UPAYA MANAJEMEN DIRI MAHASISWA YANG BEKERJA SAMBIL KULIAH
(STUDI PADA MAHASISWA AKTIF DI KABUPATEN BANGKA)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memproleh Gelar Sarjana Psikologi Islam (S.Psi)
Oleh:
IKA AGUSTI RAHAYU 1924014
Fakultas: Dakwah dan Komunikasi Islam Program Studi: Psikologi Islam
Kepada:
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYAIKH ABDURRAHMAN SIDDIK BANGKA BELITUNG
2022/2023
i
HALAMAN PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Ika Agusti Rahayu
NIM : 1924014
Fakultas : Dakwah dan Komunikasi Islam Program Studi : Psikologi Islam
Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul “Upaya Manajemen Diri Mahasiswa yang Bekerja Sambil Kuliah (Studi Pada Mahasiswa Aktif Di Kabupaten Bangka)” adalah asli dari hasil karya atau penelitian saya sendiri, dan bukan merupakan karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan diperguruan tinggi manapun.
Sepanjang pengetahuan saya, tidak terdapat karya atau pendapat orang lain, kecuali yang secara tertulis dijadikan acuan atau kutipan dalam naskah skripsi ini.
Bangka, 19 Januari 2023 Yang Menyatakan
Ika Agusti Rahayu NIM. 1924014
ii
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYAIKH ABDURRAHMAN SIDDIK BANGKA BELITUNG FAKULTASDAKWAH DAN KOMUNIKASI ISLAM
Jln. Raya Mentok KM 13, Desa Petaling, Kec. Mendo Barat, Kab. Bangka, Prov. Kep. Babel, 33173
NOTA DINAS PEMBIMBING Hal : Skripsi
Ika Agusti Rahayu Kepada Yth.
Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam IAIN Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung Di Bangka
Assalamu’alaikumWr.Wb.
Setelah melakukan beberapa kali bimbingan dan meneliti hasil perbaikan, maka kami selaku Pembimbing berpendapat bahwa skripsi mahasiswa:
Nama : Ika Agusti Rahayu NIM : 1924014
Prodi : Psikologi Islam
Judul Skripsi : Upaya Manajemen Diri Mahasiswa yang Bekerja Sambil Kuliah (Studi Pada Mahasiswa Aktif Di Kabupaten Bangka)
Telah layak diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam Institut Agama Islam Negeri Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung guna memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi (S.Psi). Harapan kami Semoga dalam waktu dekat skripsi ini dapat dimunaqosyahkan.
Demikian Nota Dinas Pembimbing ini kami buat, atas segala perhatiannya diucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum, Wr. Wb.
Bangka, 20 Januari 2023
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Iqrom Faldiansyah, MA Chitra Fraghini, M.Psi NIP 1976072011011003 NIDN 2029088302
iii MOTTO
“Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.”
Q. S. Ar-Ra’d ayat 11
iv
PERSEMBAHAN
Assalamu`alaikum Wr. Wb
Penulis panjatkan puji syukur atas kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat, serta hidayah-Nya kepada semua hamba-Nya sehingga kita bisa merasakan nikmatnya yang masih mendapatkan keimanan dan keislaman hingga saat ini. Solawat serta salam yang kita curahkan pada nabi besar kita Nabi Muhammad SAW yang telah membawakan rahmat bagi makhluknya dan semoga kita mendapatkan rahmat pertolongan di hari akhirnya nanti.
Di setiap waktu mengawali sesuatu yang baik tidaklah mudah, apalagi harus menjaga dan membawanya kearah yang lebih baik dan sempurna, begitu pula dengan penulisan skripsi ini. Penulis memulai penulisan skripsi ini penuh dengan perasaan yang sabar dan tekat usaha yang gigih, serta tidak lupa untuk terus berdoa supaya dipermudahkan dalam penulisan skripsi ini sehingga akhinya penulis bisa menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Di samping itu, dalam kesempurnaan penulisan skripsi tidak lepas berkat adanya dorongan serta nasehat dari berbagai pihak.
❖ Sujud syukur aku persembahkan kepada yang Maha Agung dan Maha Tinggi nan Maha Adil dan Maha Penyayang yaitu Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya hingga kepada Dia lah segalanya bergantung.
❖ Nabi besar kita yaitu Nabi Muhammad SAW sebagai sang inspirator hidup.
❖ Aku persembahkan karya kecilku kepada semua keluarga, terutama kepada kedua orang tua yang aku cinta yaitu bapak Sulaiman jaya dan Ibu Evi desiyanti
❖ Kepada Bharada Muhammad Yusuf, Viona Meylinda yang senantiasa selalu suport mendukung, membantu dan memberikan motivasi kepadaku untuk menyelesaikan skripsi ini.
v
❖ Kepada seluruh angkatan Psikologi Islam 2019 yang selalu menemani selama 3 tahun lebih lama nya
❖ Dan kepada semua pihak yang telah membantuku dalam menyelesaikan skripsi ini.
Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan kalian dengan balasan yang lebih dari mereka berikan kepada penulis. Penulis juga menyadari dengan sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga penulis berharap untuk mendapatkan kritikan dan saran. Penulis berharap skripsi ini bisa bermanfaat bagi kita semua.
Aamiin Ya Rabbal`alaamiin.
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu`alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillah, alhamdulillahirabbil`alamiin, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada peneliti untuk menyelesaikan skripsi secara baik. Demikian tidak lupa pula shalawat beriringi salam yang kita curahkan kepada nabi besar kita yaitu Nabi Muhammad SAW beserta sahabatnya, yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah menuju zaman terang benderang atau zaman kebenaran sebagai jalan keselamatan bagi umat manusia. Semoga keterangan cahaya (Nur) dizaman ini selalu terpancarhingga tidak sampai redup diterpa oleh setiap perkembangan zaman.
Peneliti dalam penyusunan skripsi ini merupakan sebuah kajian singkat berkaitan tentang Upaya Manajemen Diri Mahasiswa yang Bekerja Sambil Kuliah (Studi Pada Mahasiswa Aktif Di Kabupaten Bangka). Peneliti menyadari dalam penyusunan skripsi bahwa tidak akan diselesaikan dan terwujudkan tanpa bantuan, bimbingan, dan serta dorongan dari berbagai pihak lainnya. Oleh karnanya, peneliti dengan segala kerendahan hati pada kesempatan ini ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada:
1. Allah SWT yang telah memberika limpahan kesehatan dan keberkahan yang luar biasa kepada penulis.
2. Dr. Irawan, selaku Rektor IAIN Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung.
vii
3. Dr. Rusdi Sulaiman, M.Ag, selaku Ketua Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam IAIN Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung.
4. Primalita Putri Distina, M.Psi,Psikolog selaku ketua Program Studi Psikologi Islam IAIN Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung, beserta para staf.
5. Yandi Hafizallah, MA, selaku Penasehat Akademik yang telah memberikan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Dr. Iqrom Faldiansyah, MA, selaku Pembimbing I yang berkenan mengoreksi skripsi ini, membantu memberi nasehat dan arahan dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Chitra Fraghini, M.Psi,Psikolog, selaku Pembimbing II yang memberi bimbingan, arahan, nasehat dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Basri, M.A, selaku Penguji I yang berkenan juga mengoreksi skripsi ini, membantu memberi saran dan arahan dalam penyelesaian skripsi ini.
9. Wahyu kurniawan, M.Psi, selaku Penguji II yang memberi bimbingan dan arahan dalam menyelesaikan skripsi ini.
10. Seluruh dosen IAIN Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung.
11. Seluruh civitas akademik IAIN Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung.
12. Kedua orang tua (ayah dan ibu) beserta keluarga besar yang selalu mendukung dan mendo`akan saya.
viii
13. Kepada adik saya Viona Meylinda yang selalu mendukung 14. Kepada Bharada Yusuf yang selalu setia mendengar keluh kesah 15. Serta tante saya Nonie delima yang selalu memberikan masukan dan
saran
16. Kepada teman–teman IAIN Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung, terimakasih atas dukungan, canda dan tawa kalian yang akan menjadi pengalaman terindah untuk penulis.
Penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari segi pembahasan maupun penulisannya. Dalam hal ini penulis berharap atas saran dan kritikan dari pembaca. Dengan demikian ahkir kata penulis mengucapkan rasa terimakasih.
Wassalamu`Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Bangka, 06 Januari 2023 Penulis,
Ika Agusti Rahayu
NIM. 1924014
ix DAFTAR ISI
HALAMAN PERNYATAAN ... i
MOTTO ... iii
PERSEMBAHAN ... iv
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
C. Rumusan Masalah ... 8
D. Tujuan Penelitian ... 8
E. Manfaat Penelitian ... 8
F. Telaah Pustaka ... 10
G. Sistematika penulisan ... 12
BAB II LANDASAN TEORI ... 34
A. Manajemen Diri ... 34
1. Pengertian Manajemen Diri ... 34
2. Ciri-ciri Manajemen Diri yang Tinggi ... 36
3. Tujuan Manajemen Diri ... 39
4. Faktor-Faktor Manajemen Diri ... 40
5. Aspek–aspek Manajemen Diri ... 43
B. Mahasiswa ... 45
1. Pengertian Mahasiswa ... 45
2. Peran Mahasiswa ... 46
3. Tipe-Tipe Mahasiswa ... 47
C. Kerja ... 48
D. Perkuliahan ... 49
1. Penyesuaian Akademik ... 50
2. Penilaian ... 50
E. Dinamika Manajemen Diri Terhadap Mahasiswa yang bekerja sambil kuliah ... 51
BAB III METODE PENELITIAN ... 56
x
A. Jenis Penelitian ... 56
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 57
C. Sumber dan Jenis Data ... 58
E. Teknik Pengumpulan Data ... 59
BAB IV ... 64
UPAYA MANAJEMEN DIRI MAHASISWA YANG BEKERJA SAMBIL KULIAH (STUDI PADA MAHASISWA AKTIF DI KABUPATEN BANGKA)... 64
A. Upaya Manajemen Diri Mahasiswa Bekerja Terhadap Aktifitas Perkuliahan ... 64
B. Mekanisme Upaya Mahasiswa yang bekerja sambil kuliah Dalam Mengatur Aktivitas... 104
BAB V ... 116
PENUTUP ... 116
A. Kesimpulan ... 116
B. Saran ... 117
DAFTAR PUSTAKA ... 119
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I. Lembar Kisi-Kisi Wawancara Lampiran II. Kesediaan Menjadi Narasumber Lampiran III. Lembar Wawancara
Lampiran IV. Lembar Observasi
Lampiran V. Dokumentasi Foto Penelitian Lampiran VI. Kartu Bimbingan
Lampiran VII. Surat Izin Penelitian Skripsi IAIN SAS BABEL
xii
SELF-MANAGEMENT EFFORTS OF STUDENTS WORKING WHILE IN COLLEGE
(STUDY ON ACTIVE STUDENTS IN BANGKA DISTRICT) Ika Agustin Rahayu
Islamic Psychology
Syaikh Abdurrahman Siddik State Islamic Institute of Bangka Belitung E-mail: [email protected]
ABSTRACT
This study examines two issues, namely how student self-management works towards lecture activities and what is the mechanism of effort for students who study while working in managing activities.
This research is qualitative in nature. Data and information obtained through a descriptive approach. The subjects of this study were active students in Bangka Regency. Data collection is carried out continuously through observation, structured interviews and documentation. Data were analyzed using data reduction, data display and data verification. Furthermore, the presentation of data uses narrative techniques, namely using data as an explanatory theory.
The results obtained from this study are: 1) First, student self-management efforts work on lecture activities by forming self-management, namely the formation of this self-management, such as self-motivation which concerns feelings and fosters interest and desire hard, then easy to concentrate, not easily influenced by other people, desire to progress, and can do activities for a long time. Furthermore, self-organization is an attempt to organize and manage all matters relating to thoughts, time, places, objects and other resources that support the formation of self-management. If everything is arranged as well as possible, individual life will be achieved. become more efficient. Meanwhile, self- control and self-development are related to behavior, as well as forms of self- management which basically shape individuals towards a better direction according to which behavior will be changed, increased or reduced so that they are able to help individuals to achieve their goals. 2) Second, there are various mechanisms by which students study while working in managing their activities.
In this case, the way they manage their daily activities, namely by arranging lecture and work schedules, maintaining a healthy body, managing free time, and managing finances and so on.
Keywords: Self Management, Students Who Work While Studying
xiii
UPAYA MANAJEMEN DIRI MAHASISWA YANG BEKERJA SAMBIL KULIAH
(STUDI PADA MAHASISWA AKTIF DI KABUPATEN BANGKA)
Ika Agustin Rahayu Psikologi Islam
Institut Agama Islam Negeri Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung Email: [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini mengkaji dua persoalan, yaitu bagaimana manajemen diri mahasiswa bekerja terhadap aktifitas perkuliahan dan bagaimana mekanisme upaya mahasiswa yang bekerja sambil kuliah dalam mengatur aktivitas.
Penelitian ini bersifat kualitatif. Data serta informasi didapatkan melalui pendekatan deskriptif. Subjek penelitian ini, yaitu mahasiswa aktif yang ada di Kabupaten Bangka. Pengumpulan data dilakukan secara terus-menerus melalui observasi, wawancara terstruktur dan dokumentasi. Data dianalisa dengan menggunakan reduksi data, display data dan verifikasi data. Selanjutnya, penyajian data menggunakan teknik narasi yaitu menggunakan data sebagai penjelas teori.
Adapun hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah: 1) Pertama, upaya manajemen diri mahasiswa bekerja terhadap aktifitas perkuliahan dengan cara pembentukan manajemen diri, yaitu pembentukan dari manajemen diri ini, seperti motivasi diri (self-motivation) yang menyangkut perasaan serta menumbuhkan minat dan keinginan keras, kemudian mudah dalam berkonsentrasi, tidak mudah terpengaruh oleh orang lain, hasrat ingin maju, dan dapat melakukan kegiatan dalam waktu yang lama. Selanjutnya penyusunan diri (self-organization) merupakan suatu usaha dalam mengatur dan mengurus segala hal yang menyangkut pikiran, waktu, tempat, benda, dan sumber daya lainnya yang menunjang pembentukan self management, apabila segala sesuatunya telah diatur sebaik mungkin, maka akan tercapai kehidupan individu menjadi lebih efisien. Sementara itu pengendalian diri (self-control) dan pengembangan diri (self-development) berhubungan dengan perilaku, juga menjadi bentuk-bentuk dalam manajemen diri yang pada dasarnya membentuk individu kearah lebih baik sesuai dengan perilaku mana yang akan diubah, ditingkatkan atau dikurangi sehingga mampu membantu individu untuk mencapai tujuannya. 2) Kedua, berbagai macam mekanisme upaya mahasiswa yang bekerja sambil kuliah dalam mengatur aktivitasnya. Dalam hal ini cara mereka mengatur aktivita sehari-hari mereka, yaitu dengan mengatur jadwal kuliah dan kerja, menjaga kesehatan tubuh, mengatur waktu luang, serta mengelola keuangan dan lain-lain.
Kata Kunci: Manajemen Diri, Mahasiswa Yang Bekerja Sambil Kuliah
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini mahasiswa bukan lagi seorang pelajar biasa yang hanya belajar. Mahasiswa sudah dinilai sebagai manusia yang mulai memasuki dunia orang dewasa,dimana tanggungjawab, kemandirian, kreativitas sudah dinilai mampu untuk dipikul sehingga banyak mahasiswa yang mulai sadar memanfaaatkan waktu luang untuk bekerja.Mahasiswa memutuskan untuk bekerja karena terkadang memiliki tuntutan untuk memenuhi kebutuhan yang lebih besar daripada pemasukan yang diperoleh. Beberapa kasus yang terjadi adalah seperti mahasiswa yang secara ekonomi kurang mampu, mahasiswa perantau yang tidak mendapat uang saku dari orangtuanya,dan ada juga mahasiswa yang sudah tidak memiliki orangtua dan keluarga. Hal tersebut memicu terbentuknya fenomena berkuliah sambil bekerja (Purwanto, 2020)
Menurut Iskandar sebagaimana dikutip dari Malyana, mahasiswa merupakan ujung tombak dari peradaban, sehingga dapat bersikap dan harus bertindak lebih cerdas untuk mempersiapakan masa depan diri dan bangsanya. Menurut Umar, bentuk pekerjaan yang banyak dilakukan mahasiswa yakni bekerja paruh waktu (part time). Hal ini dilakukan agar bisa membagi antara waktu perkuliahan dan waktu bekerja. Meskipun begitu, seringkali mahasiswa kesulitan dalam memanajemen diri. Mereka kesulitan
2
dalam mengatur hal yang menjadi prioritas dengan hal sampingan (Iskandar, 2017)
Belajar merupakan sebuah proses wajib diutamakan agar seseorang dapat mencapaikan hasil yang diinginkan (prestasi dalam belajar) dan tidak menjadi sebuah pembandingan. Setiap tugas yang diberikan oleh dosen sudah menjadi tuntutan bagi setiap mahasiswa di suatu kampus, termasuk mahasiswa yang bekerja dan mahasiswa yang tidak bekerja. Berkuliah sambil bekerja sering memunculkan sebuah fenomena, yakni malas dalam membuat tugas, sering datang terlambat dan sering menunda–nuda tugas yang diberikan dosen (Soejanto, 2012)
Berdasarkan survei Badan Pusat Stastistik Nasional, pada tahun 2020 terdapat 6,98 persen pelajar Indonesia yang bekerja dari rentan usia 10 sampai 24 tahun, baik dari perdesaan maupun perkotaan. Hal tersebut melatarbelakangi bahwasannya ekonomi menjadi faktor seseorang menempuh sekolah sambil kerja. Berbagai bentuk pekerjaan dilakukan, baik pekerjaan yang bersifat formal maupun informal. Akan tetapi, terdapat berbagai efek yang dirasakan oleh mahasiswa yang berkuliah sambil bekerja. Efek yang sering dirasakan mahasiswa itu dapat berupa kelelahan, nilai IPK tidak stabil dan timbul berbagai masalah akademik seperti kelalaian dalam mengerjakan tugas kuliah. Akan tetapi hal ini tidak terlepas dari yang namanya faktor ekonomi, sebagaimana menginginkan untuk meringankan beban orang tua (Jati, 2014)
3
Masalah yang dihadapi mahasiswa yang melakukan kuliah sambil bekerja juga bermacam-macam, diantaranya: mengenai manajemen diri yaitu, bagaimana seorang mahasiswa tersebut bisa memposisikan diri secara tepat, sebagai mahasiswa yang tugasnya belajar dan sebagai pekerja/ karyawan yang mempunyai tugas untuk bekerja secara profesional. Bukan hanya itu saja, untuk mencapai tujuan pendidikan, yaitu lulus dari perguruan tinggi dan menjadi sarjana bermutu atau sesuai dengan ketentuan Peraturan Pemerintah 1990/30 tentang Pendidikan Tinggi menjadi “anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan serta menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi ataupun kesenian”, setiap mahasiswa Indonesia harus mengatur dan mengelola dirinya secara sebaik-baiknya. Segenap langkah dan tindakan mengatur dan mengelola diri itu termasuk pengertian manajemen diri. Betapa pentingnya manajemen diri ini, tidak perlu dicarikan alasan-alasan pembenaran yang panjang-lebar. Karena dengan manajemen diri, mahasiswa bisa mendorong diri sendiri untuk maju, mengatur semua unsur potensi pribadi, mengendalikan kemauan untuk mencapai hal-hal yang baik, dan mengembangkan berbagai segi dari kehidupan pribadi agar lebih sempurna (Gie, 1995)
Ningsi menyatakan bahwasannya terdapat kendala disaat berkuliah sambil bekerja, yakni tidak mudah dalam membagi waktu antara kuliah, istirahat dan hal-hal lainnya. Kurangnya bentuk manajemen diri yang baik dalam mengatur segala aktivitas. Menurut Ahmadi sebagaiamana dikutip oleh
4
Mulyana Dirmantoro bahwasannya mahasiswa yang berkuliah sambil bekerja harus mampu membagi waktu dan konsentrasi, harus bisa mengontrol diri serta bertanggung jawab terhadap perkuliahan dan pekerjaan. Mahasiswa harus bisa memanfaatkan waktu dan energi untuk melakukan kedua aktivitas yang berbeda. Kondisi tersebut akan membuat mahasiswa kesulitan memanajemen diri antara kuliah dan bekerja, sehingga fokus terpecah dan berakibat terhadap Indeks Prestasi Mahasiswa tersebut (Maulana, 2014)
Manajemen diri ini pernah diteliti oleh Khoirutun Nisa manajemen diri yang dilakukan oleh mahasiswa yang bekerja dan kuliah yaitu dengan menyusun jadwal kegiatan sehingga dapat melaksanakan kegiatannya dengan baik. Dengan begitu maka mahasiswa dapat melakukan semua kegiatannya sesuai skala prioritas tanpa mengorbankan salah satu kegiatannya.Bentuk manajemen diri lainnya yaitu dengan mensugesti diri sendiri. Ketika seorang mahasiswa merasa sudah lelah menjalani segala rutinitasnya maka akan mampu memotivasi dirinya sendiri agar tidak mudah menyerah (Nisa, 2016)
Berdasarkan hasil wawancara awal kepada salah satu mahasiswa aktif di Kabupaten Bangka yang bekerja di TPA (Tempat Pendidikan Qur’an) pada tanggal 21 Desember 2022, ia mempunyai kendala dalam mengelola atau mengatur waktu atau aktivitas mereka antara kuliah dan bekerja karena jadwal kegiatan yang diadakan mendadak sehingga mahasiswa tersebut belum ada rencana dan tidak sempat mengatur waktunya. Selain itu, mahasiswa tersebut juga memiliki kendala dalam mengatur waktu seperti pengumpulan tugas yang terlambat atau tidak membuat tugas dan kurangnya
5
waktu belajar sehingga mahasiswa kesulitan dalam memahami materi pembelajaran yang diberikan oleh dosen. Aktifitas belajar bagi mahasiswa yang bekerja sedikit banyak akan berkurang karena sebagian waktunya digunakan untuk bekerja, dan sebagian lagi untuk kuliah. Kelelahan fisik dan psikis akan mempengaruhi waktu dan intensitas belajar mereka. Disisi lain, tuntutan untuk berprestasi harus tetap menjadi perhatian dan tugas utama bagi sebagian mahasiswa (Wawancara, 2022)
Selanjutnya, hasil wawancara awal kepada salah satu mahasiswa aktif yang ada di Kabupaten Bangka yang bekerja sebagai penjaga konter, ia mengungkapkan bahwa salah satu permasalahan dirinya yang berkuliah sambil bekerja, yaitu pengelolaan waktu dan juga pengelolaan emosional pada dirinya. Mahasiswa yang berkuliah sambil bekerja mempunyai jadwal yang padat sehingga waktu untuk beristirahat pun terbatas. Untuk itu mahasiswa menjadi lebih tegang dan tidak rileks sehingga mahasiswa kesulitan mengelola stres dan pikirannya untuk bersikap positif. Oleh karena itu, mengatur emosional itu sangat dibutuhkan oleh mereka, karena bukan hanya fisik yang membuat mereka lelah tapi juga mental yang perlu diperhatikan (Wawancara, 2022)
Waktu belajar yang sempit, kondisi lelah ataupun stress sepulang bekerja membuat mahasiswa terkadang terlambat dalam mengerjakan dan mengumpulkan tugas atau bahkan malas untuk mengikuti perkuliahan.
Masalah lain mungkin muncul dari tempat kerja, Konflik sesama pegawai atau atasan, rutinitas yang monoton, tuntutan pekerjaan yang bertambah, serta
6
pekerjaan yang mungkin menumpuk. Dampaknya tentu akan mempengaruhi kehidupan atau diperkuliahan mahasiswa tersebut. Dwivedi mengatakan masalah-masalah tersebut adalah yang dapat menyebabkan stress, kelelahan fisik dan emosi pada individu. Segala permasalahan yang dihadapi oleh mahasiswa yang berkuliah sambil bekerja tidak jarang membuat mereka tertekan, bahkan lebih parahnya terpuruk dalam keadaan yang tidak menyenangkan. Kondisi ini tentunya juga akan menganggu kehidupan individu baik di perkuliahan, pekerjaan dan aktivitas lainnya. Bukan perkara yang mudah dalam membagi waktu antara kerja dan kuliah. Mengingat banyak sekali aktivitas yang hampir mustahil jika dilakukan bersamaan.
Ditambah lagi dengan adanya aturan baru dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) No. 44 Tahun 2015. Peraturan ini mengatur pembatasan waktu bagi mahasiswa sarjana maupun pascasarjana. Artinya tidak boleh lagi ada alasan berlama-lama menjadi mahasiswa, ancaman drop out pun menghadang. Tak heran jika beberapa mahasiswa menyerah untuk melakukan keduanya dan hanya memilih salah satu (Diaz, 2007)
Adapun jenis-jenis pekerjaan yang dilakukan oleh mahasiswa aktif di Kabupaten Bangka dari sektor formal, yaitu Guru Les, Guru Tempat Pendidikan Qur’an (TPA). Sedangkan, dalam sektor informal, seperti penjaga makanan dingin (frozen food), penjaga konter, penjaga kantin SD, serta penjaga butik. Menurut pengamatan yang dilakukan peneliti, salah satu mahasiswa aktif di Kabupaten Bangka memiliki kesulitan dalam membagi waktu antara pekerjaan dan kuliah dikarenakan jam kerja yang yang dipilih
7
mahasiswa tersebut. Jenis pekerjaan tersebut seperti penjaga konter, yang termasuk pekerjaan dalam sektor informal. Aktivitas pekerjaan mahasiswa tersebut yakni mulai dari pukul 08.00 sampai 22.00 setiap harinya dan waktu libur hanya 2 kali dalam sebulan. Dalam mengatur aktivitas kuliahnya, mahasiswa tersebut harus bisa berkomunikasi dengan atasannya agar diberikan izin untuk melaksanakan perkuliahannya. Hal ini dikarenakan jam kerja mahasiswa berupa full time (penuh waktu) sehingga membuat mahasiswa kesulitan dalam membagi waktu bekerja maupun kuliah (Observasi, 2022)
Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan beberapa mahasiswa aktif di Kabupaten Bangka yang bekerja sambil kuliah masih kesulitan dalam memanajemen waktu. Peneliti melaporkan bahwa sebagian mahasiswa ada yang bisa dan ada yang tidak bisa memanajemen diri nya dikarenakan faktor bekerja sambil kuliah. Maka peneliti tertarik meneliti “Upaya Manajemen Diri Mahasiswa yang Bekerja Sambil Kuliah (Studi Pada Mahasiswa Aktif Di Kabupaten Bangka) ”.
B. Hipotesa Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diambil hipotesa bahwa upaya manajemen diri mahasiswa yang bekerja sambil kuliah (studi pada mahasiswa aktif di Kabupaten Bangka) dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Peneliti melakukan pengamatan terhadap beberapa mahasiswa aktif yang bekerja sambil kuliah di Kabupaten Bangka.
8
2. Peneliti mengajukan pertanyaan kepada subjek penelitian, yaitu mahasiswa aktif yang bekerja sambil kuliah di Kabupaten Bangka.
3. Selanjutnya, peneliti menemukan dan menyimpulkan bahwa ada kendala dalam manajemen diri mahasiswa yang bekerja sambil kuliah di Kabupaten Bangka yang berupa mahasiswa merasa kesulitan dalam memanajemen diri mereka sehingga perlu adanya upaya manajemen diri mahasiswa aktif yang bekerja sambil kuliah di Kabupaten Bangka .
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka peneliti dapat merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana upaya manajemen diri mahasiswa bekerja terhadap aktifitas perkuliahan?
2. Bagaimana mekanisme upaya mahasiswa yang berkuliah sambil bekerja dalam mengatur aktivitas?
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah.
1. Untuk mengetahui upaya manajemen diri mahasiswa bekerja terhadap aktifitas perkuliahan.
2. Untuk mengetahui mekanisme upaya mahasiswa yang berkuliah sambil bekerja dalam mengatur aktivitas.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat yang peneliti harapkan dalam penelitian ini terdiri dari dua perspektif, yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktisi. Adapun penjelasan dari manfaat tersebut sebagai berikut:
9 1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sebuah panduan terkait manajemen diri terhadap mahasiswa yang berkuliah sambil bekerja.
2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti
1) Untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan tentang upaya manajemen diri pada mahasiswa yang bekerja sambil kuliah.
2) Sebagai sebuah modal dasar bagi penelitian psikologi pada tataran lebih lanjut.
b. Bagi Mahasiswa
Dapat menjadi sebuah pacuan pengetahuan dan masukan tentang upaya manajemen diri bagi mahasiswa, khususnya mahasiswa yang bekerja.
c. Bagi lembaga Institut Agama Islam Negeri Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung.
1) Sebagai sebuah baramoter interdispline keilmuan dan kualitas mahasiwa dalam bidang pendidikan dan penelitian.
2) Untuk menambah perbendaharaan kepustakaan Insitut Agama Islam Negeri Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung, khususnya kepada Fakultas Dakwah Dan Komunikasi Islam.
10 F. Telaah Pustaka
1. Mutiar Imani Buniamin dalam skripsi berjudul “Manajemen diri pada mahasiswa yang bekerja (studi kasus pada mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Islam, Insitut Agama Islam Negeri Palopo) pada tahun 2021”.
Pada penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Hasil pembahasan dalam penelitian ini lebih berfokus kepada bagaimana seorang mahasiswa membagi waktu dan prestasi akademik. Skripsi ini mendeskripsikan bagaimana pengelolaan waktu, konsep keseimbangan dan membagi antara perkuliahan dengan dunia pekerjaan, serta lebih fokus kepada prestasi akademiknya dibanding dengan manajemen dirinya.
Sedangkan, pada penelitian peneliti lebih berfokus pada upaya manajemen diri bagi mahasiswa yang bekerja sambil kuliah dan juga faktor-faktor yang menyebabkan mahasiswa sulit memanajemen dirinya.
2. Shofiyatul Mutmainah dalam skripsi berjudul “Self management dalam menghadapi stres dimasa pandemi pada mahasiswa yang bekerja (studi kasus mahasiswa semester 7 jurusan BPI IAIN Ponorogo) tahun 2022” . Skripsi ini menggunakan metode kualitatif dengan pedekatan studi kasus.
Penelitian skripsi ini lebih memfokuskan pada tingkat stres mahasiswa di masa pandemi disaat bekerja dan lebih luas membahas stres yang dirasakan oleh mahasiswa tersebut. Sedangkan, penelitian peneliti lebih memfokuskan cara mahasiswa mengatur waktu mereka dan membagi waktu mereka antara pekerjaan dan aktivitas perkuliahan mereka.
11
3. Rini Nurhaju dalam jurnal berjudul “Gambaran manajemen diri mahasiswa saat pandemi di tinjau dari jenis kelamin tahun 2020”.
Pada jurnal ini menggunakan metode kuantitatif. Penelitian lebih membahas bagaimana sistem pembahasan, perencanaan, dan perkembangan mahasiswa dalam mengelola manajemen dirinya. Jurnal ini menggunakan sebuah skala manajemen diri menggunakan skala likert.
Sedangkan, penelitian yang dilakukan oleh peneliti menggunakan penelitian kualitatif dan membahas tentang upaya mahasiswa dalam pemenuhan aspek manajemen diri, seperti motivasi diri, pengorganisasian diri, pengendalian diri, dan pengembangan diri.
4. Fanda Eka Safitri dalam skripsi berjudul “Hubungan antara manajemen diri dengan kesejahteraan psikologi pada mahasiswa yang berkuliah sambil bekerja di Fakultas Psikologi Dan Kesehatan UIN Walisongo tahun 2020”.
Pada penelitian ini mengambil sampel seluruh mahasiswa Fakultas Psikologi dan Kesehatan UIN Walisongo. Penelitian ini lebih membahas secara signifikan korelasi antara manajemen diri dan kesejahteraan dan melihat dari sudut padang keislaman. Sedangkan, penelitian yang dilakukan oleh peneliti lebih berfokus pada kendala yang dialami mahasiswa yang bekerja sambil kuliah dalam memanajemen diri mereka khususnya pada mahasiswa aktif di Kabupaten Bangka yang bekerja secara part time (paruh waktu).
12
Dari empat penelitian terdahulu menunjukkan bahwa terdapat persamaan dan perbedaan pada penelitian yang dilakukan peneliti.
Keempat penelitian ini memiliki persamaan, yaitu sama-sama meneliti tentang manajemen diri mahasiswa yang bekerja sambil kuliah.Sedangkan, perbedaan penelitian terdahulu tersebut dengan penelitian ini, yaitu keempat penelitian di atas membahas tentang manajemen diri yang fokusnya pada prestasi akademik, tingkat stress, perkembangan mahasiswa, serta kesejahateraan mahasiswa. Penelitian ini tentunya akan berbeda karena berfokus pada upaya manajemen diri yang dilakukan oleh mahasiswa yang bekerja sambil kuliah, khususnya pada mahasiswa aktif di Kabupaten Bangka yang bekerja part time (paruh waktu). Manajemen diri pada mahasiswa yang kuliah sambil bekerja sangat menarik untuk dikaji.
Mengingat penelitian ini sangat penting dilakukan, karena setiap individu memiliki kekuatan karakternya masing-masing untuk menjalani kehidupannya, begitu pula untuk seorang mahasiswa yang kuliah sambil bekerja. Maka peneliti ingin mengetahui upaya manajemen diri mahasiswa yang bekerja sambil kuliah (studi pada mahasiswa aktif di Kabupaten Bangka).
G. Sistematika penulisan
Untuk mengetahui dan menjelaskan penelitian lebih lanjut maka penulis menyusun skripsi ini dengan sistematika sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan. Bab ini menjelaskan secara keseluruhan terkait latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, telaah
13
pustaka, metode penelitian yang membahas terkait lokasi penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik pengelolan data, teknik analisi data, pengecekan keabsahan temuan, dan sistematika pembahasan.
BAB II Landasan Teori, bab ini menjelaskan tentang kajian manajemen diri pada mahasiswa yang bekuliah sambil bekerja.
BAB III Metode Penelitian, Jenis Penelitian, Sumber dan Jenis Data, Teknik Pengeumpulan Data.
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, bab ini menjelaskan tentang hasil penelitian dan pembahasan.
BAB V Penutup. Bab ini terdiri dari kesimpulan serta saran-saran yang dapat diharapkan dapat berguna untuk penelitian kedepannya.
34 BAB II
LANDASAN TEORI
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pengertian, tujuan, ciri-ciri, faktor dan aspek dari manajemen diri, peran dan tipe-tipe mahasiswa, pengertian kerja, serta komponen perkuliahan yang nantinya difokuskan pada dinamika manajemen diri mahasiswa yang bekerja sambil kuliah di Kabupaten Bangka.
A. Manajemen Diri
1. Pengertian Manajemen Diri
Manajemen diri merupakan cara seseorang yang mampu mengurus segala yang ada dalam diri nya dan bisa mengatur segala perilaku dalam diri. Kemampuan tersebut dimulai dari segala hal yang kecil dan ringan layaknya segala aktivitas sehari-hari, melalui sebuah tujuan dan peran-peran yang dimiliki seorang individu tersebut.
Perencanaan yang dilakukan setiap orang memiliki tujuan manajemen diri yang berbeda-beda menurut Fitriani. Ada pun menurut jani mengatakan bahwa manajemen diri merupakan pengendalian diri dalam suatu ucapan dan perbuatan yang dilakukan, sehingga membuat penghindaran diri terhadap hal-hal yang tidak baik dan meningkatnya perbuatan yang baik. Berbicara tentang manajemen diri banyak sekali kaitan dengan perancangan dalam kehidupan, seorang individu harus bisa mengatur segala hal yang dimiliki dalam mengelola perilaku yang dirasakan oleh diri (Yoyer & Gustina, 2021)
35
Adapun menurut Golmen, memberi sebuah tanggapan tentang manajemen diri yaitu mengelola sebuah kondisi dan sumber daya sendiri yang dimiliki oleh individu itu sendiri, sehingga pada hal ini akan berdampak positif pada diri individu tersebut. Manajemen diri berlaku juga untuk mengatur segala hal, baik secara akademik maupun pekerjaan.
Perlu untuk tidak menuruti kata hati, seperti halnya yang menurut individu tersebut baik padahal belum tentu baik dalam manajemen diri (Jazimah, 2014)
Manajemen diri pun bisa diartikan sebagai sebuah bentuk kemandirian atau yang dikenal dengan (personal autonomy). Dalam sebuah penjelasan ialah menempatkan individu dalam tempat yang sesuai. Individu dituntut harus bisa mandiri dan bisa mengatur segala aktivitas yang dilakukan. Istilah manajemen diri ini merupakan sebuah kemampuan individu dalam mengorganisir kapasitas mental dalam mencapai tujuan. Self management ialah suatu kemampuan untuk mengelolah berbagai hal dalam diri seseorang yang meliputi pikiran, perilaku dan perasaan, selain hal tersebut juga berguna untuk menata diri dan lingkungan sekitar lebih memahami apa yang menjadi sebuah poin penting dan tidak membedakan dirinya dengan orang lain (Jurnaidi, 2021)
Self management berati mengelolah segala sesuatu unsur pada potensi diri yakni mngendalikan keinginan untuk merahi hal-hal yang
36
baik, dan meningkatkan segala sisi dari kehidupan agar seimbang (Asbari, 2020)
Jadi, pada dasarnya manajemen diri merupakan pengendalian diri terhadap pikiran, ucapan, dan perbuatan yang dilakukan, sehingga mendorong pada penghindaran diri terhadap hal-hal yang tidak baik dan peningkatan perbuatan yang baik dan benar. Manajemen diri adalah sebuah proses merubah “totalitas diri” baik itu dari segi intelektual, emosional, spiritual, dan fisik agar apa yang kita inginkan (sasaran) tercapai.
Manajemen diri yang dimaksud dalam penelitian ini terkait bagaimana pengaturan diri mahasiswa aktif yang berkuliah sambil bekerja di Kabupaten Bangka, karena mahasiswa mempunyai tanggung jawab dan tugas ganda yaitu sebagai mahasiswa yang harus memenuhi kebutuhan kuliahnya dan sebagai pekerja yang harus fokus juga terhadap pekerjaannya. Dengan manajemen atau pengaturan diri dan pengaturan waktu yang baik maka di harapkan kedua tugasnya akan berjalan dengan baik dan tidak terbengkalai salah satunya.
2. Ciri-ciri Manajemen Diri yang Tinggi
Pada manajemen diri terdapat suatu khas khusus yang tergantung pada tingkatan management diri seseorang. Para ahli telah memberikan gambaran manajemen diri yang tinggi dan rendah dalam bentuk ciri-ciri yang dimiliki oleh seseorang. Ciri-ciri manajemen diri tersebut digunakan untuk mempermudah melihat bagaimana individu tersebut
37
memiliki manajemen diri yang baik atau tidak. Adapun ciri–ciri manajemen diri yang tinggi menurut Fikriani (Laifatur, 2021) yaitu:
a. Mengetahui segala hal pada diri baik hal positif maupun negatif merupakan sebuah hal yang lebih mudah untuk mengubah hal yang ada dalam diri dan lebih memahami segala bentuk yang kurang baik pada diri dan menjadikan diri lebih positif.
b. Memiliki sebuah tujuan yang jelas dan sebuah semangat dalam melakukan sebuah perubahan tidak ada rasa setengah hati dalam melakukan hal tersebut dan bisa memberikan gambaran untuk hal yang dilakukan kedepan (planing).
c. Melakukan sebuah keinginan untuk menjadi lebih baik tanpa ada dorongan dari orang lain dan murni keinginan dari diri sendiri.
Adapun ciri- ciri manajemen diri yang tinggi menurut Macan (Ratih, 2013) sebagai berikut:
a. Mengatur dan mengorganisir waktu dengan teratur dan bisa membagi segala kegiatan yang dilakukan tanpa ada rasa beban yang dirasakan sehingga bisa menyelesaikan segala tugas dan pekerjaan yang ada.
b. Dapat mengambil sebuah keputusan yang ada, sehingga bisa mengetahui perihal sebuah tanggung jawab dan bisa mengelola satu persatu hal yang dilakukan.
c. Dapat mencapai sebuah tujuan yang sudah menjadi target berdasarkan pada kesesuian standar yang ada sehingga sudah
38
menjadi ketetapan kualitas dan kuantitas dan menerima segala resiko.
Ada pun ciri-ciri tanggapan manajemen diri oleh Gie (Jurnaidi, 2021) melalui tanggapannya yakni:
a. Pedorongan diri (self motivation) merupakan sebuah hal yang menjadi pacuan pada diri seorang sehingga menjadi sebuah penghasil kegiatan yang memiliki tujuan.
b. Perorganisasian diri (self organizing) adalah sebuah peraturan- peraturan yang menjadi sebuah perbaikan dalam segi energi, pikiran, waktu dan segala bentuk yang ada dalam diri, sehingga semua terasa lancar dan tertib.
c. Pengendalian diri (self control) merupakan sebuah pacuan atau tantangan untuk menambah semangat, melawan ketidakmauan dan mengarahkan diri untuk benar-benar melaksanakan tujuan yang diinginkan.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan dalam manajemen diri individu akan membentuk atau mengubah isyarat berupa segala hal yang ada di sekitar seseorang tersebut untuk mepengaruhi pikiran dan perilakunya. Hal ini terjadi sesuai apa yang dipunyai oleh individu tersebut. Dengan mengamati sebuah perilaku diri sendiri dan apa alasan yang melatarbelakangi perilaku diri, maka seseorang akan mendapatkan informasi yang diperlukan untuk manajemen diri secara efektifitas ciri- ciri individu yang memiliki manajemen diri yang tinggi serta rendah nya
39
yaitu dengan menentukan sasaran, memonitoring diri sendiri, mengevaluasi diri sendiri, dan proses penguatan diri. Dan harus bisa menentukan setiap langkah sesuai dengan manjemen diri agar bisa tepat sasaran yang ada pada diri sendiri.
3. Tujuan Manajemen Diri
Manajemen diri memiliki keterkaitan dengan tujuan layaknya hal yang ingin kita lakukan memiliki sebuah tujuan yang harus digapai.
Tujuan manajemen diri adalah mendorong diri sendiri agar mengatur segala hal sesuai dengan kaidah yang ada dan mengembangkan segala hal dari segi kehidupan pribadi yang lebih sempurna.
Pada penelitian sebelumnya yang dikemukakan oleh M.
Sukayaksa dkk (Santika, 2019) bahwa tujuan dari manajemen diri yakni:
a. Merupakan sebuah proses perubahan tingkah laku dengan satu atau lebih melalui sebuah pengelolaan tingkah laku internal dan eksternal individu.
b. Penerima individu dalam perubahan perilaku yang menjadi sebuah syarat yang mendasarkan sebuah penumbuhan motivasi individu.
c. Keikutsertaan individu yang menjadi sebuah agen perubahan menjadi sebuah hal yang penting untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal. Hal tersebut menjadi sebuah dorongan individu untuk menerima semua tanggung jawab menjalankan skeranio kehidupan sehari-hari.
40
Jadi, dapat disimpulkan bahwa tujuan manajemen diri, yaitu proses perubahan tingkah laku menjadi lebih baik, dapat menjadi penumbuhan motivasi individu, serta dapat mendorong individu menerima semua tanggung jawab dalam menjalankan kehidupan sehari-hari sehingga individu mendapatkan hasil yang lebih maksimal.
4. Faktor-Faktor Manajemen Diri
Dalam sebuah menajamen diri pasti memiliki beberapa faktor atau hal-hal yang membuat individu harus mempunyai manajemen diri yang tinggi. Adapun beberapa faktor manajemen diri menurut Macan, Shanari, Dipoye dan Philips (Intasari, 2021) antara lain:
a. Penetuan suatu tujuan serta pencapaian yang ingin diraih dengan perlunya mengetahui suatu hal yang menjadi sebuah tanggungan dan sebuah tujuan.
b. Mengelola waktu, dalam hal ini merupakan komponen yang menjadi sebuah faktor harus bisa membuat semua (timeline). Dalam hal ini bertujuan agar memudahkan seorang individu untuk tahu apa saja hal-hal yang harus menjadi sebuah pecapaian.
c. Kecenderungan untuk terorganisir, yang dimaksud kecenderungan untuk individu mengetahui sebuah hal yang harus dicapai dan diselesaikan serta bagaimana mengatur lingkungan yang ada disekitar.
Lingkungan sosial merupakan suatu hal yang akan membentuk suatu sikap terhadap diri sendiri (self atitude). Seorang individu pasti
41
akan bersikap sesuai dengan pola lingkungan yang ada. Oleh karena itu jika berada dalam pola lingkungan yang kurang baik akan menjadi sebuah hambatan dalam mengembangkan hal-hal yang diinginkan (Intasari, 2021)
Faktor-faktor tersebut merupakan sebuah hal yang menjadi pengaruh pada lingkungan sekitar. Adapun beberapa faktor yang dikemukan oleh Pedler dan Bodyell (Muthmainnah, 2022) yaitu:
a. Kesehatan (Health)
Kesehatan pun menjadi sebuah faktor dalam manajemen diri, yakni harus ada keseimbangan antara fisik dan psikis. Kesehatan ini menjadi sebuah kebutuhan untuk menunjang aktivitas yang dilakukan.
b. Keterampilan (skill)
Keterampilan bisa menjadi sebuah penunjang dalam manajemen diri individu. Keterampilan merupakan keahlian yang dibentuk secara tertentu melalui kemampuan yang dimiliki oleh diri, berupa kemampuan murni genetik atau sebuah kemampuan yang melalui proses belajar. Sehingga hal ini bisa membuat sebuah tujuan terwujud dalam kehidupan. Jika seseorang memiliki sebuah keterampilan, hal ini bisa mencerminkan bagaimana kualitas hidup yang dimiliki dalam mengembangkan setiap potensi yang dimiliki sehingga meningkatkan kualitas yang ada pada dirinya.
42 c. Aktivitas (action)
Suatu hal yang dilakukan individu, seberapa lama individu tersebut melakukan aktivitasnya dan sebagai gagasan baru dari hal- hal yang dimiliki dalam mengambil sebuah pemecahan masalah sehingga dapat membentuk hal yang berlandaskan pada inisiatif.
Individu yang mampu mengembangkan segala aktivitasnya ketika memiliki imajinasi moral yang tinggi dan memiliki sebuah konseptual yang luas serta cara pandang yang tinggi. Hal ini dapat memberikan manfaat bagi diri sendiri maupun orang lain.
d. Identitas diri
Identitas pun menjadi faktor yang mendasari. Ketika seseorang tidak memiliki identitas diri maka tidak akan tahu manajemen diri. Identitas diri ini membantu individu dalam mencakup segala hal, seperti mengendalikan prinsip dalam hidupnya secara lebih konsisten untuk medapatkan sumber yang ada sebagai sebuah pemahaman dirinya dan menjadi sebuah penilaian terhadap keadaan dirinya yang dapat mempengaruhi individu dalam melakukan sebuah perbuatan.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan faktor-faktor yang mempengaruhi manajemen diri meliputi faktor kesehatan, keterampilan, aktivitas, dan identitas diri. Faktor tersebut satu sama lainnya saling berkaitan sehingga munculnya salah satu faktor dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang lain.
43 5. Aspek–aspek Manajemen Diri
Aspek merupakan sebuah induk penting dalam sebuah menejemen diri ada pun menurut Gie (Gie, 1995) terdapat 4 aspek manajemen diri yakni:
a. Pendorong diri (self motivation), merupakan hal yang menjadi suatu dorongan berdasarkan atas kemauan diri sendiri, sehingga akan membentuk sebuah kemauan yang dapat menjalanin suatu kegiatan yang diinginkan dalam diri sendiri. Maka dalam hal itu akan muncul niat dan keinginan untuk mendapatkan sebuah kemauan besar, sehingga dapat memunculkan hal besar pada individu.
b. Penyusunan diri (self organization). Merupakan sebuah bagian yang melibatkan pengaturan terhadap segala hal yang berkaitan dengan diri sendiri sehingga dapat menghasilkan kehidupan yang efektif.
Jika dipermudah dengan perorganisasian dengan bentuk pembagian atau pembentukan sebuah ruangan lingkup diri yang lebih terancang dengan pengelompokan seperti fisik, psikis, pikiran, tenaga, waktu, tempat dan semua hal yang berhubungan dengan aktivitas diri. Jika pada bagian ini individu sanggup untuk mengatur segala bentuknya akan membentuk sebuah manajemen diri yang baik.
c. Pengendalian diri (self control) merupakan serangkaian yang ada dalam diri individu untuk mengendalikan secara penuh sehingga dapat membentuk keinginan tanpa menyakiti orang lain.
Pengendalian diri ini merupakan bentuk tata tertib yang bertugas
44
untuk mengatur diri dalam mendisplinkan kehendak yang ada didalam diri, membuat semangat, melawan rasa tidak percaya diri dan dan menyalurkan tenaga untuk bersungguh-sungguh.
d. Pengembangan diri (self development) merupakan aktivitas yang berperan untuk membentuk suatu kesadaran diri dan mengembangkan suatu potensi yang ada didalam diri.
Pengembangan diri ini menjadi hal yang memberikan kekuatan daya yang ada didalam diri.
Ada pun aspek manajemen diri menurut prijoksaksono yang memiliki dua aspek yakni.
Aspek lingkungan merupakan sebuah aspek dapat mempengaruhi manajemen diri seperti halnya merespon lingkungan sosial, yang dapat membentuk sebuah sikap terhadap diri (self attitude). Oleh karna itu lah seorang individu mendapatkan sebuah sikap yang sesuai dengan lingkungan sosial, oleh karna itu jika seorang individu bisa menerima dirinya dengan lingkungannya akan membentuk sebuah sikap yang sesuai dengan diri dan lingkunganya apabila sebaliknya seorang individu tidak bisa menerima sikap terhadap dirinya dan lingkungan nya akan membentuk sebuah sikap yang tidak sesuai (Ardin, 2017)
Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa aspek manajemen diri mahasiswa yang bekerja sambil kuliah bukan hanya dengan pembentukan dorongan diri (self motivation), penyusunan diri (self organization), pengendalian diri (self control), pengembangan diri (self
45
development), dan juga aspek lingkungan tapi hal nya sebuah aspek manajemen diri harus bisa membentuk segala aspek yang ada agar bisa mengatur segala hal yang berkaitan dengan memanajem diri tersebut.
B. Mahasiswa
1. Pengertian Mahasiswa
Mahasiswa secara Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Arti dari mahasiswa yakni individu yang sedang menuntut ilmu di perguruan tinggi. Mahasiswa biasa berada ditahapan remaja akhir yakni disekitaran umur 18-21 tahun. Mahasiswa dinilai di lingkungan masayarakat sebagai individu yang memiliki intelektual yang tinggi, berpikir kritis dan selalu bertindak dengan cepat jika terdapat permasalahan yang tidak pas diranah masayarakat (Adit, 2022)
Adapun menurut Harlock, mahasiswa merupakan individu yang berada pada tahap perkembangan menuju dewasa dan sudah lebih matang dari segi pemikiran dan tindakan yang ingin ia lakukan (Untari, 2021)
Adapun menurut Surwarno arti dari mahasiswa ialah setiap orang yang sudah legal tercatat atau terdaftar untuk melaksanakan pelajaran di peguruan tinggi pada batas usia 18-30 tahun (Ebtanastiti, 2014)
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa mahasiswa ialah seorang peserta didik berusia 18 sampai 30 tahun yang terdaftar dan menjalani pendidikannya di perguruan tinggi baik dari akademik, politeknik, sekolah tinggi, institut dan universitas. Sedangkan dalam
46
penelitian ini, subyek yang digunakan ialah mahasiswa yang umurnya berkisar 18 sampai 23 tahun.
2. Peran Mahasiswa
Mahasiswa memiliki sebuah peran yang harus ia jalani sebagai tanggung jawab yang mesti di tanggung peran tersebut (Arifin, 2014) sebagai berikut:
a. Mahasiswa sebagai agent of change, yakni harus menjadi agen perubahan dimasa yang akan datang. Mahasiswa harus membuat sebuah perubahan positif yang berdampak baik untuk negara agar bisa mengembangkan segala aspek kemampuan yang didapatkan dibangku perkuliahan.
b. Mahasiswa sebagai social of control, yakni harus bisa memberikan pengaruh yang baik di lingkungan sekitar sebagai pusat pengontrol lingkungan sosial.
c. Mahasiswa sebagai moral farce, yakni sebagai pembentukan moral dalam suatu lingkungan masyaraka. Mahasiswa harus bisa menjadi wadah sebagai pembentuk moral yang ada dimasyarakat dan harus bisa mencontohkan hal yang baik.
d. Mahasiswa sebagai iron stock, yakni sebagai penganti pemimpin dimasa yang akan datang dan sebagai penganti tongkat estafet perjuangan untuk kedepannya.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ternyata peran dan fungsi mahasiswa tidak hanya untuk belajar saja. Sebagai kaum intelek yang dilatih untuk memiliki wawasan luas, mahasiswa
47
ternyata dituntut untuk melakukan hal yang lebih dari kegiatan akademik saja. Peran mahasiswa tersebut, yakni mahasiswa sebagai agent of change, mahasiswa sebagai social of control, mahasiswa sebagai moral farce, mahasiswa sebagai iron stock. Masing-masing peran tersebut memiliki fungsi dan tanggung jawab yang harus dimiliki oleh mahasiswa.
3. Tipe-Tipe Mahasiswa
Mahasiswa memiliki sebuah karakter atau tipe yang melatarbelakangi pembentukan manajemen diri. Adapun tipe-tipe mahasiswa menurut Muslim (Lubis, 2020) yakni:
a. Tipe akademik, yakni mahasiswa berfokus pada sebuah kegiatan akademik saja dan tidak memikirkan kegiatan seperti organisasi dan kegiatan yang ada dilingkungan masyarakat.
b. Tipe organisatoris, yakni lebih fokus kepada kegiatan yang ada di luar kampus seperti kegiatan yang bersifat organisasi serta lebih mempedulikan permasalahan sosial yang ada diluar kampus.
c. Tipe hedonis, yakni mahasiswa yang lebih memperhatikan mode dan tren serta tidak mementingkan kegiatan mahasiswa dan akademiknya.
d. Tipe aktivis, yakni mahasiswa menfokuskan pada kegiatan akademik kemudian menerapkannya dan memperjuangkannya di masyarakat.
Berdasarkan uraian di atas dari berbagai tipe mahasiswa tersebut dapat gabungkan bahwa mahasiswa dalam pembentukan sebuah manajemen diri terutama mahasiswa yang bekuiah sambil bekerja, bukan hanya
48
memandang satu tipe saja tapi dari berbagai macam tipe yang membentuk mahasiswa tersebut dengan manajemn diri yang lebih baik.
C. Kerja
Kerja jika diartikan berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan suatu aktivitas yang dilakukan untuk mencari nafkah atau sebagai bentuk pencarian untuk kebutuhan sandang, pangan dan papan. Kerja merupakan usaha untuk mendapatkan uang dan kesejahteraan. Dapat diartikan bahwa tidak hanya sekedar untuk memperoleh uang saja, akan tetapi untuk pengakuan sebuah kehormatan dan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki serta mencari produktifitas (Anshor, 2013)
Definisi yang sangat penting dalam pekerjaan ialah bagaimana seseorang melewati hal ternyaman dalam dirinya dan melakukan keberanian dalam menentukan suatu pilihan. Keikhlasan dan kemampuan dalam bekerja dapat memperoleh suatu hasil, komitmen dan bertanggung jawab terhadap pekerjaan dan kehidupannya.
Pekerjaan pun dibagi dalam dua bentuk sektor yakni dalam sektor formal dan informal. Terdapat suatu gambaran perbedaan yang terjadi dalam bentuk pekerjaan. Gambaran dari pekerja formal yakni usaha yang berbentuk menengah hingga besar dan berbeda dari bentuk hukum dan perjanjian tertulis bagi seluruh pekerjaan. Pada hal ini, pekerja formal sudah memiliki suatu aturan dalam segi jam kerja dan telah menjadi suatu penetapan dari awal. Riwayat pendidikan menjadi dasaran perhitungan yang memerlukan kemampuan, keterampilan serta keahlian khusus. Dalam pekerjaan formal
49
yang merupakan sebuah sektor perkantoran, marketing manager dan pekerjaan lainnya. Dan terstruktur yang sudah jelas dan sudah mendapatkan pelindungan hukum.
Pekerjaan informal yakni merupakan pekerjaan yang belum jelas landasan hukumnya, tidak terstruktur dan belum memiliki pelindungan hukumnya (Mustafa, 2008)
Jadi, dapat disimpulkan bahwa kerja adalah aktivitas utama yang dilakukan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Selain itu dengan adanya pekerjaan, seseorang dapat mengembangkan potensinya dan juga pengakuan untuk sebuah kehormatan. Pekerjaan dibagi dalam dua bentuk sektor yakni dalam sektor formal yang berbentuk perjanjian tertulis bagi seluruh pekerjaan dan informal yang bentuknya tidak terstruktur atau belum memiliki perlindungan hukum.
D. Perkuliahan
Perkuliahan dapat diartikan sebagai istilah sebagai program akademik yang sudah menjadi suatu kesesuaian dengan kurikulum, yang sudah menjadi sebuah perencanaan dalam sebuah pencapaian yang ada pada perkuliahan.
Istilah lain perkuliahan merupakan program yang menyangkut pada suatu hal yang berupa mata kuliah, garis besar pengajaran, satuan acara pengajaran, serta jadwal mengajar pada dosen, penyusun, kehadiran, dan meliputi absensi menyangkut sampai mana batasan perkuliahan yang sudah diikuti.
50
Adapun beberapa komponen dalam perkuliahan antara lain:
1. Penyesuaian Akademik
Penyesuaian akademik merupakan proses pada psikologi untuk beradaptasi pada permasalahan akademik, seperti pengelolaan tugas dan tantangan akademik dalam kehidupan perkuliahan untuk dapat mencapai prestasi akademik. Menurut Holonen & Santrock & Yusuf arti dari sebuah penyesuaian akademik di universitas, yakni sebuah kemampuan mahasiswa dalam mengatasi suatu tuntutan dan permasalahan selama berada di ruang lingkup perkuliahan. Menggunakan seluruh kemampuan dan pengalaman untuk melakukan penyesuaian tingkah laku, pikiran serta perasaannya terhadap orang lain (Adhara, 2021)
2. Penilaian
Dunia pendidikan pada seluruh tingkatan, baik dasar, menegah pertama, menegah atas, bahkan perkuliahan, memiliki suatu penilian yang menjadi hal-hal penting dalam sistem yang dilakukan oleh mereka.
Hal ini dilakukan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki baik secara akademik maupun non akademik. Secara akademik didapatkan nilai berupa angka untuk setiap pelajaran maupun matakuliah, sedangkan non akademik terdiri dari prestasi dan keaktifan organisasi. Kedua hal tersebut harus seimbang dan saling bersangkutan, tidak ada hal yang diprioritaskan tapi harus seimbang dan signifikan (Adhara, 2021)
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa perkuliahan berupa program akademik yang menyesuaikan dengan kurikulum dan diperuntukkan para mahasiswa aktif yang mengikuti perkuliahan
51
tersebut. Dalam perkuliahan memiliki komponen, seperti penyesuaian akademik yang merupakan kemampuan mahasiswa untuk beradaptasi pada permasalahan selama perkuliahan. Komponen selanjutnya yaitu penilaian yang berupa penilaian terhadap mahasiswa untuk mengembangkan potensi yang dimiliki baik secara akademik maupun non akademik.
E. Dinamika Manajemen Diri Terhadap Mahasiswa yang bekerja sambil kuliah
Manajemen diri sangatlah penting bagi setiap individu untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Keterampilan pengaturan diri (self management) sangat penting untuk setiap mahasiswa. Manajemen diri menyangkut individu setiap mahasiswa dan mencerminkan seluruh kepribadiannya. Manajemen diri secara umum terdiri dari tiga langkah utama yaitu menentukan tujuan, memonitor dan mengevaluasi kemajuan dan memberikan penguatan diri (Gie, 1995)
Gie mengungkapkan bahwa kepribadian orang adalah suatu segi yang terpenting dari sumber daya manusia. Kini telah diakui oleh semua pihak bahwa mutu sumber daya manusia merupakan hal yang terpenting dalam pembinaan suatu bangsa dan pembangunan negaranya. Kalau kualitas sumber daya manusia itu rendah, misalnya pribadinya cenderung nonproduktif (kata halus untuk ‘malas’) atau wataknya tidak mempunyai integritas (kejujuran), maka segala usaha pembangunan bangsa itu akan sia-sia (Gie, 1995)
52
Teori dari The Liang Gie mengungkapkan bahwa begitu pentingnya manajemen diri, maka setiap mahasiswa harus bisa me-manage dirinya supaya bisa mencapai tujuan yang ingin dicapainya. Begitu juga dengan mahasiswa berstatus kuliah sambil bekerja, supaya salah satu tugasnya sebagai pelajar ataupun karyawan/ pekerja tidak terabaikan, maka mahasiswa harus pintar me-manage dirinya dengan baik. Manajemen diri bagi mahasiswa mencakup sekurang-kurangnya 4 bentuk perbuatan yang berikut (Gie, 1995) yaitu: pendorongan diri (self-motivation), penyusunan diri (self organization), pengendalian diri (self-control) dan pengembangan diri (self- development).
Syarat pertama bagi setiap mahasiswa untuk mencapai tujuan pendidikannya ialah pendorongan diri (self-motivation). Ini ialah dorongan psikologis dalam diri seseorang yang merangsangnya sehingga mau melakukan berbagai kegiatan untuk mencapai tujuan yang didambakan. Suatu motivasi akan kuat kalau timbul dalam diri sendiri tanpa dorongan dari orang lain atau hal luar. Motivasi kuat untuk melakukan studi pada diri seseorang mahasiswa bersumber misalnya pada kesenangan membaca, keingintahuan terhadap pengetahuan baru, dan hasrat pribadi untuk maju.
Pendorongan diri yang kuat akan melahirkan minat besar untuk melakukan studi dengan sepenuh kemampuan. Pada kelanjutannya minat seseorang mahasiswa yang besar akan mendatangkan hasil studi memuaskan, karena ia dapat melakukan konsentrasi, tidak terganggu perhatiannya oleh hal lain, mudah memahami bahan pelajarannya, mampu studi jangka waktu yang
53
lama, dan bahkan memperoleh kesenangan batin dari studi itu karena bertambahnya pengetahuan. Hasil studi yang memuaskan itu pada akhirnya akan mengobarkan motivasi diri yang lebih kuat lagi. Dengan demikian, terjadilah suatu mata rantai lingkaran yang saling memacu secara menguntungkan dalam pelaksanaan studi.
Bentuk perbuatan kedua dalam manajemen diri ialah penyusunan diri (self-organization). Ini ialah pengaturan sebaik-baiknya terhadap pikiran, tenaga, waktu, tempat, benda, dan semua sumber daya lainnya dalam kehidupan seseorang mahasiswa sehingga tercapai efisiensi pribadi. Efisiensi pribadi adalah perbandingan terbaik antara setiap kegiatanhidup pribadi mahasiswa dengan hasil yang diinginkan. Misalnya, mahasiswa yang perlu mengerahkan segenap tenaga ingatannya untuk menghafal bahan-bahan pelajaran yang demikian banyak (sampai delapan mata pelajaran setiap semester). Pada pokoknya penyusunan diri atau pengorganisasian diri adalah merencanakan, mengatur, dan mengurus agar segala hal dalam diri sendiri atau yang menyangkut diri pribadi dapat berlangsung secara tertib, lancar, dan mudah.
Pengendalian diri atau self-control ialah perbuatan membina tekad untuk mendisiplin kemauan, memacu semangat, mengikis keseganan, dan mengerahkan energi untuk benar-benar melaksanakan apa yang harus dikerjakan dalam studi. Rencana belajar, program studi, dan jadwal kegiatan akademik lainnya yang telah ditetapkan tidak ada gunanya kalau kemudian seseorang mahasiswa tidak dapat mengendalikan tekadnya sampai
54
mengerahkan engerginya untuk menyelesaikan. Melatih kontrol diri itu harus sungguh-sungguh diusahakan dari waktu ke waktu oleh setiap mahasiswa yang ingin menjadi mahasiswa yang unggul. Self control merupakan salah satu persyaratan yang tidak kalah pentingnya ketimbang self-motivation dan self-organization untuk mencapai sukses dalam studi.
Bentuk manajemen diri terakhir ialah pengembangan diri (self development). Ini adalah perbuatan menyempurnakan atau meningkatkan diri sendiri dalam berbagai hal. Pengembangan diri yang lengkap dan penuh mencakup segenap sumber daya pribadi dalam seorang mahasiswa.
Pendorongan diri, penyusunan diri, dan pengendalian diri hendaknya terutama ditujukan untuk membentuk dan mengembangkan berbagai kebiasaan studi yang baik pada diri mahasiswa.
Peneliti lebih memilih menggunakan teori dari The Liang Gie dikarenakan penelitian ini menguatkan teori 4 aspek self management yang dikemukakan oleh The Liang Gie, yaitu: pendorongan diri, penyusunan diri, pengendalian diri dan pengembangan diri. Menurut Gie, self management atau pengelolaan diri membantu mahasiswa yang bekerja sambil kuliah untuk dapat mengelola diri baik pikiran, perasaan dan perbuatan sehingga dapat berkembang secara optimal. Kemudian, dengan melibatkan mahasiswa yang bekerja sambil kuliah secara aktif maka akan menimbulkan perasaan bebas dari control orang lain. Selain itu, dengan meletakkan tanggung jawab perubahan sepenuhnya kepada mahasiswa yang bekerja sambil kuliah maka dia akan menganggap bahwa perubahan yang terjadi karena usahanya sendiri
55
dan lebih tahan lama. Gie juga menegaskan bahwa mahasiswa yang bekerja sambil kuliah dapat semakin mampu untuk menjalani hidup yang diarahkan sendiri dan tidak tergantung lagi pada konselor untuk berusaha dengan masalah mereka (Gie, 1995)
Jadi, dapat disimpulkan bahwa individu yang mampu mengelola diri dengan baik tanpa adanya control dari orang lain akan menjadikan mahasiswa yang bekerja sambil kuliah mampu mengapresiasikan dirinya dengan baik dan mahasiswa tersebut merasa bebas dari tekanan orang lain. Dengan demikian mahasiswa merasa bertanggung jawab atas perubahan yang dilakukannya dan semakin mampu menjalani hidup yang diarahkannya sendiri.
56 BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini, tentu harus memperhatikan metode penelitian yang untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu: cara ilmiah, data, tujuan dan kegunaan (Sugiyono, 2012) Berikut di bawah ini metode-metode penelitian yang digunakan peneliti:
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode atau pedekatan kualitatif.
Penelitian kualitatif ini merancang sebuah pendekatan humanistik untuk memahami realitas sosial. Pada hal ini, pedekatan studi kasus yang digunakan dilihat dari segi peristiwa latar geografik permasalahan. Studi kasus berupa pengujian secara rinci terhadap satu latar atau satu orang subjek atau sebuah peristiwa dan sebuah penyimpanan dokumen, dengan memberikan sebuah batasan (Subadi, 2006)
Pedekatan yang digunakan oleh peneliti adalah pedekatan kualitatif deskriptif. Karena peneliti menggunakan sebuah analisis pada keseluruhan pada subjek sampel, melihat bagaimana sebuah fenomena permasalahan yang ada dilingkungan universitas khususnya pada mahasiswa aktif di Kabupaten Bangka.
57 B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Bangka, tepatnya di Desa Petaling Kecamatan Mendo Barat, Desa Balunijuk Kecamatan Merawang , Desa Paya Benua Kecamatan Mendo Barat, serta Desa Air Ruay Kecamatan Sungailiat. Sedangkan waktu yang digunakan 13 Juli 2022 sampai penelitian dianggap sudah cukup. Tahapan dalam penelitian ini memiliki beberapa tahap, di antaranya:
1. Tahap Persiapan Penelitian a. Pengesahan proposal b. Seminar proposal
c. Keluarnya Surat Keputusan (SK) oleh pihak Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam
2. Tahap Pengumpulan Data a. Pengumpulan Data b. Pemilahan Data
3. Tahap Pengolahan Hasil Penelitian a. Pengolahan Data
b. Penyimpulan Hasil Penelitian