Flowchart Penelitian Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan Mulai Digerinda permukaan yang kasar Diukur bahan yang akan digunakan Dipotong baha[r]
Menurut Waldiyono (2008) analisis titik impas umumnya berhubungan dengan proses penentuan tingkat produksi untuk menjamin agar kegiatan usaha yang dilakukan dapat membiayai sendiri (self financing). Dan selanjutnya dapat berkembang sendiri (self growing). Dalam analisis ini, keuntungan awal dianggap sama dengan nol. Bila pendapatan dari produksi berada di sebelah kiri titik impas maka kegiatan usaha akan menderita kerugian, sebaliknya bila di sebelah kanan titik impas akan memperoleh keuntungan. Maka dari itulah penulis menghitung analisa titik impas dari alat ini untuk mengetahui seberapa lama waktu yang dibutuhkan alat ini agar mencapai titik impas.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat mendorong untuk dilakukannya pengembangan alat dan mesin pertanian guna meningkatkan produksi pascapanen. Penelitian ini betujuan untuk mendesain, membuat, menguji, dan menganalisis nilai ekonomis alat pengupas buah durian sistem press manual. Parameter yang diamati adalah kapasitas efektif alat dan analisis ekonomi.Hasil penelitian menunjukkan kapasitas efektif alat 63,015 buah/jam. Biaya pokokyang dikeluarkan dalam pengupasan buah durian dengan alat ini adalah Rp. 619,2 kg/hari. Alat ini akan mencapai nilai Break Even Point apabila telah mengupas buah durian sebanyak 14704,37 kg. Net present value alat ini dengan suku bungan 6% adalah Rp 113.749.581,19 yang berarti usaha ini layak dijalankan. Internal Rate of Return pada alat ini adalah 45,59%.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat mendorong untuk dilakukannya pengembangan alat dan mesin pertanian guna meningkatkan produksi pascapanen. Penelitian ini betujuan untuk mendesain, membuat, menguji, dan menganalisis nilai ekonomis alat pengupas buah durian sistem press manual. Parameter yang diamati adalah kapasitas efektif alat dan analisis ekonomi.Hasil penelitian menunjukkan kapasitas efektif alat 63,015 buah/jam. Biaya pokokyang dikeluarkan dalam pengupasan buah durian dengan alat ini adalah Rp. 619,2 kg/hari. Alat ini akan mencapai nilai Break Even Point apabila telah mengupas buah durian sebanyak 14704,37 kg. Net present value alat ini dengan suku bungan 6% adalah Rp 113.749.581,19 yang berarti usaha ini layak dijalankan. Internal Rate of Return pada alat ini adalah 45,59%.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat mendorong untuk dilakukannya pengembangan alat dan mesin pertanian guna meningkatkan produksi pascapanen. Penelitian ini betujuan untuk mendesain, membuat, menguji, dan menganalisis nilai ekonomis alat pengupas buah durian sistem press manual. Parameter yang diamati adalah kapasitas efektif alat dan analisis ekonomi.Hasil penelitian menunjukkan kapasitas efektif alat 63,015 buah/jam. Biaya pokokyang dikeluarkan dalam pengupasan buah durian dengan alat ini adalah Rp. 619,2 kg/hari. Alat ini akan mencapai nilai Break Even Point apabila telah mengupas buah durian sebanyak 14704,37 kg. Net present value alat ini dengan suku bungan 6% adalah Rp 113.749.581,19 yang berarti usaha ini layak dijalankan. Internal Rate of Return pada alat ini adalah 45,59%.
Untuk meningkatkan produksi pertanian, proses produksi yang meliputi pra panen sampai pasca panen memerlukan dukungan berbagai sarana dan prasarana yang efektif. Pengembangan alat dan mesin pertanian merupakan salah satu cara peningkatan produksi pertanian. Hasil-hasil pertanian guna memenuhi kebutuhan pangan harus memiliki penanganan pasca panen yang baik. Penanganan yang dilakukan di usahakan memperhatikan tingkat standarisasi mutu. Penanganan yang baik akan berdampak pada kualitas bahan yang buruk, harga jual yang rendah, serta dapat menimbulkan kerugian bagi para produsen hasil pertanian tersebut.
Berasal dari Sukahaji, Majalengka, Provinsi Jawa Barat. Buahnya besar dan berat mencapai 3,9 kg/buah. Bentuk buah bulat panjang berwarna hijau sedikit kekuning-kuningan. Kulitnya bertebalan sedang 3 sampai 5 mm. Durinya berbentuk kerucut, besar-besar dan tersusun jarang. Dagingnya memiliki ketebalan yang sedang, berwarna kuning muda dengan tekstur halus dan tidak berserat. Rasanya manis dengan aroma harum. Jumlah pongge/buah +15-20 dengan jumlah biji 10-20. Produktivitasnya cukup baik, bisa menghasilkan 150-200 per pohon. Tahan dengan penyakit busuk akar, tetapi peka terhadap hama penggerek.
Apel merupakan salah satu jenis buah yang sangat digemari dan sering dikonsumsi oleh masyarakat, baik dari yang muda sampai yang tua. Apel juga mempunyai kandungan vitamin yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia, antara lain vitamin A, B1, dan C. Bukan hanya buahnya saja yang bisa dikonsumsi tetapi kulit dari buah tersebut juga bisa dikonsumsi karena mengandung Quercetin atau zat antioksidan sehingga tubuh terasa lebih sehat dan mencegah berbagai penyakit. (Prihatman, 2000: 2)
Flowchart Penelitian Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan Diukur bahan yang akan digunakan Dipotong bahan yang digunakan sesuai dengan [r]
Fasilitas untai FASSIP adalah fasilitas eksperimen yang terdapat pada di PTKRN BATAN yang digunakan untuk mensimulasikan investigasi fenomena aliran sirkulasi alamiah pada pengembangan sistem keselamatan PLTN baik pada kondisi kecelakaan maupun pada kondisi operasi [2]. Bagian utama dari fasilitas eksperimen adalah Fasilitas Simulasi Sistem Pasif terdiri dari Heater tank, bahan: SS (Stainless steel) 304, geometri: diameter 16 inch Sch.40, heater water 10 kW (setiap heater 2,5 kW - ada 4 buah heater water), Cooler tank, bahan: SS304 dengan diameter 16 inch Sch.40, terdapat saluran air pendingin dari sistem heat sink system (HSS) dengan refrigerant dan terkoneksi dengan Untai Uji BETA (UUB), Expansion Tank, bahan akrilik dan SS316L, untuk mengkompensasi kelebihan dan fluktuasi tekanan di dalam loop, Untai Rectangular FASSIP terdiri dari sistem pemipaan menggunakan section (diameter, 1 inch) dan flange dengan panjang maksimal 50 cm berbahan SS304. Bagian-bagian kecil penyusun untai rectangular FASSIP disebut "section", Untai HSS terdiri dari precooler dan refrigator sistem pendingin, Flowmeter menggunakan Flowmeter FLR 1000, Sensor temperatur (Termokopel tipe K), Modul akusisi data National Instrument 9188, Modul National Instrument 9213 dan 9214, Modul National Instrument 9203, Personal Computer.
Di Indonesia buah durian adalah salah satu buah yang paling digemari, saat ini jenis buah durian sangat banyak tersebar di Indonesia seperti durian jenis petruk, jenis mentega, jenis montong kani, dan jenis lainnya. Buah durian sendiri adalah buah endemik asia tenggara, ciri utama buah durian yang paling menonjol adalah aromanya yang khas dan sangat kuat, Semakin matang buah durian semakin kuat aroma yang ditimbulkan, rasa dan tekstur daging buah durian pun dibedakan dari masing-masing jenisnya. Kondisi saat ini, sering dijumpai buah durian yang didapat dari pengepul belum pasti sesuai dengan apa yang penjual inginkan karena seperti yang telah diketahui jumlah dan jenisnya sangat banyak, hal ini bisa membuat pihak penjual akan sangat sulit untuk memilih tingkat kematangan buah durian untuk dijual kembali dan dapat memberikan kwalitas yang terbaik, saat ini untuk menentukan kematangan buah durian, penjual hanya menggunakan indera penciuman atau hanya mengandalkan pengalaman yang tentu tidak dapat maksimal dan menjamin bahwa pilihannya akan tepat.
Buah-buahan merupakan jenis makanan yang cepat mengalami penurunan kualitas. Hal ini terjadi akibat adanya perkembangbiakan mikroba pada buah. Mikroba berkembang karena temperatur tempat penyimpanan buah tidak ideal, dimana temperatur ideal buah berkisar dari 2 o C 25 o C. Salah satu upaya untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan menggunakan alat pendingin seperti kulkas atau freezer. Namun, konsumsi daya alat pendingin tersebut masih tinggi dan membutuhkan sumber energi listrik statis. Pada makalah ini dilakukan rancangbangunalat pendingin absorpsi dengan memanfaatkan panas matahari. Konsumsi daya yang kecil dan ketersediaan panas matahari yang cukup akan menghasilkan temperatur ideal penyimpanan buah. Refrigeran dan absorben yang digunakan yaitu NH 3 H 2 O dengan kadar 22,5%.
Beberapa tanda atau ciri sering digunakan sebagai kriteria untuk memutuskan buah pisang dapat dipanen. Petani seringkali menentukan berdasarkan pengalaman dengan ciri-ciri fisik pada buah, meliputi bentuk buah, ukuran, dan warna kulit buahnya. Untuk memastikan ketuaan panen yang tepat juga perlu didukung analisis komponen penting sebagai penentu seperti kadar padatan terlarut total, kadar pati, dan kadar asamnya. Namun, analisis kimiawi harus mengambil buah dan menghancurkannya, oleh kerena itu analisis dilakukan sebagai pengendali mutu buah dan diambil pada beberapa contoh saja. Cara lainnya adalah melalui umur buah yang umumnya pada buah pisang ditentukan sejak bunga mekar. Cara ini dikenal dengan cara fisiologis, yang mudah dilakukan. Pada perkebunan besar, petugas pemanen selalu memberi tanda pada bunga pisang yang mekar dengan warna-warna yang berbeda, dan berdasarkan varietas pisangnya yang telah diketahui sebelumnya berapa umur panen yang tepat, maka pada umur tertentu tersebut dapat dilakukan panen.
Buah pisang dapat dipanen tua sebelum matang kemudian dilakukan pemeraman untuk mendapatkan buah matang.Pemeraman setidaknya dilakukan sampai buah memiliki indeks warna 3, dimana kondisi buah sudah mulai menguning namun tekstur masih keras dan tahan untuk dikirimkan ke tempat pemasaran. Stimulasi pematangan sering dilakukan dengan menggunakan gas etilen, gas karbit atau ethrel. Jika menggunakan gas etilen dengan waktu kontak cukup 24 jam. Kesempurnaan hasil pemeraman dipengaruhi oleh dosis bahan pemacu pematangan, suhu, kelembaban dan sirkulasi udara. Proses pematangan yang berjalan sempurna (suhu sejuk, kelembaban tinggi, ventilasi udara di tempat pemeraman baik, dosis bahan pemacu pematangan tepat) menghasilkan warna kulit buah pisang kuning merata, rasa buah manis, aroma kuat dan tidak mudah rontok. Proses pematangan tersebut terjadi pemecahan khlorofil, pati, pektin, dan tanin yang diikuti dengan pembentukan senyawa etilen, pigmen, flavor, energi dan polipeptida (Pantastico, 1975). Senyawa etilen inilah yang merupakan hormon yang aktif dalam proses pematangan buah (Murtiningsih, et al., 1995).
Lampiran 1.Flow Chart plaksanaan penelitian Mulai Merancang b k l Menggambardan menentukan dimensi alat Memilih bahan Mengukur bahan yang akan digunakan Memotong bahan yang dig[r]
Pisang merupakan tanaman yang memiliki banyak kegunaan, mulai dari bunga, daun, batang, buah, kulit hingga bonggol semua nya memiliki manfaat. Namun buah pisang adalah bagian dari tanaman pisang yang paling dikenal dan merupakan bagiann utama produksi tanaman pisang. Permintaan pisang di pasaran sangat tinggi, namun tingkat kematangan pisang yang biasanya tidak merata membuat pasokan pisang matang di pasar menjadi terbatas. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan produksi dan mutu buah pisang yaitu dengan penerapan teknologi maju mulai dari pra panen sampai pasca panen.
Pengkarbitan buah dilakukan untuk mendapatkan kematangan buah yang lebih cepat dengan bantuan gas asetilen yang dihasilkan oleh karbit. Penelitian ini bertujuan untuk merancang , membuat dan menguji alat pengkarbitan buah terhadap beberapa parameter yang diamati antara lain uji organoleptik, persentase susut bobot dan persentase kerusakan buah. Penelitian ini menggunakan buah pisang sebagai bahan baku penelitian yang dilakukan pengulangan sebanyak tiga kali