• Tidak ada hasil yang ditemukan

TAKE HOME Ujian Tengah Semester (UTS) Filsafat Ilmu

N/A
N/A
Awaludin Hakim

Academic year: 2024

Membagikan "TAKE HOME Ujian Tengah Semester (UTS) Filsafat Ilmu"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

TAKE HOME

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Ujian Tengah Semester (UTS) Filsafat Ilmu

Dosen Pengampu:

Dr.Nandang Kosim, M.Pd.

Disusun Oleh:

ROHMAN Nim : 2311104414

Program Studi Sarjana Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Agama

Islam Syekh Manshur Pandeglang 2023

(2)

Abstrack

Ilmu pengetahuan dan filsafat adalah upaya manusia untuk memahami konsep dan teknik sebuah disiplin ilmu. Dengan menunjukkan bagaimana "pohon ilmu pengetahuan" berkembang dan bercabang dari masing-masing disiplin ilmu, filsafat telah berkembang dalam suatu konfigurasi sebagai hasil dari perubahan zaman dan

perkembangan. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari filsafat dan ilmu pengetahuan serta bagaimana keduanya relevan di era Revolusi Industri 4.0. Penelitian ini menggunakan metode hermeneutik untuk menjelaskan realitas menggunakan elemen interpretasi dan deskripsi. Dengan menajamnya spesialisasi ilmu pengetahuan, filsafat

dan ilmu pengetahuan sangat penting untuk perkembangan IPTEK. Dengan mempelajari filsafat, para ilmuwan diharapkan dapat menyadari keterbatasan mereka dan menghindari terjebak dalam arogansi intelektual. Tidak ada cara untuk menentang

kemajuan IPTEK kecuali untuk mengurangi efek negatif dari teknologi itu sendiri. Di Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0, kelompok masyarakat sangat berbeda, sehingga

sangat sulit untuk menemukan masalah yang terkait dengan kemajuan teknologi.

Kemajuan teknologi dapat mengubah cara orang berpikir tentang kehidupan ke cara yang lebih canggih dengan bantuan teknologi seperti robot dan internet. Filsafat dan ilmu pengetahuan adalah keilmuan yang digunakan sebagai tonggak aksiologis untuk

mengarahkan dan mengendalikan perkembangan IPTEK untuk kepentingan manusia dan lingkungannya

(3)

Deskripsi Jawaban No. 1

Dalam pembahasan untuk mencari apakah karakteristik atau sifat-sifat filsafat dan metode dalam bidang filsafat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa filsafat mempunyai karakteristik, yaitu:

1. Berfikir Radikal 2. Mencari Asas

3. Memburu Kebenaran 4. Mencari Kejelasan 5. Berfikir Rasional

6. Memikirkan Sifat Umum 7. Hidup dalam Sabar 8. Bersifat Toleransi

9. Bersifat Subjektif Dan juga filsafat mempunyai 10 metode, yaitu:

1. Metode kritis: Sokrates, Plato Bersifat analisa isatilah dan pendapat. Merupakan Hermeneutika, yang menjelaskan keyakinan, dan memperhatikan pertentangan.

Dengan jalan bertanya (berdialog) , membedakan, membersikan, menyisihkan dan menolak, akhirnya ditemukan hakekat

2. Metode Intuitif: Plotinos, Bergson Dengan jalan instropeksi intuitif, dan dengan pemakaian simbol-simbol diusahan itelektual (bersama dengan percucian modal), sehingga tercapai suatu penerangan pikiran. Bergson: dengan jalan pembauran antara kesadaran dan proses perubahan, tercapai pemahaman langsung mengenai kenyataan

3. Metode Skolastik: Thomas Aquinas Filsafat abad pertengahan. Bersifat sintetis- deduktif. Dengan bertitik-tolak dari definisi -definisi atau prinsip-prinsip yang jelas dengan sendirinya, ditarik kesimpulan-kesimpulan.

4. Metode Geometris: Rene Descartes Melalui analisis mengenai hal-hal kompleks, dicapai intuisi akan hakikat-hakikat „sederhana‟ (ide terang dan berbeda dari yang lain); dari hakikat itu deduksikan secara matematis segala pengertian lainnya.

5. Metode empiris: Hobbes, Locke, Berkeley, Hume. Hanya pengalamanlah menyajikan penegertian benar; maka semua pengertian (ide-ide) dalam intropeksi dibandingkan dengan cerapan-cerapan (impressi) dan kemudian disusun bersama secara geometris

(4)

6. Metode transendental: Kant, Neo-skolastik Bertitik-tolak dari tepatnya pengertian tertentu, dengan jalan analisa diselidiki syarat-syarat apriori bagi pengertian sedemikian.

7. Metode dialektis: Hegel, Marx Dengan jalan mengikuti dinamik pikiran atau alam sendiri, menurut triade tesis, antitesis, sintensis dicapai hakekat kenyataan.

8. Metode fenomenologis: Husserl, eksistensialisme. Dengan jalan beberapa pemotongan sistematis (reduction), refleksi atas fenomin dalam kesadaran mencapai penglihatan haketak-haketak murni.

9. Metode neo positivistis Kenyataan dipahami menurut hakekatnya dengan jalan mempergunakan aturan-aturan seperti berlaku pada ilmu pengetahuan positif (eksakta).

10. Metode analitika bahasa: Wittgenstein Dengan jalan analisa pemakaian bahasa sehari-hari ditentukan sah atau tidaknya ucapan-ucapan filosofis.

Deskripsi Jawaban No.2

1. Ontologi

Ontologi merupakan salah satu kajian filsafat yang paling kuno dan berasal dari Yunani yaitu : Ontos : being, dan Logos. Logis Jadi ontology adalah teori tentang keberadaan sebagai keberadaan. Atau bisa juga ilmu tentang yang ada. Secara istilah ontologi adalah ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada yang merupakan realiti baik berbentuk jasmani atau kongkrit maupun rohani atau abstrak.

Istilah ontologi pertama kali diperkenalkan oleh rudolf Goclenius pada tahun 1936 M, untuk menamai hakekak yang ada bersifat metafisis. Dalam perkembangannya Christian Wolf (1679-1754) membagi metafisika menjadi dua, yaitu metafisika umum dan khusus.

Metafisika umum adalah istilah lain dari ontologi. Dengan demikian, metafiska atau otologi adalah cabang filsafat yang membahas tentang prinsip yang paling dasar atau paling dalam dari segala sesuatu yang ada. Sedangkan metafisika khusus masih terbagi menjadi Kosmologi, Psikologi dan Teologi.

A. Aliran-Aliran Ontology a). Aliran Monoisme

Aliran ini berpendapat bahwa yang ada itu hanya satu, tidak mungkin dua.

(5)

Haruslah satu hakikat saja sebagai sumber yang asal, baik yang asal berupa materi ataupun berupa rohani. Tidak mungkin ada hakikat masing-masing bebas dan berdiri sendiri. Haruslah salah satunya merupakan sumber yang pokok dan dominan menentukan perkembangan yang lainnya. Plato adalah tokoh filsafat yang bisa dikelompokkan dalam aliran ini, karena ia menyatakan bahwa alam ide merupakan kenyataan yang sebenarnya. Istilah monisme oleh Thomas Davidson disebut dengan Block Universe. Paham ini kemudian terbagi ke dalam dua aliran Yaitu :

1) Materialisme

Aliran ini menganggap bahwa sumber yang asal itu adalah materi, bukan ruhani.

Aliran ini sering juga disebut dengan naturalisme. Menurutnya bahwa zat mati merupakan kenyataan dan satu-satunya fakta. Aliran pemikiran ini dipelopori oleh bapak filsafat yaitu Thales (624-546 SM).

2) Idealisme

Idealisme diambil dari kata “idea” yaitu sesuatu yang hadir dalam jiwa. Aliran ini menganggap bahwa dibalik realitas fisik pasti ada sesuatu yang tidak tampak. Bagi aliran ini, sejatinya sesuatu justru terletak dibalik yang fisik. Ia berada dalam ide-ide, yang fisik bagi aliran ini dianggap hanya merupakan bayang-bayang, sifatnya sementara, dan selalu menipu.

b). Aliran Dualisme

Aliran ini berpendapat bahwa benda terdiri dari dua macam hakikat sebagai asal sumbernya, yaitu hakikat materi dan hakikat rohani, benda dan roh, jasad dan spirit.

Kedua macam hakikat itu masing-masing bebas dan berdiri sendiri, sama-sama azali dan abadi. Hubungan keduanya menciptakan kehidupan dalam alam ini. Tokoh paham ini adalah Descartes (1596-1650 M) yang dianggap sebagai bapak filsafat modern. Ia menamakan kedua hakikat itu dengan istilah dunia kesadaran (rohani) dan dunia ruang (kebendaan).

c). Aliran Pluralisme

Aliran ini berpandangan bahwa segenap macam bentuk merupakan kenyataan.

Pluralisme bertolak dari keseluruhan dan mengakui bahwa segenap macam bentuk itu semuanya nyata. Pluralisme dalam Dictionary of Philosophy and Religion dikatakan sebagai paham yang menyatakan bahwa kenyataan alam ini tersusun dari banyak unsur,

(6)

lebih dari satu atau dua entitas. Tokoh aliran ini pada masa Yunani Kuno adalah Anaxagoras dan Empedocles, yang menyatakan bahwa substansi yang ada itu terbentuk dan terdiri dari empat unsur, yaitu tanah, air, api, dan udara.

d). Aliran Nihilisme

Nihilisme berasal dari bahasa Latin yang berarti nothing atau tidak ada. Sebuah doktrin yang tidak mengakui validitas alternatif yang positif. Istilah nihilisme diperkenalkan oleh Ivan Turgeniev pada tahun 1862 di Rusia. Doktrin tentang nihilisme sebenarnya sudah ada semenjak zaman Yunani Kuno, yaitu pada pandangan Gorgias (485-360 SM) yang memberikan tiga proposisi tentang realitas. Pertama, tidak ada sesuatupun yang eksis. Kedua, bila sesuatu itu ada, ia tidak dapat diketahui. Ketiga, sekalipun realitas itu dapat kita ketahui, ia tidak akan dapat kita beritahukan kepada orang lain. Tokoh lain aliran ini adalah Friedrich Nietzche (1844-1900 M). Dalam pandangannya dunia terbuka untuk kebebasan dan kreativitas manusia. Mata manusia tidak lagi diarahkan pada suatu dunia di belakang atau di atas dunia di mana ia hidup.

e). Aliran Agnostisisme

Paham ini mengingkari kesanggupan manusia untuk mengetahui hakikat benda.

Baik hakikat materi maupun hakikat ruhani. Kata agnostisisme berasal dari bahasa Grik Agnostos, yang berarti unknown. A artinya not, gno artinya know. Timbulnya aliran ini dikarenakan belum dapatnya orang mengenal dan mampu menerangkan secara konkret akan adanya kenyataan yang berdiri sendiri dan dapat kita kenal. Aliran ini dapat kita temui dalam filsafat eksistensi dengan tokoh-tokohnya seperti, Soren Kierkegaar (1813- 1855 M) yang terkenal dengan julukan sebagai Bapak Filsafat Eksistensialisme, yang menyatakan bahwa manusia tidak pernah hidup sebagai suatu aku umum, tetapi sebagai aku individual yang sama sekali unik dan tidak dapat dijabarkan ke dalam sesuatu orang lain.

2. Epistemologi

Epistemologi sering disebut sebagai teori pengetahuan. Secara etimologi, istilah epistemologi berasal dari kata Yunani episteme yang artinya pengetahuan, dan logos yang artinya ilmu atau teori.Menurut Achmadi epistemologi disebut sebagai teori pengetahuan yang secara umum membicarakan mengenai sumber-sumber, karakteristik, dan kebenaran pengetahuan.Muzairi dalam Bakhtiar menyebutkan Epistemologi atau teori pengetahuan ialah cabang filsafat yang berurusan dengan hakikat dan lingkup

(7)

pengetahuan, pengandaian-pengandaian, dan dasar-dasar serta pertanggung jawaban atas pernyataan mengenai pengetahuan yang dimiliki.

Berdasarkan berbagai pengertian epistemologi menurut para ahli tersebut maka epistemologi dapat disimpulkan sebagai teori pengetahuan yang berhubungan dengan bagaimana cara memperoleh pengetahuan berdasarkan syarat-syarat metode ilmiah sehingga menjadi ilmu pengetahuan yang berdasarkan pada prinsip kebenaran.

Aliran-aliran dalam Epistimologi a. Rasionalisme

b. Empirisme c. Realisme d. Kritisisme e. Positivisme g. Pragmatisme 3. Aksiologi

Aksiologi berasal dari kata axios yakni dari bahasa Yunani yang berarti nilai dan logos yang berarti teori. Dengan demikian maka aksiologi adalah “teori tentang nilai”

(Amsal Bakhtiar, 2004: 162). Aksiologi diartikan sebagai teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh (Jujun S. Suriasumantri, 2000: 105).

Menurut Bramel dalam Amsal Bakhtiar (2004: 163) aksiologi terbagi dalam tiga bagian:

Pertama, moral conduct, yaitu tindakan moral yang melahirkan etika; Kedua, esthetic expression, yaitu ekspresi keindahan, Ketiga, sosio-political life, yaitu kehidupan sosial politik, yang akan melahirkan filsafat sosio-politik.

Dalam Encyclopedia of Philosophy dijelaskan bahwa aksiologi disamakan dengan value dan valuation. Ada tiga bentuk value dan valuation, yaitu: 1) Nilai, sebagai suatu kata benda abstrak; 2) Nilai sebagai kata benda konkret; 3) Nilai juga digunakan sebagai kata kerja dalam ekspresi menilai.

Aksiologi dipahami sebagai teori nilai dalam perkembangannya melahirkan sebuah polemik tentang kebebasan pengetahuan terhadap nilai atau yang bisa disebut sebagai netralitas pengetahuan (value free). Sebaliknya, ada jenis pengetahuan yang didasarkan pada keterikatan nilai atau yang lebih dikenal sebagai value bound.

(8)

Sikap inilah yang mengendalikan kekuasaan ilmu ilmu yang besar. Sebuah keniscayaan, bahwa seorang ilmuwan harus mempunyai landasan moral yang kuat. Jika ilmuan tidak dilandasi oleh landasan moral, maka peristiwa terjadilah kembali yang dipertontonkan secara spektakuler yang mengakibatkan terciptanya “Momok kemanusiaan” yang dilakukan oleh Frankenstein (Jujun S. Suriasumantri, 2000:36).

Nilai-nilai yang juga harus melekat pada ilmuan, sebagaimana juga dicirikan sebagai manusia modern:

(1) Nilai teori: manusia modern dalam kaitannya dengan nilai teori dicirikan oleh cara berpikir rasional, orientasinya pada ilmu dan teknologi, serta terbuka terhadap ide-ide dan pengalaman baru.

(2) Nilai sosial : dalam kaitannya dengan nilai sosial, manusia modem dicirikan oleh sikap individualistik, menghargai profesionalisasi, menghargai prestasi, bersikap positif terhadap keluarga kecil, dan menghargai hak-hak asasi perempuan;

(3) nilai ekonomi : dalam kaitannya dengan nilai ekonomi, manusia modem dicirikan oleh tingkat produktivitas yang tinggi, efisien menghargai waktu, terorganisasikan dalam kehidupannya, dan penuh perhitungan;

(4) Nilai pengambilan keputusan: manusia modern dalam kaitannya dengan nilai ini dicirikan oleh sikap demokratis dalam kehidupannya bermasyarakat, dan keputusan yang diambil berdasarkan pada pertimbangan pribadi;

(5) Nilai agama: dalam hubungannya dengan nilai agama, manusia modem dicirikan oleh sikapnya yang tidak fatalistik, analitis sebagai lawan dari legalitas, penalaran sebagai lawan dari sikap mistis (Suriasumantri, 1986, Semiawan,C 1993).

Deskripsi Jawaban No. 3 c. Rasionalisme

Aliran ini berpendapat semua pengetahuan bersumber dari akal pikiran atau ratio. Tokohnya antara lain: Rene Descrates, yang membedakan adanya tiga idea, yaitu:

innate ideas (idea bawaan), yaitu sejak manusia lahir,adventitinous ideas, yaitu idea yang berasal dari luar manusia, dan faktitinousideas, yaitu idea yang dihasilkan oleh

(9)

pikiran itu sendiri.

d. Empirisme

Aliran ini berpendirian bahwa semua pengetahuan manusia diperoleh melalui pengalaman indera. Indera memperoleh pengalaman (kesan-kesan) dari alamempiris, selanjutnya kesan-kesan tersebut terkumpul dalam diri manusia menjadipengalaman.

Tokohnya antara lain:

1. John Locke, berpendapat bahwa pengalaman dapat dibedakanmenjadi dua macam yaitu: (a) pengalaman luar (sensation), yaitu pengalaman yang diperoleh dari luar, dan (b) pengalaman dalam, batin(reflexion). Kedua pengalaman tersebut merupakan idea yang sederhana yang kemudian dengan proses asosiasi membentuk idea yang lebihkompleks.

2. David Hume (1711-1776), yang meneruskan tradisi empirisme. Humeberpendapat bahw ide yang sederhana adalah salinan (copy) dari sensasi-sensasi sederhana atau ide – ide yang kompleks dibentuk dari kombinasi ide-ide sederhana atau kesan–kesan yang kompleks. Aliran ini kemudian berkembang dan mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan ilmu pengetahuan terutama pada abad 19 dan 20.

c. Realisme

Realisme merupakan suatu aliran filsafat yang menyatakan bahwa obyek-obyek yang kita serap lewat indera adalah nyata dalam diri obyek tersebut. Obyek- obyektersebut tidak tergantung pada subjek yang mengetahui atau dengan kata lain tidak tergantung pada pikiran subjek. Pikiran dan dunia luar saling berinteraksi, tetapi interaksi tersebut mempengaruhi sifat dasar dunia tersebut. Dunia telah ada sebelum pikiran menyadari serta akan tetap ada setelah pikiran berhenti menyadari. Tokoh aliran ini antara lain: Aristoteles (384-322 SM), menurut Aristoteles, realitas berada dalam benda-benda kongkrit atau dalam proses-proses perkembangannya.

d. Kritisisme

Kritisisme menyatakan bahwa akal menerima bahan-bahan pengetahuan dari empiri (yang meliputi indera dan pengalaman). Kemudian akal akan menempatkan, mengatur, dan menertibkan dalam bentuk-bentuk pengamatan yakni ruang dan waktu.

Pengamatan merupakan permulaan pengetahuan sedangkan pengolahan akal merupakan pembentukannya. Tokoh aliran ini adalah Immanuel Kant (1724-1804). Kant mensintesakan antara rasionalisme dan empirisme.

(10)

e. Positivisme

Tokoh aliran ini diantaranya adalah August Comte, yang memiliki pandangan sejarah perkembangan pemikiran umat manusia dapat dikelompokkan menjadi tiga tahap, yaitu:

1. Tahap Theologis, yaitu manusia masih percaya pengetahuan ataupengenalan yang mutlak. Manusia pada tahap ini masih dikuasai oleh tahyul-tahyul sehingga subjek dengan obyek tidak dibedakan.

2. Tahap Metafisis, yaitu pemikiran manusia berusaha memahami danmemikirkan kenyataan akan tetapi belum mampu membuktikan denganfakta.

3. Tahap Positif, yang ditandai dengan pemikiran manusia untuk menemukanhukum- hukum dan saling hubungan lewat fakta. Maka pada tahap ini pengetahuan manusia dapat berkembang dan dibuktikan lewat fakta

f. Skeptisisme

Menyatakan bahwa pencerapan indera adalah bersifat menipu atau menyesatkan.

Namun pada zaman modern berkembang menjadi skeptisisme medotis (sistematis) yang mensyaratkan adanya bukti sebelum suatu pengalamandiakui benar. Tokoh skeptisisme adalah Rene Descrates (1596-1650).

g. Pragmatisme

Aliran ini tidak mempersoalkan tentang hakikat pengetahuan namun mempertanyakan tentang pengetahuan dengan manfaat atau guna dari pengetahuan tersebut. Dengan kata lain kebenaran pengetahuan hendaklah dikaitkan dengan manfaat dan sebagai sarana bagi suatu perbuatan. Tokoh aliran ini, antara lain: C.S Pierce (1839- 1914), menyatakan bahwa yang terpenting adalah manfaat apa (pengaruh apa) yang dapat dilakukan suatu pengetahuan dalam suatu rencana. Pengetahuan kita mengenai sesuatu hal tidak lain merupakan gambaranyang kita peroleh mengenai akibat yang dapat kita saksikan.

Deskripsi Jawaban No. 4

Aksiologi sebagai Moral Conduct, yaitu tindakan moral, bidang ini melahirkan disiplin khusus, yaitu etika. Tujuan Aksiologi ilmu pengetahuan sebagai strategi untuk

(11)

mengantisipasi perkembangan dan teknologi (IPTEK) tetap berjalan pada jalur kemanusiaan. Oleh karena itu daya kerja aksiologi antara lain :

1. Menjaga dan memberi arah agar proses keilmuan menemukan kebenaran yang hakiki.

2. Dalam pemilihan objek penelaahan dapat dilakukan secara etis, tidak mengubah kodrat manusia, dan tidak merendahkan martabat manusia.

3. Pengembangan ilmu pengetahuan diarahkan untuk dapat meningkatkan taraf hidup yang memperhatikan kodrat dan martabat manusia serta memberikan keseimbangan alam lewat pemanfaatan ilmu.

Deskripsi Jawaban No. 5

Berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 371/M/2021 Tentang Program Sekolah Penggerak Program Sekolah Penggerak bertujuan untuk:

1. meningkatkan kompetensi dan karakter yang sesuai dengan profil pelajar Pancasila;

2. menjamin pemerataan kualitas pendidikan melalui program peningkatan kapasitas kepala sekolah yang mampu memimpin satuan pendidikan dalam mencapai pembelajaran yang berkualitas;

3. membangun ekosistem pendidikan yang lebih kuat yang berfokus pada peningkatan kualitas; dan

4. menciptakan iklim kolaboratif bagi para pemangku kepentingan di bidang pendidikan baik pada lingkup sekolah, pemerintah daerah, maupun pemerintah.

A. Landasan filosofi pendidikan merupakan seperangkat asumsi pendidikan yang deduksi dari asumsi-asumsi filsafat umum (metafisika,epistomologi dan aksiologi) yang bersifat prespkriptif dari suaru aliran filsafat tertentu.Oleh karena landasan pendidikan nasional kita adalah pancasila maka uraian landasan filosofi pendidikan berikut akan dimulai dengan asumsi-asumsi metafisika, epistemologi dan aksiologi pancasila serta selanjutnya dikuti denagan uraian impilikasinya terhadap pendidikan.

Metafisika(Hakikat Realitas) .Sebagai mana kita yakini realitas atau alam semesta Tidaklah ada dengan sendirinya, melainkan sebagi ciptaan (makhluk) Tuhan Yang Maha

(12)

Esa. Tuhan adalah sumber pertama dari segala yang ada, ialah adaah sebab pertam dari segala sebab tetapi ia tidak disebabkan dari yang lainnya; dan ia juga adalah tujuan dari semua yang ada.

B. Landasan sosiologis pendidikan adalah seperangkat asumsi yang bersumber dari hasil studi disiplin sosiologi yang dijadikan titik tolak dalam rangka praktik pendidikan.Hasil studi tersebut berimplikasi terhadap pendidikan.

1. Individu dan masyarakat serta Impikasinya terhadap Pendidikan

Individu adalah manusia perseorangan yang mempunyai karakter bahwa ia sebagai kesatuan yang tak dapat bisa dibagi, unik, dan otonom.Masyarakat didefinisikan Ralph Linton sebagai ”setiap kelompok manusia yang telah hidup dan bekerjasa dan cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri merekasebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas ynag dirumuskan dengan jelas”.Sedangkan Selo Sumardjan mendefinisikan masyarak sebagai “orang-orang yang hidup bersama, yang menghasilkan kebudayaan”(Soerjono Soekanto, 1986).Dari dua definisi tersebut, dapat diidentifikasi adanay 5 unsur didalam masyarak, yaitu sebagai berikut.

a. Manusia yang hidup bersama.

b. Melakukan interaksi sosial dalam waktu yang cukup lama.

c. Dengan demikian mereka bekerja sama, berketuruan, memiliki berbagai kebutuhaan.

d. Mereka mempunyai kesadaran sebagai satu kesatuan.

e. Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama yang menghasilakan kebudayaan.

2. Pendidikan dan Masyarakat

Pendidikan sebagai Pranata Sosial.Theodorson G.A.mendefinisikan pranata sosial sebagai(sosial institution) sebagai suatu sistem peran dan norma sosialyang saling berhubungan dan terorganisasi di sekitar pemenuhan kebutuhan atau fungsi yang sangat penting (Sudarja Adiwikarta, 1988).Komblum menggunakan istilah institusi untuk menjelaskan pranata sosial, mendefinisikan sebagai ” suatu struktur status atau peranan yang diarahkan kepada pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dasar anggota masyarakat (Kamato Sunarto, 1993).Adapun Koestajaningrat (1984), dalam defininya secara tersurat menyebutkan juga peralata-peralatan dan manusia-manusia yang melaksanakan peranan-peranan itu.

(13)

Redaksi definisi-definisi diatas memang berbeda, namun mengandung pengertian yang relatif sama.Esensinya bahwa pranata sosial merupakan suatu sistem aktivitas yang khas dari suatu kelakuan berpola; aktivitas yang khas ini dilakukan oleh berbagai individu atau manusia yang mempunyai status dan peran masing-masing yang saling berhubungan atau mempunyai struktur;mengacu kepada sistem ide, nilai, dan norma atau tata kelakuantertentu; dilakukan dengan menggunakan berbagi peralatan; dan aktivitas khas ini berfungsi untuk memenuhi kebutuhan dasar anggota masyarakat.

Sebagaimana individu-individu, masyarakat pun memiliki berbagai kebutuhan.Untuk memenuhi kebutuhan-kebetuhannya tersebut masyarak membangun pranata-pranata sosial.Contohnya, pranata ekonomi merupakan salah satu pranata sosial yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan mengenai mata pencahariaan hidup, memproduksi barang dan jasa, menyimpan, mendistribusikan hasil produksi.Demikian halnya, bahwa pendidikan merupakan salah satu pranat sosial yang berfungsi untuk mensosialisasikan generasai mudanya agar tercipta homogenitas atau konformitas.

C. Pendidikan serta ilmu pengetahuan dan teknologi ( iptek ) mempunyai kaitan yang sangat erat. Seperti diketahui, iptek menjadi bagian utama dalam isi pengajaran;

dengan kata lain pendidikan berperan sangat penting dalam pewarisan dan pengembangan iptek. Dari sisi lain, setiap perkembangan iptek harus segera diakomodasi oleh pendidikan yakni dengan segera memasukkan hasil pengembangan iptek itu kedalam isinya.

Terdapat beberapa istilah yang perlu dikaji agar jelas makna dan kedudukan masing-masing, yakni pengetahuan, teknologi, cara istilah lain yang terkait dengannya.

Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diperoleh melalui berbagai cara pengindraan terhadap fakta, penalaran ( rasio ), intuisi, dan wahyu. Pengetahuan yang memenuhi kriteria dari segi ontologism, epistemologis, dan aksiologis secara konsekuen dan penuh disiplin biasa disebut ilmu ataupun ilmu pengetahuan, kata sifatnya adalah ilmiah atau keilmuan.

Pengetahuan ilmu pada dasarnya abstrak yang disederhanakan dari fakta atau kejadian alam yang sangat komplek, ilmu mempunyai tiga asumsi tentang objek yaitu 1. Objek objek tertentu mempunyai keserupaan satu sama lain yang memungkinkan dilakukan klasifikasi.

(14)

2. Objek dalam jangka waktu tertentu tidak mengalami berubahan ( kelestarian yang relatif )

3. Adanya determinesme, suatu gejala bukan merupakan kejadian yang kebetulan tetapi mempunyai pola tertentu yang bersifat tetap.

Iptek merupakan satu hasil dari usaha manusia untuk mencapai kehidupan yang lebih baik, dimulai dari permulaan kehidupan manusia.pendidikan serta ilmu pengetahuan mempunyai kaitan yang sangat erat. Saat ini iptek menjadi bagian utama dalam isi pengajaran, dengan kata lain, pendidikan berperan sangat penting dalam pewarisan dan pengembangan iptek. Dari sisi lain setiap perkembangan iptek harus segera diakomodasikan oleh pendidikan selain itu pendidikan sangat dipengaruhi oleh sejumlah cabang-cabang iptek yang lainnya. Pengetahuan yang memenuhi kriteria dari segi ontologism, epistemologis, dan aksiologis secara konsekuen biasa disebut ilmu.

Dengan demikan pengetahuan mencangkup sebagai cabang ilmu oleh karena itu, istilah ilmu atau ilmu pengetahuan dapat bermakna kumpulan informasi, cara memperoleh informasi serta manfaat dari informasi itu sendiri. Ketiga sisi ilmu tersebut seharusnya mendapatkan perhatian yang proposional dalam penentuan bahan ajaran, dengan demikian pendidikan bukan hanya berperan dalam pewarisan iptek tetapi juga menerapkan manusia yang sadar iptek dan calon pakaar iptek.

(15)

Daftar Pustaka

1. Rapar, Jan Hendrik, Pengantar Filsafat, Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 1996.

Musnur hery 2017. Studi hermeneutik filosofis. Tadib: Jurnal pendidikan agama islam. ISSN:2477-5436. Vol.3. No. 1. Hlm.16.

2. Ritaudin Sidi, Mengenal filsafat dan karakteristiknya. Kalam: Jurnal,Study Agama dan pemikiran Islam. Vol. 09. Nomor 01, Juni 2015.Hlm 10-12.

3. Bakker Anton, Metode-Metode Filsafat, Jakarta Timur: Penerbit Balai Aksara, Saadiyah, 1986.

4. Ahmadi Asmoro, Filsafat Umum, Jakarta: Penerbit Rajawali Pers, 2013 5. Surajiyo, Ilmu Filsafat suatu pengantar, Jakarta: Penerbit Bumi Askara, 2014.

6. Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 371/M/2021 Tentang Program Sekolah Penggerak

7. Amsal, Bachtiar. 2004. Filsafat Ilmu. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

8. Barnadib, Imam. 1990. Filsafat Pendidikan. Yogyakarta: Andi offset.

9. Jalius Jama. 2008. Filsafat Ilmu. Padang: Program Pascasarjana Universitas Negeri Padang.

10. Jujun , S. Suriassumantri. 1999. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta:

Pustaka Sinar Harapan

Referensi

Dokumen terkait

Istilah ontologi berasal dari bahasa Yunani, ont yang bermakna keberadaan, dan logos yang bermakna teori, sedangkan dalam bahasa Latin disebut ontologia, sehingga ontologi

Kata Islam berasal dari bahasa arab yaitu “Aslama-Yuslimu-Islaman” yang artinya ..a. Menurut istilah, pengertian Islam

Istilah ontologi berasal dari bahasa Yunani, ont yang bermakna keberadaan, dan logos yang bermakna teori, sedangkan dalam bahasa latin disebut ontologia, sehingga ontologia berma

Dalam pernapasan perut, otot yang terlibat adalah otot diafragma. Saat inspirasi, otot diafragma berkontraksi → diafragma menjadi datar → rongga dada membesar →

Istilah ontology berasal dari bahasa Yunani, ont yang bermakna keberadaan, dan logos yang bermakna teori, sedangkan dalam bahasa latin disebut ontologia, sehingga

Ontologi berasal dari istilah bahasa Yunani , ont yang mempunyai makna keberadaan ,dan logos yang bermakma teori , sedangkan dalam bahasa latinnya disebut

Sosiologi merupakan sebuah istilah yang berasal dari kata latin socius yang artinya teman, dan logos dari kata Yunani yang berarti cerita, diungkapkan pertama kalinya dalam buku

EDGE ONTOLOGIS : Tepi atau batas kota dapat dianggap sebagai entitas fisik yang memisahkan kota dari lingkungannya.. Batas ini bisa berupa sungai, jalan besar, atau elemen fisik lain