PERAN GURU DALAM MENINGKATKAN KECERDASAN KINESTETIK ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN LEMPAR TANGKAP BOLA
KELOMPOK B DI TK DEWI MASYITHOH BALUNG JEMBER PERIODE 2021/2022
SKRIPSI
diajukan kepada Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember
untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Islam Dan Bahasa Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini
Oleh :
FELIYA DWI TRISTANTI NIM : T20185002
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
SEPTEMBER 2022
ii
PERAN GURU DALAM MENINGKATKAN KECERDASAN KINESTETIK ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN LEMPAR TANGKAP BOLA
KELOMPOK B DI TK DEWI MASYITHOH BALUNG JEMBER PERIODE 2021/2022
SKRIPSI
diajukan kepada Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember
untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Islam Dan Bahasa Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini
Oleh :
Feliya Dwi Tristanti NIM : T20185002
Disetujui Pembimbing
Dr. Mohammad Zaini, M.Pd.I NUP. 20160366
iii
PERAN GURU DALAM MENINGKATKAN KECERDASAN KINESTETIK ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN LEMPAR TANGKAP BOLA
KELOMPOK B DI TK DEWI MASYITHOH BALUNG JEMBER PERIODE 2021/2022
SKRIPSI
telah diuji dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Islam dan Bahasa Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini
Hari : Jum’at
Tanggal : 23 September 2022 Tim penguji
Ketua Sidang Sekretaris
Dr. Istifadah S.Pd., M.Pd.I NIP. 196804141992032001
Yanti Nur Hayati S.Kep.Ns., MMRS NIP. 197606112003122006 Anggota.
1. Dr. Rif’an Humaidi, M.Pd.I ( )
2. Dr. Mohammad Zaini, M.Pd.I ( )
Menyetujui
Dekan Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan
Prof. Dr. Hj. Mukni’ah. M.Pd.I NIP. 196405111999032001
iv MOTTO
Artinya: (tuhan) yang Maha pemurah, 2. yang telah mengajarkan Al Quran. 3. Dia menciptakan manusia. 4. mengajarnya pandai berbicara.(Q.S.Ar-Rahman 1-4.)1
1Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan terjemahannya (Kudus: PT Buya Barokah, 2010), 532.
v
PERSEMBAHAN
Rasa syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT sebanyak-banyaknya atas segala Rahmat hidayah-Nya sehingga terselesaikannya tugas akhir dengan lancar. Sholawat serta salam kepada junjungan Nabi Muhammad SAW sebagai suri tauladan sepanjang masa. Terima kasih kepada engkau yang telah memberikan jalan dan kekuatan serta yang telah menghadirkan mereka memberikan motivasi, semangat, dan do’a kepada saya sesungguhnya karena- Mu lah mereka ada Karena-Mu lah tugas akhir penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan, serta hanya kepada-Mu lah saya bersyukur dan berdo’a. Semoga keberhasilan ini menjadi langkah awal untuk masa depan dalam meraih cita- cita. Dengan penuh syukur dan iringan do’a skripsi ini saya persembahan kepada :
1. Kedua orang tua yaitu bapak Sutrisno dan ibu Puji Hartatik tersayang yang selalu mendidik, memberikan kasih sayang jiwa raga, serta do’a yang selalu dipanjatkan setiap waktu yang menghantarkan menuju pendidikan yang lebih tinggi
2. Seluruh keluarga yang telah memberikan motivasi terutama kepada saudaraku Febrian Tristanto serta adekku Frisca Tristanti yang senantiasa memberikan ku dukungan penuh untuk bisa berjuang sampai hari ini.
3. Serta kupersembahkan untuk Almamterku tercinta UIN KHAS Jember.
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulilahirobbil’almin, puji dan syukur kami panjatkan kepada allah SWT, atas segala rahmat-Nya, penulis telah diberi kemudahan dan kelancaran dalam menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peran Guru Dalam Meningkatkan Kecerdasan Kinestetik Anak Usia Dini Melalui Permainan Lempar Tangkap Bola Kelompok B Di Tk Dewi Masyithoh Balung Jember Periode 2021/2022”
shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada baginda Rasullah SAW, yang telah menuntut umatnya menuju jalan kebahagiaan dunia akhirat, dan semoga kita mendapat syafa’atnya di yaumil akhir nanti.
Penulis menyadari skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa adanya dukungan, bantuan, motivasi serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimahkasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. H. Babun Suharto, SE., MM selaku rektor UIN Jember yang telah memimpin kampus ini dengan baik, sehingga mampu memajukan dan mengembangkan lembaga ini.
2. Prof. Dr. Hj Mukni’ah, M. Pd. I selaku Dekan Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan IAIN Jember yang telah bekerja keras mengembangkan dan memanfaatkan semua potensi demi kemajuan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.
3. Dr. Rif’an Humaidi, M.Pd.I selaku ketua jurusan PI dan Bahasa Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan.
4. Dr. Istifadah, S.Pd. M. Pd.I selaku koordinator program studi pendidikan islam anak usia dini yang telah memberikan izin dan kesempatan untuk mengadakan penelitian.
vii
5. Dr. Mohammad Zaini, M.Pd. I selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dan pikiran dengan penuh kesabaran memberikan bimbingan demi terselesaikannya skripsi ini.
6. Seluruh dosen fakultas terbiyah dan ilmu keguruan khususnya yang telah memberikan ilmunya kepada penulis sebagai bekal dalam mengarungi kehidupan didunia dan akhirat.
7. Kepala perpustakaan UIN Jember yang telah memberikan wadah dan sumber literature sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi.
8. Maria Ulfa, S.Pd selaku kepala sekolah TK Dewi Masyithoh Balung Jember beserta jajaran stafnya yang telah berkenan memberikan informasi data yang dibutuhkan sehingga membantu proses penyelesaian penelitian.
9. Teman-teman dan semua pihak yang baik secara langsung maupun tidak langsung telah membantu menyelesaikan skripsi ini, yang mungkin tidak bisa disebutkan satu persatu.
Penulis berharap, semoga skripsi ini dapat memberikan hal yang bermanfaat dan menambah wawasan bagi pembaca khususnya kepada penulis sendiri. Akhirnya, semoga segala amal baik pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tugas skripsi ini, mendapatkan balasan yang barokah dari Allah SWT.
Jember, 23 September 2022
Feliya Dwi Tristanti NIM T20185002
viii ABSTRAK
Feliya Dwi Tristanti, 2022 : Peran Guru Dalam Meningkatkan Kecerdasan Kinestetik Anak Usia Dini Melalui Permainan Lempar Tangkap Bola Kelompok B Di Tk Dewi Masyithoh Balung Jember.
Kata Kunci : Peran guru, kecerdasan kinestetik, permainan lempar tangkap bola.
Kecerdasan kinestetik adalah kecerdasan yang merupakan suatu kecerdasan yang berhubungan dengan kemampuan dalam menggunakan keterampilan fisik dalam mengkordinasikan seluruh tubuhnya dan melakukan aktivitas untuk mengespresikan ide dan perasaannya untuk menyelesaikan masalah. Guru di TK Dewi Masyithoh Balung Jember dalam meningkatkan kecerdasan kinestetik anak, salah satunya dengan menggunakan permainan lempar tangkap bola.
Fokus penelitian ini adalah (1) Bagaimana peran guru sebagai pendidik dalam meningkatkan kecerdasan kinestetik anak usia dini melalui permainan lempar tangkap bola kelompok B di TK Dewi Masyithoh Balung Jember?, (2) Bagaimana peran guru sebagai model dalam meningkatkan kecerdasan kinestetik anak usia dini melalui permainan lempar tangkap bola kelompok B di TK Dewi Masyithoh Balung Jember?, (3) Bagaimana peran guru sebagai evaluator dalam meningkatkan kecerdasan kinestetik anak usia dini melalui permainan lempar tangkap bola kelompok B di TK Dewi Masyithoh Balung Jember?.
Tujuan penelitian ini adalah Mendeskripsikan peran guru sebagai pendidik, model, dan evaluator dalam meningkatkan kecerdasan kinestetik anak usia dini melalui permainan lempar tangkap bola kelompok B di TK Dewi Masyithoh Balung Jember?,
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti yaitu:
teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data dalam penelitian ini yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Sedangkan keabsahan datanya menggunakan triangulasi sumber, dan triangulasi teknik.
Hasil penelitian ini (1) peran guru sebagai pendidik dalam meningkatkan kecerdasan kinestetik anak usia dini melalui permainan lempar tangkap bola kelompok B di TK Dewi Masyithoh Balung Jember yaitu (a) memberikan penjelasan materi tentang permainan lempar tangkap bola, (b) memberikan materi pada permainan lempar tangkap bola, (c) menyempurnakan materi permainan lempar tangkap bola dengan praktek. (2) peran guru sebagai model dalam meningkatkan kecerdasan kinestetik anak usia dini melalui permainan lempar tangkap bola kelompok B di TK Dewi Masyithoh Balung Jember yaitu (a) mendemonstrasikan secara langsung permainan lempar tangkap bola, (b) memberikan contoh gerakan-gerakan dalam permainan lempar tangkap bola, (c) memberikan arahan-arahan tentang aturan permainan lempar tangkap bola. (3) peran guru sebagai evaluator dalam meningkatkan kecerdasan kinestetik anak usia dini melalui permainan lempar tangkap bola kelompok B di TK Dewi Masyithoh Balung Jember yaitu (a) mengevaluasi pembelajaran pada setiap harinya dan setaip anak, (b) mengumpulkan data atau informasi pada setiap anak, (c) menentukan keberhasilan siswa yang telah di tentukan
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
PENGESAHAN ... iii
MOTTO ... iv
PERSEMBAHAN ... v
KATA PENGANTAR ... vi
ABSTRAK ... viii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR TABEL ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Fokus Penelitian ... 8
C. Tujuan Penelitian ... 9
D. Manfaat penelitian ... 10
E. Definisi Istilah ... 11
F. Sistematika Pembahasan ... 15
BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN ... 17
A. Penelitian Terdahulu ... 17
B. Kajian Teori ... 22
1. Peran Guru ... 23
a. Pengertian Peran... 23
x
b. Pengertian Guru ... 23
c. Kompetensi Guru ... 24
d. Peran Guru Dalam Meningkatkan Kecerdasan Kinestetik.. 26
1) Pendidik ... 27
2) Model ... 29
3) Evaluator ... 31
2. Kecerdasan Kinestetik ... 34
a. Pengertian Kecerdasan Majemuk ... 34
b. Kecerdasan ... 35
c. Gerak Tubuh... 37
d. Ciri-ciri Kecerdasan Kinestetik ... 38
3. Permainan Lempar Tangkap Bola ... 38
a. Pengertian Permainan ... 38
b. Melempar Bola ... 40
c. Menangkap Bola ... 42
d. Manfaat Permainan Lempar Tangkap Bola ... 43
e. Kerugian Permainan Lempar Tangkap Bola ... 43
BAB III METODE PENELITIAN ... 44
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian... 44
B. Lokasi Penelitian ... 45
C. Subyek Pengumpulan Data ... 45
D. Teknik Pengumpulan Data ... 46
E. Teknik Analisi Data ... 54
xi
F. Keabsahan Data ... 56
G. Tahap-Tahap Penelitian ... 57
BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS ... 60
A. Gambaran Obyek Penelitian ... 60
B. Penyajian Data dan Analisis... 72
C. Pembahasan Temuan ... 90
BAB V PENUTUP ... 96
A. Simpulan ... 96
B. Saran-saran ... 97
DAFTAR PUSTAKA ... 99 LAMPIRAN – LAMPIRAN
1. Pernyataan Keaslian Tulisan 2. Matrik Penelitian
3. Surat Izin Penelitian
4. Surat Keterangan Selesai Penelitian 5. Jurnal Penelitian
6. Penilaian 7. RPPH
8. Denah Lokasi 9. Sertifikat Akreditasi
10. Foto-Foto Kegiatan Penelitian 11. Biodata Penulis
xii
DAFTAR TABEL
No. Uraian Hal
2.1 Pemetaan kajian terdahulu ... 20
3.1 Data Observasi ... 48
3.2 Data Wawancara ... 50
3.3 Data Dokumentasi ... 53
4.1 Data guru TK Dewi Masyithoh Balung Jember ... 66
4.2 Data siswa kelas B1 TK Dewi Masyithoh Balung Jember ... 66
4.3 Data siswa kelas B1 TK Dewi Masyithoh Balung Jember ... 67
4.4 Data Gedung TK Dewi Masyithoh Balung Jember ... 68
4.5 Sarana prasarana pembelajaran TK Dewi Masyithoh Balung Jember ... 69
5.6 Temuan Penelitian ... 89
xiii
DAFTAR GAMBAR
4.1 Dokumentasi wawancara dengan Ibu Maria Ulfa (kepala sekolah) 74 4.2 Dokumentasi peran guru sebagai pendidik pada pembelajaran
tema lingkungan sekolahku ... 75 4.3 Dokumentasi wawancara dengan Ibu Ana Fitriani selaku
Guru kelas kelompok B TK Dewi Masyithoh... 76 4.4 Dokumentasi proses pemberian arahan tentang cara bermain
lempar tangkap bola ... 76 4.5 Dokumentasi wawancara dengan Ibu Yuni Utami selaku
Guru kelas kelompok B TK Dewi Masyithoh... 77 4.6 Dokumentasi ibu Yuyun saat berperan sebagai pendidik ketika
di kelas... 78 4.7 Dokumentasi wawancara dengan Ibu Rofi.atul Muniroh selaku
Bendahara TK Dewi Masyithoh ... 79 4.8 Dokumentasi wawancara dengan Ibu Maria Ulfah selaku
kepala sekolah TK Dewi Masyithoh ... 80 4.9 Dokumentasi kegiatan guru sebagai model untuk memandu
peserta didik dalam permainan lempar tangkap bola ... 81 4.10 Dokumentasi wawancara dengan ibu Ana Fitriani selaku
guru kelas kelompok B2 ... 82 4.11 Dokumentasi wawancara dengan ibu Yuyun selaku guru
kelas kelompok B2 ... 82 4.12 Dokumentasi wawancara dengan Ibu Rofi.atul Muniroh selaku
Bendahara TK Dewi Masyithoh ... 83 4.13 Dokumentasi wawancara dengan ibu Ana selaku guru kelas
kelompok B2 ... 86 4.14 Dokumentasi wawancara dengan Ibu Yuyun
selaku guru kelas kelompok B2 ... 86 4.15 Dokumentasi wawancara dengan ibu Rofi’ selaku bendahara
TK Dewi Masyithoh ... 87
xiv
4.16 Dokumentasi wawancara dengan Ibu Maria Ulfah selaku
kepala sekolah TK Dewi Masyithoh ... 88 4.17 Dokumentasi siswa kelompok B yang mendapatkan
kejuaraan lomba menari, egrang, serta lempar tangkap
bola antar TK Sekecamatan Balung ... 88
1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian
Anak usia dini adalah anak yang berada pada usia 0-6 tahun. Pada masa itulah anak usia dini memiliki perkembangan yang sangat pesat yang tidak dapat diukur tapi bisa dirasakan. Hal-hal yang dapat berkembang pada setiap individu adalah sama, hanya saja terdapat sebuah perbedaan pada kecepatan perkembangan, dan ada perkembangan yang mendahului perkembangan sebelumnya atau aspek perkembangan yang akan datang.2 Salah satu periode yang menjadi penciri masa usia dini adalah periode keemasan. Banyak konsep dan fakta yang ditemukan memberikan penjelasan periode keemasan pada masa anak usiaa dini, yaitu masa semua potensi anak berkembang paling cepat. Beberapa konsep yang disandingkan untuk masa anak usia dini adalah masa eksplorasi, masa identifikasi, masa peka, masa bermain, dan juga masa membangkang tahap awal. Namun, disisi lain anak usia dini juga berada pada masa kritis, yaitu masa kemasan anak tidak akan dapat diulang kembali pada masa-masa berikutnya, jika potensi-potensinya tidak disimulasi secara optimal dan juga maksimal pada anak usia dini tersebut maka akan berdampak dari tidak testimulasinya berbagai potensi saat usia emas. Dengan begitu anak perlu mengembangkan itu semua melalui sebuah pendidikan anak usia dini.
2 Mulianah Khaironi,”Perkembangan Anak Usia Dini”, (Jurnal Golden Age, Vol. 3 No. 1, 2018), Hal. 1-12
Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dilaksanakan dengan tujuan untuk membentuk anak Indonesia yang berkualitas dan diharapkan anak akan tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya. sehingga dapat memiliki kesiapan yang optimal dalam memasuki pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan di masa yang akan datang.3 Hal ini menunjukan pendidikan pada masa anak-anak sangat penting.
Sudah dijelaskan dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang sistem Pendidikan Nasional pasal 1 menjelaskan bahwa: “Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut”.4
PAUD merupakan lembaga yang terkait dengan sebuah kehidupan anak usia dini yang sangat berpengaruh dalam kehidupan tingkah laku mulai anak-anak hingga dewasa kelak. Seluruh aspek perkembangan anak dikembangkan dengan melalui program PAUD ini dalam aktivitas belajar yang menyenangkan karena dilaksanakan dalam kegiatan bermain. Aspek perkembangan sebagai potensi bawaan anak tidak akan berkembangan tanpa stimulasi dari orang tua di rumah dan juga pendidik di sekolah.5
3 Marwah,”Manejemen Pembelajaran Dalam Kemandirian Anak Usia dini”, (Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, Volume 1, Nomor 2, Jambi, 2020), hal.69
4 UU RI No. 20 Tahun 2013, Undang-undang Sisdiknas (Sistem Pendidikan Nasional), (Jakarta:Sinar Grafis, 2016), hal.4
5 Ika Budi Maryatun,”Peran Pendidikan PAUD Dalam Membangun Karakter Anak”,(Jurnal Pendidikan Anak, Volume 5, edisi 1, 2016), Hal. 24
Guru pada satuan pendidikan anak usia dini adalah mereka yang bertugas memfasilitasi proses pengasuhan dan pembelajaran anak usia dini serta pengabdian diri dalam mengabdikan pada lembaga pendidikan anak usia dini tersebut. Formal dan nonformal akan memiliki komitmen dan secara professional untuk meningkatkan mutu dalam suatu pendidikan anak usia dini.
Hal ini sesuai dengan sebuah pernyataan yang terdapat dalam Undang-Undang No 20 Tahun 2003 pasal 1 butir 14 tentang sistem pendidikan nasional, pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut .6
Menurut Ki Hajar Dewantoro bahwa:
“Anak-anak ialah makhluk hidup yang memiliki kodratnya masing- masing. Kaum pendidik hanya membantu menuntun kodratnya ini, jika anak memiliki kodrat yang tidak baik maka tugas pendidik untuk membantunya menjadi baik, jika anak sudah memiliki kodrat yang baik maka ia akan lebih baik lagi jika dibantu melalui pendidikan.
Kodrat dan lingkungan merupakan konvergensi yang saling berkaitan dan mempengaruhi satu sama lain”.7
Anak usia juga dini memiliki masa dimana mereka mempunyai sebuah kepekaan yang aktif atau sensitive. Pada masa tersebut dapat ditandai dengan berkembangnya otak-otak sel saraf yang akan berfungsi secara optimal. Aspek
6 Undang-undang Republik Indonesia tentang sistem Pendidikan Nasional No.20 tahun 2003
7 Dr. Anita Yus, M.Pd.”Model Pendidikan Anak Usia Dini”, (Jakarta, Prenadamedia Group, 2011), Hal.09
yang akan mengalami perkembangan yang sangat luar biasa sehingga akan mempengaruhi dan menentukan kecerdasan anak usia dini.8
Kecerdasan adalah keseluruhan kapasitas seseorang dalam mengatasi masalah, sedangkan talenta merupakan kemampuan menonjol seseorang disuatu bidang tertentu. Kecerdasan juga umunnya dikaitkan dengan IQ dan juga kemampuan lainnya. Howard Gardner, seorang psikolog dari Universitas Harvard kemudian mengemukakan sebuah konsep yang menjembatani keterkaitan antara kecerdasan dan juga talenta. Konsep atau teori tersebut dikenal sebagai Multiple Intelegensi atau kecerdasan majemuk. Gardner menyampaikan hal ini dalam bukunya, ada 8 kecerdasan majemuk menurut Howard Gardner yaitu kecerdasan linguistic, kecerdasann matematika, kecerdasan musical, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan moral, kecerdasan naturalis dan juga kecerdasan kinestetik. Dari delapan kecerdasan tersebut setiap anak adalah cerdas, namun kadar kecerdasan dalam setiap bidangnya berbeda-beda. 9
Salah satunya kecerdasan yang dimiliki anak usia dini adalah kecerdasan kinestetik yang meliputi keterampilan gerak tubuh, lincah bergerak, dan juga kecerdasan otak mampu berkordinasi sangat baik dengan fisiknya. Menggunakan fisiknya merupakan kemampuan atau keterampilann yang sangat tinggi untuk sebuah tujuan berorientasi pada hasilnya. Bekerja dengan terampil dengan menggunakan objek antara lain dengan melibatkan
8 Intan Diyah Retno Palupi,”Pengaruh Media Sosial Pada Perkembangan Kecerdasan Anak Usia Dini”, (Jurnal Edukasi Nonformal, Universitas Kristen Satya Wacana, 2020), Hal. 128
9 Junierissa Marpaung, M.Psi,”Pengaruh Pola Asuh Terhadap Kecerdasan Majemuk Anak”, (Jurnal Kopasta 4 (1), 2017), Hal.7-15
motoric yang baik dari jari dan tangan serta mengesplorasikan kemampuan motoric lainnya pada tubuh. Penerapan kecerdasan kinestetik anak akan lebih menyukai aktivitas bergerak. Salah satunya yaitu bermain lempar tangkap bola.10
Bermain menurut piaget ialah memberikan kesempatan kepada anak untuk mengasimilasi kenyataan terhadap dirinya, dan dirinya terhadap kenyataan. Sebagai implikasi dari beberapa konsep tentang pentingnya bermain terhadap pembelajaran di taman kanak-kanak. Bermain juga merupakan suatu keegiatan yang dapat dilaukukan dengan atau tanpa alat yang menghasilkan imajinasi anak. Bermain dari segi sebuah pendidikan merupakan permainan yang akan memberikan sebuah peluang kepada anak- anak untuk menghasilkan informasi, kesenangan dan juga mengembangkan sebuah imajinasi dalam kegiatan keterampilan gerak tubuh anak usia dini.
Bermain juga dapat dilakukan baik outdor maupun indoor. Salah satu permainan yang dapat mengasah keemampuan keterampilan gerak tubuh anak usia dini adalah permainan lempar tangkap bola.11
Melempar dan menangkap merupakan kemampuan motoric kasar tubuh bagian atas yang penting. Ada bebrapa cara melempar, seperti mengayun keatas, mengayun kebawah, dan melempar kesamping, baik dengan dua tangan atau satu tangan. Melempar adalah sebuah keterampilan manipulative yang rumit yang menggunakan satu atau dua tangan untuk
10 Aulia Umami, Nina Kurniah, Delrefi,”Peningkatam Kecerdasan Kinestetik Anak Melalui Permainan Estafet”, (Jurnal Ilmiah Potensia, Vol.1 (1), 2016), Hal.15-20
11 Ade Holis,”Belajar Melalui Bermain Untuk Pengembangan Kreativitas Dan Kognitif Anak Usia Dini”, (Jurnal Pendidikan, Vol. 09, No.01, 2017), Hal. 23-27
melontarkan objek menjauh badan ke udara, lemparan dapat dilakukan dengan di bawah tangan, diatas kepala, diatas lengan atau di samping sesuai dengan perkembangan normal anak. Menangkap merupakan gerakan tangan untuk menghentikan suatu benda yang menggulir di lantai atau benda yang di dekatnya. Dapat juga keterampilan gerak dasar manipulasi yang dapat melibatkan penghentian suatu benda serta mengendalikannya dengan menggunakan kedua tangannya. Salah satu permainan yang melatih gerak tubuh melempar dan menangkap adalah permainan lempar tangkap bola.12 Lempar tangkap bola merupakan kegiatan bermain yang menggunakan bola sebagai media. Kegiatan lempar tangkap bola ini sering kali diterapkan bagi anak usia dini untuk tujuan meningkatkan kecerdasan kinestetik. Dalam permainan lempar tangkap bola ini butuh konsentrasi yang baik dan juga dapat melatih anak dalam menyesuaikan tubuh dan tangan yang sesuai dengan bola yang dilempar dan juga di tangkap.13
TK Dewi Masyithoh adalah salah satu bentuk pendidikan anak usia dini (PAUD) yang berupaya melakukan pembinaan bagi anak sejak umur lima sampai enam tahun. Dalam pendidikan ini juga dilakukan sebuah pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan juga perkembangan jasmani dan rohani anak agar dapat memiliki sebuah kesiapan untuk menempuh pendidikan selanjutnya atau usia selanjutnya. Dewi Masyithoh
12 Isep Djuanda, Putri Adiputra,”Peningatan Kemampuan Motorik Kasar Anak Usia Dini Melalui Bermain Lempar Tnkap Bola”, (Juranl komunikasi Antar Perguruan Tinggi Islam, Vol.XIX No.2, 2020), Hal. 269
13 Larasati Nur Indah Prawesti,”Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Anak Usia Dini Melalui Permainan Lepar Tangkap Bola”, (Jurnal Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Volume 1 No. 1, 2020), Hal. 2
adalah sebuah lembaga pendidikan anak usia pada jalur pendidikan formal yang menyelenggarakan umum dan juga pendidikan keagamaan. 14
TK Dewi Masyithoh yang tepatnya di desa Balung Jember, merupakan sebuah subjek penelitian, pada penelitian ini khususnya siswa kelompok B, yaitu kecerdasan kinestetik anak usia dini. Salah satu kegiatan yang dapat meningkatkan kecerdasan kinestetik anak usia dini adalah dengan menggunakan permainan lempar tangkap bola. Dengan melalui permainan lempar tangkap bola ini anak dapat terdorong untuk melakukan kegiatan aktifitas fisik motorik anak. Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan, terdapat sebuah keunikan tersendiri yaitu, ada sebuah program yang sudah guru programkan di dalam RPPM dan RPPH bahwa dalam meningkatkan kecerdasan anak ditengah-tengah anak dalam fokus belajar membaca dan menulis untuk persiapan memasuki ke jenjang pendidikan selanjutnya, guru melakukan kegiatan permainan lempar tangkap bola setiap hari jum’at dan sabtu. Dengan alasan guru mengambil hari jum’at dan sabtu karena dihari lainnya mereka fokus pada kegiatan belajar dan menulis dan guru mengambil jum’at dan sabtu untuk hari free dan melakukan kegiatan-kegiatan yang lainnya untuk meningkatkan aspek perkembangan lainnya salah satunya yaitu kecerdasan kinestetik aanak usia dini melalui permainan lempar tangkap bola tersebut.
Pemberian stimulus yang tepat, dapat dilakukan dengan bermain, karena pada dasarnya anak sangat senang bermain. Kegiatan tersebut dapat
14 Peneliti, observasi, 04 Juni 2021.
dilakukan diantaranya dengan permainan lempar tangkap bola. Permainan lempar tangkap bola merupakan permainan bola yang pada saat melempar anak harus menggerakan tangan yang membutuhkan kekuatan otot dari otot- otot besar. Permainan lempar tangkap bola dapat memberikan manfaat khususnya dalam pertumbuhan fisik, mental, serta sosial bagi anak. melalui kegiatan permainan lempar tangkap bola diharapkan anak bisa melakukan gerakan-gerakan otot kasarnya dengan cara mengoper bola, menangkap bola, melempar bola antar temannya.
Kondisi fisik anak pada masa ini masih kuat dan mudah menerima rangsangan yang diberikan, stimulus terhadap kondisi fisik merupakan modal awal untuk anak berkembang dan tumbuh dengan baik. Kegiatan permainan lempar tangkap bola merupakan aspek yang dapat meningkatkan kordinasi mata, tangan, kaki dan ketepatan. Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka peneliti tertaik untuk melakukan penelitian dengan judul “Peran guru dalam meningkatkan kecerdasan kinestetik anak usia dini melalui permainan lempar tangkap bola kelompok B di TK Dewi Masyithoh Balung, Jember periode 2021/2022”.15
B. Fokus Penelitian
Perumusan masalah dalam penelitian kualitatif disebut dengan istilah fokus penelitian. Bagian ini mencatumkan semua rumusan masalah yang dicari jawabannya melalui proses penelitan. Perumusan masalah harus disusun
15 Peneliti, observasi, 04 Juni 2021.
secara singkat, jelas, tegas, spesifik dan operasional yang dituangkan dalam kalimat tanya.16
Berdasarkan latar belakang diatas fokus penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana peran guru sebagai pendidik dalam meningkatkan kecerdasan kinestetik anak usia dini melalui permainan lempar tangkap bola kelompok B di TK Dewi Masyithoh Balung Jember periode 2021/2022
2. Bagaimana peran guru sebagai model dalam meningkatkan kecerdasan kinestetik anak usia dini melalui permainan lempar tangkap bola kelompok B di TK Dewi Masyithoh Balung Jember periode 2021/2022
3. Bagaimana peran guru sebagai evaluator dalam meningkatkan kecerdasan kinestetik anak usia dini melalui permainan lempar tangkap bola kelompok B di TK Dewi Masyithoh Balung Jember periode 2021/2022
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan gambaran tentang arah yang dituju dalam melakukan penelitian. Tujuan penelitian yang harus mengacu kepada masalah- masalah yang telah dirumuskan sebelumnya.17
Berdasarkan fokus penelitian diatas tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan peran guru sebagai pendidik dalam meningkatkan kecerdasan kinestetik anak usia dini melalui permainan lempar tangkap
16 Tim penyusun, pedoman penulisan karya ilmiah (Jember, UIN KHAS 2021), Hal 92
17 Tim penyusun, pedoman penulisan karya ilmiah (Jember, UIN KHAS 2021), Hal 92
bola kelompok B di TK Dewi Masyithoh Balung Jember periode 2021/2022
2. Mendeskripsikan peran guru sebagai model dalam meningkatkan kecerdasan kinestetik anak usia dini melalui permainan lempar tangkap bola kelompok B di TK Dewi Masyithoh Balung Jember periode 2021/2022
3. Mendeskripsikan peran guru sebagai evaluator dalam meningkatkan kecerdasan kinestetik anak usia dini melalui permainan lempar tangkap bola kelompok B di TK Dewi Masyithoh Balung Jember periode 2021/2022
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian berisi tentang pengertian istilah-istilah penting yang akan diberikan setelah selesai melakukan penelitian. Manfaat penelitian dapat berupa manfaat teoritis dan manfaat praktis, seperti manfaat bagi peneliti, intansi dan masyarakat secara keseluruhan. Manfaat penelitian harus realistis.18 Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan keilmuan peneliti tentang pendidikan anak usia dini yang berupa meningkatkan kecerdasan kinestetik anak usia dini melalui permainan lempar tangkap bola dan juga dapat meningkatkan kompetensi yang dimiliki peneliti dalam melaksanakan pembelajaran di Taman Kanak – Kanak.
18 Tim penyusun, pedoman penulisan karya ilmiah (Jember, UIN KHAS 2021), Hal 93
2. Bagi UIN Jember
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pendidikan dan juga dapat menjadi referensi tambahan bagi mahasiswa yang ingin meningkatkan kecerdasan kinestetik anak melalui permainan lempar taangkap bola pada anak usia dini.
3. Bagi Lembaga TK Dewi Masyithoh Balung Jember
Dalam hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan pembaca terkait peran guru meningkatkan kecerdasan kinestetik anak usia dini melalui permainan lempar tangkap bola dan juga dapat menjadi bahan evaluasi bagi lembaga Tk Dewi Masyithoh Balung Jember terkait peran guru dalam meningkatkan Kecerdasan Kinestetik anak usia dini.
4. Bagi pembaca
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan pembaca terkait peran guru dalam meningkatkan kecerdasan kinestetik anak usia dini melalui permainan lempar tangkap bola.
E. Definisi Istilah
Definisi istilah berisi tentang pengertian istilah-istilah penting yang menjadi titik perhatian peneliti di dalam judul penelitian. Tujuannya adalah agar tidak dapat terjadi kesalahpahaman terhadap makna istilah sebagaimana dimaksudkan oleh peneliti.19 Dalam hal ini penulis menuliskan beberapa definisi istilah yang menjelaskan tentang maksud dari judul peneliti yaitu sebagai berikut:
19Tim penyusun, pedoman penulisan karya ilmiah (Jember, UIN KHAS 2021), 93
1. Peran Guru
Guru merupakan orang yang memberikan pelajaran, guru juga merupakan seorang yang harus bisa digugu dan juga ditiru. Segala ilmu pengetahuan yang datangnya dari sang guru dijadikan sebagai sebuah kebenaran yang tidak perlu dibuktikan atau diteliliti lagi. Dengan demikian guru memiliki peranan penting dalam medidik anak usia dini. Salah satunya yaitu guru sebagai pendidik adalah orang dewasa yang bertanggung jawab memberi bimbingan atau bantuan anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai kedewasaannya.
Guru lebih mudahnya adalah mendidik, mengajar, melatih, mengevaluasi dan terus memperbaiki sampai peserta didik pada jenjang sekolah lanjutannya.
Guru sebagai model berarti guru harus dipercaya nilai-nilainya atau pesan-pesannya, kemudian siswa akan melaksanakan pola hidup yang sesuai dengan pesan-pesan tersebut, oleh karena itu, guru sebaiknya tidak memiliki nilai yang bertentangan dengan masyarakat. Guru juga sebagai evaluator bertanggung jawab untuk mampu menilai proses dan hasil belajar yang telah dicapai peserta didik serta mampu memberi umpan balik terhadap keefektifan pembelajaran yang telah dilakukan. Dalam upaya pemberdaayaan guru sebagai evaluator, kepala sekolah harus dapat mengoptimalkan guru dalam hal memantau kemajuan belajar setiap peserta didik serta mengoptimalkan guru dalam hal peengembangan sistem evaluasi belajar dan pembelajaran guna kemajuan prestasi peserta didik.
Jadi peran guru adalah seseorang yang dapat bisa diguguh dan juga ditiru, dengan begitu guru harus bisa memiliki peran penting yaitu guru sebagai pendidik, model, dan juga evaluator yang bisa mendidik, memberi contoh dan juga sebagai memberi penilaian serta masukan yang ada.
2. Kecerdasan Kinestetik
Pendidikan jasmani adalah pendidikan yang berbasis kinestetik salah satunya adalah pilihan dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani. karena dalam proses geraknya bersifat alamiah, yaitu melakukan gerak seperti gerak pada umumnya, gerak reptilian dan gerak mamalia yang dirangkai, sehingga mampu menampilkan keindahan dan mengkomunikasikan pesan melalui keindahan gerak. Di dalam fisologi manusia, kinestetik berarti indra gerak yang merupakan bagian dari gerak tulang yang melalui persendian. Anak yang memiliki kecerdasan kinestetik tinggi akan mampu mengintregrasikan kordinasi antara saraf dan otak secara bersamaan untuk mencapai satu tujuan.
Jadi Kecerdaasan kinestetik disini merupakan kemampuan seseorang untuk menggunakan seluruh tubuh atau fisiknya untuk mengespresikan ide dan juga perasaan yang ada dalam dirinya, serta mampu menggunakan keterampilan tangan untuk mengubah ataupun menciptakan suatu hal yang menarik.
3. Aspek perkembangan fisik anak usia 5-6 tahun
Perkembangan fisik atau tubuh manusia merupakan sistem organ yang kompleks dan sangat mengagumkan. Masa kanak-kanak awal
merupakan periode perkembangan yang terjadi mulai akhir masa bayi hingga sekitar usia 5 sampai 6 tahun. Perkembangan fisik merupakan dasar bagi kemajuan perkembangan berikutnya, dengan meningkatkan pertumbuhan tubuh baik berat badan maupun tinggi badan serta kekuatannya, memungkinkan anak untuk lebih aktif dan berkembang keterampilan fisiknya, dan juga berkembangnya eksplorasi terhadap lingkungan tanpa bantuan orang tuanya. Perkembangan ini sistem syaraf pusat yang memberikan kesiapan pada anak untuk lebih meningkatkan pemahaman dan penguasaannya terhadap tubuhnya.
Jadi dalam penelitian ini peneliti lebih memfokuskan pada anak kelompok B yang berusia 5-6 tahun dalam meningkatkan kecerdasan kinestetik anak usia dini melalui permainan lempar tangkap bola.
4. Permainan lempar tangkap bola
Permainan lempar tangkap bola merupakan permainan yang mengandung jalinan kerjasama antar teman. Mengajarkan anak untuk selalu patuh pada pola aturan bermain yang ada. Dapat melatih kebugaran badan dan keterampilan gerak antar tubuh dan juga tangan. Menjaga kesehatan tubuh, melatih mengendalikan rasa egois pada anak, menumbuhkan rasa saling menghargai satu sama lain. Permainan ini dilakukan oleh anak dengan cara mengayunkan tangan kearah tertentu kemudian ditangkap dengan melakukan gerakan menekuk siku dan menarik siku kesamping badan dengan media bola.
Pada penelitian ini peneliti menggunakan permainan lempar tangkap bola yang bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan kinestetik anak usia dini.
F. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan berisi tentang deskripsi atau pembahasan skripsi yang dimulai dari bab pendahuluan hingga bab penutup. Format penulisan sistematika pembahasan adalah dalam bentuk deskriptif naratif, bukan seperti daftar isi.20 Adapun uraian sistematika pembahasan sebagai berikut:
Bab satu, merupakan bagian pendahuluan yang meliputi tentang latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi istilah dan diahiri dengan sistematika pembahasan.
Bab dua, merupakan kajian kepustakaan. Bab ini membahas tentang kajian terdahulu yang terkait dengan peneltian yang akan dilakukan dan kajian teori yang dijadikan sebagai pijakan dalam melakukan penelitian
Bab tiga, merupakan bab yang membahas tentang metode penelitian.
Bab ini membahasa tentang metode penelitian yang meliputi pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, subyek penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data, keabsahan data, serta tahap-tahaap penelitian.
Bab empat, merupakan bab yang membahas penyajian data. Bab ini membahas tentang gambaran obyek penelitian, penyajian data, analisis, serta pembahasan temuan.
20 Tim penyusun, pedoman penulisan karya ilmiah (Jember, UIN KHAS 2021), Hal 93
Bab lima, merupakan bab yang membahas tentang penutup. Yang meliputi kesimpulan dan saran-saran. Fungsi bab ini adalah memperoleh suatu gambaran dari hasil penelitian, sedangkan saran-saran dapat membantu memberikan saran yang bersifat konstruktif yang terkait dengan penelitian.
17 BAB II
KAJIAN KEPUSTAKAAN A. Penelitian Terdahulu
Pada bagian ini peneliti mencantumkan berbagai hasil penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian yang hendak dilakukan, kemudia membuat ringkasannya, baik penelitian yang sudah terpublikasikan maupun yang belum terpublikasikan (skripsi, tesis, disertai dan sebagainya).21 Terdapat penelitian terdahulu dalam penelitian ini guna untuk melihat sejauh mana orisinalitas dan posisi penelitian yang hendak dilakukan. Penelitian tersebut diantaranya:
1. Aulia Umami 2018, Judul penelitian: “Peningkatan kecerdasan kinestetik anak melalui permainan estafet di PAUD Lestari Srikaton Blok V kecamatan Pondok Kepala Kabupaten Bengkulu”.
Hasil dari penelitian ini bahwa melalui proses permainan estafet bola, lempar tangkap bola dan menangkap bola dengan variasi. Hal ini terlihat dari ketuntasan belajar anak secara klasikal meningkatkan.
Peningkatan tersebut dapat dibuktikan pada hasil t-tes yang menunjukan terjadi peningkatan yang signifikan terhadap perkembangan kecerdasan kinestetik.22
2. Imroatun Khasanah 2020, Judul penelitian: “Meningkatkan kecerdasan kinestetik anak melalui tari tradisional angguk pada kelompok B di TK Melatih II Glagah”.
21 Tim penyusun, pedoman penulisan karya ilmiah (Jember, UIN KHAS 2021), 93
22 Aulia Umami, “Peningkatan Kecerdasan Kinestetik Anak Melalui Permainan Estafet” (PAUD Lestari Srikaton BLOK v Kecamatan Pondok Kepala Kabupaten Bengkulu, 2018)
Hasil dari penelitian ini bahwa melalui tari tradisional angguk dapat meningkatkan kecerdasan kinestetik pada anak kelompok B TK Melatih II Glagah melalui aspek yang diteliti yaitu kordinasi tubuh, kelincahan, keekuatan, keseimbangan dan koordinasi mata, tangan dan kaki. Hal ini dapat dibuktikan dengan tari tradisonal angguk yang telah dilaksanaan, paadaa kegiatan sebelum tindakan diketahui bahwa masih anak dalam kriteria mulai berkembang, setelah dilakukan tindakan mengalami peningkatan kecerdasan kinestetik yang sangat baik.23
3. Hesti Wijayanti 2018, Judul penelitian: “Peningkatan kemampuan motoric kasar anak melalui bermain lempar tangkap bola besar kelompok B TK Al Hidayah Semawung Banjaroyo Kalibawang Kulonprogo”.
Hasil dari penelitian ini berdasarkan kondisi awal keseimbangan anak sebesar 12%, kekuatan 6% dan kelentukan 18%. Setelah dilaukan tindakan pada siklus I meningkat menjadi keseimbangan 53%, Kekuatan 53% dan kelentukan 53%. Pada tindakan siklus II keseimbangan anak telah mencapai 94%, kekuatan 94% dan kelentukan 100%. Dari hasil yang diperoleh dalam penelitian membuktikan bahwa melalui bermaain lempar tangkap bola dapat meningkatkan kemampuan motoric kasar anak.
Penelitian tersebut menggunakan bermain lempar tangkap bola besar untuk meningkatkan motoric kasar anak, sedangkan penulis menggunakan permainan bola rintangan.24
23 Imroatun Khasanah, “Meningkatkan kecerdasan kinestetik anak melalui tari tradisional angguk”, (Glagah, 2020)
24 Hesti Wijayanti, “Peningkatan kemampuan motoric kasar anak melalui bermain lempar tangkap bola besar” (Semawung Banjaroyo Kalibawang Kulonprogo, 2018)
4. Ana Mulia 2018, Judul penelitian: “Upaya meningkatkan kecerdasan kinestetik anak usia dini melalui metode bermain gerak dan lagu di RA An-Nida Bandar Setia Kecamatan Percut Sei Tuan”.
Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan bermain gerak dan lagu dapat meningkatkan kecerdasan kinestetik anak di RA An- Nida. Kesimpulan ini dapat dilihat berdasarkan rata-rata presentase sangat seimbang dan mengalami peningkatan, dimana pada kondisi awaal nilaai rata-rata 53,23%, pada siklus I 51,84%, dan pada siklus II 54,62%. Angka tersebut telah mencapai angka indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu 75%.25
5. Desmalia 2021, Judul penelitian: “Mengembangkan motorik kasar anak usia dini melalui permainan melempar dan menangkap bola dapat mengembangkan motoric kasar di TK Dharma Wanita Kenaali Lampung Barat”.
Penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan permainan melempar dan menangkap bola dapat mengembangkan motoric kasar di TK Dharma Wanita Kenali Lampung. Hal ini dapat dilihat dari table menunjukan bahwa terdapat 7 siswa yang sedang berkembang sesuai harapan, terdapat 2 siswa yang sudah memiliki perkembangan sangat baik, dan terdapat 6 siswa yang mulai berkembang.26
25 Anak Mulia, “Upaya meningkatkan kecerdasan kinestetik anak usia dini melalui metode bermain gerak dan lagu” ( Bandar Setia Kecamatan Percut Sei Tuan, 2018)
26 Desmalia, “Mengembangkan motorik kasar anak usia dini melalui permainan melempar dan menangkap bola dapat mengembangkan motoric kasar (Lampung Barat, 2021)
Adapun permasalahaan dan perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan, akan tergambar secara rinci dalam table berikut ini:
Tabel 2.1
Persamaan dan Perbedaan Peneliti Terdahulu dengan Peniliti No Nama,
Tahun Judul Persamaan Perbedaan
1 2 3 4 5
1 Aulia Umami 2018
Peningkatan kecerdasan kinestetik anak melalui
permainan estafet di PAUD Lestari Srikaton Blok V kecamatan Pondok Kepala Kabupaten Bengkulu
a. Sama-sama meningkatka n kecerdasan kinestetik anak usia dini
b. Penelitian terdahulu lebih fokus pada peran anak dalam meningkatkan kecerdasan kinestetik melalui pembelajaraan gerak dan lagu, sedangkan peneliti lebih fokus pada peran guru dalam meningkatkan kecerdasaan
kinestetik anak usia dini melalui
permainan lempar tangkap bola.
2 Imroatun Khasanah 2020
Meningkatkan kecerdasan kinestetik anak melalui tari tradisional angguk pada kelompok B di TK Melatih II Glagah
a. Sama-sama meningkatkan kecerdasan kinestetik b. Sama-sama
meneliti pada kelas
kelompok B
a. Pada penelitian terdahulu menggunakan penelitian tindakan kelas
b. lebih memfokuskan pada gerak tari tradisional angguk untuk
meningkatkan kecerdasan kinestetik
c. sedangkan peneliti memfokuskan pada perencanaaan, pelaksanaan, evaluasi
1 2 3 4 5 d. peneliti
menggunakan study kasus
3 Hesti Wijayanti 2018
Peningkatan kemampuan motorik kasar anak melalui bermain lempar tangkap bola besar kelompok B TK Al Hidayah Semawung Banjaroyo Kalibawang Kulonprogo
a. Sama-sama menggunakan permainan lempar tangkap bola b. Sama-sama
meneliti pada kelas
kelompok B
a. Penelitian terdahulu memakai
penelitian tindakan kelas
b. Sedangkan peneliti menggunakan study kasus
4 Ana Mulia 2018
Upaya
meningkatkan kecerdasan kinestetik anak usia dini melalui metode bermain gerak dan lagu di RA An-Nida Bandar Setia Kecamatan Percut Sei Tuan
a. Sama-sama menggunakan kecerdasan kinestetik anak usia dini
a. Penelitian terdahulu menggunakan metode pembelajaran gerak dan lagu.
b. Sedangkan peneliti menggunakan pembelajaran melalui permainan lempar tangkap bola dalam meningkatkan kecerdasan kinestetik anak usia dini 5 Desmalia
2021
Mengembangkan motorik kasar anak usia dini melalui permainan melempar dan menangkap bola dapat
mengembangkan motoric kasar di TK Dharma Wanita Kenaali Lampung Barat
a. Sama-sama menggunakan permainan lempar tangkap bola b. Sama-sama
untuk
meningkatkan fisik motorik anak.
a. Peneliti terdahulu hanya
menggunakan permainan lempar tangkaap bola untuk
mengembangkan motoric kasar.
b. Sedangkan peniliti menggunakan permainan lempar tangkaap bola untuk
meningkatkan
1 2 3 4 5 kecerdasan kinestetik anak yang mencakup semua aspek.
Berdasarkan pada table diatas, masing-masing memiliki persamaan dan perbedaan. Persamaan dalam penelitian terdahulu dan penelitian yang dilakukan adalah sama-sama menggunakan objek yakni guru dan siswa taman kanak-kanak serta dalam rangka meningkatkan kecerdasan kinestetik anak.
sedangkan perbedannya adalah penelitian terdahulu lebih banyak menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif sedangkan penelitian yang sekarang menggunakan pendekatak deskriptif kualitatif. Sehingga peneliti mengambil judul “Peran Guru Dalam Meningkatkan Kecerdasan Kinestetik Anak Usia Dini Melalui Permainan Lempar Tangkap Bola Di Kelompok B TK Dewi Masyithoh Balung Jember” karena di lembaga tersebut menerapkan kegiatan yang meningkatkan kecerdasaan kinestetik anak melalui permainan lempar tangkap bola.
B. Kajian Teori
Bagian ini berisi pembahasan tentaang teori yang dijadikan sebagaai perspektif dalam penelitian. Pembahasan teori yang terkait dengan penelitian secaara lebih luas dan mendalam akan semakin memperdalam wawasan peneliti dalam mengkaji permasalahaan yang hendak dipecahkan sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian.27
27 Tim penyusun, pedoman penulisan karya ilmiah (Jember, UIN KHAS 2021), 94
1. Peran Guru
a. Pengertian peran
Peran (role) merupakan proses dinamis kedudukan (status).28 Menurut livinson dalam soerjono soekanto menyebutkan bahwa peranan mencakup tiga haal, yaitu:
1) Peran meliputi norma-norma yang diungkapkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalaam aarti ini merupakan rankaian peraturan-praturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan masyarakat.
2) Peran adalaah suatu konsep perihal apa yang dapat dilakukaan oleh individu masyarakat sebagi individu.
3) Peran juga daapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting sebagai struktur sosial masyaraakat.29
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa peran merupakan penilaian sejauh mana fungsi utama yang dilakukan sesesorang, tugas, dan polaa perilaku yang diharapkaan dapat dilakukan oleh seseorang atau bagian akibat status atau kedudukan yang melekat padaanya, dalam menunjang usaha pencapaian tujuan yang ditetapkan.
b. Pengertian Guru
Guru sebagai pendidik dan pengajar anak, guru dibaratkan seperti ibu kedua yang mengajarkan berbagai macam hal yang baru
28 Soerjono Soekanto, Sosiologi, 212.
29 Soerjono Soekanto, Sosiologi, 213.
dan sebagai fasilitator anak supaya dapat belajar dan mengembangkan potensi dasar dan kemampuannyaa secara optimal, hanyaa saja ruaang lingkupnyaa guru berbeda, guru mendidik dan mengajar disekolah negeri dan swasta.30
Dari penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa peran guru adalah sikap, perilaku atau tugas yang harus dilakukan oleh seorang pendidik untuk mengembangkan kemampuan dasar yang dimiliki oleh peserta didik demi mencapai tujuan yang diinginkan sesuai dnegan norma dan aturan yang berlaku serta menjadi teladan yang baik bagi para peserta didik dan memberikan dorongan untuk belajar dan bisa membangkitkan minat belajar peserta didiknya.
c. Kompetensi Guru
Kompetensi menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 pasal 3 ayat 2 tentang Guru:
“Kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimilikii, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan oleh guru dalam melaksanakan tugas keprfesionalan. Kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogic, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi professional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.31
Adapun penjelasan dari kompetensi guru diatas sebagai berikut:
1) Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogic merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang sekurang-
30 Syaiful Bahri, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), 45.
31 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 Pasal 3 ayat (2).
kurangnya meliputi: Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan, Pemahaman terhadap peserta didik, pengembangan kurikulum atau silabus, perancangan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis, pemanfaatan teknologi pembeljajrana, evaluasi hasil belajar, pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.32 2) Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribaadian sekurang-kurangnya mencakup kepribadiaan yang: beriman dan bertaqwa, berakhlak mulia, arif dan bijaksana, demokratis, mantap, berwibawa, stabil, dewasa, jujur, sportif, menjadi teladan bagi peserta didik dan juga masyarakat, secara objektif mengevaluasi kinerja sendiri, dan mengembangkan diri sendiri secara mandiri dan berkelanjutan.33 3) Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat yang sekurang-kurangnya meliputi kompetensi untuk: berkomunikasi lisan atau isyarat secara santun, menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional, bergaul secara efektif dengan peserta didik sesame pendidik tenaga kependidikan serta pimpinan satuan kependidikan orang tua atau wali murid peserta didik, bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar dengan mengindahkan norma serta
32 Jaja Suteja, Etika Profesi, 81.
33 Jaja Suteja, Etika Profesi, 81.
system nilai yang berlaku, dan juga menerapkan prinsip persaudaraan sejati dan semangat kebersamaan.
4) Kompetensi Profesional
Kompetensi professional merupakan kemampuan guru dalam menguasai pengetahuan bidang ilmu pengetahuan, teknologi atau seni dan budaya yang diampaunya sekurang-kurangnya meliputi penguasaan: materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai dengan standar isi program satuan pendidikan mata pelajaran atau mata pelajaran kelompok yang akan diampu, konsep dan metode disiplin keilmuan teknologi atau seni yang relevan yang secara konseptual menaungi atau koheren dengan program satuaan pendidikan mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran yang akan diampu.34
d. Peran Guru dalam Meningkatkan Kecerdasan Kinestetik Anak Usia Dini
Menurut Undang-undang No 14 Tahun 2005 Pasal 1 ayat 1 dan Undang-undang No. 20 Tahun 2003:
“ Peran guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”.35
Peran dan fungsi guru berpengaruh terhadap sebuah pelaksanaan pendidikan dan pembelajaran. Secara khusus dalam
34 Jaja Suteja, Etika Profesi, 81.
35 Undang-undang Republik Indonesia tentang guru dan dosen No.14 tahun 2005
pembelajaran guru mempunyai peran dan fungsi untuk mendorong, membimbing, dan memfasilitasi siswanya untuk belajar. Ki Hajar Dewantoro mengungkapkan “ing ngrasa sing tulada” berarti guru berada di depan memberi teladan, “ing madya mangun karsa” berarti guru berada ditengah menciptakan peluang untuk berprasangka, dan
“tut wuri handayani” berarti guru daari belakang memberikan dorongan dan arahan. Konsep yang dikemukakan ki hajar dewantoro ini menjaadi pedoman dalam melaksanakan pendidikan dan pembelajaran di Indonesia. Merujuk pada konsep yang telaah disampaikan ki hajar dewantara maaka guru mempunyai berbagai peran antara lain adalah guru sebagai pendidik, guru sebagai model, dan juga guru sebagai evaluator :36
1) Pendidik
Pendidik adalah suatu profesi yang terhormat dan juga mulia. Pendidik juga mengabdikan dirinya untu mencerdaskan kehidupan bangsa dimasa depan dengan seutuhnya dan juga dengan keimanan, ketakwaan serta berakhlaq mulia dengan memanfaatkan dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada dengan mewujudkan masyarakat yang dapat berpengetahuan dan mempenyuai kompetensi serta sebuah keterampilan.37 Pendidik juga menjadi tokoh, panutan dan
36 Rusydi Ananda,”Profesi Pendidikan Dan Tenaga Kependidikan”, (Medan, LPPPI, 2018), Hal.
21
37 Muhammad Ridha Albaar,”Desain Pembelajaran Untuk Menjadi Pendidik Yang Profesional”, (Sidoarjo, Uwais Inspirasi Indonesia, 2019), Hal. 18
identifikasi bagi peserta didik dan juga lingkungannya. Oleh karena itu guru harus memiliki standar kualitas pribadi tertentu yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri dan disiplin.38
Diantara keteladanan Rasulullah saw adalah dari segi aspek sebagaai pendidik ideal. Hal ini ditegaskan dalam surah al- baqarah/2:129.
Artinya : Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka seorang rasul dari kalngan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat engkau, dan mengajarkan kepada mereka al kitab (al-qur’an) dan al-hikmah (as- Sunnah) serta mensucikan mereka. Sesungguhnya engkaulah yang maha kuasa lagi maha bijaksana.
Istilaah pendidik menurut sosok Rasulullah ialah yang dapat berusaha untuk mencontoh sifat-sifat tuhan, sehingga muncul sifat- sifat yang baik pada diri seorang pendidik. Keberadaan murobbi di samping mengaplikasikan sifat-sifat terpuji tersebut, ia juga berkewajiban mengajarkan sifat-sifat terpuji itu kepada peserta didik.39
Agar menjadi pendidik yang baik maka seorang guru harus memiliki standar kualitas pribadi tertentu yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri, serta disiplin.
38 Rusydi Ananda,”Profesi Pendidikan Dan Tenaga Kependidikan”, (Medan, LPPPI, 2018), Hal.
24
39 Agung Baskoro,”Hadist-hadist Rasulullah saw Tentang Pendidik”, (Jurnal al-mufida, Vol.II No.02, 2017), Hal. 137
a) Tanggung jawab
Seorang guru harus mampu mempertanggungjawabkan apa yang ia atakan dan apa yang ia lakukaan, baik itu menyangkut tatanan sosial maupun norma hukum.
b) Wibawa
Kehadiran seorang guru harus disegani oleh orang-orang di sekitarnya, baik siswa, rekan kerjaa maaupun orang-orang di lingkungan masyarakat. Disegani karena memiliki intergritas yang tinggi, kapabel, dan kredibel
c) Mandiri
Selama proses pembelajaran sering muncul masalah antaara peserta didik yang satu dengan yang lainnya atau antara peserta didik dengan gurunya. Ketika masalah itu muncul, guru harus mampu secara mandiri untuk mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut.
d) Disiplin
Guru sebagai pendidik harus memilik kesadaran yang tinggi dan konsisten untuk mematuhi berbagai peraturan disekolah yang menjadi tempat tugasnya.40
2) Model
Guru merupakan model atau teladan bagi para peserta didik dan semua orang yang menganggap dia sebagai guru.. Terdapat
40 P. Ratu Ile Tokan, M.Pd. “Sumber Kecerdasan Manusia”, (Jakarta, PT Gramedia Widiasarana Indonesia 2016) Hal 28-29
kecendrungan yang besar untuk menganggap bahwa peran ini tidak mudah untuk ditentang, apalagi ditolak. Keprihatinan, kerendahan, kemalasan, dan rasa takut. Menjadi teladan merupakan sifat dasar kegiatan pembelajaran, dan keetika seorang guru tidak mau menerima ataaupun menggunakannya secara konstruktif maka patut dipahami, dan tak perlu menjadi beban yang memberatkan, sehingga dengan keterampilaan dan kerendahaan haati aakaan memperkaya arti pembelajaran. Sebagai teladan atau model tentu saja perilaku apa saja yang dilaukan guru akan ditiru oleh peserta didiknya.41
Penanaman nilai-nilai pada para siswa di sekolah dengan pemodelan menuntut para guru berperan sebagai model yang baik yang dapat ditiru oleh para siswanya, dan juga para siswa harus maampu mengambil keteladaanaan dari para guru. Perilaku yang dapaat dijadikan model oleh para siswa daari seoraang guru adalah menyelesaikan masalah secara adil, menghargai pendapat siswa, mengkritik orang lain secara santun, mau mendengarkan pendapat, ide dan saran-saran orang lain. Keterampilan yang perlu dikembangkan oleh para guru agar dapaat menjadi model yang baik adalah keterampilan asertif dan keterampilan menyimak.
Dalam hal ini para guru harus berhati-hati dalam bertutur kata,
41 E.Mulyasa,”Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif Dan Menynangkan”, (Bandung, Rosda Karya, 2007), Hal. 45-46
bertindak dan berperilaku, supaya tidak tertanamkan nilai-nilai negative dalaam sanubari para siswa.42
3) Evaluator
Peran guru sebaagai evaluator, tugas guru adalah melakukaan penilaiaan terhadap siswa dengan tujua untuk mengetahui tingkat efektivitas, keberhasilan, dan efisien proses belajar.43 Evaluasi merupakan proses untuk menentukan tingkat pencapaian tujuan pembelajaran oleh peserta didik. Evaluator merupakan bagian penting dalam proses pembelajaran. Tidak ada pembelajaran yang tidak ada evaluasinya. Karenaa evaluasi dalamm pembelajaran ini memiliki kompleksitas tinggi maka guru perlu memiiki kemampuan dan pengetahuan sebagai seorang evaluator, selain menilai hasil belajar peserta didik juga guru haarus selalu mengevaluasi dirinya sendiri baik sebagai perencana, pelaksanaa pembelajaran maupun sebagai penilai.44
Guru memiliki tugas untuk menilai dan mengamati perkembangan prestasi belajar siswa. Guru memiliki otoritas penuh dalam menilai siswa, namun demikian evaluasi tetap harus dilaksanaan dengan objektif. Evaluasi yang dilakukan guru harus dilakukan dengan metode dan prosedur tertentu yang telah direncanakan sebelum kegiatan pembelajaran dimulai. Dalam
42 Suhaidi, “Ajaran Moral Imam Al-Ghazali & Lawrance Kholberg”, (Riau, Yayasan Do’a Para Wali, 2014), Hal. 20-21
43 Irjus Indrawan, dkk, Guru Sebagai Agen Perubahan, (Jawa Tenggah: IKAPI, 2020), hal.91.
44 P. Ratu Ile Tokan, M.Pd. “Sumber Kecerdasan Manusia”, (Jakarta, PT Gramedia Widiasarana Indonesia 2016) Hal 34-35
menelaah pencapaian tujuan pengajaran, guru dapat mengetahui apakah proses belajar mengajar yang dilakukan cukup efektif memberikan hasil yang baik dan memuaskan atau sebaliknya. jadi guru hendaknya mampu terampil melaksanakan penilaian dengan penilaian itu guru dapat mengetahui prestasi yang akan dicapai oleh siswa setelah melaksanakan proses belajar.45
4) Pembimbing
Seorang guru yang menjalankan tugas pelayanan dalam hal membimbing siswa, hendaknya memahami perbedaan siswa dalam hal latar belakang, kemampuan intelektual siswa keadaan fisik siswa, dan kesehatan. Dengan demikian, perlakuannya menjadi sangat individualistis. Dan guru membimbing anak dengan melihat prioritas dan kebutuhan anak didik dan bukan sesuai dengan keinginan guru. Untuk melihat hasil dari bimbingannya, guru hendaknya melihat dan mengikutinya secara cermat perubahan individu siswa yang dibimbingnya dari waktu ke waktu.
5) Motivator
Kemauan/minat dan semangat belajar bagi setiap siswa tentunya berbeda satu sama lainnya. Ada siswa yang terlihat sangat aktif terhadap mata pelajaran tertentu atau terhadap guru tertentu. Ada juga yang sangat pasif dan apatis terhaadap guru atau mata pelajaran tertentu. Variasi ini selalu dialami oleh setiap guru.
45 Busra Bumbungan,”Peran Guru Dalam Mengintegrasikan Nilai-nilai Karakter”, (Prosiding Seminar Nasional, Volume 02, Nomor 1, 2016), Hal. 247-248
Untuk menghadapi keadaan siswa semacam ini, seorang guru haruslah memiliki kemampuan untuk membangkitkan semngat dan memainkan peran sebagai seorang motivator bagi siswanya, baik secara individu maupun secara kolektif. Dengan berbagai cara, guru harus memainkan peran ini agar siswa yang apatis/pasif lebih bersemangat untuk mengikuti proses pembelajaran.
6) Pelatih
Dalam hal mengembangkan kompetensi siswa, ada bagian yang tidak kalah pentingnya, yaitu keterampilan/skill. Selama proses pembelajaran untuk mata pelajaran apapun kompetensi ini bisa ditumbuh kembangkan kea rah yang lebih matang. Guru harus pandai membuat formulasi agar bagian ini terintegritasi senantiasa selama proses pembelajaran berlangsung.
7) Fasilitator
Proses pembelajaran menggantikan kata proses pengajaran sebenarnya terus diikuti dengan perubahan mindset dan perubahan perilaku guru. Kebiasaan guru mengajar/menstransfer ilmu pengetahuan sebenarnya sudah harus berubah menjadi guru sebagai fasilitator. Merekayasa pembelajaran dan memfasilitasi agar siswa belajar. Guru sebagai pengendali interaksi dan pengendali waktu selama proses itu berlangsung.46
46 P. Ratu Ile Tokan, M.Pd. “Sumber Kecerdasan Manusia”, (Jakarta, PT Gramedia Widiasarana Indonesia 2016) Hal 29-36
2. Kecerdasan Kinestetik
a. Pengertian Kecerdasan Majemuk
Seorang ahli pendidikan lain dari Haward University bernama Howard Gardner berpendapat bahwa tidak ada manusia yang tidaak cerdas. Paradigma ini menentng teori otonomi cerdas dan juga tidak cerdas. Gardner juga menantang anggapaan “cerdas” dari sisi IQ, yang m