PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG DAMPAK PENAMBANGAN BATU TERHADAP EKONOMI DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN DI BUKIT GUNUANG RAJO
KAMPUNG SUNGAI SIRAH KECAMATAN SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN
Oleh:
Nova Prima Nanda*, Dasrizal**, Elvi Zuriyani**
Mahasiswa Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat*
Dosen Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat**
ABSTRACT
The purpose of this research is to get the data and information about resident’s perception about the effect of rock’s ferriying toword economic and demage environtment at bikit gunung rajo kampung sungai sirah kecamatan sutera kabupaten pesisir selatan, it can be seen: 1) resident perseption to word economic fild. 2) to word demage environtment. This research conducted in quditative research. quditative research is research methodology at based on the common method the ralled. Naheralistic method. The participant / sample of the research is the resident at bikit gunung rajo kampung sungai sirah which use snowball sampling techniq. The result of this research, the researcher found that: 1) Resident’s peception about the effect of rock’s ferrying toword economic field us the resident donot get the benefit and economic decreaase for the resident in rock’s ferring. And 2) Resident’s peception about the effect of rock’s ferrying toword demage environtment based on this research is the resident. That happen such as: air polution (dust) and the can not recycle by the people at bukit gunung rajo kampung sungai sirah kecamatan sutera kabupaten pesisir selatan.
Key word: Rock’s Ferriying, Demage Environtment PENDAHULUAN
Indonesia terkenal dengan kekayaan sumber daya alam yang melimpah, air, minyak, gas dan tanah yang subur membuat Indonesia menjadi negara yang kaya dari segi sumber daya alamnya. Sumber daya alam yang melimpah membutuhkan pengelolaan dan pemanfaatan yang baik dan tidak merugikan lingkungan atau merusak
lingkungan. Caranya adalah dengan mengahlikan diri dalam mengelola alam sekitarnya, untuk memperoleh kemampuan itu harus mengenal dan alam lingkungan dengan baik dan mempertimbangkan gejala- gejala yang timbul (Achmad Baiquni, 1996:4). Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1990 pasal 1 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya dinyatakan:
“Bahwa sumber daya alam hayati Indonesia dan ekosistemnya yang mempunyai kedudukan serta peranan penting bagi kehidupan adalah karunia Tuhan Yang Maha Esa, oleh karena itu perlu dikelola dan dimanfaatkan secara lestari, selaras, serasi dan seimbang bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia pada khususnya dan umat manusia pada umumnya, baik masa kini maupun masa depan, (UURI, 1990).
Manusia sangat berperan terhadap lingkungan dan pengaruh pada lingkungan hidup sekitarnya, dalam rangka manusia itu memenuhi kebutuhan hidupnya, baik sandang, pangan maupun papan atau perumahan. Tumbuh berkembangnya pemikiran manusia berkaitan dengan perkembangan teknologi yang dapat membawa dampak positif maupun negatif terhadap lingkungan hidup.
Bangsa indonesia wajib melestarikan dan mengembangkan lingkungan hidup agar dapat menjadi sumber dan penunjang hidup bagi rakyat dan bangsa indonesia demi kelangsungan hidup dan kesejahteraan indonesia. Salim (2004:34) mendefenisikan lingkungan hidup secara umum diartikan sebagai segala benda. Kondisi keadaan dan pengaruh semua hal yang terdapat dalam ruang yang kita tempati dan mempengaruhi semua hal yang hidup termasuk kehidupan manusia.
Menurut salim (2004:13) sumber alam kita umumnya terbagi atas sumber alam yang bisa diperbarui(seperti hutan, perikanan, dan lain-lain) dan sumber alam yang tidak bisa diperbarui harus dipakai secara bijaksana. Sumberdaya alam yang bisa diperbarui harus dikelola menurut pola yang mengindahkan kelestarian sumberdaya alam, salah satu contoh sumberdaya alam kita adalah bahan-bahan galian yang terkandung dalam bumi indonesia.
Lingkungan hidup adalah segala sesuatu yang ada disekitar berupa manusia, hewan, dan tumbuhan yang memiliki hubungan timbal balik dan kompleks serta saling mempengaruhi antara satu komponen dengan komponen lainnya. Menurut Miller (1985) “Pelestarian lingkungan merupakan tanggung jawab terhadap kesadaran untuk
menjaga kelestarian, bukan menjadi predator untuk merusak lingkungan”.
Kabupaten Pesisir Selatan bila dilihat secara geologis merupakan bagian dari pulau sumatera yang dilewati oleh bukit barisan, dimana topografinya sebagian besar terdiri perbukitan, pegunungan dan lembah.
Meskipun hanya sebuah kabupaten, namun disini terdapat banyak kekayaan alam yang terkandung di dalamnya.
Salah satu kekayaan alam yang terdapat di Kabupaten pesisir selatan adalah batuan. Batuan yang terdapat di kabupaten pesisir ini salah satu diantaranya adalah batuan sedimen. Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk melalui pelapukan dan pengendapan di permukaan bumi, pelapukan dari batuan yang lebih tua dan endapan sungai terdiri dari kerakal, kerikil, pasir lempung dan lumpur. Salah satunya terdapat di Bukit Gunung Rajo kampung Sungai Sirah Kecamatan Sutera Kabupaten Pesisir Selatan.
Bukit Gunuang Rajo merupakan salah satu bukit yang terpisah dari dari jajaran bukit barisan yang terletak di bagian barat Nagari Surantih Kecamatan Sutera Kabupaten Pesisir Selatan. Bukit Gunuang Rajo juga merupakan salah satu tempat wisata bagi masyarakat baik dalam kecamatan maupun luar kecamatan karena memiliki pemandangan alam yang indah.
Selama peneliti melakukan observasi awal dijumpai adanya sebuah aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat, yaitu penambangan batu secara besar-besaran di bukit Gunuang Rajo Kenagarian Surantih.
Berbagai cara digunakan oleh para penambang batu dalam pengambilan batu tersebut, ada yang memecahkan batu besar, menggali tanah, dan ada juga yang menebang pohon di kawasan bukit Gunuang Rajo Nagari Surantih.
Proses kegiatan penambangan batu tersebut merupakan suatu bentuk eksploitasi sehingga menimbulkan kerusakan lingkungan di sekitar bukit Gunuang Rajo.
Para penambang tidak lagi memperdulikan kondisi lingkungan Bukit Gunuang Rajo, yang terfikirkan oleh mereka yaitu untuk memenuhi kebutuhan ekonomi. Hal ini terbukti ketika peneliti melakukan observasi awal pada bukit Gunuang Rajo menjadi gersang dan gundul karena pepohonan yang tumbuh telah ditebang oleh para penambang
akibat dari penambangan batu secara besar- besaran tanpa memperhatikan dampak yang akan terjadi. Masyarakat Gunung Rajo memiliki persepsi yang berbeda atas pertambangan batu tersebut. Persepsi yang akan dilihat terhadap dua variabel seperti:
ekonomi dan kerusakan lingkungan.
Maka peneliti tertarik untuk elakukan penelitian yang berjudul “Persepsi Masyarakat tentang Dampak Penambangan Batu terhadap Ekonomi dan Kerusakan Lingkungan di Bukit Gunuang Rajo Kampung Sungai Sirah Kecamatan Sutera Kabupaten Pesisir Selatan”.
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Menurut Sugiyono (2011), penelitian kualitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada metode yang sering disebut metode naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah, disebut metode kualitatif karena data yang terkumpul dan analisanya bersifat kualitatif dan berusaha mengungkapkan kajian Persepsi masyarakat tentang dampak penambangan Batu terhadap ekonomi dan kerusakan lingkungan di Bukit Gunung Rajo Kampung Sungai Sirah Kecamatan Sutera Kabupaten Pesisir Selatan.
Yang menjadi informan kunci dalam penelitian ini adalah orang yang mengetahui permasalahan yang berkaitan dengan penambangan bahan galian di bukit gunung rajo kampung sungai sirah kecamatan sutera kabupaten pesisir selatan, yaitu walinagari, dan kepala kampung. Sedangkan informan pendukung adalah masyarakat yang berada dikawasan bukit gunung rajo. Teknik pengambilan informan non kunci dalam penelitian ini menggunakan teknik snow ball sampling. Snow ball sampling (bola salju) adalah teknik pengambilan sumber data, yang pada awalnya jumlanya sedikit, lama- lama menjadi besar. Hal ini dilakukan karena dari jumlah sumber data yang sedikit tersebut belum mampu memberikan data yang memuaskan, maka mencari orang lain lagi yang dapat digunakan sebagai sumber data. Dengan demikian jumlah sumber data akan semakin besar seperti bola salju yang
menggelinding, lama-lama menjadi besar yang berlangsung secara terus menerus sampai penelitian memperoleh data yang cukup sesuai kebutuhan (Sugiyono, 2013:85).
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Observasi 2. Wawancara 3. Dokumentasi
Teknik keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini dan otensitas penelitian, peneliti mengacu kepada penggunaan standar data yang dilakukan dengan beberapa cara yaitu (Moleong, 2010):
1. Perpanjangan Keikutsertaan 2. Ketekunan Pengamatan 3. Trianggulasi
Teknik analisis data merupakan yang diperoleh dari hasil data observasi, wawancara dan studi dokumentasi yang sesuai dengan fokus penelitian tersebut sampai diperoleh suatu kesimpulan. Analisis data penelitian ini dilakukan secara sirkuler dan dilakukan sepanjang penelitian.
1. Reduksi Data 2. Penyajian Data 3. Menarik Kesimpulan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil analisis data dan temuan di lapangan maka hasil penelitian lebih lanjut dalam uraian pembahasan persepsi masyarakat tentang dampak penambangan batu terhadap ekonomi dan kerusakan lingkungan di Bukit Gunung Rajo Kampung Sungai Sirah Kecamatan Sutera Kabupaten Pesisir Selatan.
Pertama, persepsi merupakan proses akhir dari pengamatan yang diawali oleh proses pengindraan yaitu proses diterimanya stimulus oleh alat indra, kemudian individu ada perhatian, lalu diteruskan ke otak, dan baru kemudian individu baru menjadi tentang suatu yang dimanakan persepsi.
Mengenai persepsi masyarakat tentang penambangan batu masyarakat berpendapat banyak akibat yang ditimbulkan dari kegiatan penambangan batu, masyarakat banyak yang tidak menyetujui dengan adanya penambangan batu ini karena
masyarakat memiliki banyak persepsi setiap individu, dilihat dari persepsi masyarakat terhadap ekonomi yaitu dengan adanya penambangan batu ini tidak ada pengaruhnya bagi ekonomi, tidak menguntungkan dan tidak meningkatkan pendapatan ekonomi bagi masyarakat di sekitar lokasi pertambangan. Pertambangan batu yang dilakukan di Gunung Rajo yang di kelola oleh PT, lahan masyarakat yang di sewa oleh pihak perusahaan dengan ganti rugi berupa uang, lahan yang disewa oleh PT tersebut berupa lahan cengkeh. Adapun masyarakat yang mempunyai lahan penambangan batu di bukit Gunung Rajo tersebut mengambil sisa penambangan batu, itupun jika ada masyarakat yang ingin membutuhkan batu untuk keperluan pembangunan dengan cara membeli kepada masyarakat yang memiliki sisa penambangan batu tersebut. Jadi hanya masyarakat yang mempunyai lahan di Bukit Gunung Rajo itu saja yang mendapatkan penghasilan dari batu sisa penambangan batu, itupun tidak rutin.
Sesuai dengan pendapat Sudrajat (1999:71) Munculnya sejumlah persoalan yang mengiringi kegiatan usaha pertambangan di lapangan, sedangkan ekonomi adalah sebuah ilmu yang mempelajari tentang bagaimana mencukupi kebutuhan hidupnya. Dari pendapat ahli ini dapat dikatakan bahwa masyarakat tidak dapat keuntungan dari pertambangan batu di bukit Gunung Rajo Kampung Sungai Sirah Kecamatan Sutera Kabupaten Pesisir Selatan.
Kedua, setiap aktifitas manusia yang berhubungan dengan lingkungan akan melahirkan dua kemungkinan yaitu manfaat lingkungan dan dampak lingkungan.
Kegiatan penambangan batu di bukit Gunung Rajo Kampung Sungai Sirah Kecamatan Sutera Kabupaten Pesisir Selatan menyebabkan kerusakan lingkungan.
Kerusakan lingkungan yang terjadi akibat pertambangan batu ini dari segi bangunan adanya rumah masyarakat yang retak akibat pemboman dinamik dari pertambangan batu tersebut, menyebabkan polusi udara seperti kabut karena mobil besar yang mengangkut batu tersebut lewat di depan rumah masyarakat selama pertambangan berlangsung dan dari pertambangan batu ini juga membuat hutan ini menjadi gundul
karena lahan yang sudah dilakukan pertambangan tidak dapat dimanfaatkan kembali untuk menanam tanaman cengkeh seperti awalnya.
Sesuai dengan pendapat Susilo (2003:82) pencemaran lingkungan yaitu suatu keadaan yang terjadi karena perubahan kondisi tata lingkungan (tanah, udara dan air) yang tidak menguntungkan (merusak dan merugikan kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan) yang disebabkan oleh kehadiran benda-benda asing (seperti sampah, limbah industri, minyak, logam berbahaya dan sebagainya) sebagai akibat perbuatan manusia, sehingga mengakibatkan lingkungan tersebut tidak berfungsi seperti semula. Dari pendapat ahli ini dapat dikatakan bahwa masyarakat menyatakan adanya kerusakan lingkungan yang terjadi seperti polusi udara (debu) akibat pertambangan batu di Bukit Gunung Rajo Kampung Sungai Sirah Kecamatan Sutera Kabupaten Pesisir Selatan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari pembahasan mengenai persepsi masyarakat tentang dampak penambangan batu terhadap ekonomi dan kerusakan lingkungan di Bukit Gunung Rajo Kampung Sungai Sirah Kecamatan Sutera Kabupaten Pesisir Selatan dapat di ambil kesimpulan bahwa:
1. Persepsi Masyarakat tentang dampak penambangan batu terhadap ekonomi di Bukit Gunung Rajo Kampung Sungai Sirah Kecamatan Sutera Kabupaten Pesisir Selatan adalah masyarakat tidak ada mendapat keuntungan dan tidak ada peningkatan ekonomi bagi masyarakat terhadap adanya penambangan batu di bukit Gunung Rajo.
2. Persepsi Masyarakat tentang dampak penambangan batu terhadap kerusakan lingkungan di bukit Gunung Rajo kampung Sungai Sirah Kecamatan Sutera Kabupaten Pesisir Selatan berdasarkan penelitian ini adalah bahwa masyarakat menyatakan adanya kerusakan lingkungan yang terjadi seperti polusi udara (debu) dan lahan tidak bisa dimanfaatkan kembali akibat pertambangan batu di Bukit Gunung Rajo Kampung Sungai Sirah Kecamatan Sutera Kabupaten Pesisir Selatan.
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, maka ada beberapa saran dari penulisyang dapat dipertimbangkan, yaitu:
1. Sebaiknya masyarakat yang tinggal di lokasi Gunung Rajo Kampung Sungai Sirah tidak memberi izin terhadap pertambangan batu yang dilakukan secara terus menerus dan untuk memberhentikan kegiatan penambangan batu yang harus disepakat masyarakat secara bersama.
2. Setelah masyarakat merasakan dampak kerusakan lingkungan dari penambangan batu ini masyarakat harus mampu memperbaiki kembali lahan yang telah rusak dan mengolah kembali menjadi lahan produktif.
DAFTAR PUSTAKA
Baiquni, Achmad . 1996, Al-Qur’ān dan Ilmu Pengetahuan Kealaman, Jakarta: Dana Bakti primayasa.
Miller, Jr.G.T. 1985. Living in the Environment Concepts, Problems, and Alternatives. California:
Wadsworth Publishing Coy Inc.
Sugiono. 2011, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alphabeta.
Arikunto, Suharsimi. 2010, Prosedur Penelitian, Jakarta: Rhineka Cipta Mardali. 2008, Metode Penelitian Suatu
Pendekatan Proposal, Jakarta: Bumi Aksara
Maslow, Abraham. 2006. On Dominace, Self Esteen and Self Actualization. Ann Kaplan: Maurice Basset
Parimata, Mahardi , 2008, Kemilau Batu Permata, Pengenalan, Asal-Usul, Sifat, dan Keasliannya, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama