PENGARUH HARGA, TENAGA KERJA, DAN MODAL KERJA TERHADAP PENDAPATAN PETANI GAMBIR DI KENAGARIAN GANTIANG
MUDIAK UTARA SURANTIH KABUPATEN PESISIR SELATAN
Oleh:
Rina Mariana1, Wati, M.Pd2, Nilmadesri Rosya, S.Pd, M.E3 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi
STKIP PGRI Sumatera Barat
2,3) Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi E-mail: [email protected]
ABSTRAK
Hasil analisis data menunjukan bahwa pertama terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara harga terhadap pendapatan petani gambir, dimana nilai koefisien regresi harga sebesar 296,668 dengan nilai thitung 6,926> ttabel 1,989 kedua terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara tenaga kerja terhadap pendapatan petani gambir dimana koefisien regresi tenaga kerja sebesar 373.434,211 dengan nilai thitung 3,403 >ttabel 1,989 ketiga terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara modal kerja terhadap pendapatan petani gambir, dimana nilai koefisien regresi modal kerja sebesar 0,889 dengan nilai thitung 2,881> ttabel 1,989. keempat terdapat pengaruh yang signifikan antara harga, tenaga kerja dan modal kerja secara bersama-sama terhadap pendapatan yang nilai koefisien dengan Fhitung 36,429 > Ftabel 2,42 dan nilai signifikan 0,000<0,05.
Besarnya pengaruh harga, tenaga kerja dan modal kerja terhadap pendapatan petani gambir yaitu 58,0% dan sisanya 42,0% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukan dalam penelitian ini.
ABSTRACT
The results of data analysis showed that first there are significant positive and significant correlation between the price the farmer's income gambier, where the regression coefficient value price of 296.668 with tcount 6.926> ttabel 1,989 second there are significant positive and significant correlation between the labor of the farmer's income gambier where the regression coefficient workforce at 373,434.211 with tcount 3.403> 1.989 ttabel third are positive and significant influence among the working capital to farmers' income gambier, where the regression coefficient of 0.889 with a working capital tcount 2,881> 1,989 ttabel. The fourth significant difference between the prices, labor and capital working together to income with Fhitung 36,429 coefficient > 2.42 Ftabel and significant value 0.000 <0.05. The magnitude of the effect of price, labor and working capital to farmers' income gambir is 58.0% and the remaining 42.0% is influenced by other factors not included in this study.
1. PENDAHULUAN
Tanaman gambir merupakan tanaman perdu, termasuk salah satu di antara famili Rubiace (kopi-kopian) yang memiliki nilai ekonomi tinggi, yang berasal dari ekstrak (getah) daun dan ranting karena mengandung asam katechu tannat tanin, katechin, pyrocatecol, florisin, lilin, fixed oil. Menurut Jayamahe, (2006:54) gambir adalah sebagai bahan pelengkap makan sirih dan obat-obatan, seperti di Malaysia gambir digunakan untuk obat luka bakar, disamping itu rebusan daun muda dan tunasnya digunakan sebagai obat diare dan disentri serta obat kumur-kumur pada sakit kerongkongan. Secara moderen gambir banyak digunakan sebagai bahan baku industri farmasi dan makanan, diantaranya adalah sebagai bahan baku obat penyakit hati dengan paten “catergen”, bahan baku permen yang melegakan kerongkongan bagi perokok di Jepang karena gambir mampu menetralisir nikotin.
Tanaman gambir termasuk jenis tanaman iklim tropis, tanaman ini oleh para ahli diperkirakan berasal dari wilayah
Sumatera dan Kalimantan, tanaman ini diketahui juga tumbuh di Malaysia dan Singapura, dimana di Malaysia dan Singapura, tanaman gambir dibudidayakan sebagai tanaman perkebunan penting hingga awal abad 20 akan tetapi seiring dengan perkembangan industrialisasi yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan tanaman gambir yang bergeser ke tanaman gambir dan nenas (Thulaja dalam Jayamahe, 2006:2).
Tanaman gambir (Unicaria gambir roxb) adalah komoditas spesifik lokasi Sumatera Barat.
Artinya komoditas ini tumbuh dan berkembang secara baik di daerah ini dan merupakan mata pencaharian pokok yang memegang peranan penting dalam menentukan tingkat pendapatan masyarakat serta pendapatan daerah dan negara, karena produk ini adalah komoditas ekspor yang mampu memberikan sumbangan besar bagi pendapatan masyarakat, dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) daerah serta devisa untuk negara (Bappeda Sumbar).
PDRB perkapita Kabupaten Pesisir Selatan sejak tahun 2009 hingga tahun 2013 terus menunjukan peningkatan. Hal ini dapat terwujud akibat pertumbuhan PDRB atas dasar harga berlaku jauh lebih tinggi dari pada pertumbuhan penduduk itu sendiri, sedangkan sebagaimana diketahui, PDRB perkapita tersebut merupakan hasil perhitungan antara total
PDRB dibagi dengan jumlah penduduk pada pertengahan tahun. Berdasarkan penghitungan PDRB atas dasar harga yang berlaku, nilai PDRB perkapita Kabupaten Pesisir Selatan tahun 2013 adalah sebesar 15,02 juta rupiah per orang per tahunnya.
Nilai tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan PDRB perkapita tahun 2009 yaitu 9,06 juta rupiah, Pada tahun 2010 tercatat sebesar
10,76 juta rupiah, selanjutnya tahun 2011 sebesar 12,07 juta rupiah, dan tahun 2012 sebesar 13,25 juta rupiah.
Disamping PDRB perkapita, terdapat indikator lain yang lebih menggambarkan tingkat kesejahteraan penduduk yakni pendapatan regional perkapita
atau sering disebut pendapatan perkapita saja. Pendapatn perkapita merupakan PDRB yang sudah dikurangi dengan penyusutan dan pajak tak langsung neto serta ditambah transfer neto, kemudian dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun.
Tabel 1. Perkembangan PDRB Perkapita Dan Pendapatan Perkapita Atas Dasar Harga Berlaku Kab. Pesisir Selatan
Uraian Tahun Nilai Nominal (Rupiah)
Kenaikan (%)
PDRB Perkapita 2009
2010 2011 2012 2013
9.601.562,90 10.761.027,10 12.066.494,36 13.249.730,07 15.019.930,22
- 12,08 12,13 9,81 13,36 Pendapatan Perkapita 2009
2010 2011 2012 2013
8.720.145,84 9.745.745,49 10.900.134,15 11.915.772,29 13.480.005,91
- 11,76 11,85 9,32 13,13 Sumber: (PDRB kabupaten pesisir selatan dalam angka) BPS (2013)
Dari tabel 1 di atas disimpulkan bahwa pendapatan perkapita masyarakat Kabupaten Pesisir Selatan dilihat dari persentase kenaikan dari tahun 2010 sampai dengan 2013 berfluktuatif. Terlihat bahwa tahun 2010 yaitu 11,76 persen, selanjutnya pada tahun 2011
mengalami kenaikan yaitu menjadi 11,85 persen, setelah itu pada tahun 2012 mengalami penurunan menjadi 9,32 persen, dan terakhir pada tahun 2013 mengalami kenaikan menjadi 13,13 persen.
Tabel 2. Perkembangan Struktur Perekonomian Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2011-2013
Sektor Ekonomi/Lapangan Usaha Kontribusi Terhadap PDRB Berlaku (%)
2011 2012 2013
Sektor pertanian 34,30 33,62 33,71
Subsektor perkebunan 4,58 4,73 4,49 Sumber: (PDRB kabupaten pesisir selatan dalam angka) BPS (2013)
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) atau tabel 2 di atas diketahui bahwa sumbangan sektor pertanian subsektor perkebunan terhadap PDRB Kabupaten Pesisir Selatan dari tahun 2011 sampai tahun 2013 berfluktuatif. Terlihat pada tahun 2011 yaitu sebesar 4,58 persen,
selanjutnya pada tahun 2012 mengalami kenaikan yaitu menjadi 4,73 persen, setelah itu pada tahun 2013 mengalami penurun menjadi 4,49 persen.
Dari kontribusi subsektor perkebunan tersebut dapat dilihat bahwa subsektor unggulan yaitu tahun 2012 sebesar 4,73 persen.
Tabel 3. Pendapatan Masyarakat Kenagarian Gantiang Mudiak Utara Surantih
Jenis Pekerjaan Jumlah Pendapatan/bulan(Rp)
Petani Gambir 3.000.000,00 - 5.000.000,00
Pegawai Negeri 2.000.000,00 - 4.000.000,00
Petani Lain 1.000.000,00 - 2.500.000,00
Sumber: Data Sekunder Kantor Wali Nagari Gantiang Mudiak Utara Surantih (2016)
Pada tabel 3 terlihat bahwa jenis pekerjaan masyarakat Kenagarian Gantiang Mudiak Utara Surantih yang dapat peneliti lihat perbandingannya yaitu petani gambir memiliki jumlah pendapatan Rp. 3.000.000 sampai dengan Rp. 5.000.000 per bulan, selanjutnya pegawai memiliki jumlah pendapatan Rp. 2.000.000
sampai dengan Rp. 4.000.000 per bulan, sementara pendapatan petani lain memiliki jumlah pendapatan Rp. 1.000.000 sampai dengan Rp. 2.500.000 per bulan, petani lain di sini di maksud yaitu (Petani Nilam, Padi Sawah, Padi Ladang, Karet, Kopi, Kayu Manis, dll).
Tabel 4. Jenis Lembaga Pemasaran, Jumlah Dan Daerah Operasional No Jenis Lembaga Pemasaran Jumlah
(Orang)
Domisili Daerah Operasional
1 Pedagang Pengumpul 4 Kenagarian Gantiang
Mudiak Utara Surantih 2 Pedagang Utama (Toke Besar) 1 Padang
Sumber: data primer kenagarian gantiang mudiak utara surantih (2016) Dari tabel 4 dapat dilihat
jumlah pedagang pengumpul di Kenagarian Gantiang Mudiak Utara Surantih adalah sebanyak empat orang. Pedagang pengumpul bekerja juga sebagai petani gambir. Pedagang gambir ini disebut (Induak Samang) yang
membeli gambir dari para petani di Kenagarian Gantiang Mudiak Utara Surantih dengan cara memesannya terlebih dahulu.
Tidak jarang pedagang pengumpul memberikan uang muka sebagai jaminan yang
digunakan petani untuk modal usaha taninya.
Harga gambir ditingkat petani dan pedagang pengumpul
Kenagarian Gantiang Mudiak Utara Surantih cendrung berfluktuasi.
Tabel 5. Harga Gambir Tahun 2015 Per Bulan Bulan Harga produsen per
kg (Rp)
Harga pedagang per kg (Rp)
Januari 20.000,00 29.000,00
Februari 18.000,00 27.000,00
Maret 18.000,00 27.000,00
April 18.000,00 27.000,00
Mei 17.000,00 26.000,00
Juni 17.000,00 26.000,00
Juli 17.000,00 26.000,00
Agustus 17.000,00 26.000,00
September 17.000,00 26.000,00
Oktober 16.000,00 25.000,00
November 18.000,00 27.000,00
Desember 27.000,00 36.000,00
Rata-rata 18.000,00 27.000,00
Sumber Dinas Pertanian Tanaman Pangan (2015) Berdasarkan tabel 5
terlihat bahwa pada tahun 2015 harga jual gambir ditingkat produsen dan pedagang pengumpul relatif berfluktuasi, Harga jual gambir produsen maksudnya adalah harga jual gambir ditingkat petani.
Berdasarkan tabel di atas tampak pada bulan Januari 2015 harga jual gambir pada tingkat petani Rp. 20.000/kg, harga jual ini terus menurun hingga bulan Oktober, Kemudian meningkat lagi menjadi Rp. 27.000/kg pada bulan Desember.
Harga jual pedagang pengumpul maksudnya adalah harga jual gambir dari pedagang pengumpul kepada pedagang utama (Toke Besar). Berdasarkan tabel di atas terlihat pada bulan Januari 2015 harga jual gambir
pada tingkat pedagang pengumpul Rp. 29.000/kg, harga jual ini sama halnya dengan harga jual gambir pada tingkat petani yaitu terus mengalami penurunan hingga bulan Oktober, kemudian meningkat lagi menjadi Rp.
36.000/kg pada bulan Desember.
Berdasarkan tabel 5 diketahui terdapat selisih harga antara harga jual petani ke pedagang pengumpul dan pedagang pengumpul (Induak samang) ke pedagang utama (Toke Besar) yaitu selisinya Rp. 9.000/kg. Dari observasi awal yang telah peneliti lakukan rantai yang telah dibuat oleh pedagang pengumpul (Induak Samang) tersebut sudah disetujui oleh para petani, karena petani gambir sebelum mengolah/mangampo mereka sudah meminjam modal terlebih
dahulu. Akan tetapi disini petani belum mendapatkan jalan keluar atau solusi untuk memutus rantai dari pedagang pengumpul tersebut sehingga petani tidak bisa menjual gambinya langsung kepedagang utama (Toke Besar). Ada juga sebagian petani yang menjual gambirnya kepada pedagang pengumpul yang bukan Induak
Samang dengan cara diam-diam tanpa sepengetahuan pedagang pengumpul (Induak Samang) dengan harga yang lebih mahal dibanding petani menjual gambir kepada pedagang pengumpul (Induak Samang). Karena mereka membutuhkan uang segera agar bisa memenuhi kebutuhan rumah tangganya.
Berdasarkan uraian di atas peneliti ingin mengetahui pengaruh harga, tenaga kerja keluarga dan modal kerja terhadap pendapatan petani gambir di Kenagarian Gantiang Mudiak Utara Surantih Kabupaten Pesisir Selatan. Penduduknya selain bermata pencaharian sebagai nelayan, pedagang dan guru, akan tetapi lebih banyak yang bermata pencaharian sebagai petani.
Masyarakat petani di Kenagarian
Gantiang Mudiak Utara Surantih Kabupaten Pesisir Selatan terlihat hidup sederhana. Atas dasar pemikiran tersebut, peneliti merasa tertarik untuk mengadakan penelitian tentang “Pengaruh Harga, Tenaga Kerja dan Modal Kerja Terhadap Pendapatan Petani Gambir di Kenagarian Gantiang Mudiak Utara Surantih Kabupaten Pesisir Selatan”.
2. TINJAUAN LITERATUR a. Teori Pendapatan
Menurut Sukirno (2002:21) pendapatan bersih adalah selisih penerimaan total dengan biaya total yang dikeluarkan dalam proses produksi, dimana semua input miliki keluarga diperhitungkan sebagai biaya produksi. Total Revenue (TR) adalah jumlah produksi yang dihasilkan, dikalikan dengan harga produksi dan pendapatan merupakan selisih antara penerimaan dan total biaya. Secara sistematis dapat dijelaskan sebagai berikut.
Menurut Soekartawi (2012:17) pendapatan petani adalah selisih antara penerimaan (TR) dan semua biaya (TC). Untuk menghitung pendapatan bersih diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
= TR - TC
Dimana:
: Pendapatan Bersih TR : Pendapatan Total TC : Biaya Total
Untuk menghitung
pendapatan bersih terlebih dahulu harus diketahui tingkat pendapatan total dan pengeluaran pada periode tertentu. Pendapatan total didekati dengan persamaan sebagai berikut:
Dimana:
TR = Pendapatan Total P = Harga Gambir (Rp/kg) Q = Jumlah Produksi Gambir
(kg)
Biaya petani biasanya diklasifikasikan menjadi dua yaitu biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap (variable cost). Biaya total tetap (TFC) adalah biaya yang relatif tetap jumlahnya dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang
diperoleh banyak atau sedikit. Biaya total variabel (TVC) adalah biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh, contohnya biaya untuk tenaga kerja. Total biaya (TC) adalah jumlah dari biaya total tetap (TFC) dan biaya total variabel (TVC), maka secara matematika dapat ditulis sebagai berikut:
TC = TFC + TVC Dimana:
TC = Total biaya
TFC = Biaya total tetap TVC = Biaya total variabel
Setiap manusia yang hidup pasti ingin mempunyai pendapatan tanpa ada pendapatan mustahil manusia akan hidup.
Pendapatan adalah uang yang diterima oleh seseorang dalam bentuk gaji, upah, sewa dan termasuk juga beragam tunjangan seperti: kesehatan dan pensiun.
Pendapatan merupakan tolak ukur untuk mengetahui tingkat kemiskinan yakni dengan melihat pendapatan perkapita pertahun dari suatu negara.
b. Teori Harga
Harga merupakan sesuatu yang
sangat penting untuk
dipertimbangkan oleh pembeli untuk memutuskan membeli atau tidak membeli barang dan jasa yang dibutuhkan. Oleh sebab itu penting bagi perusahaan untuk menentukan harga jual yang tepat agar dapat menguntungkan ke dua belah pihak baik konsumen maupun perusahaan.
Menurut Ekatherina (2008:48) harga merupakan nilai tukar suatu produk yang dinyatakan dalam satuan moneter atau uang. Harga suatu produk merupakan faktor penentu permintaan pasar pada suatu barang atau produk. Harga berpengaruh terhadap posisi kompetisi perusahaan dan pangsa pasanya yang disebabkan karena harganya.
Menurut Mankiw (2003:30) menyatakan bahwa tingkat harga yang paling banyak digunakan adalah indeks harga konsumen (IHK) atau cocumer price index (CPI). Biro statistik tenaga kerja, yang merupakan bagian dari Departemen tenaga kerja AS, bertugas menghitung CPI. Perhitungan itu
dimulai dengan mengumpulkan harga dari ribuan barang dan jasa.
Jika GDP mengubah jumlah berbagai barang dan jasa menjadi sebuah angka tunggal yang mengukur nilai produksi, CPI mengubah harga berbagai barang dan jasa menjadi sebuah indeks tunggal yang mengukur seluruh tingkat harga.
c. Teori Tenaga Kerja
Di Indonesia, pengertian tenaga kerja mulai sering dipergunakan yang biasa dikenal dengan “Manpower”. Ada beberapa pendapat mengenai pengertian tenaga kerja oleh ahli-ahli ketenaga kerjaan seperti yang dikemukakan Simanjuntak ( 2001:132) tenaga kerja adalah kelompok penduduk usia kerja dimana yang mampu bekerja atau yang melakukan kegiatan ekonomi dalam menghasilkan suatu barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Menurut Mulyadi (2012:59) Tenaga kerja adalah penduduk dalam usia kerja (berusia 15-64 tahun) atau jumlah seluruh penduduk dalam suatu negara yang dapat
memproduksi barang dan jasa jika ada permintaan terhadap tenaga kerja mereka, dan jika mereka mau berpartisipasi dalam aktivitas tertentu. Tenaga kerja adalah bagian dari penduduk suatu negara yang dapat digunakan dengan faktor produksi lain untuk melakukan kegiatan produktif dan menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat (Sukirno, 2002:27).
Dari defenisi diatas maka tenaga kerja dapat di simpulkan bahwa tenaga kerja merupakan kelompok orang-orang dari penduduk yang mampu bekerja, dalam arti mampu melakukan kegiatan yang mampu menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Secara fisik kemampuan diukur dengan usia, dengan kata lain, orang yang dalam usia kerja yang dianggap mampu bekerja.
d. Teori Modal Kerja
Modal merupakan salah satu elemen terpenting dalam peningkatan pelaksanaan kegiatan perusahaan di samping sumber daya manusia, mesin, material dan metode.
Keputusan modal perusahaan berkaitan dengan sumber dana, baik yang berasal dari internal maupun eksternal perusahaan. Modal sebagai dana yang digunakan untuk membiayai pengadaan aktiva dan operasi perusahaan.
Menurut Kasmir (2008:250) menyatakan bahwa : Modal kerja adalah investasi yang ditanamkan dalam aktiva lancar atau aktiva jangka pendek, seperti kas, bank surat-surat berharga, piutang, persediaan, dan aktiva lancar lainnya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa modal kerja adalah seluruh investasi
perusahaan kedalam aktiva lancar yang meliputi persediaan, piutang, kas, dan surat–surat berharga, dimana seluruh investasi diharapkan kembali kedalam perusahaan dalam waktu paling lama satu tahun. Modal terdiri dari item–item yang ada di sisi kanan suatu neraca, yaitu hutang, saham biasa, saham preferen, dan laba ditahan.
Hipotesis
Berdasarkan kajian teori dan kerangka konseptual yang telah dikemungkakan, maka dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut : 1) Diduga harga berpengaruh positf
dan signifikan terhadap pendapatan petani gambir.
Ho : β1 = 0 Ha : β1 ≠ 0
2) Diduga tenaga kerja berpengaruh positf dan signifikan terhadap pendapatan petani gambir.
Ho : β2 = 0 Ha : β2 ≠ 0
3) Diduga modal kerja berpengaruh signifikan terhadap pendapatan petani gambir.
Ho : β3 = 0
Ha : β3 ≠ 0
4) Diduga harga, tenaga kerja dan modal kerja secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap pendapatan petani gambir
Ho : β1, β2, β 3 = 0 Ha : β1 , β2, β 3 ≠ 0
3. METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan asosiatif, Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau menjelaskan suatu hal seperti apa adanya Arikunto (2006:105). Sedangkan menurut Sugiyono (2013:10) penelitian asosiatif adalah penelitian
yang menguji ada tidaknya hubungan atau pengaruh antara satu variabel dengan variabel lainnya.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN Koefisien Determinasi (R2)
Berdasarkan nilai R square sebesar 0,580 yang artinya 58,0%
perubahan pada variabel dependen (pendapatan) dapat dijelaskan oleh variabel independen (harga, tenaga kerja keluarga dan modal kerja) sedangkan sisanya sebesar 42,0%
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk kedalam penelitian ini.
Uji t
Hipotesis 1, terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara harga (X1) terhadap pendapatan (Y) dengan thitung sebesar 6,926 > ttabel sebesar 1,989 sedangkan nilai signifikan 0,000 < 0,05, berarti Ha
diterima dan H0 ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara harga terhadap pendapatan petani gambir di Kenagarian Gantiang Mudiak Utara Surantih Kabupaten Pesisir Selatan.
Hipotesis 2, terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara tenaga kerja keluarga (X2) terhadap pendapatan (Y) dengan nilai thitung
sebesar 3,403 > ttabel sebesar 1,989 sedangkan nilai signifikan 0,001 <
0,05, berarti Ha diterima dan H0 ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara tenaga kerja keluarga terhadap pendapatan petani gambir di Kenagarian Gantiang Mudiak Utara Surantih Kabupaten Pesisir Selatan.
Hipotesis 3, terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara modal kerja (X3) terhadap pendapatan (Y) dengan nilai thitung sebesar 2,881 > ttabel sebesar 1,989
sedangkan nilai signifikan 0,005 <
0,05, berarti Ha diterima dan H0
ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara modal kerja terhadap pendapatan petani gambir di Kenagarian Gantiang Mudiak Utara Surantih Kabupaten Pesisir Selatan.
Uji F
Nilai Fhitung36,429> Ftabel 2,75 dan nilai signifikan 0,000<0,05. Hal ini berarti H0 ditolak dan Ha diterima, Dengan demikian dapat dikatakan bahwa harga, tenaga kerja keluarga dan modal secara bersama-sama berpengaruh terhadap pendapatan petani gambir di Kenagarian Gantiang Mudiak Utara Surantih Kabupaten Pesisir Selatan.
PEMBAHASAN
1. Pengaruh Harga (X1) Terhadap Pendapatan Petani Gambir Di Kenagarian Gantiang Mudiak Utara Surantih Kabupaten Pesisir Selatan.
Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara harga (X1) terhadap pendapatan (Y) dengan nilai koefisien regresi harga sebesar 296,668. Hal ini berarti adanya pengaruh harga terhadap pendapatan, apabila harga meningkat sebesar satu satuan maka pendapatan akan meningkat sebesar 296,668 dalam setiap satuannya dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan dan nilai signifikan 0,000<0,05.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Badrul, 2014) tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan nelayan [studi nelayan Pesisir Desa Klampis Kecamatan Klampis Kabupaten Bangkalan]
diperoleh hasil terdapat pengaruh harga terhadap pendapatan nelayan dan juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Adhar, 2012) tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pendapatan usaha Nelayan Di Kabupaten Bone juga diperoleh hasil terdapat pengaruh harga dengan pendapatan nelayan.
2. Pengaruh Tenaga Kerja (X2) Terhadap Pendapatan Petani Gambir Di Kenagarian Gantiang Mudiak Utara Surantih Kabupaten Pesisir Selatan.
Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara tenaga kerja (X2) terhadap pendapatan (Y) dengan nilai koefisien regresi tenaga kerja keluarga sebesar 373.434,211.
Hal ini berarti adanya pengaruh tenaga kerja terhadap pendapatan, apabila tenaga kerja meningkat sebesar satu satuan maka pendapatan akan meningkat sebesar 373.434,211 dalam setiap satuannya dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan dan nilai signifikan 0,001<0,05
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Adhar, 2012) tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pendapatan usaha Nelayan Di Kabupaten Bone juga diperoleh hasil terdapat pengaruh tenaga kerja dengan pendapatan nelayan dan juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Rusdiah nasution, 2008) tentang pengaruh modal kerja, luas lahan, dan tenaga kerja terhadap pendapatan usaha tani nenas di Desa Purba Tua Baru Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun diperoleh hasil terdapat pengaruh
tenaga kerja dengan pendapatan petani.
3. Pengaruh Modal kerja (X3) Terhadap Pendapatan Petani Gambir Di Kenagarian Gantiang Mudiak Utara Surantih Kabupaten Pesisir Selatan.
Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara modal (X3) terhadap pendapatan (Y) dengan nilai koefisien regresi harga sebesar 0,889. Hal ini berarti adanya pengaruh modal terhadap pendapatan, apabila harga meningkat sebesar satu satuan maka pendapatan akan meningkat sebesar 0,889 dalam setiap satuannya dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan dan nilai signifikan 0,005<0,0
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rusdiah nasution, 2008) tentang pengaruh modal kerja, luas lahan, dan tenaga kerja terhadap pendapatan usaha tani nenas di Desa Purba Tua Baru Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun diperoleh hasil terdapat pengaruh modal dengan pendapatan petani dan juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Badrul, 2014) tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan nelayan [studi nelayan Pesisir Desa Klampis Kecamatan Klampis Kabupaten Bangkalan] diperoleh hasil terdapat pengaruh modal terhadap pendapatan nelayan.
Menurut Kasmir (2008:250) menyatakan bahwa : Modal kerja adalah investasi yang ditanamkan dalam aktiva lancar atau aktiva jangka pendek, seperti kas, bank
surat-surat berharga, piutang, persediaan, dan aktiva lancar lainnya.
4. Pengaruh Harga, Tenaga Kerja Keluarga dan Modal Kerja Terhadap Pendapatan Petani Gambir Di Kenagarian Gantiang Mudiak Utara Surantih Kabupaten Pesisir Selatan.
Terdapat pengaruh antara harga, tenaga kerja dan modal (X3) terhadap pendapatan (Y) dengan nilai Fhitung36,429> Ftabel 2,42 dan nilai signifikan 0,000<0,05. Hal ini berarti H0 ditolak dan Ha diterima, Dengan demikian dapat dikatakan bahwa harga, tenaga kerja dan modal secara bersama-sama berpengaruh terhadap pendapatan petani gambir di Kenagarian Gantiang Mudiak Utara Surantih Kabupaten Pesisir Selatan.
Berdasarkan nilai R square sebesar 0,580 yang artinya 58,0%
perubahan pada variabel dependen (pendapatan) dapat dijelaskan oleh variabel independen (harga, tenaga kerja keluarga, modal kerja) sedangkan sisanya sebesar 42,0%
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk kedalam penelitian ini.
5. PENUTUP a. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara harga (X1) terhadap pendapatan (Y) dengan nilai koefisien regresi harga sebesar 296,668 dengan nilai signifikan 0,000<0,05 dan nilai thitung 6,926> ttabel 1,989. Hal ini berarti adanya pengaruh harga terhadap pendapatan, apabila harga meningkat sebesar satu
satuan maka pendapatan akan meningkat sebesar 296,668 dalam setiap satuannya dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan.
2. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara tenaga kerja (X2) terhadap pendapatan (Y) dengan nilai koefisien regresi tenaga kerja sebesar 373.434,211 dengan nilai signifikan 0,001<0,05 dan nilai thitung 3,403 >ttabel 1,989. Hal ini berarti adanya pengaruh tenaga kerja terhadap pendapatan, apabila harga meningkat sebesar satu satuan maka pendapatan akan meningkat sebesar 373.434,211 dalam setiap satuannya dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan.
3. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara modal kerja (X3) terhadap pendapatan (Y) dengan nilai koefisien regresi modal sebesar 0,889 dengan nilai signifikan 0,005<0,05 dan nilai thitung 2,881> ttabel 1,989. Hal ini berarti adanya pengaruh modal terhadap pendapatan, apabila harga meningkat sebesar satu satuan maka pendapatan akan meningkat sebesar 0,889 dalam setiap satuannya dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan.
4. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara harga, tenaga kerja, dan modal kerja secara bersama-sama terhadap pendapatan yang mana nilai koefisien dengan Fhitung
36,429>Ftabel 2,42 dan nilai signifikan 0,000<0,05. Hal ini berarti H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa harga, tenaga kerja dan modal kerja secara bersama-sama berpengaruh terhadap pendapatan petani gambir di Kenagarian Gantiang Mudiak Utara Surantih Kabupaten Pesisir Selatan.
b. Saran
Berdasarkan hasil dari penelitian, penulis mengemukakan saran yang diharapkan dapat bermanfaat dalam meningkatkan pendapatan yang ditunjukan kepada petani gambir.
1. Variabel harga. Disarankan kepada para petani agar selalu menjaga kualitas hasil panen gambir agar harga penjualan menjadi meningkat dengan memperhatikan kebersihan lahan dan pertumbuhan daun gambir karena semakin banyak panen gambir maka akan meningkatkan pendapatan petani.
2. Variabel tenaga kerja. disarankan kepada petani untuk lebih meningkatkan produktiftas tenaga kerja dan menjadikan tenaga kerja yang dimiliki adalah tenaga kerja yang sudah memiliki banyak pengalaman dan pandai dalam mengelola pertanian gambir dan memiliki tingkat pengetahuan yang baik tentang pertanian gambir mulai dari proses menanam, merawat dan mengambil hasil panen.
3. Variable modal, disarankan kepada petani gambir untuk bisa menggunakan modal sebaik mungkin dan menambah modal
sehinga bisa meningkatkan pendapatan, hal tersebut bisa dilakukan dengan cara meminjam kepada yang memberi pinjaman terlebih dahulu (induak samang) usaha yang ada disekitar lingkungan tersebut dengan bunga lebih kecil sehingga modal tersebut menjadikan jalan keluar bagi petani yang kekurangan modal dalam bertani gambir.
DAFTAR PUSTAKA
Adhar. (2012). Analisis Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pendapatan Usaha Nelayan Di Kabupaten Bone.
Skripsi.
Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Pendekatan Praktik Jakarta: PT. Rineka Cipta
Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rinaka Arikunto, S. (2002). Prosedur
Penelitian Pendekatan Suatu Prakte Jakarta:Rineka Cipta.
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Renika Cipta
Badrul, Jamal. (2014). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan. Jurnal Ilmiah Kosentrasi Keuangan Dan Perbankan Jurusan Ilmu Ekonomi Dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang.
Daniel Moehar. (2004). Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta: PT.
Bumi Aksara.
Ekatherina. (2008). Analisis Pengaruh Harga Jual Produk Terhadap Profitabilitas Perusahaan Pada PT. Mega ELTRA (Persero). Medan:
Universitas Sumatera Barat.
Gutiyana. (2003). Teori Pendapatan.
Jakarta: Raja Grafindo.
Harahap. (2001). Analisis Krisis Atas Laporan Keuangan (Cetakan Ke). Jakarta.
Jannah. (2012). Analisis Keuntungan Usahatani Dan Distribusi Pendapatan Rumah Tangga Petani Ubi Kayu Pada Sentra Agroindustri Tapiokan Di Kabupaten Lampung Tengah.
Lampung.
Jhingan. (2003). Ekonomi
Pembangunan Dan
Perencanaan Jakarta: PT Raja Grafindo.
Joni Damanik. (2014). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Kpadi Di Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen.
Jurnal Jurusan Ekonomi Pembangunan, Vol 3 No 1.
Kasmir. (2008). Analisis Laporan Keuangan. Cetakan Kelima.
Jakarta :PT. Raja Grafindo Persada
Kotler, P. (2009). Manajemen Pemasaran, Edisi Dua Belas Jilid 1. Jakarta: PT. Indeks.
Mankiw, N. G. (2003). . 2003.
Pengantar Ekonomi. Edisi Dua, Jilid 2. Jakarta:
Erlangga.
Muhamad, Arliman. (2013).
Pengaruh Harga Jam Kerja Pengalaman Kerja Dan Teknologi Terhadap Pendapatan Nelayan. Jurnal.
Nurmala. (2012). Analisis Profitabilitas Sebelum Dan Sesudah Pemenuhan Corporate Governance Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik. Jakarta: STIE Perbanas
Riduwan. (2012). Pengantar Statistik Sosial. Bandung: Alfabeta.
Rusdiah Nasution. (2008). Pengaruh Modal Kerja Luas Lahan Dan Tenaga Kerja Terhadap Pendapatan Usaha Tani Nenas Di Desa Purba Tua Baru Kecamatan Silimakuta.
jurnal
Sadono Sukirno. (2002). Teori Mikro Ekonomi. Jakarta: Rajawali Sangadji Dan Sopiah. (2010).
Metodelogi Menelitian Yogyakarta: (Andi Offse).
Simamora. (N.D.). Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Ketiga, Cetakan Pertama.
Yogyakarta:
Simanjuntak. (2001). Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta:
Soekartawi. (2002). Prinsip Ekonomi Pertanian. Jakarta: PT RAJA GR
Srie Jayamahe. (2006). Studi Kelayakan Usaha Pengolahan Produk Berbahan Baku Gambir Di Kabupaten Lima
Puluh Kota.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif. Bandung:
Alfabeta.
Yusup, M. (2011). Analisis Pengaruh Promosi, Harga, Kualitas Produk Dan Layanan Purna Jual Terhadap Keputusan Pembelian. Semarang:
Universitas Diponegoro.
jurnal