• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Prinsip Prinsip Pengembangan Kur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Makalah Prinsip Prinsip Pengembangan Kur"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PRINSIP-PRINSIP DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM

Putera Ramadhan 1500898 Aldiani Nur Zakiah Drajat 1500781

Ika Cahyani 1506386

Departemen Pendidikan Bahasa Jepang Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra

Puteraramadhan98@gmail.com

Dra. Hj. Muthia Alinawati, M.Pd. Ence Surahman

A. Pendahuluan

Secara tata bahasa, prinsip mempunyai arti asas, dasar, keyakinan dan pendirian. Dari pengertian tersebut, dapat kita pahami bahwa kata prinsip menunjuk pada hal yang sangat penting, mendasar, harus diperhatikan, memiliki sifat mengatur dan mengarahkan, serta sesuatu yang biasanya selalu ada atau terjadi pada situasi dan kondisi yang sama. Pengembangan secara tata bahasa mempunyai arti proses, cara, dan perbuatan mengembangkan. Dapat kita pahami, bahwa pengembangan harus dilakukan secara seksama, melalui proses yang semestinya dengan cara yang baik dan benar, agar menghasilkan dimensi hasil yang diharapkan dan dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan yang mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara-cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

(2)

akan dihasilkan suatu kurikulum yang baru. Dari penjelasan di atas dapat dirumuskan masalah yang akan dibahas, yaitu:

1. Apa pengertian dari prinsip pengembangan kurikulum?

2. Apa saja macam-macam sumber prinsip pengembangan kurikulum? 3. Apa saja jenis-jenis dari prinsip pengembangan kurikulum?

4. Apa saja macam-macam prinsip pengembangan kurikulum?

Untuk rumusan masalah di atas, tentunya penulisan makalah ini mempunyai tujuan dan manfaat sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengertian dari prinsip pengembangan kurikulum,

2. Untuk mengetahui macam-macam sumber prinsip pengembangan kurikulum, 3. Untuk mengetahui jenis-jenis dari prinsip pengembangan kurikulum,

4. Untuk mengetahui macam-macam prinsip pengembangan kurikulum.

Untuk metode penelusuran rujukan, kami mencari buku, artikel, dan jurnal yang berhubungan dengan prinsip pengembangan kurikulum di perpustakaan dan di internet. Kami membagi tugas dengan sesama anggota kelompok dalam mencari bahan untuk pembuatan makalah ini.

B. Pembahasan

1. Pengertian Prinsip Pengembangan Kurikulum

Secara tata bahasa, prinsip mempunyai arti asas, dasar, keyakinan dan pendirian. Dari pengertian tersebut, dapat kita pahami bahwa kata prinsip menunjuk pada hal yang sangat penting, mendasar, harus diperhatikan, memiliki sifat mengatur dan mengarahkan, serta sesuatu yang biasanya selalu ada atau terjadi pada situasi dan kondisi yang sama. Pengertian dan makna prinsip tersebut menunjukan bahwa prinsip itu memiliki fungsi yang sangat penting dalam kaitannya dengan keberadaan sesuatu. Melalui pemahaman suatu prinsip, orang bisa menjadikan sesuatu lebih efektif dan efisien. Prinsip juga mencerminkan hakikat yang dikandung oleh sesuatu, baik dalam dimensi proses atau dimensi hasil, dan bersifat memberikan rambu-rambu yang harus diikuti untuk mencapai tujuan secara benar.

(3)

kurikulum itu sendiri. Esensi dari pengembangan kurikulum adalah proses identifikasi, analisis, sintesis, evaluasi, pengambilan keputusan dan kreasi elemen-elemen kurikulum. Agar dalam proses pengembangan kurikulum itu bisa berjalan secara efektif dan efisien, maka dalam bekerjanya para pengembang kurikulum harus memperhatikan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum. Dengan merujuk pada prinsip-prinsip pengembangan kurikulum, para pengembang kurikulum akan bisa bekerja secara mantap, terarah, dan dengan hasil yang bisa dipertanggung jawabakan.

2. Macam-macam Sumber Prinsip Pengembangan Kurikulum

Menurut Oliva 1992:28 dalam (Komaruddin dan Kurniawan 2011:65) mengemukakan setidaknya ada empat sumber prinsip pengembangan kurikulum, yaitu:

a. Data Empiris (Empirical data), b. Data Eksperimen (Exsperiment data),

c. Cerita/Legenda yang hidup di masyarakat (Folklore of Curriculum) d. Akal Sehat (Common Sense).

Data empiris merujuk pada pengalaman yang terdokumentasi dan terbukti efektif, Data eksperimen menunjuk pada temuan-temuan hasil penelitian. Data hasil temuan penelitian merupakan data yang dipandang valid dan reliable, sehingga tingkat kebenaran lebih meyakinkan untuk dijadikan prinsip dalam pengembangan kurikulum. Namun demikian fakta kehidupan, data hasil penelitian (hard data) itu sifatnya sangat terbatas.

Disamping itu banyak data-data lainya yang diperoleh bukan dari hasil penelitian yang digunakan juga terbukti efektif untuk memecahkan masalah-masalah kehidupan yang kompleks diantaranya yaitu adat kebiasaan yang hidup di masyarakat (folklore of curricuculum) dan hasil pertimbangan dan penilaian akal pikiran (common sense). Bahkan data yang diperoleh dari penelitian sendiri digunakan setelah melalui proses pertimbangan dan penilaian akal sehat terlebih dahulu

3. Tipe-Tipe Prinsip Pengembangan Kurikulum

(4)

tidak diragukan lagi karena sudah terbukti melalui riset yang berulang-ulang, ada juga data yang sudah terbukti tetapi masih terbatas dalam kasus-kasus tertentu belum bisa digeneralisasikan, dan terdapat pula data yang belum dibuktikan oleh riset tapi sudah terbukti dalam kehidupan dan menurut pertimbangan akal sehat dipandang logis, baik, dan berguna.

Merujuk hal diatas, maka prinsip-prinsip pengembangan kurikulum itu bisa diklasifikasikan menjadi tiga tipe prinsip yaitu antara lain:

a. Anggapan Kebenaran utuh atau menyeluruh (Whole Truth)

Fakta, konsep, dan prinsip yang diperoleh serta telah diuji dalam penelitian yang ketat dan berulang, sehingga bisa dibuat generalisasi dan bisa diberlakukan di tempat yang berbeda. Tipe ini tidak akan mendapat tentangan atau kritik karena sudah diyakini oleh orang orang yang terlibat dalam pengembangan kurikulum. b. Anggapan Kebenran Parsial (Partial Truth)

Fakta, konsep, dan prinsip yang sudah terbukti efektif dalam banyak kasus tapi sifatnya masih belum bisa digeneralisasikan. Karena dianggap baik dan bermanfaat tipe prinsip ini bisa digunakan, namun dalam penggunaannya biasanya masih mengundang pro dan kontra.

c. Anggapan Kebenaran yang masih memerlukan Pembuktian (Hypothesis)

Asumsi kerja atau prinsip yang sifatnya tentatif. Prinsip ini muncul dari hasil deliberasi, judgment dan akal sehat. Sebagaimana halnya dengan prinsip kebenaran parsial, prinsip tipe hipotesis pun masih memungkinkan adanya pro dan kontra.

Pada dasarnya kesemua jenis tipe prinsip itu bisa digunakan. Tipe prinsip mana yang mendapatkan penekanan dalam penggunaannya, ini sangat tergantung pada perspektif dari para pengembangan kurikulum tentang kurikulum, itu sendiri. Dalam praktik pengembangan kurikulum biasanya kesemua tipe prinsip diatas digunakan. Namun hanya ada perbedaan pada istilah saja. Oliva 1992:30 dalam (Komaruddin dan Kurniawan 2011:66) memakai istilah axioms untuk menggambarkan berbagai karakteristik tersebut.

(5)

Prinsip umum biasanya digunakan hampir dalam setiap pengembangan kurikulum dimanapun. Sukmadinata (2012: 150-151) menjelaskan bahwa terdapat lima prinsip umum pengembangan kurikulum, yaitu : prinsip relevansi, fleksibelitas, kontinuitas, praktis atau efisiensi dan efektivitas.

a. Prinsip Relevansi

Prinsip relevansi artinya prinsip kesesuaian. Prinsip relevansi ada dua jenis yaitu relevansi eksternal dan relevansi internal. Relevansi eksternal maksudnya tujuan, isi, dan proses belajar yang tercakup dalam kurikulum hendaknya sesuai dengan tuntutan, kebutuhan dan perkembangan masyarakat. Kurikulum itu harus bisa menyiapkan program belajar bagi anak untuk menyiapkan anak agar bisa memenuhi harapan dan situasi kebutuhan dan kondisi kehidupan masyarakat tidak hanya sekarang tapi juga yang akan datang.

Sedangkan relevansi internal yaitu kesesuaian konsisitensi antarkomponen kurikulum itu sendiri. Kurikulum merupakan suatu sistem yang dibangun oleh subsistem atau komponen yaitu tujuan, isi, metode, dan evaluasi. Ketidaksesuaian antar komponen-komponen ini akan menyebabkan kurikulum tidak akan bisa mencapai tujuannya secara optimal. Pengembang kurikulum harus bisa paham betul tentang tujuan kurikulum, isi kurikulum, metode pembelajaran, dan sistem evaluasi.

b. Prinsip Fleksibilitas

Prinsip fleksibilitas artinya bahwa kurikulum itu harus lentur, tidak kaku, terutama dalam hal pelaksanaannya. Kurikulum mempersipkan anak untuk kehidupan sekarang dan yang akan datang, di sini dan di tempat lain, bagi anak yang yang memiliki latar belakang dan kemampuan berbeda, suatu kurikulum yang baik adalah kurikulum yang berisi hal-hal yang solid, tetapi dalam pelaksanaannya memungkinkan terjadinya penyesuaian-penyesuaian berdasarkan kondisi daerah, waktu maupun kemampuan, dan latar belakang anak. Kurikulum yang fleksibel dapat disesuaikan, diubah, dilengkapi atau dikurangi berdasarkan tuntutan, keadaan, kemampuan setempat dan sesuai dengan situasi dan kondisi tertentu, tempat dimana kurikulum di terapkan.

c. Prinsip Kontinuitas

(6)

sinambung antar jenjang pendidikan. Hal ini dimaksudkan agar proses pendidikan siswa bisa maju secara berkesinambungan. Pendidikan pada kelas atau jenjang yang lebih rendah harus menjadi dasar untuk dilanjutkan pada kelas atau jenjang di atasnya. Oleh karena itu, pengalaman-pengalaman belajar yang disediakan kurikulum juga hendaknya berkesinambungan antar tingkat atau jenjang, yang lebih rendah harus menjadi dasar dan dilanjutkan pada kelas atau jenjang selanjutnya.

d. Prinsip Praktis

Prinsip ini juga disebut prinsip efisiensi. Prinsip paktis yaitu dapat dan mudah diterapkan di lapangan. Kurikulum harus bisa diterapkan dalam praktik pendidikan sesuai dengan situasi dan kondisi tertentu. Salah satu kriteria praktis itu adalah efisien, artinya tidak mahal alias murah. Hal ini mengingat sumber daya pendidikan, personel-dana-fasilitas, keberadaannya terbatas. Meskipun menganut prinsip murah tapi tidak berarti murahan. Murah di sini merujuk pada pengertian bahwa kurikulum harus dikembangkan secara efisien, tidak boros dan sesuai dengan tingkat kemampuan yang dimiliki.

e. Prinsip Efektivitas

Yang dimaksud prinsip efektivitas adalah sejauh mana perencanaan kurikulum dapat sesuai dengan keinginan yang ditentukan. Prinsip ini menunjukan pada suatu pengertian bahwa kurikulum selalu berorientasi pada tujuan tertentu yang ingin dicapai. Oleh karena itu, jenis dan karakteristik tujuan apa yang ingin dicapai harus jelas. Dalam proses pendidikan,efektivitas dapat dilihat dari dua sisi, yaitu

1. Efektifitas mengajar pendidikan berkaitan dengan sejauh mana kegiatan belajar mengajar yang telah direncanakan dapat dilaksanakan dengan baik. 2. Efektivtas belajar anak didik berkaitan dengan sejauh mana tujuan-tujuan

pelajaran yang diinginkan telah dapat dicapai melalui kegiatan belajar mengajar yang telah dilaksanakan.

B. Prinsip Khusus

(7)

pengembangan komponen-komponen kurikulum secara khusus (tujuan, isi, metode, dan evaluasi). Karena adanya perbedaan, mengakibatkan adanya penggunaan prinsip-prinsip yang khas.

Menurut Sukmadinata (2000), terdapat prinsip-prinsip pengembangan kurikulum khusus, yaitu:

1. Prinsip yang berkaitan dengan tujuan pendidikan Perumusan tujuan pendidikan bersumber pada:

a) Ketentuan dan kebijakan pemerintah mengenai tujuan dan strategi pembangunan, termasuk pendidikan.

b) Survei mengenai persepsi orang tua dan masyarakat tentang kebutuhan mereka.

c) Survei tentang pandangan para ahli dalam bidang-bidang tertentu. d) Survei tentang manpower (SDM / tenaga kerja).

e) Pengalaman negara-negara lain dalam masalah yang sama. f) Penelitian.

2. Prinsip yang berkaitan dengan isi pendidikan

Beberapa pertimbangan yang perlu dilakukan untuk menentukan isi pendidikan/kurikulum, yaitu:

a) Perlu penjabaran tujuan pendidikan, kurikulum dan pembelajaran ke dalam perbuatan hasil belajar yang khusus dan sederhana.

b) Isi bahan pelajaran harus meliputi pengetahuan, sikap dan keterampilan. c) Unit-unit kurikulum harus disusun dalam urutan yang logis dan sistematis. 3. Prinsip yang berkaitan dengan proses pembelajaran

Untuk proses pembelajaran, pengembang kurikulum harus memerhatikan:

a) Apakah strategi/metode/teknik yang akan digunakan cocok untuk mengajarkan bahan pelajaran?

b) Apakah strategi/metode/teknik tersebut menunjukkan kegiatan yang bervariasi sehingga dapat melayani perbedaan individual siswa?

(8)

d) Apakah strategi/metode/teknik tersebut dapat menunjukkan berbagai kegiatan siswa untuk mencapai tujuan kognitif, afektif, dan psikomotor? e) Apakah strategi/metode/teknik tersebut berorientasi kepada siswa, atau

kepada guru, atau keduanya?

f) Apakah strategi/metode/teknik tersebut dapat mendorong berkembangnya kemampuan baru?

g) Apakah strategi/metode/teknik tersebut dapat menimbulkan jalinan kegiatan belajar di sekolah dan rumah, juga mendorong penggunaan sumber belajar yang ada di rumah dan masyarakat?

h) Belajar keterampilan membutuhkan kegiatan belajar yang menekankan “learning by doing”.

4. Prinsip yang berkaitan dengan media dan alat bantu belajar

Berikut prinsip yang dijadikan pegangan untuk memilih dan menggunakan media dan alat bantu belajar:

a) Media atau alat bantu apa yang diperlukan dalam proses pembelajaran? Apakah semuanya sudah tersedia? Bila tidak ada, apakah ada penggantinya? b) Kalau ada yang harus dibuat, perhatikan bagaimana membuatnya, siapa yang

membuat, biayanya, serta waktu pembuatannya?

c) Bagaimana pengorganisasian media dan alat bantu belajar? Apakah dalam bentuk modul, paket belajar atau ada bentuk lain?

d) Bagaimana integrasinya dalam seluruh kegiatan belajar?

e) Hasil yang terbaik akan diperoleh dengan menggunakan multimedia. 5. Prinsip yang berkaitan dengan evaluasi

Evaluasi berguna untuk mengukur hasil pembelajaran. Pengembang kurikulum harus memerhatikan 6 prinsip evaluasi, yaitu objektivitas, komprehensif, kooperatif, mendidik, akuntabilitas, dan praktis. Dalam kegiatan evaluasi, ada 5 fase yang harus diperhatikan, yaitu:

a) Bagaimana karakteristik kelas, usia, dan tingkat kemampuan kelompok yang akan dinilai?

b) Berapa lama waktu yang diperlukan untuk kegiatan evaluasi?

(9)

e) Apakah tes tersebut diadmintrasikan oleh guru atau murid?

Adapun langkah-langkah saat mengembangkan alat evaluasi, yaitu: a) Rumuskan tujuan-tujuan pendidikan yang umum, dalam ranah kognitif,

afektif, dan psikomotor.

b) Uraikan ke dalam bentuk tingkah laku murid yang dapat diamati dan diukur. c) Hubungkan dengan bahan pelajaran.

d) Tuliskan butir-butir soal atau tugas.

Berikut prinsip yang harus diperhatikan dalam pengelolaan hasil penilaian, yaitu:

a) Norma penilaian apa yang akan digunakan dalam pengelolaan hasil tes? b) Apakah akan menggunakan rumus atau formula guessing?

c) Bagaimana mengubah skor mentah ke dalam skor matang? d) Skor standar apa yang akan dgunakan?

e) Untuk apakah hasil tes digunakan?

f) Bagaimana menyusun laporan hasil evaluasi?

g) Kepada siapa sajakah laporan hasil evaluasi ditujukan?

C. Penutup

(10)

Daftar Pustaka

Sanjaya, Andaryani. (2016). Komponen- komponen Pengembangan Kurikulum. Bandung.

https://scolar.lib.vt.edu/ejournals/JITE/v32n2/hansen.html

Referensi

Dokumen terkait

Dalam hal ini, Nana Syaodih Sukmadinata (1997) mengetengahkan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum yang dibagi ke dalam dua kelompok : (1) prinsip – prinsip

Prinsip ini mengharuskan sebuah pengembangan kurikulum tidak kaku terutama dalam hal pelaksanaannya. Pada dasarnya pengembangan kurikulum memliki tujuan yang disesuaikan dengan

Agar pengembangan kurikulum yang dilakukan tidak keluar dari arah dan tujuan pendidikan yang ingin dicapai, maka pengembangan kurikulum harus berpijak

 model pengembangan kurikulum adalah berbagai bentuk atau model yang nyata dalam penyusunan kurikulum yang baru ataupun penyempurnaan kurikulum yang telah ada. Pengertian

Adapun Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum pendidikan multikultural pendidikan agama Islam mendasarkan pada: keragaman budaya menjadi dasar dalam menentukan filsafat,

Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum menurut Subandijah meliputi: (1) prinsip relevansi, (2) prinsip efektifitas dan efisiensi, (3) prinsip kesinambungan, (4)

Prinsip pengembangan karier bidan dipengaruhi oleh beberapa hal yakni pendidikan berkelanjutan,jabatan fungsional.sebagai pelayan masyarakat kita harus

c) Kompetensi Inti: Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu. Memahami prinsip-prinsip pengembangan kurikulum.