Praktikum Titik Isoelektrik Nama : Hellen AD Kurnia
NIM : P17120223055
Kelas/Kelompok : D3 Anafarma 2B/ Kelompok 6 Tujuan
Mahasiswa dapat mempraktekkan cara pemisahan protein dari garam-garam anorganik maupun dari campurannya pada titik isoelektrik.
Dasar Teori
Titik Isoelektrik adalah suatu nilai pH dimana protein memiliki jumlah muatan negatif yang sama dengan jumlah muatan positifnya, atau dengan kata lain protein bermuatan netral atau tidak bermuatan (Asfar et al., 2019). Menurut pendapat
Sudarmadji, Bambang, dan Suhardi (1996) bahwa titik isoelektrik adalah pH pada saat protein memiliki kelarutan terendah dan mudah membentuk agregat dan mudah diendapkan. Pemisahan protein sering kali dilakukan dengan menggunakan berbagai pelarut, elektrolit atau keduanya, untuk mengeluarkan fraksi protein yang berbeda menurut karakteristiknya (Murray, Brenner, Colwell, Devos, & Goodfellow, 1990).
Pemisahan protein dari berbagai campuran yang terdiri dari berbagai macam sifat asam- basa, ukuran dan bentuk protein dapat dilakukan dengan cara elektrofesa, kromatografi, pengendapan, dan perbedaan kelarutan.
Suatu protein dapat stabil pada larutannya disebabkan karena residu-residu asam-asam amino pada permukaannya yang bermuatan mengadakan interaksi dengan molekul-molekul pelarut. Mengendapkan protein ada beberapa cara yang dapat digunakan, yaitu dengan penambahan garamgaram anorganik, pengaturan pH, penambahan pelarut organik, penambahan protein basa (Fardiaz, 1987). Penentuan titikisoelektrik dapat dilakukan dengan penambahan pH asam dan basa serta dapat diamati dengan melihat banyaknya jumlah endapan dan kekeruhan yang dihasilkan masing-masing pH. Semakin banyak endapan yang dihasilkan berarti selisih muatan
listriknya antara positif dan negatif sama sehingga tidak dapat bergerak dan akan membentuk endapan. Maka titik isoelektrik dapat ditentukan pada pH ke berapa terjadi pengendapan yang paling banyak. mutu produk akhir yang dihasilkan (Ginting, 2018).
Kelarutan protein akan meningkat jika diberi perlakuan basa yang berlebih, hal ini terjadi karena ion positif pada larutan basa yang menyebabkan protein yang semula bermuatan netral menjadi muatan positif yang menyebabkan kelarutannya bertambah.
netral menjadi muatan positif yang menyebabkan kelarutannya bertambah. Semakin jauh perbedaan pH dari titik isoelektriknya maka kelarutan protein akan semakin meningkat (Lehninger, 1982). Pengendapan protein oleh asam terjadi cukup cepat karena adanya panas. Pertama-tama akan terjadi presipitasi yaitu pembentukan
presipitat atau partikel kecil yang melayang-layang dalam larutan dan dapat mengendap dalam waktu singkat (Suwedo, 1994). Presipitat tersebut akan saling bergabung
membentuk agregat (partikel yang lebih besar) dari presipitat tapi belum mengendap.
Jika jumlah agregat terus bertambah maka akan saling membentuk endapan. Titik isoelektrik ditentukan berdasarkan kekeruhan dan endapan karena pada titik dekat isoelektrik terjadi gaya tolak-menolak elektrostatik yang menyebabkan kelarutan minimum sehingga terjadi kekeruhan. Penentuan titik isoelektrik dapat diamati dengan menambahkan buffer asetat pada masing masing sampel dan dilakukan pengataman terhadap derajat kekeruhannya.
Alat dan Bahan Alat :
Pipet ukur
pH meter
Pengatur waktu (stopwatch)
Tabung reaksi 4 buah
Bunsen kaki tiga
Kawat kassa
Beaker glass
Rak tabung reaksi.
Bahan :
Larutan kasein
Akuades
Asam asetat 0,01 N
Asam asetat 0,1 N
Asam asetat 1 N.
Prosedur
1. Siapkan 4 tabung reaksi yang bersih dan kering 2. Masing-masing diisi dengan 1 mL larutan kasein
3. Pada setiap tabung masing-masing tambahkan 1 mL akuades, larutan asam asetat 0,01 N, asam asetat 0,1 N, dan asam asetat 1 N.
4. Kocoklah campuran dengan baik
5. catat derajat kekeruhannya setelah 0,10,dan 30 menit 6. Amati apa yang terjadi (terbentuk endapan dan kekeruhan) 7. Ukur pH dengan pH meter
8. Siapkan penangas air sederhana dengan menyusun beaker glass yang berisi air secukupnya diatas pembakar spirtus atau bunsen seperti pada gambar berikut :
9. Panaskan semua tabung reaksi diatas penangas air sederhana 10.Amati perubahan yang terjadi
11.Angkat tabung reaksi dan tunggu hingga dingin atau mencapai suhu ruang
12.Ukur pH nya menggunakan pH meter Daftar Pustaka
Asfar, M., Tawali, A. B., Pirman, P., & Mahendradatta, M. (2019). EKSTRAKSI ALBUMIN IKAN GABUS (Channa striata) PADA TITIK ISOELETRIKNYA.
Jurnal Agercolere, 1(1), 6–12. https://doi.org/10.37195/jac.v1i1.55 Ginting, T. B. (2018). PENGARUH pH BERBEDA TERHADAP TITIK
ISOELEKTRIK ISOLAT PROTEIN IKAN TEMBAKUL (Periopthalmus minutus.
Studi Tingkat Pemanfaatan Fasilitas Pokok Di Kawasan Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan Provinsi Sumatera Utara, Cd, 1–13.
Fardiaz D, Fardiaz S. 1987. Teknik Penelitian Protein. Bogor: PAU Pangan dan Gizi.
Murray, R. G. E., Brenner, D. J., Colwell, R. R., Devos P., & Goodfellow, M. (1990).
Report of the ad hoc committee on approaches to taxonomy within the proteobacteria. Int. J. Syst. Bacteriol.,40, 213–215.
Sudarmadji, S., Bambang H., & Suhardi. (1996).Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta: Liberty.
Suwedo. 1994.Teori dan Prosedur Pengujian Mutu Susu dan Hasil Olahannya.PAU Pangan dan Gizi. Yogyakarta.