Disertasi berjudul: Persepsi Masyarakat Terhadap Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Tradisi Barzanji Di Desa Air Teras Kecamatan Talo Kabupaten Seluma. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam tradisi Barzanji di Desa Air Teras Kecamatan Talo Kabupaten Seluma.
Latar Belakang
Bagi pelaksanaan tradisi Barzanji di kampung ini, ia dilakukan semasa persembahan acara cukur rambut, aqiqah dan berkhatan anak. Daripada pernyataan tersebut, pengkaji tertarik untuk meneliti lebih lanjut dan kaitannya dengan akidah Islam, apakah sebenarnya nilai-nilai pendidikan agama Islam yang terkandung dalam tradisi Barzanji.
Identifikasi Masalah
Batasan Masalah
Rumusan Masalah
Tujuan penelitian
Manfaat Penelitian
Tradisi Barzanji
Tradisi Al-Barzanji yang dikenali dan dipercayai oleh sebahagian besar masyarakat sudah pasti mempunyai asal usul atau sejarah pembentukan tradisi al-Barzanji ini, di mana tradisi al-Barzanji bermula dengan sambutan kelahiran Nabi Muhammad SAW. , maka ia dikenali sebagai istilah Maulid Al-Barzanji. Sejarah kitab al-Barzanji tidak terlepas dari momentum besar memperingati maulid Nabi Muhammad.
Nilai Pendidikan Islam a. Nilai
Pendidikan Islam adalah usaha sadar dan terencana untuk mempersiapkan peserta didik agar mengenal, memahami, menghayati. dengan cara menanamkan nilai-nilai islami guna membentuk kepribadian yang lebih baik sesuai ajaran islam. Nilai sejarah, pendidikan Islam menyumbangkan nilai yang sangat besar dalam kelangsungan kehidupan bangsa, dalam kehidupan bermasyarakat, dalam perjuangan bangsa Indonesia ketika terjadi invasi (aksi militer oleh angkatan bersenjata).
Nilai-nilai religi, pendidikan Islam dalam perkembangannya tentunya telah mempertahankan dan mengembangkan nilai-nilai Islam sebagai salah satu nilai religi masyarakat Indonesia. Pendidikan Islam mengandung beberapa unsur dasar yang mengarah pada pemahaman dan pengamalan ajaran Islam secara menyeluruh. Aspek pengajaran akidah (Tauhid) dalam dunia pendidikan Islam pada dasarnya merupakan proses pemenuhan hakikat tauhid.
Pendidikan Islam pada akhirnya ditujukan untuk melestarikan dan mewujudkan potensi tauhid melalui berbagai ikhtiar pendidikan yang tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Muatan ibadah dalam pendidikan Islam menitikberatkan pada bagaimana manusia mampu memenuhi hal-hal berikut:
Bacaan Barzanji untuk Pelaksanaan mencukur Rambut Bayi
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ruang lingkup akhlak secara umum adalah akhlak terhadap Allah dan akhlak terhadap makhluk (ciptaan Tuhan). Dengan demikian, bidang kemasyarakatan ini mencakup pengaturan-pengaturan pergaulan hidup manusia di muka bumi, misalnya pengaturan-pengaturan yang berkaitan dengan benda, penyelenggaraan negara, hubungan antar negara, hubungan antar manusia dalam dimensi sosial, dan sebagainya. Artinya: “Dan suatu ketika dia didatangi oleh dua malaikat yang membuka dadanya dan mencurahkan darah hitamnya.”
Penelitian Terdahulu
Permasalahan dalam penelitian ini adalah: Pengungkapan bentuk-bentuk upacara adat Metri Desa, pengungkapan fungsi upacara adat Metri Desa bagi masyarakat pendukung, pengungkapan makna simbolik upacara adat Metri Desa, dan pengungkapan nilai-nilai pendidikan dalam upacara adat Metri Desa. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa tradisi Metri Desa memiliki bentuk, fungsi, makna dan nilai pendidikan. Bedanya, dalam penelitian ini nilai-nilai yang diteliti berupa nilai-nilai pendidikan pada umumnya, sedangkan penulis menyelidiki nilai-nilai pendidikan agama Islam.
Skripsi Mukhlis Mubarok berjudul Nilai Pendidikan Islam dalam Tradisi Nyadran di Blambangan, Gedangan, Cepogo, Boyolali Tahun 2017, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, IAIN Surakarta, 2017. 37 Esti Zayana, Pendidikan Nilai dalam ritual. Tradisi Metrik Desa di Desa Limbangan, Kecamatan Limbangan, Kabupaten Kendal (Skripsi: Universitas Negeri Semarang, 2017), hlm. Hasil penelitiannya bahwa tradisi Nyadran merupakan proses mengirimkan doa kepada leluhur yang telah meninggal.38 Kemiripan penelitian ini dengan penelitian penulis adalah sama-sama mengkaji tradisi untuk melihat nilai-nilai pendidikan agama Islam yang itu berisi dan menggunakan metodologi yang sama.
Sebaliknya, penelitian ini mengkaji tradisi Nyadran sedangkan penulis mengkaji tradisi Barzanji. 38 Mukhlis Mubarok, Nilai-Nilai Pendidikan Islam dalam Tradisi Nyadran di Blambangan, Gedangan, Cepogo, Boyolali Tahun 2017 (Skripsi: IAIN Surakarta, 2017), hlm.
Kerangka Berpikir
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masyarakat Bugis desa Balangtaroang sangat kental dengan ritual Barzanji. 39. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis adalah pendekatan penelitian dan metode yang digunakan berbeda dengan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis. Berdasarkan fokus penelitian yang dilakukan, jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif 1 Sedangkan penelitian deskriptif adalah metode penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan fenomena yang ada yang terjadi sekarang atau di masa lalu 2 Penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan secara sistematis dan akurat fakta dan karakteristik yang berkaitan dengan populasi atau yang berkaitan dengan wilayah tertentu.
Subjek dan Informasi Penelitian
Teknik Pengumpukan Data
Penelitian survei banyak memanfaatkan wawancara sebagai teknik pengumpulan data, wawancara merupakan cara untuk mendapatkan informasi tentang sesuatu hal dengan cara bertanya kepada informan secara langsung. Dimana wawancara terjadwal (Standardized interview) biasanya berupa daftar pertanyaan yang dipersiapkan sebelumnya dan disusun secara sistematis.6. Kegiatan wawancara yang dilakukan penulis dalam penelitian ini dilakukan di desa Air Teras dengan informan yaitu: guru kelompok Barzanji Desa Air Teras, ketua Dasa dan tokoh agama/Imam Masjid Desa Air Teras.
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data penelitian mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan, transkrip, buku, surat, surat kabar, majalah, prasasti, risalah rapat, lembar nilai, agenda dan lain-lain. Dokumentasi dalam penelitian ini berupa catatan, data informan, profil desa dan foto pelaksanaan kegiatan potong rambut bayi di Desa Air Teras Kec.
Teknik Keabsahan Data
Peneliti dapat memeriksa konsistensi, kedalaman dan keakuratan suatu data dengan melakukan triangulasi waktu. Pengujian kredibilitas data dengan triangulasi waktu dilakukan dengan mengumpulkan data pada waktu yang berbeda.
Teknik Analisis Data
- Sejarah Desa Air Teras
- Letak geogrfis
- Keadaan Sosial Desa Air Teras
- Pembagian Wilayah Desa
- Bidang Keagamaan Desa Air Teras
- Struktur Organisasi Pemerintah Desa (SOPD)
Kisah terbentuknya desa Air Teras terjadi pada tahun 1977 saat terjadi kemarau panjang yang dialami oleh wilayah sekitar kecamatan Talo selama 9 bulan, sehingga dengan terjadinya kekeringan tersebut sungai-sungai di sekitar kecamatan Talo menjadi kering. . Namun pada saat itu di desa Air Teras keluar mata air dari batang teras/kayu teras sehingga terjadi aliran sungai yang hanya ada di desa ini. Sebelum bernama Desa Air Teras, desa ini dikenal dengan nama Desa Sindang Margo, pada saat itu kepala desa disebut Depati oleh seorang lurah bernama Rasik.
Desa Air Teras merupakan salah satu desa di kecamatan Talo, kabupaten Seluma, provinsi Bengkulu yang terletak di bagian barat pulau Sumatera berbatasan langsung dengan Samudera Indonesia dengan panjang pantai ± 525 km. Desa Air Teras terletak di Kecamatan Talo, Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu yang berbatasan langsung. Luas desa Air Teras adalah 1.320 hektar, dimana 90% lahan digunakan untuk pertanian, perkebunan dan persawahan serta 10% untuk perumahan bagi masyarakat desa.
Iklim Desa Air Teras, seperti halnya desa lain di Indonesia, beriklim tropis yang secara langsung mempengaruhi pola tanam pada lahan pertanian di Desa Air Teras Kecamatan Talo. Masyarakat desa Air Teras merupakan salah satu desa di kecamatan Talo yang seluruh penduduknya beragama Islam, oleh karena itu desa Air Teras hanya memiliki tempat ibadah yang beragama Islam saja. Terdapat 2 masjid di desa Air Teras, yaitu Masjid Al-Hidayah dan Masjid Nurus Sadar.
KADES
PERANGKAT DESA
SEKDES
Gusti Anggraini I
Anita Lestari II
Hasil Penelitian
Menurut hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan informan yaitu Hasan Basri di desa Air Teras, tradisi Barzanji mencukur rambut bayi adalah. Hasil wawancara dengan Hasan Basri tidak jauh berbeda dengan hasil wawancara yang dilakukan dengan Harmen Jayadi, itu. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi lapangan, peneliti memperoleh data dan temuan yang diperlukan, baik dari hasil wawancara, observasi maupun dokumentasi.
Dapatan tersebut berbentuk nilai pendidikan moral dalam acara tradisional Barzanji pada cukur rambut bayi, dari persiapan, pelaksanaan hingga penutupan. Setelah semua persiapan dilakukan, sampailah ke peringkat pelaksanaan, pelaksanaan ini menjadi peringkat kemuncak dalam acara tradisional Barzanji cukur rambut bayi di kampung Air Teras. Pengkaji menemu bual sumber tersebut untuk bertanyakan tentang pelaksanaan tradisi Barzanji dalam kes mencukur rambut bayi.
Ternyata setelah peneliti melakukan observasi di lapangan, pernyataan dari hasil wawancara ketiga informan tersebut benar dan sesuai dengan pernyataan tersebut, hanya saja peneliti menambahkan hasil observasi yang dilakukan, bahwa peristiwa tersebut merupakan peristiwa acara resmi, yang resmi dibuka dan resmi ditutup. Berdasarkan observasi di lokasi penelitian, dapat dipastikan peneliti belum menemukan makna yang jelas dalam menjalankan tradisi cukur rambut bayi di desa Air Teras.
Pembahasan Hasil Penelitian
Mengenai nilai-nilai pendidikan akhlak yang terkandung dalam mencukur rambut bayi mulai dari persiapan, pelaksanaan sampai dengan kesimpulan yang terdiri dari : Nilai akhlak kepada Allah SWT, akhlak kepada manusia dan akhlak kepada alam semesta, penulis uraikan lebih detail seperti berikut . Dalam melaksanakan tradisi Barzanji pada upacara cukur rambut bayi di Desa Air Teras Kecamatan Talo Kabupaten Seluma. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam melaksanakan tradisi Barzanji mencukur rambut bayi di Desa Air Teras Kecamatan Talo Kabupaten Seluma memiliki nilai-nilai akhlak kepada Allah SWT seperti: Tauhid, Tawakal dan Syukur.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di lapangan, penulis mempersepsikan nilai-nilai moral sesama manusia dalam ritual cukur rambut anak di Desa Air Teras Kecamatan Talo Kabupaten Seluma sebagai berikut. . Ada nilai-nilai moral bagi Rasulullah SAW dalam melakukan acara pemotongan bayi di desa Air Teras. Oleh karena itu, penulis berkesimpulan bahwa pelaksanaan program cukur rambut bayi memiliki nilai moral bagi Rasulullah SAW.
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan di Desa Air Teras, Kecamatan Talo, Kabupaten Seluma, tradisi Barzanji mencukur rambut bayi memiliki nilai moral bagi alam semesta. Nilai pendidikan akhlak berupa akhlak kepada Allah SWT, akhlak kepada manusia dan akhlak kepada alam semesta.
Saran