• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSPEKTIF AL-QUR’AN (ANALISIS TEMATIK PADA TAFSIR FI ZHILÂL AL-QUR’ÂN KARYA

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PERSPEKTIF AL-QUR’AN (ANALISIS TEMATIK PADA TAFSIR FI ZHILÂL AL-QUR’ÂN KARYA "

Copied!
147
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Identifikasi Masalah

Tafsir ayat-ayat Alquran terkait fenomena ghazw al-fikr dari sudut pandang mufassir. Perlunya sarana dan prasarana agar dapat dimanfaatkan oleh Barat dalam menyusup ke ghazw al-fikr.

Pembatasan Masalah

Perumusan Masalah

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tinjauan Pustaka

25 Ahmad Husein Harahap, “Ghazw al-fikr dalam Sosial Politik dalam Pemikiran Abdul Shabur Marzuq”, tesis, Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2016. Sedangkan penelitian penulis secara khusus membahas ayat-ayat yang berkaitan dengan ghazw al-fikr dari sudut pandang mufassir melihat.

Metodologi Penelitian

  • Jenis Penelitian
  • Sumber Data
  • Teknik dan Metode Pengumpulan Data
  • Metode Analisis Data

Teknik dan Sistematika Penulisan

SEKILAS TENTANG GHAZW AL-FIKR DAN DAMPAKNYA

Latar Belakangdan Perkembangan Ghazw al-fikr

Ibnu Saba' mencuci otak orang-orang Arab Badui dan orang-orang yang baru masuk Islam secara besar-besaran dan menipu kebodohan dan ketidakpahaman mereka terhadap nilai-nilai Al-Qur'an. Ia kemudian mengarang fitnah dan melakukan berbagai bentuk kejahatan di sekitar mereka hingga 'Utsman bin 'Affân terbunuh di tangan sekelompok pengkhianat yang mengikuti jejak Ibnu Saba dan dilatih olehnya untuk menjadi musuh Islam dan kaum muslimin.

Program-program Ghazw al-fikr

  • Westernisasi
  • Sekularisme
  • Liberalisme
  • Modernisme Agama
  • Pluralisme Agama
  • Feminisme

Hal ini dapat kita pahami dengan melihat penistaan ​​mereka terhadap fikih, ushul fiqih dan bahasa al-Qur'an.31 Gerakan orientalis dengan demikian merupakan 'pabrik' yang melahirkan berbagai keraguan dan kebohongan. Isu-isu seperti membolehkan perempuan menjadi menteri (petugas khutbah) dan imam shalat Jum'at, pembagian harta warisan yang sama antara laki-laki dan perempuan, Alquran bermasalah karena bias gender, hadis-hadis Nabi penuh keberpihakan terhadap laki-laki, dll. menurut saya, yang benar adalah melihat dasar-dasar fikih Islam mulai dari Al-Qur'an, dan sepertinya kita perlu interpretasi baru terhadapnya.

Setiap interpretasi menggambarkan kecerdasan pada masanya, kecuali hari ini, kami tidak memiliki interpretasi modern yang secara sempurna mewakili kebutuhan saat ini." Ia mensinyalir bahwa pemahaman Al-Qur'an dapat berubah sesuai dengan perubahan zaman, perkembangan pemikiran manusia dan dinamikanya. Pada hakekatnya ajaran as-Sunnah merupakan pilar utama dalam penafsiran Al-Qur'an, karena Al-Qur'an diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad SAW, agar beliau menjelaskannya kepada umat manusia dan mengajarkannya kepada mereka. Meskipun sumber utama ajaran Islam sama yaitu Al-Quran dan As-Sunnah, namun dalam pemahaman dan pelaksanaannya mengalami penyesuaian dan perbedaan yang disesuaikan dengan kondisi perkembangan masyarakat.

Namun perbedaan ini tidak mengubah teks al-Qur'an dan hadits serta menolak hal-hal yang bersifat qath'i (definitif) dalam pengertian 'aqîdah. Padahal Al-Qur'an menjelaskan bahwa Ahlul Kitab digunakan untuk "menyimpang" agama mereka dalam Surat Al-Baqarah ayat 179.60. Ayat-ayat Alquran yang menolak paham pluralisme terdapat dalam surat Ali Imran ayat 81-82.

Strategi dalam Menerapkan Ghazw al-Fikr

Dampak Negatif Fenomena Ghazw al-Fikr terhadap Kehidupan

  • Penghancuran Akidah dan Akhlak
  • Penetrasi Budaya

Solusi dalam Menghadapi Fenomena Ghazw al-Fikr

Sadar bahwa kita saat ini berada di bawah dominasi ghazw al-fikr, ada musuh yang membenci Islam dan selalu bekerja keras dan bersatu untuk menjauhkan kita dari Islam yang sebenarnya. Kualitas keislaman kita sebenarnya sangat ditentukan oleh seberapa besar akidah yang tertanam dalam hati kita, bukan ditentukan oleh berapa umur kita dalam Islam.87 d.Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya) dan Ulil Amri di antara kamu.

Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Quran) dan Rasul (Sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Mengadakan aktiviti-aktiviti yang menitikberatkan kefahaman Islam diikuti dengan pengamalannya di dalam hati penganutnya, contohnya seperti pembaikan dalaman, yang dilakukan dengan meningkatkan kebersihan, disiplin, keteraturan, memperbaiki khulqiyah (tingkah laku), kepada pembaikan secara besar-besaran, seperti. sebagai meningkatkan sumber manusia.90 Keasyikan memperbaiki tingkah laku agar lebih selari dengan akhlak al-Quran dapat menimbulkan kesedaran dan mencegah pengaruh negatif ghazw al-fikr. Beliau dibesarkan dalam keluarga yang harmoni dan taat beragama, banyak membaca dan mendengar Al-Quran dan mengadakan perjumpaan kumpulan yang di dalamnya dibacakan ayat-ayat Al-Quran.

Ayah Qutb bernama al-Hajj Qutb bin Ibrâhîm Husain Asy-Syâdzilî, seorang ayah yang mencintai ilmu dan fokus pada pendidikan dan anak-anaknya pada ajaran Islam dan mencintai Al-Qur'an. Hal ini mempengaruhi kehidupan Sayyid Qutb dan membentuknya menjadi sosok yang termasyhur, baik dalam bidang ilmu sosial, politik, bahasa maupun pendidikan. Hal inilah yang membuatnya menjadi pribadi yang berwibawa dan terhormat, konsisten dalam agamanya, teguh, berkomitmen dan dermawan.2 Pekerjaannya adalah seorang petani terhormat yang relatif berkecukupan dan menjadi anggota Komisaris Partai Nasionalis i.

BIOGRAFI SAYYID QUTHB DAN PROFIL KITAB

Profil Kitab Tafsir Fî Zhilâl al-Qur’ân

Pelaku Ghazw al-fikr

Dia tidak akan memberikan kekuasaan kepada setan kecuali atas orang-orang yang melupakan Tuhan mereka, Malik mereka dan Ilah mereka. Adapun orang yang selalu mengingat-Nya, maka akan selamat dari kejahatan dan ajakan-ajakan halus-Nya. Ahlul Kitab tidak memandang rendah terbitnya kebangkitan Islam sekarang, kecuali karena umat Islam beriman kepada Allah dan Al-Qur'an yang diturunkan kepada mereka.

Ini adalah Al-Qur'an yang mengesahkan kitab-kitab suci sebelumnya (sebelum diubah) yang diturunkan kepada Ahli Kitab. 23. Allah, dalam firman-Nya yang lain, menegaskan permusuhan antara Ahli Kitab dan orang-orang musyrik. 25 Sayyid Quthb, Tafsir Fi Zhilalil-Qur'an (Di Bawah Naungan Al-Quran), terj. kata sendi/ayat) dengan huruf wawu dalam struktur bahasa Arab 26.

Menyebut mereka di awal memberi kesan bahwa mereka ada sebagai Ahli Kitab seperti orang-orang musyrik yang merupakan musuh orang-orang beriman yang sangat ganas. Orang-orang Yahudilah yang memprovokasi rakyat jelata dan kelompok kecil serta memuntahkan berbagai macam fitnah untuk membunuh Utsman dan peristiwa tragis selanjutnya. Oleh karena itu, mereka tidak senang dengan umat Islam yang konsisten dan taat pada agamanya.

Metode Penerapan Ghazw al-fikr

Ahli Kitab mengetahui bahawa Al-Quran adalah wahyu yang diturunkan oleh Tuhannya kepada Rasulullah, sebagaimana yang diturunkan kepada rasul-rasul sebelum baginda. Ahli Kitab mengetahui hakikat ini dalam Islam dengan sangat baik, sebagaimana mereka mengenali anak-anak mereka. Realiti sejarah selama empat belas abad mendedahkan fakta yang tidak berubah yang dinyatakan oleh Al-Quran dalam ayat ini.

Studi-studi ini menunjukkan betapa luasnya pengetahuan Ahli Kitab tentang agama ini dan sejarahnya. Saat mereka mengungkapkan faktor-faktor kekuatan dalam agama Islam ini, mereka juga bermaksud untuk menginformasikan sesama umat Kitab tentang bahaya agama ini dan rahasia kekuatannya. Oleh karena itu, dikatakan bahwa mereka mengenal agama ini sebagaimana mereka mengenal anak-anak mereka sendiri.

Menurut Sayyid Qutb, Ahli Kitab sudah mengetahui agama Islam dan seluk beluknya; sumber kekuatannya, cara berurusan dengannya, dan metode merusak ajarannya. Ada puluhan bahkan ratusan orang Yahudi dan Nasrani yang mempelajari Islam secara mendalam, antara lain sejarah Islam, sejarah nabi, fikih, tasawuf, tafsir Alquran, ilmu hadits, dan mereka menulis teks-teks tentang kebudayaan Islam. Bahkan, Bani Israil pun ikut memeranginya dengan menyebarkan desas-desus bohong, seperti yang terjadi pada kasus ifki hadis (berita bohong) di bawah koordinasi Abdullah bin Ubay bin Salul.

Tujuan Penciptaan Ghazw al-Fikr (QS. Al-Baqarah [2]: 120) 103

Iaitu perang akidah yang timbul antara pasukan Islam dan dua pasukan yang juga ada perbalahan dan perselisihan faham di antara mereka, tetapi bersama-sama memerangi Islam dan masyarakat Islam. Mereka menguji semangat umat Islam dalam hubungan dengan agama dan akidah mereka apabila mereka berhadapan dengan orang Islam di bawah panji-panji akidah. Kemudian orang-orang Yahudi dan Nasrani menukar bendera perang mereka dengan tidak lagi berperang atas nama akidah kerana takutkan roh orang Islam dalam mempertahankan akidah dan akidah mereka.

Informasi yang benar dari Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana terus terngiang-ngiang dan mengingatkan umat Islam untuk tidak menyerah. Sayyid Qutb menegaskan bahwa persoalan akidah adalah persoalan abadi karena tujuan utama mereka adalah memalingkan umat Islam dari agamanya dan kemudian mengikuti kesesatan, kemusyrikan dan persepsi buruk mereka. Dalam Alquran, fenomena ghazw al-fikr ini terjadi karena setan dengan kesombongan dan dendamnya membisikkan pikiran-pikiran jahat kepada Nabi Adam dan Hawa dengan tujuan tidak menaati perintah Allah dan mengundang murka-Nya.

Sayyid Qutb menegaskan bahwa tujuan utama mereka tidak lain adalah untuk mengalihkan umat Islam dari ajaran agamanya, khususnya Al-Qur'an, kemudian mengikuti kesesatan, kemusyrikan dan persepsi buruk mereka. Sayyid Qutb menjelaskan ayat-ayat Al-Qur'an dengan agak panjang dan lengkap, ayat demi ayat. Musuh-musuh Islam bersatu dan bekerja sama dalam mempelajari Al-Qur'an, menemukan sumber kekuatannya, cara menghadapinya dan metode merusak ajarannya, mempelajarinya dan mengetahuinya seperti mereka mengenal anak-anak mereka, sebagaimana dinyatakan dalam surat Al-An am ayat 20.

Saran

Hasil fenomena ghazw al-fikr ini sudah boleh dilihat sebagai akibat dalam kehidupan seharian, menjangkiti muda dan tua. Peperangan ini dimulakan dengan diri sendiri dengan mendalami ilmu agama Islam seterusnya melindungi keluarga daripada bahaya ghazw al-fikr khususnya daripada media yang digunakan sebagai wadah utama musuh Islam menyebarkan ajaran sesat mereka. Menurut penulis, adalah lebih baik sekiranya seminar dan perbincangan sering diadakan secara besar-besaran khususnya kepada generasi muda atau melahirkan masyarakat yang mengembangkan dakwah khususnya dalam bidang ghazw al-fikr.

Penulis sendiri masih menganggap masih terdapat kekurangan dalam penelitian ini, karena pembahasan ghazw al-fikr masih sangat luas, sedangkan dalam penelitian ini masih terbatas. Fitria, Lina, “Revolusi Mental dalam Al-Qur’an (Studi Tafsir Fi Zhilalil Qur’an)”, Disertasi, Lampung: UIN Raden Intan, 2017. Harahap, Ahmad Husein, “Ghazw al-fikr dalam Sosial Politik dalam Pemikiran Abdul Shabur Marzuq”, disertasi, Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2016.

Misbah, Muhammad, Gaya Tafsir Sayyid Qutb dalam Dhilal Al-Qur'an, http://badaigurun.blogspot.com/2009/05/corak-penafsiran-sayyid-qutb-dalam.html diakses 8 Juli 2018. War Cross Periode VII, Final Akhir Pasukan Muslim, https://kumpuran.com/dinding-nostalgia/period-perang-salib-vii-victory-telak-pasukan-muslim, diakses 25 Juli 2018 Qaramaliki, Muhammad Hasan Qadrdan, Al - The Al-Qur'an dan pluralisme agama. Abdurrahman Arfan, Jakarta: Sadra International Institute, 2011 Qutb, Sayyid, Tafsir Fi Jhilalil-Qur'an (Di Bawah Naungan Al-Qur'an),.

Referensi

Dokumen terkait

Silverman , University of California, San Diego School of Medicine, United States Managing Editor 1.. Lina Handayani , Universitas Ahmad Dahlan, Indonesia Associate Editors