RESIDENTAL MOBILITY DAN KELEMAHANNYA
Makalah
dibuat untuk memenuhi UAS Mata Kuliah Kajian Wilayah Perdesaan & Perkotaan
Dosen Pengampu:
1. Dr. Rahma Hayati, S. Si., M. Si.
2. Dr. Hariyanto, M. Si.
Oleh:
Hasna Rizquna Al Ghani
PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG SEMARANG, 2024
A. Pendahuluan
Perpindahan penduduk merupakan fenomena global yang dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti pekerjaan, pendidikan, kondisi ekonomi, atau faktor lainnya. Menurut perkiraan global, terdapat sekitar 281 juta migran internasional di dunia yang tercatat pada tahun 2020 (IOM UN Migration, 2020). Perpindahan penduduk ini tentunya memberikan dampak pada kehidupan sosial dan ekonomi di suatu wilayah. Makalah ini akan membahas mengenai salah satu teori perpindahan penduduk yaitu teori mobilitas tempat tinggal (residental mobility) menurut Turner (1968) dan kelemahan dari teori tersebut.
B. Permasalahan yang Dikaji
Teori Residental mobility ini merupakan teori yang membahas mengenai perpindahan tempat tinggal penduduk ke tempat tinggal lain. Meskipun teori Residental Mobility yang dikemukakan oleh Turner ini memberikan pemahaman yang baik mengenai mobilitas tempat tinggal, namun teori ini tentu masih memiliki kelemahan.
C. Pembahasan
Residental mobility adalah perpindahan atau perubahan tempat tinggal penduduk dari satu tempat tinggal ke tempat tinggal lain. Atau dapat didefinisikan juga sebagai proses perpindahan rumah tangga dari satu permukiman ke permukiman lainnya (Leo & Swasto, 2020). Perpindahan tempat tinggal ini disebabkan oleh berbagai alasan misalnya seperti pekerjaan, pendidikan, kondisi ekonomi, keingingan untuk mencari lingkungan yang lebih baik atau faktor lainnya (Clarabella et al., 2015). Hal ini sebagaimana telah dikemukakan oleh Turner (1968) dalam teorinya mengenai mobilitas tempat tinggal yaitu Residental Mobility, dimana perpindahan tempat tinggal penduduk dipengaruhi oleh strata sosial dan juga perilaku penduduk itu sendiri (Yunus, 2000).
Teori Residental Mobility yang dikemukakan oleh Turner ini menjelaskan bahwa terdapat empat dimensi atau aspek yang diperhatikan yaitu lokasi, perumahan, siklus kehidupan, dan penghasilan. Aspek lokasi mengacu pada tempat tertentu di suatu kota yang dianggap paling tepat untuk dijadikan tempat tinggal. Dimensi atau aspek perumahan mengacu pada pandangan seseorang terhadap penguasaan tempat tinggal yang berkaitan dengan penghasilan seseorang. Aspek siklus kehidupan mengacu pada tahap seseorang menjalani kehidupannya di mana semakin lanjut tahap siklus kehidupannya makin tinggi penghasilannya. Sedangkan penghasilan mengacu pada besar kecilnya penghasilan yang diperoleh seseorang.
Mobilitas tempat tinggal ini tentunya memberikan dampak positif pada berbagai aspek, seperti misalnya memberikan kesempatan ekonomi yang lebih baik atau peningkatan kualitas hidup suatu individu. Akan tetapi, residental mobility juga membawa dampak seperti menimbulkan gangguan pada kehidupan sosial. Meskipun demikian, dampak seperti ini belum dijelaskan dalam teori Turner mengenai Residental Mobility. Hal ini dikarenakan teori Turner tidak mempertimbangkan aspek psikologi dan emosional dari perpindahan tempat tinggal tersebut dan hanya fokus terhadap aspek ekonomi. Padahal nyatanya, residental mobility ini sangat berpengaruh terhadap aspek psikologis atau kehidupan sosial individu terkait. Hal ini menjadi salah satu kelemahan dari teori Turner mengenai Residental Mobility. Selain itu, kelemahan lainnya dapat dilihat pada dimensi siklus kehidupan yang menggambarkan tahapan kehidupan seseorang dalam siklus hidupnya sama dengan yang lain, padahal nyatanya tahap seseorang dalam mencapai kehidupan mandirinya akan berbeda satu sama lain.
D. Kesimpulan
Teori Residental Mobility Turner (1968) menjelaskan bahwa perpindahan tempat tinggal dipengaruhi oleh lokasi, perumahan, siklus kehidupan, dan penghasilan. Kelemahan teori ini adalah kurangnya pertimbangan terhadap aspek psikologi dan emosional dari mobilitas tempat tinggal. Selain itu, kelemahhan dalam teori ini juga terlihat dengan adanya asumsi tahapan kehidupan seseorang dianggap sama dengan yang lain, padahal setiap individu menjalani tahapan kehidupan yang tentunya tidak dapat disamakan satu sama lain.
Daftar Pustaka
Clarabella, S. J., Hardjono, & Setyanto, A. T. (2015). Hubungan Penyesuaian Diri dan Dukungan Sosial Teman Sebaya dengan Hardiness pada Remaja yang Mengalami Residential Mobility di Keluarga Militer. Wacana, 7(1), 96–108.
IOM UN Migration. (2020). World Migration Report 2024.
https://worldmigrationreport.iom.int/msite/wmr-2024-interactive/
Leo, K. S. D., & Swasto, D. F. (2020). Housing Career dan Residental Mobility Masyarakat Kelas Menengah Ke Atas dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya Kasus: Daerah Pinggiran Kota Yogyakarta. Universitas Gadjah Mada.
Yunus, H. S. (2000). Struktur Tata Ruang Kota. Pustaka Pelajar.