• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODUL AJAR: Bahasa Indonesia Kelas 10

N/A
N/A
Nani Irma siagian

Academic year: 2023

Membagikan "MODUL AJAR: Bahasa Indonesia Kelas 10"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

MODUL AJAR

CERITA HIKAYAT

SMA/ MA

KELAS X

(2)

Satuan Pendidikan : SMA PAB 8 Saentis Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas / Semester : X / Ganjil

Model Pembelajaran : Tatap Muka Fase : E

ELEMEN TUJUAN

PEMBELAJARA N

FOKUS KOMPETENS I

INDIKATOR PROFIL PELAJAR PANCASILA MENYIMA

K

10.1 Peserta didik memaparkan kembali teks cerita rakyat yang

disimak.

Memaparkan hasil simakan

● Memaparkan urutan peristiwa.

● Memaparkan gagasan utama.

● Memaparkan unsur intrinsik.

Berkebhinekaan Global,

ditunjukkan melalui pembahasan karya sastra tradisional.

10.2 Peserta didik mengevaluasi dan merefleksikan gagasan dan pesan dalam cerita rakyat yang disimak berdasarkan analisis unsur intrinsik teks

Mengevaluasi dan merefleksi gagasan

● Menganalisis unsur intrinsik.

● Menilai efektivitas penyampaian teks.

● Menilai peran

teks di

masyarakat.

Menilai peran

teks bagi

perubahan pandangan diri.

Bernalar Kritis, ditunjukkan melalui analisis dan evaluasi karya.

Mandiri, ditunjukkan melalui kegiatan refleksi atas teks.

(3)

PERTEMUA N

KEGIATAN KETERANGAN

Pertemuan 1 2 x 45’

PENDAHULUAN

1. Mengucapkan salam, membaca doa belajar, mengabsen.

2. Membuat kesepakatan kelas mengenai komitmen belajar. Guru bisa menggunakan pertanyaan berikut sebagai pemicu:

● Apa yang kita semua harus lakukan agar perjalanan belajar kali ini bisa berjalan dengan lancar? Suasana seperti apa yang dibutuhkan? Perilaku seperti apa yang harus ditunjukkan?

● Bagaimana kalian akan

mendokumentasikan hal-hal penting dalam pembelajaran kali ini? Apakah perlu bantuan dari guru (misalnya catatan akan diperiksa)?

KEGIATAN INTI

3. Menyimak pembacaan teks dongeng berjudul Putri Hijau oleh guru. Teks bisa di ambil dari tautan berikut dengan penyesuaian seperlunya:

https://pemkomedan.go.id/artikel-17940-putri- hijau.html

4. Menjawab pertanyaan guru tentang apa, di mana, kapan, siapa, mengapa dan bagaimana tentang dongeng Putri Hijau secara tertulis.

5. Mendiskusikan konteks kisah Putri Hijau. Guru membimbing dengan menggunakan pertanyaan berikut sebagai pemicu:

● Apakah topik yang dipaparkan melalui konteks kisah Putri Hijau?

● Berdasarkan teks, apakah kita bisa

Kesepakatan kelas dibuat sebagai cara mendidik demokrasi dan regulasi diri.

Selama PJJ daring, materi belajar bisa dikirimkan berbentuk video dan diskusi dilakukan via chatgroup.

Pada kegiatan 4, dilakukan

asesmen awal mengenai tingkat kemampuan menyimak (rubrik terlampir).

● Dengan

mendiskusikan konteks, peserta didik memahami bahwa dongeng tetap hidup di zaman modern

(4)

mendapatkan informasi mengenai latar waktu dan tempat dari cerita ini?

● Cerita di atas ditampilkan di situs resmi pemerintah Kota Medan? Mengapa demikian? (terdapat unsur sejarah, menggambarkan budaya daerah, mengandung unsur pendidikan)

● Apakah dongeng khusus diperuntukkan untuk anak-anak? Apakah orang dewasa tertarik jika didongengi? (informasi apapun akan menarik untuk segala usia jika disampaikan dengan berkisah, termasuk dongeng)

● Apa fungsi cerita khayalan seperti ini bagi pembacanya? (menyampaikan tentang sejarah, budaya dan pesan moral dengan menarik dengan cerita yang mengandung imajinasi)

PENUTUP

6. Refleksi. Guru bisa menggunakan pertanyaan berikut sebagai pemicu:

● Hal baru apa saja yang kamu baru ketahui atau pahami lebih dalam melalui pembelajaran tadi?

● Bagaimana pembelajaran tadi bisa bermanfaat bagi kehidupanmu?

● Apakah kamu bisa mengikuti pembelajaran dengan baik? Hal apa yang menghambatmu?

dan bisa

dinikmati siapa saja.

● Dengan

menyimpulkan sendiri tentang fungsi dongeng, peserta didik termotivasi untuk terus

menghidupkan tradisi dongeng.

Peserta didik bisa menggunakan

LK untuk

mencatat (terlampir).

Pertemuan 2 2 x 45’

PENDAHULUAN

1. Mengucapkan salam, membaca doa belajar, mengabsen.

(5)

2. Membuat kesepakatan kelas mengenai komitmen belajar. Guru bisa menggunakan pertanyaan berikut sebagai pemicu:

● Apa yang kita semua harus lakukan agar perjalanan belajar kali ini bisa berjalan dengan lancar? Suasana seperti apa yang dibutuhkan? Perilaku seperti apa yang harus ditunjukkan?

● Bagaimana kalian akan

mendokumentasikan hal-hal penting dalam pembelajaran kali ini? Apakah perlu bantuan dari guru (misalnya catatan akan diperiksa)?

KEGIATAN INTI

3. Mendiskusikan unsur intrinsik dongeng. Guru membimbing dengan menggunakan pertanyaan berikut sebagai pemicu:

●Putri Hijau adalah salah satu contoh dongeng. Apa yang kamu ketahui tentang dongeng?

●Menurutmu, tema apa yang diangkat oleh dongeng Putri Hijau ini?

●Karakter mana yang paling menarik bagimu? Mengapa?

●Apakah dongeng ini berjalan cepat dan seru, ataukah justru lambat dan membosankan?

●Bagian mana dari dongeng ini yang memancing imajinasi pembaca?

●Pesan apa yang kamu tangkap dari dongeng Putri Hijau?

(6)

●Simpulkan apa persamaan dongeng dengan cerpen dari segi karakteristik dan unsur- unsurnya? Apa perbedaannya?

4. Memberikan penilaian tentang teks. Guru bisa menggunakan pertanyaan berikut:

● Menurut kalian, apa tujuan pengarang menulis dongeng Putri Hijau?

● Bagaimana kualitas unsur intrinsik dalam teks? Apakah penokohannya kuat? Apakah latarnya khas? Apakah alurnya masuk akal?

Apakah diksi dan gaya bahasanya menarik?

Apakah amanatnya relevan dengan kehidupan?

● Apakah penulis memilih cara yang tepat untuk menyampaikan amanatnya?

● Apakah gagasan yang disampaikan relevan dengan pengalamanmu? Apakah ada kesesuaian? Apakah kamu merasa ada pelajaran yang mengubah pandanganmu tentang sesuatu?

1. Menyimak penguatan dari guru tentang konsep materi sambil melengkapi catatan.

PENUTUP

2. Refleksi. Guru bisa menggunakan pertanyaan berikut sebagai pemicu:

● Hal baru apa saja yang kamu baru ketahui atau pahami lebih dalam melalui pembelajaran tadi?

● Bagaimana pembelajaran tadi bisa bermanfaat bagi kehidupanmu?

● Apakah kamu bisa mengikuti pembelajaran

(7)

dengan baik? Hal apa yang menghambatmu?

Pertemuan 3 2 x 45’

PENDAHULUAN

1. Mengucapkan salam, membaca doa belajar, mengabsen.

2. Mengingat pembelajaran di pertemuan sebelumnya.

3. Menyimak penjelasan guru tentang unsur kesejarahan, lokasi dan artefak yang terkait dengan dongeng Putri Hijau.

4. Membuat kesepakatan kelas mengenai kerja kelompok. Guru bisa menggunakan pertanyaan berikut sebagai pemicu:

●Hari ini kita akan belajar secara berpasangan.

Apa yang kita semua harus lakukan agar kerja kelompok bisa efektif? Suasana seperti apa yang dibutuhkan? Perilaku seperti apa yang harus ditunjukkan?

●Bekerja dalam kelompok seringkali membutuhkan waktu yang lebih lama.

Bagaimana agar kegiatan hari ini berlangsung sesuai jadwal?

5. Menyimak panduan kegiatan dari guru.

KEGIATAN INTI

6. Diskusi berpasangan:

● Saling menyimak dongeng dari daerah asal atau suku masing-masing, kemudian menuliskan hasilnya.

● Guru meminta beberapa siswa untuk

●Kesepakatan kelas digunakan sebagai cara membiasakan kolaborasi dan mendidik etika diskusi.

●Selama PJJ Daring, diskusi kelompok kecil bisa

dilaksanakan dengan video conference atau tatap muka dengan

memperhatikan protokol

kesehatan.

● Dengan

mendiskusikan konteks, peserta didik

memahami bahwa dongeng adalah

cerminan dari budaya

masyarakatnya.

(8)

menceritakan kembali dongeng yang telah disimak secara lisan.

7. Diskusi kelas mengenai keragaman budaya yang ada dalam teks dongeng. Guru membimbing dengan memberikan pertanyaan pemicu misalnya:

● Bagaimana cara dongeng disampaikan di daerahmu?

● Apakah di tiap dongeng terdapat tempat, kebiasaan, maupun istilah khas daerah?

● Apakah kekhasan itu menggambarkan budaya khas daerah?

● Apakah ada persamaan dalam tema dan amanat yang dibahas antara dongeng- dongeng yang dibahas?

● Apakah dongeng yang dibahas bisa menjalankan fungsinya di masyarakat?

8. Menyimak penguatan konsep oleh guru, mendapatkan masukan dan koreksi jika ada kesalahan konsep, dan mengajukan pertanyaan terhadap jika ada hal yang belum dipahami.

PENUTUP

9. Refleksi. Guru bisa menggunakan pertanyaan berikut sebagai pemicu:

● Hal baru apa yang kamu temui dalam pembelajaran hari ini?

●Apakah kamu telah bekerja sesuai harapan?

Hal apa yang bisa kamu perbaiki agar pembelajaran berikutnya bisa lebih baik?

Selama PJJ

daring, sesi presentasi bisa dilakukan dengan mengirimkan video

(asinkronus).

Pada kegiatan 6, dilakukan asesmen

formatif untuk mengetahui perkembangan keterampilan menyimak siswa (rubrik terlampir).

(9)

Pertemuan 4 2 x 45’

PENDAHULUAN

1. Mengucapkan salam, membaca doa belajar, absensi.

2. Mengingat kembali materi belajar di pertemuan yang lalu.

KEGIATAN INTI

3. Menyimak tayangan video pendongeng PM Toh. https://www.youtube.com/watch?

v=ioNxTjTj8ww

4. Mendiskusikan profesi pendongeng. Guru membimbing dengan menggunakan pertanyaan berikut sebagai pemicu:

- Apa yang bisa kamu amati dari video PM Toh? Cara apa yang digunakan PM Toh untuk membuat dongeng menjadi menarik?

- Apa yang membuat profesi pendongeng berbeda dari penampil lainnya seperti aktor atau komedian?

- Apakah stand-up comedian bisa disebut pendongeng?

- Apakah kamu mengenal pendongeng di sekitarmu?

- Apakah profesi pendongeng memerlukan bakat tertentu? Apakah kamu atau temanmu ada yang memiliki bakat tersebut?

PENUTUP

5. Refleksi. Guru bisa menggunakan pertanyaan berikut sebagai pemicu:

●Bagaimana pandanganmu tentang profesi pendongeng?

●Hal baru apa saja yang kamu baru ketahui atau pahami dari pembelajaran hari ini?

●Selama PJJ Daring, dialog dengan guru tamu

dilaksanakan dengan video conference.

Jika fasilitas audio visual tidak tersedia, tayangan bisa diganti dengan paparan lisan guru.

Guru tamu

diharapkan bisa memberi

inspirasi dan motivasi terkait pelestarian sastra tradisi berupa

dongeng.

(10)

●Bagaimana pembelajaran tadi bisa bermanfaat bagi kehidupanmu?

Pertemuan 5 2 x 45’

PENDAHULUAN

1. Mengucapkan salam, membaca doa belajar, mengabsen.

2. Membuat kesepakatan kelas mengenai kegiatan bersama guru tamu. Guru membimbing dengan menggunakan pertanyaan berikut sebagai pemicu:

● Hari ini kita akan belajar dari guru tamu.

Bagaimana adab kita terhadap tamu?

● Apa yang kita semua harus lakukan agar perjalanan belajar kali ini bisa berjalan dengan lancar? Suasana seperti apa yang dibutuhkan? Perilaku seperti apa yang harus ditunjukkan?

● Bagaimana kalian akan

mendokumentasikan hal-hal penting dalam pembelajaran kali ini? Apakah perlu bantuan dari guru (misalnya catatan akan diperiksa)?

KEGIATAN INTI

3. Berdialog langsung dengan guru tamu yang berprofesi sebagai pendongeng.

4. Mendengarkan dongeng singkat secara langsung dan menceritakan kembali dongeng yang telah disimak secara tertulis (asesmen sumatif).

5. Berdiskusi tentang gagasan dan pesan di dalam dongeng yang disampaikan.

●Selama PJJ Daring, diskusi kelompok kecil bisa

dilaksanakan dengan video conference atau tatap muka dengan

memperhatikan protokol

kesehatan.

●Pada pertemuan ini dilakukan asesmen

sumatif mengenai kompetensi menyimak(rubri k terlampir).

(11)

6. Mengajukan pertanyaan yang belum terjawab atau belum jelas dalam diskusi sebelumnya PENUTUP

7. Refleksi akhir dari keseluruhan pembelajaran dongeng. Guru bisa menggunakan pertanyaan berikut sebagai pemicu:

●Bagaimana pendapatmu sekarang tentang sastra tradisi kita berbentuk dongeng?

●Pengalaman apa yang paling berkesan selama pertemuan ini?

RANGKUMAN NILAI NILAI DALAM CERITA HIKAYAT

1. Pengertian Nilai

Secara literal nilai berarti sesuatu yang berharga, bermutu, dan berguna bagi kehidupan manusia. Dalam karya sastra nilai dapat berupa makna di balik apa yang ditulis melalui unsur instrinsik seperti perilaku, dialog, peristiwa, latar, dan sebagainya.

LAMPIRAN MATERI

(12)

2. Jenis-jenis Nilai

a) Nilai budaya: Nilai yang diambil dari budaya yang berkembang secara turun menurun di masyarakat. Biasanya masyarakat takut meninggalkan atau menentang nilai tersebut karena takut sesuatu yang buruk akan terjadi.

b) Nilai moral: nilai yang berkaitan dengan tata krama, perilaku, atau tata susila dan moralitas.

c) Nilai agama/religi: Nilai yang berkaitan dengan konsep spiritualitas seperti Tuhan, ibadah, surga & neraka, pahala & dosa

d) Nilai pendidikan/ edukasi: Nilai yang berhubungan dengan upaya pengubahan sikap dan tata laku seseorang/kelompok orang dalam usaha memanusiakan manusia melalui tindakan pengajaran.

e) Nilai estetika: Nilai yang berhubungan dengan keindahan dan apresiasi terhadap bentuk kesenian.

f) Nilai sosial: Nilai yang berhubungan dengan relasi kehidupan bermasyarakat.

CARA TERBAIK UNTUK MENGGALI SEBUAH CERITA RAKYAT ADALAH DENGAN MENGGALI UNSUR

INTRINSIKNYA

3. Unsur Intrinsik 1) Tema,

2) Tokoh dan penokohan 3) Alur atau plot, Latar 4) Sudut pandang

(13)

5) Gaya bahasa 6) Amanat

4. Pengertian Unsur Intrinsik

Unsur intrinsik adalah unsur pembangun dari dalam cerita. Komponen-komponennya terdiri dari tema tokoh atau penokohan, alur cerita, later, gaya bahasa, sudut pandang, dan amanat.

5. Jenis-Jenis Unsur Intrinsik

a) Tema Tema merupakan ide dasar cerita, yang melatarbelakangi keseluruhan isi cerita. Tema jarang dituliskan secara tersurat oleh pengarangnya. Tema memiliki sifat umum, oleh karena itu tema banyak diambil dari lingkungan sekitar, kisah pribadi seseorang sejarah, dan lain-lain.

b) Penokohan Tokoh merupakan orang yang berperan dalam cerita. Sedangkan, pengertian penokohan adalah cara pengarang dalam menggambarkan dan mengembangkan karakter tokoh dalam cerita Penokohan tokoh dalam cerita biasanya terbagi menjadi tiga jenis, yakni protagonis (baik), antagonis (kurang baik buruk), dan tritagonis (netral).

c) Alur: Alur adalah jalan pola pengembangan atau rangkaian peristiwa yang terjadi dalam cerita. Adanya alur menjadikan cerita akan menjadi kesatuan yang utuh d) Latar: Latar meliputi tempat, waktu dan peristiwa Latar digunakan untuk

memperkuat pengalaman pembaca terhadap jalanya suatu cerita Latar dalam suatu cerita bisa bersifat faktual, maupun imajinatit

e) Gaya Bahasa: gaya bahasa adalah cara mengungkapkan perasaan atau pikiran dengan tujuan memberikan efek pada para pembacanya. Selain itu gaya bahasa juga digunakan salam menciptakan suatu nada, dan suasana persuasif, serta dialog supaya mampu memperlihatkan interaksi sekaligus hubungan antar tokoh

f) Sudut Pandang: Sudut pandang adalah strategi yang digunakan oleh pengarang dalam menyampaikan cerita. Sudat pandang terdiri dari orang pertama kedua dan ketiga

g) Amanat Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembacanya. Umumnya, amanat dalam cerita bersifat tersirat.

(14)

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK A. Identitas

Nama Kelompok :

Kelas :

B. Langkah-Langkah

1) Isi terlebih dahulu identitas kelompok

2) Pahamilah instruksi soal dan diskusikanlah dengan kelompok 3) Tuangkan hasil kerja kelompok pada LKPD

4) Kerjakan seluruh soal dengan baik dan presentasikanlah hasil kerja kelompok.

C. Instruksi Soal

Bacalah cerita rakyat (Hikayat) yang berjudul “Hikayat Putri Kemuning” berikut ini!

(15)

HIKAYAT BUNGA KEMUNING

Dahulu kala, ada seorang raja yang memiliki sepuluh orang puteri yang cantik- cantik. Sang raja dikenal sebagai raja yang bijaksana. Tetapi ia terlalu sibuk dengan kepemimpinannya, karena itu ia tidak mampu untuk mendidik anak-anaknya. Istri sang raja sudah meninggal dunia ketika melahirkan anaknya yang bungsu, sehingga anak sang raja diasuh oleh inang pengasuh. Puteri-puteri Raja menjadi manja dan nakal. Mereka hanya suka bermain di danau. Mereka tak mau belajar dan juga tak mau membantu ayah mereka. Pertengkaran sering terjadi diantara mereka.

Kesepuluh puteri itu dinamai dengan nama-nama warna. Puteri Sulung bernama Puteri Jambon. Adik-adiknya dinamai Puteri Jingga, Puteri Nila, Puteri Hijau, Puteri Kelabu, Puteri Oranye, Puteri Merah Merona, Puteri Kuning dan 2 puteri lainnya. Baju yang mereka pun berwarna sama dengan nama mereka. Dengan begitu, sang raja yang sudah tua dapat mengenali mereka dari jauh. Meskipun kecantikan mereka hampir sama, si bungsu Puteri Kuning sedikit berbeda, Ia tak terlihat manja dan nakal. Sebaliknya ia selalu riang dan dan tersenyum ramah kepada siapapun. Ia lebih suka bebergian dengan inang pengasuh daripada dengan kakak-kakaknya.

Pada suatu hari, raja hendak pergi jauh. Ia mengumpulkan semua puteri- puterinya. "Aku hendak pergi jauh dan lama. Oleh-oleh apakah yang kalian inginkan?"

tanya raja. "Aku ingin perhiasan yang mahal," kata Puteri Jambon. "Aku mau kain sutra yang berkilau-kilau," kata Puteri Jingga. 9 anak raja meminta hadiah yang mahal-mahal pada ayahanda mereka. Tetapi lain halnya dengan Puteri Kuning. Ia berpikir sejenak, lalu memegang lengan ayahnya. "Ayah, aku hanya ingin ayah kembali dengan selamat,"

katanya. Kakak-kakaknya tertawa dan mencemoohkannya. "Anakku, sungguh baik perkataanmu. Tentu saja aku akan kembali dengan selamat dan kubawakan hadiah indah buatmu," kata sang raja. Tak lama kemudian, raja pun pergi.

Selama sang raja pergi, para puteri semakin nakal dan malas. Mereka sering membentak inang pengasuh danmenyuruh pelayan agar menuruti mereka. Karena sibuk menuruti permintaan para puteri yang rewel itu, pelayan tak sempat membersihkan taman istana. Puteri

Kuning sangat sedih melihatnya karena taman adalah tempat kesayangan ayahnya. Tanpa ragu, Puteri Kuning mengambil sapu dan mulai membersihkan taman itu.

Daun-daun kering dirontokkannya, rumput liar dicabutnya, dan dahan-dahan pohon dipangkasnya hingga rapi. Semula inang pengasuh melarangnya, namun Puteri Kuning tetap berkeras mengerjakannya.

Kakak-kakak Puteri Kuning yang melihat adiknya menyapu, tertawa keras-keras.

"Lihat tamaknya kita punya pelayan baru,"kata seorang diantaranya. "Hai pelayan! Masih ada kotoran nih!" ujar seorang yang lain sambil melemparkan sampah. Taman istana yang sudah rapi, kembali acak-acakan. Puteri Kuning diam saja dan menyapu sampah- sampah itu. Kejadian tersebut terjadi berulang-ulang sampai Puteri Kuning kelelahan.

Dalam hati ia bisa merasakan penderitaan para pelayan yang dipaksa mematuhi berbagai perintah kakak-kakaknya.

"Kalian ini sungguh keterlaluan. Mestinya ayah tak perlu membawakan apa-apa untuk kalian. Bisanya hanya mengganggu saja!" Kata Puteri Kuning dengan marah.

(16)

"Sudah ah, aku bosan. Kita mandi di danau saja!" ajak Puteri Nila. Mereka meninggalkan Puteri Kuning seorang diri. Begitulah yang terjadi setiap hari, sampai ayah mereka pulang. Ketika sang raja tiba di istana, kesembilan puteri nya masih bermain di danau, sementara Puteri Kuning sedang merangkai bunga di teras istana. Mengetahui hal itu, raja menjadi sangat sedih. "Anakku yang rajin dan baik budi! Ayahmu tak mampu memberi apa-apa selain kalung batu hijau ini, bukannya warna kuning kesayanganmu!" kata sang raja.

Raja memang sudah mencari-cari kalung batu kuning di berbagai negeri, namun benda itu tak pernah ditemukannya. "Sudahlah Ayah, tak mengapa. Batu hijau pun cantik!

Lihat, serasi benar dengan bajuku yang berwarna kuning," kata Puteri Kuning dengan lemah lembut. "Yang penting, ayah sudah kembali. Akan kubuatkan teh hangat untuk ayah," ucapnya lagi. Ketika Puteri Kuning sedang membuat teh, kakak- kakaknya berdatangan. Mereka ribut mencari hadiah dan saling memamerkannya. Tak ada yang ingat pada Puteri Kuning, apalagi menanyakan hadiahnya. Keesokan hari, Puteri Hijau melihat Puteri Kuning memakai kalung barunya. "Wahai adikku, bagus benar kalungmu!

Seharusnya kalung itu menjadi milikku, karena aku adalah Puteri Hijau!" katanya dengan perasaan iri. Ayah memberikannya padaku, bukan kepadamu," sahut Puteri Kuning.

Mendengarnya, Puteri Hijau menjadi marah. Ia segera mencari saudara-saudaranya dan menghasut mereka. "Kalung itu milikku, namun ia mengambilnya dari saku ayah. Kita harus mengajarnya berbuat baik!" kata Puteri Hijau. Mereka lalu sepakat untuk merampas kalung itu. Tak lama kemudian, Puteri Kuning muncul. Kakak- kakaknya menangkapnya dan memukul kepalanya. Tk disangka, pukulan tersebut menyebabkan Puteri Kuning meninggal. "Astaga! Kita harus menguburnya!" seru Puteri Jingga. Mereka beramai-ramai mengusung Puteri Kuning, lalu menguburnya di taman istana. Puteri Hijau ikut mengubur kalung batu hijau, karena ia tak menginginkannya lagi.

Sewaktu raja mencari Puteri Kuning, tak ada yang tahu kemana puteri itu pergi.

Kakak-kakaknya pun diam seribu bahasa. Raja sangat marah. "Hai para pengawal! Cari dan temukanlah Puteri Kuning!" teriaknya. Tentu saja tak ada yang bisa menemukannya.

Berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan, tak ada yang berhasil mencarinya. Raja sangat sedih. "Aku ini ayah yang buruk," katanya." Biarlah anak- anakku kukirim ke tempat jauh untuk belajar dan mengasah budi pekerti!" Maka ia pun mengirimkan puteri- puterinya untuk bersekolah di negeri yang jauh. Raja sendiri sering termenung-menung di taman istana, sedih memikirkan Puteri Kuning yang hilang tak berbekas.

Suatu hari, tumbuhlah sebuah tanaman di atas kubur Puteri Kuning. Sang raja heran melihatnya. "Tanaman apakah ini? Batangnya bagaikan jubah puteri, daunnya bulat berkilau bagai kalung batu hijau, bunganya putih kekuningan dan sangat wangi! Tanaman ini mengingatkanku pada Puteri Kuning. Baiklah, kuberi nama ia Kemuning.!" kata raja dengan senang. Sejak itulah bunga kemuning mendapatkan namanya. Bahkan, bunga- bunga kemuning bisa digunakan untuk mengharumkan rambut. Batangnya dipakai untuk membuat kotak-kotak yang indah, sedangkan kulit kayunya dibuat orang menjadi bedak.

Setelah mati pun, Puteri Kuning masih memberikan kebaikan

Sumber : http://dongeng.org/hikayat.bunga-kemuning Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat !

1) Diskusikanlah dalam kelompok mengenai unsur unsur intrinsik dan tuliskan dalam tabel dibawah ini beserta kalimat pembuktian!

(17)

No Unsur Intrinsik Kalimat Pembuktian

1.

2.

3.

4.

5.

2. Analisislah nilai nilai yang terdapat pada teks “Hikayat Bunga Kemuning”!

3. Presentasikanlah hasil diskusi kelompokmu lalu kelompok lain menanggapi!

Asesmen Formati f dan Sumatif

RUBRIK PENILAIAN UNTUK KETERAMPILAN MENYIMAK Tanggal:

Kelas:

Rentang nilai antara 0 – 100.

No Nama Aspek Penilaian Rerata

(18)

Siswa Kesesuaian Jumlah isi

Ketepatan rincian

Ketepatan simpulan

Penggunaan bahasa 1.

2.

3.

dst Refleksi

Guru

●Apakah kegiatan belajar berhasil? Apakah CP tercapai?

●Apakah siswa mengikuti pembelajaran dengan antusias?

●Apakah semua siswa mendapatkan dukungan yang semestinya untuk belajar?

●Apakah alokasi waktu cukup tersedia?

●Kesulitan apa yang dialami?

●Apa langkah yang perlu dilakukan untuk memperbaiki proses belajar?

Diferensias i

● Pengayaan:

Untuk siswa yang tertarik mendalami topik ini lebih lanjut, guru bisa memberi pengayaan berupa proyek penyelidikan dongeng yang memiliki kaitan dengan kesejarahan.

● Remedial:

Guru perlu mengetahui keterampilan siswa dalam membaca dan menyimak agar dapat memilihkan kompleksitas dan panjang teks yang sesuai untuk siswa.

Untuk siswa dengan hambatan belajar, guru bisa menggunakan teks yang lebih pendek dan bergambar.

referensi ●Capaian Pembelajaran Bahasa Indonesia Fase E Kelas 10 SMA.

●https://kbbi.kemdikbud.go.id/

●Emilia, Emi. Pendekatan Genre-Based dalam Pengajaran Bahasa Inggris: Petunjuk untuk Guru. Rizqi Press: 2011.

●http://ojs.uho.ac.id/index.php/HUMANIKA/article/viewFile/611/pdf

●https://repository.usd.ac.id/7898/2/121224041_full.pdf

●https://sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id/laman/index.php?r=tpost/index&ikat=4

(19)

●http://lsc.cornell.edu/notes.html

Referensi

Dokumen terkait

Pertanyaan ini harus tetap berkaitan dengan materi menulis cerita fantasi.Menunjukkan rasa ingin tahu dan keterbukaan pikiran- Pengambilan Keputusan yang Bertanggung Jawab

Pada akhir Bab VII ini, guru telah memetakan peserta didik sesuai dengan kemampuan masing- masing melalui asesmen formatif dalam • memahami instruksi yang disampaikan secara aural; •

 Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar secara mandiri dengan kelompoknya masing-masing, mengenai :  Guru mengarahkan peserta didik untuk mempresentasikan

 Kegiatan Inti  Guru memberikan penjelasan secara singkat terhadap paparan materi yang telah disampaikan pada pertemuan sebelumnya tentang menulis secara runut dan sistematis untuk

 Peserta didik mengamati dan menyimak dengan baik paparan materi atau tayangan gambar/video yang disampaikan oleh guru mengenai Teks prosedur lisan “Membuat Sorbet Buah Gampang dan

Guru menjelaskan tentang penggunaan tanda titik dan memberi contoh, kemudian meminta peserta didik mengerjakan asesmen formatif dengan bimbingan guru.. Pertemuan Ketiga Sub Tema :

Guru menyampaikan tujuan yang akan dicapai pada pembelajaran hari ini Inti 35 Menit Orientasi peserta didik pada masalah Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan stimulus tentang

asesmen formatif: pengambilan data kemajuan belajar yang dapat dilakukan oleh guru atau peserta didik dalam proses pembelajaran asesmen sumatif: penilaian hasil belajar secara