• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMASAN DAN PENYIMPANAN SALEP

Dalam dokumen langkah formulasi strategi anal (2) (Halaman 73-77)

SALEP, KRIM, PASTA, GEL DAN LINIMENTA

7.2.7. PENGEMASAN DAN PENYIMPANAN SALEP

a. Dapat dikemas dalam botol gelas yang tidak berwarna, warna hijau, amber atau biru atau buram, botol plastik, tube dan porselin putih.

b. Wadah dari gelas dan berwarna berguna untuk salep yang mengandung obat yang peka cahaya.

c. Tube dibuat dari kaleng atu plastik, sering dilengkapi dengan alat bantu khusus untuk pemakaian pada rektum, vagina, mata, telinga atau hidung. Tube untuk pemakaian topikal berukuran 5-30 g.

d. Salep disimpan pada temperatur di bawah 300C untuk mencegah melembeknya salep apabila basis yang digunakan dapat menyerap air.

7.3. KRIM (CREAM)

Krim (cream) didefinisikan sebagai sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuia, berupa emulsi kental mengandung tidak kurang dari 60% air, dimaksudkan untuk pemakaian luar. Tipe krim ada dua yaitu tipe air dalam minyak (A/M) dan krim minyak dalam air (M/A). Krim biasanya digunakan sebagai emollient atau pemakaian obat pada kulit.

Krim memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan salep dimana krim mudah menyebar secara merata karena memiliki kosistensi lebih rendah. Disamping itu krim tipe emulsi minyak dalam air lebih mudah dibersihkan dibandingkan dengan sediaan salep.

Krim dikemas dan diawetkan dengan cara yang sama seperti pengemasan dan pengawetan sediaan salep.

7.4. PASTA

Pasta adalah sediaan semipadat yang mengandung satu atau lebih bahan obat yang ditujukan untuk pemakaian topikal. Secara umum persentase bahan padat lebih besar dibandingkan dengan salep sehingga pasta lebih kental dan kaku jika dibandingkan dengan salep.

Sifat pasta keras dan absorptif, maka setelah pemakaian akan meninggalkan bekas atau kotoran di tempat aplikasi. Pasta lebih cocok digunakan untuk luka akut yang cenderung mengeras, menggelembung dan mengeluarkan darah. Akan tetapi karena sifatnya yang kaku dan sukar ditembus maka pasta pada umumnya tidak sesuai untuk pemakaian pada bagian tubuh yang berbulu.

Contoh pasta yang sering digunakan sekarang ini adalah pasta gigi triamsinolon asetonid yaitu preparat antiinflamasi yang dipakai secara topical pada mukosa di selaput mulut dan pasta zink oksida.

Pasta Zink Oksida

Pasta zink oksida merupakan sediaan yang padat, kaku yang tidak meleleh pada suhu tubuh. Pasta ini dibuat dengan cara menggerus dan kemudian mencampurkan zink oksida dan amilum masing-masing 25% dengan vaselin putih. Pasta ini mampu mengabsorpsi uap air lebih banyak dibandingkan dengan salep zink oksida dan digunakan sebagai astringen dan pelindung.

Pasta Gigi Triamsinolon Asetonida

Pasta ini digunakan untuk pelekatan pada selaput lendir untuk memperoleh efek lokal.

7.5. GEL

Gel, kadang-kadang disebut Jeli, merupakan sistem semipadat terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar, terpenetrasi oleh suatu cairan. Gel dapat digunakan untuk obat yang diberikan secara topikal atau dimasukkan ke dalam lubang tubuh.

Gel dikelompokkan menjadi 2 jenis yaitu :

1. Gel fase tunggal : terdiri dari makromolekul organic yang tersebar merata dalam suatu cairan sedemikian hingga tidak terlihat adanya ikatan antara molekul makro yang terdispersi dalam cairan tersebut. Makromolekul yang sering digunakan untuk membuat gel jenis ini adalah makromolekul sintetik (karbomer) atau gom alam (tragakan). Sebagai fase pembawa dapat digunakan etanol atau minyak.

2. Gel dua fase : membentuk semipadat jika dibiarkan dan menjadi cair pada pengocokan. Sediaan harus dikocok dahulu sebelum digunakan untuk menjamin

homogenitas. Jika ukuran partikel dari fase disperse relative besar, massa gel kadang- kadang dinyatakan sebagai magma

Contoh-contoh Gel dan Magma 1. Magma Bentonit, NF

Merupakan suatu preparat yang terdiri dari 5% bentonit. Magma bentonit ini dapat dibuat dengan cara mekanik dalam suatu blender dengan menambahkan bentonit ke dalam air murni dimana mesin blender tetap berjalan. Disamping itu dapat dibuat juga dengan cara menaburkan bentonit sedikit demi sedikit ke dalam air murni yang panas, dan membiarkan tiap-tiap bagian menjadi basah dan merata tanpa pengadukan, sebelum bagian lain ditambahkan. Dengan metode yang kedua ini, campuran harus didiamkan selama 24 jam sebelum diaduk untuk memastikan hidrasi da pengembangan dari bentonit telah sempurna. Magma bentonit digunakan sebagai pensuspensi.

2. Gel Aluminium Hidroksida, USP

Merupakan suatu suspensi berair dari endapan seperti gelatin yang terdiri dari aluminium hidroksida yang tidak larut dan aluminium oksida hidrat. Sebagai sumber aluminium dari reaksi tersebut berasal dari aluminium klorida atau tawas alumina yang menghasilkan endapan aluminium oksida dan aluminium hidroksida yang tidak larut. Sediaan antasida ini kental, berwarna putih, yang efektif untuk menetralkan jumlah tertentu dari asam lambung. Preparat ini harus disimpan dalam wadah tertutup dan harus dihindari pembekuannya.

7.6. LINIMENTA

Linimenta umumnya adalah sediaan cair atau kental, mengandung analgetikum dan zat yang mempunyai sifat melemaskan otot atau menghangatkan, digunakan sebagai obat luar. Linimenta analgetik dan yang melemaskan otot digunakan dengan cara mengoleskan pada kulit dengan menggunakan kain flannel panas, dan linimenta yang menghangatkan digunakan pada kulit dengan cara mengoleskan sambil memijat dan mengurut.

Mamfaat linimenta antara lain :

1. Sebagai antipruritik (mengurangi gatal-gatal)

Obat yang digunakan misalnya mentol 0,25%, fenol 0,5%, dan champor 2,0%. 2. Sebagai keratoplastik (mempertebal lapisan tanduk kulit)

Obat yang digunakan misalnya asam salisilat 1-2% 3. Sebagai keratolitik (melunakkan lapisan tanduk kulit)

4. Sebagai anti eksim

Obat yang digunkan misalnya larutan asam borat 2%, hidrokortison asetat 0,5-1% 5. Sebagai antiparasit

Obat yang digunakan misalnya sulfur, benzilalkohol 10-30% 6. Sebagai antibakteri dan antifungi

Obat yang digunakan misalnya basitrasin 500U/g, tetrasiklin HCl 3%, kloramfenikol 2-3%, nistatin 100.000 U/g

7. Sebagai antiseborrheic (mengurangi pelepasan sebum yang berlebihan) Obat yang digunakan resorsinol, asam salisilat dan sulfur

Beberapa Contoh Sediaan Linimenta Beserta Cara Pembuatannya 1. Linimentum Ammoniae

Linimenta ini terbuat dari oleum sesami (minyak wijen), asam oleat gubal dan ammonia cair. Minyak wijen mengandung asam lemak bebas yang terbatas dimana dengan penambahan ammonia cair tidak cukup untuk membentuk emulsi sehingga perlu penambahan asam oleat gubal. Jika pada linimenta ini ditambahkan zat tertentu maka zat-zat ini dilarutkan terlebih dahulu ke dalam minyak wijen. Sedangkan jika asam salisilat atau asam bensoat ditambahkan dalam formula maka asam-asam ini dilarutkan ke dalam ammonia tetapi perlu diingat bahwa sisa ammonia harus cukup untuk membentuk emulsi, jika tidak maka asam- asam ini harus diganti dengan bentuk garam amoniumnya.

2. Linimentum Calcis

Dibuat dengan mengemulsikan oleum olivarum (minyak zaitun) dan air kapur dalam jumlah yang sama melalui penggojogan. Jika bahan obat yang akan ditambahkan larut dalam minyak maka obat-obat ini harus dilarutkan atau digerus terlebih dahulu di dalam minyak.

Jika ditambahkan seng oksida, cara di atas dapat dilakukan tetapi setelah seng oksida digerus dengan minyak zaitun maka penambahan air kapur harus dilakukan secepatnya agar tidak terjadi pemisahan. Cara terbaik untuk menyiapkan sediaan ini adalah dengan melarutkan seng oksida dengan air kapur dan ke dalamnya langsung ditambahkan minyak zaitun. Pada waktu pengadukan, dengan cepat akan terbentuk massa yang konsistennya mirip dengan salep, tetapi pengdukan ini tidak boleh berlebihan karena akan terjadi pemisahan. Cara kerja ini dapat pula digunakan pada oleum lini (minyak cat)

3. Lotio Kummerfeldi

Langkah pertama adalah menghaluskan kamfer dengan bantuan eter. Setelah itu di dalam mortir disiapkan musilago gummi arabicum sesuai yang tertera di dalam resep. Ke dalam musilago ini ditambahkan aqua rosa kemudian sulfur praesipitum, setelah homogen baru ditambahkan kamfer dan zat-zat tambahan lain yang terdapat di dalam resep. Untuk

memudahkan memasukkan lotio kummerfeldi ini ke dalam botol maka dilakukan penambahan sisa aqua rosa. Setelah lotio dikemas di dalam botol maka dilakukan penambahan aqua calcis dimana aqua ini tidak ditambahkan sebelum sediaan dikemas di dalam botol karena dikhawatirkan dapat mengikat karbondioksida dari udara.

BAB VIII

SEDIAAN SEMISOLID

Dalam dokumen langkah formulasi strategi anal (2) (Halaman 73-77)