• Tidak ada hasil yang ditemukan

2021 SUCHITRA PERMATASARY 4515060045.pdf

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "2021 SUCHITRA PERMATASARY 4515060045.pdf"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Kegunaan Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA

Tindak Pidana

Peristiwa pidana disebut juga dengan perbuatan pidana (delict) adalah perbuatan atau rangkaian perbuatan yang dapat dipidana dengan hukum pidana. Unsur-unsur tindak pidana adalah unsur-unsur yang terkandung dalam pengertian perbuatan, terpisah dari pertanggungjawaban pidana. Seseorang memiliki sifat pertanggungjawaban pidana jika suatu hal atau perbuatan dilakukan melawan hukum.

Narkotika

- Unsur-unsur tindak pidana ini melengkapi atau menjelaskan jenis dan luasnya perbuatan manusia yang dapat dikenai aturan hukum. Stimulasi yang dapat mempengaruhi perilaku manusia 3. Pengaruh tersebut dapat berupa obat penenang, stimulan. bukan rangsangan seksual) dan menimbulkan halusinasi (pengguna tidak dapat membedakan antara khayalan dan kenyataan, kehilangan kesadaran akan waktu dan tempat. Narkotika adalah zat atau obat yang diperoleh dari tumbuhan atau bukan tumbuhan, baik sintetik maupun semi sintetik, yang dapat menyebabkan berkurangnya atau berkurangnya perubahan kesadaran, kehilangan sensasi, pengurangan sampai penghilangan rasa sakit dan dapat menimbulkan adiksi, yang terbagi dalam golongan-golongan sebagaimana melekat pada hukum ini.”35.

Ada yang berpendapat bahwa narkotika berasal dari kata “narcissus” yang berarti sejenis tumbuhan berbunga yang dapat menimbulkan ketidaksadaran. Obat-obatan yang dapat menghilangkan (terutama) nyeri yang berasal dari daerah VISERAL dan dapat menyebabkan stupor (tertegun, masih sadar, tetapi perlu dibujuk) dan efek adiktif.”40. Konsep narkotika yang paling umum adalah zat (narkoba), alami atau sintetik atau semi sintetik, yang dapat menyebabkan ketidaksadaran atau pembiusan.

Candu atau opium merupakan sumber utama narkotika alami Narkotika tersebut berasal dari tumbuhan Papaver Somniferum L. yang berwarna putih dan mengandung sari buah. Zat yang dapat menimbulkan perasaan tidak nyata yang kemudian meningkat menjadi halusinasi atau delusi karena salah persepsi, artinya pengguna tidak dapat membedakan apakah itu nyata atau hanya ilusi.

Tindak Pidana Narkotika

Landasan filosofis penetapan tindak pidana narkotika tertuang dalam pertimbangan hukum Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Tindak pidana Narkotika bersifat lintas batas, dilakukan dengan modus operandi yang tinggi, teknologi canggih dan didukung oleh jaringan organisasi yang luas, serta telah menimbulkan banyak korban terutama dikalangan generasi muda tanah air yang sangat berbahaya bagi kehidupan. masyarakat, bangsa dan negara, sehingga Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997 tentang Narkotika sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan situasi dan keadaan yang berkembang untuk menangani dan memberantas kejahatan tersebut. Sementara itu, jumlah kasus terbanyak terjadi pada tahun 2016, dengan total 807 kasus, artinya kasus kejahatan narkoba dari tahun ke tahun mengalami peningkatan bukan malah menurun.

Asas hukum pelaksanaan pemberantasan tindak pidana narkotika diatur dalam Pasal 3 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Asas keselamatan yaitu dalam pelaksanaan Undang-Undang Narkotika harus memberikan rasa aman atau tenteram kepada pelaku dan masyarakat. Kedelapan prinsip tersebut dijadikan landasan bagi aparat penegak hukum, baik kepolisian, BNN, kejaksaan maupun hakim, dalam memberantas kejahatan narkoba.

Tindak pidana sehubungan dengan produksi dan jual beli narkoba. Sanksi pidana bagi pelaku narkoba dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkoba telah diatur dalam Pasal 111 sampai dengan Pasal 148.

Penyalahgunaan Narkotika

Sanksi pidana merupakan bentuk sanksi yang paling umum digunakan dalam menjatuhkan hukuman kepada seseorang yang dinyatakan bersalah melakukan tindak pidana. Sanksi pidana diartikan sebagai penderitaan yang ditimpakan kepada orang yang bersalah karena melakukan perbuatan yang dilarang oleh undang-undang, dengan adanya sanksi pidana diharapkan masyarakat tidak melakukan kejahatan. Pada hakekatnya sanksi pidana adalah pengenaan penderitaan terhadap seseorang yang dinyatakan bersalah melakukan tindak pidana (tindak pidana) melalui serangkaian proses peradilan oleh kuasa (undang-undang) yang khusus diberikan untuk itu, dengan penjatuhan sanksi pidana. adalah untuk berharap bahwa orang tidak akan lagi melakukan kejahatan.50.

Pidana lebih dari 15 tahun dan sekurang-kurangnya 20 tahun karena kejahatan yang dilakukan diancam dengan pidana mati, pidana penjara seumur hidup atau pidana tambahan karena rangkaian kejahatan yang dilakukan. Kedua, pekerjaan yang diberikan kepada terpidana penjara lebih ringan dibandingkan dengan terpidana penjara. Bila hakim memerintahkan berdasarkan kitab undang-undang ini atau peraturan umum lain bahwa suatu putusan harus diumumkan, ia juga harus menentukan cara melaksanakan perintah itu atas biaya terpidana.

UU no. 35 Tahun 2009 tentang Narkoba mendefinisikan beberapa tindak pidana yang berkaitan dengan Narkoba yaitu dalam Pasal 111 sampai dengan 148 UU No. 35 tahun 2009 tentang narkoba. Barangsiapa dengan melawan hukum atau melawan hukum memiliki, menyimpan, menguasai atau mengedarkan obat golongan I bukan tumbuhan, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 12 (dua belas) tahun dan denda paling sedikit Rp. delapan ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp. delapan miliar rupiah).

Pertimbangan Hakim

Menyatakan Terdakwa Ruslan alias Ullang Bin Daeng Joa dinyatakan bersalah secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana penyalahgunaan narkotika, melanggar Pasal 112(1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika permohonan sebagaimana tercantum dalam Surat Dakwaan Penuntut Umum. Menyatakan bahwa Terdakwa Ruslan alias Ullang Bin Daeng Joa dinyatakan bersalah secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana “memiliki atau menyimpan Narkotika Golongan I, bukan tanaman”. Berdasarkan fakta-fakta yang terungkap selama persidangan, dari bukti-bukti dan berbagai pertimbangan, hakim menyatakan bahwa Terdakwa Ruslan alias Ullang Bin Daeng Joa secara sah dan meyakinkan terbukti bersalah melakukan tindak pidana penyalahgunaan narkotika dan divonis 5 tahun penjara dan pidana penjara 6 tahun. denda sebesar Rp.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Makassar yang menangani dan memutus perkara ini yaitu Sdr. Riyanto Aloysius, S.H, bahwa pertanggungjawaban pidana bagi pelaku penyalahgunaan narkoba tidak hanya dilakukan melalui pembuktian oleh hakim dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, tetapi juga harus berdasarkan syarat-syarat pemidanaan yang terbagi atas tindak pidana dan tindak pidana. kewajiban."63. Unsur kejahatan adalah perbuatan yang terdiri dari mentaati kata-kata tindak pidana, bertentangan dengan undang-undang dan tanpa alasan yang dapat dibenarkan. Bapak Riyanto Aloysius, S.H., selaku hakim di Pengadilan Negeri Makassar menegaskan bahwa yang bertanggung jawab adalah kejahatan yang telah dilakukannya.

Bahwa yang dimaksud masing-masing menunjukkan pelaku tindak pidana yang merupakan subjek hukum sebagai pengemban hak dan kewajiban yang cakap serta mampu mempertanggungjawabkan perbuatannya di hadapan hukum. Dengan demikian, terdakwa Ruslan alias Ullang bin Daeng Joa dapat dimintai pertanggungjawaban pidana sebagaimana dimaksud dalam pasal 112 ayat (1) UU No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Sebelum juri mengambil keputusan, terlebih dahulu juri harus dapat memahami sepenuhnya semua unsur pidana yang didakwakan, memahami unsur kesalahan beserta kapasitas pertanggungjawaban pidana yang melekat pada pelaku.

Hakim dalam memutus perkara hendaknya menjatuhkan hukuman yang seberat-beratnya kepada pelaku agar pelaku jera dan tidak terjadi pengulangan tindak pidana serta calon pelaku lainnya agar mengurungkan niatnya untuk melakukan tindak pidana.

METODE PENELITIAN

Lokasi Penelitian

Jenis dan Sumber Data

Awalnya, kejadian tersebut menimpa terdakwa Ruslan alias Ullang bin Daeng Joa pada Kamis 19 Juli 2018 sekitar pukul 12.00 WITA yang pada saat itu sedang berada di rumah dan didatangi Ulla yang mengatakan bahwa Mas Jo sedang menunggu terdakwa di Ujung Lorong. Terdakwa kemudian bertemu dengan Mas Jo dan Mas Jo kemudian memerintahkan terdakwa untuk mengantarkan barang tersebut dengan menyerahkan 1 bungkus rokok Surya Pro yang berisi 3 kantong plastik bening berukuran sedang berisi kristal bening yang diduga berwarna hitam pekat. 2748/NNF/VII/2018 tanggal 25 Juli 2018 menyimpulkan barang bukti yang diperiksa milik terdakwa Ruslan alias Ullang bin Daeng Joe adalah benar 3 kantong plastik berisi kristal bening dengan berat bersih 2,1925 gram positif terdapat nomor urut Golongan I terdaftar . 61 Lampiran Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2018 tentang Perubahan Penggolongan Narkotika pada Lampiran UURI No.

Berdasarkan fakta-fakta yang diperoleh selama persidangan dan berita acara pemeriksaan yang menyatakan bahwa Terdakwa Ruslan alias Ullang bin Daeng Joa memberikan keterangannya di persidangan pada saat itu. Karena dengan pertanggungjawaban pidana, tanggung jawab terletak pada pelaku tindak pidana terkait dengan dasar penjatuhan sanksi pidana. Yang dimaksud dengan setiap orang dalam perkara ini adalah Ruslan alias Ullang bin Daeng Joa yang identitasnya telah disebutkan dalam surat dakwaan dan telah dikuatkan oleh terdakwa serta diperkuat dengan keterangan saksi, alat bukti surat, barang bukti sehingga perbuatannya dapat dipertanggungjawabkan.

Terdakwa kemudian bertemu dengan Mas Jo dimana Mas Jo menyuruh terdakwa untuk menyerahkan barang tersebut sambil menyerahkan 1 bungkus rokok Surya Pro yang berisi 3 kantong plastik bening ukuran sedang berisi kristal bening diduga sabu yang dilem hitam. Berdasarkan fakta-fakta di persidangan, terdakwa Ruslan alias Ullang bin Daeng Joa terbukti melakukan tindak pidana yaitu kepemilikan, penguasaan narkotika jenis sabu tanpa izin dari pihak yang berwenang.

Putusan Hakim dalam perkara penyalahgunaan narkotika putusan

Karena hakim bertanggung jawab untuk memberikan putusan, dalam hal ini hakim dalam menjalankan tugasnya, menerima, menyelidiki dan memutus perkara yang diajukan kepadanya, maka diinstruksikan bahwa tanggung jawab tersebut tidak hanya hukum, dirinya sendiri atau masyarakat luas. Karena hakim harus membuat pertimbangan dalam memutus suatu perkara, yaitu pertimbangan yang bersifat yuridis dan pertimbangan yang bersifat non yuridis. Pertimbangan hukum adalah pertimbangan berdasarkan fakta-fakta yang terungkap di pengadilan dan ditentukan oleh undang-undang sebagai hal-hal yang akan dituangkan dalam suatu putusan.

Pertimbangan hukum tersebut meliputi surat dakwaan penuntut umum, keterangan saksi, keterangan terdakwa, alat bukti, pasal-pasal hukum yang berkaitan dengan perkara tersebut. Pertimbangan non yudisial yaitu: dampak perbuatan terdakwa (filosofis), yaitu bahwa hakim dalam memutus suatu perkara melihat dari sudut bagaimana pengaruh perbuatan terdakwa terhadap korban terhadap korban. perbuatan terdakwa menjadi, dan melihat dampaknya terhadap masyarakat luas, dan kondisi terdakwa sendiri, yaitu kondisi fisik dan psikis terdakwa, termasuk status sosial terdakwa. Putusan hakim dalam kasus penyalahgunaan narkotika sejalan dengan upaya pemberantasan narkotika di kota Makassar, karena hakim telah melakukan beberapa pertimbangan dalam memutus suatu perkara yaitu legal (hukum), filosofis (keadilan) sesuai dengan program pemerintah untuk pemberantasan narkotika, dan sosiologis (sosial) melihat aspek sosiologis dari terdakwa dalam masyarakat.

Pemerintah sebaiknya membuat lembaga pendidikan yang berperan aktif dalam mendukung setiap kegiatan pemerintah dalam sosialisasi bahaya penyalahgunaan narkoba, atau pemerintah juga dapat mengoptimalkan sosialisasi UU Narkotika khususnya peraturan tentang peran serta masyarakat dalam pemberantasan narkoba. Pelajaran Hukum Pidana Bagian I Sistem Pidana, Tindak Pidana, Teori Pidana dan Batas Berlakunya Hukum Pidana Bagian I.

PENUTUP

Kesimpulan

Tanggung jawab pelaku penyalahgunaan narkoba tidak hanya dilakukan dengan bukti dari hakim, tetapi hakim juga harus mematuhi ketentuan hukuman. Sedangkan unsur tanggung jawab adalah pencipta yang terdiri dari kemampuan untuk bertanggung jawab, kesalahan dan tidak ada alasan untuk memaafkan.

Saran

Dalam menangani kasus penyalahgunaan narkoba, harus ada kerjasama yang seimbang antara aparat pemerintah dengan masyarakat agar program pemerintah dalam pemberantasan narkoba lebih optimal.

Referensi

Dokumen terkait

Setiap orang yang melakukan tindak pidana harus bertanggung jawab atas kesalahan yang telah dia perbuat Perbuatan melanggar hukum yang dilakukan oleh anak,

Setiap orang yang melakukan tindak pidana harus bertanggung jawab atas kesalahan yang telah dia perbuat Perbuatan melanggar hukum yang dilakukan oleh anak,

Di dalam Undang-Undang tersebut dimuat perbuatan-perbuatan yang dilarang dan diancam dengan pidana (pembakaran hutan), namun kenyataannya pembakaran

Perbuatan manusia (positif dan negatif, berbuat atau tidak berbuat atau membiarkan). Diancam dengan pidana. Dilakukan dengan kesalahan. Oleh orang yang mampu

Perbuatan yang diancam dengan hukum pidana adalah perbuatan yang secara mutlak harus memenuhi syarat formal, yaitu: mencocokan dengan rumusan Undang- undang yang telah

perbuatan yang dilarang dan diancam dengan pidana yang oleh undang-undang pidana ditentukan lebih ringan pidananya daripada kejahatan. Penyidik adalah pejabat polisi

Tindak Pidana adalah perbuatan melakukan atau tidak melakukan sesuatu yang memiliki unsur kesalahan sebagai perbuatan yang dilarang dan diancam dengan pidana,

Perbuatan yang diancam dengan hukum pidana adalah perbuatan yang secara mutlak harus memenuhi syarat formal, yaitu dengan berdasarkan rumusan undang-undang yang