ARITMATIKA: Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika STKIP YPUP Makassar
Volume 02. Nomor 01. Juni 2021
e-ISSN: 2775-0442 | ARITMATIKA: Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika STKIP YPUP Makassar
70
MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE PROBLEM
SOLVING PADA SISWA KELAS X SMA PGRI 2 MAKASSAR
Improving Students' Ability In Solving Mathematics Problems Using Problem Solving Methods In Class X Students Of Sma Pgri 2 Makassar
Gregorius Tatar1, Nurfaida Tasni2, Nurul Iman3 Pendidikan Matematika
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Yayasan Pendidikan Ujung Pandang (YPUP)
Email1 : [email protected] Email2: [email protected]
Email3: [email protected]
Abstrak
This study aims to improve the ability to solve mathematical problems in class X SMA PGRI 2 Makassar through learning problem solving methods. This research is Classroom Action Research (PTK) with the research subjects being class X students of SMA PGRI 2 Makassar in the even semester of 2021/2022, totaling 10 students. Data collection was carried out using a learning achievement test at the end of the cycle and observations made every time the learning process took place. The collected data were analyzed using descriptive statistical analysis. The results showed that the average score of students' mathematics learning outcomes in cycle I was 51.80 and the standard deviation was 7.575, then in cycle II the average score of students' mathematics learning outcomes was 77.70 and the standard deviation was 11.595. Completeness of classical learning outcomes in cycle I is 10% and in cycle II there is an increase of 80%. From the results of this study it can be concluded that the application of problem solving learning methods can improve student learning outcomes.
Keywords: Problem solving method, Mathematics Learning Outcomes
Pendahuluan
Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam kehidupan manusia.Pendidikan merupakan suatu wadah untuk menghasilkan Sumber daya manusia yang dibekali dengan keterampilan yang dibutuhkan untuk bersaing dalam dunia kerja (Yuwono, 2016). Matematika adalah suatu ilmu yang menggelobal, dan matematika juga disebut ratu karena, dalam perkembangannya matematika tidak tergantung pada ilmu yang lain (Kamarullah, 2017). Dalam mempelajari matematika, berpikir menjadi pokok penting. Pelajaran matematika mengharuskan setiap siswa memiliki kemampuan memahami rumus, berhitung, menganalisis, mengelompokan objek, membuat alat peraga, membuat model matematika, dan lain-lain (Marliani, 2015). Metode problem solving merupakan salah satu alternatif pemecahan masalah dalam pembelajaran.Menurut (Komariyah, 2018) digagasanya metode ini
(Received: 03-04-2021; Reviewed: 15-04-2021; Revised: 23-04-2021; Accepted: 07-05-2021; Published: 03-06-2021)
e-ISSN: 2775-0442 | ARITMATIKA: Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika STKIP YPUP Makassar
71 bertujuan ntuk mengetahui bagaimana pemahaman konsep siswa dalam memecahkan masalah
matematika yang ditinjau dari minat belajar siswa.Hal ini dapat meningkatkan pemahaman konsep subjek yang memiliki minat belajar tinggi dalam memecahkan masalah dapat menyatakan ulang konsep dengan jelas dan benar,mampu mengklasifikasikan objek menurut sifatnya,mampu menerapakan konsep operasi himpunan dengan benar,menyajikan konsep himpunan dalam bentuk representasi matematika yang tepat,dapat mengaitkan konsep yang digunakan sehinggah dapat memecahkan masalah dengan benar.
Salah satu keterampilan matematika yang perlu dikuasai siswa adalah kemampuan pemecahan masalah (problem solving) matematis. Pemecahan masalah merupakan salah satu kompentensi yang menjadi fokus dalam pembelajaran matematika Menurut Usman (Fitra, 2013). Pentingnya kemampuan pemecahan masalah ini dinyatakan dalam salah satu rekomondasi national council of teacher of mathematics (NCTM) yaitu bahwa pemecahan masalah harus menjadi fokus pada pembelajaran matematika pada setiap level sekolah (Rahayu, 2015). Kemampuan pemecahan masalah matematis siswa perlu didukung oleh metode pembelajaran yang tepat sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai (Sumartini, 2016). Salah satu metode pembelajaran yang digunakan adalah metode problem solving. Pada penerapan metode problem solving siswa didorong belajar aktif dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip. Proses pembelajaran problem solving diarahkan agar siswa mampu mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah matematika bermotivasi belajar tinggi (Ulya, 2016).
Metode
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research). Tindakan yang diberikan adalah metode problem solving yaitu dengan tahap-tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. PTK terdiri dari Penelitian, Tindakkan, dan Kelas.
Penelitian ini dilaksanakan di SMA PGRI 2 Makassar yang beralamat di Veteran Selatan lorong 241 Makassar pada semester genap tahun ajaran 2021/2022.
Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti melakukan beberapa langkah untuk mempersiapkan serta melaksanakanya.Adapun langkah-langkah tersebut adalah perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi yang terbagi atas dua siklus.
Adapun untuk keperluan kuantitatif digunakan teknik kategorisasi dengan dilakukan pengkategorian nilai hasil belajar yang dirancang kedalam 5 kategori berdasarkan KKM yang sah di kelas X SMA PGRI 2 Makassar yaitu nilai minimal 70 sebagai nilai yang harus dicapai siswa.
Tabel 1. Kategori Standar Penilaian (Nurhusain, 2021) Interval nilai Kategori
85-100 Sangat Baik
70- 86 Baik
55 – 69 Sedang
50 - 54 kurang
0-49 Sangat kurang
Data observasi aktivitas guru dan data observasi aktivitas siswa diolah dengan teknis persentase (%), yakni banyaknya frekuensi tiap aktivitas dibagi dengan seluruh aktivitas dikalikan dengan 100, dengan rumus sebagai berikut :
𝑝 =𝑓
𝑛𝑥 100%
e-ISSN: 2775-0442 | ARITMATIKA: Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika STKIP YPUP Makassar
72 Keterangan :
P = Persentase respons siswa f = frekuensi siswa
N = Jumlah siswa
Adapun kategori aktivitas belajar siswa yang diadaptasi dari (Nurhusain, 2021) dalam Journal Of Educational Science (IJES)adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Kategori Aktivitas Siswa Persentase Kategori 85% - 100% Sangat Aktif
70% - 86% Aktif
55% - 69% Sedang
50% - 54% Kurang
0% - 20% Sangat kurang
Adapun kategori respons belajar siswa yang di adaptasi dari (Nurhusain, 2021) dalam Journal Of Educational Science (IJES) adalah sebagai berikut:
Tabel 3. Interpretasi Respons Siswa
persentase Kategori 0% - 20% Sangat Kurang 21% - 40% Kurang 41% - 60% Cukup 61% - 80% Baik 81% - 100% Sangat baik
Hasil dan Pembahasan
Pada bagian ini dibahas secara rinci menngenai hasil penelitian yang terdiri dari Hasil analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. hasil analisis kuantitatif adalah gambaran singkat penguasaan siswa melalui tes hasil belajar sebagai refleksi dari proses belajar mengajar dengan menggunakan metode problem solving berbasis pendekatan kontekstual baik siklus 1 maupun siklus II Pada siswa kelas X SMA PGRI 2 Makassar.
Data hasil belajar matematika siswa diperoleh dari hasil tes belajar siklus I pada pertemuan ke empat.
Data dianalisis secara deskriptif dari hasil belajar siswa kelas X SMA PGRI 2 Makassar pada siklus I telah menerapkan metode problem solving yakni sebagai berikut :
Skor hasil siklus I dikelompokan kategori penilaian, maka diperoleh tabel frekuensi yang disajikan pada tabel berikut :
Tabel 4. Distribusi Frekuensi, Presentase, dan Kategori Skor Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X SMA PGRI 2 Makassar Siklus I
Interval nilai Kategori Frekuensi Presentase
90-100 Sangat baik 0 0 %
80-89 Baik 0 0 %
70-79 Cukup 1 10 %
55-69 Kurang 1 10 %
e-ISSN: 2775-0442 | ARITMATIKA: Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika STKIP YPUP Makassar
73
0-54 Sangat kurang 8 80 %
Jumlah 10 100 %
Sumber: Data diolah
Tabel 4 mnenjelaskan hasil belajar matematika pada siswa kelas X SMA PGRI 2 Makassar pada siklus I yang berjumlah 10 orang siswa, pada umumnya masih dalam kategori sangat kurang. Siswa yang memiliki kriteria penilaian yang cukup adalah 1 orang (10 %), memiliki kriteria kurang adalah 1 orang (10 %), siswa yang kriteria yang sangat kurang yaitu 8 orang (80 %). Jika dilihat pada tabel hasil belajar matematika siswa berada pada kategori sedang.
Tabel 5. Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X SMA PGRI 2 Makassar
Skor Kriteria Frekuensi Presentase
< 70 Tidak tuntas 9 90 %
70-100 Tuntas 1 10 %
Jumlah 10 100%
Sumber data diolah
Tabel 5. Berdasarkan presentase ketuntasan hasil belajar, maka pada siklus I dapat disimpulkan bahwa metode problem solving belum dikatakan berhasil karena belum mencapai standar ketuntasan belajar yang telah ditetapkan di kelas X SMA PGRI 2 Makassar yaitu 80% materi yang dipelajari dikatakan belum tuntas.
Data untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa kelas X SMA PGRI 2 Makassar diperoleh dari hasil tes pada siklus II. Adapun analisis data deskriptif nilai hasil belajar matematika siswa SMA PGRI 2 Makassar setelah menerapkan metode problem solving yakni seperti tabel dibawah ini Tabel 6. Distribusi Frekuensi, Presentase, Dan Kategori Skor Hasil Belajar Matematika Siswa
Kelas X SMA PGRI 2 Makassar Pada Siklus II
Interval nilai Kategori Frekuensi Presentase
91-100 Sangat baik 1 10 %
80-90 Baik 4 40 %
70-79 Cukup 3 30 %
55-69 Kurang 1 10 %
0-54 Sangat kurang 1 10 %
Jumlah 10 100%
Sumber data diolah
Tabel 7. Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X SMA PGRI 2 Makassar Pada Siklus II
Skor Kriteria Frekuensi Persentase
< 70 Tidak tuntas 2 20%
70-100 Tuntas 8 80%
Jumlah 10 100%
Sumber data diolah
Berdasarkan tabel 7, hasil analisis distribusi frekuensi presentase ketuntasan hasil belajar matematika siswa pada siklus II menunjukan bahwa presentase hasil belajar siswa yang tuntas adalah 80% yakni 8 orang siswa, sedangkan siswa yang tidak tuntas presentasenya 20% yakni 2 orang siswa. Pada siklus II dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika dengan penerapan metode problem solving di kelas X SMA PGRI 2 Makassar bisa dikatakan berhasil, karena telah mencapai standar ketuntasan belajar secara klasikal 80 %.
e-ISSN: 2775-0442 | ARITMATIKA: Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika STKIP YPUP Makassar
74 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian implementasi metode problem solving dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas X SMA PGRI 2 Makassar dilihat dari hal-hal brikut :
Hasil tes belajar matematika mengalami peningkatan. Pada siklus I jumlah siswa yang tuntas hasil belajarnya ada 1 siswa atau tuntas secara klasikal 10% sedangkan pada siklus II jumlah siswa yang tuntas hasil belajarnya meningkat menjadi 8 siswa atau secara klasikal 80% .
Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran juga meningkat, yakni di tandai dengan sikap antusis siswa untuk mengikuti pelajaran, aktif dalam menyelasaikan LKS, minat dan motivasi belajar matematika siswa juga mengalami peningkatan.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas,maka disampaikan saran-saran sebagai brikut : 1. Bagi peneliti lain dharapakan dapat menerapakan metode problem solving untuk meningkatkan
hasil belajar siswa pada pokok bahasan lain.
2. Bagi guru matematika, salah satu upaya untuk membuat siswa memahami materi dan menyelesaikan soal-soal matematika dapat dilakukan dengan menerapkan metode problem solving.
3. Melihat hasil penelitian yang diperoleh melalui penerapan metode problem solving cukup positif, maka diharapkan kepada guru-guru khususnya guru matematika agar dapat menerapakan pembelajaran ini diruang kelas tempat mereka mengajar.
Ucapan terima kasih
Terima kasih yang sebesar-besarnya saya ucapkan kepada ayah dan ibu serta orang-orang terdekat, sehingga penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik.
Referensi
Fitra, (2013). Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa SMK Melalui Model Problem- Based instruction (PBI). Jurnal: Didaktik Matematika. Vol 3 (2): Hal 35-36
Kamarullah. (2017). Pendidikan Matematika di Sekolah Kita. Jurnal: Pendidikan Dan Pembelajaran Matematika. Vol 1 (1): Hal 21-22
Komariyah, (2018). Pengaruh Kemampuan Berpikir Kritis Terhadap Hasil Belajar Matematika , Jurnal Pendidikan dan pengajaran matematika. Vol 4 (2); Hal 53-58
Marliani,(2015). Peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa melalui model pembelajaran missouri mathematics project (MMP).. Jurnal Formatif. Vol 5 (1): Hal 14-25 Nurhusain, (2021). Komunikasi Matematis Siswa SMP: Studi Membangun Diskusi Kelompok Yang
Efektif Melalui Student Team Heroic Leadership. Jurnal Riset HOST Pendidikan.Vol 1 (1): Hal 53-65
Ulya, (2016). profil kemampuan pemecahan masalah siswa bermotivasi belajar tinggi berdasarkan ideal problem solving. jurnal konseling gusjigang. Vol 2 (1): Hal 44-58
e-ISSN: 2775-0442 | ARITMATIKA: Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika STKIP YPUP Makassar
75 Rahayu, (2015). Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Melalui Model
Pembelajaran Pelangi Matematika. Jurnal: Pendidikan Matematika.Vol 5 (1): Hal 149
Sumartini, (2016). Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah. Jurnal: Pendidikan Matematika. Vol 5 (2): Hal 149-154 Yuwono, (2016). Problem Solving dalam Pembelajaran Matematika. Jurnal Ilmiah Pendidikan
Matematika. Vol 4 (1): Hal 7-9
Info lebih lanjut Hubungi
LPPM STKIP YPUP Makassar Jalan Andi tonro no. 17 Makassar