• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS MAKALAH TELAAH KURIKULUM “Pendekatan Dalam Pemodelan Pengembangan Kurikulum”

N/A
N/A
Yasmin Zahra

Academic year: 2023

Membagikan "TUGAS MAKALAH TELAAH KURIKULUM “Pendekatan Dalam Pemodelan Pengembangan Kurikulum”"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS MAKALAH TELAAH KURIKULUM

“Pendekatan Dalam Pemodelan Pengembangan Kurikulum”

Penulis :

Naia Rencani Suci 2223132001 Priskila Yosefina Natalia Sinaga 2223132003

Yumna Afra 2222132002

Dosen Pengampu : Herlina Putri Jasa Harahap, S.Pd, M.Hum Mata Kuliah : Telaah Kurikulum

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA JERMAN FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2023

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT zat yang maha agung atas rahmat dan kelimpahan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas Makalah Pendekatan Dalam Pemodelan Pengembangan Kurikulum ini dengan baik dan tepat waktu sesuai dengan yang ditentukan. Dan saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Herlina Putri Harahap, S.Pd., M.Hum selaku Dosen pengampu yang memberikan tugas ini.

Tidak ada manusia yang sempurna dan tanpa kesalahan, termasuk juga saya selaku penulis yang hanya manusia biasa yang apabila masih ada kesalahan-kesalahan di tulisan ini saya harap bisa di maklumi dan memberikan kritik dan saran yang membangun. Saya sangat berharap Rekayasa Ide ini dapat berguna bagi para pembaca.

Medan, 13 Februari 2023

(Kelompok 4)

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...2

DAFTAR ISI...3

BAB I...3

PENDAHULUAN...3

A. Latar Belakang...3

B. Rumusan Masalah...3

C. Tujuan Penulisan...4

BAB II...4

PEMBAHASAN...4

A. PENGERTIAN PENDEKATAN PENGEMBANGAN KURIKULUM...4

B. PENGERTIAN MODEL KONSEP KURIKULUM...4

C. PENGERTIAN MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM...4

D. PENDEKATAN PENGEMBANGAN KURIKULUM...5

E. MODEL-MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM...7

BAB III...11

PENUTUP...11

A. Kesimpulan...11

DAFTAR PUSTAKA...12

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kurikulum adalah kata yang sudah lazim digunakan dalam dunia pendidikan. Tanpa adanya kurikulum maka tidak akan ada acuan yang digunakan dalam proses belajar mengajar.

Akibatnya proses pembelajaran akan menjadi tidak terarah dan tidak terkontrol, sehingga sulit untuk mengetahui apakah tujuan diadakannya kegiatan belajar mengajar telah tercapai atau tidak. Istilah kurikulum pertma kali digunakan pada dunia olahraga zaman Yunani kuno, yang berasal dari kata curir dan curere. Pada waktu itu kurikulum diartikan sebagai jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari. Namun, dalam dunia pendidikan dewasa ini para ahli pendidikan memiliki penafsiaran berbeda tentang kurikulum. Kurikulum diperuntukkan bagi anak didik untuk dapat mengembangkan peserta didik sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

Sebuah kurikulum meliputi perencanaan pengalaman belajar, serta perencanaan program pembelajaran demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Jadi, kurikulum tidak hanya menyangkut perencanaan materi yang akan dipelajari, tetapi juga tentang tata cara mengajarkan materi tersebut kepada para siswa. Intinya, kurikulum merupakan sebuah dokumen perencanaan yang berisi tentang tujuan yang harus dicapai, isi materi dan pengalaman belajar yang harus dilakukan siswa, strategi dan cara yang dapat dikembangkan, evaluasi sebagai tolak ukur pencapaian tujuan, serta implementasi dari dokumen yang dirancang dalam bentk nyata.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian pendekatan pengembangan kurikulum, model konsepkurikulum, dan model pengembangan kurikulum?

2. Bagaimana pendekatan dalam pengembangan kurikulum 3. Bagaimana model konsep dalam kurikulum

4. Bagaimana model pengembangan dalam kurikulum C. Tujuan Penulisan

Dari rumusan masalah di atas, yang menjadi tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut!

1. Memahami pengertian pendekatan pengembangan kurikulum, model konsepkurikulum, dan model pengembangan kurikulum

2. Memahami pendekatan dalam pengembangan kurikulum 3. Memahami model konsep kurikulum

4. Memahami model pengembangan kurikulum.

(5)

BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PENDEKATAN PENGEMBANGAN KURIKULUM

Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandangseseorang terhadap suatu proses tertentu. (istilah pendekatan merujuk kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum. dengan demikian pendekatan pengembangan kurikulum menunjuk pada titik tolak atau sudut pandang secara umum tentang proses pengembangan kurikulum.Pendekatan lebih menekankan pada usaha dan penerapan langkah- langkah atau cara kerja dengan menerapkan suatu strategi dan beberapa metode yang tepat, yang dijalankan sesuai dengan langkah-langkah yang sistematik untuk memperoleh hasil kerja yang lebih baik. Kurikulum merupakan suatu perangkat pernyataan yang memberikan makna terhadap kurikulum sekolah, makna tersebut terjadi karena adanya penegasan hubungan antara unsur-unsur kurikulum, karena adanya petunjuk perkembangan, penggunaan dan evaluasi kurikulum. Caswell mengartikan pengembangan kurikulum sebagai alat untuk membantu guru dalam melakukan tugas mengerjakan bahan, menarik minat murid dan memenuhi kebutuhan masyarakat.

B. PENGERTIAN MODEL KONSEP KURIKULUM

Sebagai kajian teoritis, model konsep kurikulum merupakan dasar untuk pengembangan kurikulum. Atau dengan kata lain, pendekatan pengembangan kurikulum didasarkan atas konsep-konsep kurikulum yang ada. Model konsep kurikulum sangat berkaitan dengan aliran pendidikanyang dianut.

C. PENGERTIAN MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM

Toto Ruhimat, dkk dalam Noerdian Dana (2013) model pengembangan kurikulum merupakan suatu alternatif prosedur dalam rangka mendesain (designing), menerapkan (implementation), danmengevaluasi (evaluation) suatu kurikulum.

Model pengembangan kurikulum adalah model yang digunakan untuk mengembangkan suatu kurikulum, dimana pengembangan kurikulumdibutuhkan untuk memperbaiki atau menyempurnakan kurikulum yangdibuat untuk dikembangkan sendiri baik dari pemerintah pusat, pemerintah daerah atau sekolah.

D. PENDEKATAN PENGEMBANGAN KURIKULUM

Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang seseorang terhadap suatu proses tertentu. Pendekatan pengembangan kurikulum menunjuk pada titik tolak atau sudut pandang secara umum tentang proses pengembangan kurikulum menunjuk pada titik tolak atau sudut pandang secara umum tentang proses pengembangan kurikulum.

Pengembangan kurikulum mempunyai makna yang cukup luas. Menurut sukmadinata, pengembangan kurikulum bisa berarti penyusunan kurikulum yang sama sekali baru (curiculum constraction), bisa juga menyempurnakan kurikulum yang sudah ada (curiculum

(6)

improvement). Selanjutnya, beliau juga menjelaskan, pada satu sisi pengembangan kurikulum berarti menyusun seluruh perangkat kurikulum mulai dari dasar-dasar kurikulum, struktur dan sebaran mata pelajaran, garis-garis besar program pengjaran, sampai dengan pedoman- pedoman pelaksanaan (macro curiculum).

Dilihat dari cakupan pengembangannya apakah curiculum construction atau curiculum improvement, ada dua pendekatan yang dapat diterapkan dalam pengembangan kurikulum.

Pendekatan tersebut adalah sebagai berikut : 1. Pendekatan Top Down

Pendekatan Top Down atau pendekatan administratif, yaitu pendekatan dengan sistem komando dari atas ke bawah. Dikatakan pendekatan Top Down, disebabkan pengembangan kurikulum muncul atas inisiatif para pejabat pendidikan atau para administrator atau dari para pemegang kebijakan (pejabat) pendidikan seperti dirjen atau kepala Kantor Wilayah.

Selanjutnya dengan menggunakan semacam garis komando, pengembangan kurikulum menetes ke bawah. Oleh karena dimulai dari atas itulah, pendekatan ini juga dinamakan line staff model. Biasanya pendekatan ini banyak dipakai di negara-negara yang memiliki sistem pendidikan sentralisasi.

Dilihat dari cakupan pengembangannya, pendekatan top down bisa dilakukan baik untuk menyusun kurikulum yang benar-benar baru (curiculum constraction) ataupun untuk penyempurnaan kurikulum yang sudah ada (kurikulum improvement). Prosedur kerja atau proses pengembangan kurikulum model ini dilakukan kira-kira sebagai berikut:

Ø Langkah pertama, dimulai dengan pembentukan tim pengarah oleh pejabat pendidikan.

Anggota tim biasanya terdiri dari pejabat yang ada di bawahnya, seperti para pengawas pendidikan, ahli kurikulum, ahli disiplin ilmu, dan bisa juga ditambah dengan para tokoh dari dunia kerja. Tugas tim pengarah ini adalah merumuskan konsep dasar, garis-garis besar kebijakan, menyiapkan rumusan falsafah, dan tujuan umum pendidikan.

Ø Langkah kedua, adalah menyusun tim atau kelompok kerja untuk menjabarkan kebijakan atau rumusan-rumusan yang telah disusun oleh tim pengarah. Anggota kelompok kerja ini adalah para ahli kurikulum, para ahli disiplin ilmu dari perguruan tinggi, ditambah dengan guru-guru senior yang dianggap sudah berpengalaman. Tugas pokok tim ini adalah merumuskan tujuan-tujuan yang lebih operasional dari tujuan-tujuan umum, memilih dan menyusun sequence bahan pelajaran, memilih strategi pengajaran, dan alat atau petunjuk evaluasi, serta menyusun pedoman-pedoman pelaksanaan kurikulum bagi guru.

Ø Langkah ketiga, apabila kurikulum sudah selesai disusun oleh tim atau kelompok kerja, selanjutnya hasilnya diserahkan kepada tim perumus untuk dikaji dan diberi catatan-catatan atau direvisi. Bila dianggap perlu, kurikulum itu di uji cobakan dan dievaluasi kelayakannya, oleh suatu tim yang ditunjuk oleh para administrator. Hasil uji coba itu digunakan sebagai bahan penyempurnaan.

Ø Keempat, para administrator selanjutnya memerintahkan kepada setiap sekolah untuk mengimplementasikan kurikulum yang telah tersusun itu.

Dari langkah-langkah pengembangan seperti yang telah dikemukakan di atas, maka tampak jelas bahwa inisiatif penyempurnaan atau perubahan kurikulum dimulai oleh pemegang

(7)

kebijakan kurikulum, atau para pejabat yang berhubungan dengan pendidikan; sedangkan tugas guru hanya sebagai pelaksana kurikulum yang telah ditentukan oleh para pemegang kebijakan.

2. Pendekatan Grass Roots

Pada model grass roots, inisiatif pengembangan kurikulum dimulai dari lapangan atau dari guru-guru sebagai implementator, kemudian menyebar pada lingkungan yang lebih luas, makanya pengembangan kurikulum ini disebut juga pengembangan kurikulum dari bawah ke atas. Oleh karena sifatnya yang demikian, maka pendekatan ini lebih banyak digunakan dalam penyempurnaan kurikulum (curiculum improvemnt), walaupun dalam skala yang terbatas mungkin juga digunakan dalam pengembangan kurikulum baru (curiculum constraction).

Minimal ada dua syarat sebagai kondisi yang memungkinkan pendekatan grass root dapat berlangsung. Pertama, manakala kurikulum itu benar-benar bersifat lentur sehingga memberikan kesempatan kepada setiap guru secara lebih terbuka untuk memperbarui atau menyempurnakan kurikulum yang sedang diberakukan. Kurikulum yang bersifat kaku, yang hanya mengandung petunjuk dan persyaratan teknis sangat sulit dilakukan pengembangannya dengan pendekatan ini. Kedua, pendekatan grass root hanya mungkin terjadi jika guru memiliki sikap professional yan tinggi disertai kemampuan yang memadai.

Ada beberapa langkah penyempurnaan kurkulum yang dapat kita lakukan manakala enggunakan pendekatan grass root ini. Langkah-lankah tersebut adalah sebagai berikut:

Ø Menyadari adanya masalah. Pendekatan grass root biasanya diawali dari keresahan guru tentang kurikulum yang berlaku. Misalnya dirasakannya ketidakcocokan penggunaan strategi pembelajaran, atau kegiatan evaluasi seperti yang diharapkan, atau masalah kuangnya motivasi belajar siswa, sehingga kita merasa tertanggu dan lain sebagainya. Pemahaman dan ksadaran guru akan adanya suatu masalah merupakan kunci dalam grass root. Tanpa adanya kesadaran masalah tidak mingkin grass roots dapat berlangsung.

Ø Mengadakan refleksi. Kalau kita merasakan adanya masalah, maka selanjutnya kita berusaha mencari penyebab muncunya masalah tersebut. Refleksi dilakukan dengan mengkaji literature yang relevan. Misalnya dengan membaca buku, jurnal hasil penelitian yang relevan dengan masalah yan kita hadapi, atau mengkaji sumber informasi lain. Misalnya melacak sumber-sumber dari internet, atau melakukan diskusi dengan teman sejawat dan mengkaji sumber dari lapangan.

Ø Mngajukan hipotesis atau jawaban sementara. Berdasarkan hasl kajian refleksi, selanjutnya uru memetakan berbagai kemungkinan munculnya masalah dan cara penanggulangannya.

Ø Menentukan hipotesis yang sangat mungkin dekat dan dapat dilakukan sesuai dengan situasi dan kondisi lapangan. Tidak mungkin berbagai kemungkinan bias kita laksanakan.

Dalam langkah ini kita hanya memilih kemungkinan yang dapat dilakukan dan selanjutnya merncanakan apa ynag harus kita lakukan untuk mengatasi masalah ersebut. Disamping itu kita juga dapat memperhitungkan berbagai kemungkinan yang akan muncul, misalnya berbagai hambatan yang akan terjadi sehingga lebih dini kita akan dapat mengatasi hambatan-hambatn tersebut.

(8)

Ø Mengimplementasikan perencanaan dan mengevaluasinya secara terus-menerus hingga terpechkan masalah yang dihadapi. Alam proses pelaksaannya, Kita dapat berkolaborasi atau meinta pendapat teman sejawat.

Ø Membuat dan menyusun laporan hasil pelaksanaan pengembangan melalui grass roots.

Langkah ini sangat penting untuk dilakukan sebagai bahan publikasi dan diseminasi, sehingga memungkinkan dapat dimanfaatkan dan diterapkan oleh orang lain yang pada gilirannya hasil pengembangan dapat tersebar.

E. MODEL-MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM

Dalam pengembangan kurikulum ada beberapa model yang dapat digunakan. Tiap model memiliki kekhasan tertentu baik dilihat dari keluasan pengembangan kurikulumnya itu sendiri maupun dilihat dari tahapan pendekatannya maupun pengembangannya;

1. Model Tyler

Pengembangan kurikulum model Tyler yang dapat ditemukan dalam buka classis yang sampai sekarang banyak dijadikan rujukan pada proses pengembangan kurikulum.

Dalam model ini, ada 4 hal yang dianggap fundamental untuk mengembangkan kurikulum : 1. Menentukan tujuan

2. Menentukan pengalaman belajar 3. Mengorganisasi pengalaman belajar 4. Evaluasi

2. Model Taba

Berbeda dengan model yang dikembangkan Tyler, model taba lebih menitikberatkan pada bagaimana mengembangkan kurikulum sebagai suatu proses perbaikan dan penyempurnaan. Oleh karena itu dalam model ini dikembangkan tahap-tahap yang harus dilakukan oleh para pengembang kurikulum.

Ada 5 langkah pengembangan kurikulum model Taba:

1. Menghasilkan unit-unit percobaan

2.Menguji coba unit eksperimen untuk menentukan validitas dan kelayakan penggunaannya 3. Merivisi dan mengonsolidasi unit eksperimen

4. Mengembangkan keseluruhan rangka kurikulum 5. Mengimplementasi kurikulum yang telah teruji

(9)

3. Model Oliva

Menurut olive suatu model kurikulum harus bersifat simpel, komprensif, dan sistematik. Menurut olive model yang dikembangkan ini dapat digunakan dalam beberapa dimensi. Yang pertama untuk menyempurnakan kurikulum sekolah dalam bidang-bidang khsus misalkan penyempurnaan kurikulum bidang studi tertentu disekolah, baik dalam tataran perencanaan kurikulum maupun dalam proses pembelajarannya. Kedua, model ini juga dapat digunakan untuk membuat keputusan dalam merancang program kurikulum.

Ketiga model ini dapat digunakan dalam program pembelajaran secara khusus.

4. Model Beauchamp

Model ini dinamakan system Beauchamp, karena memang diciptakan dan dikembangkan oleh Bauchamp seorang ahli kurikulum. Beauchamp mengemukakan ada lima langkah dalam proses pengembangan kurikulum.

Ø Menetapkan wilayah atau arena yang akan melakukan perubahan suatu kurikulum.

Wilayah itu bias terjadi pada hanya satu sekolah, satu kecamatan, kabupaten, atau mungkin tingkat provinsi dan tingkat nasional.

Ø Menetapkan orang-orang yang akan terlibat dalam proses pngembangan kurikulum. Ia menyarankan untuk melibatkan seluas-luasnya para tokoh di masyarakat. Baik itu para ahli/

spesialis kurikulum, para ahli pendidikan serta para professional dalam bidang lain.

Ø Menetapkan prosedur yang akan ditempuh, yaitu dalam hal merumuskan tujuan umum dan tujuan khusus, memilih isi dan pengalaman belajar serta menetapkan evaluasi. Keseluruhan prosedur itu selanjutnya dapat dibagi dalam lima langkah:

1). Membentuk tim pengembang kurikulum

2). Melakukan penilaian terhadap kurikulum yang sedang berjalan 3). Melakukan studi atau penjajakan tentang penentuan kurikulum baru 4). Merumuskan kriteria dan alternative pengembang kurikulum

5). Menyusun dan menulis kurikulum yang dikehendaki

Ø Implementasi kurikulum. Pada tahap ini perlu dipersiapkan secara matang berbagai hal yang dapat berpengaruh baik langsung maupun tidak langsung terhadap efektivitas penggunaan kurikulum.

Ø Melaksanakan evaluasi kurikulum yang menyangkut:

1). Evaluasi terhadap pelaksanaan kurikulum oleh guru-guru di sekolah 2). Evaluasi terhadap desain kurikulum

(10)

3). Evaluasi keberhasilan amak didik 4). Evaluasi system kurikulum 5. Model Wheeler

Menurut Wheller, pengembangan kurikulum merupakan suatu proses ynag membentuk lingkaran yang terjadi secara terus menerus. Dimana ada lima fase (tahap). Setiap tahap merupakan pekerjaan yang berlangsung secara sistematis atau berturut. Artinya, kita tidak mungkin dapat menyelesaikan tahapan kedua manakala tahapan pertama belum terselesaikan. Namun demikian, manakala setiap tahap sudah selesai dikerjakan, kita akan kembali pada tahap awal. Deikian proses pengembangan sebuah kurikulum berlangsung tanpa ujung.

Wheller berpendapat, pengembangan kurikulum terdiri atas lima tahap, yakni:

a. Menentukan tujuan umum dan tujuan khusus.

b. Menentukan pengalaman belajar yang mungkin dapat dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan yang dirumuskan dalam langkah pertama.

c. Menentukan isi atau materi pembelajaran sesuai dengan pengelaman belajar

d. Mengorganisasi atau menyatukan pengalaman belajar dengan isi atau materi belajar e. Melakukan evaluasi setiap fase pengembangan dan pencapaian tujuan

6. Model Nicholls

Dalam bukunya Developing a Curriculum: a Practical Guide (1978), Howard Nicholls menjelaskan bahwa pendekatan pengembangan kurikulum terdiri atas elemen-elemen kurikulum yang membentuk siklus.

Model pengembangan kurikulum Nicholls menggunakan pendekatan siklus seperti model Wheeler. Model Nicholls digunakan apabila ingin menyusun kurikulum baru yang diakibatkan oleh terjadinya perubahan situasi.Ada lima langkah pengembangan kurikulum menurut Nicholls, yaitu:

a. Analisis sesuatu

b. Menentukan tujuan khusus

c. Menentukan dan mengorganisasi isi pelajaran d. Menentukan dan mengorganisasi metode e. Evaluasi

(11)

7. Model Dynamic Skilbeck

Menurut Skilbeck, model pengembangan kurikulum yang ia namakan model Dynamic,b adalah model pngembangan kurikulum pada level sekolah (School Nased Curriculum Development) Skilbeck menjelaskan model ini diperuntukkan untuk setiap guru yang ingin mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan sekolah. Agar proses pengembangan berjalan dengan baik, maka setiap pengembang termasuk guru perlu memahami lima elemen pokok yang dimulai dari mennganalisis situasi sampai pada melakukan penilaian. Skilbeck menganjurkan model pengembangan kurikulum yang ia susun dapat dijadikan alternative dalam pengembangan kurikulum tingkat sekolah. Menurut Skilbeck langkah-langakah pengembangan kurikulum adalah sebagai berikut:

a. Menganalisis sesuatu b. Memformulasikan tujuan c. Menyususn program

d. Interpretasi dan implementasi

e. Monitoring, feedback, penilaian, dan rekonstruksi

(12)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang seseorang terhadap suatu proses tertentu. Istilah pendekatan merujuk kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum. Pendekatan pengembangan kurikulum yaitu Pendekatan Kompetensi (Competency Approach), Pendekatan Sistem (System Approach), Pendekatan Klarifikasi Nilai (Value Clarification Approach), Pendekatan Komprehesif (Comprehensive Approach), Pendekatan yang berpusat pada masalah (Problem-Centered Approach), Pendekatan terpadu. Sedangkan pendekatan Top Down atau pendekatan administratif, yaitu pendekatan dengan sistem komando dari atas ke bawah seperti disebabkan pengembangan kurikulum muncul atas inisiatif para pejabat pendidikan atau para administrator atau dari para pemegang kebijakan (pejabat) pendidikan seperti dirjen atau kepala Kantor Wilayah.

Kurikulum adalah progam pendidikan yang disediakan oleh lembaga pendidikan atau sekolah bagi siswa berdasarkan program pendidikan tersebut siswa melakukan berbagai kegiatan belajar, sehingga mendorong perkembangan dan petumbuhan para siswa.

pengembangan kurikulum merupakan suatu proses ynag membentuk lingkaran yang terjadi secara terus menerus. Dimana ada lima fase (tahap). Setiap tahap merupakan pekerjaan yang berlangsung secara sistematis atau berturut. Pengembangan kurikulum sangat penting untuk terus diperbaiki untuk mendapatkan hasil dari pembelajaran yang baik.

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Sanjaya Wina. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana

Referensi

Dokumen terkait

Prinsip pengembangan kurikulum menunjuk pada pengertian tentang berbagai hal yang harus dijadikan patokan dalam menentukan berbagai hal yang terkait dengan pengembangan

Prinsip pengembangan kurikulum menunjuk pada pengertian tentang berbagai hal yang harus dijadikan patokan dalam menentukan berbagai hal yang terkait dengan pengembangan kurikulum

Meskipun setiap kajian yang membahas tentang pengembangan kurikulum dapat dilihat dari berbagai definisi, sudut pandang maupun kawasan, pada umumnya orang akan

Ciri pengembangan kurikulum berdasarkan pendekatan klarifkasi nilai, antara lain: (a) peran guru kurang dominan dalam pembelajaran, (b) guru lebih sedikit member informasi dan

Dari beberapa model konsep pengembangan kurikulum ini, maka penyusunan kurikulum harus dapat melihat kepada ilmu pengetahuan itu sendiri yang dapat dikaitkan dengan

Model ini merupakan model pengembangan kurikulum yang paling lama dan paling umum digunakan, karena model ini menggunakan prosedur garis komando yaitu gagasan

Kalau pada pendekatan administratif inisiatif pengembangan kurikulum berasal dari para pemegang kebijakan kemudian turun ke stafnya atau dari atas ke bawah, maka

pengembangan kurikulum yang dapat membantu metode