikulum 2013 Dalam Upaya Pembinaan Karakter”. Penelitian ini berupaya mengkaji tentang perencanaan, pelaksanaan dan penilaian program kegiatan pramuka sebagai implementasi atas kegiatan pramuka didasarkan pada kurikulum tahun 2013 yang menerapkan aturan kegiatan pramuka perupakan kegiatan ekstrakurikuler sebagai upaya pendidikan karakter bagi siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada bagian perencanaan yaitu pembina pramuka masih belum memiliki sertifikat pembina pramuka, belum ditemukan program kerja, tidak ada transparansi dana yang digunakan, belum memiliki AD/ART yang baik, tidak memiliki fasilitas pendukung, masih ditemukan tugas rangkap. Dari sisi pelaksanaan ditemukan kegiatan kurang bervariasi dan belum ada program secara runtut baik bulanan maupun tahunan. Dari sisi penilaian, belum ada penghargaan khusus

(47)

bagi peserta yang menunjukkan prestasi serta evaluasi yang dilaksanakan belum rutin.

5. Penelitian oleh Sri Woro dan Marzuki (2016) dengan judul

“Peran Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka Dalam Pembentukan Karakter Tanggung Jawab Peserta Didik di SMP Negeri 2 Windusari Magelang”. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui sejauh mana peran kegiatan ekstrakurikuler pramuka dalam membentuk karakter bertanggung jawab dalam diri siswa, bagaimana metode yang digunakan dan faktor pendukung maupun penghambat dalam membentuk karakter siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler dianggap sebagai pendidikan yang tepat untuk mendidik siswa lebih bertanggungjawab. Metode yang digunakan dalam kegiatan pramuka tersebut antara lain memberikan nasihat kepada siswa, memberikan sanksi bagi siswa yang melanggar aturan, serta memberikan pemghargaan bagi siswa yang berprestasi dan keteladaan dari pembina pramuka serta memberikan

(48)

tugas bagi peserta ekstrakurikuler. Faktor pendukung adala sikap da pengalaman yang dimilki pembina pramuka serta motivasi dari peserta pramuka, disediakan anggaran dana untuk kegiatan tersebut dan sarana penunjang kegiatan, dukungan orang tua maupun masyarakat. Faktor penghambat adala masih ditemukan kurang minat darin peserta didik dan cuaca yang dapat berubah setiap saat.

Penelitian yang relevan diatas terdapat perbedaan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti sebagaimana pada tabel 1 di bawah ini:

No Judul, Nama Peneliti,

Tahun Metodologi Perbedaan

1 Implementasi pendidikan karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler pramuka di UPT SD Negeri 18 Gresik, Cenya Kristi (2020)

Penelitian deskriptif kualitatif

Kegiatan ekstrakurikuler pramuka terutama karakter religius di Sekolah Dasar Islam Terpadu Annujaba Ampenan Utara Mataram lebih pada

(49)

praktik nyata seperti memberi salam kepada guru maupun sesama teman. Hal ini tidak terlepas dari SD tersebut berbasis Islam, sementara dalam penelitian Cenya dalam implementasi karakter religius masih bersifat umum.

2 Penanaman karakter religius dalam pendidikan kepramukaan di Sekolah Dasar

Banyukuning, Kurnia Fatmawati (2018)

Penelitian deskriptif kualitatif

Hasil penelitian di Sekolah Dasar Islam Terpadu Annujaba Ampenan Utara Mataram ini tidak hanya pada karakter religius semata namun juga karakter lain seperti tanggung jawab atau disiplin dan juga karakter

(50)

sosial 3 Kegiatan

ekstrakurikuler kepramukaan terhadap pendidikan karakter kedisiplinan, Nur Qoyimatul Uyun Al Azizi (2018)

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif melalui tehnik wawancara, dokumentasi, dan observasi

Penelitian yang dilakukan oleh Al

Azizi hanya

menghasilkan

karakter kedisiplinan dalam diri siswa dan tidak menghasilkan jenis karakter lain seperti religius dan bertanggung jawab.

4 Implementasi Kegiatan Pramuka Sebagai

Estrakurikuler Wajib Berdasarkan

Kurikulum 2013 Dalam Upaya

Pembinaan Karakter, Dyah Lisayanti (2014)

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif melalui tehnik wawancara, dokumentasi, dan observasi

Hasil penelitian ole Lisayanti

menunjukkan bahwa pembinaan pramuka yang dilaksanakan belum sesuai dengan kurikulum 2013 dan belum didukung oleh berbagai sarana dan fasilitas kegiatan pramuka yang memadai. Sementara pelaksanaan kegiatan ekstrakuriukuler di Sekolah Dasar Islam Terpadu Annujaba Ampenan Utara Mataram telah

(51)

Tabel 1. Penelitian Terdahulu yang relevan

Hasil penelitian yang telah dilakukan di atas dijadikan sebagai bahan rujukan bagi penelitian yang akan dilakukan ini meliputi bagaimana perencanaan, pengelolaan, dan pengembangan kegiatan ekstrakurikuler pramuka yang dilakukan di Sekolah Dasar Islam Terpadu Annujaba Ampenan Utara Mataram. Atas dasar inila penelitian ini

sesuai dengan kurikulum 2013 berikut sarana dan fasilitas penunjang kegiatan cukup memadai.

5 Peran Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka Dalam Pembentukan Karakter Tanggung Jawab Peserta Didik di SMP Negeri 2 Windusari Magelang, Sri Woro dan

Marzuki (2016)

Jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan tehnik wawancara, dokumentasi, dan observasi

Hasil penelitia Sri

Woro hanya

menghasilkan sikap bertanggung jawab dalam diri siswa dan tidak mengasilkan jenis karakter lain seperti religius maupun disiplin.

(52)

penting untuk dilakukan sebagai upaya membangun karakter siswa melalui kegiatan pramuka di sekolah.

F. Kerangka Teori

1. Pengertian Pengelolaan

Pengelolaan berasal dari kata kelola yang mendapat awalan “peng” dan akhiran “an” sehingga menjadi pengelolaan yang berarti pengurus, perawatan, pengawasan, pengaturan. Pengelolaan itu sendiri awal katanya “kelola”, di tambah awalan “pe” dan akhiran “an” istilah lain dari pengelolaan adalah “manajemen”. Manajemen adalah kata yang aslinya dari bahasa Inggris yaitu “management”, yang berarti keterlaksanaan, tata pimpinan, pengelolaan manajemen atau pengelolaan dalam pengertian umum menurut suharismiarikunto adalah pengadministrasian, pengaturan, atau penataan suatu kegiatan.10 Kata management sendiri sudah diserap kedalam bahasa Indonesia menjadi kata manajemen yang berarti sama

10 W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1996), hlm. 221.

(53)

dengan “pengelolaan”, yakni sebagai suatu proses mengoordinasi dan mengintergrasi kegiatan kegiatan kerja agar dapat diselesaikan secara efisien dan efektif.11

G.R Terry mengatakan bahwa pengelolaan merupakan proses khas yang terdiri atas tindakan- tindakan perencanaan , pengorganisasian, pergerakan dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya.12

Berdasarkan definisi di atas, maka dapat diartikan bahwa pengertian pengelolaan adalah suatu rangkaian proses baik berupa perencanaan, pengorganisasian, pengendalian dan pengawasan dalam suatu organisasi terutama dalam dunia pendidikan sehingga tujuan pendidikan yang diinginkan dapat berjalan dengan efektif dan efisien.

11 Rita Mraiyana, Pengelolaan Lingkungan Belajar, (Jakarta: Kencana, 2010), h.16

12 George R Terry, Prinsip-Prinsip Manajemen, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), h. 15

(54)

2. Pengertian Ekstrakurikuler

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia pengertian Ekstra adalah tambahan diluar yang resmi, sedangkan Kurukuler adalah bersangkutan dengan kurikulum. Jadi pengertian Ekstrakurikuler adalah kegiatan luar sekolah pemisah atau sebagian ruang lingkup pelajaran yang diberikan diperguruan tinggi atau pendidikan menengah tidak merupakan bagian integral dari mata pelajaran yang sudah ditetapkan dalam kurikulum.13

Ekstrakurikuler merupakan wahana dalam mengembangkan bakat dan minat siswa diluar jam pelajaran. Menurut Asmani ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan diluar jam mata pelajaran dan pelayan konseling untuk membantu mengembangkan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan secara khusus diselenggarakan oleh

13Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1989) , hlm, 336.

(55)

pendidik atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berwenang di sekolah.14

Zuhairini dalam bukunya mengartikan, kegiatan Ekstrakurikuler adalah kegiatan diluar jam terjadwal (termasuk pada waktu libur) yang dilakukan diluar sekolah dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan siswa, mengenal hubungan anatara berbagai mata pelajaran, menyalurkan bakat dan minat serta melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya.15

Kegiatan ekstrakurikuler merupakan perangkat operasinal (supplement dan complements) kurikulum, yang perlu disusun dan dituangkan dalam rencana kerja tahunan atau kalender pendidikan satuan pendidikan. Supriyatna mengartikan ekstrakurikuler sebagai kegiatan pendidikan yang dilakukan diluar jam pelajaran tatap muka. Kegiatan tersebut dilakukan di dalam atau diluar lingkungan sekolah dalam rangka memperluas pengetahuan, meningkatkan

14 Ria Yuni Lestari, “Peran Kegiatan Ekstrakurikuler Dalam Mengembangkan Watak Kewarganegaraan Peserta Didik,” jurnal Ucej 1, no.

2 (2016): 137.

15 Zuhairini dkk, Metodologi Pendidikan Agama I, (Solo : Ramadhani, 1993) , h 59

(56)

ketrampilan dan menginternalisasi nilai-nilai atau aturan- aturan agama serta norma-norma sosial baik lokal, nasional maupun global untuk membentuk insan yang paripurna.

Dengan kata lain ekstrakurikuler merupakan kegiatan pendidikan diluar jam pelajaran yang ditujukan untuk membantu perkembangan siswa sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah.

Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan diluar jam pelajaran baik dilaksankan disekolah maupun diluar sekolah dengan maksud untuk lebih memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan yang telah dimiliknya dari berbagai bidang studi.16 Ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan siswa diluar jam tatap muka, dilaksanakan baik disekolah maupun di luar sekolah.

16 Moh. Uzer Usman, Lilis Setyowati, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar, (Bandung, Remaja Rosdakarya, 1993), h 22

(57)

Menurut definisi diatas bahwa kegiatan ekstrakurikuler memiliki ciri- ciri: a. Kegiatan dilakukan di luar jam pelajaran biasa, b. Kegiatan dilakukan di luar dan di dalam sekolah, c. Kegiatan yang dilaksanakan untuk menambah wawasan dan pengetahuan siswa.

Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilaksanakan diluar jam pelajaran baik di sekolah atau di luar sekolah untuk mendapatkan pengetahuan.

Keterampilan dan wawasan yang kemudian dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan, bahwa pengertian kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan diluar ketentuan kurikulum yang berlaku, akan tetapi bersifat peadagogis dan menunjang pendidikan dalam rangka ketercapaian tujuan sekolah. Dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

a. Bakat, minat dan kemampuan peserta didik, serta kondisi lingkungan dan sosiokulturnya;

(58)

b. Mempersiapkan secara matang peserta didik .

c. Perlu adanya kerja sama yang baik antara pihak sekolah dan pihak-pihak lain yang terkait.

3. Pengertian Pramuka

Gerakan pramuka indonesia adalah nama organisasi pendidikan non formal yang menyelenggarakan pendidikan kepanduan yang dilaksanakan di indonesia. Pramuka merupakan bagian anggota gerakan pramuka yang meliputi pramuka siaga, pramuka penggalang, pramuka penegak dan pramuka pandega.

Kata “pramuka” merupakan singkatan dari praja muda karana, yang memiliki arti rakyat muda yang suka berkarya. Sementara yang dimaksud “kepramukaan” adalah proses pendidikan diluar lingkungan sekolah dan diluar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan prinsip dasar kepramukaan dan metrode kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak, dan budi pekerti

(59)

luhur. Kepramukaan adalah sistem pendidikan kepanduan yang disesuaikan dengan keadaan, kepentingan, dan perkembangan masyarakat dan bangsa Indonesia.17

Proses pendidikan dalam kepramukaan terjadi pada saat peserta didik asik melakukan kegiatan yang menarik, menyenangkan, rekreatif dan menantang. Pada saat itu, disela-sela kegiatan kepramukaan tersebut pembina pramuka memberikan bimbingan dan pembinaan watak kepada siswa. Ekstrakurikuler pramuka diseleggarakan oleh gerakan pramuka bermaksud untuk mempersiapkan generasi muda sebagai calon pemimpin bangsa yang memiliki watak, kepribadian, dan akhlak mulia serta keterampilan hidup prima. Kegiatan pendidikan kepramukaan dilaksankan melalui gugus depan gerakan pramuka yang berpangkalan di sekolah dengan upaya

17 Noorwindhi Kartika Dewi, “Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Kepramukaan Terhadap Perilaku Prososial Remaja Di SMP Santa Ursula Jakarta,” Jurnal Psikologi Indonesia 3, no. 3 (2014): 259.

(60)

pembinaan melalui proses kegiatan belajar dan mengajar di sekolah.18

Gerakan pramuka bertujuan mendidik anak-anak dan pemuda indonesia dengan prinsip dasar dan metode kepramukaan yang pelaksanaannya disesuaikan dengan keadaan, kepentingan, dan perkembangan bangsa dan masyarakat Indonesia dengan tujuan agar :

a. Anggotanya menjadi manusia yang berkepribadian dan berwatak luhur serta tinggi mental, moral, budi pekerti,dan kuat keyakinan beragamanya.

b. Anggotanya menjadi manusia yang tinggi kecerdasan dan ketrampilannya

c. Anggotanya menjadi manusia yang kuat dan sehat fisiknya.

d. Anggotanya menjadi manusia yang berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia, sehingga menjadi anggota masyarakat yang

18Gunawan, Pendidikan Karakter, Konsep Dan Implementasi, (Bandung:

Alfabeta,2014), 265.

(61)

baik dan berguna, yang sanggup dan mampu menyelanggarakan pembangunan bangsa dan negara.

Azrul Azwar menjelaskan bahwa gerakan pramuka bertujuan mendidik dan membina kaum muda Indonesia guna mengembangkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehingga menjadi warga negara Republik Indonesia yang berjiwa pancasila, setia dan patuh kepada NKRI serta menjadi anggota masyarakat yag baik dan berguna, yang dapat membangun dirinya sendiri secara mandiri serta bersama-sama bertanggungjawab atas pembangunan bangsa dan negara, memiliki kepedulian terhadap sesama hidup dan alam lingkungan, baik lokal, nasional maupun internasional.19

4. Pengertian Karakter

Menurut Maulana, dkk karakter juga dapat disebut sebagai tabiat, watak atau pembawaan yang ada dalam diri

19Azwar azrul, Mengenal Gerakan Pramuka, (Jakarta: Erlangga, 2012), 16

(62)

manusia.20 Atas dasar inilah karakter menjadi dasar seseorang didalam berfikir serta berperilaku dan hal itu merupakan bagian dari ciri seseorang. Karakter juga dapat dilihat dari bagaimana orang tersebut mampu bekerjasama dengan orang lain ataupun berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa maupun bernegara. Individu dengan karakter baik ditunjukkan oleh sikap bertanggung jawab atas apa yang tela diperbuat.

Simon Philips dalam Masnur menyatakan karakter merupakan sekumpulan nilai yang menjadi dasar individu tersebut berbuat. Sifat dasar yang melekat dalam diri manusia itulah yang disebut dengan karakter.21 Senada dengan pernyataan tersebut, Koesuma menjelaskan bahwa yang disebut karakter merupakan kesamaan dari kepribadian setipa manusia. Kepribadian yang melekat dalam diri manusia akan terus ada dan menjadi dasar manusia untuk melakukan berbagai kegiatan. Karakter yang

20 Achmad Maulana dkk, Kamus Ilmiah Populer (Cet. II; Yogyakarta:

Absolut, 2004), h. 202.

21 Masnur Muslich, Pendidikan Karakter Menjawab Tantangna Krisis Multidimensional (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), h. 70.

(63)

demikian dapat juga terjadi karena hasil dari pembentukan lingkungan keluarga, masyarakat atau bahkan negara dan bangsa.22

Karakter seseorang dapat diilai dari beberapa hal antara lain sebagai berikut:

a. Akhlaq

Akhlaq dapat diartikan sebagai tingka laku, tabiat, perangai, watak dan moral ataupun budi pekerti yang melekat dalam diri manusia.23 Istilah akhlak menurut tata bahasa berasal dari kata kholaqa dengan arti yang menciptakan. Hal ini memberikan penjelasan bahwa secara redaksional, kalimat akhlaq bertalian erat dengan penciptaan manusia.24 Akhlaq tidak hanya mengatur hubungan antara manusia dengan manusia saja, namun lebi dari itu sebagaimana awal mula kata akhlaq yang berkaitan dengan kholiq, juga mengatur hubungan

22Doni Koesuma A, Pendidikan Karakter Strategi Mendidik Anak di Zaman Global (Jakarta:

Grasindo: 2010), h. 80.

23 Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia (Jakarta: Bulan Bintang, 1972), h.

6.

24Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlak (Cet. IV; Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam, 2001), h. 1.

(64)

dengan pencipta manusia. Jadi, akhlaq juga didefinisikan sebagai sala satu ciri dasar serta tabiat dan tingkah laku manusia dalam menjalin hubungannya dengan sesama manusia ataupun dengan penciptanya.25

Hasan Alfat menyatakan bahwa aklaq seseorang akan mendorong dirinya melakukan berbagai hal baik positif maupun negatif. Semakin baik akhlaq atau tabiat dan perilaku manusia, maka akan semakin banyak melakukan berbagai kebaikan, demikian juga sebaliknya apabila manusia memiliki tabuat buruk, maka dorongan untuk melakukan keburukan lebih banyak daripada kebaikan.26

Berdadasarkan pendapat tersebut, maka akhlaq merupakan dorongan dalam diri manusia yang mampu menggerakkan ke arah positif atau negatif. Semakin baik aklaq seseorang, maka dorongan kebaikan semakin tinggi demikian juga sebaliknya apabila dororang

25 Efendi El Hanif, et al., Kamus Lengkap Bahasa Inggris-Indonesia (Surabaya: Terbit Terang, 2001), h. 481.

26 Abu Baiqani, Kamus Istilah Agama (Surabaya: Arkola, 1992), h. 79

(65)

keburukan semakin tinggi, akan mendorong keburukan yang lebih banyak.

b. Etika.

Menurut asalnya dari Bahasa Yunani dengan istilah Ethos yang dapat diartikan sebagai norma, nilai, kaidah atau ukuran atas tingkah laku manusia yang cenderung ke arah kebaikan.27 Norma-norma yang harus ada dalam diri seseorang akan direalisasikan dalam kehidupan berkeluarga. Tanggung jawab terhadap keluarga dari masing-masing anggora keluarga dapat dilihat dari sejauh mana normal yang dimiliki oleh anggota keluarga tersebut. demikian halnya dalam kaitan dengan seseorang terhadap lingkungan masyarakat dan negara. Norma dan kaidah dasar yang ada dalam dirinya akan mempengaruhi bagaimana seseorang tersebut bersikap maupun berbuat.

27https://googlewebligh.com/?lite_url=https://10menit.wirdpress.com/tugaskuli ah/pengertiaetika/&ei=idID&s=1&m=617&host=www.google.co.id&ts=1509 422987&sig=ANTVL3Hk3MsGam

k9Bu_VhARGECLzyCeg.

(66)

c. Budi Pekerti

Budi pekerja merupakan alat timbangan dalam diri manusia untuk membuat keputusan atas tindakan yang harus dilakukan atau tidak dilakukan.28 Tindakan ini akan tercermin setika seseorang berada di tengah-tengah lingkungan keluarga dan masyarakat dimana dia berada.

Cerminan sikap tanggung jawab atau selalu peduli dengan sesama merupakan bentuk dari budi pekerti baik dari seseorang.

Budi pekerti juga merupakan sebuah kehendak yang lahir dari dalam jiwa seseorang dan mendorong sekaligus mengarahkan orang tersebut untuk melakukan berbagai pertimbangan pikiran sebelum melakukan perbuatan. Budi pekerja juga merupakan sebuah kualitas yang ada dalam diri manusia dilihat dari bagaimana tingkah lakunya, ucapannya serta sikap yang memiliki nilai-nilai luhur terhadap orang lain.

28Hasan Oetomo, Pedoman Dasar Pendidikan Budi Pekerti (Jakarta: PT.

Prestasi Pustakaraya, 2012), h. 11.

(67)

a. Macam-Macam Karakter

Setidaknya terdapat sembilan pilar karakter yang berasal dari nilai-nilai luhur universal sebagai berikut:29 1) Cinta Tuhan dan segenap ciptaan-Nya

2) Kemandirian dan tanggung jawab 3) Kejujuran/amanah

4) Hormat dan santun

5) Dermawan, suka menolong, dan kerja sama 6) Percaya diri dan pekerja keras

7) Kepemimpinan dan keadilan 8) baik dan sikap rendah hati 9) toleransi dan cinta damai

Sembilan karakter ini hndaknya diajarakan pada sekolah-sekolah dimulai dari sekolah dasar secara sistematis terutama dalam kegoatan dan model pendidikan yang bersifat holistik.30 Pilar mencitai Tuhan dapat diartikan sebagai mencintai sesama makluk ciptaan-Nya

29E. Mulyasa, Manajemen Pendidikan Karakter (Cet. II; Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2012), h.

5

30 Akhmad Muhaimin Azzet, Urgensi Pendidikan Karakter di Indonesia, h. 29.

(68)

tidak hanya manusia aka tetapi seluruh ciptaan yang berada di sekitar manusia. Pilar cinta Tuhan juga dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari manusia seperti melaksanakan perintah Tuhan sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing, berbuat baik terhadap lingkungan masyarakat diamana dia berada serta menumbuhkan sikap peduli terhadap sesamanya. 31

Pilar kedua adalah kemandirian dan tanggung jawab yang berarti bahwa setiap manusia harus memiliki tanggung jawab baik terhadap sesama manusia atau kepada bangsa dan negara. Sikap tanggung jawab tidak serta merta hanya dilaksanakan dari ruamg lingkup kecil pada keluarga saja, namun sebagai masyarakat yang hidup di lingkungan sebuah negara, harus menunjukkan sikap tanggungjawab kepada negara. Kemandirian juga harus ditanamkan dalam diri seseorang kepada keluarga dan masyarakatnya agar tercipta lingkungan keluarga dan masyarakat yang tidak hanya mengandalkan bantuan dari orang lain, namun lebih

31 Akhmad Muhaimin Azzet, Urgensi Pendidikan Karakter di Indonesia, h. 30.

(69)

kepada peran dirinya dari sikap kemandirian yang dibentuk dari individu-individu dalam masyarakat.

Pilar ketiga yang harus dididik sejak dini terutama pada anak-anak adalah sifat kejujuran dan amanah. Sifat jujur dan amanaha merupakan kunci sukses seseorang dan hal ini harus ditanamkan sejak dini. Seseorang yang tidak jujur dan amanah, maka tidak akan mampu menghasilkan sesuatu yang baik dan akan berakhir dengan keburukan.

Orang-orang yang memiliki kejujuran dan sifat amanah akan terus mendapatkan kepercyaan dari orag lain. sifat kejujuran dan amanah menjadi modal dasar orang tua mendidikm anak-anaknya ketika berada di rumah dan dilanjutkan pendidikan formal yang dilakukan di sekolah.

Di tengah-tengah masyarakat, seorang pemimpin juga dapat mendidik sifat jujur dan amanah dimulai dari dirinya sendiri. Sikap dan sifat ini nantinya secara otomatis akan ditiru oleh masyarakat yang dipimpin.

Karakter selanjutnya yang harus diperhatikan dan hal ini cukup penting adalah sikap hormat dan santun.

(70)

Gambar

Tabel 1      Penelitian Terdahulu Yang Relevan .........................29  Tabel 2      Rangkuman Hasil Pengelolaan Kegiatan
Gambar 1 Komponen Dalam Analisis Data ............................ 51
Tabel 1. Penelitian Terdahulu yang relevan
Gambar 3.1 Komponen Dalam Analisis Data (Matthew B.
+2

Referensi

Dokumen terkait

ekstrakurikuler pramuka pada siswa SMA Negeri 3 Wonogiri tahun 2013. Untuk mendeskripsikan Faktor-faktor apa sajakah

Pelaksanaan kegiatan bimbingan konseling untuk pembentukan karakter siswa di SDN 2 Rowosari Kecamatan Rowosari Kabupaten Kendal mengacu pada program pengembangan diri

Hasil penelitian “ Peran Guru Pendidikan Jasmani Terhadap Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Sewon. Kabupaten Bantul DIY Tahun 2016”

Skripsi berjudul “ Upaya Sekolah Dalam Meningkatkan Kreatifitas Siswa Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka Di SMP N 1 Jatiwangi Kabupaten Majalengka ” oleh Hidayati

Proses Pembentukan Nilai Karakter Siswa Melalui Ekstrakurikuler Pramuka Di MI Tasmirit Tarbiyah Sumbergayam Trenggalek Dalam pembentukan nilai karakter siswa melalui

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) Penyelenggaraan kegiatan ekstrakurikuler pramuka di sekolah dasar, (2) Kandungan nilai karakter gotong royong pada

Selain itu kepramukaan juga mengajarkan pendidikan karakter melalui kegiatan permainan dan kegiatan berkelompok serta membiasakan siswa berpakaian pramuka lengkap

Berdasarkan hasil pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa ekstrakurikuler Pramuka sangat berperan dalam pembentukan karakter siswa di sekolah khususnya di