• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINGTUR BERDASAR CARA PEMBUATAN: 1 Tingtur yang dibuat dengan maserasi:

Dalam dokumen langkah formulasi strategi anal (2) (Halaman 121-126)

BAB IX SEDIAAN CAIR

TINGTUR BERDASAR CARA PEMBUATAN: 1 Tingtur yang dibuat dengan maserasi:

a. Opii Tinctura, F.I. edisi II (!0% bahan dasar)

b. Opii Tinctura Aromatics, F.I. Ed. III (12% bahan dasar).

c. Digunakan 12% Opium untuk mengimbangi Morphinum yang diendapkan oleh tanin dare Cinnamomi Cortex.

d. Valerianae Tinctura, F.I. ed. II (20% bahan dasar) e. Myrrhae Tincutura, F.I. Ed. II (20% bahan dasar) f. Capsici Tinctura. F.I. Ed.11 (10% bahan dasar)

g. Polygalae Tinctura. Ekstra F.I. 1974 (20% bahan dasar) 2. Tingtur yang dibuat dengan cara modifikasi maserasi:

a. Cardamomi Tinctura Composita, Ekstra F.I. 1974. b. Catechu Tinctura, ekstra F.I. 1974 (20%bahan dasar). c. Opii Tinctura Benzoica, Ekstra F.I. 1971.

3. Tingtur yang dibuat dengan cara perkolasi:

a. Belladannae Tinctura, F.I. Ed.III (10% bahan dasar) b. Cinnamomi Tinctura, F.I. Ed.III (20%) bahan dasar) c. Digitalis Tinctura, F.I. Ed,III. (10% bahan dasar)

d. Lobeliae Tinctura, F.I. Ed.II (10% bahan dasar) e. Stramonii Tinctura. F.LEd.II (10% bahan dasar) f. Strychnine Tinctura, F.I. Ed.II (10% bahan dasar)

g. Ipecacuanhae Tincutra. Ekstra F.I. 1974 (1090 bahan dasar) 4. Tingtur yang dibuat dengan cara modifikasi perkolasi:

Rhei 'Tinctura Composita, Ekstra F.I. 1974 (10% bahan dasar pokok). 5. Tingtur yang dibuat dengan cara melarutkan:

a. Iodii Tinctura, melarutkan lodium.

b. Secale Cornuti Tinctura, dengan melarutkan Ekstrak Sekale.

3. SIRUPI (SIROP)

Sirop adalah sediaan cair berupa larutan yang mengandung sakarosa. Kadar sakarosa adalah tidak kurang dari 64,0% dan tidak lebih dari 66,9% kecuali dinyatakan lain.

Sirop dibuat sebagai berikut, dibuat cairan untuk sirop, dipanaskan dan ditambah gula, jika perlu dididihkan hingga larut. Ditambahkan air mendidih secukupnya hingga diperoleh bobot yang dikehendaki, bila terjadi busa, hilangkan busanya dan disaring. Pembuatan sirop dari simplisia yang mengandung glikosida antrakinon, ditambahkan natrium karbonat sejumlah 10% bobot simplisia. Pada pembuatan sirop simplisia untuk persediaan ditambahkan nipagin 0,25% b/v atau pengawet yang cocok. Sirop disimpan dalam wadah tertutup rapat dan ditempat yang sejuk. Kadar gula dalam sirop pada suhu kamar maksimum 66% sakarosa, bila lebih tinggi akan terjadi pengkristalan, tetapi bila lebih rendah dari 62% sirop akan membusuk. Berat jenis sirop ialah kira-kira 1,3. Pada penyimpanan dapat terjadi pemecahan sakarosa menjadi glukosa dan fruktosa. Bila sirop yang bereaksi asam, pemecahan sakarosa dapat terjadi lebih cepat.

Dalam larutan berair, mengandung 62% atau lebih, sakarosa tidak dapat ditumbuhi jamur, meskipun jamur tidak terbunuh.

Bila kadar sakarosa turun karena pemecahan struktur, maka jamur dapat tumbuh. Bila dalam resep sirop diencerkan dengan air, dapat pula ditumbuhi jamur. Untuk mencegah sirop tidak menjadi busuk ditambahkan nipagin sebagai pengawet.

Bila cairan hasil penyarian mengandung zat yang mudah menguap maka sakarosa dilarutkan dengan pemanasan rendah dan dalam botol yang tertutup, hal ini dilakukan dalam membuat Aurantii Corticis Sirupus, Balsami Tolutani Sirupus, Colae composites Sirupus, Senegae Sirupus, Thymi Sirupus dan Thymi composites Sirupus. Pada pembuatan Cinnamomi Sirupus sakarosa dilarutkan tanpa penggunaan panas.

berikut:

1. Althaeae Sirupus, akar Althaeae dipotong tipis-tipis, dicuci bersih dandimaserasi dengan larutan Nipagin (1 =400) dalam air.

2. Aurantii Corticis Sirupus (F.LEd.II), kulit jeruk dipotong kecil-kecil dan diperkolasi dengan air yang mengandung Nipagin.

3. Colae Composites Sirupus, Cairan untuk sirop, merupakan larutan Fern Citras, Qiiininum, Strychnini Nitras, Natrii Glycerophosphas dan Acidum Citricum ditambah Colae Extractum liquidum, Spiritus fortior dan Oleum Aurantii Corticis. Dalam wadah tertutup dilarutkan sakarosa dengan pemananasan rendah. Mengandung kadar sakarosa 47% dan etanol 18%.

4. Ferrosi lodidi Sirupus

Ferrum pulveratum dicampur dengan air. Iodum ditambahkan sedikit-sedikit sambil digerus. Setelah warns coklat hilang maka larutan disaring dimasukkan ke dalam larutan 0,5 bagian Acidum citricum dan 600 bagian sakarosa dalam 200 bagian air papas. Untuk mencegah terjadinya oksidasi dari ferro-iodida maka ujung corong masuk dalam larutan sakarosa. Sisi serbuk besi pada kerta Baring dicuci dengan air sampai diperoleh 1000 bagian sirop. Guna Acidum citricum adalah untuk mempercepat inversi sakarosa, pecah menjadi glukosa dan fruktosa merupakan reduktor kuat berguna untuk menvegah oksidasi Ferro lodidum. Ferro Iodidum selalu dibuat baru.

5. lpecacuanhae Sirupus

Sirop ini dibuat dengan mencampur 10 bagian Ipecacuanhae Tinctura dengan 90 bagian Sirupus simplex.

6. Kreosoti composites Sirupus

Sirop ini dibuat dengan melarutkan Ephedrinun dalam campuran Kreosotum, Aconiti Tinctura dan Etanol. Dalam cairan ini ditambahkan Balsami Tolutani Sirupus dan Calcii Lactophosphatis Sirupus dan disaring. Kadar sakarosa kira-kira 55%.

7. Rhamni Frangulae Sirupus

Cairan sirop diperleh dengan cara infusa Frangula Cortex dengan penambahan Natrii Carbonas.

8. Rhei Sirupus

Cairan sirop diperoleh dan mascrasi Rhei Radix yang dipotong tipis-tipis dengan berulang-ulang diaduk selama 24 jam dengan penambahan Natrii Carbonas untuk memudahkan larut anthraglikosida.

Cairan sirop diperoleh dengan cara infusa Rhoeados Petalum selama setengah jam dengan air yang mengandung Nipagin.

10. Senegae Sfrupus

Cairan sirop dibuat dengan cara perkolasi Senegae Radix dengan cairan penyari etanol dan air dengan penambahan Nipagin. Dengan pemanasan rendah dilarutkan gulanya.

11. Sennae Sirupus

Cairan sirup dibuat dengan cara infus Sennae Folium dengan tambahan Natrii Carbonas selama 15 menit dengan air.

12. Sirupus simplex

Sirop yang mengandung sakarosa 65% dalam larutan Nipagin.

13. Thymi Sirupus

Cairan sirop dibuat dengan cara perkolasi Thymi Herba dengan air di mana terlarut Nipagin. Sakarosa dilarutkan dalam cairan sirop tersebut dengan pemanasan rendah.

14. Thymi compositus Sirupus

Cairan sirup dibuat dengan perkolasi Thymi Herba dan Thymi Serpylli Herba dengan larutan Nipagin dalam air. Sakarosa dilarutkan dalam cairan sirop dengan pemanasan yang rendah. Perlu diketahui bahwa Sirupus umumnya adalah netral atau asam lemah, kecuali Rhamni Frangulae Sfrupus dan Sennae Sirupus bereaksi alkali.

5. SPIRITUS AROMATICI

Spiritus Aromatics dibuat dengan maserasi sejumlah simplisia dengan campuran sejumlah etanol dan air selama 24 jam. Maserat lalu didestilasi sampai diperoleh 1000 bagian. Kadar etanol Spiritus Aromatics adalah 65% v/v.

Spiritus Aromatics harus jernih, tidak berwarna, cairan berbau aroma dan berasa, yang mengandung hanya bagian yang mudah menguap tidak mengandung tanin dan harsa

Pengenceran Spiritus Aromatics dengan air akan menjadi keruh, karena minyak menguap yang dikandung kurang larut dalam air.

Dalam Farmakope Belanda terdapat sediaan:

1. Spiritus Aromaticus

Maserasi selama 24 jam, Majoranae Herba, Cinnamomi Corterx. Myristicae Semen, Caryophyllum dan Coriandri Fructus dengan campuranetanol dan air. Dari cairan tersebut lalu didestilasi hingga diperoleh 1000 bagian.

2. Spiritus Cinnamomi

Maserasi selama 24 jam serbuk Cinnamomi Cortex dengan campuran etanol dan air. Dari cairan ins lalu didestilir hingga diperoleh 1000 bagian.

Maserasi selama 24 jam Citri Fructus Cortex segar dengan etanol. Lalu didestilasi dan akhirnya didestilasi dengan uap hingga diperoleh 1000 bagian.

4. Spiritus Cochleariae

Maserasi selama 24 jam Cochleariae Herba dan Armoraciae Radix dengan campuran air dan etanol. Lalu didestilir hingga diperoleh 1000 bagian.

5. Spiritus Lavandulae

Larutkan 1 bagian Oleum Lavandulae dalam 150 bagian etanol 90% v/v dan 49 bagian ari.

6. VINUM (ANGGUR OBAT)

Menurut Farmakope Belanda Vinum adalah anggur dari Spanyol yang dalam perdagangan dikenal dengan anggur Sherry (Xereswijn) mengandung etanol tidak kurang dare 18%, v/v; boleh pula diberikan jenis lain asal memenuhi syarat Farmakope.

Cinchonae Vinum, dibuat dengan maserasi 2 bagian serbuk kina dan buat 80 bagian anggur, larutkan ke dalamnya 20 bagian sakarosa, biarkan 6 hari pada tempat sejuk lalu disaring.Condurango Vinum, dibuat dengan maserasi 10 bagian serbuk Condurango Cortex dan dibuat 100 bagian anggur.

7. AQUA AROMATICA (AIR AROMATIK)

Air aromatik menurut Farmakope Indanesia Edisi II adalah larutan jenuh minyak atsiri dalam air.

Air aromatik merupakan cairan jernih atau agak keruh, mempunyai bau dan rasa yang tidak menyimpang dari bau dan rasa minyak atsiri asal. Air aromatik disimpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya dan di tempat yang sejuk.

Pembuatan air aromatik dilakukan dengan melarutkan sejumlah minyak atsiri sesuai yang tertera dalam 60 ml etanol (95%), lalu ditambah air sedikit demi sedikit sambil dikocok kuat-kuat hingga 100 ml. Ditambah 500 mg talcum sambil dikocok sekali-kali, dibiarkan selama beberapa jam dan disaring. Dan 1 bagian volume filtrat diencerkan dengan 39 bagian volume air.

Sebagai contoh komposisi minyak atsiri yang digunakan dalam membuat aqua aromatik adalah sebagai berikut: untuk Aqua Foeniculi digunakan 4 g Oleum Foeniculi sedangkan untuk aqua Menthae Piperitae digunakan 2 g Oleum Menthae Piperitae.

Untuk pembuatan Aqua Rosae dilakukan sebagai berikut: larutkan 1 g Oleum Rosae dalam 20 ml etanol. Pada filtrat ditambahkan air secukupnya hingga 5000 ml dan disaring.

Bila air aromatik dalam penyimpanan terjadi kekeruhan maka sebelum digunakan harus dikocok kuat-kuat.

7. SEDIAAN GALENIK LAIN

Hyoscyami lnfusum Oleosum, dibuat dengan:

Mencampur 25 bagian serbuk Hyoscyami Herba dengan 50 bagian etanol 90% vlv dan l bagian Ammonia. Panasi selama 10 jam pada suhu 500 dijaga agar sedikit mungkin etanol menguap. Tambahkan 250 bagian Oleum Sesami dan panasi hingga kira-kira 80°, diaduk sampai etanol menguap. Diperas, dan biarkan cairan mengendap dan disaring.

Solutio Carbonis Detergens. dibuat dengan:

Mencampur 100 bagian Pix Lithanthracis dengan 500 bagian pasir dan 10 bagian Saponinum crudum, ditambahkan 500 bagian campuran 99,5 bagian etanol 70% v/v fsn 0,5 bagian aseton dan memaserasi selama 5 hari sambil berkali-kali digojok. Disaring dan dibiarkan filtrat 2 hari, setclah itu disaring lagi.

BAB XI

AEROSOL, INHALASI DAN OBAT SEMPROT

Dalam dokumen langkah formulasi strategi anal (2) (Halaman 121-126)