0
1
SMALL INDUSTRIES DEVELOPMENT OBSTACLES IN KANAGARIAN PADANG TAROK AGAM DISTRICT OF BASO
By:
Syahri Marlena*,Ridwan Ahmad**,Rika Despica**
**)University student Program Education Study Geography STKIP PGRI West Sumatera
**) Staff Teacher Program Education Study Geography STKIP PGRI West Sumatera
ABSTRACT
This study aims to reveal emperi late, analyze the data about the relationship between capital, raw materials, labor and marketing to small business development in Padang Kanagarian Tarok Agam District of Baso.
This study classified descriptive correlational research, look for relationships between variables, namely the relationship between capital (X1), raw materials (X2), labor (X3) and marketing (X4) with the development of the industry (Y). Research is the entire population of a small industrial entrepreneurs in Padang Kanagarian Tarok and samples were taken by using a sampling technique which amounts to a total of 30 industry employers, means of data collection in this study questionnaire, before the questionnaires were distributed to the entire study sample.
The results of this study, (1) There is a significant and positive relationship between the capital with little industrial development in the district of Padang Tarok Baso Kanagarian Agam District. Capital analysis of variance of 36.8% for industrial development contribute, (2) a significant relationship and feedstock positifantara with the development of small industries in Padang Kanagarian Tarok Agam District of Baso. Analysis of variance of raw materials contributed 82.2% to the industrial development variables.
(3) There is a significant and positive relationship between the workers and the development of small industries in Padang Kanagarian Tarok Agam District of Baso. Employment Analysis of variance contributed 13.6% towards the development of the industry. (4) There is a significant and positive relationship between marketing to small business development in Padang Kanagarian Tarok Agam District of Baso. Marketing Analysis of variance contributed 18.1% towards the development of the industry. (5) capital, raw materials, labor and marketing together 88.9% influence on the development of the industry.
PENDAHULUAN
Di Indonesia industri masih sangat ketertinggalan dari negara-negara lainnya, bahkan kalah dengan industri negara yang kecil, padahal di Indonesia potensi untuk di adakannya perindustrian itu sangat bagus.Namun ada bebarapa faktor yang mempengaruhinya seperti kurangnya SDM, kurang- nya teknologi dan pendanaan dari pemerintah.Pada saat sekarang ini, industri di Indonesia mengalami kemajuan banyak industri-industri kecil yang muncul. Akan tetapi, hal ini kurang tepat, karena menimbulkan beberapa dampak yang tidak
baik, karena industri-industri di Indonesia tidak mem- perhatikan permasalah lingkungan terutama perma- salahan limbah yang tidak terorganisir secara baik. Meskipun dalam upaya yang dilakukan oleh bangsa ini, supaya perindustrian di Indonesia tidak terting- gal telah dibuat kebijakan tentang perindustrian namun pada kenyataannya kebijakan itu belum sepenuhnya efektif.
Menurut Kwik Kian Gie dalam
“Ensklopedia Ekonomi, Bisnis dan Manajemen” (1997:265) secara aspek social dalam politik, sector industri kecil adalah sector yang terdiri atas orang-orang berpenghasilan
2 rendah yang cendrung dilu- pakan dan diremehkan, tetapi mampu memberi stabilitas untuk ketegangan usaha bagi sektor usaha skala besar, karena antara lain kemampuan menampung tenaga kerja dan pengguran dari waktu ke waktu.
Pengembangan usaha kecil di daerah pedesaan merupakan langkah yang tepat karena sesuai dengan kondisi ekonomi di pedesaan, yaitu terdapat over-supply tenaga kerja, khususnya yang berpendidikan rendah. Oleh karena itu, usaha pengembangan industri- industri (usaha kecil) di pedesaan tepat untuk dianggap sebagai salah satu instrumen kebijakan pemerintah untuk meningkat- kan jumlah kesempatan kerja dan memperbaiki distribusi pendapatan di pedesaan pada khususnya dan secara nasional pada umumnya.
(Tulus Tambunan, 2000;4).
Dari kenyataan data yang penulis dapat dalam survei pendahuluan jumlah industri kecil di Kabupaten Agam dari tahun 2008 hingga sekarang cendrung tidak mengalami perubahan.Namun jika dilihat jumlah tenaga kerjanya terjadi fluktuasi yang cukup mencolok terutama dari tahun 2007 ke tahun 2008. Pada tahun 2007 jumlah tenaga kerja adalah 12.314 orang di 5.493 industri kecil kemudian pada tahun 2008 meningkat tajam menjadi 24.064 orang dengan jumlah indistri kecil juga meningkat yaitu menjadi 5.886 industri.
Sedangkan tahun 2008 hingga tahun 2012 hanya sedikit mengalami pertambahan industri kecil ataupun tenaga kerja. (Badan Pusat Statistik 2010:268).
Kecamatan Baso sebagai salah satu kecamatan di Kabupaten Agam yang mempunyai 251 industri kecil dari tahun 2008 sampai tahun 2011 dengan jumlah tenaga kerja 807 orang. Di tahun 2012 hanya mengalami pertambahan 1 industri kecil yang dengan jumlah tenaga kerja yang sama dengan tahun sebelumnya. Kecamatan Baso pun terdiri dari 6 kenagarian yang salah satunya yaitu Kenagarian Padang Tarok. (Badan Pusat Statistik 2010 dan 2012 :272 dan 319).
Sekarang industri kecil di Kanagarian Padang Tarok ini dalam pelaksanaan produksinya banyak menemui hambatan- hambatan, seperti modal relatif kecil, untuk mendapatkan modal dari lembaga keuangan
sering susah didapatkan karena usahanya sebagian besar belum berbadan hukum, pada umumnya pengusaha industri kecil berasal dari golongan ekonomi lemah dengan latar belakang pendidikan terbatas. Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan merupakan pengembangan sumber daya manuasia.Banyak diantara mereka yang memiliki sedikit keterampilan yang diwariskan oleh orang tuanya.Teknologi yang sederhana, pekerjaan- nya yang sedikit, produknya masih sederhana dan lokasi pemasarannya pun masih terbatas.
Keterbatasan kemampuan memasarkan menyebabkan banyak produk industri kecil yang meskipun mutunya tinggi tetapi tidak dikenali dan tidak mampu menerobos pasar.
(Data Primer).
Menurut analisa sementara penulis, diperkirakan penyebab dari kurang berkembangnya industri kecil di daerah Kenagarian Padang Tarok disebabkan oleh kurangnya modal, masalah bahan baku, tenaga kerja yang kurang terampil dan sistem pemasaran yang belum terarah.
Dari kenyataan di atas maka penulis tertarik mengangkat masalah ini kedalam sebuah penelitian dengan judul“ Faktor- Faktor Pengham-bat Perkembangan Industri Kecil Di Kanagarian Padang Tarok Kecamatan Baso Kabupaten Agam”.
METODOLOGI PENELITIAN
Sesuai dengan batasan dan perumusan masalah serta tujuan penelitian seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya maka penelitian ini tergolong pada penelitian deskriptif korelasional. Penelitian korelasional merupakan salah satu bentukdari penelitian deskriptif yang bertujuan disamping mendeskripsikan variable-variabel penelitian juga melihat hubungan atau korelasi antar variabel.
Menurut Arikunto (2006) penelitian korela-sional dapat digunakan untuk menggenerlisasikan hipotesis karena itu koofesien korelasi yang dihasil-kan menunjukkan terbukti tidaknya hipotesis.
Sedangkan metode penelitian deskriptif ada- lah memusatkan kepada pemecahan
3 masalah yang ada pada masa sekarang atau masalah/ kejadian actual yang berarti, serta untuk mendeskripsikan situasi atau kejadian, dan untuk mendeskripsikan atau kejadian secara tepat dan akurat (Yusuf, 2005).
HASIL DAN PEMBAHASA
A. Temuan Umum Wilayah Penelitian Kecamatan Baso merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Agam.
Secara astronomis kacamatan Baso terletak pada 00- 290 LS - 99052’-100023’BT luas 70,3 Km2
Batasan Wilayah Kecamatan Baso sebagai berikut:
- Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Tilatang Kamang
- Sebelah Selatan Batasan dengan Kabupaten Tanah Datar
- Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Candung
- Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten 50 Kota
Secara administrasi kecamatan Baso terdiri dari 6 kenagarian dan 27 nagari.
B. PEMBAHASAN
Temuan penelitian akan dibahas atau didiskusikan, bagian ini berinti pada sorotan tentang temuan yang dikomentari, dimana sebagai pemban- ding adalah kecendrungan data setiap variabel serta verivikasi hipotesis yang diajukan dengan teori teori yang mendukung dan kajian yang relevan.
Pertama : Melalui penelitian yang telah dilakukan dapat dinyatakan bahwa modal mempunyai hubungan dengan perkembangan industri kecil di Kanagarian Padang Tarok Kecamatan Baso Kabupaten Agam, ini dapat dilihat pada Koefsien korelasi parsial (R) yaitu sebesar 0.606 dengan arah hubungan positif (+).
Artinya, semakin besar nilai Modal maka semakin membaik Perkembangan Industri.
Hubungan ini dapat dilihat dari nilai Asymp Sig (0,000) < α (0,05), maka Ho ditolak.
Menurut Munawir (1995:19) modal adalah merupakan kegiatan dimiliki perusahaan yang ditunjukan dalam pos modal (modal saham) untuk mendirikan atau menjalankan
suatu usaha diperlukan sejumlah modal (uang) dan tenaga (keahlian).
Jadi koefisien korelasi signifikan, artinya ada hubungan yang signifikan antara Modal maka semakin membaik Perkembangan Industri Kecil. Angka F hitung (16,271) > dari t hitung (4,034). Besarnya koefisien determinasi R2 = 0.368 atau hal ini berarti dari seluruh variabel independen, modal mempengaruhi perkembangan industry kecil sebesar 36,8%
sedangkan sisanya sebesar 63,2% dipengaruhi oleh variabel lain.
Seiring dengan penelitian Tasmin anang (2011) modal industri perabot mempunyai hubungan yang siknifikan dimana pengaruh modal sebesar 31,4%.
Kedua : Dengan penelitian yang dilakukan dapat dinyatakan bahwa bahan baku mempunyai hubungan perkembangan industri kecil di Kanagarian Padang Tarok Kecamatan Baso Kabupaten Agam. Dapat dilihat pada koefsien korelasi parsial (R) yaitu sebesar 0.907 dengan arah hubungan positif (+). Artinya, semakin besar nilai Bahan Baku maka semakin baik Perkembangan Industri . Hubungan ini dapat dilihat dari nilai Asymp Sig (0,000) < α (0,05), maka Ho ditolak.
Couguesse dalam Husein (1987) bahan baku adalah barang-barang yang masuk produk akhir yang diolah terlebih dahulu, sebelum dijual kepada konsumen, sedangkan menurut Swasita dan Sukojo (1982) bahan baku merupakan pokok untuk membuat barang lain dalam sebuah usaha.
Jadi koefisien korelasi signifi-kan, artinya ada hubungan yang signifikan antara Bahan Baku terhadap Perkembangan Industri.
Angka f hitung (129,192) > dari t hitung (2,371).
Besarnya koefisien determinasi R2 = 0,822 atau hal ini berarti dari seluruh variabel independen, Bahan baku mempengaruhi perkembangan sebesar 82,2% sedangkan sisanya sebesar 17,8%
dipengaruhi oleh variabel lain.
Seiring dengan penelitian Tasmin anang (2011) bahan baku industri perabot mempunyai hubungan yang siknifikan dimana pengaruh bahan baku sebesar 14,8%.
4 Ketiga: Melalui penelitian yang telah dilakukan dapat dinyatakan bahwa Tenaga Kerja mempunyai hubungan denagan perkembangan industri kecil di Kanagarian Padang Tarok Kecamatan Baso Kabupaten Agam, ini dapat dilihat pada Koefsien korelasi parsial (R) yaitu sebesar 0.369 dengan arah hubungan positif (+).
Artinya, semakin besar jumlah Tenaga Kerja maka semakin membaik Perkembangan Industri.
Hubungan ini dapat dilihat dari nilai Asymp Sig (0,000) < α (0,05), maka Ho ditolak.
Menurut Munawir (1995:19) modal adalah merupakan kegiatan dimiliki perusahaan yang ditunjukan dalam pos modal (modal saham) untuk mendirikan atau menjalankan suatu usaha diperlukan sejumlah modal (uang) dan tenaga (keahlian).
Jadi koefisien korelasi signifikan, artinya ada hubungan yang signifikan antara tenaga kerja maka semakin membaik Perkembangan Industri Kecil. Angka F hitung (4,407) > dari t hitung (2,099). Besarnya koefisien determinasi R2 = 0.136 atau hal ini berarti dari seluruh variabel independen, Tenaga kerja mempengaruhi Perkembangan Industri sebesar 13,6 % sedangkan sisanya sebesar 86,4
% dipengaruhi oleh variabel lain.
Seiring dengan penelitian Tasmin anang (2011) tenaga kerja industri perabot mempunyai hubungan yang siknifikan dimana pengaruh tenaga kerja sebesar 14,2%.
Keempat: Melalui penelitian yang telah dilakukan dapat dinyatakan bahwa pemasaran mempunyai hubungan denagan perkembangan industri kecil di Kanagarian Padang Tarok Kecamatan Baso Kabupaten Agam, ini dapat dilihat pada Koefsien korelasi parsial (R) yaitu sebesar 0.426 dengan arah hubungan positif (+). Artinya, semakin besar nilai pemasaran maka semakin membaik Perkembangan Industri. Hubungan ini dapat dilihat dari nilai Asymp Sig (0,000) < α (0,05), maka Ho ditolak.
Dalam dunia industri pemasaran adalah sangat penting. Karena dalam industri memeproduksi barang untuk di jual. Ukuran keberhasilan usaha dalam menerapkan strategi pemasaran adalah mampu memberikan kepuasan
kepada pelanggan. Menurut Harper W (2000) dalam Efrizul (2012:16)
Jadi koefisien korelasi signifikan, artinya ada hubungan yang signifikan antara Pemasaran maka semakin membaik Perkembangan Industri Kecil. Angka F hitung (6,202) > dari t hitung (2,490). Besarnya koefisien determinasi R2 = 0.181 atau hal ini berarti dari seluruh variabel independen, Pemasaran mempengaruhi Perkembangan Industri sebesar 18,1% sedangkan sisanya sebesar 81,9% dipengaruhi oleh variabel lain.
Kelima ; Melalui penelitian yang dilakukan antara variabel modal, Bahan baku, Tenaga Kerja dan pemasaran secara bersama- sama mempunyai hubungan denagan perkembangan industri kecil di Kanagarian Padang Tarok Kecamatan Baso Kabupaten Agam. Dapat dilihat pada koefsien korelasi parsial (R) yaitu sebesar 0,943 dengan arah hubungan positif (+). Artinya, semakin besar nilai modal,Bahan baku, Tenaga Kerja dan pemasara maka semakin meningkat perkembangan industri. Hubungan ini dapat dilihat dari nilai Asymp Sig (0,000) < α (0,05), maka Ho ditolak.
Jadi koefisien korelasi signifikan, artinya ada hubungan yang signifikan antara modal, Bahan baku, tenaga kerja dan pemasaran terhadap perkembangan industri. Angka t hitung (50,045) > dari t hitung (4,711). Besarnya koefisien determinasi R2 = 0,889 Modal, Bahan Baku, Tenaga Kerja dan Pemasaran secara bersama-sama mempengaruhi perkembangan sebesar 88,9%.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Berdsarkan temuan dan pembahasan hasil penelitian, maka kesimpulan hasil penelitian dapat dirumuskn sebagai berikiut:
1. Modal industri kecil mempunyai hubungan yang siknifikan dan positif dengan perkembangan industri kecil dimana pengaruh modal sebesar 36,8% terhadap perkembangan industri kecil.
2. Bahan baku industri kecil mempunyai hubungan yang siknifikan dan positif
5 dengan perkemba- ngan industri kecil dimana pengaruh bahan baku sebesar 82,2%
terhadap perkembangan industri kecil.
3. Tenaga kerja industri kecil mempunyai hubungan yang siknifikan dan positif dengan perkembangan industri kecil dimana pengaruh tenaga kerja sebesar 13,6%
terhadap perkemba- ngan industri kecil.
4. Pemasaran industri kecil mempunyai hubungan yang siknifikan dan positif dengan perkembangan industri kecil dimana pengaruh pemasaran sebesar 18,1% terhadap perkembangan industri kecil.
5. Hubungan modal, bahan baku, tenaga kerja, dan pemasaran secara bersama-sama mempunyai hubungan dengan perkemba- ngan industri kecil, terdapat hubungan antara modal, bahan baku, tenaga kerja dan pemasaran sacara bersama-sama dengan perkembangan industri kecil dapat diterima.
Konstribusi yang berikan oleh faktor modal, bahan baku, tenaga kerja dan pemasaran sebesar 88,9% terhadap perkem- bangan industri.
Saran
1. Diharapkan pada pengusaha industri kecil untuk meningkatkan jumlah modal untuk dapat meningkatkan perkembangan industri kecil. Dan meningkatkan kualitas dan ketersediaan bahan baku, menigkatkan keterampilan tenaga kerja. memperhatikan sistem pemasaran yang baik.
2. Diharapkan kepada Pemerintah Kecamatan Baso Kabupaten Agam untuk lebih memperhatikan industri kecil agar dapat berkembang dengan baik.
3. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini bias dijadikan bahan rujukan dan pedoman yang bermanfaat dan menambah wawasan pembaca dan peneliti sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Anang, Tasmin. 2011, Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Industi Perabot Di Nagari Sungai Dareh Kecamatan Pulau Punjung Kabupaten Dhamasraya (Skripsi) Padang :Geografi STKIP PGRI
Arikunto,Suharsini. 2006, ”Prosedur Penelitia”, Yogyakarta: Rineka Cipta Cahyonos BPS.2011”Agam Dalam Angka”.Padang.
BPS.2012 “Agam Dalam Angka”.Padang BPS.2013.”Baso Dalam Angka”.Padang.
Hendri. Efrizul.2012. ”Studi Tentang Industri Gula Merah Tebu di Jorong Tabek Nagari Talang Babungo Kecamatan Hilir Gumanti Kabupaten Solok”
(Skripsi), Padang:Geografi STKIP Husein Umar, 1999, “Metode Penelitian Untuk
Skripsi dan Tesis Bisnis”, Jakarta:Raja Grafindo Persada
Munawir . 2004. Fleksibilitas Strategi Pengem- bangan Usaha Kecil Dan Me nengah.
Jurnal Teknologi. (http://www.
employment- studies.co.uk/)diakses tanggal 3 Januari 2014.
Kian Gie Kwik, 1997, dalam “ Ensiklopedi Ekonomi, Bisnis dan Manajemen”, Jakarta: Delta Panangkal
Yusuf,Muri(2005),Metodologi penelitian
“Dasar-Dasar Pendidikan Ilmiah”, Padang: UNP-Pres