AGGREGATE PLANNING SMOOTH PRODUCTION DATA
HASIL
Keterangan:
RT dihasilkan dari rata-rata demand yaitu 6000 unit/4 = 1500 unit.
Inventory:
Periode 1 dihasilkan dari RT: 1500 unit – D: 1200 unit = 300 unit (inventory)
Periode 2 dihasilkan dari RT: 1500 unit – D: 1500 unit = 0, maka inventory masih tetap = 300 unit
Periode 3 dihasilkan dari RT: 1500 unit – D: 1900 unit = - 400 unit kemudian dilengkapi inventory 300 unit sehingga terdapat shortage (kekurangan produksi) sebesar 100 unit.
Periode 4 dihasilkan dari RT: 1500 unit – D: 1400 unit = inventory sebesar 100 unit, karena terdapat shortage sebesar 100 unit maka untuk melengkapinya diambil dari inventory sebesar 100 unit, sehingga inventory pada periode 4 adalah o unit
Cost :
Biaya RT = 6000 unit x $8/unit = $48000 Biaya inventory = 600 unit x $3/unit = $1800 Biaya shortage = 100 unit x $4/unit = $400 Total biaya = $48000+$1800+$400 = $50200 GRAFIK
PRODUCTION
CUMULATIVE PRODUCTION
STARTING INVENTORY AND PREVIOUS PRODUCTION DATA
Keterangan : Adainitial inventorysebesar 100 unit HASIL
Keterangan :
RT dihasilkan dari rata-rata demand yaitu 6000 unit/4 = 1500 unit.
Inventory:
Periode 1 dihasilkan dari RT: 1500 unit – D: 1200 unit = 300 unit ditambah initial inventory sebesar 100 unit = 400 unit
Perode 2 dihasilkan dari RT: 1500 unit – D: 1500 unit = 0, maka inventory masih tetap = 400 unit
Periode 3 dihasilkan dari RT: 1500 unit – D: 1900 unit = - 400 unit, karena ada inventory sebesar 400 unit maka bisa di lengkapi kekurangan tersebut sehingga menjadi 0 unit.
Periode 4 dihasilkan dari RT: 1500 unit – D: 1400 unit = inventory sebesar 100 unit.
Cost :
Biaya RT = 6000 unit x $8/unit = $48000 Biaya inventory = 900 unit x $3/unit = $2700 Total biaya = $48000+$2700= $50700 GRAFIK
PRODUCTION
CUMULATIVE PRODUCTION
SMOOTH PRODUCTION (AVERAGE NET DEMAND) DATA
HASIL
Keterangan:
RT dihasilkan dari 6000 unit – initial inventory sebesar 100 unit = 5900 unit, maka 5900 unit/ 4 periode = 1475 unit
Inventory:
Periode 1 dihasilkan dari RT: 1475 unit – D: 1200 unit = 275 unit ditambah initial inventory sebesar 100 unit = 375 unit
Perode 2 dihasilkan dari RT: 1475 unit – D: 1500 unit = - 25 unit, maka inventory menjadi = 350 unit
Periode 3 dihasilkan dari RT: 1475 unit – D: 1900 unit = - 425 unit, karena ada inventory sebesar 350 unit maka masih terjadi shortage (kekurangan) sebesar 75 unit.
Periode 4 dihasilkan dari RT: 1475 unit – D: 1400 unit = 75 unit sehingga inventory menjadi 0 unit.
Cost :
Biaya RT = 5900 unit x $8/unit = $47200 Biaya inventory = 725 unit x $3/unit = $2175 Biaya shortage = 75 unit x $4/unit = $300 Total biaya = $47200+$2175+ $300= $49675
USING OVERTIME AND SUBCONTRACTING SMOOTH PRODUCTION (AVERAGE NET DEMAND)
DATA
HASIL
KETERANGAN:
Total (units) = 6000 unit, untuk rata-rata produksi = 6000/4 = 1500 unit (RT, OT dan SC) Periode 1 = Demand = 1200 unit, untuk melengkapi demand maka RT = 1000 unit, OT
= 100 unit dan SC = 400 unit total menjadi 1500 unit berarti ada inventory sebesar 300 unit.
Periode 2 = Demand = 1500 unit, untuk melengkapi demand maka RT = 1000 unit, OT
= 100 unit dan SC = 400 unit total menjadi 1500 unit berarti tidak ada
inventory tetapi inventory pada periode 1 menjadi bagian inventory periode 2 yaitu sebesar 300 unit.
Periode 3 = Demand = 1900 unit, untuk melengkapi demand maka RT = 1000 unit, OT
= 100 unit dan SC = 400 unit total menjadi 1500 unit, terjadi kekurangan produksi sebesar 400 unit, dilengkapi dengan inventory sebesar 300 unit sehingga inventory pada periode 3 menjadi 0 (nol) dan masih kurang 100 unit yang kemudian tercatat padashortagesebesar 100 unit.
Periode 4 = Demand = 1400 unit, untuk melengkapi demand RT = 1000 unit, OT = 100 unit dan SC = 400 unit total menjadi 1500 unit, terjadi kelebihan produksi sehingga bisa menutupi kekurangan yang ada pada periode 3 yaitu shortage
= 100 unit. Maka shortage pada periode 4 menjadi 0 (nol).
Total cost: RT+OT+SC+Inventory+Shortage RT = 4000 unit x $8/unit = $32000 OT = 400 unit x $9/unit = $3600 SC = 1600 unit x $11/unit = $17600 Inventory = 600 unit x $3/unit = $1800 Shortage = 100 unit x $4/unit =$400
TOTAL COST= $32000+$3600+$17600+$1800+=$400 = $55400
WHEN SUBCONTRACTING IS LESS EXPENSIVE THAN OVERTIME DATA
Terjadi perubahan harga overtime menjadi $13 HASIL
KETERANGAN:
Total (units) = 6000 unit, untuk rata-rata produksi = 6000/4 = 1500 unit (RT, OT dan SC) Periode 1 = Demand = 1200 unit, untuk melengkapi demand maka RT = 1000 unit,
dan SC = 500 unit total menjadi 1500 unit berarti ada inventory sebesar 300 unit.
Periode 2 = Demand = 1500 unit, untuk melengkapi demand maka RT = 1000 unit, dan SC = 500 unit total menjadi 1500 unit berarti tidak ada inventory tetapi inventory pada periode 1 menjadi bagian inventory periode 2 yaitu sebesar 300 unit.
Periode 3 = Demand = 1900 unit, untuk melengkapi demand maka RT = 1000 unit, dan SC = 500 unit total menjadi 1500 unit, terjadi kekurangan produksi sebesar 400 unit, dilengkapi dengan inventory sebesar 300 unit sehingga inventorypada periode 3 menjadi 0 (nol) dan masih kurang 100 unit yang kemudian tercatat padashortagesebesar 100 unit.
Periode 4 = Demand = 1400 unit, untuk melengkapi demand RT = 1000 unit, dan SC = 500 unit total menjadi 1500 unit, terjadi kelebihan produksi sehingga bisa menutupi kekurangan yang ada pada periode 3 yaitu shortage = 100 unit.
Maka shortage pada periode 4 menjadi 0 (nol).
Total cost: RT+OT+SC+Inventory+Shortage RT = 4000 unit x $8/unit = $32000 SC = 2000 unit x $11/unit = $22000 Inventory = 600 unit x $3/unit = $1800 Shortage = 100 unit x $4/unit =$400
TOTAL COST= $32000+$22000+$1800+=$400 = $56200 GRAFIK
LOST SALES DATA
HASIL
KETERANGAN:
Total (units) = 6000 unit, untuk rata-rata produksi = 6000/4 = 1500 unit (RT, OT dan SC) Periode 1 = Demand = 1200 unit, untuk melengkapi demand maka RT = 1000 unit,
dan SC = 500 unit total menjadi 1500 unit berarti ada inventory sebesar 300 unit.
Periode 2 = Demand = 1500 unit, untuk melengkapi demand maka RT = 1000 unit, dan SC = 500 unit total menjadi 1500 unit berarti tidak ada inventory tetapi
inventory pada periode 1 menjadi bagian inventory periode 2 yaitu sebesar 300 unit.
Periode 3 = Demand = 1900 unit, untuk melengkapi demand maka RT = 1000 unit, dan SC = 500 unit total menjadi 1500 unit, terjadi kekurangan produksi sebesar 400 unit, dilengkapi dengan inventory sebesar 300 unit sehingga inventorypada periode 3 menjadi 0 (nol) dan masih kurang 100 unit yang kemudian tercatat padashortagesebesar 100 unit.
Periode 4 = Demand = 1400 unit, untuk melengkapi demand RT = 1000 unit, dan SC = 500 unit total menjadi 1500 unit, terjadi kelebihan produksi sehingga ada inventorysebesar 100 unit dan kekurangan yang ada pada periode 3 yaitu shortage = 100 unit disebutlost sales.
Total cost: RT+OT+SC+Inventory+Shortage RT = 4000 unit x $8/unit = $32000 SC = 2000 unit x $11/unit = $22000 Inventory = 700 unit x $3/unit = $2100 Shortage = 100 unit x $4/unit =$400
TOTAL COST= $32000+$22000+$2100+=$400 = $56500 GRAFIK
THE PRODUCE TO DEMAND (NO INVENTORY) STRATEGY DATA
HASIL
Keterangan:
Total demand = 6000 unit dengan RT capasitas =2000/periode maka :
RT production = RT kapasitas masing-masing untuk RT prod 1 = 1200 unit , RT prod 2 = 1500 unit, RT prod 3 = 1900 unit dan RT prod 4 = 1400 unit, total RT prod = 6000 unit.
Periode 1 = bernilai o (nol) karena belum ada kenaikan dan penurunan produksi Periode 2 = 300 unit increase, karena ada kenaikan dari 1200 unit menjadi 1500
unit yaitu sebesar 300 unit.
Periode 3 = 400 unit increase, karena ada kenaikan dari 1500 unit menjadi 1900 unit yaitu sebesar 400 unit
Periode 4 = 500 unit decrease, kerena ada penurunan dari 1900 unit menadi 1400 unit yaitu sebesar 500 unit.
Karena semua periode terpenuhi pada RT maka tidak ada OT dan SC, sehingga increase dan decrease dihitung biayanya
Total cost
= RT prod cost+ Incease cost+ Decrease cost
= (6000 x $8/unit) + (700 x $5/unit) + (500 x $6/unit)
= $48000+$3500+$3000
= $54,500
Gambar grafik cumulative production
Gambar histogram production
INCREASE AND DECREASE CHARGING DATA
HASIL
KETERANGAN
Total demand = 6000 unit, RT capacity = 1500 unit/periode, OT capacity = 500 unit/periode dan SC capacity = 500 unit/periode.
Periode 1 = Untuk memenuhi demand sebesar 1200 unit, maka RT prod= 1200 unit, tidak ada OT prod, unit increase dan unit decrease.
Periode 2 = Untuk memenuhi demand sebesar 1500 unit, maka RT prod = 1500 unit, ada kenaikan sebesar 300 unit dari 1200 unit menjadi 1500 unit.
Periode 3 = Untuk memenuhi demand sebesar 1900 unit, maka dengan RT prod = 1500 unit sehingga ada OT prod= 400 unit, tidak ada unit increase dan unit decrease
Periode 4 = Untuk memenuhi demand sebesar 1400 unit, maka RT prod= 1400 unit, tidak ada OT prod dan unit increase, ada 100 unit penurunan dari 1500 unit menjadi 1400 unit.
Pada periode 2 dan 4 ada pemenuhan demand pada RT capacity sehingga dapat dilihat ada tidaknya increase dan decrease production, sedangkan pada periode 1 dan 3 tidak bisa terpenuhi pada RT sehingga ada OT
Total cost
= RT prod cost + OT prod cost + unit increase cost + unit decrease cost
= (5600 unit x $8/unit) + (400 unit x $9/unit) + (300 unit x $5/unit) + (100 unit x $6/unit)
= $50,500
GAMBAR GRAFIK CUMULATIVE PRODUCTION
GAMBAR HISTOGRAM PRODUCTION
TRANSPORTATION MODEL DATA
HASIL
Aggregate Planning
Keterangan:
Untuk penyelesaian pada transportation model harus melihat demand dan kapasitas RT, OT, dan SC, pengisian pada setiap periode tidak boleh melebihi kapasitas setiap periodenya.
Periode 1 :
Demand sebesar 800 unit akan dipenuhi pada periode 1 sebesar 775 unit (RT) ditambah dengan 25 unit dari initial inventory sehingga demand periode 1 terpenuhi yaitu 800 unit.
Periode 2 :
Demand sebesar 1000 unit, dipenuhi pada periode 2 sebesar 800 unit (RT)+25 unit (RT periode 1)+100 unit (OT Periode 1)+75 unit (OT periode 2) sehingga demand periode 2 terpenuhi yaitu 1000 unit.
Kapasitas RT periode 1 telah terpenuhi sebesar 800 unit = 775 unit + 25 unit.
Kapasitas OT periode 1 telah terpenuhi sebesar 100 unit.
Periode 3 :
Demand sebesar 900 unit, dipenuhi pada periode 3 sebesar 800 unit (RT)+25 unit (OT periode 2)+ 75 unit (OT periode 3) sehingga demand pada periode 3 terpenuhi 900 unit.
Kapasitas OT periode 2 telah terpenuhi sebesar 100 unit = 75 unit + 25 unit.
Kapasitas OT periode 3 belum terpenuhi, kurang 25 unit dari 75 unit yang digunakan untuk melengkapi demand 900 unit.
Periode 4 :
Demand sebesar 1200 unit, dipenuhi pada periode 4 sebesar 800 unit (RT)+100 unit (OT)+25 unit (OT periode 3) + 275 unit (SC periode 4).
Kapasitas OT periode 3 telah terpenuhi sebesar 100 unit= 75 unit+25 unit Kapasitas RT periode 4 terpenuhi 800 unit.
Kapasitas OT periode 4 terpenuhi 100 unit.
Kapasitas SC periode 4 hanya untuk melengkapi kekurangan produksi yaitu sebesar 275 unit.
Transportation Model
Perhitungan optimal cost:
Periode 1 = (25 unit x 0)+[775 unit x 27(RT cost periode 1)]
Periode 2 = [25 unit x 32(RT cost periode 1)]+[100 unit x 39(OT cost periode 1)] + [800 unit x 27(RT cost periode 2)] +[75 unit x 34(OT cost periode 2)]
Periode 3 = [25 unit x 39(OT cost periode 2)]+ [800 unit x 27(RT cost periode 3)] + (75 unit x 34(OT cost periode 3)]
Periode 4 = [25 unit x 39(OT cost periode 3)] + [800 unit x 27(RT cost periode 4)] + [100 unit x 34(OT cost periode 4)] + [275 unit x 60(SC cost periode 4)]