• Tidak ada hasil yang ditemukan

218420327-Wildan Jauhari-BAB 1&5.pdf - repository iiq

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "218420327-Wildan Jauhari-BAB 1&5.pdf - repository iiq"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

5 Maesaroh, “Tren Hijrah Ke-ekonomi-syariah-semakin-bersemi-selama-pandemi”, https://katadata.co.id/maesaroh/Fīnansial/610115ace8d3f/tren-hijrah-ke-ekonomi-syariah-semakin-bersemi -selama-pandemi, diakses pada 26 Jun 2022 jam 9:55 AM WIB. 3 tingkat kepercayaan masyarakat terhadap institusi fatwa yang berwibawa, seperti Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia, Al-Lajnah Ad-Dāimah Li Al-Buhūṡ Al-'Ilmiyyah Wa Al-Iftā' Arab Saudi, Dar al- Ifta al- Misriyyah di Mesir, Dar al-Ifta Jordania, dan sebagainya. Daripada Abu Sa'id al-Khudri ra katanya: Rasulullah s.a.w bersabda: "Janganlah kamu jual beli emas dengan emas melainkan dengan jumlah yang sama, dan janganlah kamu gandakan satu daripada yang lain. .

Hal ini sesuai dengan fatwa Al-Laynah Ad-Dāimah Li Al-Buhūṡ Al-Ilmiyyah Wa Al-Ifta’ nomor 3211 yang menyatakan bahwa tidak boleh menunda pembayaran emas jika ditukar dengan emas, perak atau. ekuivalen (uang) karena di dalamnya terdapat unsur riba nasiah, sedangkan jika emas ditukar dengan barang lain seperti gandum, kain, besi, maka hukumnya boleh. Fatwa Al-Lajnah Ad-Dāimah Li Al-Buhūṡ Al-'Ilmiyyah Wa Al-Iftā' ini kemudian banyak dikutip oleh masyarakat Indonesia sebagai dasar pelarangan jual beli emas dengan uang tunai. Menariknya, hal ini berbeda dengan apa yang dikemukakan DSN-MUI (Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia).

DSN-MUI dalam rapat paripurna yang digelar pada Kamis 3 Juni 2010 atau bertepatan dengan 20 Jumadil Akhir 1431 H, DSN-MUI memutuskan fatwa nomor 77/DSN-MUI/V/2010 tentang jual beli emas secara tunai, yaitu menyatakan bahwa: “Perjualbelian emas dengan uang tunai, baik melalui jual beli biasa maupun jual beli murabahah, diperbolehkan (mubah, jaiz) selama emas tidak menjadi alat tukar (uang) yang resmi.”13. Salah satu dalil terpenting DSN-MUI yang membolehkan jual beli emas secara tunai adalah kaidah fikih. 13 Lihat fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) nomor 77 tahun 2010 tentang jual beli emas tanpa uang, halaman 11.

Menurut DSN-MUI, hari ini dunia tidak lagi menggunakan emas sebagai alat tukar (wang) rasmi, sehingga emas kini hanyalah barang biasa yang boleh dibeli dan dijual secara tunai atau tanpa tunai, sama ada melalui perdagangan biasa atau jual beli murabahah. Al-'urf dan al-adah merupakan dalil antara dalil syariat Islam dalam meringkaskan hukum fiqh. Kedua, alasan DSN-MUI membenarkan jual beli emas tanpa tunai adalah berdasarkan konsep Maṣlaḥah.

DSN-MUI di Indonesia dan Al-Lajnah Ad-Dāimah Li Al-Buhūṡ Al-'Ilmiyyah Wa Al-Iftā' di Arab Saudi. Bagaimana mungkin ada perbedaan fatwa jual beli emas secara tunai padahal Indonesia dan Arab Saudi diketahui memiliki praktik umum yang sama yaitu tidak menggunakan emas sebagai mata uang resmi. 21 Ramadhani AlFīn Habibie, Cashless Trading Emas (Studi Banding Fatwa Dewan Syariah Nasional - Majelis Ulama Indonesia No. 77 Tahun 2010 tentang Jual Beli Emas Secara Cashless dan Keputusan Lembaga Akuntansi dan Pemeriksa Keuangan Syariah No. 2 /2/6 Al - Murabahah Lil Amir Bi Asy-Syira, (Yogyakarta: Universitas Islam Sunan Kalijaga, 2020) skripsi, hal 145.

Permasalahan

  • Identifikasi Masalah
  • Pembatasan Masalah
  • Perumusan Masalah

11 i) Kaedah Al-Lajnah Ad-Dāimah Li Al-Buhūṡ Al-'Ilmiyyah Wa Al-Iftā' dalam menerapkan konsep 'urf dan Maṣlaḥah dalam fatwanya jual beli emas tanpa tunai.j) Ijtihad hukumnya. kaedah yang relevan untuk digunakan dalam masalah jual beli emas tanpa tunai. Ilmiyyah Wa Al-Iftā' dalam menerapkan konsep 'urf dan Maṣlaḥah dalam fatwa jual beli emas bukan tunai?.

Tujuan Penelitian

Kegunaan Penelitian

  • Secara Teoritis
  • Secara Praktis

Hasil penelitian ini juga dapat menjadi sumber inspirasi dan referensi bagi para sarjana hukum Islam, termasuk para pengambil kebijakan, dalam pengembangan dan penegakan hukum Islam, khususnya hukum Islam di Indonesia.

Kajian Pustaka

Tanggapan atas kebingungan masyarakat terkait perbedaan fatwa yang muncul antara DSN-MUI dengan Al-Lajnah Ad-Dāimah Li Al-Buhūṡ Al-'Ilmiyyah Wa Al-Iftā' terkait fatwa jual beli emas secara tunai. Sedangkan perbedaan keduanya adalah risalah ini secara luas mencakup semua prinsip dasar, sedangkan penelitian penulis mandiri dalam konsep 'urf dan maslahah serta penerapannya dalam fatwa DSN-MUI dan al-Lajnah Ad-Dāimah li al- Buhuṡ al-Ilmiyyah wa a-Ifta'. 15 Ahmad Hilmi menyampaikan bahwa terdapat lima fatwa DSN-MUI berdasarkan prinsip-prinsip fikih Fath aż-żarīah.22 Kemiripan penelitian Ahmad Hilmi dengan tesis ini adalah sama-sama meneliti Fatwa DSN-MUI.

Kajian Ahmad Hilmi mengkaji hukum fath aż-żarīah, manakala kajian ini menganalisis konsep 'urf dan Maṣlaḥah sebagai kajian utama dalam fatwa DSN-MUI. Saiful Anwar, tesis bertajuk "Menggunakan Kaedah Fiqh al-Hājah Qad Tanzilu Manzilah aḍ-ḍarūrah dalam Fatwa DSN-MUI.". Saiful menyatakan dalam kajiannya terdapat 10 fatwa DSN-MUI yang menggunakan fiqh al-Hājah Qad Tanzilu Manzilah aḍ-ḍarūrah.

Tesis Saiful Anwar mengkaji fiqh al-Hājah Qad Tanzilu Manzilah aḍ-ḍarūrah, manakala tesis ini mengkaji konsep 'urf dan Maṣlaḥah. Dalam tesisnya, Soleh Hasan Wahid menyebutkan konsep dasar yang digunakan DSN-MUI dalam proses ifta’ menjadikan kaidah fiqih sebagai konsep dasar yang tidak pernah ditinggalkan, namun dalam penggunaannya kurang kejelasan status atau kaitannya. antara kaedah yang digunakan. Persamaan tesis ini dengan tesis Soleh ialah kedua-duanya meneliti fatwa DSN-MUI.

Manakala bezanya dengan penelitian penulis ialah penelitian ini tidak meneliti penerapan konsep 'urf yang disebutkan dalam fatwa DSN-MUI. Tetapi tesis ini mengkaji konsep 'urf dan Maṣlaḥah dalam fatwa DSN-MUI dan Al-Lajnah Ad-Dāimah Li Al-Buhūṡ Al-'Ilmiyyah Wa Al-Iftā'. Manakala penelitian penulis ini lebih khusus untuk meneliti fatwa jual beli emas tanpa tunai dan membandingkannya dengan fatwa DSN-MUI.

21 perbandingan DSN-MUI dengan Al-Lajnah Ad-Dāimah Li Al-Buhūṡ Al-'Ilmiyyah Wa Al-Iftā'. Analisis Perdagangan Emas Tanpa Uang Tunai (Studi Perbandingan Fatwa DSN-MUI No. 77/DSN-MUI/V/2010 dan Pendapat Erwandi Tarmizi). Kajian ini menyimpulkan bahwa DSN-MUI dalam mengeluarkan fatwanya menggunakan dalil istinbaṭh hukum Maṣlaḥah mursalah, sedangkan Erwandi Tarmizi menggunakan prinsip sadd aż-żarīah.

Metodologi Penelitian

  • Jenis Penelitian
  • Sumber Data

Perbandingan penelitian diatas dengan penelitian tesis penulis adalah dalam hal studi perbandingan yang berkaitan dengan jual beli emas secara tunai. Sedangkan pendekatan hukum terkait dengan peraturan dan keputusan, dalam penelitian merujuk pada fatwa DSN-MUI nomor 77 tahun 2010 tentang jual beli emas secara tidak tunai dan fatwa Al-Lajnah Ad-Dāimah Li Al-Buhūṡ Al- 'Ilmiyyah Wa Al-Iftā' nomor 3211. Sumber data primer, penulis menggunakan keputusan Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia dan Al-Lajnah Ad-Dāimah Li Al-Buhūṡ Al-'Ilmiyyah Wa Al- Iftā' tentang penjualan ilegal dan pembelian tunai emas.

Sedangkan untuk sumber data sekunder, penulis menggunakan referensi primer yang berwibawa, baik berupa buku-buku klasik maupun kontemporer, hasil penelitian akademik seperti jurnal nasional dan internasional, tesis dan disertasi, jurnal dan buku bacaan lain yang mendukung pembahasan penulis. terhadap fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia dan Al-Lajnah Ad-Dāimah Li Al-Buhūṡ Al-'Ilmiyyah Wa Al-Iftā' tentang jual beli emas tanpa uang tunai. Bab ketiga ini mencakup profil umum, tugas dan wewenang, serta fatwa dari masing-masing lembaga fatwa mengenai jual beli emas tanpa uang tunai. Bab ini berisi tentang analisis metode DSN-MUI dan Al-Lajnah Ad-Dāimah Li Al-Buhūṡ Al-'Ilmiyyah Wa Al-Iftā' dalam menerapkan konsep 'urf dan Maṣlaḥah dalam fatwa jual beli non tunai. dari emas.

Juga analisis metode hukum ijtihad yang relevan untuk digunakan dalam pembelian dan penjualan emas secara non tunai. Oleh karena itu, DSN-MUI mengeluarkan fatwa yang membolehkan (mubah/ja'iz) jual beli emas juga secara non tunai. Arab Saudi menggunakan metode bayāni dalam proses mengeluarkan fatwa tentang jual beli emas secara tunai.

Dalam fatwanya, Al-Lajnah Ad-Dāimah Li Al-Buhūṡ Al-'Ilmiyyah Wa Al-Iftā'. Menurut hemat penulis ijtihad hukum yang paling relevan saat ini digunakan dalam jual beli emas secara tunai adalah sesuai dengan yang dimiliki oleh DSN-MUI. Harus ada jangkauan dan edukasi yang luas dan lengkap mengenai fatwa DSN-MUI, khususnya mengenai jual beli emas secara tunai.

Al-Bāhisin, Ya'qub Abdul Wahab, Raf'u al-Haraji Fī asy-Syari'ah Al-Islāmiyah. Al-Mani’, Abdullah bin Sulaimān, Buhūṡ Fī al-Iqtiṣād Al-Islāmi, (Mekah: al-Maktab Al-Islāmi, 1996). Asy-Syinqiti, Muhammad Al-Amin bi Muhammad Al-Mukhtar bin Abdul Qodir Al-Jakni, Adwā Al-Bayān Fī Iḍah Al-Quran Bi Al-Quran, (Bejrut: Dār Al-Fīkr, 1415 H-1995 M) zvezek 1 Asy-Syirbīni, Muhammad al-Khaṭīb, al-Iqna' Fī Hall Alfaẓ Abi Syujā'.

Habibie, Ramadhani Alfin, Jual Beli Emas Tanpa Uang (Studi Banding Fatwa Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia Nomor 77 Tahun 2010 tentang Pembelian Emas Tanpa Uang dan Keputusan Badan Akuntansi dan Audit Lembaga Keuangan Syariah nomor 2/2/6 Al-Murabaḥah Lil Amir Bi Asy-Syira, (Yogyakarta: Universitas Islam Sunan Kalijaga, 2020) thesis..gov .sa/Ar/Pages/AboutUS.aspx.

Referensi

Dokumen terkait

vii PERNYATAAN KEASLIAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Kresna Latafodes Wicaksana NIM : 163.41.0002 Program Studi : D III Analis Kesehatan Menyatakan bahwa Karya Tulis