BAB IX SEDIAAN CAIR
AEROSOL, INHALASI DAN OBAT SEMPROT Tujuan Instruksional Umum:
Setelah selesai membahas dan mendiskusikan pokok bahasan ini, mahasiswa semester II Jurusan Farmasi FMIPA UNUD dapat menjelaskan cara pembuatan dan pemakaian sediaan aerosol dan inhalasi dengan benar (C2).
Tujuan Instruksional Khusus:
1. Mahasiswa dapat menjelaskan cara pembuatan dan pemakaian sediaan aerosol dengan benar (C2).
2. Mahasiswa dapat menjelaskan cara pembuatan dan pemakaian sediaan inhalasi dengan benar (C2).
Aerosol Farmasi
Aerosol farmasi adalah "bentuk sediaan yang diberi tekanan, mengandung satu atau lebih bahan aktif yang bila diaktifkan memancarkan butiran-butiran cairan dan/atau bahan-bahan padat dalam media gas." Aerosol farmasi sama dengan bentuk-bentuk sediaan lain, memerlukan pertimbangan yang sama mengenai formulasi, kestabilan produk dan efektivitas pengobatan. Akan tetapi aerosol berbeda dari kebanyakan bentuk-bentuk pemberian lain dalam hal: ketergantungannya pada fungsi wadah, pada katup yang
dipasang, komponen tambahan propelan (pendorong). Hal ini untuk pemberian obat dalam bentuk yang tepat secara fisik.
Istilah kemasan yang bertekanan umumnya digunakan bila dihubungkan dengan wadah aerosol atau produk lengkap. Tekanan dipakai pada sistem aerosol lewat penggunaan satu atau lebih bahan pendorong (propelan) berbentuk cair atau gas. Pada pengaktifan katup yang dipasang pada aerosol, bahan pendorong menimbulkan desakan tekanan yang men- dorong isi wadah keluar lewat lubang katup. Bentuk fisik dimana isi dipancarkan tergantung pada formulasi produk dan jenis katup yang digunakan. Produk aerosol dapat dirancang untuk mendorong keluar isinya dalam bentuk kabut halus, kasar, semprotan basah atau kering, aliran yang mantap (terus-menerus) atau busa yang stabil atau busa yang cepat pecah. Pemilihan bentuk fisik untuk diberikan sebagai aerosol tergantung pada tujuan penggunaan produk tersebut. Misalnya, aerosol ditujukan untuk inhalasi, seperti pada pengobatan asma atau emfisema, partikel yang ada harus dalam bentuk kabut cairan halus atau seperti partikel-partikel padat yang terbagi-bagi halus agar produk menjadi efektif. Secara umum telah diterima bahwa part kel-partikel yang besarnya kurang dari 6 mikron akan mencapai bronkiolus respiratorius, dan yang besarnya kurang dari 2 mikron akan mencapai duktus ilveolus dan alveoli. Akan tetapi bila diinginkan me nempatkanya ditrakea dan bronkiolus primer atau sekunder untuk mendapatkan efek setempat, maka dibutuhkan partikel yang besarnya 20 - 60 µm. sebaliknya ukuran partikel semprotan kulit yang ditujukan untuk ditempatkan pada kulit akan lebih kasar dan umumnya kurang tajam untuk kemanjuran pengobatan produk. Beberapa aerosol untuk kulit yang diberikan pada pengobatan, berbentuk bubuk, semprotan basah, aliran cairan (bius lokal anestesi), atau produk yang mirip salep. Aerosol farmasi lain termasuk busa vagina dan rektal.
Aerosol yang digunakan untuk menghasilkan kabut yang berterbangan, dinamakan
semprotan ruang. Zat pembasmi hama (disinfektan) ruang, pewangi ruang dan insektisida ruang digolongkan dalam kelompok aerosol. Ukuran partikel produk yang dilepaskan umumnya benar-benar kecil, batasnya di bawah 50 mikron, dan harus diawasi dengan teliti, supaya butiran yang tersebar atau partikel-partikel tetap melayang/beterbangan unluk periode waktu yang panjang. Satu detik "pancaran" dari aerosol /jenis semprotan ruang, akan menghasilkan 120 juta partikel, sejumlah besar di antaranya akan tetap tersuspensi dalam edam untuk 1 jam.
Aerosol yang dimaksudkan untuk membawa bahan aktif ke permukaan disebut
semprotan permukaan atau pelapis permukaan. Aerosol untuk kulit dapat dimasukkan dalam kelompok ini. Juga termasuk di dalamnya sejumlah besar produk aerosol bahan farmasi, seperti penyemprot pewangi perorangan/pribadi, penyemprot kosmetik rambut dan pela-
pis/pelicin kosmetik rambut, parfum dan penyemprot cologne, busa pencukur, pasta gigi, penyemprot-pestisida permukaan, penyemprot cat dan berbagai produk alat rumah tangga seperti tepung penyemprot, lilin, penggosok, pembersih, dan pelincir: Sejumlah produk peternakan dan hewan peliharaan telah dibuat dalam bentuk aerosol seperti yang telah dilakukan pada produk makanan seperti lapisan/olesan di kue-kue dan pengoles makanan.
Keuntungan Bentuk Sediaan Aerosol
Beberapa keistimewaan aerosol farmasi yang dianggap menguntungkan dibandingkan bentuk sediaan lain adalah sebagai berikut:
1. Sebagian obat dapat dengan mudah diambil dari wadah tanpa sisanya menjadi tercemar atau terpapar.
2. Berdasarkan pada wadah aerosol yang kedap udara, maka zat obat terlindung dari pengaruh yang tidak diinginkan akibat 02 dan kelembapan. Karena tidak tembus cahaya, wadah aerosol yang umum juga melindungi obat dari pengaruh yang tidak diinginkan akibat cahaya. Penjagaan ini tetap berlangsung selama penggunaan dan masa pakai produk. Bila produk dikemas dalam kondisi steril, sterilitas juga dapat dipertahankan.
3. Pengobatan topikal dapot diberikan secara merata, melapisi kulil tanpa menyentuh daerah yang diobati. Penggunaan cara ini mungkin mengurangi iritasi yang kadang-kadang berkaitan dengan pcmberian sediaan topikal dengan cara mekanik (dengan ujung-ujung jari). Penguapan cepat zat pendorong juga memberikan efek pendinginan dan penyegaran.
4. Dengan formula yang tepat dan pengontrolan katup, bentuk fisik dan ukuran partikel produk yang dipancarkan dapat diatur yang mungkin mempunyai andil dalam efektivitas obat; contohnya, kabut halus yang terkendali dari aerosol inhalasi. Lewat penggunaan katup pengukur, dosis dapat diatur.
5. Penggunaan aerosol merupakan proses yang "bersih," tidak memerlukan "pencucian" oleh pemakainya.
Prinsip Aerosol
Formulasi aerosol terdiri dari dua bagian komponen, cairan pekat produk dan pendorong (propelan). Cairan pekat produk adalah bahan aktif aerosol dicampur dengan bahan-bahan pembantu/penolong yang dibutuhkan, seperti antioksidan, zat
yang aktif pada permukaan dan pelarut, untuk kestabilan dan efektivitas produk. Pendorong biasanya adalah gas cair atau campuran gas cair yang seringkali berperan ganda, sebagai pendorong dan pelarut atau pembawa cairan pekat produk. Yang digunakan sebagai propelan pada sistem aerosol tertentu ialah gas yang tidak dicairkan yang diberi tekanan seperti karbondioksida (C02), nitrogen dan NO.
Selama beberapa tahun, pendorong gas cair yang terbanyak digunakan dalam sediaan aerosol adalah hidrokarbon terfluorinasi. Akan tetapi, tahun 1977 FDA bersama dengan Consumer Product Safety Commission memprakarsai persyaratan pemberian etiket yang memperingatkan bahwa propelan hidrokarbon terfluorinasi dapat membahayakan kesehatan ma syarakat dan lingkungan karena mengurangi ozon di atas atmosfer. Persyaratan pemberian etiket disusul dengan larangan pcnggunaan propelan ini pada hampir semua produk aerosol di tahun 1978. Sebagian besar pro duk diformulasikan kembali dengan kandungan propelan yang berbeda. Akan tetapi, beberapa produk farmasi seperti aerosol inhalasi, dibebaskan dari peraturan ini karena propelan pengganti yang tepat belum ada. Klorofluorokarbon yang digunakan sebagai pendorong di farmasi di antaranya adalah diklorodifluorometan, diklorotetrafluoroetan, dan trikloromonofluorometan.
Hidrokarbon terfluorinasi berbentuk gas pada temperatur kamar, mencair pada pendinginan di bawah titik didihnya atau pada penekanan gas pada temperatur ruang. Sebagai contoh, gas diklorodifluorometan ("Freon 12") akan berbentuk cair bila didinginkan sampai -22 F atau bila ditekan dengan tekan 70 psi pada 70 F.
Sistem aerosol
Tekanan pada aerosol adalah hal yang penting terhadap daya gunanya. Hal ini dapat dikontrol dengan (1) jenis dan jumlah zat pendorong; (2) sifat dan jumlah bahan yang mengandung cairan pekat produk. Dengan demikian, setiap formula khusus untuk dirinya sendiri dan jumlah tertentu zat pendorong yang akan digunakan dalam produk aerosol tidak dapat ditetapkan dengan pasti. Akan tetapi, beberapa perumusan umum dapat dibuat dalam hubungannya dengan pembicaraan ini. Penyemprot ruang umumnya mengandung bahan pendorong lebih banyak daripada aerosol yang dimaksudkan untuk pelapis permukaan, dan berarti dilepaskan dengan tekanan yang lebih besar dan partikel yang dihasilkan dipancarkan dengan lebih keras dari katup. Aerosol ruang biasanya dijalankan pada tekanan antara 30 - 40 psig pada 70°F dengan kemungkinan mengandung pendorong sebanyak 85%. Aerosol permukaan umumnya mengandung 10% pendorong dengan tekanan antara 25 - 55 psig pada 70°F. Aerosol permukaan biasanya dijalankan antara 35 - 55 psig pada 70°F dengan
kemungkinan mengandung pendorong hanya sebanyak 6 - 10%.
Aerosol busa dapat ditanggap sebagai emulsi, dimana pendorong cair sebagian cenderung diemulsikan dengan cairan pekat produk dari yang larut dalam cairan pekat produk. Karena hidrokarbon terfluorinasi adalah pearut organik nonpolar maka tidak mempunyai daya tarik-menarik dengan air, pendorong cair tidak larut dalam formula berair. Penggunaan surfaktan atau zat pengemulsi dalam formula mendorong percampuran dua komponen untuk meningkatkan pembentukan emulsi. Pengocokan wadah sebelum digunakan memperkuat pencampuran pendorong ke seluruh cairan pekat produk. Bila katup aerosol diaktifkan, campuran dikeluarkan ke udara luar dimana butir-butir pendorong akan menguap dengancepat, meninggalkan bahan aktif dalam bentuk busa.
Pencampuran berbagai pendorong dalam bentuk gas cair, umumnya digunakan dalam aerosol farmasi, untuk mencapai tekanan uap yang diinginkan dan untuk memberi ciri pelarut yang tepat untuk produk yang diberikan. Beberapa pendorong dihapuskan dari produk- produk tertentu karena reaktivitasnya dengan bahan-bahan formula lainnya atau dengan wadah yang diusulkan, atau dengan komponen katup. Sebagai contoh, trikloromonofluorometan cenderung untuk membentuk asam klorida bebas blla diformulasikan dengan sistem yang mengandung air atau etil alcohol. Yang terakhir disebut umumnya dipakai sebagai pelarut penyerta dalam sistem aerosol. Asam klorida bebas tidak hanya mempengaruhi efektivitas produk, tetapi juga menimbulkan kerja yang merusak beberapa komponen wadah.
Efek fisiologis propelan juga harus dipertimbangkan dalam formulasi suati aerosol, untuk menjamin keamanan produk pada penggunaan yang diharapkan. Walaupun propelan secara tersendiri atau dalam campuran dengan bahan aktif formula tidak toksik bila dicobakan pada orang, karena penggunaan bentuk aerosol mempunyai segi-segi yang tidak diharapkan. Sebagai contoh, bila bahan aktif yang busa digunakan dalam penyemprot hidung atau mulut ditempatkan dalam kabut aerosol yang halus mungkin akan mencapai saluran napas yang lebih dalam daripada yang diharapkan dan mungkin menyebabkan iritasi. Contoh lain, seperti pada produk-produk baru aerosol untuk kulit, vagina dan rektal, pengaruh bentuk aerosol obat pada membran jaringan penerima obat harus dievaluasi terhadap efek iritasi dan perubahan-perubahan dalam absorpsi obat dari tempat yang terkena obat. Pola absorpsi obat mungkin berubah karena peningkatan kecepatan kelarutan partikel-partikel halus yang biasanya dihasilkan pada produk aerosol.
Walaupun hidrokarbon terfluorinasi mempunyai tingkat toksisitas yang relatif rendah dan umumnya tidak mengiritasi, tetapi individu-individu tertentu yang mungkin sensitif terhadap bahan propelan dan yang menggunakan aerosol inhalasi, mungkin
memperlihatkan efek kardiotoksik sesudah penggunaan yang cepat dan berulang-ulang. SISTEM DUA FASE.
Seperti telah dinyatakan sebelumnya, system aerosol dua fase terdiri dari fase cair yang mengandung propelan cair dan cairan pekat produk, serta fase gas.