TUGAS TERSTRUKTUR
Disusun untuk Memenuhi Tugas Daring Mata Kuliah Bimbingan dan Konseling yang Diampu Oleh
Dr. Naharus Surur, M.pd.
Disusun oleh : Nadia Nuraini Hamidah
NIM : K5418050
PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA 2020
Saya memilih mendalami permasalahan yang dialami oleh peserta didik yaitu salam dalam pergaulan, meliputi : seks, rokok,perkelahian dan masih banyak yang lainnya.
Pada usia remaja di sekolah sebagai seorang peserta didik yang sedang berkembang berusaha untuk mencapai taraf perkembangan pribadi dalam berbagai aspek kehidupan. Sekolah merupakan tempat terbaik anak untuk berinteraksi, disekolah pula anak memasuki masa peralihan, dalam konteks ini kemampuan siswa untuk memilah pergaulan antara yang baik dengan yang buruk dipengaruhi oleh keluarganya, dan bagaimana posisinya juga sifat anggota keluarganya.
Dalam era globalisasi ini, informasi amat sangat mudah didapat, baik maupun buruk. Yang terpenting adalah bangaimana sekolah menjaga siswa agar tak mengikuti hal-hal yang berbau negatif dari luar dan dari siswanya sendiri juga harus mempunyai kesadaran sendiri. Kita tahu hal ini sangat mengkhawatirkan untuk generasi penerus bangsa karena kita bisa lihat sendiri bahwa pergaulan anak zaman sekarang rata-rata sudah mulai banyak yang tak senonoh dalam arti 'diluar batas' apalagi ketika budaya barat perlahan lahan satu persatu dengan tidak disadari masuk dalam budaya indonesia, dan akhirnya menimbulkan hal yg memang seharusnya ditentang karena memang bertentangan dengan budaya bangsa ini.
1. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah adalah upaya untuk memahami jenis, karakteristik kesulitan atau masalah yang dihadapi oleh peserta didik. Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap identifikasi masalah yaitu harus mengenal kasus
atau masalah serta gejala- gejala yang nampak pada peserta didik yangm memiliki konsep diri negatif dengan mengamati karakteristik peserta didik menggunakan teknik observasi dengan alat pengumpul datanya panduan observasi. Salah satu cara untuk memudahkan dalam menyatakan identifikasi masalah adalah dengan mengetahui secara jelas apa yang dihadapi. Dalam identifikasi masalah konselor berupaya menentukan hakikat masalah yang dihadapi konseli dan mengambil suatu kesimpulan dengan menggunakan klasifikasi masalah.
Latar belakang siswa dari rumah yang berbeda - beda. Hal tersebut akan mempengaruhi mengenai apa yang dilakukan oleh siswa. Bisa saja apa yang sedang dialami membuat siswa melakukan hal - hal yang menyimpang. Dari hal tersebut siswa akan melakukan hal menyimpang karena ada beberapa faktor yang mendorong siswa untuk melakukan hal seperti:
1. Kurang hormat kepada guru dan karyawan. Perilaku ini tampak dalam hubungan siswa dengan guru atau karyawan di mana siswa sering acuh tak acuh terhadap keberadaan guru dan karyawan sekolah.
2. Kurang disiplin terhadap waktu dan tidak mengindahkan peraturan. Siswa masih sering terlambat masuk kelas, membolos, tidak memakai seragam dengan lengkap, dan menggunakan model baju yang tidak sesuai ketentuan sekolah dan membawa senjata tajam.
3. Kurang memelihara keindahan dan kebersihan lingkungan. Perilaku ini tampak dengan adanya perbuatan mencorat-coret dinding sekolah atau kelas, merusak tanaman, dan membuang sampah seenaknya.
4. Perkelahian antar pelajar, sering terjadi perkelahian antar siswa satu sekolah bahkan perkelahian antar sekolah.
5. Merokok di sekolah pada jam istirahat.
6. Berbuat asusila, seperti adanya siswa putra yang mengganggu siswa putri dan melakukan perbuatan asusila di lingkungan sekolah.
2. Analisis
Langkah pengumpulan informasi tentang diri peserta didik beserta latar belakanganya. Informasi atau data yang dikumpulkan mencakup segala aspek kepribadian, seperti kemampuan, minat, motivasi, kesehatan fisik, dan
karakteristik lainnya. Tujuan analisis yaitu untuk mengetahui secara mendalam dan luas tentang masalah yang dihadapi oleh peserta didik serta untuk bantuan yang tepat pada peserta didik. Pada tahap analisis data dikumpulkan secara mendalam dan disajikan dalam bentuk yang terorganisir.
Maka dapat diperoleh dalam tahap analisis bahwa hubungan peserta didik dengan keluarganya baik. peserta didik dekat dengan kedua orang tuanya.
Pada masalah ini biasanya dilatarbelakangi oleh beberapa faktor yaitu : a. Diri sendiri
b. Keluarga
c. Lingkungan sekitar 3. Sintesis
Usaha untuk merangkum, menggolong-golongkan, dan menghubunghubungkan data yang telah terkumpul sehingga menunjukkan keseluruhan gambaran tentang diri peserta didik. Untuk diperoleh pemahaman secara keseluruhan tentang siapa diri peserta didik sebenarnya, serta gambaran masalah apa yang dihadapi peserta didik. Menyimpulkan bahwa peserta didik mengalami masalah. Dalam tahap sintesis tersebut dapat disimpulkan peserta didik mengalami masalah dilihat dari:
Faktor penyebab terjadi kenakalan remaja itu sangat beragam dan bervariasi. internal filter dalam diri tidak berkembang dengan baik salah satunya kurangnya peran dan fungsi keluarga. Namun dalam makalah ini akan dibahas faktor-faktor yang mempengaruhi kenakalan anak remaja.
a. Faktor dalam atau internal
Faktor ini terdiri dari kepribadian, kondisi psikis, status serta perannya di masyarakat. Faktor internal yang paling banyak mendorong terjadi kenakalan remaja adalah kepribadian. Usia remaja belum matang dalam menemukan kepribadian yang permanen dalam dirinya. Apalagi anak-anak remaja yang dalam perkembangan kurang mendapatkan perhatian. kurang dapat menyesuaikan diri juga merupakan permasalahan bagi setiap anak remaja. Apalagi masa transisi dan mencari jati diri di usia ini sangat dominan. Banyak remaja yang cenderung melihat idolanya dan mengikuti suatu perilaku yang hanya dianggap lebih keren tanpa memikirkan akibat dari sikap dan perilaku tersebut.Cacat fisik juga dapat menjadi pemicu seseorang melakukan kesalahan. Hal ini diakibatkan kurang percaya diri terhadap kemampuan dirinya sendiri. Apalagi kondisi tidak ideal seperti ini sering menjadi ejekan atau sindiran orang disekitar.Dan faktor internal berikutnya
adalah faktor status. Tanpa disadari sering dalam masyarakat menyebut seseorang dengan status sosial yang melekat dalam dirinya. Misalnya anak yang memiliki ayah sebagai pencuri atau korupsi sering disebut dengan anak korupsi atau yang lainnya. Hal ini menjadi tumbuhnya rasa benci dan dendam yang mendalam.
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal dari lahirnya kenakalan remaja adalah lingkungan keluarga, interaksi sosial dengan masyarakat yang salah, kondisi geografis alam, kesenjangan sosial serta faktor sosial dan budaya.Semua faktor tersebut memiliki peran dalam mendorong kenakalan remaja.
Keluarga yang tidak memiliki kendali yang kuat maka kehidupan akan tumbuh acuh dan cuek. Itu mengapa sangat disarankan bahwa keluarga harus menjadi tempat terbaik untuk semua anggota keluarga. Jika kondisi keluarga sangat baik dan cukup menjadi filter bagi kehidupan anak maka faktor yang lain tidak dapat dengan mudah mempengaruhi anak remaja.Kesenjangan sosial yang terjadi dalam kehidupan saat ini menjadi pemicu akan meningkatkan kenakalan remaja. Jurang perbedaan kehidupan membuat perilaku juga cenderung tiada batas. Siapa saja merasa memiliki hak dalam menentukan kehidupannya masing-masing hal ini menjadikan sikap apatis dan mementingkan diri sendiri.
4. Diagnosis
Langkah diagnosis dilakukan dengan menetapkan masalah yang ada pada siswa berdasarkan temuan analisis dari identifikasi yang menjadi penyebab timbulnya masalah. Diagnosis merupakan langkah untuk mencari faktor- faktor yang menjadi penyebab dari masalah yang sedang dihadapi oleh siswa . Berdasarkan pengamatan yang diperoleh dari hasil identifikasi, maka dapat disimpulkan bahwa yang menjadi penyebab peserta didik melakukan perilaku menyimpang disebabkan oleh beberapa faktor sebagai berikut:
a. Siswa tidak dapat mengontrol dirinya sehingga melakukan penyimpangan b. Siswa memiliki masalah baik di dalam dirinya, keluarga maupun lingkungan
sekitar yang tidak baik.
5. Prognosis
Setelah menetapkan masalah peserta didik yang memiliki permasalahan tersebut, maka dibuatlah alternatif bantuan yang tepat untuk diberikan kepada peserta didik sesuai dengan permasalahan yang dialami. Seperti memberikan hal - hal positif dan mengajak siswa melakukan pengontrolan diri terhadap apa yang akan dia lakukan
6. Treatment
a. Orang tua membantu memberikan pengarahan masa depan si remaja b. Orang tua memberikan perhatian kepada anaknya
c. Tidak merasa sendiri atau kesepian d. Melakukan hal - hal yang bermanfaat
e. Pandai - pandai mencari lingkungan pertemanan yang baik f. Memilih teman yang baik
7. Follow Up
Setelah diperoleh hasil dari tahap treatme nyang didapat, maka dilakukan langkah follow up untuk melihat perkembangan selanjutnya dari diri peserta didik tersebut dalam jangka waktu yang lebih jauh agar peserta didik dapat mengalami perubahan diri dan karakternya secara optimal dengan bekerjasama dengan masing- masing pihak yang terkait dengan peserta didik seperti wali kelas, guru mata pelajaran, dan orangtua peserta didik. Peserta didik akan tetap mempertahankan perubahan yang sudah ada, dan kedepannya. Orang tua dapat berkerjasama dengan wali kelas guna untuk memonitor perkembangan dan perubahan-perubahan pada diri siswa agar tetap bertahan. Dengan perubahan siswa yang menjadi lebih baik tersebut menandakan bahwa treatment yang digunakan cukup berhasil