• Tidak ada hasil yang ditemukan

Air Limbah

Dalam dokumen BAB PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang (Halaman 174-181)

Halaman 5 - 31

Gambar 5.17 : Tipikal Jaringan Drainase

D. Air Limbah

Produksi air limbah akan terus meningkat sejalan dengan pertambahan penduduk dan peningkatan aktivitas kegiatan. Volume air buangan setiap hari sebesar 70-80 % dari volume pemakaian air bersih Sampai tahun 2033 diperkirakan kegiatan rumah tangga, perdagangan, komersial, industri akan meningkat bukan hanya dalam jumlah tetapi juga jenis.

Rencana pengembangan, sistem air buangan di kawasan perencanaan dapat dibedakan dalam dua bagian, yaitu :

1. Rencana Air Limbah Rumah Tangga.

Pengelolaan air limbah rumah tangga masih dibuang ke saluran drainase yang ada mengingat limbah yang terkandung belum begitu besar dan dapat diuraikan.

Halaman 5 - 32 2. Rencana Air Limbah Kotoran manusia

Konsep pembuangan limbah dapat dilakukan dengan septic tank tunggal. Rencana Sistem Jaringan Air Limbah berdasarkan SNI03-238-2002 tentang Tata Cara Perencanaan Tangki Septik dengan sistem resapan serta pedoman tentang pengelolaan air limbah secara komunal pada lingkungan perumahan yang berlaku, maka di setiap lingkungan perumahan harus disediakan :

 Septictank.

Bidang resapan.

 Jaringan pemipaan air limbah.

Jadi dalam setiap lingkungan perumahan di kawasan perencanaan harus terdapat 3 elemen di atas. Rencana sistim air limbah untuk kawasan Koridor Jalan Utama Kota Simpang Ampek masih memakai sistim konvensional yaitu dengan cara mengalirkan air limbah rumah tangga ke saluran yang melalui sumur resapan dan kemudian diteruskan ke riol kota. Disyaratkan untuk setiap hunian memiliki dan memakai sistim sumur resapan ini termasuk bangunan ruko atau toko yang memiliki dapur, atau kamar mandi.

Gambar 5.18 : Pengelolaan Air Limbah Domestik dan Tengki Septik Dengan bidang Resapan

Halaman 5 - 33

Dapur

Bak Kontrol

Lubang Kontrol Lubang Hawa Ijuk

Pasir

Kerikil

Pipa

Batu Kali/Kosong Penampung Bidang Resapan

Bidanr Resapan Lubang Periksa Tengki Septik Bidang Resapan Kakus

A. Skema Pengelolaan Air Limbah Domestik

B. Desain Tengki Septik dengan Bidang Resapan

Drainase atau dirembeskan di sumur resapan 0,50 0,50 0,80 0,20 0,20 0,20 1,20 0,20 1,00 1,00

Halaman 5 - 34 Gambar 5.20

Halaman 5 - 35

E. Telpon

Rencana jaringan telepon lebih cenderung meningkatkan jaringan yang ada dan sedikit menata ulang jalur tiang telepon yang ada dan yang terkena oleh pelebaran jalan. Tiang telepon tidak boleh posisinya menggangu pejalan kaki atau pengguna jalan dan tidak tumpang tindih dengan posisi pohon-pohon pelindung atau pengarah, untuk menghindari bahaya sengatan listrik atau terganggunya sistim jaringan. Berkenaan dengan jaringan telepon adalah pentingnya penataan penempatan posisi tower-tower seluler yang marak ditengah-tengah permukiman, untuk kedepan setiap operator seluler harus bekerjasama dengan pihak pemerintah daerah dalam menentukan posisi dari tower seluler, diusahakan penempatannya jauh dari kawasan permukiman padat atau perdagangan jasa.

F. Persampahan

Dengan fungsi kawasan sebagai kawasan pusat kota, pusat pemerintahan, perdagangangan dan jasa, permukiman serta beberapa fungsi kegiatan perkotaan, maka penyediaan sarana persampahan perlu ditingkatkan. Rencana penanganan persampahan di kawasan perencanaan yaitu :

a. Penyediaan sarana TPS seperti bak sampah yang melayani setiap blok lingkungan, container .

b. Pengembangan Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) untuk kawasan perencanaan dengan menerapkan sistem 3 R (reduce, reuse,

recycle) yakni pengolahan sampah secara terpadu pada kawasan

permukiman bagian belakang yang tidak atau belum terjangkau.

Dalam meningkatkan pelayanan persampahan ini perlu dilakukan suatu sistem pengelolaan sampah yang terpadu dan terjadi kerjasama antar masyarakat dengan pemerintah daerah. Sistem pengelolaan sampah ini terdiri dari pewadahan, pengumpulan, pengangkutan, dan pembuangan akhir. Diharapkan tingkat pelayanan sistem penanganan sampah dilakukan dengan pemanfaatan sistem yang sudah ada serta lebih meningkatkan peran serta pihak masyarakat dan swasta.

Halaman 5 - 36 Sistem Pengelolaan Sampah di kawasan perencanaan dapat dijelaskan sebagai berikut :

a.

Sistem pembuangan kotoran dan sampah direncanakan dan dipasang dengan mempertimbangkan fasilitas penampungan dan jenisnya.

b.

Pertimbangan fasilitas penampungan diwujudkan dalam bentuk penyediaan tempat penampungan kotoran dan sampah pada masing-masing bangunan gedung, yang diperhitungkan berdasarkan fungsi bangunan, jumlah penghuni, dan volume kotoran dan sampah.

c.

Pertimbangan jenis kotoran dan sampah diwujudkan dalam bentuk penempatan pewadahan dan/atau pengolahannya yang tidak mengganggu kesehatan penghuni, masyarakat dan lingkungannya.

Gambar 5.21. Rencana Pengembangan Distribusi Persampahan Di Wilayah Perkotaan

TPA

(Tempat Pembuangan

Halaman 5 - 37

5.2 Prinsip-Prinsip Penataan Bangunan dan Lingkungan

Koridor jalan utama kawasan perencanaan memiliki peran sangat khusus yang berada pada jaringan jalan utama sehingga posisi tata letak bangunan di sepanjang koridor ini menjadi penting, demikian juga dengan aksessibilitas yang harus menjamin keselamatan, keamanan, kenyamanan dan kemudahan dalam pencapaian dari dan ke setiap arah di dalam maupun diluar kawasan perencanaan. Oleh sebab itu diperlukan pemisahan secara khusus antar jalur utama dengan jalur-jalur lainnya agar fungsi jalan utama tidak terganggu.

Garis Sempadan Bangunan (GSB) yang diterapkan adalah (ROWx1/2) dengan demikian bangunan-bangunan tidak terlalu berdekatan dengan badan jalan dan menghindari dampak kebisingan, bahaya benturan, getaran pada bangunan akibat kendaraan dan ancaman lainnya. Jarak antar bangunan ditetapkan sesuai dengan standar bangunan perkotaan, yang sangat memperhatikan pergerakan kendaraan. Ruang terbuka sangat dominan dengan Koefisien Daerah Hijau 30% dari luas ruang terbuka.

Susunan massa berorientasi ke jalan utama kawasan. Rancangan arsitektur di blok-blok memerlukan identitas lokal dengan menampilkan nuansa tradisional atau arsitektur khas lokal. Bentuk bangunan dirancang sesuai dengan tuntutan fungsi saat ini dan mendatang, namun kekhasan lokal dapat ditampilkan melalui kaidah-kaidah arsitektur tradisional maupun arsitektur khas lokal atau juga dengan gaya modern.

Utilitas kawasan didalam blok-blok juga merupakan prioritas yang berfungsi sebagai prasarana penunjang. Untuk menghindari kesemberawutan dan gangguan terhadap instalasi maka beberapa jenis utilitas kawasan di koridor ini berupa kabel dan pemipaan harus menerapkan sistem tanam bawah tanah (underground system) guna menjaga estetika, keamanan dan keselamatan di sepanjang koridor seperti jaringan air bersih dan telepon.

Halaman 5 - 38

5.2.1 Peruntukan Untuk Perdagangan dan Jasa

Dalam dokumen BAB PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang (Halaman 174-181)