e-ISSN: 2807-8632
Published by:Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Negeri(IAIN) Palangka Raya.
Vol. 1 No. 1, September 2021| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama
Islam 955
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PRAKTIK WUDHU MENGGUNAKAN METODE INQUIRY LEARNING
TERBIMBING
HAIRAWATI1
Email [email protected] ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkap dan mendeskripsikan penggunaan model pembelajaran inquiry learning terbimbing dalam meningkatkan kemampuan praktik berwudhu pada siswa kelas 2 SD. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari satu siklus yang setiap siklusnya terdiri dari empat tahap, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Berdasarkan analisis dan pembahasan peneliti dapat menyimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran inquiry learning terbimbing dalam proses pembelajaranmemberikan suasana baru dan menciptakan kondisi belajar yang menarik dan menyenangkan bagi siswa. Adapun belajar dengan menggunakan LKPD, sangat membantu merangsang minat dan aktifitas siswa belajar, sehingga suasana dalam berdiskusipun berkesan asik dan menyenangkan. Dengan adanya penayangan video pembelajaran yang dilakukan berulang-ulang, siswa dapat memahami dan mempraktikkan tata cara berwudhu dengan baik, tertib dan benar.
Kata kunci:Cara Berwudhu, Inquiry Learning Terbimbing.
PENDAHULUAN
Pada tingkat Sekolah Dasar (SD/MI) kelas II, siswa mendapat pemahaman, pengenalan, penerapan atau penanaman nilai- nilai keagamaan, dan pengalaman nilai-nilai Islam dalam kehidupan individual maupun kolektif kemasyarakatan. Seiring proses pembelajaran, diharapkan kualitas spiritual pribadi siswa tersebut terus meningkat. Hal itu selaras dengan Kurikulum 2013 yang dirancang untuk memberikan keseimbangan kompetensi pengetahuan, sikap dan keterampilan. Pendidikan Agama Islam diberikan dengan mengikuti tuntunan bahwa agama diajarkan kepada manusia dengan tujuan untuk mewujudkan manusia yang berakhlak mulia dan bertakwa kepada Allah Swt.
Disamping itu untuk menghasilkan manusia yang jujur, adil, disiplin, santun,
e-ISSN: 2807-8632
Published by:Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Negeri(IAIN) Palangka Raya.
Vol. 1 No. 1, September 2021| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama
Islam 956
bertanggungjawab, menghargai orang lain, menciptakan keharmonisan hidup, inovatif dan produktif, baik secara personal maupun sosial. Dalam Kurikulum 2013 yang berbasis kompetensi, dirumuskan secara terpadu kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dikuasai siswa, serta proses pembelajaran dan penilaian yang diperlukan untuk memastikan ketercapaian kompetensi yang diinginkan tersebut1.
DalamPeraturanMenteriPendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2018 :Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler,dan/atau ekstrakurikuler.
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual, yaitu “Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial, yaitu“Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percayadiri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru”.Kedua kompetensitersebut dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaituketeladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta didik. Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses pembelajaran berlangsung dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut2. Pendidikan agama Islam dimaksudkan untuk meningkatkan potensi spiritual dan membentuk peserta didik agar menjadi orang yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika,budi pekerti, dan moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama. Peningkatan spiritual mencakup pengenalan, pemahaman, dan penanaman nilai-nilai keagamaan, nilai-nilai individu, dan nilai-nilai sosial.
Kurikulum 2013 menggunakan 3 (tiga) model pembelajaran utama (Permendikbud No. 103 Tahun 2014) yang diharapkan dapat membentuk perilaku saintifik, perilaku sosial serta mengembangkan rasa keingintahuan.
Ketiga model tersebut adalah: model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning), model Pembelajaran Berbasis Projek (Project Based Learning), dan model Pembelajaran Melalui Penyingkapan/Penemuan (Discovery/Inquiry Learning). Disamping model pembelajaran di atas dapat juga dikembangkan
1AchmadHasimdan M. KholidFathoni, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti :buku guru/
KementerianPendidikandanKebudayaan.-- . EdisiRevisi Jakarta : KementerianPendidikan danKebudayaan, 2017 (PusatKurikulumdanPerbukuan, Balitbang, Kemendikbud) h.iii
2Permendikbud R.I Nomor 37 Tahun 2018, hal : 4
e-ISSN: 2807-8632
Published by:Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Negeri(IAIN) Palangka Raya.
Vol. 1 No. 1, September 2021| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama
Islam 957
model pembelajaran Production Based Education/Production Based Trainning(PBE/PBT)3.
Aktivitas belajar dalam pembelajaran inquiry terbimbing memungkinkan peserta didik dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, rasa ingin tahu, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.
3Perangkatdan Media Pembelajaran, Modul PPG PAI 2021, hal: 30
e-ISSN: 2807-8632
Published by:Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Negeri(IAIN) Palangka Raya.
Vol. 1 No. 1, September 2021| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama
Islam 958
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka judul yang dipilih dalam penelitian ini adalah “MENINGKATKAN KEMAMPUAN PRAKTIK WUDHU MENGGUNAKAN METODE INQUIRY LEARNING TERBIMBING “ Model pembelajaranpenyingkapan (Discovery Learning) adalah memahami konsep, arti, dan hubungan, melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan (Budiningsih, 2005:43). Discovery terjadi bila individu terlibat, terutama dalam penggunaan proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip. Discovery dilakukan melalui observasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi, penentuan dan mengambil kesimpulan. Proses tersebut disebut cognitive process sedangkan discovery itu sendiri adalah the mental process of assimilatingconcepts and principles in the mind.
METODE PENELITIAN
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan model penelitian tindakan yang dikembangkan oleh Pelton.
Proses penelitian yang dikembangkan oleh Pelton ini terdiri dari lima langkah pada setiap tindakan meliputi :1) Identifikasi masalah, 2) Pengumpulan data, 3) Perencanaan tindakan, 4) Perencanaan aktivitas, 5) Penilaian hasil (Surawan : 2019).
1. Langkah 1 : Identifikasi Masalah
Pada langkah pertama ini peneliti mengidentifikasi masalah yang terjadi di Kelas 2 SD Negeri Lunci Desa Sungai Cabang Barat. Hasil penelitian prasiklus menunjukkan bahwa kemampuan memahami tatacara berwudhu belum tuntas sesuai dengan Standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70.
2. Langkah 2 : Pengumpulan Data
Pada langkah ini peneliti mengumpulkan data melalui observasi kemampuan memahami tata cara berwudhu. Wawancara terbuka dalam bentuk diskusi atau tanya jawab sederhana untuk mengukur keberhasilan siswa setelah pembelajaran. Serta penyedian soal-soal sederhana untuk mengukur pemahamam siswa terhadap materi tata cara berwudhu.
Pengumpulan data dilakukan untuk memudahkan peneliti dalam merencanakan tindakan yang akan diberikan kepada siswa.
3. Langkah 3 : Perencanaan Tindakan
Pada langkah ini peneliti mempersiapkan instrumen penelitian, indicator yang digunakan dalam penelitian, menyiapkan RPP untuk masing-masing tindakan, menyiapkan video pembelajaran yang berisi
e-ISSN: 2807-8632
Published by:Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Negeri(IAIN) Palangka Raya.
Vol. 1 No. 1, September 2021| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama
Islam 959
tayangan tata cara berwudhu yang akan digunakan dalam pembelajaran dan menyiapkan alat-alat penunjang yang dibutuhkan selama proses penelitian.
4. Langkah 4 : Pelaksanaan Tindakan
Dalam pelaksanaan tindakan peneliti mengacu pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang menggunakan media video pembelajaran yang dilakukanpeneliti dalam melaksanakan tindakan.
5. Langkah 5 : Penilaian Hasil (Refleksi)
Refleksi pada tindakan ini merupakan langkah untuk merefleksi seluruh tindakan untuk menetukan keberhasilan atas tindakan yang telah dilakukan. Jika data yang dihasilkan tidak sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti maka dilakukan refleksi untuk tindakan selanjutnya, namun jika tujuan telah tercapai maka tindakan dicukupkan.
Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas 2 SD Negeri Lunci. Yang beralamat di jalan Pangeran Diponegoro, RT 9 Desa Sungai Cabang Barat Kecamatan Pantai Lunci Kabupaten Sukamara. Dengan 9 orang tenaga pendidik, 1 Orang Tata Usaha (TU) dan 1 orang tukang kebun. Memiliki siswa keseluruhan berjumlah 57 orang. Kelas 2 berjumlah 8 orang.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Perbaikan Tiap Siklus Pembelajaran Awal HASIL PENGAMATAN KEMAMPUAN AWAL
Siswa Kelas 2 SDN LUNCI Desa Sungai Cabang Barat KEC. PANTAI LUNCI
Berdasarkan hasil pengamatan diatas, tergambar bahwa Siswa Kelas 2 SD Negeri Lunci, yang terdiri dari 8 siswa, masih ada 7 dari 8 orang anak atau sekitar 87 % anak, yang belum memenuhi KKM ketuntasan. Dan hanya 1 orang sisanya atau 13 % dari 8 anak yang sudah memenuhi KKM ketuntasan. Hal ini terlepas dari kondisi fisik anak, seperti sakit atau lelah.
0 5 10
jumlah anak
kurang cukup baik sangat baik
8 7
1
Jumlah Anak
Tingkat Keterampilan
Data Observasi Awal
e-ISSN: 2807-8632
Published by:Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Negeri(IAIN) Palangka Raya.
Vol. 1 No. 1, September 2021| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama
Islam 960
Oleh karena itu, peneliti menganggap perlu melaksanakan tindakan perbaikan kegiatan pembelajaran dalam konteks meningkatkan kemampuan mempraktikan tata cara berwudhu menggunakan metode inquiry learning terbimbing Bagi Siswa Kelas 2 SD Negeri Lunci Tahun Pelajaran 2021/2022.
Untuk dapat mencapai hasil yang sesuai harapan dan memuaskan, diperlukan persiapan yang matang untuk melaksanakan perbaikan yang efektif dan efisien.
Siklus I
Rencana Dan PelaksanaanTindakan
Gurumelakukan proses pembelajaran berdasarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah ditetapkan untuk disimulasikan di kelas 2. Pembelajaran dimulai dengan metode yang biasa digunakan dalam pembelajaran yaitu metode ceramah dengan model pembelajaran menggunakan model pembelajaran inquiry terbimbing. Dalam kegiatan ini guru menjelaskan pada peserta didik tentang materi Ayo Berwudhu, selain mendengarkan penjelasan guru,para siswa juga disuruh untuk membaca buku pegangan yaitu buku pelajaran agama Islam untuk SD Kelas 2 serta menyimak Video Pembelajaran yang berisi materi Ayo Berwudhu yang ditampilkan Guru melalui laptop.
Observasipertemuanpertama
Berdasarkan hasil pengamatan selama tindakan perbaikan pertemuan pertama, tergambar bahwa Siswa Kelas 2SD Negeri Lunci, yang terdiri dari 8 siswa, masih ada 5 dari 8 orang anak atau sekitar 62 % anak, yang belum memenuhi KKM ketuntasan. Dan 3orang sisanya atau 38 % dari 8 anak yang sudah memenuhi KKM ketuntasan.
Refleksi
Berdasarkan hasil tes akhir pada tindakan Siklus 1 diperoleh data bahwa yang mendapat skor≥ 70 adalah (62%) peserta didik,dengan demikian kriteria keberhasilan pembelajaran belum mencapai kriteria yang telah ditetapkan pada tindakan (pertemuanI).
Hasil yang diperoleh peneliti bahwa peneliti belum maksimal dalam memberikan motivasi kepada peserta didik sehingga perlu ditingkatkan
Dari uraian dan analisa diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa pelaksanaan tindakan pada pertemuan I belum mencapai kriteria yang telah ditetapkan yaitu persentasi ketuntasan hasil belajar peserta didik dalam memahami praktik wudhu belum mencapai ketuntasan maksimal.
Pertemuan ke 2
Rencana Dan PelaksanaanTindakan
e-ISSN: 2807-8632
Published by:Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Negeri(IAIN) Palangka Raya.
Vol. 1 No. 1, September 2021| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama
Islam 961
Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas pada Pertemuan ke 2ini dilakukan sama seperti tindakan kelas pada Pertemuan ke 1sebelumnya.
model pembelajaran menggunakan model pembelajaran inquiry terbimbing.
Dalam kegiatan ini guru menjelaskan pada peserta didik tentang materi Ayo Berwudhu, buku peganganya itu buku pelajaran agama Islam untuk SD Kelas 2 serta menyimak Video Pembelajaran yang berisimateri Ayo Berwudhu yang ditampilkan Guru melalui laptop.
a. Langkah-langkah Pembelajaran 1. Pendahuluan
2. Kegiatan Inti 3. Penutup Observasi Pertemuan ke 2
Berdasarkan hasil pengamatan selama tindakan perbaikan Pertemuan ke 2, tergambar bahwa Siswa Kelas 2 SD Negeri Lunci, yang terdiri dari 8 siswa, masih ada 3 dari 8 orang anak atau sekitar 38 % anak, yang belum memenuhi KKM ketuntasan. Dan 5 orang sisanya atau 62 % dari 8 anak yang sudah memenuhi KKM ketuntasan.
Refleksi
Berdasarkan hasil tes akhir pada Pertemuan ke 2 diperoleh data bahwa yang mendapat skor ≥ 70 adalah (32%) peserta didik, dengan demikian kriteria keberhasilan pembelajaran mulai mencapai kriteria yang telah ditetapkan.
Pertemuanke 3
Rencana Dan PelaksanaanTindakan
Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas pada Pertemuan ke 3ini dilakukan sama seperti tindakan kelas pada Pertemuan ke 2sebelumnya.
Mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). melakukan proses pembelajaran berdasarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan model pembelajaran inquiry terbimbing. menyimak Video Pembelajaran yang berisimateri Ayo Berwudhu
a. Langkah-langkah Pembelajaran b. Observasi Pertemuan ke 3
DATA PERKEMBANGAN KEMAMPUAN SISWA Kelas 2 SD Negeri Pantai Lunci
No Nama Anak
PRA Tindakan Pertemuanke 1 Pertemuanke 2 Pertemuanke 2 nilai ketuntasan nilai ketuntasan nilai ketuntasan nilai ketuntasan 1 Rafi
Alvianur
5
5 TT 6
7 TT 8
0 T 8
7 TSB
2 Khairunisa 6
5 TT 7
0 TT 7
7 T 8
9 TSB
e-ISSN: 2807-8632
Published by:Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Negeri(IAIN) Palangka Raya.
Vol. 1 No. 1, September 2021| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama
Islam 962
3 RaisyaAde lia
5
7 TT 6
8 TT 7
5 T 8
4 TSB 4 ZidanSapu
tra
5
9 TT 7
0 TT 8
2 TSB 9
0 TSB 5 M.Ramadh
an
5
6 TT 5
6 TT 6
9 TT 7
8 T
6 NurAfni 7
0 TT 7
4 TT 8
2 TSB 9
0 TSB
7 Nurhalila 5
5 TT 6
3 TT 6
9 T 7
9 T 8 Kevin
Alvaro
5
7 TT 6
5 TT 6
9 T 7
5 T c. Refleksi
1. Berdasarkan hasil tes akhir pada Pertemuan ke 3 diperoleh data bahwa yang mendapat skor ≥ 70 adalah (0%) peserta didik, dengan demikian kriteria keberhasilan pembelajaran sudah mencapai kriteria yang telah ditetapkan.
Dari uraian dan analisa diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa pelaksanaan tindakan pada Pertemuan ke 3 sudah mencapai kriteria yang telah ditetapkan yaitu persentasi ketuntasan hasil belajar peserta didik dalam menguasai praktik wudhu sudah mencapai ketuntasan meskipun belum benar-benar sempurna dalam makna syariat yang sebenarnya.
PEMBAHASAN
Perkembangan Hasil Belajar Siswa
Salah satu faktor penentu keberhasilan prosesbelajar mengajar disekolah adalah kemampuan guru mengelola pembelajaran dikelas. Guru yang mengorganisasikan kelasnya dengan baik, Perencanaan dan pengelolaan yang baik dapat menghasilkan hasil belajar yang lebih baik pula. Salah satu perencanaan dan pengelolaan yang dimaksud adalah pembelajaran yang di desain dengan menggunakan metode belajar yang bervariasi. Strategi belajar inquiry learning terbimbing merupakan metode yang dipilih untuk penelitian ini. Siswa diarahkan untuk menemukan masalah dari materi yang telah ditentukan. Selanjutnya siswa diarahkan untuk menemukan solusi dan membuat kesimpulan sebagai tujuan pembelajaran. Materi pembelajaran yang dipilih adalah materi ayo berwudhu.
Setelah kegiatan diskusi berlangsung, sebagian siswa mempresentasikan hasil diskusi ke depan kelas dan guru memepersilakan siswa lain untuk mengomentarinya. Kegiatan pembelajaran berlangsung
e-ISSN: 2807-8632
Published by:Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Negeri(IAIN) Palangka Raya.
Vol. 1 No. 1, September 2021| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama
Islam 963
santai, menyenangkan, dan siswa merasa tidak tertekan. Guru dapat melihat antusias siswa selama KBM berlangsung. Tujuan pembelajaran tercapai dan hasilnya pun cukup baik.Desain belajar dengan menggunakan strategi belajar inquiry learning terbimbing ini ternyata memberikan hasil akhir Persentase hasil rata-rata dan ketuntasan belajar siswapun mengalami perkembangan/peningkatan yang positif. Semakin meningkat siklus yang dilaksanakan, semakin baik pula persentase ketuntasan belajar siswa.
Kenaikan nilai rata-rata hasil belajar siswa dapat digambarkan pada diagram di bawah ini :
GrafikPerkembangan Nilai ketuntasan Siswa SelamaPenelitian
Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa nilai siswa kelas2 SDN LUNCI terus meningkat dari prapenelitian sampai pada pertemuan akhir (siklusI) penelitian tindakan kelas ini. Kenaikan persentase siswa yang memenuhi batas KKM dapat dilihat pada grafik berikut ini:
Grafik Perkembangan Persentase Ketuntasan Siswa Selama Penelitian
0 1 2 3 4 5 6 7 8
PRA tindakan
Pertemuan 1
Pertemuan 2
Pertemuan 3
8 8 8 8
7
5
2
0 1
3
6
8
JUMLAH PD KKM ≥ 70 KKM < 70
0%
20%
40%
60%
80%
100%
100% 100% 100% 100%
87%
62%
26%
0%
13%
38%
74%
100%
KKM ≥ 70 KKM < 70
e-ISSN: 2807-8632
Published by:Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Negeri(IAIN) Palangka Raya.
Vol. 1 No. 1, September 2021| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama
Islam 964
Perubahan yang cukup positif juga terjadi pada kenaikan perolehan nilai yang memenuhi batas nilai KKM yang telah ditentukan yaitu pada pratindakan hanya 13% siswa yang mampu mencapai batas KKM, pada awal siklus I, persentase siswa yang memenuhi batas KKM naik menjadi 38%.
Kenaikan persentase terus terjadi pada pertemuan ke 2. Pada pertemuan ini persentase siswa yang memenuhi nilai KKM menjadi 74%, berarti naik sebasar 36 % dari pertemuan I dan sebesar 61 % dari pratindakan. Diakhir kegiatan penelitian, 100 % dari jumlah siswa sudah mencapai tingkat ketuntasan belajar KKM yang telah ditentukan. Dengan demikian, naik sebesar 87% dari pratindakan penelitian ini.
PenelitianTindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti menggunakan pengukuran nilai dengan memberikan pre-test dan post-test pada siswa, berupa berbagai pertanyaan dalam diskusi ringan dan praktik langsung yang sesuai dengan materi yang sedang dibahas. Penelitian ini dapat dikatakan akan memberikan hasil yang baik bila memiliki efek dari treatmen atau eksperimen yang dilakukan yang bersifat positif. Dengan kata lain, hasil nilai akhir yang diperoleh siswa pada post-test harus lebih baik dari pada nilai yang diperoleh saat pre-test.
Secara umum, Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan dengan menggunakan metode pembelajaraan inquiry learning terbimbing ini memberikan dampak yang sangat positif terhadap kenaikan nilai akhir belajar siswa. Bila dilihat dengan teliti,sebagian besar siswa mengalami kenaikan nilai hasil belajar yang cukup signifikan setelah perlakuan tindakan. Rata-rata kenaikan berkisar antara +7 sampai dengan +15. Bahkan ada siswa yangk enaikan nilai akhirnya dari pratindakan kepertemuan akhir (siklus I) sampai
dengan +17. Memang masih ada siswa yang tidak mengalami kenaikan angka pada perolehan nilai hasil akhir tindakan, tetapi rata-rata tidak
mempengaruhi nilai KKM.
Hal ini juga menunjukkan bahwa tindakan pembelajaran yang dilakukan dengan mengubah metode belajar menjadi inquiry learning terbimbing memberikan dampak yang baik terhadap perkembangan nilai hasil belajar siswa dikelas 2 SDN LUNCI.
KESIMPULAN
Berdasarkan dari hasil penelitian tindakan perbaikan yang telah peneliti laksanakan dapat ditarik kesimpulan, bahwa tindakan perbaikan kegiatan pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan mempraktikan tata cara berwudhu menggunakan metode inquiry learning terbimbing sudah tepat
e-ISSN: 2807-8632
Published by:Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Negeri(IAIN) Palangka Raya.
Vol. 1 No. 1, September 2021| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama
Islam 965
dan memenuhi kriteria belajar bagi Siswa Kelas 2 SD Negeri Lunci Tahun Pelajaran 2021/2022
Untuk meningkatkan prestasi atau hasil belajar anak seorang guru harus mempunyai kreatifitas dan motivasi yang tinggi. menguasai materi, metode yang bervariasi dan langkah- langkah pembelajaran yang relevan.
menggunakan dan memilih media atau alat peraga yang sesuai. pandai merespon, memberikan dorongan motivasi dan menumbuhkan kerparcayaan diri anak, serta mampu mengelola kelas. memanfaatkan lingkungan sekitar sekolah sebagai sumber belajar dan melibatkan anak secara langsung dalam praktek pembelajaran.
Meningkatkan kemampuan praktik berwudhu dengan metode inquiry learning terbimbing bagi Siswa Kelas 2 SD Negeri Lunci Tahun Pelajaran 2021/2022, menunjukkan hasil yang cukup signifikan dalam pemahaman siswa secara kualitatif.
Referensi
DAFTAR PUSTAKA
AchmadHasimdan M. KholidFathoni, 2017.Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti : buku guru/ Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.-- . Edisi RevisiJakarta :KementerianPendidikandanKebudayaan,
(PusatKurikulumdanPerbukuan, Balitbang, Kemendikbud) Permendikbud R.I Nomor 37 Tahun 2018.
Sugiyanto, KARAKTERISTIK ANAK USIA SD.
Surawan, 2019. "Pernikahan Dini; Ditinjau dari Aspek Psikologi". Jurnal Ilmiah Pendidikan Islam, Vol. 2 No. 2.
Teori belajardanpembelajaran, Modul PPG PAI 2021. Perangkatdan Media Pembelajaran, Modul PPG PAI.
e-ISSN: 2807-8632
Published by:Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Negeri(IAIN) Palangka Raya.
Vol. 1 No. 1, September 2021| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama
Islam 966