Dalam penelitian ini peneliti mengajukan pertanyaan penelitian yaitu: “Bagaimana implementasi pendidikan akhlak dalam kitab Ihya` Ulumuddin di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiin Kecamatan Desa Kabupaten Lampung Timur?” Ulumuddin di Pesantren Hidayatul Mubtadiin, Kecamatan Sekampung, Kabupaten Lampung Timur. Rancangan penelitian menggunakan penelitian lapangan kualitatif.
PENDAHULUAN
Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka peneliti mengajukan pertanyaan penelitian yaitu: “Bagaimana implementasi pendidikan akhlak dalam kitab Ihya` Ulumuddin di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiin Kecamatan Desa Kabupaten Lampung Timur. pertanyaan penelitian diatas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi pendidikan akhlak dalam Kitab Ihya` Ulumuddin di kediaman Islam Hidayatul Mubtadiin Kecamatan Sekampung Kabupaten Lampung Timur.
Penelitian Relevan
- Pengertian Pendidikan Akhlak
- Dasar Pendidikan Akhlak
Sedangkan penelitian yang akan dilakukan peneliti lebih menekankan pada konsep pendidikan akhlak dalam kitab Ihya` Ulumuddin. Penelitian yang akan dilakukan peneliti lebih menekankan pada pendidikan akhlak menurut Al-Ghazali dalam kitab Ihya` Ulumuddin dan implementasinya di lapangan.
ي َّللّ ٱ
Al-Quran dalam konteks pendidikan akhlak merupakan landasan utama pembentukan berbagai teori tentang pendidikan akhlak. Al-Quran sarat dengan nilai-nilai moral yang menjadi pedoman perilaku dan ucapan.
للّ
Nilai-nilai Islam menjadi landasan moral dan etika yang aktual atau aplikasi dari nilai-nilai Islam tersebut. Maka salah satu ciri pembinaan akhlak dalam Islam adalah isinya yang mengacu pada Al-Qur'an yang kebenarannya bersifat abadi dan universal, sehingga akhlak dalam Islam tidak berubah sesuai dengan selera pemikiran manusia dan perubahan zaman. .
وٱ
ريخلۡأٓ ٱ
رَكَذَوٱ
اٗيريثَك ۡ٢١
Memahami ayat di atas, boleh dikatakan banyak di dalam al-Quran yang mengandungi nilai-nilai akhlak. Asas As-Sunnah sebagai asas akhlak bermaksud Rasulullah adalah contoh dan teladan bagi manusia, diutuskan oleh Allah SWT untuk menyempurnakan akhlak manusia.
لا َ
Sunnah ialah "Segala sesuatu yang datang daripada Nabi Muhammad SAW, berupa perbuatan, perkataan dan pengakuan Nabi Muhammad SAW." 15.
زَِعا
قَملسوَهيلعَللهاَىلصَبينلاَنأ
لا
Tujuan Pendidikan Akhlak
Berdasarkan kata kunci di atas, ditetapkan bahwa ada tiga tujuan pendidikan akhlak dalam perspektif Al-Qur'an. Jadi pendidikan akhlak dalam Islam tidak membedakan antara hubungan dengan Allah SWT dan hubungan dengan sesama makhluk.
Macam-Macam Akhlak
Berdasarkan tujuan di atas, maka setiap pemikiran, perilaku dan ucapan seorang muslim harus diarahkan sesuai dengan ajaran Islam, baik dalam konteks hubungan dengan Allah SWT maupun hubungan dengan sesama manusia. Hubungan dengan Allah merupakan dasar pembentukan akhlak umat Islam, yang menjadi dasar pembentukan akhlak sosial, yaitu ketika manusia berhubungan dengan makhluk.
Muatan Pendidikan Akhlak dalam Kitab Ihya `Ulumuddin
Siswa harus terhindar dari berbagai penyakit jiwa yang dapat menghambat perkembangan belajar siswa. Hal ini dimaksudkan agar siswa tidak ragu-ragu dalam mempelajari ilmu yang baru dipelajarinya.
هوُعيبَّت ٱ
Oleh karena itu, siswa tidak boleh naik ke tingkat yang lebih tinggi sebelum tingkat sebelumnya dikuasai dengan baik. Santri harus istiqoma dalam jalan mencari ilmu sebagaimana dijelaskan dalam Firman Allah sebagai berikut:
لُب ُّسل
Ilmu, dengan semua peringkatnya, kadang-kadang menjadi jalan yang membawa seseorang kepada Tuhan atau membantu membawanya ke jalan ini.
يهيلييبَسۡنَعۡ مُكيب
Ketekunan dalam belajar merupakan moral yang harus dimiliki oleh siswa agar memperoleh ilmu yang bermanfaat. Pelajar harus menjaga pikirannya agar tidak tertular penyakit jantung yang dapat menghalanginya untuk memperoleh ilmu yang bermanfaat.
هاور(
يراخبلا)
Implementasi Pendidikan Akhlak dalam Kitab Ihya` Ulumuddin di Pondok Pesantren Pondok Pesantren
Mujahadit dalam rangka pendidikan akhlak dilaksanakan agar peserta didik mampu menjaga diri dari dorongan-dorongan negatif yang muncul dari godaan hawa nafsu. Tahap pertama yang harus diselesaikan oleh siswa adalah pemurnian pikiran dan anggota tubuh dari maksiat. Drill adalah metode pendidikan moral yang melatih perilaku terpuji sehingga siswa diajarkan untuk melakukannya tanpa ada dorongan dari luar.
Hal ini dikarenakan perbuatan yang dilakukan secara berulang-ulang lama kelamaan dapat menjadi kepribadian siswa. Habitim adalah metode tazkiyatun nafs yang menekankan pengulangan perilaku terpuji sehingga siswa diajarkan untuk melakukannya tanpa ada dorongan dari luar.
Proses Pendidikan Akhlak dalam Kitab Ihya` Ulumuddin
Takhalli dapat diartikan sebagai proses mensucikan diri dari berbagai macam sifat yang tercela, mensucikan diri dari sikap yang selalu mempertaruhkan hawa nafsu, yang selalu mengundang dosa dan menimbulkan penyesalan. Langkah selanjutnya setelah melalui proses pengosongan jiwa dari berbagai macam sifat yang tidak baik adalah mengisi jiwa yang kosong itu dengan berbagai macam sikap dan perbuatan yang baik. Melalui tahapan ini seseorang yang ingin mensucikan jiwanya, setelah menjalani berbagai macam proses takhalli, kemudian mengganti kebiasaan lama yang buruk dengan kebiasaan baru yang baik, melalui amalan yang terus menerus.
Meskipun ada berbagai stasiun yang bisa ditempuh untuk mengisi jiwa, namun ada satu cara yang bisa digunakan untuk melatih jiwa yaitu dengan berdzikir kepada Allah SWT. Mencermati jenis-jenis penelitian deskriptif di atas, maka penelitian ini termasuk penelitian deskriptif jenis studi kasus, yaitu “penelitian tentang status subjek penelitian yang berkaitan dengan fase khusus atau tipikal dari keseluruhan kepribadian.
Sumber Data
Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah kyai (wali), ustadz dan santri di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiin Sekampung Lampung Timur tentang implementasi pendidikan akhlak dalam kitab Ihya`. Sumber data dalam penelitian ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber yang secara langsung memberikan data kepada pengumpul data.” 72 Yang dimaksud dengan data primer adalah “data dalam bentuk verbal atau kata-kata yang diucapkan secara lisan, gerak tubuh atau tingkah laku yang dilakukan oleh subjek yang dapat dipercaya, dalam hal ini penelitian. subjek (informan) dalam hubungannya dengan variabel yang diteliti.”73.
Berdasarkan kutipan di atas, maka narasumber utama dalam penelitian ini adalah ustadz dan santri Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiin Lampung Timur. Peneliti dalam mengumpulkan data pelaksanaan pendidikan akhlak dalam kitab Ihya` Ulumuddin, tidak hanya mengandalkan sumber primer, tetapi juga menggunakan sumber sekunder sebagai acuan teoritis.
Teknik Pengumpulan Data
Selain sumber sekunder di atas, digunakan data pustaka untuk memperoleh data pustaka yaitu: kitab Ihya` Ulumuddin dan kitab pendidikan akhlak. Memperhatikan uraian di atas, maka metode pengumpulan yang dipilih penelitian ini adalah wawancara mendalam dan observasi. Wawancara dilakukan dengan sumber data primer yaitu ustadz dan santri Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiin Lampung Timur.
Metode observasi yang digunakan adalah observasi non partisipan, karena penulis tidak berinteraksi langsung dengan peneliti dalam kegiatan sehari-hari. Penulis mencari informasi tentang profil pondok pesantren Hidayatul Mubtadiin, visi misi, status ustaz dan santri serta struktur organisasi pondok pesantren Hidayatul Mubtadiin dengan menggunakan metode dokumentasi.
Teknik Penjamin Keabasahan Data
Dokumentasi adalah “pencarian data tentang hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, risalah rapat, buku besar, agenda dan sebagainya. 82. Peneliti bermaksud menggunakan data yang diperoleh dari satu sumber tes untuk dibandingkan dengan data dari sumber lain, sehingga diperoleh data yang konsisten, dan deskripsi yang lebih memadai dari gejala yang diteliti. Berdasarkan teknik di atas, peneliti membandingkan data yang diperoleh dari wawancara dengan ustadz, dengan data yang diperoleh dari wawancara dengan siswa.
Peneliti juga membandingkan data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan data yang diperoleh dari observasi, sehingga diketahui relevansi data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan fakta di lapangan.
Teknik Analisis Data
Mereduksi data berarti meringkas, memilih hal-hal yang paling penting, memfokuskan pada hal-hal yang penting, mencari tema dan pola serta membuang yang tidak diperlukan. pendidikan dalam kitab Ihya` Ulumuddin, yang memudahkan peneliti dalam menyajikan data. Reduksi data juga dilakukan sesuai dengan pengujian keabsahan data, dalam artian data yang tidak lolos uji triangulasi tidak disajikan dalam laporan penelitian. Penyajian data (presentasi data) dalam penelitian ini merupakan penyajian data penelitian mengenai implementasi pendidikan akhlak dalam kitab Ihya` Ulumuddin yang dihasilkan dari hasil wawancara di lapangan dan direduksi pada tahap sebelumnya.
Verifikasi data (verifikasi data) dalam penelitian ini adalah suatu susunan sistematis dari data yang telah dihasilkan untuk memudahkan peneliti menarik kesimpulan dari hasil penelitian. Pengambilan kesimpulan dilakukan dengan menggunakan metode deduktif yaitu menarik kesimpulan dari masalah khusus ke masalah umum.
Deskripsi Wilayah Penelitian
- Sejarah Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiin
Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiin mendirikan Madrasah Diniyah (ulya, wustho dan `ulya) dalam perkembangan selanjutnya, dan mendirikan lembaga pendidikan umum untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP Hidayatul Mubtadiin) pada tahun 2009. Santri Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiin berasal dari berbagai daerah di Provinsi Lampung dan umumnya dari Kabupaten Lampung Timur. Kondisi santri di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiin mengalami perkembangan dan peningkatan yang cukup pesat dari tahun ke tahun sejak berdiri hingga saat ini.
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa dalam tiga tahun terakhir terjadi peningkatan jumlah santri dan rombongan belajar santri pondok pesantren Hidayatul Mubtadiin. Penerapan pendidikan akhlak dalam kitab Ihja` Ulumuddin di Asrama Islam Hidayatul Mubtadiin, Asrama Islam Hidayatul Mubtadiin.
Implementasi Pendidikan Akhlak dalam Kitab Ihya` Ulumuddin di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiin Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiin
Berdasarkan hasil observasi di Pesantren Hidayatul Mubtadiin, diketahui santri terbiasa rendah hati. Sedangkan untuk santri yang sudah diajarkan sejak lama, seperti kitab-kitab fikih. Buku Ihya` Ulumuddin diajarkan kepada siswa kelas I`mriti (menengah) dan Alfiyah.
Santri Hidayatul Mubtadiin tidak dianjurkan untuk mengikuti pembelajaran kitab Ihya` Ulumuddin jika tidak memahami tata bahasa. Santri di Pesantren Hidayatul Mubtadiin dilatih untuk rendah hati, rendah hati, santun dan memiliki akhlak yang baik.
PENUTUP
Kesimpulan
Saran
Halim, dkk., Manajemen Pesantren, Yogyakarta: Perpustakaan Pesantren, 2005 Abdul Mudjib dan Jusuf Muzakkir, Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana,. Abdul Qadir Isa, Hakaiq et-Tashawwuf, Diterjemahkan oleh Khairul Amru dan Afrizal Lubis, Jakarta: Qisthi Press, 2005. Al-Ghazali, Ihya` Ulumuddin, Diterjemahkan oleh Ismail Ya`kub, Jakarta: Faizan Al-Munqidz Min Al-Dalalal, Diterjemahkan oleh Masyhur Abadi Surabaya: Pustaka.
Azyumardi Azra dkk, Ensiklopedia Islam 2, Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 2003 Boedi Abdullah dan Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian Ekonomi Islam,. Muhammad Akib, Peran Kegiatan Ekstrakurikuler Pengembangan Islam dalam Meningkatkan Karimah Akhlakul, Antologi Penelitian Pendidikan Agama Islam, Yogyakarta: Depublish, 2016. Muhammad Nashiruddin Al-Albani, Mukhtasor Shahih Muslim, diterjemahkan oleh Elly Lathifah, Di Jakarta50 Gema: .
Muhammad Fathurrohman, Principles and Stages of Islamic Education Study of Tafsir Al-Qur'an, Yogyakarta: Garudhawaca, 2017.