• Tidak ada hasil yang ditemukan

upaya guru bk meningkatkan disiplin peserta didik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "upaya guru bk meningkatkan disiplin peserta didik"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA GURU BK MENINGKATKAN DISIPLIN PESERTA DIDIK MELALUI LAYANAN KONSELING PERORANGAN

DI SMA PERTIWI 2 PADANG

JURNAL

NETTI IRAWATI NPM. 10060190

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

( STKIP ) PGRI SUMATERA BARAT PADANG

2014

(2)

UPAYA GURU BK MENINGKATKAN DISIPLIN PESERTA DIDIK MELALUI LAYANAN KONSELING PERORANGAN

DI SMA PERTIWI 2 PADANG

Oleh:

Netti Irawati

Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRACT

This research based by marks sense indisciplinary educative participant to regulation and school discipline. This research is attributed to describe effort any kind that did by counselor to increase participant discipline is taught at SMA Pertiwi 2 Padang with which the focus of research is effort learns BK increases participant discipline be taught through individual counseling service in: 1) Program structures, 2) Program performing, 3) Evaluation program perform. This research did by qualitative approach which descriptive character is to figure the phenomena, fact and reality whatever available in the field. The technique to collect data will be used is interview, the technique will be used in data process with data reduction, display data and verifikasy. The result of research express to effort BK’s teacher increases students participant disciplines through individual counseling service in: 1) Collation the program with the environmentally adverse assess because BK’s room so little and hot and the need assessment or students participant problem is students participants offend school regulation like come late to the school, 2) Program perform to be seen of base service which is time management, response’s service passes through to service information, works to equal party concerning and individual's planning pass through individual counseling, 3) Perform of evaluation program with the estimation processes with establish commitment and result estimation immediate.

Key Words: Counselor, discipline, individual counseling

Pendahuluan

Disiplin adalah proses atau hasil pengarahan atau pengendalian keinginan, dorongan atau kepentingan guna mencapai maksut atau untuk mencapai tindakan yang lebih efektif terhadap peserta didik yang tidak mematuhi aturan dan tata tertib yang berlaku di sekolah. Disiplin perlu ditanamkan dalam diri peserta didik yang berguna untuk memelihara perilaku peserta didik agar tidak menyimpang dan dapat mendorong peserta didik untuk berperilaku setuju dengan norma, peraturan dan tata tertib yang berlaku di sekolah.

Rohma (2008:23-24) berpendapat

“Disiplin adalah peraturan yang sudah ditentukan dan harus ditaati. Peraturan itu dapat digolongkan menjadi dua yaitu peraturan tertulis dan peraturan yang tidak tertulis (peraturan lisan)”.

Berdasarkan pendapat di atas disiplin ini perlu ditanamkan dalam diri peserta didik yang bermanfaat untuk memelihara tingkah laku peserta didik agar tidak menyimpang

dan juga dapat mendorong peserta didik agar bertingkah laku sesuai dengan aturan dan tata tertib di sekolah. Peserta didik yang disiplin maka ia akan mencari tindakan terpilih dengan aktif dan diarahkan oleh dirinya sendiri meskipun menghadapi rintangan, seperti memakai seragam yang sesuai dengan aturan dan tata tertib sekolah, tepat waktu datang ke sekolah, mengikuti proses belajar mengajar dengan baik dan sebagainya. Pengendalian tindakan yang dilakukan oleh peserta didik yang demikian secara langsung merupakan peserta didik tersebut sudah mengetahui pentingnya patuh terhadap aturan yang ada di sekolah.

Pentingnya disiplin adalah berguna untuk perkembangan kepribadian peserta didik, maka sekolah perlu melakukan pembinaan disiplin pada peserta didiknya.

Disiplin ini sangat perlu dilakukan agar peserta didik dapat mematuhi peraturan dan tata tertib yang ada di sekolah. Disiplin peserta didik adalah suatu keadaan tertib dan teratur yang dimiliki oleh perserta didik di

(3)

sekolah, tanpa ada pelanggaran-pelanggaran yang merugikan baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap peserta didik sendiri dan terhadap sekolah secara keseluruhan. Indikator disiplin di sini seperti disiplin waktu, disiplin berpakaian dan sebagainya.

Apabila pribadi peserta didik memiliki dasar-dasar pertimbangan yang baik dan mampu mengembangkan disiplin diri dalam kehidupaannya, berarti peserta didik tersebut sudah memiliki keteraturan diri berdasarkan acuan nilai moral yang sesuai dengan harapan sekolah dan orang tua. Disiplin diri dalam diri peserta didik dikembangkan dengan penggabungan nilai- nilai moral untuk mengarahkan perilakunya kearah yang lebih baik. Sedangkan kenyataan di lapangan peserta didik belum memiliki pribadi yang mampu mengembangkan disiplin diri seperti yang diharapkan oleh pihak sekolah dan orang tua, misalnya peserta didik datang terlambat ke sekolah, tidak memakai seragam sesuai dengan peraturan sekolah, tidak ada keterangan ketika tidak masuk sekolah dan juga ada peserta didik yang keluar pada saat jam pelajaran berlangsung, dan apabila ditanya peserta didik tersebut hanya mengatakan malas dan bosan untuk belajar dan juga mengikuti peraturan yang dibuat oleh sekolah.

Lingkungan internal sekolah berdasarkan observasi yang peneliti lakukan ketika praktek sekolah bahwa pelanggaran terhadap berbagai aturan dan tata tertib sekolah masih sering ditemukan dari pelanggaran tingkat ringan sampai dengan pelanggaran tingkat tinggi, seperti: kasus bolos, perkelahian, menyontek, pencurian dan lainnya. Tidak dapat dipungkiri bahwa sekolah merupakan salah satu faktor dominan dalam membentuk dan mempengaruhi perilaku peserta didik.

Salah satu upaya atau pelayanan BK yang harus dikelola dengan baik sehingga berjalan dengan efektif dan produktif oleh guru BK menurut Kartadinata (2007:36) meliputi “Penyusunan (perencanaan) program, strategi implementasi (pelaksanaan) program, evaluasi, analisis hasil evaluasi program dan tindak lanjut”.

Upaya menangkal dan mencegah perilaku yang tidak diharapkan dari peserta didik yaitu dengan mengembangkan potensi

peserta didik dan memfasilitasi mereka secara sistematik dan terprogram untuk mencapai standar kompetensi kemandirian.

Upaya tersebut dapat dilakukan oleh guru BK adalah melalui penyusunan atau merancang program layanan tentang kedisiplinan, misalnya tentang kedisiplinan peserta didik terhadap aturan dan tata tertib sekolah.

Mapiarre (Sutirna, 2013:78) mangatakan “Pembimbing atau konselor menunjuk pada orang, person, yang menyediakan bantuan”. Jadi guru BK atau konselor adalah guru yang seyogyanya melaksanakan tugas di sekolah dengan berfungsi sebagai pendidik dan pengajar dan berfungsi sebagai pembimbing. Guru BK sangat berperan penting untuk mewujudkan disiplin di sekolah yaitu dengan berusaha meningkatkan mutu pendidikan dengan menjalankan kurikulum yaitu dengan membuat peraturan sekolah yang bertujuan untuk meningkatkan kedisiplinan peserta didiknya. Pendidikan formal seperti sekolah, belajar menunjukkan adanya perubahan yang bersifat positif dalam diri seseorang, mencakup perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan, dan sebagainya.

Sehubungan dengan itu Prihatin (2011:88) mengemukakan “Strategi guru untuk meningkatkan disiplin peserta didik terhadap peraturan sekolah pada hakekatnya terkait dengan norma-norma, artinya berpegang kepada ukuran norma hidup, nilai-nilai moral dan kesusilaan”. Guru menginginkan agar semua peserta didiknya patuh dan disiplin. Salah satu upaya guru BK dalam rangka meningkatkan disiplin peserta didik adalah dengan menanamkan aspek kepribadian kepada setiap peserta didik.

Aspek kepribadian peserta didik merupakan nilai-nilai dasar yang berhubungan dengan sikap dan perilaku.

Untuk mencapai dan memiliki kepribadian yang mantap, diperlukan pribadi peserta didik yang disiplin, giat, gigih dan tekun, dengan disiplin peserta didik akan berperilaku positif. Peserta didik yang sering melanggar aturan dan tata tertib sekolah ini disebabkan karena kurangnya pemahaman dan rasa ingin tahu mereka tentang aturan- aturan yang ada di sekolah, sehingga

(4)

mengakibatkan peserta didik tidak terlihat disiplin.

Pelayanan konseling perorangan yang dilakukan oleh guru BK adalah untuk mengembangkan kehidupan pribadi peserta didik, kesejahteraan dan kebahagiaan dalam kehidupan peserta didik seperti mematuhi aturan dan tata tertib sekolah. Tugas pokok guru BK adalah pengembangan Kehidupan Efektif Sehari-hari (KES) dan penanganan Kehidupan Efektif Sehari-hari Terganggu (KES-T) dalam seluruh bidang dan wilayah kehidupan peserta didik. Sementara itu yang dilihat di lapangan bahwa adanya peserta didik yang bermasalah dalam kehidupan sehari-harinya, untuk itu guru BK berperan penting untuk mengembangkan potensi peserta didik agar dapat mematuhi aturan dan tata tertib yang berlaku di sekolah.

Prayitno (2004:1) berpendapat

“Konseling perorangan merupakan layanan konseling yang diselenggarakan oleh seorang konselor terhadap seorang klien dalam rangka mengentaskan masalah pribadi klien dalam suasana tatap muka”.

Sehubungan dengan adanya layanan konseling perorangan ini maka peserta didik diharapkan akan mampu mengembangkan segala potensinya untuk mendisiplinkan diri kearah yang lebih baik, sehingga tercapainya keinginan secara bersama.

Pelaksanaan layanan konseling perorangan ini sudah dilakukan oleh guru BK terhadap peserta didik yang melanggar aturan dan tata tertib sekolah yang bertujuan agar peserta didik dapat meningkatkan dan mematuhi aturan dan tata tertib yang ada.

Sementara kenyataan di lapangan peserta didik yang sudah mendapatkan pelayanan konseling perorangan, namun masih ditemukan peserta didik yang melanggar aturan dan tata tertib sekolah. Pribadi peserta didik yang sudah mendapatkan layanan konseling perorangan namun masih melanggar aturan merupakan karena kurangnya penanaman nilai disiplin diri yang baik, sehingga sering melakukan pelanggaran terhadap nilai-nilai dan aturan yang ada di sekolah.

Berdasarkan observasi dan wawancara yang peneliti lakukan di lapangan pada Sekolah Menengah Atas (SMA) Pertiwi 2 Padang ini pada tanggal 29 Agustus sampai 06 September 2014 bahwa ada peserta didik yang belum

memperlihatkan tingkah laku disiplin berdasarkan aturan dan tata tertib sekolah.

Adapun masalah yang ditemukan dari peserta didik yang tidak disiplin yaitu peserta didik datang terlambat, ke luar pada saat jam pelajaran, alfa dan tidak memakai seragam sesuai dengan aturan dan tata tertib sekolah. Peserta didik yang sudah mendapatkan layanan konseling perorangan namun masih datang terlambat, tidak memberikan alasan ketika tidak masuk sekolah dan keluar pada saat jam pelajaran.

Peserta didik yang sudah mendapatkan layanan konseling perorangan ini adalah peserta didik yang sudah melanggar peraturan sekolah lebih dari tiga kali dan apabila peserta didik tersebut masih melanggar peraturan sekolah setelah mendapatkan layanan konseling perorangan, maka akan dilakukan pemanggilan orang tua. Hal demikian dilakukan agar peserta didik dapat lebih disiplin terhadap aturan dan tata tertib yang ada di sekolah.

Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan di atas peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul: Upaya Guru BK Meningkatkan Disiplin Peserta Didik melalui Layanan Konseling Perorangan di SMA Pertiwi 2 Padang.

Adapun tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang:

1. Upaya guru BK dalam penyusunan program tentang meningkatkan disiplin peserta didik melalui layanan konseling perorangan.

2. Upaya guru BK dalam pelaksanaan program tentang meningkatkan disiplin peserta didik melalui layanan konseling perorangan.

3. Upaya guru BK untuk mengevaluasi pelaksanaan program tentang meningkatkan disiplin peserta didik.

Metodologi Penelitian

Penelitian yang dilakukan termasuk penelitian kualitatif yang menghasilkan data deskriptif. Penelitian ini dilakukan mulai bulan Agustus sampai September 2014 di SMA Pertiwi 2 Padang.

Menurut Bungin (2011:76) bahwa

“Informan penelitian adalah subjek yang memahami objek penelitian”. Informan penelitian ini ditentukan setelah peneliti menentukan informan kunci (key

(5)

informants) dan selanjutnya dari informan kunci ditetapkan informan berikutnya.

Informan kunci yang ditetapkan berdasarkan pertimbangan bahwa informan kunci harus mengetahui dengan jelas tujuan penelitian serta terkait dengan permasalahan yang diteliti.

Informan kunci dalam penelitian ini ada 3 orang guru BK. Sementara itu yang menjadi informan tambahannya adalah 2 orang guru mata pelajaran dan 2 orang peserta didik. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa wawancara.

Menjamin keabsahan data dan kepercayaan data penelitian yang peneliti peroleh dilakukan dengan cara:

1. Kepercayaan (credibility.

2. Keteralihan (tranferbility.

3. Dapat dipercaya (depenability).

Data yang telah dikumpulkan seterusnya dianalisis melalui 3 tahapan analisis, yaitu:

1. Reduksi data (data reduction).

2. Penyajian data ( display data).

3. Penarikan kesimpulan (verifikasi).

Hasil dan Pembahasan

1. Upaya Guru BK dalam Penyusunan Program Meningkatkan Disiplin Peserta Didik melalui Layanan Konseling Perorangan

a. Asesmen Lingkungan

Hasil temuan peneliti melalui wawancara di lapangan dapat diketahui bahwa guru BK dalam melakukan asesmen lingkungan ini melalui need assesment terhadap lingkungan sekolah atau apa saja yang dibutuhkan oleh sekolah dan keadaan atau masalah yang dialami oleh peserta didik serta apa saja sarana dan prasarana yang mendukung dalam pelaksanaan kegiatan layanan konseling perorangan.

Berdasarkan temuan dalam penelitian ini, Kartadinata (2007:36) menjelaskan “Asesmen lingkungan ini yang terkait dengan kegiatan mengidentifikasi harapan sekolah dan masyarakat (orang tua peserta didik), sarana dan prasarana pendukung program bimbingan, kondisi dan

kualifikasi konselor, dan kebijakan pimpinan sekolah”.

b. Asesmen Kebutuhan atau Masalah Peserta Didik

Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan melalui wawancara di lapangan bahwa kebutuhan atau masalah yang dimiliki oleh peserta didik yang terkait dengan pelanggaran aturan dan tata tertib sekolah meliputi peserta didik datang terlambat, alfa, bolos, keluar pada saat jam pelajaran, tidak memakai seragam yang sesuai dengan aturan sekolah. Jika dilihat dari minat belajar, motivasi belajar, sikap dan kebiasaan peserta didik dalam belajar bahwa peserta didik tidak dapat mengikuti pelajaran dengan baik yang disebabkan karena rendahnya motivasi dan minat belajar peserta didik.

Berdasarkan hasil temuan penelitian di atas, Kartadinat (2007:36) menjelaskan “Asesmen kebutuhan atau masalah peserta didik yang menyangkut karakteristik peserta didik, seperti aspek-aspek

fisik (kesehatan dan

keberfungsiannya), kecerdasan, motif belajar, sikap dan kebiasaan belajar, minat-minatnya (pekerjaan, jurusan, olah raga, seni dan keagamaan), masalah-masalah yang dialami, dan kepribadian atau tugas-tugas perkembangannya, sebagai landasan untuk memberikan pelayanan BK”.

2. Upaya Guru BK dalam Pelaksanaan Program Meningkatkan Disiplin Peserta Didik melalui Layanan Konseling Perorangan

a. Pelayanan Dasar

Hasil temuan yang peneliti lakukan melalui wawancara di lapangan bahwa pelayanan dasar ini terkait dengan usaha apa saja yang dilakukan oleh guru BK terhadap peserta didik yang tidak disiplin terhadap aturan dan tata tertib yang berlaku di sekolah dan apa saja langkah-langkah yang dilakukan untuk meningkatkan disiplin peserta didik. Seperti konseling perorangan kepada peserta didik yang tidak

(6)

disiplin dan juga pemberian layanan informasi.

Berdasarkan hasil temuan penelitian di atas, Sutirna (2013:104) menjelaskan “strategi yang dilakukan oleh guru BK dalam pelaksanaan pelayanan dasar yaitu bimbingan kelas, pelayanan orientasi, pelayanan informasi, bimbingan kelompok dan pelayanan pengumpulan data”. Jadi dengan usaha yang dilakukan oleh guru BK tersebut terjadinya perubahan tingkah laku peserta didik yang tidak disiplin menjadi disiplin.

b. Pelayanan Responsif

Hasil temuan yang peneliti lakukan melalui wawancara di lapangan bahwa pelayanan responsif ini dilakukan oleh guru BK dengan melakukan kerja sama dengan berbagai pihak, baik itu pihak sekolah, guru mata pelajaran, wali kelas dan orang tua. Layanan responsif merupakan layanan yang harus segera diberikan kepada peserta didik. Artinya, jangan menunda memberikan bantuan jika peserta didik memiliki masalah.

Berdasarkan hasil temuan penelitian di atas, Kartadinata

(2007:42) mengemukakan

“Pelayanan resposif dapat dilakukan dengan konseling individual, referal (rujukan atau alih tangan), kolaborasi dengan guru mata pelajaran atau wali kelas, orang tua, pihak-pihak terkait, konsultasi, konferensi kasus dan kunjungan rumah”. Jadi dapat disimpulkan upaya yang dilakukan oleh guru BK kepada peserta didik yang tidak disiplin dengan cara bekerja sama dengan berbagai pihak dan memberikan berbagai informasi yang terkait dengan disiplin.

c. Perencanaan Individual

Hasil temuan yang peneliti lakukan melalui wawancara di lapangan bahwa hal yang perlu dilakukan guru BK adalah memahami peserta didik secara mendalam beserta aspek kepribadiannya melalui berbagai assesmen dan penyajian informasi yang akurat tentang potensi diri dan lingkungan. Fokus pelayanan perencanaan individual adalah

berbagai aktivitas yang terarah pada pengembangan aspek pribadi sosial peserta didik.

Usaha yang dilakukan oleh guru BK terhadap peserta didik yang tidak disiplin ini dapat dilakukan dengan cara melakukan konseling perorangan kepada peserta didik yang melakukan pelanggaran disiplin yang lebih dari 3 kali dan akan dipanggil orang tua apabila masih melakukan pelanggaran disiplin, dalam pelaksanaan konseling perorangan tersebut guru BK dapat menyadarkan peserta didik dengan mengajukan berbagai pertanyaan dan juga dapat dilakukan dengan memberikan layanan informasi yang terkait dengan masalah yang dialami oleh peserta didik itu sendiri. Guru BK dapat memberikan contoh yang baik kepada peserta didik seperti datang tepat waktu, berpakaian yang sesuai dengan aturan sekolah, sehingga peserta didik tidak merasa enggan untuk mengikuti perintah yang diberikan.

Berdasarkan hasil temuan penelitian di atas, Kartadinata (2007:45) menjelaskan “Perencanaan individual yaitu konselor membantu peserta didik menganalisis kekuatan dan kelemahan dirinya berdasarkan data atau informasi yang diperoleh, yaitu yang menyangkut pencapaian tugas-tugas perkembangan atau aspek pribadi, sosial, belajar dan karir”.

3. Upaya Guru BK untuk Mengevaluasi Pelaksanaan Program Meningkatakan Disipilin Peserta didik

a. Penilaian Proses

Upaya yang dilakukan oleh guru BK kepada peserta didik yang tidak disiplin terkait dengan penilaian proses adalah dilakukan melalui wawancara langsung atau laiseg dengan menetapkan komitmen.

b. Penilaian Hasil

Upaya yang dilakukan oleh guru BK untuk meningkatkan disiplin peserta didik terkait dengan penilaian hasil yaitu mengamati sikap peserta didik. Instrumen evaluasi yang diberikan oleh guru BK berupa

(7)

laiseg, observasi dan wawancara.

Namun guru BK tidak memiliki panduan atau pedoman dalam membuat instrumen.

Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan hasil penelitian tentang upaya guru BK meningkatkan disiplin peserta didik melalui layanan konseling perorangan di SMA Pertiwi 2 Padang, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Upaya guru BK dalam penyusunan program tentang meningkatkan disiplin peserta didik melalui layanan konseling perorangan yaitu melalui asesmen lingkungan yaitu saranan dan prasarana tidak mendukung seperti ruang BK yang kecil dan sempit. Asesmen kebutuhan atau masalah peserta didik yaitu peserta didik datang terlambat dan peserta didik yang sudah melanggar aturan lebih dari tiga kali maka akan dipanggil orang tua.

2. Upaya guru BK dalam pelaksanaan program tentang meningkatkan disiplin peserta didik melalui layanan konseling perorangan yang terkait dengan pelayanan dasar yaitu memanajemen waktu. Pelayanan responsif yaitu bekerja sama dengan pihak terkait. Perencanaan individual yaitu melakukan konseling perorangan.

3. Upaya guru BK untuk mengevaluasi pelaksanaan program tentang meningkatkan disiplin peserta didik yaitu dengan penilaian proses dan penilaian hasil.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka menyarankan kepada berbagai pihak yang terkait, sebagai berikut:

1. Guru BK, diharapakan agar meminta kepada kepala sekolah untuk melengkapi fasilitas dalam pelaksaan layanan bimbingan dan konseling seperti ruang konseling yang nyaman agar guru BK dapat meningkatkan disiplin peserta didik terhadap aturan dan tata tertib yang berlaku di sekolah.

2. Peserta didik, diharapkan dapat memanfaatkan dan mamahami kegiatan layanan konseling perorangan yang telah diberikan oleh guru BK dan menerapkan berbagai komitmen yang telah dilakukan.

3. Kepala Sekolah, diharapkan dapat memberikan fasilitas untuk pelayanan BK yang sesuai dengan tuntutan

kurikulum 2013 agar kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling dapat berjalan seoptimal mungkin dan dapat bekerja sama dalam meningkatkan disiplin peserta didik.

4. Pengelola program studi BK, diharapkan berguna sebagai bahan masukan dalam rangka meningkatkan disiplin untuk menyiapkan tenaga-tenaga guru BK di sekolah yang profesional.

5. Peneliti selanjutnya, diharapkan dapat menjadi dasar pertimbangan untuk melakukan penelitian dengan melihat pada aspek yang lain, seperti efektivitas dari upaya yang dilakukan oleh guru BK meningkatkan disiplin peserta didik melalui layanan konseling perorangan.

Daftar Pustaka

Bungin, Burhan. 2011. Penelitian Kualitatif.

Jakarta: Prenada Media Group.

Kartadinata, Sunaryo dkk. 2007. Rambu- rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal dan Rambu- rambu Dasar Kegiatan Profesional Pelayanan Konseling di Sekolah/Madrasah. Bandung:

Departemen Pendidikan Nasional.

Prayitno. 2004. L.1-L.9. Padang: UNP.

Prihatin, Eka. 2011. Manajemen Peserta Didik. Bandung: Alfabeta.

Rohma, 2008. Bimbingan dan Konseling.

Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

Sutirna. 2013. Bimbingan dan Konseling Pendidikan Formal, Non formal dan Informal. Yogyakarta: CV Andi Offset.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap delapan 8 guru BK diperoleh informasi bahwa: a evaluasi yang dilakukan guru BK adalah evaluasi proses dan hasil layanan BK, dan guru