BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
a. Letak Geografis Puskesmas Wonggeduku
UPTD Puskesmas Wonggeduku, ± 26 km dari Ibu Kota Kab. Konawe, secara geografis terletak di bagian selatan Khatulistiwa, melintang antara 3º57.723 Lintang Selatan dan antara 122º09.416 Bujur Timur.
Batas wilayah UPTD Puskesmas Wonggeduku adalah :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Wawotobi b. Sebelah Timur berbatasan dengan kecamatan Pondidaha c. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Lambuya d. Sebelah Barat berbatasan dengan Wonggeduku Barat
Luas wilayah Kecamatan Wonggeduku , 5.509 Ha atau 0,95 persen dari luas daratan Kabupaten Konawe. Desa dengan wilayah terluas adalah Desa Wukusao dengan luas 685 Ha atau 12,4 persen dari luas Kecamatan Wonggeduku.
44 b. Ketenagaan Kerja Puskesmas
Tenaga Kesehatan Puskesmas Wonggeduku berdasarkan data profil PuskesmasWonggeduku dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 3.
Jumlah Tenaga Kesehatan Wonggeduku Tahun 2023
Jabatan Jumlah
Dokter Umum 1 orang
Perawat 8 orang
Bidan 15 orang
Farmasi 3 orang
Gizi 2 orang
Analis Kesehatan 2 orang
Kesmas 7 orang
Jumlah 38 orang
Sumber : Data Profil Puskesmas Wonggeduku (Wonggeduku, 2022)
c. Fasilitas Kesehatan Puskesmas
Sarana dan prasarana Puskesmas Wonggeduku berdasarkan data profil Puskemmas Wonggeduku dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.
Jumlah Fasilitas Kesehatan Puskesmas Wonggeduku Tahun 2023 No Jenis sarana kesehatan Jumlah Ketenagaan/Kondisi
1. Puskesmas 1 Baik
2. Pustu 2 1 rusak berat
3. Poskesdas 4 2 rusak berat
4. Kendaraan Roda dua 1 Baik
5. Ambulance 2 Baik
Sumber : Data Profil Puskesmas Wonggeduku (Wonggeduku, 2022)
45 2.Gambaran Umum Responden
a. Umur
Tabel 5.
Distribusi Responden Berdasarkan Umur di Kecamatan Wonggeduku Kabupaten Konawe
Umur n %
< 20 - 35 tahun 46 66%
> 35 - 40 tahun 24 34%
Total 70 100%
Sumber : Data terolah 2023
Berdasarkan tabel 5 diatas, dapat dilihat bahwa dari 70 responden yang ada di kecamatan terdapat 66% berada pada kelompok umur < 20 - 35 tahun sedangkan sebanyak 34% berada pada kelompok umur > 35 - 40 tahun.
b. Pekerjaan
Tabel 6.
Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan di Kecamatan Wonggeduku Kabupaten Konawe
Pekerjaan n %
Pegawai swasta 14 20%
Wiraswasta 9 13%
Petani 15 21%
IRT 32 46%
Total 70 100%
Sumber : Data terolah 2023
Berdasarkan tabel 6 diatas, menunjukkan bahwa dari 70 responden yang ada di kecamatan terdapat 20% pegawai swasta, 13% wiraswasta, 21% Petani dan 46% yang memiliki pekerjaan sebagai Ibu Rumah Tangga.
46 c. Pendidikan
Tabel 7.
Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Kecamatan Wonggeduku Kabupaten Konawe
Pendidikan n %
SD 0 0%
SMP 3 5%
SMA 40 57%
D1-D3 10 14%
D4-S1 17 24%
Total 70 100%
Sumber : Data terolah 2023
Berdasarkan tabel 7 diatas, pendidikan responden yang ada di kecamatan yang paling banyak yaitu pendidikan SMA yakni 3 orang atau 57% dan paling rendah responden yang pendidikan SMP yakni sebanyak 3 orang atau 5%.
3.Gambaran Umum Sampel a. Umur
Tabel 8.
Distribusi Sampel Berdasarkan Umur di Kecamatan Wonggeduku Kabupaten Konawe
Umur (bulan) n %
12 – 24 23 33%
25 – 36 15 22%
37 – 48 22 31%
49 – 59 10 14%
Total 70 100%
Sumber : Data terolah 2023
47 Berdasarkan tabel 8 diatas, umur anak balita yang ada di kecamatan terbanyak yaitu berada pada kelompok umur 37-48 bulan sebesar 31% dan terendah yaitu berada pada kelompok umur 49-59 bulan sebesar 14%.
b. Jenis Kelamin
Tabel 9.
Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin di Kecamatan Wonggeduku Kabupaten Konawe
Jenis Kelamin n %
Laki-laki 36 52%
Perempuan 34 48%
Total 70 100%
Sumber : Data terolah 2023
Berdasarkan tabel 9 diatas, yang ada di kecamatan sebagian besar sampel 52% berjenis kelamin laki-laki dan berjenis kelamin perempuan 48%.
2. Analisis Univariat
a. Status Gizi Menurut BB/U
Tabel 10.
Distribusi Sampel Berdasarkan Status Gizi Menurut BB/U di Kecamatan Wonggeduku Kabupaten Konawe
Status Gizi n %
Berat badan sangat kurang 1 2%
Berat badan kurang 7 10%
Berat badan normal 62 88%
Risiko berat badan lebih 0 0%
Total 70 100%
Sumber : Data terolah 2023
Pada tabel 10 disajikan hasil penelitian status gizi anak balita yang ada di kecamatan berdasarkan indeks antropometri BB/U. Data menunjukkan bahwa terdapat berat badan sangat kurang yaitu sebanyak 1 orang (2%),
48 berat badan kurang sebanyak 7 orang (10%), dan berat badan normal sebanyak 62 orang (88%).
b. Satus Gizi Menurut TB/U
Tabel 11.
Distribusi Sampel Berdasarkan Status Gizi Menurut TB/U di Kecamatan Wonggeduku Kabupaten Konawe
Status Gizi n %
Sangat pendek 12 17%
Pendek 7 10%
Normal 51 73%
Total 70 100%
Sumber : Data terolah 2023
Pada tabel 11 disajikan hasil penelitian status gizi anak balita yang ada di kecamatan berdasarkan indeks antropometri TB/U. Data menunjukkan bahwa terdapat sangat pendek yaitu sebanyak 12 orang (17%), pendek sebanyak 7 orang (10%), dan Normal sebanyak 51 orang (73%).
c. Status Gizi Menurut BB/TB
Tabel 12.
Distribusi Sampel Berdasarkan Status Gizi Menurut BB/TB di Kecamatan Wonggeduku Kabupaten Konawe
Status Gizi n %
Gizi buruk 2 3%
Gizi kurang 5 7%
Gizi baik 62 89%
Beresiko gizi lebih 0 %
Gizi lebih 0 0%
Obesitas 1 1%
Total 70 100%
Sumber : Data terolah 2023
Pada tabel 12 disajikan hasil penelitian status gizi anak balita yang ada kecamatan berdasarkan indeks antropometri BB/TB. Data menunjukkan
49 bahwa terdapat gizi buruk yaitu sebanyak 2 orang (3%), gizi kurang sebanyak 5 orang (7%), gizi baik sebanyak 62 orang (89%), dan obesitas sebanyak 1 orang (1%).
d. Pengetahuan Gizi Ibu
Tabel 13.
Distribusi Sampel Berdasarkan Pengetahuan Gizi Ibu Pada Anak Balita di Kecamatan Wonggeduku Kabupaten Konawe
Pengetahuan n %
Kurang 32 46%
Baik 38 54%
Total 70 100%
Sumber : Data terolah 2023
Berdasarkan tabel 15 diatas, yang ada di kecamatan dapat dilihat bahwa sebagian besar responden mempunyai tingkat pengetahuan gizi ibu yang baik yaitu 38 orang atau 54% dan kurang sebanyak 32 orang atau 46%.
e. Pola Asuh Makan
Tabel 14.
Distribusi Sampel Berdasarkan Pola Asuh Makan Pada Anak Balita di Kecamatan Wonggeduku Kabupaten Konawe
Pola Asuh Makan n %
Baik 33 47%
Kurang 37 53%
Total 70 100%
Sumber : Data terolah 2023
Berdasarkan tabel 14 diatas, yang ada di kecamatan dapat dilihat bahwa sebagian besar responden mempunyai pola asuh makan yang baik yaitu 33 orang atau 47% dan kurang sebanyak 37 orang atau 53%.
50 B. Pembahasan
1. Pengetahuan Gizi Ibu
Pengetahuan adalah hasil kegiatan ingin tahu manusia apa saja melalui cara-cara dan dengan alat-alat tertentu. Pengetahuan sebagai suatu hasil dari tahu yang terjadi setelah individu melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderan yang dimaksud adalah pengamatan melalui panca indera manusia, meskipun sebagaian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Mardiana, 2019).
Pengetahuan gizi merupakan sesuatu yang diketahui tentang makanan dalam hubungannya dengan kesehatan optimal. Pengetahuan gizi meliputi pengetahuan tentang pemilihan dan konsumsi sehari-hari dengan baik dan memberikan semua zat gizi yang dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh.
Pemilihan dan konsumsi bahan makanan berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Status gizi baik atau status gizi optimal terjadi apabila tubuh memperoleh cukup zat gizi yang dibutuhkan tubuh, begiktupula pada baduta stunting. Pengetahuan gizi ibu dapat mempengaruhi status gizi balita dibandingkan ibu yang tidak memiliki pengetahuan gizi.(Rachim, 2020).
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai tingkat pengetahuan gizi ibu dengan kategori baik yaitu sebanyak 38 orang (54%) dan kurang 32 orang (46%). Hal ini sejalan dengan penelitian (Titispratiwi, 2022) dimana dari 69 responden yang memiliki pengetahuan gizi baik 52 orang (76%) dan kurang 17 orang (23,2%).
51 Hasil penelitian ini berbanding terbalik dengan penelitian (Nency, 2022) dimana dari 94 responden yang memiliki pengetahuan gizi baik sebanyak 24 orang (25,5%) dan yang kurang 70 orang (74,5%).
Hasil penelitian ini berbanding terbalik dengan penelitian (Rossa Rahmadia & Mardiyah, 2022) dimana dari 34 responden yang memiliki pengetahuan gizi baik sebanyak 8 orang (23,5%) dan yang kurang 26 orang (76,5%).
2. Pola Asuh Makan
Pola asuh makan demokratis merupakan cara asuh dalam bentuk perilaku orang tua untuk menetukan menu makanan anaknya dan orang tua tetap memperkenankan anak memilih makanan. Tipe pola asuh demokratis merupakan tipe yang paling seimbang karena pola asuh ini mengutamakan dorong kepada anaknya untuk makan tanpa menggunakan perintah namun memberikan dukungan pada anak. Selain itu peran orang tua dalam pola asuh ini untuk mengontrol jenis makanan anak, mengatur emosi anak saat makan, serta mendorong anak untuk mengatur sendiri asupan makan mereka namun tetap dalam pengawasan orang tua. Salah satu kelebihan pola asuh ini yaitu orang tua dapat memberikan contoh berperilaku makan kepada anak, mengajarkan untuk menjaga kesehatan dan asupan gizi, serta mendorong keseimbangan makanan dan jenis makanan.(Septianadi, 2019).
Pola asuh makan sangat penting dalam tumbuh kembang amak, dalam psikoogi anak, kemampuan bersosialisasi anak, kemandirian anak, serta perilaku sulit makan anak. Selain itu sikap ibu dapat membentuk karaktek anak menjadi sulit makan seperti, sikap dalam menyiapkan makanan, cara memberikan anak
52 makan, menenangkan anak dengan memberikan makanan ringan, memaksa anak untuk makan, terlambat memberikan makanan padat, dan ibu tidak membiasakan anak makan tepat waktu (Dhilon & Harahap, 2022).
Hasil penelitian ini berbanding terbalik dengan penelitian (Tiana, 2022) dimana dari 93 responden yang memiliki pola asuh makan baik sebanyak 58 orang (62%) dan yang kurang 35 orang (38%).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian (Damayanti et al., 2023) dimana dari 90 responden yang memiliki pengetahuan gizi baik sebanyak 43 orang (47,7%) dan yang kurang 47 orang (52,3%).
3. Status Gizi
Status gizi anak merupakan salah satu indikator yang berperan dalam kualitas sumber daya manusia di masa mendatang. Menurut Kementerian Kesehatan Indonesia, status gizi adalah keadaan tubuh akibat konsumsi makanan atau ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi; adanya keseimbangan antara jumlah asupan zat gizi dan jumlah yang dibutuhkan oleh tubuh untuk berbagai fungsi biologis seperti pertumbuhan fisik, perkembangan, aktivitas atau produktivitas, pemeliharaan kesehatan, dan lain-lain (Andini et al., 2020).
Status gizi balita dipengaruhi 2 faktor salah satunya faktor langsung yang terdiri dari asupan zat gizi dan penyakit infeksi. Penyakit infeksi merupakan penyebab langsung yang mempengaruhi status gizi pada balita. Dampak yang ditimbulkan dari penyakit infeksi ini nafsu makan balita mulai menurun, zat gizi yang masuk dalam tubuh berkurang kemudian muntah yang menyebabkan kehilangan zat gizi sehingga zat gizi didalam tubuh berkurang. Riwayat penyakit infeksi merupakan keadaan dimana seseorang pernah menderita penyakit
53 infeksi.balita yang terserang penyakit infeksi, nafsu makan akan menurun sehingga berat badan segera mengalami perubahan sesuai dengan kondisi tubuh seseorang(Puspitasari et al., 2021).
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa status gizi menurut BB/U bahwa terdapat berat badan sangat kurang 1 orang (2%), berat badan kurang 7 orang (10%) dan berat badan normal 62 orang (88%). Untuk status gizi menurut TB/U bahwa terdapat sangat pendek 12 orang (17%), pendek 7 orang (10%), dan normal 51 orang (73%). Dan untuk status gizi menurut BB/TB bahwa terdapat gizi buruk 2 orang (3%), gizi kurang 5 orang (7%), gizi baik 62 orang (89%), dan obesitas 1 orang (1%).
Hasil penelitian ini sejalan penelitian (Demu, 2023) dimana menunjukkan bahwa status gizi menurut BB/U bahwa terdapat berat badan sangat kurang 4 orang (5,7%), berat badan kurang 8 orang (11,4%), berat badan normal 56 orang (80%) dan risiko berat badan lebih 7 orang (10%). Untuk status gizi menurut TB/U bahwa terdapat sangat pendek 4 orang (5,7%), pendek 8 orang (11,4%),normal 56 orang (80%) dan tinggi 2 orang (2,9%). Dan untuk status gizi menurut BB/TB bahwa terdapat gizi buruk 2 orang (2,9%), gizi kurang 8 orang (11,4%), gizi baik 55 orang (78,6%), beresiko gizi lebih 4 orang (5,7%), dan obesitas 1 orang (1,4%).