• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teorema Integral Fourier

N/A
N/A
riska najla nabilah

Academic year: 2024

Membagikan "Teorema Integral Fourier"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Diasumsikan syarat-syarat berikut pada 𝑓(π‘₯):

1. 𝑓 π‘₯ memenuhi syarat Dirichlet pada setiap interval terhingga – 𝐿, 𝐿 .

2. 𝑓 π‘₯ βˆ’βˆžβˆž 𝑑π‘₯ konvergen, yaitu 𝑓(π‘₯) dapat diintegrasikan secara mutlak dalam (βˆ’βˆž, ∞).

Selanjutnya, Teorema integral Fourier menyatakan bahwa integral fourier dari suatu fungsi 𝑓 adalah (1) Dimana

(2)

𝐴 𝛼 dan 𝐡 𝛼 dengan βˆ’βˆž < 𝛼 < ∞ merupakan generalisasi dari koefisien Fourier π‘Žπ‘› dan 𝑏𝑛. Ruas kanan dari persamaan (1) juga disebut ekspansi integral Fourier 𝑓. Hasil persamaan (1) berlaku jika π‘₯ adalah titik kontinuitas dari 𝑓(π‘₯). Jika π‘₯ adalah titik diskontinuitas, maka harus menggantikan 𝑓(π‘₯) dengan 𝑓 π‘₯+0 +𝑓 π‘₯βˆ’0

2 sebagaimana dalam kasus deret Fourier. Perhatikan bahwa syarat di atas adalah syarat cukup tetapi bukan syarat perlu.

Dalam generalisasi koefisien Fourier terhadap integral Fourier, π‘Ž0 mungkin diabaikan, karena kapanpun 𝑓 π‘₯ 𝑑π‘₯βˆ’βˆžβˆž ada, maka

π‘Ž0 = 1

𝐿 𝑓 π‘₯ 𝑑π‘₯

𝐿

βˆ’πΏ

β†’ 0 pada saat 𝐿 β†’ ∞

Contoh 1:

Tentukan integral fourier dari fungsi

𝑓 π‘₯ = 𝐴 𝛼 cos 𝛼π‘₯ + 𝐡 𝛼 sin 𝛼π‘₯ 𝑑π‘₯

∞

0

𝐴 𝛼 = 𝑓 π‘₯ cos𝛼π‘₯ 𝑑π‘₯∞

βˆ’βˆž

𝐡 𝛼 = 𝑓 π‘₯ sin 𝛼π‘₯ 𝑑π‘₯

∞

βˆ’βˆž

(2)

Jawab:

𝐴 𝛼 =1

πœ‹ 𝑓 π‘₯ cos 𝛼π‘₯ 𝑑π‘₯

∞

βˆ’βˆž

=1

πœ‹ 0 cos 𝛼π‘₯ 𝑑π‘₯

βˆ’π‘Ž

βˆ’βˆž

+ 1 cos 𝛼π‘₯ 𝑑π‘₯

π‘Ž

βˆ’π‘Ž

+ 0 cos 𝛼π‘₯ 𝑑π‘₯

∞

π‘Ž

=1

πœ‹ cos 𝛼π‘₯ 𝑑π‘₯

π‘Ž

βˆ’π‘Ž

=1 πœ‹

1

𝛼sin 𝛼π‘₯ π‘Ž

βˆ’π‘Ž =2 sin π›Όπ‘Ž π›Όπœ‹

𝐡 𝛼 = 1

πœ‹ 𝑓 π‘₯ sin 𝛼π‘₯ 𝑑π‘₯

∞

βˆ’βˆž

=1

πœ‹ 0 sin 𝛼π‘₯ 𝑑π‘₯

βˆ’π‘Ž

βˆ’βˆž

+ 1 sin 𝛼π‘₯ 𝑑π‘₯

π‘Ž

βˆ’π‘Ž

+ 0 sin 𝛼π‘₯ 𝑑π‘₯

∞

π‘Ž

=1

πœ‹ sin 𝛼π‘₯ 𝑑π‘₯

π‘Ž

βˆ’π‘Ž

= 1 πœ‹ βˆ’1

𝛼cos 𝛼π‘₯ π‘Ž

βˆ’π‘Ž = 0 Maka

𝑓 π‘₯ =1

πœ‹ 2 sin π›Όπ‘Ž

𝛼 cos 𝛼π‘₯ 𝑑𝛼

∞

0

BENTUK EKUIVALEN DARI TEOREMA INTEGRAL FOURIER

Teorema integral Fourier dapat juga ditulis dalam bentuk

(3)

(4)

Di mana dipahami bahwa jika 𝑓(π‘₯) tidak kontinu pada π‘₯, maka ruas kiri harus digantikan oleh

𝑓 π‘₯+0 +𝑓 π‘₯βˆ’0

2 .

𝑓 π‘₯ =1

πœ‹ 𝑓 𝑒 cos 𝛼 π‘₯ βˆ’ 𝑒 𝑑𝑒𝑑𝛼

∞

𝑒=βˆ’βˆž

∞

𝛼=0

𝑓 π‘₯ = 1

2πœ‹ π‘’βˆ’π‘–π›Όπ‘₯𝑑𝛼

∞

βˆ’βˆž

𝑓 𝑒 𝑒𝑖𝛼𝑒𝑑𝑒

∞

βˆ’βˆž

= 1

2πœ‹ 𝑓 𝑒 𝑒𝑖𝛼 π‘’βˆ’π‘₯

∞

βˆ’βˆž

∞

βˆ’βˆž

𝑑𝑒𝑑𝛼

(3)

diperoleh

(5)

(6) Contoh 2:

Tentukan integral cosinus dan integral sinus fourier dari 𝑓 π‘₯ = π‘’βˆ’π‘₯, π‘₯ > 0

Jawab:

Integral cosinus

𝐴 𝛼 =2

πœ‹ 𝑓 π‘₯ cos 𝛼π‘₯ 𝑑π‘₯

∞

0

=2 πœ‹ lim

π‘β†’βˆž π‘’βˆ’π‘₯cos 𝛼π‘₯ 𝑑π‘₯

𝑝

0

=2 πœ‹ lim

π‘β†’βˆž

π‘’βˆ’π‘₯

1 + 𝛼2 βˆ’ cos 𝛼π‘₯ + 𝛼 sin 𝛼π‘₯ 𝑝 0

= 2 πœ‹

1 1 + 𝛼2 Jadi

𝑓 π‘₯ =2

πœ‹ 1

1 + 𝛼2 cos 𝛼π‘₯ 𝑑𝛼

∞

0

Integral sinus

𝐡 𝛼 = 2

πœ‹ 𝑓 π‘₯ sin 𝛼π‘₯ 𝑑π‘₯

∞

0

= 2 πœ‹ lim

π‘β†’βˆž π‘’βˆ’π‘₯sin 𝛼π‘₯ 𝑑π‘₯

𝑝

0

=2 πœ‹lim

π‘β†’βˆž

π‘’βˆ’π‘₯

1 + 𝛼2 βˆ’ sin 𝛼π‘₯ βˆ’ 𝛼 cos 𝛼π‘₯ 𝑝 0

2 𝛼

𝑓 π‘₯ = 𝐴 𝛼 cos 𝛼π‘₯

∞

0

𝑑𝛼 , dengan 𝐴 𝛼 =2

πœ‹ 𝑓 π‘₯ cos 𝛼π‘₯

∞

0

𝑑𝛼

𝑓 π‘₯ = 𝐡 𝛼 sin 𝛼π‘₯

∞

0

𝑑𝛼 , dengan 𝐡 𝛼 = 2

πœ‹ 𝑓 π‘₯ sin 𝛼π‘₯

∞

0

𝑑𝛼 Jika 𝑓 π‘₯ adalah fungsi genap maka 𝐡 𝛼 = 0, maka integral cosinusnya

Jika 𝑓 π‘₯ adalah fungsi ganjil maka A 𝛼 = 0, maka integral sinusnya

(4)

Jadi

𝑓 π‘₯ =2

πœ‹ 𝛼

1 + 𝛼2 sin 𝛼π‘₯ 𝑑𝛼

∞

0

Suatu entitas yang penting dalam menghitung integral dan menyelesaikan persamaan diferensial dan integral akan diperkenalkan dalam paragraf berikutnya. Transformasi tersebut diringkas dari bentuk integral Fourier dari sebuah fungsi, sebagaimana dapat dilihat, dengan menempatkan persamaan (4) dalam bentuk

Dan dengan mengamati pernyataan di dalam tanda kurung TRANSFORMASI FOURIER

Dari persamaan (4)

(7) Maka

(8) Fungsi 𝐹 𝛼 disebut transformasi Fourier dari 𝑓(π‘₯) dan kadang-kadang ditulis sebagai 𝐹 𝛼 = 𝐹 𝑓 π‘₯ . Fungsi 𝑓(π‘₯) adalah transformasi Fourier invers dari 𝐹 𝛼 dan ditulis sebagai 𝑓 π‘₯ = πΉβˆ’1 𝐹 𝛼 .

Contoh4:

Tentukanlah transformasi Fourier dari 𝑓 jika 𝑓 π‘₯ = π‘’π‘’βˆ’π‘₯2π‘₯ jika π‘₯ > 0 jika π‘₯ < 0

𝐹 𝛼 = 1

2πœ‹ 𝑓 π‘₯ 𝑒𝑖𝛼π‘₯𝑑π‘₯

∞

βˆ’βˆž

= 1 2πœ‹ lim

π‘β†’βˆž 𝑒2π‘₯𝑒𝑖𝛼π‘₯𝑑π‘₯

0

βˆ’π‘

+ π‘’βˆ’π‘₯𝑒𝑖𝛼π‘₯𝑑π‘₯

𝑝

0

= 1 2πœ‹ lim

π‘β†’βˆž

1

𝑖𝛼 + 2𝑒 𝑖𝛼+2 π‘₯ 0

βˆ’π‘ + 1

𝑖𝛼 βˆ’ 1𝑒 π‘–π›Όβˆ’1 π‘₯ 𝑝 0 = 1

2πœ‹ 1

𝑖𝛼 + 2βˆ’ 1 𝑖𝛼 βˆ’ 1 𝐹 𝛼 = 1

2πœ‹ 𝑓 𝑒 𝑒𝑖𝛼𝑒𝑑𝑒

∞

βˆ’βˆž

𝑓 π‘₯ = 1

2πœ‹ 𝐹 𝛼 π‘’βˆ’π‘–π›Όπ‘₯

∞

βˆ’βˆž

𝑑𝛼 𝑓 π‘₯ = 1

2πœ‹ π‘’βˆ’π‘–π›Όπ‘₯

∞

βˆ’βˆž

1

2πœ‹ 𝑓 𝑒 𝑒𝑖𝛼𝑒𝑑𝑒

∞

βˆ’βˆž

𝑑𝛼

(5)

(9)

𝐹𝑐 𝛼 dan 𝑓(π‘₯) sebagai transformasi cosinus Fourier antara satu dengan lainnya.

Jika 𝑓 π‘₯ adalah suatu fungsi ganjil, maka persamaan (6) menghasilkan

(10)

𝐹𝑠 𝛼 dan 𝑓 π‘₯ sebagai transformasi sinus Fourier antara satu dengan lainnya.

Contoh 5:

Jika diketahui 𝑓 π‘₯ cos 𝛼π‘₯ 𝑑π‘₯0∞ = 1 βˆ’ 𝛼0

, 0 ≀ 𝛼 ≀ 1

, 𝛼 > 1 , Tentukan nilai 𝑓 π‘₯ ! Jawab:

Diketahui bahwa formula untuk transformasi fourier cosinus adalah

𝐹𝑐 𝛼 = 2

πœ‹ 𝑓 π‘₯ cos 𝛼π‘₯

∞

0

𝑑π‘₯ = 2

πœ‹ 1 βˆ’ 𝛼 0

, 0 ≀ 𝛼 ≀ 1 , 𝛼 > 1

Maka

𝑓 π‘₯ = 2

πœ‹ 𝐹𝑐 𝛼 cos 𝛼π‘₯

∞

0

𝑑𝛼 = 2 πœ‹ 2

πœ‹ 1 βˆ’ 𝛼 cos 𝛼π‘₯

1

0

𝑑𝛼 + 0 cos 𝛼π‘₯

∞

1

𝑑𝛼

=2

πœ‹ 1 βˆ’ 𝛼 cos 𝛼π‘₯ 𝑑𝛼

1

𝐹𝑐 𝛼 = 2

πœ‹ 𝑓 𝑒 cos 𝛼𝑒

∞

0

𝑑𝑒

𝑓 π‘₯ = 2

πœ‹ 𝐹𝑐 𝛼 cos 𝛼π‘₯

∞

0

𝑑𝛼

𝐹𝑠 𝛼 = 2

πœ‹ 𝑓 𝑒 sin 𝛼𝑒

∞

0

𝑑𝑒

𝑓 π‘₯ = 2

πœ‹ 𝐹𝑠 𝛼 sin 𝛼π‘₯

∞

0

𝑑𝛼

(6)

𝑓 π‘₯ = 2 πœ‹

1 βˆ’ 𝛼

π‘₯ sin 𝛼π‘₯ βˆ’ 1

π‘₯2cos 𝛼π‘₯ 10 = 1 π‘₯2βˆ’ 1

π‘₯2cos π‘₯

Sifat-sifat transformasi Fourier

1. Jika 𝐹1 𝛼 dan 𝐹2 𝛼 merupakan transormasi Fourier dari 𝑓1 π‘₯ dan 𝑓2 π‘₯ maka 𝐹 π‘Žπ‘“1 π‘₯ + 𝑏𝑓2 π‘₯ = π‘ŽπΉ1 𝛼 + 𝑏𝐹2 𝛼

2. Jika 𝐹 𝛼 merupakan transformasi Fourier dari 𝑓(π‘₯) maka 𝐹 𝑓 π‘Žπ‘₯ =1

π‘ŽπΉ 𝛼 π‘Ž 3. Jika 𝐹 𝛼 merupakan transformasi Fourier dari 𝑓 π‘₯ maka:

𝐹 𝑓 π‘₯ βˆ’ π‘Ž = π‘’π‘–π›Όπ‘ŽπΉ 𝛼 4. Jika 𝐹 𝛼 merupakan transformasi Fourier dari 𝑓 π‘₯ maka:

𝐹 𝑓 π‘₯ cos π‘Žπ‘₯ =1

2 𝐹 𝛼 + π‘Ž + 𝐹 𝛼 βˆ’ π‘Ž 5. Jika 𝐹 𝛼 merupakan transformasi Fourier dari 𝑓 π‘₯ maka:

𝐹 𝑒𝑖𝛼π‘₯𝑓 π‘₯ = 𝐹 𝛼 + π‘Ž 6. Jika 𝐹 𝛼 merupakan transformasi Fourier dari 𝑓 π‘₯ maka:

𝐹 π‘₯𝑛𝑓 π‘₯ = βˆ’π‘– 𝑛 𝑑𝑛 𝑑𝛼𝑛𝐹 𝛼

7. Jika 𝐹1 𝛼 dan 𝐹2 𝛼 merupakan transormasi Fourier dari 𝑓1 π‘₯ dan 𝑓2 π‘₯ maka 𝐹 𝑓1 π‘₯ βˆ— 𝑓2 π‘₯ = 𝐹1 𝛼 βˆ— 𝐹2 𝛼

8. Jika 𝐹 𝛼 merupakan transformasi Fourier dari 𝑓 π‘₯ maka:

𝐹 𝑓′ π‘₯ = 𝑖𝛼𝐹 𝛼 Jika 𝐹 π‘₯ β†’ 0 untuk π‘₯ β†’ ±∞

Contoh6:

Tentukan transformasi fourier dari fungsi

𝑓 π‘₯ = 10 , π‘₯ < 1, π‘₯ > 1

Kemudian gunakan hasilnya untuk menentukan transformasi fourier untuk fungsi 𝑔 π‘₯ = π‘₯2

0 , π‘₯ < 1, π‘₯ > 1

(7)

Transformasi fourier untuk 𝒇 𝒙

𝐹 𝛼 = 1

2πœ‹ 𝑓 π‘₯ 𝑒𝑖𝛼π‘₯

∞

βˆ’βˆž

𝑑π‘₯ = 1

2πœ‹ 0𝑒𝑖𝛼π‘₯

βˆ’1

βˆ’βˆž

𝑑π‘₯ + 1𝑒𝑖𝛼π‘₯

1

βˆ’1

𝑑π‘₯ + 0𝑒𝑖𝛼π‘₯

∞

1

𝑑π‘₯ = 1

2πœ‹ 𝑒𝑖𝛼π‘₯

1

βˆ’1

𝑑π‘₯

= 1 2πœ‹

1

𝑖𝛼 𝑒𝑖𝛼π‘₯ 1βˆ’1= 2 𝛼 2πœ‹

π‘’π‘–π›Όβˆ’ π‘’βˆ’π‘–π›Ό

2𝑖 = 2 πœ‹

sin 𝛼

𝛼 , 𝛼 β‰  0

Untuk 𝛼 = 0

𝐹 0 = 1

2πœ‹ 𝑒𝑖0π‘₯

1

βˆ’1

𝑑π‘₯ = 1 2πœ‹ 1

1

βˆ’1

𝑑π‘₯ = 1

2πœ‹ π‘₯ 1βˆ’1= 2 πœ‹

Maka

𝐹 𝛼 = 2 πœ‹

sin 𝛼

𝛼 , 𝛼 β‰  0 2

πœ‹ , 𝛼 = 0

Transformasi fourier untuk π’ˆ 𝒙

Karena 𝑔 π‘₯ = π‘₯2𝑓 π‘₯ maka menurut sifat nomor 6 diperoleh

𝐺 π‘₯2𝑓 π‘₯ = βˆ’π‘– 2 𝑑2 𝑑𝛼2 2

πœ‹ sin 𝛼

𝛼

𝐺 𝛼 = βˆ’ 2 πœ‹

𝑑2 𝑑𝛼2

sin 𝛼

𝛼 = βˆ’ 2 πœ‹

𝑑 𝑑𝛼

𝛼 cos 𝛼 βˆ’ sin 𝛼

𝛼2 = βˆ’ 2 πœ‹

βˆ’π›Ό3sin 𝛼 βˆ’ 2𝛼2cos 𝛼 + 2𝛼 sin 𝛼

𝛼4

Sifat-sifat untuk transformasi sinus (fungsi ganjil) dan cosinus (fungsi genap) Fourier Jika 𝐹𝑠 𝛼 dan 𝐹𝑐 𝛼 merupakan transformasi sinus dan cosinus Fourier dari 𝑓 π‘₯ maka:

(8)

3. 𝐹𝑠 𝑓 π‘Žπ‘₯ =1π‘ŽπΉπ‘  π›Όπ‘Ž 4. 𝐹𝑐 𝑓 π‘Žπ‘₯ =1

π‘ŽπΉπ‘ 𝛼

π‘Ž

5. 𝐹𝑠 𝑓 π‘₯ cos π‘Žπ‘₯ =12 𝐹𝑠 𝛼 + π‘Ž + 𝐹𝑠 𝛼 βˆ’ π‘Ž 6. 𝐹𝑠 𝑓 π‘₯ sin 𝛼π‘₯ =12 𝐹𝑐 𝛼 βˆ’ π‘Ž βˆ’ 𝐹𝑐 𝛼 + π‘Ž 7. 𝐹𝑐 𝑓 π‘₯ sin π‘Žπ‘₯ =12 𝐹𝑠 𝛼 + π‘Ž βˆ’ 𝐹𝑠 𝛼 βˆ’ π‘Ž 8. 𝐹𝑐 π‘₯𝑓 π‘₯ =𝑑𝛼𝑑 𝐹𝑠 𝛼

9. 𝐹𝑠 π‘₯𝑓 π‘₯ = βˆ’π‘‘π›Όπ‘‘ 𝐹𝑐 𝛼

10. Identitas Parseval untuk Transformasi Cosinus a. 𝐹0∞ 𝑐 𝛼 . 𝐺𝑐 𝛼 𝑑𝛼 = 𝑓 π‘₯ 𝑔 π‘₯ 𝑑π‘₯0∞ b. 𝐹0∞ 𝑐 𝛼 2𝑑𝛼 = 𝑓 π‘₯ 0∞ 2𝑑π‘₯

11. Identitas Parseval untuk Transformasi Cosinus a. 𝐹0∞ 𝑠 𝛼 . 𝐺𝑠 𝛼 𝑑𝛼= 𝑓 π‘₯ 𝑔 π‘₯ 𝑑π‘₯0∞ b. 𝐹0∞ 𝑠 𝛼 2𝑑𝛼= 𝑓 π‘₯ 0∞ 2𝑑π‘₯ KONVOLUSI

Misal 𝐹 𝛼 dan 𝐺 𝛼 masing-masing adalah transformasi Fourier 𝑓 dan 𝑔, dan konvolusi 𝑓 dan 𝑔 didefinisikan sebagai

(11) Maka

(12)

(13) Di mana dalam persamaan 11 dan 13 konvolusi 𝑓 βˆ— 𝑔 adalah fungsi dari π‘₯.

Teorema Parseval untuk integral Fourier

(14)

𝑓 βˆ— 𝑔 = 1

πœ‹ 𝑓 𝑒 𝑔 π‘₯ βˆ’ 𝑒

∞

βˆ’βˆž

𝑑𝑒

𝐹 𝛼 dan 𝐺 𝛼 = 1

πœ‹ 𝑒𝑖𝛼𝑒𝑓 βˆ— 𝑔

∞

βˆ’βˆž

𝑑𝑒

𝑓 βˆ— 𝑔 = 1

πœ‹ π‘’βˆ’π‘–π›Όπ‘’πΉ 𝛼 𝐺 𝛼

∞

βˆ’βˆž

𝑑𝛼

𝑓 𝑒 2

∞

βˆ’βˆž

𝑑𝑒 = 𝐹 𝛼 2

∞

βˆ’βˆž

𝑑𝛼

(9)

tereduksi menjadi identitas Parseval berikut

(15)

di mana 𝐹𝑐 dan 𝐺𝑐 adalah transformasi cosinus dari 𝑓 dan 𝑔. Jika 𝑓 dan 𝑔 adalah fungsi ganjil, maka persamaan (14) menjadi

(16) di mana 𝐹𝑠 dan 𝐺𝑠 adalah transformasi sinus dari 𝑓 dan 𝑔.

Contoh 7:

Tentukan nilai

sin2𝛼 𝛼2

∞

0

𝑑𝛼

Jawab:

Berdasarkan contoh 6 diperoleh transformasi fourier untuk fungsi 𝑓 π‘₯ = 10 , π‘₯ < 1, π‘₯ > 1 Adalah

𝐹 𝛼 = 2 πœ‹

sin 𝛼 𝛼

Maka berdasarkan teorema parseval

𝑓 𝑒 2

∞

βˆ’βˆž

𝑑𝑒 = 𝐹 𝛼 2

∞

βˆ’βˆž

𝑑𝛼

1 ∞ 2

𝑓 𝑒 𝑔 𝑒

∞

0

𝑑𝑒 = 𝐹𝑐 𝛼 𝐺𝑐 𝛼

∞

0

𝑑𝛼

𝑓 𝑒 𝑔 𝑒

∞

0

𝑑𝑒 = 𝐹𝑠 𝛼 𝐺𝑠 𝛼 𝑑𝛼

∞

0

(10)

π‘₯ 1βˆ’1 =2 πœ‹

sin2𝛼 𝛼2

∞

βˆ’βˆž

𝑑𝛼

Karena sin𝛼22𝛼 adalaha fungsi genap maka

2 =4 πœ‹

sin2𝛼 𝛼2

∞

0

𝑑𝛼

sin2𝛼 𝛼2

∞

0

𝑑𝛼 =πœ‹ 2

Catatan:

π‘’π‘–πœƒ = cos πœƒ + 𝑖 sin πœƒ π‘’βˆ’π‘–πœƒ = cos πœƒ βˆ’ 𝑖 sin πœƒ

cos πœƒ =π‘’π‘–πœƒ + π‘’βˆ’π‘–πœƒ

2 sin πœƒ =π‘’π‘–πœƒ βˆ’ π‘’βˆ’π‘–πœƒ

2𝑖

π‘’π‘Žπ‘₯ cos 𝑏π‘₯ 𝑑π‘₯ = π‘’π‘Žπ‘₯

π‘Ž2+ 𝑏2 π‘Ž cos 𝑏π‘₯ + 𝑏 sin 𝑏π‘₯ π‘’βˆ’π‘Žπ‘₯cos 𝑏π‘₯ 𝑑π‘₯

∞

0

= π‘Ž

π‘Ž2+ 𝑏2

π‘’π‘Žπ‘₯ sin 𝑏π‘₯ 𝑑π‘₯ = π‘’π‘Žπ‘₯

π‘Ž2+ 𝑏2 π‘Ž sin 𝑏π‘₯ βˆ’ 𝑏 cos 𝑏π‘₯ π‘’βˆ’π‘Žπ‘₯sin 𝑏π‘₯ 𝑑π‘₯

∞

0

= 𝑏

π‘Ž2+ 𝑏2

π‘’βˆ’π‘Žπ‘₯

∞

0

𝑑π‘₯ =1

π‘Ž π‘’βˆ’π‘Žπ‘₯𝑒𝑏π‘₯

∞

0

𝑑π‘₯ = 1

π‘Ž βˆ’ 𝑏 π‘’βˆ’π‘Žπ‘₯π‘₯𝑛

∞

0

𝑑π‘₯ = 𝑛!

π‘Žπ‘›+1

Referensi

Dokumen terkait

Khususnya akan diturunkan suatu metode iteratif untuk menentukan penyelesaian dari persamaan integral tersebut.. teorema pemetaan kontraksi, persamaan

Pada bagian selanjutnya akan diberikan definisi integral-C secara konstruktif dan karakterisasi deskriptif integral-C dengan menggunakan konsep fungsi A C G - C (fungsi

Tentukan integral fungsi sebagai berikut menggunakan teorema integral parsial!... Hasil dari sebuah pengintegrasian persamaan

Mata kuliah ini mempelajari mengenai integral tentu dan tak tentu, teorema dasar integral, aplikasi integral tentu, fungsi-fungsi transenden, tehnik pengintegralan, integral bentuk

Fourier Sinus Mentransformasi.. Mari kita mewakili fungsi non periodik sebagai bagian integral Fourier. Mari kita mewakili fungsi non periodik sebagai bagian

Teorema dasar kalkulus dapat membantu kita menghitung integral lipat dua dengan cara melakukan integral secara berulang sebagai berikut: suatu fungsi dua peubah

Teorema aproksimasi Weierstrass menggambarkan suatu fungsi kontinu pada interval tertutup dan terbatas dapat didekati oleh barisan suku banyak.. Pembuktian teorema

Teorema B: Teorema Subsitusi Jika 𝑓 fungsi polinomial atau fungsi rasional, maka lim𝑓π‘₯ = 𝑓𝑐 Asalkan 𝑓𝑐 terdefinisi.π‘₯→𝑐 π‘₯→𝑐π‘₯β†’c Teorema C: Jika 𝑓 π‘₯ = 𝑔π‘₯ untuk βˆ€π‘₯ dalam interval