i
PENGEMBANGAN ENSIKLOPEDIA DIGITAL BERBASIS KAJIAN ETNOBOTANI TUMBUHAN OBAT
MASYARAKAT MADURA DESA SOTABAR PADA MATERI PLANTAE UNTUK PESERTA DIDIK
KELAS X MA MAMBAUL ULUM 2 PAMEKASAN
SKRIPSI
diajukan kepada Universitas Islam Negeri KH Achmad Siddiq Jember untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Program Studi Tadris Biologi
Oleh:
Siti Karimatus Soleha NIM: T20178015
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JUNI 2022
ii
PENGEMBANGAN ENSIKLOPEDIA DIGITAL BERBASIS KAJIAN ETNOBOTANI TUMBUHAN OBAT
MASYARAKAT MADURA DESA SOTABAR PADA MATERI PLANTAE UNTUK PESERTA DIDIK
KELAS X MA MAMBAUL ULUM 2 PAMEKASAN
SKRIPSI
diajukan kepada Universitas Islam Negeri KH Achmad Siddiq Jember untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Program Studi Tadris Biologi
Oleh :
Siti Karimatus Soleha NIM: T20178015
Disetujui Pembimbing
Heni Setyawati,S.Si.,M.Pd.
NIP. 19870292019032006
iii
PENGEMBANGAN ENSIKLOPEDIA DIGITAL BERBASIS KAJIAN ETNOBOTANI TUMBUHAN OBAT
MASYARAKAT MADURA DESA SOTABAR PADA MATERI PLANTAE UNTUK PESERTA DIDIK
KELAS X MA MAMBAUL ULUM 2 PAMEKASAN
SKRIPSI
telah diuji dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Program Studi Tadris Biologi
Hari:Kamis Tanggal: 23 Juni 2022
Tim Pengujui Ketua
Dr. Hj. Umi Farihah, M.M, M.Pd NIP. 196806011992032001
Sekretaris
Rosita Fitrah Dewi, S.Pd., M.Si.
NIP. 198703162019032005 Anggota
1. Dr. Indah Wahyuni, M.Pd ( )
2. Heni Setyawati, S.Si., M.Pd. ( )
Menyetujui
Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Prof. Dr. Hj. Mukni’ah, M.Pd.I NIP.196405111999032001
iv MOTTO
“Dan apakah mereka tidak memperhatikan bumi, betapa banyak kami tumbuhkan di bumi ini berbagai macam (tumbuh-tumbuhan) yang baik ? Sungguh, pada yang
demikian itu terdapat tanda (kebesaran Allah), tetapi kebanyakan mereka tidak beriman.” (QS. Asy-Syu’ara [62]: 7-8).
َلَِا اْوَرَ ي َْلََوَا ْيِرَك ٍجْوَز ِّلُك ْنِم اَهْ يِف اَنْ تَ ب ْۢ
ْنَا ْمَك ِضْرَْلْا
ًۗ ٍ
ةَيَٰلْ َكِلٰذ ِْفِ َّنِا
ْيِنِمْؤُّم ْمُهُرَ ثْكَا َناَك اَمَو
v
PERSEMBAHAN
Dengan sepenuh hati skripsi ini dipersembahkan kepada:
1. Kedua orang tuaku tercinta, Ayahandaku Moh. Fajar dan Ibundaku Salasi terimakasih teristimewa sekali. Ungkap rasa hormat dan bhaktiku atas segala do’a terbaik, kasih sayang yang tulus, segala pengorbanan yang ikhlas, dukungan, nasehat bijak, yang selalu kau berikan dan setiap tetes keringat maupun air mata demi mewujudkan cita-cita putrimu, serta semangat juga tiada hentinya diberikan sehingga menjadi kekuatan dan semangat serta motivasi diri untuk putrinya disetiap kesuksesannya terutama dalam menyelesaikan skripsi ini.
2. Yasmin Nasyifah adikku tersayang yang selalu memberi semangat bagi penulis.
3. Keluarga besar yang selama ini telah mencurahkan waktu dan tenaga untuk memberikan nasehat, semangat, motivasi serta dukungan, baik itu materi dan non materi ketika penulis menempuh pendidikan.
vi
KATA PENGANTAR
الله الرحمن الرحيممسب
Alhamdulillah wa syukurilah, untaian rasa syukur yang terucap dari lubuk hati atas segala rahmat serta hidayah yang diberikan Allah SWT dalam perancanaan, pelaksanaan, dan penyelesaian skripsi ini sebagai salah satu syarat menyelesaikan program sarjana, dapat terselesaikan dengan baik. Lantunan Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Baginda Nabi Muhammad, SAW yang selalu dinantikan syafaatnya di yaumil qiyamah.
Kesuksesan ini dapat penulis peroleh karena dukungan banyak pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr.H. Babun Suharto, S.E., M.M. selaku Rektor Universitas Islam Negeri KH. Achmad Siddiq Jember yang telah memberikan ijin dan fasilitas kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan baik di UIN KH. Achmad Siddiq Jember.
2. Ibu Prof. Dr. Hj. Mukni’ah, M.Pd.I. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan yang telah memfasilitasi dalam penyelesaian studi di Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN KH. Achmad Siddiq Jember.
3. Ibu Dr. Indah Wahyuni, M.Pd selaku ketua jurusan Pendidikan Sains atas segala nasehat dan bimbingannya.
4. Ibu Dr. Hj. Umi Farihah, M.M., M.Pd. selaku koordinator Program Studi Tadris Biologi atas segala nasehat dan bimbingannya.
5. Ibu Heni Setyawati.S.,Si.,M.Pd.Selaku Dosen Pembimbing yang tak pernah lelah membimbing, mengarahkan dan menasehati dalam menyelesaikan skripsi.
6. Ibu Wiwin Maisyaroh, M.Si., Ibu Imaniah Bazlina Wardani, M.Si. Bapak Dr.
Andi Suhardi, ST., M.Pd., Bapak Mohammad Wildan Habibi, S.Pd., M.Pd., Bapak Shidiq Ardianta, S.Pd., M.Pd., Ibu Rosita Fitrah Dewi, S.Pd., M.Si., dan Ibu Ira Nurmawati, S.Pd., M.Pd. selaku validator dalam proses
vii
pengembangan produk yang telah meluangkan waktu dan tenaga untuk membantu menilai serta memberikan kritik dan saran yang begitu bermanfaat.
7. Bapak Haeruddin, M.Pd. selaku kepala sekolah MA Mambaul Ulum 2 yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.
8. Ibu Laila Alvi Nurin, S.Si., selaku guru biologi yang telah meluangkan waktu dan tenaga untuk memberikan penilaian terhadap produk penelitian dan membimbing selama dilakukannya penelitian di MA Mambaul Ulum 2.
9. Peserta didik kelas X IPA MA Mambaul Ulum 2 atas bantuan dan kerjasamanya selama pelaksanaan penelitian.
10. Kepala Desa Sotabar Bapak Nasuki dan seluruh warga Desa Sotabar yang sudah membantu dalam penelitian skripsi ini.
11. Bapak/ibu Dosen Pendidikan Biologi dan Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan yang telah memberikan jutaan ilmu selama di UIN KH. Achmad Siddiq Jember.
12. Rekan-rekan seperjuangan kuliah Biosa (Biologi 1) angkatan 2017 yang telah banyak belajar bersama dan bekerja sama dalam menempuh pendidikan, semoga kita semua sukses dunia dan akhirat.
13. Seluruh keluarga besarku Himaspa, Jongma, Rezpektor, ICIS (Tahfidz) dan PMII yang telah memberikan pengalaman berorganisasi dan bersosialisasi.
14. Sahabat-sahabat dan teman-teman tercinta tanpa terkecuali terimakasih atas dukungan dan doanya, kalian adalah sahabat terbaik.
Tiada kata yang patut diucapkan, Jazakumullahu Ahsanal Jaza’ dan semoga segala amal baik mendapatkan Ridha dari Allah SWT, menjadi amal kebaikan dan menjadi pahala disisi Allah SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Kritik dan saran sangat diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.
Jember, 22 Juni 2022
Penulis
viii ABSTRAK
Siti Karimatus Soleha, 2022: Pengembangan Ensiklopedia Digital Berbasis Kajian Etnobotani Tumbuhan Obat Masyarakat Madura Desa Sotabar pada Materi Plantae untuk Peserta Didik Kelas X MA Mambaul Ulum 2 Pamekasan.
Kata Kunci: Ensiklopedia Digital, Etnobotani, Tumbuhan obat
Materi plantae sub divisi Angiospermae merupakan bagian dari pokok bahasan yang ada didalamnya dengan komponen materi yang kompleks. Hasil analisis kebutuhan menunjukkan bahwa 65% siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi Angiospermae. Oleh karena itu, diperlukan inovasi sumber belajar yang menarik dan sesuai dengan kebutuhan siswa. Sumber belajar yang menarik bisa bersumber dari lingkungan sekitar atau potensi lokal yang ada di lingkungan sekitar siswa. Pemanfaatan tumbuhan obat oleh masyarakat Madura salah satunya di Desa Sotabar merupakan salah satu potensi lokal yang dapat dimanfaatkan sebagai pengembangan sumber belajar memanfaatkan potensi lokal.
Tujuan penelitian ini: mengetahui jenis tumbuhan obat, bagian tumbuhan obat yang digunakan dan mendeskripsikan cara pemanfaatan tumbuhan obat yang digunakan sebagai obat tradisional oleh masyarakat Madura Desa Sotabar, mendeskripsikan kevalidan dan respon peserta didik terhadap ensiklopedia digital berbasis kajian etnobotani tumbuhan obat masyarkat Madura desa Sotabar pada materi plantae untuk peserta didik kelas X MA Mambaul Ulum 2 Pamekasan.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian dan pengembangan yang terdiri atas 2 tahap penelitian. Tahap pertama yaitu kajian etnobotani tumbuhan obat dengan metode deskriptif kualitatif. Tahap kedua pengembangan ensiklopedia digital mengggunakan model penelitian dan pengembangan ADDIE.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Terdapat 69 spesies tumbuhan yang digunakan sebagai obat tradisional, dengan nilai Use Value (UV) tertinggi kunyit, temu lawak dan jahe, nilai Informants Concensus Factor (ICF) tertinggi sebesar 1 pengobatan untuk keracunan, sakit mata, magh, mimisan, susah BAB, diare, patah tulang, perawatan bayi kurus, mandi setelah sakit, sakit gigi, rabun, melancarkan ASI. 2) Bagian tumbuhan yang digunakan yaitu daun 42,25%, buah 18,31%, rimpang 15,49%, batang 7,04%, seluruh bagian tumbuhan 7,04%, umbi 5,63%, bunga 1,41%, biji 1,41%, dan getah 1,41%. 3) Cara pemanfaatan tumbuhan menjadi obat tradisional meliputi a) obat yang dimakan: dimakan langsung, dimasak dibuat sayur. b) Obat yang diminum: direbus lalu diminum, ditumbuk lalu diminum, diparut lalu diminum, diminum langsung, dikukus lalu diminum, dijus lalu diminum, dibakar direndam lalu diminum. c) Penggunaan luar: direbus dibuat mandi, ditumbuk lalu ditempelkan, ditumbuk lalu dibalurkan, diremas lalu dibalurkan, direbus lalu dikompreskan, dioleskan langsung, digulung disumbatkan, direndam dibuat mandi. 4) Rata-rata hasil validasi ahli materi dan media memperoleh persentase 86,8% dan 97% dengan kategori sangat valid, hasil validasi ahli bahasa memperoleh persentase 97% dengan kategori sangat valid, Guru biologi memperoleh persentase 89% dengan kategori sangat valid. 5) Rata- rata persentase respon peserta didik skala kecil dan skala besar diperoleh hasil 88,7% dan 89,5% dengan kategori sangat praktis.
ix DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN SAMPUL ... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iii
MOTTO ... iv
PERSEMBAHAN ... v
KATA PENGANTAR ... vi
ABSTRAK ... viii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Tujuan Penelitian dan Pengembangan ... 9
C. Spesifikasi Produk yang Diharapkan ... 9
D. Pentingnya Penelitian dan Pengembangan ... 10
E. Asumsi dan Keterbatasan Penelitian dan Pengembangan ... 12
F. Definisi Istilah ... 13
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 16
A. Penelitian Terdahulu ... 16
B. Kajian Teori ... 21
x
1. Pengertian Penelitian dan Pengembangan (R&D) ... 21
2. Model Pengembangan ADDIE... 21
3. Sumber Belajar ... 23
a. Pengertian Sumber Belajar ... 23
b. Tujuan Pengembangan Sumber Belajar ... 24
c. Manfaat Sumber Belajar ... 25
d. Jenis-Jenis Sumber Belajar ... 26
e. Klasifikasi Sumber Belajar ... 27
4. Ensiklopedia ... 28
a. Pengertian Ensiklopedia ... 28
b. Jenis Ensiklopedia ... 28
c. Karakteristik Ensiklopedia ... 29
d. Kelebihan Ensiklopedia ... 30
5. Etnobotani ... 31
a. Pengertian Etnobotani ... 31
b. Asal Mula dan Perkembangan Etnobotani ... 32
c. Tujuan Etnobotani Tumbuhan Obat ... 33
6. Tumbuhan Obat ... 35
a. Pengertian Tumbuhan Obat ... 35
b. Pengelompokan Tumbuhan Obat ... 36
c. Bagian-Bagian Tumbuhan yang Digunakan ... 37
d. Manfaat Penggunaan Tumbuhan Obat ... 38
e. Keunggulan Obat Bahan Alam ... 40
xi
f. Kelemahan Tumbuhan Obat ... 41
7. Gambaran Wilayah Desa Sotabar ... 41
a. Kondisi Objektif Desa ... 41
b. Sejarah Desa ... 42
c. Kondisi Sosial Budaya Desa ... 43
8. Materi Plantae (Angiopsermae) ... 45
C. Kerangka Penelitian ... 49
BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ... 50
A. Penelitian Tahap I (Kajian Etnobotani) ... 50
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 50
2. Lokasi Penelitian ... 50
3. Subyek Penelitian... 51
4. Teknik Pengumpulan Data ... 52
5. Analisis Data ... 53
6. Keabsahan Data ... 55
B. Penelitian Tahap II ... 55
1. Model Penelitian dan Pengembangan ... 55
2. Prosedur Penelitian dan Pengembangan ... 56
3. Uji Coba Produk ... 61
4. Desain Uji Coba ... 61
a. Subjek Uji Coba ... 62
b. Jenis Data ... 63
c. Teknik Pengumpulan Data ... 64
xii
d. Instrumen Pengumpulan Data ... 65
e. Teknik Analisis Data ... 66
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ... 70
A. Hasil Penelitian Tahap I (Kajian Etnobotani) ... 70
B. Hasil Penelitian Tahap II (Pengembangan Ensiklopedia Digital) ... 117
C. Analisis Data ... 148
D. Revisi Prodik ... 155
BAB V KAJIAN DAN SARAN ... 167
A. Kajian Produk yang Telah Direvisi ... 167
B. Saran Pemanfaatan, Diseminasi, dan Pengembangan Produk Lebih Lanjut ... 169
DAFTAR PUSTAKA ... 171
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... 176
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 177
RIWATAR HIDUP ... 366
xiii
DAFTAR TABEL
No Uraian Hal.
2.1 Kedududukan Penelitian ... 19
3.1 Kriteria Tingkat kevalidan ... 67
3.2 Kriteria Tingkat kepraktisan ... 69
4.1 Deskriptif Jenis Tumbuhan Obat yang digunakan sebagai obat tradisional oleh masyarakat Madura di Desa Sotabar ... 72
4.2 Nilai Use Value (UV) ... 80
4.3 Nilai Informan Consensus Factor (ICF) ... 82
4.4 Bagian Tumbuhan yang digunakan sebagai bahan Obat Tradisional oleh Masyarakat Madura Desa Sotabar ... 84
4.5 Cara Pemanfaatan Tumbuhan Obat Menjadi Ramuan Obat Tradisional oleh Masyakarakat Madura Desa Sotabar ... 87
4.6 Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) Materi Plantae. ... 119
4.7 Kompetensi Dasar (KD), Indikator dan Tujuan Pembelajaran ... 120
4.8 Data Hasil Uji Validasi Ahli Materi... 135
4.9 Komentar dan Saran dari Ahli Materi ... 139
4.10 Data Hasil Uji Validasi Ahli Media ... 140
4.11 Komentar dan Saran dari Ahli Media ... 141
4.12 Data Hasil Uji Validasi Ahli Bahasa ... 142
4.13 Komentar dan Saran dari Ahli Bahasa ... 143
4.14 Data Hasil Uji Validasi Guru Biologi ... 143
4.15 Komentar dan Saran dari Guru Biologi ... 144
xiv
4.16 Data Hasil Uji Coba Skala Kecil ... 146
4.17 Data Hasil Uji Coba Skala Besar ... 147
4.18 Hasil Uji Coba Ahli Materi ... 148
4.19 Hasil Uji Coba Ahli Media ... 149
4.20 Hasil Uji Coba Ahli Bahasa ... 150
4.21 Hasil Uji Coba Guru Biologi ... 151
4.22 Hasil Penialian Angket Respon Peserta Didik Skala Kecil ... 152
4.23 Hasil Penilaian Angket Respon Peserta Didik Skala Besar ... 153
4.24 Komentar dan Saran Perbaikan Produk dari Ahli Materi ... 155
4.25 Komentar dan Saran Perbaikan Produk dari Ahli Media ... 162
4.26 Komentar dan Saran Perbaikan Produk dari Ahli Bahasa ... 164
4.27 Komentar dan Saran Perbaikan Produk dari Guru Biologi ... 166
xv
DAFTAR GAMBAR
No. Uraian Hal.
2.1 Peta Desa Sotabar ... 42
2.2 Struktur Bunga ... 46
2.3 Pergiliran Keturunan Tumbuhan Berbiji Tertutup ... 47
2.4 Kerangka Penelitian ... 49
3.1 Diagram Alir Model Pengembangan ADDIE ... 56
4.1 Rancangan Awal Cover Depan dan Belakang Ensiklopedia ... 124
4.2 Rancangan Awal Halaman Redaksi ... 125
4.3 Rancangan Awal Halaman Kata Pengantar ... 126
4.4 Rancangan Awal Halaman Petunjuk Penggunaan ... 127
4.5 Rancangan Awal Halaman Daftar Isi dan Daftar Spesies ... 128
4.6 Rancangan Awal Halaman KI, KD, dan Tujuan Pembelajaran ... 129
4.7 Rancangan Awal Halaman Peta dan Deskripsi Lokasi Penelitian ... 130
4.8 Rancangan Awal Halaman Materi Angiospermae ... 131
4.9 Rancangan Awal Halaman Aneka Tumbuhan Monocotyledoneae dan Dycotyledoneae yang Bermanfaat Sebagai Obat-Obatan ... 132
4.10 Rancangan Awal Halaman Ragam Cara Pengolahan Tumbuhan Sebagai Obat. ... 133
4.11 Rancangan Awal Halaman Evaluasi Pembelajaran ... 134
4.12 Rancangan Awal Halaman Glosarium dan Indeks... 135
4.13 Rancangan Awal Halaman Daftar Pustaka ... 136
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
No. Uraian Hal.
1: Matrik Penelitian dan Pengembangan... 177
2: Angket Analisis Kebutuhan Peserta Didik ... 180
3: Pedoman Wawancara Guru ... 183
4: Pedoman Wawancara Etnobotani Tumbuhan Obat ... 184
5: Kisi-Kisi Instrmen Validasi Ahli Materi ... 186
6: Lembar Validasi Ahli Materi ... 188
7: Rubrik Instrumen Validasi Ahli Materi ... 191
8: Kisi-Kisi Instrumen Validasi Ahli Media ... 197
9: Lembar Validasi Ahli Media... 198
10: Rubrik Penilaian Ahli Media ... 200
11: Kisi-Kisi Instrumen Validasi Ahli Bahasa ... 203
12: Lembar Validasi Ahli Bahasa ... 204
13: Rubrik Instrumen Validasi Ahli Bahasa ... 207
14: Kisi-Kisi Instrumen Validasi Guru ... 211
15: Lembar Validasi Guru ... 212
16: Rubrik Penilaian Validasi Guru. ... 215
17: Kisi-Kisi Angket Respon Peserta Didik... 221
18: Lembar angket Respon Peserta Didik ... 222
19: Hasil Validasi Angket Analisis Kebutuhan Peserta Didik ... 224
20: Hasil Validasi Instrumen Validasi Ahli Materi ... 226
21: Hasil Validasi Instrumen Validasi Ahli Media ... 230
xvii
22: Hasil Validasi Instrumen Validasi Ahli Bahasa ... 234
23: Hasil Validasi Instrumen Validasi Guru ... 236
24: Hasil Validasi Angket Respon Peserta Didik ... 240
25: Surat Permohonan menjadi Validator Ahli Materi ... 244
26: Surat Permohonan menjadi Validator Ahli Media ... 246
27: Surat Permohonan menjadi Validator Ahli Bahasa ... 249
28: Surat Permohonan Izin Penelitian Disekolah ... 246
29: Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian Disekolah ... 250
30: Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian di Desa Sotabar ... 251
31: Hasil Angket Analisis Kebutuhan Peserta Didik ... 252
32: Hasil Lembar Validasi Oleh Ahli Materi ... 254
33: Hasil Lembar Validasi Oleh Ahli Media ... 261
34: Hasil Lembar Validasi Oleh Ahli Bahasa ... 265
35: Hasil Lembar Validasi Oleh Guru ... 267
36: Hasil Angket Respon Peserta Didik ... 269
37: Hasil Uji Respon Siswa Skala Kecil dan Skala Besar ... 271
38: Jurnal Kegiatan Penelitian ... 273
49: SK Dosen Pembimbing ... 274
40: Surat Seminar Proposal ... 275
41: Perhitungan Persentase Pemanfatan Organ (Bagian) Tumbuhan yang Dimanfaatkan Sebagai Ramuan Obat Tradisional ... 276
42: Perhitungan Nilai Use Value dan Informant Concencus Factor ... 277 43: Profil Masyarakat yang Menjadi Reponden Penelitian di Desa
xviii
Sotabar Kecamatan Pasean Kabupaten Pamekasan Madura ... 283 44: Dokumentasi Penelitian ... 285 45: Tampilan Enskilopedia Digital Berbasis Kajian Etnobotani Tumbu-
han Obat Masyarakat Madura Desa Sotabar ... 300
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Biologi merupakan salah satu mata pelajaran yang kompleks karena didalamnya mempelajari seluruh komponen-komponen yang ada di alam (Sudjadi dan Siti, 2015: 3). Materi Plantae adalah salah satu materi tingkat SMA/MA yang dipelajari dikelas X. Sub dvisi Angiospermae merupakan bagian dari materi plantae yang memiliki cakupan materi yang cukup banyak meliputi kelas Monocotyledoneae (Liliopsida) dan kelas Dicotyledoneae (Magnoliopsida).
Seiiring dengan kemajuan teknologi dan perkembangan zaman pendidik bukan lagi satu-satunya sumber belajar bagi peserta didik, pendidik diharapkan mampu menggunakan sumber belajar secara tepat untuk peningkatan mutu pendidikan, juga dapat meningkatkan hasil belajar melalui sumber belajar terutama buku atau bahan ajar, buku pelajaran dan buku pengayaan (Yulianto, 2010). Berkaitan dengan hal tersebut sumber belajar memiliki peranan penting dalam pembelajaran.
Dalam biologi komponen materi yang kompleks meliputi banyak aspek yang dapat digali baik dari buku maupun dari lingkungan sekitar. Dalam menggali potensi lingkungan sekitar, biologi juga dapat dipelajari melalui budaya yang berkembang di lingkungan setempat termasuk potensi lokal yang ada di suatu wilayah tertentu. Pembelajaran dengan memanfaatkan potensi lokal yang ada di suatu wilayah tertentu merupakan salah satu metode
pengajaran yang efektif untuk mendorong peserta didik belajar tentang ilmu pengetahuan dan membuat konten ilmiah yang relevan dengan dunia nyata yang ada di lingkungan sekitar mereka. Potensi lokal dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar seperti penelitian yang telah dilakukan oleh Handini dkk., (2018:35) tentang studi etnobotani tumbuhan obat suku Serawai sebagai pengembangan handout biologi kelas X SMA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis tumbuhan obat yang dimanfaatkan suku Serawai di desa Tumbuan Kabupaten Seluma dan untuk mendeskripsikan desain handout biologi materi plantae berdasarkan studi etnobotani tumbuhan obat suku serawai desa Tumbuan Kabupaten Seluma merupakan salah satu contoh sumber belajar yang berbasis etnobotani tumbuhan obat. Oleh karena itu pengembangan sumber belajar berbasis kajian etnobotani tumbuhan obat menarik untuk dikembangkan.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan Ibu Laila Alvi Nurin S.Si selaku guru biologi kelas X IPA di MA Mambaul Ulum 2 Pamekasan diketahui bahwa sumber belajar yang digunakan dalam mempelajari materi plantae sub divisi Angiospermae yaitu Power Point (PPT) dan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang masih belum memadai karena ketersediaan contoh-contoh gambar tumbuhan dari Lembar Kerja Siswa (LKS) yang digunakan masih terbatas, kurang bervariasi, dan kurang menarik sehingga tidak dapat memberikan visualisasi secara langsung kepada peserta didik. Guru menyatakan bahwa materi plantae sub divisi angiosermae merupakan salah satu materi yang sulit di pahami oleh peserta didik mengingat
cakupan materinya yang luas dan terdapat keterbatasan media dan sumber belajar yang menunjang proses pembelajaran. Sehingga peserta didik kurang mengenal jenis-jenis tumbuhan angiospermae, pengetahuan peserta didik tentang macam-macam tumbuhan angiospermae kurang luas, peserta didik juga mengalami kesulitan dalam memvisualisasikan atau mengambarkan mengenai materi angiospermae.
Selanjutnya guru juga menyatakan bahwa peserta didik di MA Mambaul Ulum 2 Pamekasan lebih cenderung dan antusias ketika menggunakan sumber belajar yang banyak memuat gambar, berwarna, dengan visual yang menarik, hal ini didukung dengan hasil angket analisis kebutuhan yakni sebesar 72,22% peserta didik menyukai sumber belajar yang bergambar dan berwarna, peserta didik tidak mudah jenuh dan lebih tertarik mengikuti proses pembelajaran jika disajikan gambar. Sehingga perlu adanya inovasi sumber belajar yang berperan sebagai alat bantu yang dapat meningkatkan minat, motivasi dan daya ingat serta mempermudah peserta didik dalam memahami materi angiospermae
Dari hasil wawancara guru menyatakan membutuhkan adanya sumber belajar yang memadai dengan kriteria memuat gambar-gambar jenis tumbuhan lebih banyak sehingga peserta didik bisa mengamati spesies tumbuhan apa saja yang ada dikelas monokotil dan dikotil, dapat memberikan contoh kelompok tumbuhan yang termasuk kelas dikotil dan monokotil, dan sumber belajar yang berwarna karena menurut guru peserta didik lebih senang membaca sesuatu
yang berwarna, serta dapat membantu peserta didik belajar secara mandiri dirumah agar peserta didik lebih aktif dan tidak bermalas-malasan dirumah.
Berdasarkan angket analisis kebutuhan yang diberikan kepada 25 peserta didik kelas X diperoleh hasil persentase sebesar 92% peserta didik berpendapat bawa sumber belajar yang digunakan pada materi angiospermae yakni Lembar Kerja Siswa (LKS). Kemudian Sebanyak 65% peserta didik berpendapat bahwa mereka mengalami kesulitan dalam memahami materi plantae, angka yang diperoleh cukup tinggi yang berarti bahwa lebih dari setengah jumlah peserta didik mengalami kesulitan dalam memahami materi plantae. Salah satu materi yang dianggap sulit adalah materi tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae). Hal ini dikarenakan pembahasan yang banyak, ditambah kurangnya alternatif sumber belajar lain yang tersedia untuk membantu peserta didik dalam memahami materi yang dapat memberikan penjelasan serta memberikan banyak gambar tumbuhan yang dapat memberikan visualiasi kepada peserta didik.
Berdasarkan analisis kebutuhan peserta didik kurang mengetahui jenis- jenis tumbuhan obat yang ada disekitar mereka, hanya terbatas pada famili zingiberaceae dan daun mimba. Berdasarkan hasil dari angket analisis kebutuhan 90% peserta didik tertarik dengan pembelajaran yang dikaitkan dengan etnobotani tumbuhan obat. Respon setuju dengan dikembangkannya ensiklopedia angiospermae berbasis kajian etnobotani masyarakat Madura Desa Sotabar berdasarkan angket analisis kebutuhan peserta didik karena dapat menambah wawasan dan pengetahuan, berkaitan dengan kehidupan sehari-hari,
agar obat tradisional tidak punah, agar bisa meracik jamu sendiri tanpa membeli ke orang lain, dan agar ramuan dari nenek moyang tidak hilang/punah.
Dalam UU RI Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional pasal 1 yaitu pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (Depdiknas, 2003: 4). Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk mendukung berjalannya proses pembelajaran, salah satunya yaitu lingkungan sekitar dan buku teks siswa. Peningkatan pemahaman dan pengetahuan siswa dibutuhkan alternatif sumber belajar lain. Alternatif sumber belajar baru ini diharapkan dapat membantu guru agar lebih mudah mengaitkan materi pembelajaran dengan kondisi yang ada dilingkungan sekitar dan juga diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan siswa serta dapat mengatasi rasa bosan pada siswa (Meiningsih dkk., 2019:11).
Ensiklopedia merupakan tulisan yang berisi tentang penjelasan berbagai informasi secara luas, lengkap dan mudah dipahami mengenai ilmu pengetahuan atau khusus cabang ilmu pengetahuan tertentu yang tersusun berdasarkana abjad atau kategori (Setiadi dan Setiawati, 2016:14). Penggunan ensiklopedia digital lebih efisien dan ekonomis. Sisi efisien ditinjau dari kemudahan dalam menggunakan dan memperbanyak produk (Langoday, 2020). Pengembangan ensiklopedia digital diharapkan mampu menumbuhkan antusiasme dan motivasi belajar peserta didik dalam pembelajaran karena menggabungkan teks dan visual yang menarik. Menurut Hidayat dkk., (2015:
48) bahwa penggunaan gambar bila dikaitkan dengan pembelajaran dapat membuat sesuatu menjadi nyata sehingga konsep yang dipelajari mejadi lebih nyata.
Ensiklopedia yang dikembangkan dalam penelitian ini didasarkan pada potensi lingkungan sekitar peserta didik, dengan kata lain memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber informasi untuk dijadikan sumber belajar.
Hal ini sesuai dengan pendapat Sitorus dkk. (2019: 191-192) bahwa pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar memiliki kelebihan diantaranya mengarahkan peserta didik ke dalam dunia yang konkrit tentang konsep pembelajaran, sehingga peserta didik tidak hanya membayangkan materi. Oleh karena itu, potensi lokal ini dapat dimanfaakan sebagai sumber belajar dalam bentuk ensiklopedia.
Winaryati dkk (2012) dalam Mulia (2018:210) mengatakan pembelajaran biologi sangat erat kaitannya dengan memanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar termasuk pemberdayaan potensi lokal yang ada didaerahnya. Materi biologi dapat dipelajari dari tradisi yang ada di sekitar sekolah seperti kebudayaan yang terletak di Desa Sotabar Kecamatan Pasean Kabupaten Pamekasan. Pemanfaatan tumbuhan obat oleh suku tertentu merupakan potensi lokal yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar dengan memanfaatkan potensi lokal. Masyarakat Madura adalah salah satu suku yang masih banyak memanfaatkan tumbuhan sebagai obat, salah satunya di Desa Sotabar.
Al-Qur’an surat Asy-Syu’ara’ (26) ayat 7 yang berbunyi:
:ءارعشلا( ٍْيِرَك ٍجْوَز ِّلُك ْنِم اَهْ يِف اَنْ تَ بْ نَا ْمَك ِضْرَْلْا َلَِااْوَرَ ي َْلََو ا ٧
)
Artinya: “Dan apakah mereka tidak memperhatikan bumi, betapa banyak Kami tumbuhkan di bumi itu berbagai macam (tumbuh-tumbuhan) yang baik?” (Asy-Syu’ara’: 7).
Tumbuhan yang baik adalah tumbuhan yang bermanfaat bagi makhluk hidup, termasuk tumbuhan yang dapat digunakan sebagai obat. Tumbuhan yang beragam jenisnya dapat dipilih dan digunakan sebagai obat dari bermacam-macam penyakit, dan ini merupakan anugrah dari Allah SWT yang harus dipelajari dan dimanfaatkan sesuai perintah yang tertulis dalam Firman- Nya (Muftikah, 2019: 21-22).
Desa Sotabar memiliki potensi tumbuhan-tumbuhan yang dapat dijadikan sebagai obat tradisional sesuai hasil studi pendahuluan kepada orang yang memiliki keahlian dalam pengobatan tradisional yaitu lima ibu rumah tangga, 1 dukun beranak dan 1 tukang pijit di Desa Sotabar, diketahui adanya aktivitas masyarakat dalam memanfaatkan tumbuhan sebagai obat tradisional, dan masyarakat di Desa Sotabar masih memanfaatkan tumbuhan obat dan meyakini bahwa berbagai jenis tumbuhan berpotensi dalam menjaga kesehatan atau mengobati suatu penyakit. Contohnya seperti dukun beranak, dukun anak dan dukun pijat yang yang masih memanfaatkan tumbuhan sebagai obat, dan menerima pemesanan jamu serta penjual jamu gendong yang berkeliling ke rumah warga untuk menjual jamu setiap sore. Selain itu dalam observasi awal dengan masyarakat Desa Sotabar, telah ditemukan beberapa jenis tumbuhan obat yang diyakini mampu menyembuhkan penyakit, diantaranya: daun sirih,
binahong, beluntas, mengkudu, pepaya, jahe, kunyit, temu hitam dan temu lawak.
Data dan informasi jenis-jenis tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai obat, dan cara pemanfaatannya oleh masyarakat Desa Sotabar kurang terdokumentasi dengan baik karena biasanya masyarakat yang tinggal didaerah tersebut lebih sering menggunakan tradisi lisan dari pada tulisan, dengan semakin tingginya arus modernisasi dan tersedianya sumber alternatif lain menyebabkan masyarakat semakin jarang menggunakan tumbuhan sebagai obat dan perlahan mulai meninggalkan pengobatan tradisional dan beralih ke obat kimia. Jika hal ini terus dibiarkan maka akan mengakibatkan hilangnya pengetahuan etnobotani dalam masyarakat. Oleh karena itu perlu adanya upaya untuk melestarikan pengetahuan etnobotani dimasyarakat, terutama bagi generasi muda agar warisan budaya lokal tetap terjaga.
Penelitian etnobotani tumbuhan obat masyarakat Madura Desa Sotabar mempunyai keterkaitan terhadap pembelajaran Biologi yaitu jenis-jenis tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai obat yang seluruhnya termasuk dalam tumbuhan Angiospermae. Angiospermae termasuk materi pelajaran biologi yang dipelajari dikelas X SMA/MA semester genap. KD 3.8: mengelompokkan tumbuhan ke dalam divisio berdasarkan ciri-ciri umum, serta mengaitkan perananya dalam kehidupan.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengembangan ensiklopedia digital berbasis kajian etnobotani
tumbuhan obat masyarakat Madura Desa Sotabar pada materi plantae untuk peserta didik kelas X MA Mambaul Ulum 2 Pamekasan”.
B. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui jenis tumbuhan obat yang digunakan sebagai obat tradisional oleh masyarakat Madura Desa Sotabar.
2. Mengetahui bagian tumbuhan yang digunakan sebagai obat tradisional oleh masyarakat Madura Desa Sotabar.
3. Mendeskripsikan cara pemanfaatan tumbuhan obat sebagai obat tradisional oleh masyarakat Madura Desa Sotabar.
4. Mendeskripsikan kevalidan ensiklopedia digital berbasis kajian etnobotani tumbuhan obat masyarkat Madura Desa sotabar pada materi plantae untuk peserta didik kelas X MA Mambaul Ulum 2 Pamekasan.
5. Mendeskripsikan respon peserta didik terhadap ensiklopedia digital berbasis kajian etnobotani tumbuhan obat masyarkat Madura Desa sotabar pada materi plantae untuk peserta didik kelas X MA Mambaul Ulum 2 Pamekasan
C. Spesifikasi Produk yang Diharapkan
Spesifikasi produk yang diharapkan dalam penelitian pengembangan ensiklopedia digital berbasis kajian etnobotani tumbuhan obat masyarakat Madura Desa Sotabar yang dikembangkan menjadi sumber belajar materi plantae sub divisi angiospermae sebagai berikut:
1. Ensiklopedia digital berbasis kajian etnobotani tumbuhan obat berbentuk pdf yang dapat dioperasikan menggunakan smartphone/laptop diperuntukkan bagi pendidik dan peserta didik kelas X IPA materi plantae
sub divisi angiospermae semester genap, khususnya MA Mambaul Ulum 2 Pamekasan.
2. Ensiklopedia digital berbasis kajian etnobotani tumbuhan obat memuat materi plantae sub divisi Angiospermae berdasarkan Kompetensi Dasar 3.8 kelas X SMA/MA.
3. Materi yang terdapat dalam ensiklopedia digital berbasis kajian etnobotani tumbuhan obat berdasarkan penelitian langsung ke lapangan yaitu tumbuhan obat yang dimanfaatkan oleh masyarakat Madura di Desa Sotabar dan informasi tambahan yang didapatkan dari buku, jurnal, maupun referensi yang relevan.
D. Pentingnya Penelitian dan Pengembangan
Pentingnya penelitian dan pengembangan ensiklopedia digital berbasis kajian etnobotani tumbuhan obat masyarakat Madura Desa Sotabar sebagai berikut:
1. Secara Teoritis
Memberikan konstribusi teoritis dalam pembelajaran biologi khususnya materi Plantae sub divisi Angiospermae sebagai sumber belajar (dalam bentuk ensiklopedia digital) untuk SMA/MA kelas X yang diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan minat belajar peserta didik.
2. Secara Praktis
a. Bagi Peserta Didik
Membantu peserta didik memahami materi plantae sub divisi Angiospermae, mengenal dan mengetahui jenis tumbuhan Angiospermae
yang berkhasiat sebagai tumbuhan obat yang terdapat di sekelilingnya sehingga dapat meningkatkan pemahaman akan khasiat tiap spesies tumbuhan serta menumbuhkan semangat untuk mencintai dan melestarikan warisan budaya yang dimiliki daerahnya.
b. Bagi Guru
Memudahkan guru dan memberikan alternatif sumber belajar dalam penyampaikan materi plantae sub divisi Angiospermae.
c. Bagi Sekolah
Menambah koleksi sumber belajar biologi disekolah berupa ensiklopedia digital berbasis kajian etnobotani tumbuhan obat.
d. Bagi Peneliti
Dengan adanya penelitian dan pengembangan menambah pengalaman mengembangkan ensiklopedia digital berbasis kajian etnobotani tumbuhan obat masyarakat Madura Desa Sotabar serta menambah ilmu pengetahuan dan wawasan mengenai berbagai jenis tumbuhan berkhasiat obat, khasiatnya dan cara pemanfaatannya yang sangat bermanfaat dalam kehidupan.
e. Bagi Peneliti Lain
Penelitian pengembangan sumber belajar berupa ensiklopedia digital berbasis kajian etnobotani tumbuhan obat dapat digunakan sebagai salah satu refrensi untuk melakukan penelitian pengembangan ensiklopedia digital dengan memanfaatkan potensi lokal sebagai sumber belajar.
E. Asumsi dan Keterbatasan Penelitian dan Pengembangan 1. Asumsi Penelitian dan Pengembangan
a. Ensiklopedia digital berbasis kajian etnobotani tumbuhan obat masyarakat Madura Desa Sotabar dapat digunakan sebagai alternatif sumber belajar biologi yang dapat digunakan pendidik dan peserta didik dalam proses belajar dan pembelajaran pada materi plantae sub divisi Angiospermae kelas X SMA/MA.
b. Ensiklopedia digital berbasis kajian etnobotani tumbuhan obat masyarakat Madura Desa Sotabar dapat digunakan untuk memudahkan peserta didik memahami materi yang konkrit.
c. Ensiklopedia digital berbasis kajian etnobotani tumbuhan obat masyarakat Madura Desa Sotabar dapat menambah pengetahuan dan pemahaman peserta didik.
2. Keterbatasan Penelitian dan Pengembangan
a. Penelitian ini terbatas pada pengembangan produk berupa ensiklopedia digital berbasis kajian etnobotani tumbuhan obat untuk memenuhi kebutuhan pada proses pembelajaran Biologi khususnya pada peserta didik kelas X MA Mambaul Ulum 2 Pamekasan.
b. Materi yang dikembangkan terbatas pada materi Plantae sub divisi Angiospermae pada pelajaran biologi pada KD (Kompetensi Dasar) 3.8 : mengelompokkan tumbuhan ke dalam divisio berdasarkan ciri-ciri umum, serta mengaitkan perananya dalam kehidupan.
c. Ensiklopedia ini hanya menyajikan tumbuhan Angiospermae yang dimanfaatkan sebagai obat oleh masyarakat Madura di Desa Sotabar.
d. Pada penelitian ini produk yang dikembangkan hanya sampai pada tahap uji coba skala kecil dan besar untuk mengetahui respon peserta didik.
Sehingga diharapkan peneliti selanjutnya dapat melanjutkan pada tahap uji coba keefektifan untuk mengetahui ke efektifan dari produk yang dikembangkan.
e. Penelitian kajian etnobotani tumbuhan obat hanya terbatas pada masyarakat Madura Desa Sotabar.
F. Definisi Istilah
1. Penelitian dan Pengembangan
Penelitian dan pengembangan merupakan metode penelitian yang berorientasi pada penghasilan atau pengembangan suatu produk atau menyempurnakan sebuah produk yang telah ada. Pada penelitian ini menggunakan model pengembangan ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation).
2. Sumber Belajar
Sumber belajar adalah segala sesuatu baik berupa orang, data dan wujud tertentu yang dapat digunakan untuk menyediakan fasilitas (kemudahan) belajar bagi peserta didik. Sumber belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sumber belajar berupa ensikloepdia digital.
3. Ensiklopedia Digital
Ensiklopedia digital adalah buku berisi materi Angiospermae dan beragam jenis tumbuhan Angiospermae yang di manfaatkan masyarakat Madura Desa Sotabar sebagai obat tradisional, berbentuk pdf yang dapat diakses menggunakan smartphone atau laptop. Ensiklopedia digital berbasis kajian etnobotani tumbuhan obat ini tersusun atas halaman sampul (cover), redaksi, kata pengantar, petunjuk penggunaan, daftar isi, daftar spesies, peta lokasi penelitian, deskripsi lokasi penelitian. Materi umum Angiospermae meliputi: pengertian angiospermae, ciri-ciri angiospermae, klasifikasi angiospermae yang terdiri dari kelas monokotil dan dikotil, siklus hidup angiospermae, reproduksi angiospermae dan peranan tumbuhan angiospermae sebagai obat berdasarkan hasil penelitian etnobotani tumbuhan obat yang disusun berdasarkan kelompok kelas dalam klasifikasi tumbuhan yaitu kelas monokotil dan dikotil setelah itu disusun berdasarkan urutan abjad dari A-Z nama nasional tumbuhan, sehingga memudahkan peserta didik untuk mencari informasi yang dibutuhkan. Setiap spesies dalam satu halaman memuat nama (nasional, ilmiah, lokal) tumbuhan, klasifikasi tumbuhan, deskripsi morfologi, kandungan senyawa kimia, dan manfaat tumbuhan obat menurut masyarakat, cara pemanfatannya, uji kompetensi, glosarium, index, daftar pustaka, dan profil penulis.
4. Etnobotani
Etnobotani merupakan pemanfaatan tumbuh-tumbuhan sebagai obat secara tradisional oleh masyarakat Madura Desa Sotabar untuk memenuhi kebutuhan hidup dalam kehidupan sehari-hari.
5. Tumbuhan Obat
Tumbuhan obat adalah jenis tumbuhan yang salah satu bagian, atau seluruh bagian tumbuhan tersebut digunakan sebagai obat, bahan atau ramuan yang sengaja ditanam atau tumbuh secara liar, yang dipercaya masyarakat mempunyai khasiat diantaranya upaya preventif (pencegahan) penyakit, upaya promotif (meningkatkan/menjaga kesehatan), dan upaya kuratif (penyembuhan penyakit) secara turun temurun. Tumbuhan obat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tumbuhan yang berkhasiat sebagai obat yang dimanfaatkan oleh masyarakat Madura di Desa Sotabar Kecamatan Pasean Kabupaten Pamekasan.
6. Materi Plantae
Materi plantae salah satu materi biologi yang dipelajari di tingkat SMA/MA kelas X IPA pada semester genap dengan sub materi yang akan diangkat dalam penelitian ini yaitu tumbuhan berbiji tertutup (angiospermae). Pembahasan Angiospermae ini terdapat pada KD 3.8:
mengelompokkan tumbuhan ke dalam divisio berdasarkan ciri-ciri umum, serta mengaitkan perananya dalam kehidupan.
16 BAB II
KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu
1. Penelitian yang dilakukan oleh Atirah Mulia dkk. (2018) yang berjudul
“Pengembangan Ensiklopedia Tumbuhan Obat Berbasis Potensi Lokal Di Daerah Sinjai Sebagai Sumber Belajar Materi Plantae (Spermatophyta)”
Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan menunjukkan bahwa kevalidan ensiklopedia diperoleh dari dua validator ahli. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai rata-rata skor kevalidan ensiklopedia berbasis potensi lokal berada pada skor 4,39 berdasarkan kriteria skor tersebut bersifat valid. Kepraktisan ensiklopedia diperoleh dari respon guru menunjukkan hasil rata-rata diangka 4,71 dengan persentase 94,3% dan hasil analisis respon peserta didik diperoleh rata-rata 4,3 dengan persentase 94,3%, serta hasil analisis respon peserta didik diperoleh nilai rata-rata 4,3 dengan persentase 89,41%. Keefektifan ensiklopedia diperoleh dari hasil belajar siswa. Hasil analisis menunjukkan keberhasilan dikarenakan data menunjukkan bahwa 27 siswa lulus sesuai dengan kriteria peneliti, yaitu diatas 83,7% melewati kriteria sedang.
Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian ini yaitu:
menggunakan jenis penelitian dan pengembangan (R&D), pengembangan ensiklopedia, memanfaatkan potensi lokal meskipun dalam lokasi yang berbeda, memuat materi plantae, jenjang sekolah ditunjukkan untuk peserta didik kelas X SMA/MA. Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini
yaitu: Model penelitian dan pengembangan dalam penelitian tersebut menggunakan model pengembangan 4D (Define, Design, Developmentd, Dissemenate) sedangkan dalam penelitian ini menggunakan model pengembangan ADDIE, lokasi potensi lokal yang diteliti pada penelitian tersebut berlokasi dikabupaten sinjai sedangkan lokasi potensi lokal pada penelitian ini yaitu di Desa Sotabar, ensiklopedia yang dikembangkan pada penelitian tersebut dalam bentuk cetak sedangkan ensiklopedia yang dikembangkan dalam penelitian ini bentuk digital.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Reni Julianti (2021), dengan judul
“Pengembangan Ensiklopedia Tumbuhan Obat Masyarakat Kerinci Sebagai Sumber Belajar Materi Keanekaragaman Hayati Untuk Siswa SMA”.
Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan menunjukkan bahwa Produk ensiklopedia tumbuhan obat masyarakat kerinci divalidasi oleh ahli media dengan perolehan skor 94,4% kategori sangat baik, dan ahli materi dengan skor 95,46% kategori sangat baik. Dengan demikian produk ensiklopedia dikatakan layak. Hasil uji coba pada guru memperoleh skor 99,2 % hasil uji coba pada kelompok kecil memperoleh skor 94,96% yang termasuk kategori sangat baik. Pada uji coba kelompok besar memperoleh skor 96,4% termasuk kategori sangat baik. Dengan demikian produk ensiklopedia tumbuhan obat masyarakat kerinci layak digunakan sebagai sumber belajar.
Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian ini yaitu menggunakan jenis penelitian dan pengembangan (R&D), model pengembangan ADDIE,
meneliti tentang pengembangan sumber belajar, mengembangkan sumber belajar berupa ensiklopedia, memanfaatkan potensi lokal sebagai sumber belajar meskipun dalam lokasi yang berbeda, jenjang sekolah ditujukan untuk peserta didik kelas X SMA/MA. Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini yaitu: Materi yang dikembangkan dalam penelitian tersebut yaitu keanekaragaman hayati, sedangkan pada penelitian ini materi plantae.
Lokasi potensi lokal yang diteliti pada penelitian tersebut berlokasi di Kabupaten Kerinci, sedangkan potensi lokal penelitian ini di Desa Sotabar.
Ensiklopedia yang dikembangkan pada penelitian tersebut dalam bentuk cetak sedangkan ensiklopedia yang dikembangkan pada penelitian ini bentuk digital.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Melda Nuari Handini dkk. (2018) yang berjudul “Studi Etnobotani Tumbuhan Obat Suku Serawai Sebagai Pengembangan Handout Biologi Kelas X SMA”. Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan menunjukan bahwa berdasarkan hasil penelitian studi etnobotani diperoleh data tumbuhan obat suku serawai di Desa Tumbuan sebanyak 90 spesies yang berasal dari 49 family. Data tumbuhan obat dikembangkan menjadi bahan ajar berupa handout biologi tumbuhan obat suku serawai. Adapun hasil penilaian dan validasi tim ahli terhadap bahan ajar handout diperoleh skor rata-rata 82,67 dengan kategori valid (86,11%). Uji keterbacaan peserta didik, dapat disimpulkan bahwa handout biologi yang dikembangkan sangat valid dan baik.
Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian ini yaitu:
menggunakan jenis penelitian dan pengembangan (R&D), memanfaatkan potensi lokal meskipun dengan lokasi yang berbeda, memuat materi plantae, jenjang sekolah sama-sama ditujukkan untuk peserta didik kelas X SMA/MA. Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini yaitu: Model pengembangan yang dilakukan dalam pengembangan tersebut menggunakan model pengembangan sugiono yang terdiri dari 10 tahapan penelitian namun hanya dilaksanakan 7 tahapan sedangkan paada penelitian ini menggunakan model pengembangan ADDIE. Bentuk bahan ajar yang dikembangkan dalam penelitian tersebut yaitu handout dalam bentuk cetak, sedangkan bentuk sumber belajar yang dikembangkan penelitian ini yaitu ensiklopedia digital. Lokasi potensi lokal yang diteliti pada penelitian tersebut yaitu suku serawai di Desa Tumbuan Kabupaten Seluma sedangkan potensi lokal pada penelitian ini di Desa Sotabar Kabupaten Pamekasan.
Tabel 2.1
Kedudukan Penelitian No Peneliti, Tahun
dan Judul Penelitian
Persamaan Perbedaan Orisinalitas Penelitian
1 2 3 4 5
1. Atirah Mulia dkk (2018)
“Pengembangan Ensiklopedia Tumbuhan Obat Berbasis Potensi Lokal Di Daerah Sinjai Sebagai Sumber Belajar Materi Plantae (Spermatophyta)
a. Penelitian dan pengembangan (R&D)
ensiklopedia b. Pengembangan
ensiklopedia c. memanfaatkan
potensi lokal.
d. Materi plantae e. Jenjang sekolah
SMA/MA
a. Model 4D b. Lokasi
potensi lokal yang diteliti kabupaten sinjai c. Berbentuk
digital
Penelitian ini lebih
menekankan pada bagaimana pengembangan ensiklopedia berbasis kajian etnobotani
tumbuhan obat masyarakat Madura Desa
1 2 3 4 5 Sotabar
berbentuk digital 2. Reni Julianti,
(2021)
“Pengembangan Ensiklopedia Tumbuhan Obat Masyarakat Kerinci Sebagai Sumber Belajar Materi
Keanekaragama n Hayati Untuk Siswa SMA”
a. Penelitian dan pengembangan (R&D) sumber belajar berupa ensiklopedia b. Model ADDIE c. Memanfaatkan potensi lokal sebagai sumber belajar.
d. Jenjang sekolah SMA/MA
a. Materi keanekaraga man hayati b. Lokasi
potensi lokal yang diteliti di Kabupaten kerinci c. Berbentuk
digital
Penelitian ini lebih
menekankan pada bagaimana pengembangan ensiklopedia digital berbasis kajian etnobotani tumbuhan obat masyarakat Madura Desa Sotabar pada materi plantae 3. Nuari Handini,
dkk, (2018)
“Studi Etnobotani Tumbuhan Obat Suku Serawai Sebagai
Pengembangan Handout Biologi Kelas X SMA”
a. Penelitian dan pengembangan (R&D)
b. Memanfaatkan potensi lokal c. Materi plantae d. Jenjang sekolah
SMA/MA
a. Model penelitian dan
pengembang
an yang
digunakan menurut sugiono dengan 10 tahapan namun hanya dilaksanakan 7 tahapan b. Pengembang
an handout c. Lokasi
potensi yang diteliti Desa tumbuan Kecamatan Seluma d. Berbentuk
digital
Penelitian ini lebih
menekankan pada bagaimana pengembangan ensiklopedia berbasis etnobotani
tumbuhan obat masyarakat Madura Desa Sotabar dalam bentuk digital
B. Kajian Teori
1. Pengertian Penelitian dan Pengembangan (R&D)
Penelitian dan pengembangan adalah suatu metode, langkah-langkah atau proses pengkajian sistematik dan objektif untuk menghasilkan produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada guna menguji efektifitas yang disesuaikan dengan prosedur ilmiah (Sa’adah dan Wahyu, 2020: 14).
2. Model Pengembangan ADDIE
Model pengembangan ADDIE merupakan salah satu model yang dapat digunakan dalam penelitian pengembangan. Model ADDIE memiliki lima tahap yaitu Analysis, Design, Devlopment, Implementation dan Evaluation.
Langkah-langkah dalam model pengembangan ini diantaranya:
a) Analysis (Analisis)
Tahapan analisis terdiri dari tiga tahap diantaranya (Branch, 2009:
24):
1) Analisis Masalah Pembelajaran (Validate the Performance Gap) Pada tahap ini dilakukan untuk menganalisis penyebab kesenjangan kinerja yang terjadi dalam proses pembelajaran.
2) Analisis Tujuan Pembelajaran (Determine Instructional Goals)
Pada tahap ini dilakukan untuk menentukan tujuan pembelajaran dari permasalahan yang terjadi.
3) Analisis Peserta didik
Pada tahap ini dilakukan untuk mengidentifikasi karakter peserta didik, kemampuan, pengalaman, motivasi, dan sikap yang dimiliki dalam pembelajaran (Branch, 2009: 24).
b) Design (Perancangan)
Menurut Branch (2009: 59-60) tahap design (perancangan) meliputi:
1) Pemilihan Produk
Pada tahap ini dilakukan pemilihan produk untuk menentukan produk apa yang cocok untuk menunjang pembelajaran.
2) Pemilihan Format
Pada tahap ini dilakukan pemilihan format untuk menyusun produk yang dikembangkan.
3) Rancangan produk
Pada tahap ini dilakukan perancangan produk yang telah dikembangkan.
c) Development (Pengembangan)
Tahap development tahapan untuk menghasilkan dan memvalidasi produk yang dikembangkan. Tahap ini dilakukan dengan mengembangkan produk yang dipilih secara sistematis dan merevisi produk yang dikembangkan (Branch, 2009: 83-84).
d) Implementation (Implementasi)
Tahap implementation merupakan tahap untuk menerapkan produk yang dikembangkan dalam lingkungan pembelajaran dengan melibatkan peserta didik. Tahap ini dilakukan untuk menerapkan sumber belajar sesuai dengan kurikulum pembelajaran dan membimbing peserta didik mencapai kompetensi, mengatasi kesenjangan dalam pembelajaran, memastikan bahwa pada akhir proses pembelajaran peserta didik memiliki pengetahuan dan sikap yang diperlukan (Branch, 2009:134- 144).
e) Evaluation (Evaluasi)
Tahap evaluation merupakan tahap pemberian kriteria evaluasi atau penilaian terhadap produk yang dikembangkan sesuai dengan harapan awal atau tidak (Branch, 2009: 151-152).
3. Sumber Belajar
a. Pengertian Sumber Belajar
Menurut Prastowo (2018: 27-28) sumber belajar menurut Asosiasi Teknologi Komunitas Pendidikan, sumber belajar (learning resouces) adalah semua sumber baik berupa data, orang, dan wujud tertentu yang dapat digunakan untuk menyediakan fasilitas (kemudahan) belajar bagi peserta didik. Oleh karena itu, sumber belajar adalah seluruh komponen sistem instruksional, baik yang dirancang khusus maupun yang menurut sifatnya dapat digunakan atau dimanfaatkan dalam kegiatan
pembelajaran. Contoh: Modul, LKS, buku paket, bank, museum, kebun binatang, dan pasar.
Menurut Sanjaya (2008: 228) Sumber belajar adalah segala sesuatu yang terdapat disekitar lingkungan aktivitas belajar yang secara fungsional bisa dipergunakan untuk membantu optimalisasi hasil belajar.
Optimalisasi hasil belajar ini dapat dilihat tidak hanya dari proses berupa interaksi siswa (output) namun juga dilihat dari proses berupa interaksi peserta didik dengan berbagai sumber yang bisa merangsang peserta didik untuk belajar dan meningktkan pemahaman dan penguasaan bidang ilmu yang dipelajarinya.
b. Tujuan Pengembangan Sumber Belajar
Secara umum, pengembangan sumber belajar ialah meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar peserta didik secara individu dan keseluruhan dengan menggunakan aneka sumber belajar.
Menurut Prastowo (2018: 30-31) secara khusus pengembangan sumber belajar bertujuan:
1) Memenuhi kebutuhan belajar siswa sesuai dengan gaya belajar peserta didik.
2) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memilih sumber belajar sesuai karakteristiknya tersendiri.
3) Memungkinkan siswa untuk menggunakan berbagai sumber untuk belajar.
4) Mengatasi masalah individual dalam belajar.
5) Merangsang motivasi siswa untuk belajar sepanjang hayat.
6) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan berbagai model pembelajaran.
7) Membantu siswa mengatasi masalah dalam pengembangan sistem pembelajaran.
8) Mendorong penggunaan pendekatan pembelajaran yang baru, kreatif dan inovatif.
9) Mendorong terciptanya proses belajar yang menyenangkan.
10) Menyinergikan penggunaan semua sumber belajar sehingga tujuan belajar tercapai secara efektif dan efisien.
c. Manfaat Sumber Belajar
Menurut Prastowo (2018: 32) sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran memiliki manfaat, diantaranya:
1) Memfasilitasi peserta didik untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran.
2) Menunjang pembelajaran mandiri bagi peserta didik.
Selain itu sumber belajar menurut Prastowo (2008: 32-33) memiliki setidaknya enam manfaat, diantaranya:
1) Memberikan peserta didik pengalaman belajar langsung sehingga pemahaman dapat berjalan cepat.
2) Dapat menyajikan hal-hal yang tidak mungkin diadakan, dikunjungi, atau dilihat secara langsung.
3) Dapat menambah dan memperluas pengetahuan sajian yang ada dikelas.
4) Dapat memberikan informasi yang akurat.
5) Dapat membantu memecahkan masalah pendidikan, baik dalam lingkup makro maupun mikro.
6) Dapat merangsang untuk berpikir,berperilaku dan berkembang lebih lanjut.
d. Jenis-jenis Sumber Belajar
Menurut Prastowo (2018: 43) jenis-jenis sumber belajar dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:
1) Learning Resourches by Design (sumber belajar yang dirancang) Sumber belajar yang dirancang ialah sumber belajar yang sengaja direncanakan dan dibuat untuk mencapai tujuan belajar tertentu.
Seperti: buku paket, Lembar Kerja Siswa (LKS), modul, petunjuk praktikum, brosur, ensiklopedia, video, dan film,.
2) Learning Resourches by Utilization (sumber belajar yang dimanfaatkan/tersedia disekitar kita)
Sumber belajar yang dimanfaatkan adalah segala sesuatu yang ada disekitar kita yang bisa digunakan untuk kepentingan belajar.
Seperti: surat kabar, museum, siaran televisi, museum, kebun binatang, masjid, pasar dan tokoh agama.
e. Klasifikasi Sumber Belajar
Menurut Prastowo (2018: 45) klasifikasi sumber belajar sebagai berikut:
1) Sumber belajar tercetak, seperti: buku, denah, brosur, ensiklopedia, koran, kamus, poster dan booklet.
2) Sumber belajar non-cetak, seperti: film, model.
3) Sumber belajar berupa fasilitas, seperti: ruang belajar, lapangan olahraga, dan lain lain.
4) Sumber belajar berupa kegiatan, seperti: wawancara, observasi, kerja kelompok, dan permaianan.
5) Sumber belajar berupa lingkungan sekitar, seperti: taman, toko, pabrik, terminal, pasar, dan museum.
Menurut Prastowo (2014: 34-35) berdasarkan bentuk atau isinya sumber belajar dibedakan menjadi 5:
1) Tempat atau lingkungan alam sekitar dimana seseorang melaksanakan proses belajar atau perubahan tingkah laku, tempat itu adalah tempat belajar. Misalnya: museum, sungai, pasar, dan kolam ikan.
2) Benda, semua benda yang dapat mengubah perilaku seseorang, objek tersebut merupakan sumber belajar. Misalnya: candi dan benda peninggalan.
3) Orang yang mempunyai keahlian dalam mengubah perilaku digolongkan menjadi sumber belajar. Misalnya: ahli geologi, guru, dan politisi.
4) Buku, semua jenis buku yang dapat dipelajari secara mandiri dapat digolongkan menjadi sumber belajar. Misalnya: kamus, buku teks, ensiklopedia, dan buku pelajaran.
5) Peristiwa dan fakta, peristiwa seperti huru hara dan bencana dapat dijadikan sebagai sumber belajar.
4. Ensiklopedia
a. Pengertian Ensiklopedia
Ensiklopedia adalah buku (atau serangkaian buku) yang berisi informasi dan penjelasan tentang berbagai hal dalam seni dan ilmu pengetahuan yang disusun menurut abjad atau menurut lingkungan ilmu (Prastowo, 2018: 50). Pembahasan dalam ensiklopedia memberikan informasi dengan membahas suatu objek, membuat informasi yang disampaikan dalam ensiklopedia lebih mudah dipahami, dari pada buku teks atau buku pelajaran yang ada. Ensiklopedia dibuat berdasarkan abjad atau sesuaikan dengan pengelompokan tertentu sehingga ensiklopedia lebih mudah digunakan (Pratiwi, 2014: 8).
b. Jenis Ensiklopedia
Ensiklopedia pada umumnya dibagi atas ensiklopedia umum dan ensiklopedia khusus. Pembagian tersebut didasarkan pada tujuan, keluasan dan corak penyusunannya.
1) Ensiklopedia Umum
Ensiklopedia umum adalah ensiklopedia yang memuat informasi dasar tentang hal, abstraksi, konsep atau kejadian umum.
2) Ensiklopedai Khusus
Ensiklopedia khusus adalah ensiklopedia yang ruang lingkupnya terbatas pada satu bidang. Bidang seni, sejarah, musik dan agama (Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2019: 4).
c. Karakteristik Ensiklopedia
Ensiklopedia berisi kalimat ringkas, jelas, dan padat. Ensiklopedia memuat bahan-bahan seperti gambar, foto, peta, lukisan, artikel yang dapat menambah informasi pembaca. Ensiklopedia memiliki tata keseragaman yang mencakup penggunaan tanda baca, pengapitalan, pemiringan huruf, pengejaan kata majemuk, penggunaan angka atau singkatan dan lain sebagainya. Ensiklopedia mempunyai tampilan yang harmonis antara bentuk, ukuran, tipe huruf, lebar pinggir halaman, ukuran halaman dan desain layout. Ensiklopedia juga disertai dengan pengantar dan index (Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2019: 14- 23). Selanjutnya menurut Pratiwi ensiklopedia memiliki karakteristik diantaranya :
1) Disusun dan disaijkan secara sistematis alfabetis (A-Z) atau tematis, historis kronologis.
2) Adanya indeks.
3) Adanya petunjuk penggunaan (how to use) yautu berisi tentang penjelasan umum isi buku, dan bagian krusial lainnya.
Menurut Langoday (2020: 20) berdasarkan jenis media yang dipergunakan, ensiklopedia dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu:
1) Ensiklopedia Tercetak
Ensiklopedia cetak adalah ensiklopedia yang bisa dipergunakan dalam bentuk cetakan buku.
2) Ensiklopedia Digital
Ensiklopedia digital adalah ensikloepdia yang dapat dipergunakan dalam bentuk digital.
3) Ensiklopedia Elektronik
Ensikloepdia elektronik adalah ensikloepdia yang dapat dipergunakan dengan mengakses suatu laman website/online melalui internet.
d. Kelebihan Ensiklopedia
Menurut Irawati (2015: 4) ensiklopedia mempunyai kelebihan dibandingkan media lainnya yaitu :
1) Ensiklopedia menyajikan informasi dasar dan lengkap tentang suatu isu pada bidang ilmu pengetahuan.
2) Ensiklopedia menyajikan visualisasi yang bisa menarik minat peserta didik dalam proses pembelajaran.
3) Ensiklopedia adalah salah satu sumber informasi yang lengkap, yang bisa memperluas wawasan pembaca.
4) Gambar-gambar yang tersedia pada ensiklopedia bisa membantu menjelaskan uraian yang diberikan.
5. Etnobotani
a. Pengertian Etnobotani
Etnobotani berasal dari kata etnologi yang berarti kajian tentang budaya, dan botani yang berarti kajian mengenai tumbuhan ialah suatu bidang ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dan tumbuhan.
Ilmu etnobotani yang berkisar pada pemanfaatan tumbuh-tumbuhan oleh masyarakat sekitar, dalam penerapannya dapat meningkatkan daya hidup manusia (Kasim dan Yusuf, 2020: 2).
Etnobotani adalah cabang ilmu yang menggali persepsi dan konsepsi masyarakat terhadap sumber daya tumbuhan dilingkungannya.
Hal ini merupakan upaya mengkaji kelompok masyarakat dalam mengelola sistem pengetahuan anggotanya yang berhubungan dengan tumbuhan dilingkungannya, yang tidak hanya dimanfaatkan untuk tujuan ekonomi, tetapi juga untuk tujuan spiritual dan nilai budaya lainnya.
Salah satunya ialah pemanfaatan tumbuhan oleh penduduk setempat atau suku bangsa tertentu (Kasim dan Yusuf, 2020: 2).
Indonesia memiliki budaya pengobatan tradisional, termasuk pemanfaatan tumbuhan obat sejak dulu dan telah dilestarikan secara turun temurun. Dalam pemanfaatan tumbuhan obat tersebut, setiap daerah mempunyai cara yang berbeda-beda seperti yang dikemukan Kasim dan Yusuf (2020: 2) bahwa masyarakat tradisional di Indonesia mempunyai ciri dan identitas budaya yang jelas, sehingga persepsi dan konsep masyarakat terhadap sumber daya tumbuhan dilingkungannya
cenderung berbeda, termasuk pemanfaatan tumbuhan sebagai obat tradisional.
b. Asal Mula dan Perkembangan Etnobotani
Istilah etnobotani itu sendiri muncul dan diperkenalkan oleh ahli botani Amerika Utara John Harsberg pada tahun 1895 untuk menjelaskan disiplin ilmu dimana kaum primitif dan penduduk asli memberikan perhatian khusus pada masalah yang berhubungan dengan tumbuhan.
Harsber menggunakan kata etnobhotani untuk menegaskan bahwa penelitian ilmiah ini berkaitan dengan objek “etno” dan “botani”, yang dengan jelas menunjukkan bahwa ilmu ini berkaitan dengan ras (suku bangsa) dan botani ilmu terkait (tumbuhan) (Hakim, 2004: 2).
Pada masa awal perkembangan etnobotani, sebagian besar survei berfokus pada pengumpulan informasi tentang jenis-jenis dan nama tumbuhan serta manfaatanya. Hal ini juga terkait dengan upaya komunitas ilmiah untuk mendokumentasikan kekayaan jenis tumbuhan dan manfaatnya dalam bentuk tertulis, tidak terdokumetasikan dengan baik disebagian wilayah besar yang “primitif dan tidak terpengaruh oleh teknologi” tidak terdokumentasikan dengan baik (Hakim, 2004: 2).
Pada tahun 1916, Robbins memperkenalkan konsep baru tentang etnobotani. Robbbins menyarankan agar penelitian etnobotani tidak hanya berhenti pada pengumpulan tumbuhan, namun harus lebih berperan dalam memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang biologi tumbuhan dan peranannya dalam kehidupan. Dengan
berkembangnya penelitian etnobotani, Richard Ford memberikan beberapa cacatan penting pada tahun 1997 sebagai arah perkembangan etnobotani kedepan.
1) Ford menegaskan bahwa etnobotani ialah studi perihal hubungan antara manusia dan tumbuhan.
2) Ford menghilangkan istilah “primitif” dalam etnobotani untuk memberikan peluang semakin lebarnya cakupan etnobotani.
3) Selama ini kesan yang diberikan bahwa objek etnobotani ialah masyarakat tradisional negara berkembang (non-westem). Ford menekankan bahwa etnobotani tidak hanya mempelajari masyarakat non barat, dan negara-negara barat juga memiliki nilai-nilai etnobotani yang harus diselidiki dan dicatat. Dengan kata lain, ruang lingkup etnobotani bersifat global.
Sampai dengan akhir abad ke-19, etnobotani sudah berkembang sebagai cabang ilmu yang menopang penelitian-penelitian dibidang industri farmasi. Saat ini, berbagai lembaga penelitian milik pemerintah, Word Health Organization (WHO) mulai mengalokasikan dana untuk kepentingan ekspedisi etnobotani ke pelosok-pelosok terpencil (Hakim, 2004: 2-3).
c. Tujuan Etnobotani Tumbuhan Obat
Tujuan etnobotani tumbuhan obat adalah mempelajari pemanfaatan dan pengolahan tumbuhan sebagai obat dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, memanfatkan dan mengolahnya berdasarkan adat istiadat