Mahkamah Agung Republik Indonesia
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Halaman 1 dari 66
P U T U S A N
Nomor 0006/Pdt.G/2014/PA.Bdg.
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
Pengadilan Agama Badung yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat pertama dalam sidang majelis telah menjatuhkan putusan dalam perkara gugatan hak asuh anak antara :
PENGGUGAT KONVENSI/TERGUGAT REKONVENSI, umur 58 tahun, agama Islam, tempat tinggal di Kabupaten Badung, dalam hal ini telah memberikan kuasa khusus kepada KUASA PENGGUGAT KONVENSI/TERGUGAT REKONVENSI, Advokat, berkantor di Denpasar, berdasarkan surat kuasa khusus tanggal XX Maret 2014 yang telah terdaftar pada Kepaniteraan Pengadilan Agama Badung Nomor XX/XX/XXXX/XX.XXX tanggal XX April 2014, sebagai "Penggugat Konvensi/Tergugat Rekonvensi";
melawan
TERGUGAT KONVENSI/PENGGUGAT REKONVENSI, umur 39 tahun, agama Islam, pekerjaan Ibu rumah tangga, tempat tinggal di Kabupaten Banyuwangi, dalam hal ini telah memberikan kuasa khusus kepada KUASA I TERGUGAT KONVENSI/PENGGUGAT
REKONVENSI dan KUASA II TERGUGAT
KONVENSI/PENGGUGAT REKONVENSI advokat/penasihat hukum dari kantor “XXXXX & Rekan,” yang beralamat di Denpasar berdasarkan surat kuasa khusus tanggal XX Maret 2014 yang telah terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Agama Badung Nomor XX/XX/XXXX/XX.XXX tanggal XX Maret 2014, sebagai "Tergugat Konvensi/Penggugat Rekonvensi";
Pengadilan Agama tersebut;
Telah mempelajari surat-surat yang berkaitan dengan perkara ini;
Telah mendengar keterangan Penggugat Konvensi/Tergugat Rekonvensi, Tergugat Konvensi/Penggugat Rekonvensi, dan memeriksa alat
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Halaman 2 dari 66
bukti di persidangan;
DUDUK PERKARA
Bahwa Penggugat Konvensi/Tergugat Rekonvensi dalam surat gugatannya tanggal XX Januari 2014 telah mengajukan gugatan hak asuh anak, yang telah didaftar di Kepaniteraan Pengadilan Agama Badung dengan Nomor XXXX/XXX.X/XXXX/XX.XXX., tanggal XX Januari 2014, dengan dalil- dalil sebagai berikut :
1. Bahwa pada tanggal XX Mei 2012 Penggugat dan Tergugat telah resmi bercerai di Pengadilan Agama Badung, dengan telah dikeluarkan akta cerai Nomor : XX/XX/XXXX/XX.XXX tanggal XX Mei 2012;
2. Bahwa selama perkawinan antara Penggugat dan Tergugat telah hidup bersama sebagai suami istri serta telah dikaruniai 1 (satu) orang anak yang bernama : ANAK PENGGUGAT KONVENSI/TERGUGAT REKONVENSI DAN TERGUGAT KONVENSI/PENGGUGAT REKONVENSI, Jenis kelamin perempuan, lahir tanggal XX Juni 2005;
3. Bahwa anak Penggugat dan Tergugat tersebut memang sejak kecil tinggal bersama Penggugat, sementara Tergugat tidak pernah mengurus dan memberikan kasih sayang selaku ibu kandungnya, Tergugat lebih banyak waktu untuk keluar bersama laki-laki lain;
4. Bahwa pada tanggal XX Mei 2013 Tergugat datang ke tempat Penggugat kemudian pergi dengan membawa anak Penggugat dan Tergugat tersebut hingga sekarang tanpa sepengetahuan dan seizin dari Penggugat karena saat itu Penggugat sedang berada di Australia untuk satu keperluan;
5. Bahwa untuk mendapatkan kepastian hukum perlu adanya penetapan dari Pengadilan Agama tentang hak asuh anak, sehingga ke depan anak mendapat hak perlindungan sesuai ketentuan hukum berlaku;
6. Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas, Penggugat mohon agar Ketua Pengadilan Agama Badung cq. Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini, selanjutnya menjatuhkan putusan yang amarnya berbunyi sebagai berikut :
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Halaman 3 dari 66
Primer :
1. Mengabulkan gugatan Penggugat;
2. Menetapkan anak yang bernama ANAK PENGGUGAT
KONVENSI/TERGUGAT REKONVENSI DAN TERGUGAT
KONVENSI/PENGGUGAT REKONVENSI, Jenis Kelamin Perempuan, Lahir tanggal XX Juni 2005 berada di bawah hadhanah Penggugat;
3. Menghukum Tergugat untuk menyerahkan kepada Penggugat anak Penggugat dan Tergugat yang bernama ANAK PENGGUGAT
KONVENSI/TERGUGAT REKONVENSI DAN TERGUGAT
KONVENSI/PENGGUGAT REKONVENSI, Jenis Kelamin perempuan, lahir tanggal XX Juni 2005 tanpa syarat dan apabila Tergugat tidak mau menyerahkan secara suka rela dapat menggunakan aIat negara;
4. Menetapkan biaya perkara menurut hukum;
Subsider
Atau apabila Ketua Pengadilan Agama Badung cq. Majelis Hakim yang memeriksa dan menangani perkara ini berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya;
Bahwa pada hari sidang yang telah ditetapkan Penggugat Konvensi/Tergugat Rekonvensi dan Tergugat Konvensi/Penggugat Rekonvensi telah datang menghadap ke muka sidang;
Bahwa Majelis Hakim telah memerintahkan kepada para pihak yang berperkara agar menempuh mediasi dengan mediator akan tetapi berdasarkan laporan hasil mediasi tanggal XX April 2014, mediasi yang telah dilaksanakan tersebut tidak berhasil mencapai kesepakatan;
Bahwa demikian juga Majelis Hakim telah mendamaikan para pihak yang berperkara selama proses pemeriksaan perkara akan tetapi tidak berhasil;
Bahwa setelah gugatan Penggugat Konvensi/Tergugat Rekonvensi dibacakan, Tergugat Konvensi/Penggugat Rekonvensi telah mengajukan jawaban secara tertulis mengenai pokok perkara dan rekonvensi sebagai berikut :
Jawaban atas Gugatan Penggugat Konpensi
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Halaman 4 dari 66
1. Bahwa, memang benar telah terjadi perkawinan antara (Penggugat Konpensi) dengan (Tergugat Konpensi), pada tanggal XX Maret 2005, dengan Akta Nikah Nomor : XXX/XX/XXX/XXXX;
2. Bahwa, memang benar dari hasil perkawinan antara mereka telah melahirkan seorang anak perempuan yang bernama ANAK PENGGUGAT
KONVENSI/TERGUGAT REKONVENSI DAN TERGUGAT
KONVENSI/PENGGUGAT REKONVENSI lahir pada tanggal XX Juni 2005;
3. Bahwa, memang benar telah terjadi perceraian antara Penggugat dengan Tergugat di Pengadilan Agama Badung dan telah diputus secara Verstek pada tanggal XX Mei 2012;
4. Bahwa, tidak benar apa yang dituduhkan oleh Penggugat kalau Tergugat tidak pernah mengurus dan memberikan kasih sayang terhadap ANAK PENGGUGAT KONVENSI/TERGUGAT REKONVENSI DAN TERGUGAT KONVENSI/PENGGUGAT REKONVENSI dan sering keluar dan memiliki hubungan dengan pria lain, justru Penggugat yang memiliki hubungan dengan wanita lain dan membawa wanita lain tersebut ke dalam rumah yang ditempati oleh Penggugat dan Tergugat sebelum mereka bercerai;
5. Bahwa, tidak benar kalau anak hasil perkawinan antara Penggugat dengan Tergugat yang bernama ANAK PENGGUGAT KONVENSI/TERGUGAT
REKONVENSI DAN TERGUGAT KONVENSI/PENGGUGAT
REKONVENSI sejak kecil diasuh oleh Penggugat, memang benar Penggugat pernah meminta kepada Tergugat untuk diberikan mengajak anak mereka tinggal bersama Penggugat, akan tetapi karena Tergugat mendapatkan info kalau si anak kurang mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari Penggugat selaku bapaknya maka Tergugat mengambil kembali anak tersebut;
6. Bahwa, Tergugat selaku seorang ibu mengijinkan anak mereka untuk diajak tinggal bersama dengan Penggugat selaku bapaknya dengan pertimbangan agar anak tersebut tetap mendapatkan kasih sayang kedua orang tuanya meskipun mereka telah bercerai;
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Halaman 5 dari 66
7. Bahwa, selama anak tersebut tinggal bersama Penggugat, si anak kurang mendapatkan perawatan baik oleh Penggugat ataupun oleh istri Penggugat yang baru, karena merasa khawatir akan perkembangan si anak maka Tergugat sebagai ibunya mengambil anak tersebut dengan seijin dari istri Penggugat;
8. Bahwa, Tergugat merasa terkejut saat mengambil si anak ke tempat tinggal Penggugat, dimana secara fisik kelihatan kurang terawat dan anak tersebut jadi pendiam dan seperti ketakutan sampai - sampai bisa buang air besar di celana;
9. Bahwa hal tersebut membuktikan kalau si anak tidak merasa nyaman, diasuh oleh Penggugat selaku bapaknya, apalagi selama ini si anak lebih dan dekat dengan Tergugat selaku ibunya;
10. Bahwa, di samping karena secara lahir dan bathin anak hasil perkawinan antara Penggugat dengan Tergugat memang lebih dekat dengan Terggugat selaku ibunya, juga karena alasan anak yang masih di bawah umur sepatutnya berada di bawah asuhan ibunya;
11. Bahwa, Tergugat menolak Gugatan Penggugat Konpensi selain dan selebihnya;
Gugatan Rekonpensi
1. Bahwa, Gugatan Rekonpensi ini menjadi satu kesatuan dengan Jawaban Gugatan Tergugat Konpensi;
2. Bahwa pada saat Gugatan Perceraian yang diajukan oleh Penggugat Rekonpensi/Tergugat Konpensi yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap (inkrach) yaitu Putusan Pengadilan Agama tertanggal XX Januari 2012, memang tidak dicantumkan mengenai hak asuh anak;
3. Bahwa, setelah putusnya perkara perceraian di Pengadilan Agama Badung, anak hasil perkawinan antara Penggugat Rekonpensi/Tergugat Konpensi dengan Tergugat Rekonpensi/Penggugat Konpensi yang bernama ANAK PENGGUGAT KONVENSI/TERGUGAT REKONVENSI DAN TERGUGAT
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Halaman 6 dari 66
KONVENSI/PENGGUGAT REKONVENSI sudah diajak dan diasuh oleh Penggugat Rekonpensi/Tergugat Konpensi selaku ibunya;
4. Bahwa, sebagai seorang ibu Penggugat Rekonpensi/Tergugat Konpensi tidak pernah menghalangi Tergugat Rekonpensi/Penggugat Konpensi selaku bapaknya untuk bertemu, berkomunikasi dengan anaknya;
5. Bahwa, anak tersebut juga pernah diajak oleh Tergugat Rekonpensi/Penggugat Konpensi tinggal di Bali, akan tetapi oleh karena didikan yang terlalu keras dan perhatian yang kurang kepada si anak, malah membuat mental si anak jadi tertekan;
6. Bahwa, hal tersebut disadari oleh Penggugat Rekonpensi/Tergugat Konpensi setelah melihat prilaku anaknya yang biasanya periang kemudian menjadi pendiam dan seperti ketakutan bahkan sampai buang kotoran di celana dalamnya tanpa berani bicara kepada Penggugat Rekonpensi/Tergugat Konpensi apa sebabnya;
7. Bahwa, berdasarkan pertimbangan tersebut maka Penggugat Rekonpensi/Tergugat konpensi mengambil kembali anak tersebut dan menyekolahkannya di Banyuwangi di bawah asuhan Penggugat Rekonpensi/Tergugat Konpensi sendiri bersama dengan kakek neneknya;
8. Bahwa, hingga kini trauma atas tersebut belum pulih, di mana kalau Tergugat Rekonpensi/Penggugat Konpensi selaku bapaknya menelpon, si anak tidak mau menerima, dan bahkan jika diajak ke Bali si anak selalu meminta agar dipakaikan baju dengan lengan panjang dan berisi topi dengan alasan agar tidak dikenali oleh bapaknya dan takut akan diambil kembali oleh bapaknya;
9. Bahwa, dari apa yang dialami oleh si anak membuat Penggugat Rekonpensi/Tergugat Konpensi selaku seorang ibu merasa prihatin atas perkembangan jiwa si anak, sementara di satu sisi Penggugat Rekonpensi juga ingin agar si anak mendapatkan kasih sayang dari bapaknya;
10. Bahwa, selama ini jika Tergugat Rekonpensi/Penggugat Konpensi ingin bertemu dengan anaknya selalu datang dengan cara yang kurang sopan
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Halaman 7 dari 66
dan membawa preman yang bertujuan untuk menakut nakuti Penggugat Rekonpensi/Tergugat Konpensi ataupun kedua orang tuanya;
11. Bahwa, disamping hal tersebut di atas, selama ini Tergugat Rekonpensi/Penggugat Konpensi dalam mendidik anak kurang bertanggung jawab dalam hal memberikan nafkah kepada anaknya, bersikap keras dan suka marah marah tanpa alasan, juga karena Tergugat Rekonpensi/Penggugat Konpensi setiap hari selalu pergi ke tempat hiburan dan pulangnya pasti dalam keadaan mabuk;
12. Bahwa, berdasarkan Pasal 105 Ayat 1 Kompilasi Hukum Islam disebutkan
;"dalam hal terjadinya perceraian, pemeliharaan anak yang belum mumayyiz atau belum berumur 12 tahun adalah hak ibunya” Pasal 105 ayat 2 "pemeliharaan anak yang sudah mumayyiz diserahkan kepada anak untuk memilih diantara ayah atau ibunya sebagai pemegang hak pemeliharaannya; Pasal 105 ayat 3 “biaya pemeliharaan ditanggung oleh ayahnya";
13. Bahwa, berdasarkan hal tersebut sudah sepatutnya hak asuh atas anak yang bernama ANAK PENGGUGAT KONVENSI/TERGUGAT
REKONVENSI DAN TERGUGAT KONVENSI/PENGGUGAT
REKONVENSI berada pada asuhan ibunya sampai anak tersebut dewasa dan bisa menentukan hidupnya sendiri, tanpa mengurangi kesempatan kepada bapaknya memberikan kasih sayangnya tanpa paksaan;
Bahwa selanjutnya Tergugat mohon kepada Majelis Hakim menjatuhkan putusan yang amarnya sebagai berikut :
Dalam Konpensi :
1. Menolak Gugatan Penggugat seluruhnya;
2. Menghukum Penggugat untuk membayar seluruh biaya perkara yang timbul dalam perkara ini;
Dalam Rekonpensi :
1. Mengabulkan Gugatan Penggugat Rekonpensi untuk seluruhnya;
2. Menyatakan Hukum bahwa anak yang bernama ANAK PENGGUGAT
KONVENSI/TERGUGAT REKONVENSI DAN TERGUGAT
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Halaman 8 dari 66
KONVENSI/PENGGUGAT REKONVENSI; Perempuan, Lahir tanggal XX Juni 2005, adalah anak hasil perkawinan antara PENGGUGAT KONVENSI/TERGUGAT REKONVENSI dengan TERGUGAT KONVENSI/PENGGUGAT REKONVENSI;
3. Menyatakan Hukum Hak asuh anak yang bernama ANAK PENGGUGAT
KONVENSI/TERGUGAT REKONVENSI DAN TERGUGAT
KONVENSI/PENGGUGAT REKONVENSI: Perempuan, lahir XX Juni 2005, diberikan kepada Penggugat selaku ibunya sampai anak tersebut dewasa dan bisa menentukan pilihannya sendiri;
4. Menghukum Tergugat membayar biaya pekara yang timbul dalam perkara ini;
Atau mohon putusan yang seadil-adilnya;
Bahwa, Penggugat Konvensi/Tergugat Rekonvensi telah mengajukan replik secara tertulis sebagai berikut :
A. Dalam Konvensi.
1. Penggugat Konvensi tetap pada seluruh dalil gugatannya dan menolak dengan tegas seluruh dalil Tergugat Konvensi kecuali Penggugat Konvensi akui dalam replik ini;
2. Dalil ke 4 jawaban gugatan Penggugat Rekonpensi/Tergugat Konvensi dapat Tergugat Rekonpensi/Penggugat Konvensi tanggapi sebagai berikut;
3. Bahwa dalil ke 4 jawaban gugatan Penggugat Rekonpensi/Tergugat Konvensi jelas sangat mengada ada dan tidak memilik dasar sama sekali selama dalam perkawinan Tergugat Rekonpensi/Penggugat Konvensi yang merawat dan mengurus ANAK PENGGUGAT KONVENSI/TERGUGAT
REKONVENSI DAN TERGUGAT KONVENSI/PENGGUGAT
REKONVENSI dan tidak pernah membawa wanita lain kerumah, sedangkan Pengugat Rekonpensi/Tergugat Konvensi selalu sibuk dengan pacar laki-laki asing dan laki-laki local dekat dengan rumah kost dan Tergugat Rekonpensi/Penggugat Konvensi melihat;
4. Bahwa jawaban gugatan Penggugat Rekonpensi/Tergugat Konvensi tidak benar, sedang kan anak kandung yang bernama ANAK PENGGUGAT
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Halaman 9 dari 66
KONVENSI/TERGUGAT REKONVENSI DAN TERGUGAT
KONVENSI/PENGGUGAT REKONVENSI sendirilah yang minta agar bisa hidup bersama dengan Tergugat Rekonpensi/Penggugat Konvensi karena selalu hidup senang selalu diperhatikan oleh Tergugat Rekonpensi/Penggugat Konvensi tidak pernah kekurangan apa pun karena hidupnya selalu berkecukupan karena Tergugat Rekonpensi/Penggugat Konvensi berpenghasilan besar sebagai warga negara asing sehingga tidak mungkin menelantarkan anak kandung apa lagi dikatakan kurang perhatian dan kasih sayang, selama ini anak yang bernama ANAK PENGGUGAT
KONVENSI/TERGUGAT REKONVENSI DAN TERGUGAT
KONVENSI/PENGGUGAT REKONVENSI berada sama Penggugat Rekonpensi/Tergugat Konvensi karena dibawa lari oleh Penggugat Rekonpensi/Tergugat Konvensi tanpa ijin dari Tergugat Rekonpensi/Penggugat Konvensi;
5. Bahwa tidak benar Penggugat Rekonpensi/Tergugat Konvensi mengijinkan ANAK PENGGUGAT KONVENSI/TERGUGAT REKONVENSI DAN TERGUGAT KONVENSI/PENGGUGAT REKONVENSI hidup bersama Tergugat Rekonpensi/Penggugat Konvensi bahkan Penggugat Konpensi/Tergugat Rekonvensi ingin bertemu dengan ANAK PENGGUGAT KONVENSI/TERGUGAT REKONVENSI DAN TERGUGAT KONVENSI/PENGGUGAT REKONVENSI selalu dihalangi mau bicara lewat hand phone selalu tidak diangkat hal ini sengaja dilakukan oleh Penggugat Rekonpensi/Tergugat Konvensi agar ANAK PENGGUGAT
KONVENSI/TERGUGAT REKONVENSI DAN TERGUGAT
KONVENSI/PENGGUGAT REKONVENSI melupakan Tergugat Rekonpensi/Penggugat Konvensi sebagai ayah kandungnya;
6. Bahwa tidak benar ANAK PENGGUGAT KONVENSI/TERGUGAT
REKONVENSI DAN TERGUGAT KONVENSI/PENGGUGAT
REKONVENSI kurang mendapatkan perawatan dari ibu baru sedangkan ANAK PENGGUGAT KONVENSI/TERGUGAT REKONVENSI DAN TERGUGAT KONVENSI/PENGGUGAT REKONVENSI sangat dekat dan sayang sama ibu baru karena ibu baru memberi kasih sayang dan cinta
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Halaman 10 dari 66
melebihi dari Penggugat Rekonpensi/Tergugat Konvensi sebagai ibu kandung;
7. Bahwa tidak benar ANAK PENGGUGAT KONVENSI/TERGUGAT
REKONVENSI DAN TERGUGAT KONVENSI/PENGGUGAT
REKONVENSI dikatakan kurang terawat, pendiam serta ketakutan sampai buang air besar di celana hal ini disebabkan karena ANAK PENGGUGAT
KONVENSI/TERGUGAT REKONVENSI DAN TERGUGAT
KONVENSI/PENGGUGAT REKONVENSI bertemu dengan Penggugat Rekonpensi/Tergugat Konvensi karena ANAK PENGGUGAT
KONVENSI/TERGUGAT REKONVENSI DAN TERGUGAT
KONVENSI/PENGGUGAT REKONVENSI selalu mendapatkan kekerasan pisik dan mental oleh Penggugat Rekonpensi/Tergugat Konvensi yang selau main ancam terhadap ANAK PENGGUGAT KONVENSI/TERGUGAT
REKONVENSI DAN TERGUGAT KONVENSI/PENGGUGAT
REKONVENSI sebagai anak kandung;
8. Bahwa tidak benar ANAK PENGGUGAT KONVENSI/TERGUGAT
REKONVENSI DAN TERGUGAT KONVENSI/PENGGUGAT
REKONVENSI tidak nyaman dengan Tergugat Rekonpensi/Penggugat Konvensi karena penghasilan Tergugat Rekonvensi/Penggugat Konvensi sangat tinggi sehingga bisa membahagiakan ANAK PENGGUGAT
KONVENSI/TERGUGAT REKONVENSI DAN TERGUGAT
KONVENSI/PENGGUGAT REKONVENSI sedangkan Penggugat Rekonpensi/Tergugat Konvensi hanya sebagai penjual krupuk udang dan krupuk ubi yang dikemas dalam plastik dan dipasarkan ke warung-warung bagaimana mungkin akan menjamin kelangsungan hidup dan pendidikan di masa depan karena sangat membutuhkan biaya sangat tinggi;
B. Dalam Rekonpensi
1. Menolak seluruh dalil-dalil yang diajukan Penggugat Rekonpensi/Tergugat Konvensi dalam jawaban gugatannya tertanggal XX Mei 2014.
Berdasarkan Undang-undang Nomor 62 Tahun 1958, yang isinya adalah anak yang lahir dari "perkawinan campuran” antara seorang perempuan
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Halaman 11 dari 66
Warga Negara Indonesia dengan pria Warga Negara Asing, hanya bisa memiliki satu kewarganegaraan dan ditentukan hanya mengikuti kewarganegaraan ayahnya. Undang-undang ini menggariskan bahwa lndonesia menganut asas ius sanguinis patriarkal. Artinya, anak yang lahir dari perkawinan ibu WNI dan ayah WNA otomatis mengikuti kewarganegaraan sang ayah. Sementara itu, pewarganegaraan anak WNA untuk menjadi WNI hanya bisa setelah si anak berusia 18 tahun. Setiap tahunnya bila keluarga perkawinan campuran itu tinggal di lndonesia, anak- anak yang dilahirkan harus terus-menerus berurusan dengan pihak imigrasi. Tiap tahunnya, mereka harus memperpanjang KITAS. Rumitnya masalah keimigrasian untuk anak yang lahir dari perkawinan campuran ini.
Status Kewarganegaraan Anak dalam Perkawinan Campuran menurut Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958 mengatur asas kewarganegaraan tunggal sesuai pasal 13 ayat (1), dimana status kewarganegaraan anak mengikuti ayah;
Maka berdasarkan hal tersebut diatas sudah sepatutnyalah hak asuh atas anak yang bernama ANAK PENGGUGAT KONVENSI/TERGUGAT
REKONVENSI DAN TERGUGAT KONVENSI/PENGGUGAT
REKONVENSI berada pada asuhan ayah kandungnya sampai anak tersebut dewasa dan menentukan hidupnya sendiri, tanpa mengurangi kesempatan kepada ibunya memberikan kasih sayang;
2. Bahwa Tergugat Rekonpensi/Penggugat Konvensi tetap mendasarkan pada gugatannya tertanggal XX Januari 2014;
Bahwa Penggugat Konvensi/Tergugat Rekonvensi dalam repliknya mohon agar Majelis Hakim Pengadilan Agama Badung berkenan memeriksa dan memutus.
A. Dalam Konvensi
- Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya;
- Menghukum Tergugat untuk membayar seluruh biaya perkara yang timbul dalam perkara ini;
B. Dalam Rekonpensi.
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Halaman 12 dari 66
1. Menolak gugatan Penggugat Rekonpensi/Tergugat Konvensi untuk seluruhnya;
2. Menghukum Penggugat Rekonpensi/Tergugat Konvensi untuk membayar biaya perkara;
Atau : mohon putusan yang seadil-adilnya;
Bahwa Tergugat Konvensi/Penggugat Rekonvensi telah mengajukan duplik secara tertulis sebagai berikut :
Dalam Konpensi :
1. Bahwa, Tergugat Konpensi/ Penggugat Rekonpensi tetap pada Jawaban Gugatan tertanggal XX Juni 2014, dan menolak dalil Replik Penggugat Konpensi kecuali yang diakui secara tegas oleh Tergugat Konpensi;
2. Bahwa, Penggugat Konvensi dengan Tergugat Konpensi saat ini sudah bercerai secara sah dan telah memperoleh putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum tetap, sehingga tidak ada alasan kalau Penggugat Konpensi mempermasalahkan mengenai teman-teman Tergugat Konpensi;
3. Bahwa, seperti apa yang telah diutarakan pada dalil Jawaban Gugatan Tergugat dan juga dalil Gugatan Rekonpensi tertanggal XX Juni 2014 sudah dijelaskan kalau Penggugat Konvensi sendiri yang meminta agar anak mereka berada di tempat tinggalnya selama di Bali, dan hal tersebut disetujui oleh Tergugat Konpensi dengan harapan meskipun telah terjadi perceraian diantara orang tuanya, si anak tetap mendapatkan kasih sayang kedua orang tuanya;
4. Bahwa, kepercayaan yang diberikan oleh Tergugat Konpensi kepada Penggugat Konpensi ternyata tidak sesuai dengan harapan, oleh karena berdasarkan info dari Tetangga dimana Penggugat Konpensi bertempat tinggal, yang mengatakan kalau ANAK PENGGUGAT KONVENSI/TERGUGAT REKONVENSI DAN TERGUGAT KONVENSI/PENGGUGAT REKONVENSI kurang terurus;
5. Bahwa, kebahagian seorang anak tidak bisa hanya diukur secara materi belaka, tetapi dengan kasih sayang dari orang tuanya, meskipun penggugat Konpensi merasa berpenghasilan besar dan merendahkan
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Halaman 13 dari 66
pekerjaan Tergugat Konpensi akan tetapi kebahagian dan kesuksesan seorang anak tolak ukurnya tidak bisa hanya berdasarkan penghasilan orang tuanya, karena kenyataannya banyak anak-anak WNI dari keluarga sederhana yang sukses dan pintar, jadi tidak beralasan apabila Penggugat Konpensi mengabaikan kesungguhan, kasih sayang Tergugat Konpensi sebagai seorang ibu;
6. Bahwa, selama ANAK PENGGUGAT KONVENSI/TERGUGAT REKONVENSI DAN TERGUGAT KONVENSI/PENGGUGAT REKONVENSI berada dibawah asuhan ibunya, Tergugat Konpensi tidak pernah meminta bantuan materi kepada penggugat Konpensi oleh karena Tergugat Konpensi sangat tahu persis akan sikap Penggugat Konpensi mengenai masalah keuangan;
7. Bahwa, Penggugat Konpensi sebagai ayah dari ANAK PENGGUGAT KONVENSI/TERGUGAT REKONVENSI DAN TERGUGAT KONVENSI/PENGGUGAT REKONVENSI sebagai salah satu orang tua si anak mempunyai kewajiban akan biaya hidup, pendidikan dan biaya lainnya yang seharusnya diberikan kepada ANAK PENGGUGAT KONVENSI/TERGUGAT REKONVENSI DAN TERGUGAT KONVENSI/PENGGUGAT REKONVENSI tanpa kecuali, apabila Penggugat Konpensi merasa menyayangi ANAK PENGGUGAT KONVENSI/TERGUGAT REKONVENSI DAN TERGUGAT KONVENSI/PENGGUGAT REKONVENSI meskipun Penggugat Konpensi tidak bersama si anak;
8. Bahwa, meskipun kewajiban penggugat Konpensi sudah jelas terhadap Drika, akan tetapi Tergugat Konpensi tidak pernah merepotkan dan meminta bantuan finansial kepada Penggugat Konpensi, oleh karena Tergugat mampu untuk membiayai ANAK PENGGUGAT KONVENSI/TERGUGAT REKONVENSI DAN TERGUGAT KONVENSI/PENGGUGAT REKONVENSI dan tidak mau selalu diejek sebagai wanita pribumi yang tidak mampu membiayai anak;
9. Bahwa, keluarga ataupun Tergugat Konpensi tidak pernah menghalang- halangi kehadiran Penggugat Konpensi ke tempat tinggal Tergugat
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Halaman 14 dari 66
Konpensi, semua kembali kepada sikap dan prilaku Penggugat Konpensi sendiri yang selalu berkata-kata kurang sopan yang menyebabkan keluarga Tergugat Konpensi kurang simpati;
10. Bahwa, selain dan selebihnya Tergugat Konpensi tolak;
Dalam Rekonpensi :
1. Bahwa, tanggapan ini menjadi satu kesatuan dengan tanggapan diatas dari Penggugat Rekonpensi/Tergugat Konpensi;
2. Bahwa Penggugat Rekonpensi/Tergugat Konpensi menolak semua dalil Tergugat Rekonpensi/Penggugat Konpensi kecuai yang diakui secara tegas;
3. Bahwa, anak yang lahir dari perkawinan campuran memiliki kemungkinan besar bahwa ayah dan ibunya memiliki kewarganegaraan yang berbeda sehingga tunduk pada yuridiksi hukum yang berbeda pula. Berdasarkan Undang-undang Kewarganegaraan yang lama UU No. 62 Tahun 1958 anak hanya mengikuti Kewarganegaraan ayahnya, namun berdasarkan Undang-undang Kewarganegaraan yang baru, yaitu pasal 6 ayat (1) UU No. 12 Tahun 2006 anak akan memiliki 2 (dua) kewarganegaraan;
4. Bahwa, anak hasil dari perkawinan campuran bisa memiliki kewarganegaraan ganda, anak yang lahir dari pasangan berbeda kewarganegaraan, salah satunya WNI bisa memiliki kewarganegaraan ganda hingga anak tersebut berusia 18 tahun. Hal tersebut berdasarkan Peraturan Menhukham No.M.HH-19.A.H.10.01 Tahun 2011;
5. Bahwa, berdasarkan Undang undang No. 12 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan, ada dua kategori anak yang harus memilih kewarganegaraannya, dimana batasannya adalah sbb :
a. anak yang lahir sebelum 1 Agustus 2006 adalah mereka yang sudah mengantongi Surat Keputusan Menhukham tentang Kewarganegaraan yang menyatakan kalau anak yang lahir dari perkawinan campuran memiliki dua kewarganegaraan;
b. anak yang lahir setelah 1 Agustus 2006 yang memiliki affidafit (surat keimigrasian yang melekat atau disatukan pada paspor asing yang memuat keterangan sebagai anak berkewarganegaraan ganda;
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Halaman 15 dari 66
6. Bahwa, dalam Pasal 6 Undang Undang No 12 Tahun 2006 ayat (1) disebutkan : "Dalam hal status Kewarganegaraan RI terhadap anak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf c, huruf d, huruf n, huruf i, dan Pasal 5 berakibat anak berkewarganegaraan ganda, setelah berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah kawin anak tersebut harus menyatakan memilih salah satu kewarganegaraan ";
7. Bahwa, oleh karena selama ini banyak terjadi kesulitan dari para ibu yang melakukan perkawinan dengan warga asing, setelah pasangan bercerai kewarganegaraan anak mengikuti kewarganegaraan ayahnya maka menyebabkan kesulitan bagi mereka untuk bertemu dengan si anak, kemudian berdasarkan perkumpulan perempuan yang memiliki suami warga negara asing melakukan protes, dan hal tersebut menjadi salah satu penyebab diterbitkannya Keputusan Menteri Hukum dan HAM serta Undang-undang Kewarganegaraan yang baru;
8. Bahwa, berdasarkan undang-undang Kewarganegaraan yang baru No. 12 Tahun 2006 dalam hal menimbang point c disebutkan : bahwa undang- undang Nomor 62 Tahun 1958 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia sebagaimana telah diubah dengan dengan undang-undang Nomor 3 Tahun 1976 tentang Perubahan Pasal 18 Undang-undang tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan ketatanegaraan Republik Indonesia sehingga harus dicabut dan diganti dengan yang baru";
9. Bahwa, berdasakan hal tersebut diatas maka berdasarkan Undang- undang Kewarganegaraan yang baru status ANAK PENGGUGAT KONVENSI/TERGUGAT REKONVENSI DAN TERGUGAT KONVENSI/PENGGUGAT REKONVENSI adalah berkewarganegaraan ganda sampai anak tersebut berusia 18 tahun atau sudah menikah nantinya, dan berdasarkan Kompilasi Hukum Islam jelas pula disebutkan tentang hak asuh anak yang masih dibawah umur berada di bawah kekuasaan ibunya. Hal ini juga sesuai dengan perkawinan yang diadakan di Indonesia maka tunduk pula Peraturan yang berlaku di Negara dimana
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Halaman 16 dari 66
Perkawinan dilangsungkan yaitu kepada Undang Undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974;
10. Bahwa, ketentuan yang didalilkan oleh Tergugat Rekonpensi tentang status kewarganegaraan ANAK PENGGUGAT KONVENSI/TERGUGAT REKONVENSI DAN TERGUGAT KONVENSI/PENGGUGAT REKONVENSI yaitu Undang-undang Nomor 62 Tahun 1958 adalah sudah tidak berlaku dan dinyatakan dicabut, sehingga jelas kalau ANAK PENGGUGAT KONVENSI/TERGUGAT REKONVENSI DAN TERGUGAT KONVENSI/PENGGUGAT REKONVENSI memiliki kewarganegaraan ganda, sampai anak tersebut berumur 18 tahun;
Bahwa Tergugat Konvensi/Penggugat Rekonvensi dalam dupliknya mohon agar Majelis Hakim menjatuhkan putusan yang amarnya sebagai berikut:
Dalam Konpensi :
1. Menolak Gugatan Penggugat seluruhnya;
2. Menghukum Penggugat untuk membayar seluruh biaya perkara yang timbul dalam perkara ini;
Dalam Rekonpensi :
1. Mengabulkan Gugatan Penggugat Rekonpensi untuk seluruhnya;
2. Menyatakan Hukum bahwa anak yang bernama ANAK PENGGUGAT KONVENSI/TERGUGAT REKONVENSI DAN TERGUGAT KONVENSI/PENGGUGAT REKONVENSI; perempuan, Lahir tanggal XX Juni 2005, adalah anak hasil perkawinan antara PENGGUGAT KONVENSI/TERGUGAT REKONVENSI dengan TERGUGAT KONVENSI/PENGGUGAT REKONVENSI;
3. Menyatakan Hukum Hak asuh anak yang bernama ANAK PENGGUGAT KONVENSI/TERGUGAT REKONVENSI DAN TERGUGAT KONVENSI/PENGGUGAT REKONVENSI : Perempuan, lahir XX Juni 2005, diberikan kepada Penggugat selaku ibunya sampai anak tersebut berusia 18 Tahun dan bisa menentukan pilihannya sendiri;
4. Menghukum Tergugat membayar biaya pekara yang timbul dalam perkara ini;
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Halaman 17 dari 66
Atau Mohon putusan yang seadil - adilnya
Bahwa untuk menguatkan dalil-dalil gugatan, Penggugat Konvensi/Tergugat Rekonvensi telah mengajukan alat-alat bukti surat berupa : a. Fotokopi Foto Perkawinan Tergugat tanggal XX Juni 2011. Bukti surat
tersebut telah diberi meterai cukup dan telah dicocokkan dengan aslinya yang ternyata sesuai, lalu oleh Ketua Majelis diberi tanda P-1;
b. Fotokopi Buku Catatan Pemeriksaan yang dikeluarkan oleh XXXXX Hospital, Bukti surat tersebut telah diberi meterai cukup dan telah dicocokkan dengan aslinya yang ternyata sesuai, lalu oleh Ketua Majelis diberi tanda P-2;
c. Fotokopi foto-foto ANAK PENGGUGAT KONVENSI/TERGUGAT REKONVENSI DAN TERGUGAT KONVENSI/PENGGUGAT REKONVENSI dengan istri Penggugat. Bukti surat tersebut telah diberi meterai cukup dan telah dicocokkan dengan aslinya yang ternyata sesuai, lalu oleh Ketua Majelis diberi tanda P-3;
d. Fotokopi Passport yang dikeluarkan oleh Kedutaan Besar Kerajaan Belanda. Bukti surat tersebut telah diberi meterai cukup dan telah dicocokkan dengan aslinya yang ternyata sesuai, lalu oleh Ketua Majelis diberi tanda P-4;
e. Fotokopi Kutipan Akta Kelahiran Nomor XX/XX.XX/XXXX tanggal XX Juni 2005 yang dikeluarkan oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Denpasar. Bukti surat tersebut telah diberi meterai cukup dan telah dicocokkan dengan aslinya yang ternyata sesuai, lalu oleh Ketua Majelis diberi tanda P-5;
f. Fotokopi Surat Keterangan Lapor Diri (Sementara) No.Pol : XXXXX/XXXX-XXX/XXX/XX/XXXX/XXX XXXXXXXX tanggal XX Juni 2006 yang dikeluarkan oleh Polda Bali. Bukti surat tersebut telah diberi meterai cukup dan telah dicocokkan dengan aslinya yang ternyata sesuai, lalu oleh Ketua Majelis diberi tanda P-6;
g. Fotokopi Akta Cerai Nomor XX/XX/XXXX/XX.XXX. tanggal XX Mei 2012 yang dikeluarkan oleh Pengadilan Agama Badung. Bukti surat tersebut telah diberi meterai cukup dan telah dicocokkan dengan aslinya yang
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Halaman 18 dari 66
ternyata sesuai, lalu oleh Ketua Majelis diberi tanda P-7;
h. Fotokopi print out Rekaman Pembicaraan. Bukti surat tersebut telah diberi meterai cukup dan telah dicocokkan dengan aslinya yang ternyata sesuai, lalu oleh Ketua Majelis diberi tanda P-8;
Bahwa selain mengajukan bukti surat, Penggugat juga mengajukan 2 orang saksi :
1. SAKSI I, agama Islam, umur 33 tahun, pekerjaan swasta, bertempat tinggal di Kabupaten Badung. Di bawah sumpah memberikan keterangan sebagai berikut :
- Bahwa saksi kenal dengan Penggugat. Saksi adalah teman kerja Penggugat;
- Bahwa saksi mengenal Penggugat sejak belum mempunyai anak.
Saksi juga kenal dengan Tergugat;
- Bahwa saksi mengetahui Penggugat dan Tergugat dulu sebagai suami istri yang tinggal bersama di Jalan XXXXX dan sudah dikaruniai seorang anak bernama ANAK PENGGUGAT KONVENSI/TERGUGAT REKONVENSI DAN TERGUGAT KONVENSI/PENGGUGAT REKONVENSI yang sekarang berumur 8 tahun. Sekarang Penggugat dan Tergugat sudah bercerai sejak 2 tahun yang lalu. Pada saat bercerai, Penggugat masih tinggal di Jalan XXXXX, namun Tergugat sudah keluar dari rumah tersebut;
- Bahwa saat ini Penggugat sudah menikah dengan ISTRI PENGGUGAT KONVENSI/TERGUGAT REKONVENSI dan mereka tinggal bersama. Saksi tidak mengetahui agama ISTRI PENGGUGAT KONVENSI/TERGUGAT REKONVENSI, saksi hanya hadir pada acara resepsi pernikahan saja. Sedangkan saksi tidak tahu apakah Tergugat sudah menikah lagi atau belum;
- Bahwa pada saat bercerai, anak Penggugat dan Tergugat tinggal bersama Penggugat. Namun sekarang saksi tidak tahu di mana anak tersebut tinggal, saksi hanya pernah mendengar dari Penggugat bahwa sekarang anak Penggugat dan Tergugat tinggal bersama Tergugat di Banyuwangi. Penggugat menyatakan bahwa sejak akhir
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Halaman 19 dari 66
2013 anak tersebut tinggal bersama Tergugat, Penggugat tidak bisa menghubungi anak tersebut dan Penggugat tidak tahu bagaimana keadaan anak tersebut. Saksi tidak mengetahui penyebab Tergugat mengambil anak Penggugat dan Tergugat dari Penggugat;
- Bahwa saat tinggal bersama dengan Penggugat, kondisi anak Penggugat dan Tergugat baik dan terawat. Saat Penggugat bekerja, yang merawat anak tersebut adalah baby sitter bernama ISTRI PENGGUGAT KONVENSI/TERGUGAT REKONVENSI. ISTRI PENGGUGAT KONVENSI/TERGUGAT REKONVENSI kemudian menjadi istri Penggugat. Saksi mengetahui kondisi anak Penggugat dan Tergugat baik-baik saja saat dirawat oleh Penggugat dan baby sitter karena saksi pernah diminta Penggugat untuk mengantar dan menjemput anak tersebut sekolah setiap hari karena ISTRI PENGGUGAT KONVENSI/TERGUGAT REKONVENSI tidak bisa mengendarai sepeda motor. ISTRI PENGGUGAT KONVENSI/TERGUGAT REKONVENSI melengkapi keperluan sekolah anak tersebut. Dan saksi dibayar oleh Penggugat untuk mengantar jemput anak tersebut;
- Bahwa perlakuan ISTRI PENGGUGAT KONVENSI/TERGUGAT REKONVENSI kepada anak Penggugat dan Tergugat saat menjadi baby sitter maupun setelah menjadi istri Penggugat baik;
- Bahwa saksi tidak pernah melihat anak Penggugat dan Tergugat sakit atau tertekan jiwanya;
- Bahwa ISTRI PENGGUGAT KONVENSI/TERGUGAT REKONVENSI menjadi baby sitter di rumah Penggugat sejak Tergugat tidak tinggal di rumah Penggugat;
- Bahwa saksi berkunjung ke rumah Penggugat dan Tergugat untuk keperluan pekerjaan;
- Bahwa Penggugat adalah warga negara Belanda. Penggugat tinggal di Indonesia karena anak dan istri Penggugat berada di Indonesia;
- Bahwa saksi tidak mengetahui penghasilan Penggugat;
- Bahwa sekarang Penggugat tinggal di rumah sewaan di XXXXX;
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Halaman 20 dari 66
- Bahwa saat masih menikah dengan Tergugat, Penggugat beragama Islam, namun sekarang saksi tidak tahu;
- Bahwa Tergugat dulu sebagai ibu rumah tangga, sekarang saksi tidak tahu;
- Bahwa saat masih sebagai suami istri, anak Penggugat dan Tergugat diurus bersama oleh Penggugat dan Tergugat;
- Bahwa menurut cerita yang saksi dengar dari Penggugat, penyebab Penggugat dan Tergugat bercerai karena ada orang ke tiga akan tetapi dari pihak siapa, saksi tidak tahu;
2. SAKSI II, agama Hindu, umur 39 tahun, pekerjaan Swasta, bertempat tinggal di Kabupaten Badung. Di bawah sumpah memberikan keterangan sebagai berikut:
- Bahwa saksi kenal dengan Penggugat dan Tergugat karena dulu bertetangga selama lebih kurang 7 tahun. Jarak rumah kami kurang lebih 10 - 15 meter;
- Bahwa saya tidak tahu apakah Penggugat dan Tergugat masih sebagai suami istri, namun saksi pernah mendengar Penggugat dan Tergugat akan bercerai saat Tergugat masih tinggal di rumah tersebut.
Sejak tahun 2013 Tergugat sudah tidak tinggal di rumah tersebut;
- Bahwa Penggugat dan Tergugat sudah mempunyai seorang anak bernama ANAK PENGGUGAT KONVENSI/TERGUGAT REKONVENSI DAN TERGUGAT KONVENSI/PENGGUGAT REKONVENSI yang saksi dengar sekarang anak tersebut tinggal bersama Tergugat akan tetapi saksi tidak mengetahui di mana. Anak tersebut sekolah SD;
- Bahwa saksi mendengar Penggugat sekarang tinggal di daerah XXXXX dengan istri barunya yang dinikahi pada 2013 setelah Tergugat pergi;
- Bahwa saksi tidak mengetahui bahwa istri baru Penggugat sebelum menjadi istri Penggugat pernah bekerja di rumah Penggugat atau tidak;
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Halaman 21 dari 66
- Bahwa saat Penggugat dan Tergugat masih suami istri, Tergugat yang mengasuh ANAK PENGGUGAT KONVENSI/TERGUGAT REKONVENSI DAN TERGUGAT KONVENSI/PENGGUGAT REKONVENSI sambil mengurus usaha salonnya. Dan yang lebih sering tinggal di rumah adalah Tergugat. Perilaku Tergugat baik dalam mengasuh ANAK PENGGUGAT KONVENSI/TERGUGAT REKONVENSI DAN TERGUGAT KONVENSI/PENGGUGAT REKONVENSI layaknya seorang ibu kepada anaknya. Saksi tidak pernah mendengar Tergugat berperilaku buruk atau mempunyai hubungan dengan laki-laki lain;
- Bahwa saat Penggugat dan Tergugat pisah, anak Penggugat dan Tergugat, setahu saksi anak langsung ikut Tergugat;
- Bahwa saksi tidak mengetahui pekerjaan Penggugat;
- Bahwa Tergugat beragama Islam sedangkan Penggugat, saksi tidak tahu agamanya;
- Bahwa saksi tidak tahu Penggugat dan istri barunya menikah secara agama apa;
- Bahwa saksi tidak pernah mengetahui anak Penggugat dan Tergugat diasuh oleh baby sitter;
Bahwa untuk menguatkan dalil bantahannya, Tergugat Konvensi/Penggugat Rekonvensi mengajukan alat-alat bukti surat berupa : a. Fotokopi Salinan Putusan Pengadilan Agama Badung Nomor
XXX/XXX.X/XXXX/XX.XXX tanggal XX Januari XXXX yang dikeluarkan oleh Pengadilan Agama Badung. Bukti surat tersebut telah diberi meterai cukup dan telah dicocokkan dengan aslinya yang ternyata sesuai, lalu oleh Ketua Majelis diberi tanda T-1;
b. Fotokopi Akta Cerai Nomor XX/XX/XXXX/XX.XXX tanggal XX Mei 2012 yang dikeluarkan oleh Pengadilan Agama Badung. Bukti surat tersebut telah diberi meterai cukup dan telah dicocokkan dengan aslinya yang ternyata sesuai, lalu oleh Ketua Majelis diberi tanda T-2;
c. Fotokopi Kutipan Akta Kelahiran Nomor XX/XX.XX/XXXX tanggal XX Juni 2005 yang dikeluarkan oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Halaman 22 dari 66
Denpasar. Bukti surat tersebut telah diberi meterai cukup dan telah dicocokkan dengan aslinya yang ternyata sesuai, lalu oleh Ketua Majelis diberi tanda T-3;
d. Fotokopi Keputusan Nomor X.XXXX-XX.XX.XX TAHUN 2007 tanggal XX September 2007 yang dikeluarkan oleh Menteri Hukum dan HAM RI. Bukti surat tersebut telah diberi meterai cukup dan telah dicocokkan dengan aslinya yang ternyata sesuai, lalu oleh Ketua Majelis diberi tanda T-4;
e. Fotokopi Pencabutan Dokumen Imigrasi Nomor: XXXXX.XXXX-X tanggal XX Januari 2008 yang dikeluarkan oleh Kantor Imigrasi Denpasar. Bukti surat tersebut telah diberi meterai cukup dan telah dicocokkan dengan aslinya yang ternyata sesuai, lalu oleh Ketua Majelis diberi tanda T-5;
f. Fotokopi Laporan Hasil Belajar Siswa yang dikeluarkan oleh SDN XX Kabupaten Banyuwangi. Bukti surat tersebut telah diberi meterai cukup dan telah dicocokkan dengan aslinya yang ternyata sesuai, lalu oleh Ketua Majelis diberi tanda T-6;
g. Fotokopi Print out Akun Facebook milik Penggugat. Bukti surat tersebut telah diberi meterai cukup dan telah dicocokkan dengan aslinya yang ternyata sesuai, lalu oleh Ketua Majelis diberi tanda T-7;
h. Fotokopi Surat Keterangan tanggal XX Juli 2014 yang dikeluarkan oleh TPQ XXXXX di Kabupaten Banyuwangi. Bukti surat tersebut telah diberi meterai cukup dan telah dicocokkan dengan aslinya yang ternyata sesuai, lalu oleh Ketua Majelis diberi tanda T-8;
i. Fotokopi Surat Keterangan tanggal XX Juli 2014 yang dikeluarkan oleh Bimbingan Belajar XXXXX di Kabupaten Banyuwangi. Bukti surat tersebut telah diberi meterai cukup dan telah dicocokkan dengan aslinya yang ternyata sesuai, lalu oleh Ketua Majelis diberi tanda T-9;
Bahwa selain alat bukti surat, Tergugat Konvensi/Penggugat Rekonvensi juga mengajukan alat bukti 2 orang saksi yaitu:
1. SAKSI I, umur 55 tahun, agama Islam, pekerjaan Swasta, bertempat tinggal di Kabupaten Banyuwangi. Di bawah sumpahnya memberikan keterangan sebagai berikut:
- Bahwa saksi adalah bibi Tergugat dan tinggal di rumah Tergugat;
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Halaman 23 dari 66
- Bahwa Tergugat mempunyai 2 orang anak bernama ANAK TERGUGAT DARI SUAMI I dan ANAK PENGGUGAT KONVENSI/TERGUGAT REKONVENSI DAN TERGUGAT KONVENSI/PENGGUGAT REKONVENSI;
- Bahwa ANAK TERGUGAT DARI SUAMI I adalah anak Tergugat dengan mantan suami yang bernama SUAMI I;
- Bahwa saksi kenal dengan Penggugat. Dulu Penggugat dan Tergugat adalah suami istri yang berumah tangga di Bali yaitu di Jalan XXXXX.
Sekarang Penggugat dan Tergugat sudah bercerai. Penggugat tinggal di Bali sedangkan Tergugat tinggal di Banyuwangi;
- Bahwa ANAK PENGGUGAT KONVENSI/TERGUGAT REKONVENSI DAN TERGUGAT KONVENSI/PENGGUGAT REKONVENSI adalah anak Penggugat dan Tergugat, dan sekarang anak tersebut tinggal bersama dengan Tergugat;
- Bahwa saat masih di Bali, Tergugat mengasuh ANAK PENGGUGAT KONVENSI/TERGUGAT REKONVENSI DAN TERGUGAT KONVENSI/PENGGUGAT REKONVENSI dengan baik dan bertanggung jawab;
- Bahwa anak tersebut diasuh sendiri tanpa bantuan baby sitter;
- Bahwa saksi sering berkunjung ke rumah Penggugat dan Tergugat di Bali. Dan saat berkunjung, saksi tidak pernah melihat Penggugat minum minuman keras, namun pernah mendengar dari Tergugat bahwa Penggugat suka minum minuman keras di bar;
- Bahwa Penggugat bekerja di pertambangan emas di Australia.
Sedangkan Tergugat dulu membuka salon di rumahnya;
- Bahwa sebelum Penggugat dan Tergugat bercerai, Penggugat dan Tergugat sudah pisah rumah, sejak Penggugat dan Tergugat pisah rumah anak tersebut sudah tinggal bersama Tergugat;
- Bahwa sekarang Tergugat sudah menikah lagi setelah bercerai dari Penggugat. Saksi kenal dengan suami Tergugat bernama XXXXX yang berasal dari Australia;
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Halaman 24 dari 66
- Bahwa Tergugat menikah dengan suami barunya secara agama Islam;
- Bahwa sekarang Tergugat mempunyai usaha kerupuk, jual baju dan gas elpiji. Tergugat mempunyai 4 orang karyawan yang membantu Tergugat menjalankan usaha kerupuk tersebut;
- Bahwa saksi tidak mengetahui jumlah penghasilan Tergugat;
- Bahwa ANAK PENGGUGAT KONVENSI/TERGUGAT REKONVENSI DAN TERGUGAT KONVENSI/PENGGUGAT REKONVENSI sekarang bersekolah di SD XXXXX. Selain bersekolah, ANAK PENGGUGAT KONVENSI/TERGUGAT REKONVENSI DAN TERGUGAT KONVENSI/PENGGUGAT REKONVENSI juga mengikuti les tambahan dan mengaji;
- Bahwa rumah yang ditempati oleh Tergugat sekarang bersama anak Penggugat dan Tergugat adalah rumah orang tua Tergugat. Dan yang tinggal bersama Tergugat di rumah tersebut adalah Tergugat dan 2 orang anak Tergugat, kedua orang tua Tergugat serta saksi, sedangkan suami Tergugat tinggal di Ausralia;
- Bahwa selama anak Penggugat dan Tergugat tinggal bersama Tergugat, Penggugat pernah menjenguknya sebanyak 2 kali;
- Bahwa Tergugat beragama Islam, sedangkan agama Penggugat saksi tidak tahu;
- Bahwa sebelum anak Penggugat dan Tergugat diasuh oleh Tergugat, anak tersebut pernah diasuh Penggugat dan istrinya. Tergugat mengambil anak Penggugat dan Tergugat dari Penggugat karena Penggugat sudah menikah lagi dengan perempuan bernama XXXXX;
- Bahwa keadaan anak Penggugat dan Tergugat saat diambil dari Penggugat tidak terawat dan terlihat kurus;
- Bahwa Tergugat tidak ada komunikasi lagi dengan mantan suaminya yang pertama;
2. SAKSI II, umur 44 tahun, agama Islam, pekerjaan Wiraswasta, bertempat tinggal di Kabupaten Jember. Di bawah sumpah memberikan keterangan sebagai berikut:
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan