PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pertanyaan Peneliti
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Penelitian Relevan
LANDASAN TEORI
Penerapan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
- Pengertian Penerapan Pembelajaran
- Macam-macam Metode dalam Penerapan Pembelajaran
- Pengertian Pendidikan Agama Islam
- Tujuan Pendidikan Agama Islam
- Macam-macam Pendidikan Agama Islam di MI
- Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kegiatan Belajar
Untuk mengetahui penerapan pembelajaran pendidikan agama Islam dalam meningkatkan kualitas pembinaan akhlak siswa di MIN 1 Metro. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mendukung dan menghambat penerapan pendidikan agama Islam dalam meningkatkan kualitas pembinaan akhlak siswa di MIN 1 Metro. Penelitian yang akan peneliti lakukan mengenai penerapan pendidikan agama Islam dalam meningkatkan kualitas pembinaan akhlak siswa di MIN 1 metro.
Yang pertama, Silsilia Rosadi dalam tesisnya tahun 2017 berjudul “Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Mengatasi Dekadensi Moral Siswa SMK Al-Asror Sumbersari Kecamatan Sekampung Lampung Timur”,7 yang membahas tentang pengajaran Pendidikan Agama Islam dari oleh guru sehingga dapat mengatasi dekadensi moral yang terjadi. Dari penelitian Silsilia Rosadi dalam tesisnya tahun 2017 berjudul “Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengatasi Dekadensi Moral Siswa SMK Al-Asror Sumbersari Kecamatan Sekampung Lampung Timur” terdapat kesepakatan penelitian kedua masalah akhlak tersebut membahas apa yang kejadian. Dari penelitian Silsilia Rosadi dalam tesisnya tahun 2017 yang berjudul “Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengatasi Kemerosotan Moral Siswa SMK Al-Asror Sumbersari Kecamatan Sekampung Lampung Timur” perbedaannya penelitian Silsilia Rosadi mengkaji tentang upaya guru mengatasi akhlak . masalah.
7 Silsilia Rosadi, Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengatasi Dekadensi Moral Siswa SMK Al-Asror Sumbersari, Kecamatan Sekampung, Lampung Timur, (Metro; IAIN, 2017). Dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman kepada Allah. Mata pelajaran Hadits Al-Qur’an di Madrasah Aliyah merupakan salah satu mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Ibtidaiyah merupakan salah satu mata pelajaran pendidikan agama Islam yang mengkaji tentang asal-usul, perkembangan, peranan kebudayaan atau peradaban.
METODOLOGI PENELITIAN
- Jenis dan Sifat Penelitian
- Sumber Data
- Metode Pengumpulan Data
- Teknik Penjamin Keabsahan Data
- Analisis Data
- Langkah-langkah Penelitian
Penelitian ini menyangkut data primer tentang kualitas pembinaan akhlak siswa MIN 1 Metro yaitu wawancara langsung dengan subjek penelitian. Kuesioner (kuesioner) dibentuk dari aspek kualitas perkembangan moral yang dibahas pada Bab 2 dan kemudian dijabarkan menjadi kisi-kisi instrumen. Pertanyaan yang digunakan dalam Kuesioner Kualitas Perkembangan Moral terdiri dari pertanyaan positif dan negatif.
Untuk mengukur seberapa besar pengaruh metode dalam penerapannya terhadap perubahan siswa dan kualitas perkembangan moral pada akhirnya. Dari pernyataan di atas, peneliti menemukan empat metode yang digunakan guru untuk meningkatkan kualitas perkembangan moral siswa yaitu: metode ceramah, tanya jawab, penugasan dan diskusi. Sehingga akan meningkatkan kualitas perkembangan moral siswa jika materi dapat cepat dipahami dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Tentunya ada peningkatan kualitas pembinaan akhlak siswa, setelah kita bimbing dan bimbing anak-anak tersebut. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru PAI dan hasil angket siswa terhadap peningkatan kualitas perkembangan akhlak siswa bahwa terjadi peningkatan kualitas perkembangan akhlak dan siswa juga memiliki kualitas perkembangan akhlak yang baik. Penerapan pembelajaran agama Islam dalam meningkatkan kualitas pembinaan akhlak siswa di MIN 1 Metro terdiri dari beberapa metode dalam penerapan pembelajarannya yaitu: metode ceramah, metode tanya jawab, metode penugasan, diskusi metode, dan metode teladan.
Dan terjadi peningkatan kualitas perkembangan moral siswa dan peningkatan kualitas perkembangan moral siswa dalam kategori baik. Terdapat faktor-faktor yang mendukung dan menghambat pelaksanaan pendidikan agama Islam dalam meningkatkan kualitas pembinaan akhlak peserta didik, yaitu faktor eksternal (kurikulum, pendidik, benda/obyek, lingkungan) dan faktor internal (minat, kecerdasan, motivasi) dan faktor pendukung. . dan faktor penghambat dalam meningkatkan semangat siswa adalah faktor lingkungan. Bagaimana peran guru Pendidikan Agama Islam (IRE) dalam membimbing siswa dalam meningkatkan kualitas pembinaan akhlak sehingga menjadi pribadi yang baik.
Bagaimana pelaksanaan Pendidikan Agama Islam yang diajarkan oleh guru dalam meningkatkan kualitas pembinaan akhlak peserta didik. Bagaimana solusi anda untuk mengatasi kendala faktor penghambat dalam meningkatkan kualitas pembinaan akhlak siswa. Apakah ada peningkatan kualitas perkembangan moral siswa dengan penggunaan metode yang digunakan dalam proses pengajaran.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
- Dekripsi Wilayah Penelitian
- Deskripsi Hasil Penelitian
Pada tanggal 30 Oktober 1962, Tn. Prawiro Sumarto sebagai Kepala Madrasah dimutasi ke Kantor Inspeksi Pendidikan Agama Kabupaten Lampung Tengah. Terwujudnya minimal 1 metro mutu pendidikan dan iptek berwawasan lingkungan a) Penanaman pemahaman dan pengamalan nilai-nilai agama. Mahasiswa merupakan salah satu komponen daya dukung MIN 1 Metro dalam mewujudkan visi dan misi.
23 Agus Triyanto, S.Pd.I Guru Kelas 24 Ardhi Suwendra, S.Kom Staff Operator 25 Taufiq Amrulloh, S.Pd Guru Pendidikan Jasmani. 27 Batara Surya Pratama, S.Pd.I B. Guru Bahasa Arab 28 Annisa Inayatul Kholis, S.Pd Guru Kelas 29 Guru Resta Nur Hidayati, S.Pd.I Guru Kelas. Sarana dan prasarana di MIN 1 Metro sangat memadai, karena siswa sudah menggunakan LCD dalam pembelajaran, serta didukung dengan adanya bahan pelajaran agama di perpustakaan.
Lingkungan di MIN 1 Metro sangat mendukung proses belajar siswa, karena siswa dapat belajar dengan tenang dan nyaman. Jika tidak dilandasi kepentingan tersebut, maka semuanya cenderung sia-sia.Berdasarkan data observasi, materi ajar agama Islam merupakan materi yang cenderung jenuh, meskipun hanya bersifat teoritis. Oleh karena itu, untuk meningkatkan minat siswa terhadap materi ajar agama Islam, guru berusaha mengemas materi tersebut semenarik mungkin.
Siswa MIN 1 Metro, khususnya kelas V, berasal dari latar belakang keluarga yang berbeda-beda, dan ada beberapa yang acuh tak acuh terhadap pendidikan agama Islam. Tentunya ada peningkatan kualitas pembinaan akhlak siswa, setelah kita bimbing dan bimbing anak dengan memberikan contoh yang baik atau suri tauladan yang baik, alhamdulilah anak yang nakal, setelah dibimbing dan dibimbing alhamdulillah, moral mereka menjadi baik. . Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan kualitas pembinaan akhlak siswa terkait dengan penerapan pembelajaran di sekolah, karena pada kenyataannya dalam setiap penyampaian pendidikan agama Islam siswa selalu semangat dalam belajar dan mengaplikasikannya dengan baik dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk mengetahui kualitas pembinaan akhlak siswa, maka peneliti melakukan penelitian dengan memberikan orang tua asuh kepada siswa karena siswa tersebut memiliki kualitas akhlak yang berbeda-beda. Untuk mengetahui kualitas moral siswa khususnya kelas V MIN 1 Metro peneliti menggunakan angket skala Likert dengan tiga alternatif jawaban, dimana alternatif pertama berupa pertanyaan positif diberi skor a = 3, alternatif kedua alternatif diberi skor b = 2 dan alternatif ketiga diberi skor c = 1 dan untuk alternatif negatif. Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa 23 responden berada pada kategori baik dan 3 responden berada pada kategori sangat baik, dan dengan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa MIN 1 Metro khususnya kelas V B , memiliki kualitas moral yang baik.
Pembahasan
Berdasarkan data diatas terlihat bahwa terdapat 23 responden yang berada pada kategori baik dan terdapat 3 responden yang berada pada kategori sangat baik, dengan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa mayoritas siswa MIN 1 Metro khususnya kelas V B , memiliki kualitas moral yang baik. metode tanya jawab, pemberian tugas, kadang juga diskusi, dan dalam mengajar dia menyesuaikan dengan materi, tetapi dia cenderung mengajar dengan metode ceramah karena menurutnya itu efektif. Dari hasil observasi, peneliti menemukan bahwa metode ceramah merupakan salah satu metode yang sering digunakan di kelas V untuk pelajaran pendidikan agama Islam. Metode keteladanan ini mempunyai pengaruh yang sangat baik untuk diterapkan di MIN 1 Metro terutama untuk membentuk akhlak pada siswa yaitu untuk meningkatkan kualitas pembinaan akhlak siswa dan demi terciptanya sekolah umum yang islami dimana penanaman akhlak dimulai dari pendidik.
Hasil wawancara dengan Ibu Latifa menunjukkan bahwa setelah siswa dibimbing dan dibimbing dengan memberikan contoh yang baik atau contoh yang baik, sehingga siswa yang dulunya berakhlak buruk sekarang ditingkatkan menjadi baik. Hal ini menggambarkan bahwa guru menggunakan metode yang berbeda-beda tergantung keadaan siswa dalam mata pelajaran agama Islam, dan dapat meningkatkan minat siswa dalam mempelajari pendidikan agama Islam. Akhlak adalah baik atau buruk berkaitan dengan perbuatan, sikap, kewajiban dan semua perilaku individu yang baik.
Siswa MIN 1 Metro ini rata-rata baik, mereka juga pintar dan berperilaku baik terhadap gurunya, mereka sopan, ramah dan rajin jadi tentu saja mereka memiliki akhlak yang baik menurut saya”63. Berdasarkan pemaparan di atas, dari data dan fakta serta hasil penelitian penulis, siswa tergolong dalam kualitas perkembangan akhlak yang baik. Guru Akidah Akhlak mengatakan bahwa “Saya menilai siswa sudah memiliki akhlak yang baik atau belum dengan melihat perbuatan dan perilakunya seperti sopan santun kepada guru, menaati tata tertib sekolah dan sebagainya.” 64.
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kualitas perkembangan moral siswa antara lain lingkungan, sekolah, sekolah merupakan lembaga formal yang turut mempengaruhi kualitas perkembangan moral siswa. Karena mereka memperoleh ilmu dan nilai, maka jika guru memberikan nilai-nilai kehidupan yang baik maka akan menjadikan kualitas perkembangan moral siswa menjadi baik, sehingga siswa mampu memaknai kehidupannya dengan baik. Untuk memperkuat hasil pernyataan di atas, peneliti juga memberikan kuesioner kepada 28 responden, dimana hasil data menunjukkan ada 23 responden yang masuk kategori baik dan ada 3 responden yang masuk kategori sangat baik, dengan hasil angket dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa di MIN 1 Metro khususnya kelas 5 B memiliki kualitas perkembangan moral yang baik.
Guru hendaknya selalu memberikan contoh kedisiplinan yang baik kepada siswanya dengan tidak pulang terlambat atau lebih awal. Siswa hendaknya selalu berusaha bersikap atau bertingkah laku dengan tepat dan sesuai dengan petunjuk atau sesuai dengan tata tertib di sekolah. Santri hendaknya lebih banyak belajar, dan selalu melaksanakan shalat lima waktu serta selalu melakukan kegiatan yang terpuji, agar senantiasa memiliki pembinaan akhlak yang berkualitas.
Afifudin, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung; CV Pustaka Setia, t.t.) Ardiyansyah, Hidayat, “Pengaruh Lingkungan Sekolah Terhadap Moral Siswa. Rosadi, Silsilia, Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Mengatasi Kemunduran Moral SMK Al-Asror Sumbersari Pelajar SMA, Kecamatan Sekampung, Lampung Timur, (Metro; IAIN, 2017).
PENUTUP
Simpulan
Saran
Guru juga harus mengenalkan siswa untuk dapat mempraktekkan keikhlasan siswa dengan berinfaq setiap hari Jum'at secara rutin. Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Kalam Mulya, 2010 Ristica, Dwienda, dkk, Prinsip Etika dan Akhlak dalam Pelayanan. Rukiyati, “Pendidikan Akhlak di Sekolah”, Jurnal Humanika, No.1, Th 2017 Sa’ad, Mustafa Abu, 30 Strategi Mendidik Anak, Jakarta: Maghfirah Pustaka,.
Aku sangat ingin menyontek saat mengerjakan ulangan harian, tapi hati nuraniku mengatakan bahwa menyontek akan merugikan diri sendiri, jadi aku tidak menyontek. Jika saya berbohong kepada teman saya, saya merasa sedih dan memberi tahu teman saya bahwa saya berbohong.