• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang"

Copied!
257
0
0

Teks penuh

(1)

Halaman 1 - 1

BAB

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kota Simpang Ampek Kabupaten Pasaman Barat saat ini memiliki kedudukan yang cukup penting di Provinsi Sumatera Barat, karena secara geografis Kota Simpang Ampek berada pada jalur pergerakan di antara kota-kota penting seperti Kota Padang sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN), Kabupaten Pasaman Timur, Kabupaten Agam, Kabupaten Padang Pariaman, bahkan ke provinsi tetangga yakni Provinsi Sumatera Utara. Fungsi Kota Simpang Ampek sendiri adalah sebagai Pusat Kegiatan Wilayah Promosi (PKWp) adalah sebagai pusat kawasan promosi bagi Provinsi Sumatera Barat. Fungsi ini terutama untuk meningkatkan peran dan fungsi Kabupaten Pasaman Barat terutama Kota Simpang Ampek dalam pengembangan dan pembangunan wilayah.

Sejalan dengan kegiatan penataan ruang kota dan pengembangan Kota Simpang Ampek dengan beberapa peran dan fungsi yang diemban salah satunya adalah sebagai kawasan pusat pemerintahan, perkantoran Kabupaten Pasaman Barat, perdagangan dan jasa, menjadikan Kota Simpang Ampek semakin berkembang baik dari segi peningkatan aktifitas dan kegiatan yang ada dan peningkatan pergerakan ke kawasan tersebut serta peningkatan infrastruktur kawasan salah satunya dengan pengembangan jaringan jalan di kawasan pusat kota.

Dengan melihat perkembangan kawasan kota Simpang Ampek Kabupaten Pasaman Barat saat ini yang sudah mulai berkembang dengan pesat sesuai

(2)

Halaman 1 - 2 dengan fungsi yang diemban sebagai ibukota kabupaten, dengan pengembangan jaringan jalan utama yakni di koridor utama jalan menuju kawasan pusat perkantoran pemerintah dan pusat perdagangan dan jasa dengan pembangunan fisik yang mulai tidak terkendali, maka perlu dilakukan penataan terhadap fungsi dan pengendalian tata bangunan yang berada di kawasan koridor jalan utama tersebut.

Sebagai kawasan cepat tumbuh, maka pada kawasan Koridor Jalan Utama Kota Simpang Ampek ini perlu dilakukan perencanaan tata ruang agar perkembangannya terkendali dan dapat berfungsi secara efektif serta memenuhi persyaratan kenyamanan, aman, dan tertib karena jika tidak maka akan menimbulkan dampak-dampak negatif, antara lain :

1. Pembangunan fisik akan berlangsung dengan cepat sehingga cenderung tidak

terkendali dan mengarah pada pembentukan kawasan yang sembraut, yang tidak serasi, tidak efisien, tidak nyaman, dengan ketersediaan sarana dan prasarana yang tidak memadai.

2. Pembangunan fisik yang tidak terkendali tidak akan membentuk suatu tata ruang kota yang serasi dan tidak memiliki citra visual yang baik.

Kedua keadaan di atas dapat terjadi, antara lain, karena Pemerintah Daerah tidak bisa memberi arahan pembangunan yang sesuai. Umumnya rencana tata ruang yang telah disusun berupa RTRW dan RDTRK ada pada skala wilayah dan bagian kota, padahal perangkat peraturan daerah yang diperlukan untuk pengarahan pembangunan tersebut haruslah cukup detail sampai skala tata bangunan dan lingkungan (RTBL). Berdasarkan Permen PU No. 06/PRT/M/2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan, RTBL adalah panduan rancang bangun suatu lingkungan/kawasan yang dimaksudkan untuk pengendalian pemanfaatan ruang, penataan bangunan dan lingkungan, serta memuat materi pokok ketentuan program bangunan dan lingkungan, rencana umum dan panduan rancangan, rencana investasi, ketentuan pengendalian

rencana, dan pedoman pengendalian pelaksanaan pengembangan

(3)

Halaman 1 - 3 Berdasarkan gambaran di atas, maka untuk mengantisipasi perkembangan Kawasan Koridor Jalan Utama Kota Simpang Ampek yang merupakan kawasan cepat tumbuh ini, maka perlu segera dilakukan penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) agar :

 Adanya acuan bagi Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat dalam

pengendalian pembangunan dan penataan kawasan Koridor Jalan Utama Kota Simpang Ampek sebagai kawasan strategis sebagai kawasan pemerintahan, perdagangan dan jasa;

 Agar perkembangan berbagai kegiatan yang ada di dalam kawasan Koridor

Jalan utama yaitu antara kegiatan Perkantoran, perdagangan dan jasa dan kegiatan-kegiatan lainnya yang akan berkembang dan/atau dikembangkan dapat terintegrasi satu sama lain ;

 Agar tercipta suatu kualitas perkotaan yang baik, baik secara fungsional, visual maupun lingkungan bagi kawasan Koridor Jalan Utama Kota Simpang Ampek sehingga dapat tercipta kenyamanan, keamanan dan citra Kota Simpang Ampek.

1.2 Potensi dan Permasalahan Kawasan

A. Potensi Kawasan Perencanaan

Secara umum, potensi di kawasan sekitar Kawasan Koridor Jalan Utama Kota Simpang Ampek Kabupaten Pasaman Barat sebagai berikut :

1. Merupakan salah satu kawasan strategis sebagai kawasan pemerintahan dan kawasan pertumbuhan ekonomi, sosial bagi Kota Simpang Ampek.

2. Kawasan Perencanaan merupakan kawasan potensial bagi aktivitas

perkantoran, ekonomi dan sosial yang mulai mengalami permintaan pasar atas lahan (Market force) cukup tinggi, namun belum sejalan dengan kesiapan peraturan yang lebih rinci serta penyediaan infrastruktur yang seimbang.

3. Meningkatkan karakter kawasan sebagai salah satu kawasan kota yang memiliki peranan penting bagi Kota Simpang Ampek dan Kabupaten Pasaman Barat secara umum dengan posisi kawasan di koridor jalan

(4)

Halaman 1 - 4 utama untuk dimanfaatkan sebagai kawasan perkantoran, komersial dan perdagangan jasa.

B. Permasalahan di kawasan perencanaan

Dalam konteks pengembangan di sekitar Kawasan Koridor Jalan Utama Kota Simpang Ampek Kabupaten Pasaman Barat, pada saat ini kawasan tersebut mengalami beberapa permasalahan, antara lain :

1. Dengan semakin banyaknya event-event baik yang berskala lokal, regional

maupun nasional di daerah tersebut maka masyarakat mulai melaksanakan aktivitas ekonomi di daerah tersebut yang jika tidak di tata secara baik akan menimbulkan permasalahan di kemudian hari.

2. Kawasan Perencanaan yang merupakan sebuah koridor utama saat ini memperlihatkan pertumbuhan sporadis, dan sebagian mulai menunjukan penurunan kualitas lingkungan (degradasi), dikawatirkan akan terjadi ketidaksesuaian fungsi, ketidakseimbangan pemanfaatan lahan dan ketidakjelasan pembentukan struktur ruang kawasan. Dominasi ruang linier pada kawasan perkotaan dan sebagian ruang belum menandakan kawasan perkotaan.

3. Kawasan perencanaan dan sekitarnya sedang dan akan mengalami

pertumbuhan secara cepat dan intervensi berbagai aspek. Kondisi ini akan mendorong penggunaan lahan yang bersifat temporer. Kawasan sekitar Kawasan Koridor Jalan Utama Kota Simpang Ampek Kabupaten Pasaman Barat memerlukan penegasan kebijakan spasial yang dapat mendorong kemungkinan konflik penggunaan ruang dan aktivitasnya. Seperti konflik pemanfaatan ruang antara ruang publik, sirkulasi dan parkir.

4. Arahan pengembangan Tata Ruang dan pembangunan belum jelas dan

perlunya Penegasan fungsi mikro tentang daerah aliran sungai dan irigasi serta peruntukan bangunan yang bisa dibangun.

5. Diperlukan konsolidasi dalam bentuk: Konsolidasi Lahan dikaitkan dengan RTBL.

(5)

Halaman 1 - 5

1.3 Maksud, Tujuan dan Sasaran

Maksud dari kegiatan ini adalah melakukan penyusunan terhadap Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Kawasan Koridor Jalan Utama Kota Simpang Ampek agar lebih tertata dan terkendali pembangunan di kawasan tersebut. Tujuan dari Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Kawasan Koridor Jalan Utama Kota Simpang Ampek Kabupaten Pasaman Barat adalah :

1. Sebagai masukan rencana dan program pembangunan fisik bagi Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat dalam penanganan tata bangunan dan lingkungan kawasan Koridor Jalan Utama Kota Simpang Ampek.

2. Sebagai masukan teknis bagi pemerintah daerah dalam bentuk rincian pengendalian perwujudan bangunan dan lingkungan pada kawasan Koridor Jalan Utama Kota Simpang Ampek sekaligus sebagai arahan peran serta seluruh pelaku pembangunan (pemerintah, swasta, masyarakat lokal, investor) dalam mewujudkan lingkungan yang dikehendaki.

3. Menyiapkan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan pada kawasan Koridor Jalan Utama Kota Simpang Ampek sebagai bagian dari upaya penataan fungsi dan fisik kawasan, bersama masyarakat dan semua stakeholder, sesuai dengan kebutuhan dan kondisi lokal dengan memperhatikan keserasian dengan kawasan sekitarnya.

4. Menyusun program investasi pembangunan sebagai acuan implementasi dari rencana dan rancangan yang telah disusun.

Sasaran dari kegiatan Penyusunan RTBL Kawasan Koridor Jalan Utama Kota Simpang Ampek Kabupaten Pasaman Barat ini adalah :

1. Tersusunnya RTBL Kawasan Koridor Jalan Utama Kota Simpang Ampek sebagai bagian dari upaya penataan fungsi dan fisik kawasan, bersama masyarakat dan semua stakeholder, sesuai dengan kebutuhan dan kondisi lokal dengan memperhatikan keserasian dengan kawasan sekitarnya.

2. Status legal dari RTBL ditandai dengan tersusunnya Rancangan Peraturan Bupati untuk mengoperasionalkan RTBL yang telah disusun.

(6)

Halaman 1 - 6 3. Tersusunnya program investasi pembangunan Kota Simpang Ampek

Kabupaten Pasaman Barat yang telah disetujui oleh semua pihak yang terkait sebagai bagian upaya peningkatan kualitas lingkungan sebagai bagian integral dari pelaksanaan pembangunan.

1.4 Ruang Lingkup

1.4.1 Lingkup Wilayah Perencanaan

Lokasi kawasan perencanaan terletak Koridor Jalan yang menghubungkan Bundaran Simpang Ampek – Pusat Perkantoran Pasaman Baru – Pusat Perkantoran Padang Tujuh Kecamatan Pasaman, Kabupaten Pasaman Barat dengan luasan 200 m dari kiri dan kanan jalan utama tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 1.1.

1.4.2 Lingkup Substansi

Lingkup Substansi penyusunan RTBL Kawasan Koridor Jalan Utama Kota Simpang Ampek ini adalah sebagai berikut :

 Mengumpulan Data

a. Mengumpulkan data primer dan sekunder baik kualitatif maupun kuantitatif sebagai bahan analisis.

b. Mengadakan Peta/foto udara kawasan rencana skala 1:5000.

c. Menganalisa data sebagai bahan untuk merumuskan masalah sebagai dasar penyusunan RTBL.

 Perumusan potensi, masalah, dan pemecahannya untuk penyusunan RTBL.

 Penyusunan materi pokok rencana Tata Bangunan dan Lingkungan yang

terdiri dari :

a. Program Bangunan dan Lingkungan

 Dengan mempertimbangkan faktor kelayakan baik segi ekonomi,

sosial, dan budaya.

 Program ditetapkan setelah mempertimbangkan konsep

keberagaman kawasan (diversity), seperti keseimbangan

(7)

Halaman 1 - 7

 Program merupakan penjabaran peruntukan lahan yang telah

ditetapkan untuk kurun waktu tertentu, baik yang menyangkut jenis, jumlah, besaran dan luasan bangunan. Termasuk di dalam program adalah penetapan fungsi-fungsi bangunan (peruntukan lahan mikro), kebutuhan ruang terbuka, fasilitas umum, dan fasilitas sosial.

b. Program Investasi.

c. Rencana Umum (design plan).

 Rencana peruntukan lahan mikro.

 Rencana perpetakan.

 Rencana tapak.

 Rencana sistim pergerakan.

 Rencana prasarana dan sarana lingkungan.

 Rencana wujud bangunan.

d. Rencana Detail (design-guidelines)

 Bersifat panduan rencana teknik yang lebih memperjelas pencapaian

kualitas minimal visual dan lingkungan yang responsif.

 Lebih rinci, menjelaskan arah bentuk, dimensi, gubahan, perletakan

dan signage, pedestrian, Street Funiture dan lain-lain.

e. Administrasi pengendalian program dan rencana.

f. Arahan Pengendalian Pelaksanaan (development guidelines).

 Rumusan arahan substansi teknis kelanjutan dari rencana dan

program sebagai masukan teknis bagi peraturan daerah tentang bangunan pada lingkungan tertentu, yang pengembangan lingkungannya telah mengacu kepada RTBL yang disusun.

 Arahan bersifat lokal sesuai dengan batasan lingkungan yang

dikendalikan, aturan yang bersifat performance-based sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari RTBL.

 Merupakan ketentuan umum penata-laksanaan atau manajemen

(8)

Halaman 1 - 8 Gambar 1.1. Wilayah Perencanaan :

(9)

Halaman 1 - 9

1.5 Kedudukan dan Fungsi RTBL Dalam Sistem Perencanaan

Tata Ruang Kota

RTBL Kawasan Perkotaan merupakan rencana pemanfaatan ruang kota atau kawasan perkotaan secara terperinci yang disusun untuk penyiapan perwujudan ruang dan fisik bangunan dalam rangka pelaksanaan program-program perkotaan. Jangka waktu RTBL Kawasan Perkotaan adalah 1 tahun dan dituangkan kedalam peta rencana dengan skala 1 : 1000 atau lebih.

RTBL Kawasan Perkotaan berkaitan dengan pengaturan pemanfaatan ruang, pengaturan dan pengendalian bangunan sebagai operasionalisasi dari RDTR Kota. Kedudukan RTBL dalam pengendalian bangunan dan lingkungan dapat dilihat pada gambar skematik berikut ini (gambar 1.2).

Gambar 1.2. Kedudukan RTBL Dalam Sistem Perencanaan Tata Ruang Kota

(10)

Halaman 1 - 10

RTRW KOTA

RDTR KOTA

RTRK/RTBL

Pedoman untuk :

• Pemberian IMB dan pemanfaatan

bangunan.

• Penertiban letak, ukuran bangunan dan bukan bangunan.

• Penyusunan rancang bangun

bangunan.

Pedoman untuk :

• Pemberian advis planning;

• Pengaturan bangunan setempat;

• Penyusunan rencana teknik ruang kawasan perkotaan atau RTBL;

Pedoman untuk :

• Perumusan kebijakan pokok

pemanfaatan ruang.

• Mewujudkan keterpaduan,

keterkaitan dan keseimbangan antar sektor.

• Rujukan bagi penerbitan ijin lokasi.

• Rujukan bagi Penyusunan RDTR.

(11)

Halaman 1 - 11

1.6 Keluaran Pekerjaan RTBL

Keluaran dari penyusunan RTBL Kawasan Koridor Jalan Utama Kota Simpang Ampek ini adalah sebagai berikut :

1. Program bangunan dan lingkungan.

2. Program investasi.

3. Rencana Umum.

4. Rencana Detail.

5. Administrasi dan Pengendalian.

6. Arahan Pengendalian Pelaksanaan.

7. Draft Pengaturan kepala daerah berupa rancangan Peraturan Bupati untuk memberikan status hukum dalam mengoperasionalkan muatan pengaturan RTBL yang telah disusun.

8. Keluaran di atas dibuat dalam bentuk (format) laporan, dilengkapi dengan peta digital dengan format CAD/GIS dengan skala 1:1000 dalam bentuk laporan tercetak (print out berwarna) disertai rekaman file digital dalam media compact disk (CD).

1.7 Dasaar Hukum

Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Kawasan Koridor Jalan Utama Kota Simpang Ampek memiliki dasar hukum berupa perundang-undangan dan peraturan yaitu :

1. Undang-undang Nomor 13 Tahun 1980, tentang Jalan.

2. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1992, tentang Perumahan dan Permukiman.

3. Undang-undang Nomor 14 Tahun 1992, tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

4. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997, tentang Pengelolaan Lingkungan

Hidup.

5. Undang-undang Nomor 28 Tahun 2002, tentang Bangunan Gedung.

6. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007, tentang Penataan Ruang.

(12)

Halaman 1 - 12

8. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004, tentang Pemerintahan Perimbangan

Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

9. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1982, tentang Pengaturan Air.

10. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 1985, tentang Jalan.

11. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1986, tentang Analisa Dampak

Lingkungan.

12. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1993, tentang Analisa Dampak

Lingkungan.

13. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1996, tentang Pelaksanaan Hak dan Kewajiban Serta Bentuk dan Tata Cara Peran Serta Masyarakat Dalam Penataan Ruang.

14. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2000, tentang Tingkat Ketelitian Peta

Untuk Penataan Ruang Wilayah.

15. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2005, tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung.

16. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan

Undang-Undang No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung.

17. Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Menteri Pekerjaan Umum Nomor

60-1595 dan Nomor 503/Kpts/1985, tentang Tugas dan Tanggung Jawab Perencana Kota.

18. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 1988, tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 1987 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Kota.

19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 1987, tentang Pedoman Penyusunan Rencana Kota.

20. Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 1988, tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau di Wilayah Perkotaan.

21. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 06/PRT/M/2007, tentang

Pedoman Umum Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan.

22. Keputusan Menteri Kimpraswil Nomor 327/KPTS/M/2002, tentang

(13)

Halaman 1 - 13

23. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 441/KPTS/1998, tentang

Persyaratan Teknis Bangunan Gedung.

24. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 486/KPTS/1998, tentang

Persyaratan Teknis Aksesibilitas Pada Bangunan Umum dan Lingkungan.

25. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 10/KPTS/2000, tentang

Ketentuan Teknis Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.

26. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 11/KPTS/2000, tentang

Ketentuan Teknis Manajemen Penanggulangan Kebakaran di Perkotaan.

1.8 Sistimatika Penulisan

Dalam Laporan Akhir ini Penyusunan Kegiatan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Kawasan Koridor Jalan Utama Kota Simpang Ampek Kabupaten Pasaman Barat terdiri dari 7 (tujuh) Bab, dengan sistematika sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN

Pada Bab ini dipaparkan mengenai latar belakang penyusunan RTBL Kawasan Koridor Jalan Utama Kota Simpang Ampek serta maksud dan tujuannya. Selain itu juga di jelaskan mengenai ruang lingkup kegiatan (lingkup wilayah, lingkup materi, dan keluaran) kedudukan pekerjaan RTBL serta sistematika pembahasan Penyusunan Laporan Pendahuluan Pekerjaan RTBL Kawasan Koridor Jalan Utama Pusat Kota Simpang Ampek.

BAB 2 KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KOTA

Pada Bab ini dilakukan tinjauan terhadap kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan pengembangan dan pembangunan di kawasan perencanaan yakni kawasan koridor jalan utama Kota Simpang Ampek yang terdiri dari kebijakan berdasarkan RTRW, RDTR atau Rencana Rinci, RPJP atau RPJM Kabupaten Pasaman Barat dan dokumen-dokumen perencanaan yang berkaitan dengan kawasan perencanaan.

(14)

Halaman 1 - 14 BAB 3 TINJAUAN DAN ANALISA KAWASAN PERENCANAAN

Pada Bab ini menguraikan gambaran umum dan analisis kawasan yang berkaitan dengan Rencana Tata bangunan dan Lingkungan Kawasan Koridor Jalan Utama Kota Simpang Ampek diantaranya mengenai analisis fisik kawasan, analisis sosial ekonomi kawasan, analisis tata bangunan dan lingkungan kawasan dan analisis sarana prasana lingkungan kawasan perencanaan.

BAB 4 PROGRAM BANGUNAN DAN LINGKUNGAN

Pada Bab ini menjelaskan kebutuhan pengembangan ruang di kawasan perencanaan, potensi dan masalah kawasan perencanaan, konsep rencana yang akan dikembangkan pada kawaan perencanaan meliputi : konsep peruntukan lahan, konsep tata letak, konsep tata bangunan, konsep intensitas bangunan, konsep sirkulasi dan pergerakan, konsep RTH, dan konsep jaringan utilitas kawasan.

BAB 5 RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN

Pada Bab ini menjelaskan kebutuhan pengembangan ruang di kawasan perencanaan, potensi dan masalah kawasan perencanaan, konsep rencana yang akan dikembangkan pada kawaan perencanaan meliputi : konsep peruntukan lahan, konsep tata letak, konsep tata bangunan, konsep intensitas bangunan, konsep sirkulasi dan pergerakan, konsep RTH, dan konsep jaringan utilitas kawasan.

BAB 6 KETENTUAN PENGENDALIAN PELAKSANAAN

Pada Bab ini menjelaskan kebutuhan pengembangan ruang di kawasan perencanaan, potensi dan masalah kawasan perencanaan, konsep rencana yang akan dikembangkan pada kawaan perencanaan meliputi : konsep peruntukan lahan, konsep tata letak, konsep tata bangunan, konsep intensitas bangunan, konsep sirkulasi dan pergerakan, konsep RTH, dan konsep jaringan utilitas kawasan.

(15)

Halaman 1 - 15 BAB 7 INDIKASI PROGRAM DAN INVESTASI

Pada Bab ini menjelaskan kebutuhan pengembangan ruang di kawasan perencanaan, potensi dan masalah kawasan perencanaan, konsep rencana yang akan dikembangkan pada kawaan perencanaan meliputi : konsep peruntukan lahan, konsep tata letak, konsep tata bangunan, konsep intensitas bangunan, konsep sirkulasi dan pergerakan, konsep RTH, dan konsep jaringan utilitas kawasan.

(16)

Halaman 2 - 1

BAB

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN

2.1 Pengembangan

Wilayah

Kabupaten

Pasaman

Barat

berdasarkan RTRW Kabupaten Pasaman Barat 2011 - 2031

Tujuan yang ingin dicapai dari pengembangan wilayah Kabupaten Pasaman Barat adalah ; “ Mewujudkan tata ruang wilayah Kabupaten Pasaman Barat dalam rangka memenuhi kebutuhan pembangunan daerah dalam jangka panjang dengan senantiasa memperhatikan aspek kelestarian lingkungan, efisiensi alokasi investasi, dan bersinergi dengan kegiatan pembangunan lainnya sehingga dapat dijadikan sebagai acuan dalam penyusunan program pembangunan untuk tercapainya kesejahteraan masyarakat". Sedangkan sasaran yang diharapkan dari pengembangan wilayah Kabupaten Pasaman Barat adalah :

a) Terkendalinya berbagai kegiatan pembangunan di wilayah Kabupaten

Pasaman Barat, baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun oleh masyarakat;

b) Terciptanya keserasian antara pelestarian Kawasan Lindung dan

pemanfaatan Kawasan Budidaya ;

c) Tersusunnya rencana dan keterpaduan program-program pembangunan

diwilayah Kabupaten Pasaman Barat;

d) Terdorongnya minat investasi masyarakat dan dunia usaha untuk

menanamkan investasinya di wilayah Kabupaten Pasaman Barat dalam berbagai sektor pembangunan;

e) Terkoordinasinya pembangunan antar wilayah dan antar sektor

pembangunan.

(17)

Halaman 2 - 2

2.1.1 Arah Pengembangan Struktur Ruang Kabupaten Pasaman Barat

Struktur pemanfaatan ruang kabupaten akan didukung oleh wilayah pengembangan dengan sistem pusat-pusat pengembangan wilayah. Kabupaten Pasaman Barat dibagi menjadi 5 (lima) Satuan Wilayah Pengembangan (SWP), yaitu :

a. Wilayah Pengembangan I berpusat di Simpang Empat dengan wilayah pengembangan mencakup wilayah Kecamatan Pasaman, sebagian wilayah Kecamatan Luhak Nan Duo dan Kecamatan Sasak Ranah Pasisie, dengan pusat pengembangan terletak di Simpang Empat;

b. Wilayah Pengembangan II berpusat di Kinali, dengan wilayah pengembangan mencakup wilayah Kecamatan Kinali dan sebagian Kecamatan Luhak Nan Duo, dengan pusat pengembangan terletak di Kinali ; c. Wilayah Pengembangan III berpusat di Talu, dengan wilayah

pengembangan mencakup wilayah Kecamatan Talamau dan Kecamatan Gunung Tuleh dengan pusat pengembangan terletak di Talu;

d. Wilayah Pengembangan IV berpusat di Ujung Gading dengan wilayah pengembangan mencakup wilayah Kecamatan Lembah Melintang, Kecamatan Sungai Aur dan Kecamatan Koto Balingka dengan pusat pengembangan terletak di Ujung Gading;

e. Wilayah Pengembangan V mencakup wilayah Kecamatan Koto Balingka dan wilayah Kecamatan Sungai Baremas dan Kecamatan Ranah Batahan dengan pusat pengembangan terletak di Air Bangis.

(18)

Halaman 2 - 3 Gambar : 2.1. Peta Pola Ruang Kabupaten Pasaman Barat

(19)

Halaman 2 - 4

2.1.2 Arah dan Fungsi Wilayah Pengembangan

A. Wilayah Pengembangan I yang menjadi orientasi pelayanan dan perkembangan wilayah Kecamatan Pasaman dan sebagian wilayah Kecamatan Luhak Nan Duo dan Kecamatan Ranah Pasisie yang dibagi menjadi 2 (dua) Sub-Pusat Pengembangan, yaitu :

a. Suko Mananti; b. Sasak;

Pengembangan I berfungsi sebagai :

a. Pelayanan Perkantoran Pemerintah Kabupaten;

b. Pelayanan Perkantoran Pemerintah Kecamatan Pasaman, Kecamatan

Luhak Nan Duo dan Kecamatan Sasak Ranah Pasisie;

c. Perkebunan;

d. Perikanan;

e. Pelayanan Perdagangan dan Jasa;

f. Pelayanan Pendidikan, Kesehatan, Olahraga dan Sosial Budaya;

B. Wilayah Pengembangan II yang menjadi orientasi pelayanan dan orientasi perkembangan wilayah Kecamatan Kinali dan sebagian wilayah Kecamatan Luhak Nan Duo yang dibagi menjadi 2 (dua) sub pusat pengembangan, yaitu: a. Koto Baru;

b. Katiagan;

Pengembangan II berfungsi sebagai :

a. Pelayanan Perkantoran pemerintah Kecamatan ;

b. Pelayanan Sektor Peternakan ;

c. Perkebunan ;

d. Parawisata ;

(20)

Halaman 2 - 5 C. Wilayah Pengembangan III yang menjadi orientasi pelayanan dan orientasi

perkembangan wilayah Kecamatan Talamau dan kecamatan Gunung Tuleh yang dibagi menjadi 2 (Dua) Subpusat pengembangan, yaitu :

a. Kajai;

b. Simp III Alin;

Pengembangan III berfungsi sebagai :

a. Pelayanan Perkantoran pemerintah Kecamatan;

b. Pelayanan Pertanian dan perkebunan;

c. Parawisata;

d. Pertambangan;

e. Pelayanan Pendidikan, Kesehatan, OIahraga dan sosial Budaya;

D. Wilayah Pengembangan IV yang menjadi orientasi pelayanan dan orientasi perkembangan wilayah Kecamatan Lembah Melintang wilayah Kecamatan sungai Aur dan sebagian wilayah Kecamatan Koto Balingka yang dibagi menjadi2 (Dua) Sub-Pusat Pengembangan, yaitu :

a. Parit; b. SungaiAur;

Pengembangan IV berfungsi sebagai

a. Pelayanan Perkantoran Pemerintah Kecamatan;

b. Kegiatan Agropolitan; c. Parawisata;

d. Pelayanan Perdagangan, Jasa dan lndustri;

e. Pelayanan Pendidikan, Kesehatan, Olahraga dan Sosial Budaya;

E. Wilayah Pengembangan V yang menjadi orientasi pelayanan dan orientasi perkembangan wilayah Kecamatan sungai Baremas, Kecamatan Koto Balingka dan wilayah Kecamatan Ranah Batahan yang dibagi menjadi 2 (dua) Sub-Pusat Pengembangan, yaitu :

a Silaping, b. Desa Baru;

(21)

Halaman 2 - 6 Pengembangan V berfungsi sebagai :

a. Pelayanan Perkantoran Pemerintah Kecamatan;

b. Pelayanan Pertanian dan Perkebunan serta perikanan;

c. Pelayanan Pendidikan, Kesehatan, Olahraga dan Sosial Budaya;

d. Parawisata Bahari;

e. Pelayanan Transportasi laut;

2.1.3 Identifikasi Wilayah Yang Dikendalikan Pengembangannya

Untuk Kabupaten Pasaman Barat, terkait wilayah yang perlu pengendalian pengembangannya, berdasarkan RTRW dan juga dengan memperhatikan berbagai kebijakan pembangunan Kabupaten Pasaman Barat maupun kebijakan pembangunan Propinsi Sumatera Barat yang mengarahkan pada optimalisasi pemanfaatan kawasan budidaya dan menjaga kelestarian kawasan lindung dalam rangka melaksanakan pembangunan yang seimbang dan berkelanjutan; hasil analisis potensi dan daya dukung lahan; serta keinginan untuk mendorong perekonomian wilayah yang didukung oleh pengembangan sektor pertanian, maka lokasi yang perlu mendapat perlindungan terkait pengendalian wilayah untuk kawasan perencanaan adalah kawasan Rawan Banjir yang terletak di Kecamatan Pasaman.

2.1.4 Identifikasi Wilayah Yang Didorong Pertumbuhannya

Memperhatikan kecenderungan sosial-politik di daerah dan kebutuhan pengembangan Kabupaten Pasaman Barat sebagai kabupaten yang baru terbentuk, dapat diindikasikan beberapa Kawasan Prioritas Pembangunan, walaupun pada dasarnya semua kawasan yang ada membutuhkan pembangunan dalam berbagai bidang. Kawasan prioritas pembangunan di Kabupaten Pasaman Barat dapat dibagi atas beberapa kelompok berdasarkan pertimbangan tertentu, yaitu :

A. Kawasan prioritas Pembangunan Atas Pertimbangan Letak Geografis, yaitu : a. Kawasan Sepaniang Jalan Lintas Sumatera.

(22)

Halaman 2 - 7 B. Kawasan Prioritas Pembangunan Atas Pertimbangan Daya Dukung Fisik dan

Lingkungan Yaitu :

a. Kawasan Budidaya yang dapat dikembangkan untuk

Pertanian/Perkebunan.

b. Kawasan Sekitar Bendungan Batang tongar.

c. Kawasan Sepanjang Saluran lrigasi Primer.

d. Kawasan Pegunungan dengan tingkat kemiringan lahan (lereng) di atas 40%.

e. Kawasan Daerah Rawan Bencana Alam.

C. Kawasan Prioritas Pembangunan Atas Pertimbangan Kebutuhan Pelayanan, yaitu :

a. Kawasan Pusat Pengembangan Wilayah di Simpang Empat dan Ujung

Gading.

b. Kawasan Perkantoran Pemerintah tingkat Kabupaten.

c. Kawasan Sub-sub Pusat Pengembangan Wilayah.

d. Kawasan Pusat-pusat Kenagarian.

e. Kawasan Permukiman.

f. Kawasan Peruntukkan lndustri.

2.1.5

Arah Perkembangan Permukiman dan Penduduk

Kawasan peruntukan permukiman terdiri atas permukiman perkotaan dan permukiman perdesaan. Kawasan permukiman perkotaan yakni pusat-pusat kegiatan dan pusat pelayanan yang terdiri dari :

1) PKWp Simpang Empat.

2) PKLp Silaping.

3) PPK Kinali, Air Bangis, Ujung Gading.

4) PPL Simpang Tiga/Alin, Simpang Tiga, Parit, Sasak Koto Dalam, Talu.

Diluar pusat-pusat di atas merupakan kawasan permukiman perdesaan yang dalam arti lain merupakan kawasan hinterland dari pusat-pusat yang dimaksud di atas. Pada umumnya kawasan permukiman perdesaan di Kabupaten Pasaman

(23)

Halaman 2 - 8 Barat bertumbuh mengikuti perkembangan jalan dan sebagian bertumbuh secara sporadis dan berkelompok yang berupa pusat permukiman desa/jorong.

2.1.6

Strategi Pengembangan Wilayah Kabupaten Pasaman Barat

Strategi pengembangan Pusat dan Sub-Pusat Pengembangan Wilayah tersebut di atas adalah sebagai berikut :

a. Mengukuhkan Simpang Ampek sebagai lbukota Kabupaten Pasaman Barat

sebagaimana telah ditetapkan didalam UU No. 38 Tahun 2003.

b. Membangun “landmark” Kabupaten Pasaman Barat di Simpang Empat (Sukomananti

dan sekitamya) yang menunjukkan identitas Pasaman Barat sebagai daerah yang memiliki keterkaitan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah yang diatasnya.

c. Membangun sarana dan prasarana pelayanan untuk mendukung pengembangan

Simpang Ampek (Sukomananti dan sekitamya) sebagai Pusat Pemerintahan serta Pusat Bisnis, Perdagangan dan Jasa.

d. Menetapkan 2 Wilayah Pengembangan Kabupaten Pasaman Barat, masing-masing

Wilayah Pengembangan Utara dengan Pusat Pengembangan di Ujung Gading dan Wilayah Pengembangan Selatan dengan Pusat Pengembangan di Simpang Empat.

e. Membangun sarana dan prasarana pelayanan pada kedua Pusat Pengembangan

dengan skala pelayanan Kabupaten Pasaman Barat dan sekaligus dapat memberikan pelayanan bagi kabupaten fain yang berbatasan di sekitarnya.

f. Membangun sarana dan prasarana pada semua Sub-Pusat Pengembangan dengan

skala pelayanan Sub. Wilayah Pengembangan dan sekaligus menjadi jangkar bagi pemberian pelayanan dari Pusat Pengembangan Wilayah Utara dan Pusat Pengembangan Wilayah Selatan.

g. Mengintegrasikan pelayanan masing-masing Sub-Pusat Pengembangan dengan

Pusat-pusat Kenagarian yang ada.

h. Pembangunan sarana dan prasarana di Simpang Ampek (sebagai lbukota Kabupaten

Pasaman Barat), Pusat-pusat Pengembangan Wilayah dan Sub-sub Pusat Pengembangan Wilayah didahului dengan penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan oleh Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat dengan melibatkan Pemerintah Propinsi Sumatera Barat maupun Pemerintah Pusat.

(24)

Halaman 2 - 9 Gambar : 2.2. Peta Kawasan Strategis Kabupaten Pasaman Barat

(25)

Halaman 2 - 10

2.2 Pembangunan Kabupaten Pasaman Barat Bidang

Keciptakaryaan

Dalam konteks penataan ruang wilayah Kabupaten Pasaman Barat, visi yang ingin dicapai dalam kurun waktu 10 tahun ke depan adalah cerminan dari sasaran yang ingin dicapai dari kegiatan penataan ruang, yang secara keseluruhan rumusannya adalah : "Terwujudnya struktur pemanfaatan ruang yang terintegrasi antara tata ruang daratan dengan tata ruang wilayah pesisir dan pulau kecil untuk mendukung fungsi dan peranan Kabupaten Pasaman Empat sebagai wilayah pengembangan ekonomi melalui Agropolitan, yang bemuansa Keadilan guna mendukung kesejahteraaan masyarakat Kabapaten Pasaman Barat”.

Visi penataan ruang tersebut dapat dijabarkan dengan penjelasan sebagai berikut:

a. Seluruh kegiatan pembangunan di wilayah Kabupaten Pasaman Barat

(khususnya pembangunan di bidang tata ruang) harus ditujukan untuk peningkatkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Pasaman Barat.

b. Melalui penataan ruang yang tepat akan tercipta keserasian pemanfaatan Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya (baik daratan maupun pesisir) dalam kerangka optimalisasi pgmanfaatan ruang di satu sisi, dan kesinambungan pembangunan di sisi lainnya, sehingga dapat diciptakan kondisi yang mendukung kebijakan pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development).

c. Penataan ruang yang dilakukan memungkinkan berlangsungnya berbagai

kegiatan pembangunan yang direncanakan secara terpadu dan terkoordinasi. d. Penataan ruang yang disusun memberikan kejelasan potensi dan prospek

perkembangan wilayah, sehingga menarik minat penanam modal untuk menanamkan investasinya di Kabupaten Pasaman Barat.

(26)

Halaman 2 - 11

2.2.1

Prioritas Pembangunan

Atas dasar rumusan permasalahan utama dan mempedomani rumusan misi, maka ditetapkan prioritas pembangunan untuk 5 tahun kedepan, dimana yang berkaitan dengan PSD Keciptakaryaan adalah :

a. Pengurangan kemiskinan.

b. Pengembangan infrastruktur dan peningkatan sanitasi.

c. Pengembangan Lingkungan Hidup.

2.2.1.1 Arah Kebijakan Umum Pembangunan Daerah

Arah Kebijakan Umum Pembangunan Daerah yang berkaitan dengan PSD Keciptakaryaan adalah Peningkatan Sarana dan Prasarana. Arah kebijakan pembangunan daerah yang berkaitan dengan Sanitasi yaitu yang berkaitan dengan perumahan dan pemukiman dengan penyediaan prasarana dasar; air bersih, drainase jalan lingkungan dan pengelolaan yang memadai secara merata ke seluruh wilayah, dimana tercantum :

1) Program pengembangan lingkungan sehat, dengan kegiatan penyuluhan

menciptakan lingkungan sehat dan pengkajian pengembangan lingkungan sehat, dimana indikator keluaran adalah terkelolanya sanitasi perumahan,

2) Penyediaan Air Bersih dan Sanitasi Dasar terutama bagi masyarakat miskin,

peningkatan fasilitas lingkungan permukiman.

2.2.1.2 lsu Strategis dan Prioritas yang Perlu Ditangani

Ada 3 hal pokok yang telah teridentifikasi didalam masalah Prasarana Bidang Cipta Karya yang mendesak untuk ditangani. Masing-masing adalah :

a. Masalah perilaku meliputi peningkatan pengetahuan, pembentukan sikap sehingga menjadi perilaku warga.

b. Masalah Manajerial.

(27)

Halaman 2 - 12 2.2.2 Sasaran Pengembangan Bidang Keciptakaryaan

2.2.2.1 Sub-Sektor Air Limbah

Sasaran umum pengembangan air limbah adalah semua rumah tangga minimum mempunyai jamban sebagai tempat pembuangan feces dan penggunaan septik tank yang memenuhi syarat. Selain itu sasaran pengembangan air limbah adalah pembangunan IPLT pada akhir tahun 2011 serta pengembangan lebih lanjut pelayanan sistem pembuangan air limbah serta berkurangnya pencemaran sungai akibat pembuangan tinja hingga 50% pada akhir tahun 2013 dan peningkatan pengawasan terhadap penanganan air limbah industri rumah tangga agar tetap memenuhi baku mutu lingkungan.

Berdasarkan karakteristik Kabupaten Pasaman Barat dimana sebagian wilayah mempunyai karakteristik perkotaan dan sebagian lagi perdesaan, maka strateginya pun disesuaikan dengan kondisi setempat. Pada kawasan perkotaan dimana pemukiman penduduk cukup padat maka pilihan teknologinya sistem komunal karena keterbatasan lahan yang tersedia sedangkan untuk daerah perdesaan dengan sistem setempat (on site sistem).

Rencana strategi pelaksanaannya adalah sebagai berikut :

1. Menyertakan berbagai media untuk promosi.

2. lntegrasi rencana pengelolaan air limbah rumah tangga dengan rencana strategi sanitasi.

3. Rehabilitasi dan konservasi pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh air limbah rumah tangga.

4. Pemberdayaan masyarakat dalam penanganan air limbah.

5. Pencanangan kawasan industri yang ramah lingkungan.

6. Pengembangan wilayah pengembangan air limbah.

7. Penguatan regulasi pengelolaan airlimbah rumah tangga.

8. Pencanangan industri rumah tangga yang sehat dan ramah lingkungan.

9. Rehabilitasi dan konservasi pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh air limbah rumah tangga.

10. Perencanaan dan pembangunan MCK dan septik tank komunal di 11

(28)

Halaman 2 - 13

2.2.2.2 Sub-Sektor Persampahan

Sasaran umum pengembangan dan pengelolaan persampahan yang hendak dicapai adalah meningkat nya jumlah sampah yang terangkut serta meningkat nya kinerja Tempat Pembuangan Akhir (TPA ) yang berwawasan lingkungan. Target untuk tahun 2012 dan tahun 2014 yang ditetapkan meliputi timbulan sampah dan pengelolaan persampahan sebagai berikut :

Timbulan Sampah

Pengurangan volume timbulan sampah kota sebesar 10 persen.

Pengelolaan Sampah

a. Pewadahan dan Pengumpulan.

 Meningkatkan layanan pengumpulan sampah disetiap wilayah

sebesar 15 persen.

 Memperbaiki efisiensi dan efektifitas layanan pengumpulan

sampah hingga Mencapai 50 persen dari timbulan sampah. b. Pengangkutan Sampah

 Meningkatkan Jumlah dari sumber, tempat Pembuangan Sampah

Sementara (TPSS), dan transfer depo menjadi 70 persen dari jumlah timbulan sampah.

 Meningkatkan efisiensi dan efektifitas layanan pengangkutan

sebesar 10 persen dari kondisi sebelumnya. c. Pembuangan Sampah

 Memperbaiki pembuangan sampah dengan cara sanitary landfill.

 Menyediakan sarana dan prasarana sampah ditempat pembuangan

akhir.

 Mengendalikan dan memantau dampak pembuangan sampah

sesuai dengan rencana pengelolaan lingkungan (RKL) dan rencana pemantauan lingkungan (RPL).

d. Sampah Sebagai Sumber Daya

 Meningkatkan usaha daur ulang sampah sampai mencapai 15

persen dari jumlah timbulan sampah.

 Mengurangi penggunaan sumber daya alam melalui penggunaan

(29)

Halaman 2 - 14

e. Sistem Pengelolaan Sampah

 Memiliki peraturan daerah tentang pengelolaan sampah sebagai pengganti peraturan daerah tentang kebersihan.

 Memiliki rencana induk pengelolaan persampahan.

 Memiliki rencana operasional pengelolaan persampahan.

 Memiliki rencana teknik rinci mengenai sistem pengelolaan

persampahan.

2.2.2.3 Sub-Sektor Drainase

Sasaran umum pengembangan drainase adalah terbebasnya saluran-saluran drainase dari sampah sehingga mampu meningkatkan fungsi saluran drainase sebagai pematus air hujan dan berkurangnya wilayah-wilayah genangan permanen dan temporer.

Langkah-langkah yang diambil dalam pengembangan sub-sektor drainase adalah :

a. Aspek Kebijakan : Pembuatan Perda .

b. Aspek Kelembagaan : Untuk penguatan kelembagaan dilakukan dengan

membuat Perda dan Tupoksi yang jelas.

c. Aspek Pendanaan : Menerapkan skala prioritas, mengundang pihak ke tiga

untuk investasi dan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi didalam pemeliharaan drainase.

d. Aspek Teknis dan Manajemen Operasional : Penyempumaan masterplan

dan pemetaan topografi sebagai acuan didalam pembangunan drainase dan kejelasan didalam menejemen pemeliharaan drainase.

e. Aspek Partisipasi Non Pemerintah : Dilakukan sosialisasi secara terus menerus.

2.2.2.4 Sub-Sektor Air Minum

Sasaran umum pengembangan Air Minum adalah terpenuhinya kebutuhan masyarakat akan air bersih, sehingga mampu meningkatkan pelayanan air bersih dengan sistem perpipaan untuk kawasan yang terbangun di Kabupaten

(30)

Halaman 2 - 15 Pasaman Barat, meliputi kebutuhan domestik dan non domestik yang dilayani oleh PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum).

Langkah-langkah yang diambil dalam pengembangan sub-sektor Air Minum adalah :

1. Aspek Kebijakan : Membuat Perda.

2. Mengoptimalkan kualitas sumber air yang berasal dari mata air atau air tanah yang ada di seluruh wilayah Kabupaten Pasaman Barat.

3. Aspek Pendanaan : dari berbagai pihak, baik pemerintah, masyarakat maupun swasta.

4. Membangunan prasarana dan sarana pendukung untuk pendistribusian air

bersih.

5. Memperhatikan tingkat kelayakan pelayanan, efektifitas dan efisiensi pengelolaan air minum pada seluruh daerah layanan di Kabupaten Pasaman Barat.

2.2.2.5 Sub-Sektor Penataan Bangunan Lingkungan

Sasaran umum penataan Bangunan Lingkungan adalah memberdayakan masyarakat dalam menyelenggarakan bangunan Gedung yang tertib, layak huni, berjati diri, serasi dan selaras, sehingga masyarakat dapat mandiri dalam penataan lingkungan yang produktif dan berkelanjutan. Dengan demikian dapat terwujudnya bangunan gedung dan lingkungan yang layak huni dan berjati diri.

Langkah-langkah yang diambil dalam penataan bangunan lingkungan adalah :

1. Aspek Kebijakan : membuat perda.

2. Mensosialisasikan perda penataan bangunan lingkungan kepada seluruh masyarakat Kabupaten Pasaman Barat melalui team yang ditunjuk, agar masyarakat dapat langsung mengetahui dan memahami isi perda tersebut.

3. Memperhatikan rencana pembangunan Kabupaten Pasaman Barat yang

tertuang dalam RTRW Kabupaten Pasaman Barat.

4. Merencanakan pembangunan dengan pendekatan Pembangunan

(31)

Halaman 2 - 16

5. Memperhatikan kelayakan dalam penataan bangunan dan lingkungan

terutama dalam hal pemulihan biaya investasi.

6. Aspek Pendanaan : dari berbagai pihak, baik pemerintah, masyarakat maupun swasta.

2.2.2.6 Sub-Sektor Permukiman

Sasaran umum pengembangan permukiman adalah terpenuhinya kebutuhan dasar permukiman dengan tersedianya perumahan, terarahnya pertumbuhan wilayah sehingga dapat mendorong kegiatan ekonomi melalui kegiatan pembangunan. Dengan demikian dapat terwujudnya kondisi perkotaan dan perdesaan yang layak huni, aman, nyaman, sejahtera serta berkelanjutan. Langkah-langkah yang diambil dalam pengembangan sub-sektor Permukiman adalah :

1. Aspek Kebijakan : membuat perda.

2. Mensosialisasikan perda pengembanga permukiman kepada seluruh

masyarakat Kabupaten Pasaman Barat melalui team yang ditunjuk, agar masyarakat dapat langsung mengetahui dan memahami isi perda tersebut.

3. Memperhatikan kondisi alamiah dan tipologi Kabupaten Pasaman Barat.

4. Memperhatikan rencana pembangunan Kabupaten Pasaman Barat yang

tertuang dalam RTRW Kabupaten Pasaman Barat.

5. Merencanakan pembangunan dengan pendekatan Pembangunan

berkelanjutan dan berwawasan lingkungan

6. Memperhatikan tingkat kelayakan pelayanan, efektifitas dan efisiensi dalam pengembangan perkotaan di Kabupaten Pasaman Barat.

2.2.3 Prioritas Pembangunan Prasarana Dan Sarana Kabupaten Pasaman Barat

Pemetaan kondisi dan profil PSD KECIPTAKARYAAN (PSD Mapping) dilakukan untuk menetapkan Kawasan prioritas yang penetapannya berdasarkan urutan potensi resiko kesehatan lingkungan. Area yang memiliki tingkat resiko kesehatan lingkungan yang tinggi, mendapatkan prioritas yang tinggi pula dalam program pembangunan dan pengembangan sanitasi. Area yang dimaksud dalam hal ini adalah nagari dan jorong yang ada di Kabupaten Pasaman Barat. 2 (dua) lokasi

(32)

Halaman 2 - 17 memiliki prioritas penanganan pembangunan prasarana dan sarana bidang keciptakaryaan, yaitu :

1. Pusat Pemerintahan di Simpang Ampek. 2. Kawasan Pasar Ujung Gading.

2.3 Rencana Rinci Kawasan Kota Simpang Ampek Tahun 2012

Bagian Wilayah Pengembangan RDTR Simpang Ampek ditetapkan pada kawasan dengan karakteristik yang bercirikan perkotaan dan BWP kawasan perkotaan Simpang Ampek di bagi dalam 5 (lima) Sub BWP, yaitu sebagai berikut :

1. Sub BWP I, dengan kegiatan kawasan peruntukan yang dominan adalah

pertanian lahan kering, pusat pemerintahan dan permukiman.

2. Sub BWP II dengan kegiatan kawasan peruntukan yang dominan adalah

pertanian lahan kering, permukiman dan perdagangan.

3. Sub BWP III dengan kegiatan kawasan peruntukan yang dominan adalah perkebunan dan permukiman.

4. Sub BWP IV dengan kegiatan kawasan peruntukan yang dominan adalah

perkebunan dan permukiman.

5. Sub BWP V dengan kegiatan kawasan peruntukan yang dominan adalah

(33)

(34)

Halaman 2 - 19

2.3.1 Rencana Jaringan Transportasi

Pola jaringan jalan merupakan kerangka pembentuk struktur ruang kota. Jenis fungsi jaringan jalan yang direncanakan di Kawasan perencanaan meliputi jalan berfungsi primer dan sekunder.

1. Rencana Pengembangan Jaringan Jalan Arteri Primer

Rencana pengembangan jalan arteri primer di kawasan perencanaan yaitu :

Jalan Lintas Padang-Simpang Ampek-Ujung Gading, Ruas jalan lintas Padang -

Simpang Ampek - Ujung Gading dalam pengembangannya dilakukan peningkatan lebar jalan. Dengan dikembangkannya ruas jalan ini sebagai jalan arteri primer, ruas jalan ini direncanakan nantinya memiliki lebar jalan 27 m. 2. Rencana Pengembangan Jaringan Jalan Arteri Sekunder

Rencana pengembangan jalan arteri sekunder di Kawasan perencanaan yaitu: a. Jl. Simpang Pasaman Baru – Jl. Pertanian.

b. Jl. Simpang Pasaman Baru – Bandara Pelabuhan PAN Kapa.

3. Rencana Pengembangan Jaringan Jalan Kolektor Primer

Jalan Kolektor Primer adalah jalan yang menghubungkan antar kawasan ke jalur jalan arteri primer. Ruas jalan yang akan dikembangkan di kawasan perencanaan adalah :

a. Ruas Jalan Padang Tujuh – Batang Lingkin.

b. Ruas Jalan Batang Lingkin – Kampung Tongar – Simpang Tanjung

Pangka – Batang Biyu.

c. Ruas Jalan Padang Tujuh – Suka Mananti – Kampung Lambah – Simpang

Patai – Simpang Pujurayu – Simpang Tigo Ophir.

d. Ruas Jalan Simpang Tigo Ophir – Sungai Talang - Simpang Ampek - Simpang Kapa.

Ruas jalan yang terkategori dalam jalan kolektor primer ini merupakan jalur lingkar luar dari kawasan Kota Simpang Ampek. Ruas-ruas jalan kolektor primer ini direncanakan dilakukan perbaikan/peningkatan kualitas permukaan jalannya dan untuk pengembangannya ruas jalan kolektor primer ini ditingkatkan dengan lebar 27 m.

(35)

Halaman 2 - 20 4. Rencana Pengembangan Jaringan Jalan Kolektor Sekunder

Jalan Kolektor Sekunder adalah jalan yang menghubungkan antara kawasan bagian wilayah kota dan menghubungkan jalan lokal ke jalan arteri sekunder. Jalan kolektor sekunder yang perlu dikembangkan di Kawasan Perencanaan yaitu jalan utama dalam setiap Sub Bagian Kota yang menghubungkan setiap unit lingkungan.

Ruas jalan kolektor sekunder ini difungsikan sebagai jalur lingkar dalam dari Kota Simpang Ampek. Adapun jaringan jalan kolektor sekunder yang direncanakan dikembangkan antara lain :

a. Jalan Simpang KKN – Simpang Kampung Cubadak – Jl. Depan Yarsi (Jl. M.

Natsir).

b. Jalan Bandarejo – Simpang Patai.

c. Jalan Simpang Padang Laweh – Sungai Talang – Simpang Kapa.

5. Rencana Pengembangan Jaringan Jalan Lokal

Jalan lokal yaitu jalan yang melayani dari/ke jalan lokal dan dari/ke jalan kolektor serta melayani sampai blok perumahan. Jalan lokal dapat dibagi atas jalan lokal 1 yang menghubungkan kawasan perumahan ke jalan kolektor dan jalan lokal 2 yang menghubungkan jalan lokal dengan blok-blok perumahan atau antar blok perumahan.

Pada kawasan padat yang telah berkembang di Nagari Lingkuang Aua dan Aua Kuniang serta sebagian kawasan sedang berkembang di Nagari Aia Gadang yang menjadi lokasi prioritas pengembangan perumahan oleh pengembang, banyak terdapat ketidak jelasan pola jaringan jalan lokal. Oleh karena itu perlu ditetapkan dan ditata pengembangkan jalan lokal kawasan. Rencana sistem jaringan jalan.

TERMINAL

Untuk mendukung pelayanan transportasi umum di Kota Simpang Ampek dan Kabupaten Pasaman Barat umumnya, direncanakan pembangunan Terminal Regional Tipe B yang berlokasi di Nagari Lingkuang Aua dengan alokasi lahan

(36)

Halaman 2 - 21 seluas+ 7 Ha lengkap dengan sarana transportasi. Lokasi terminal direncanakan di kawasan hibrida dan berdekatan dengan kawasan pusat perdagangan dan jasa skala regional.

Fungsi terminal Tipe B yang akan dikembangkan adalah untuk melayani kendaraan umum untuk angkutan antar propinsi, antar kota/kabupaten di sumbar dan angkutan perkotaan yang masuk ke kawasan perencanaan.

Fasilitas utama terminal terdiri dari :

a. Jalur pemberangkatan kendaraan umum;

b. Jalur kedatangan kendaraan umum;

c. Bangunan kantor terminal;

d. Tempat tunggu penumpang dan/atau pengantar;

e. Rambu-rambu dan papan informasi, yang sekurang-kurangnya memuat

petunjuk jurusan, tarif dan jadwal perjalanan.

Fasilitas penunjang terminal yang harus disediakan antara lain adalah : a. Kamar kecil/toilet;

b. Mushalla;

c. Kios/kantin;

d. Ruang pengobatan;

e. Ruang informasi dan pengaduan;

f. Telepon umum;

g. Tempat penitipan barang;

h. Taman.

Terminal direncanakan dengan desain sedemikian rupa sehingga kapasitasnya cukup untuk menampung jumlah angkutan umum yang ada. Terminal yang dialokasikan pada kawasan perencanaan meliputi Terminal AKDP dan Angkutan kota.

(37)

Halaman 2 - 22

2.3.2 Rencana Kawasan Prioritas

Untuk kawasan perencanaan yang menjadi sub BWP yang diprioritaskan penagananannya memiliki beberapa tema yang berbeda sesuai dengan fungsi dan kegiatan yang direncanakan serta kondisi eksisting saat ini. Untuk lebih jelasnya tema sub BWP yang termasuk menjadi prioritas penanganan dalam Rencana Rinci Kota Simpang Ampek dapat dilihat pada tabel 2.1.

Tabel 2-1 Tema Penanganan Kawasan Prioritas

No Kawasan Prioritas Blok Tema penanganan

1 Kawasan pusat pemerintahan dan perkantoran Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat

1-2

- Pemantapan dan pengembangan prasarana, sarana minimum, dan blok/kawasan, melalui pengembangan kawasan terpadu, serta rehabilitasi dan rekonstruksi kawasan

- peningkatan dan pengembangan prasarana, sarana, dan blok/kawasan, melalui pembangunan kawasan perkantoran pemerintah

- Pengembangan dan penataan kawasan sempadan Sungai

2. Kawasan Pusat

Perdagangan Skala Kota 3-1

- perbaikan prasarana, sarana, dan

blok/kawasan, melalui penataan lingkungan kawasan pusat kota

- pengembangan kembali prasarana, sarana, dan blok/kawasan, melalui peremajaan kawasan, pengembangan kawasan terpadu, serta rehabilitasi dan rekonstruksi kawasan

- penataan kawasan sesuai dengan fungsi yang

ditetapkan

Sumber : Rencana Rinci Kota Simpang Ampek, 2012

Dalam Rencana Rinci Kota Simpang Ampek kawasan Perencanaan yakni kawasan hibrida merupakan salah satu kawasan prioritas. Kawasan hibrida yaitu kawasan pertanian/perkebunan yang kedepannya di rencanakan menjadi kawasan perdagngan jasa skala regional, terminal type B, dan permukiman. Dimana pada kawasan ini yang telah di miliki oleh pemerintah Kabupaten Pasaman Barat adalah seluas 30 Ha.

(38)

(39)

Halaman 2 - 24

2.3.3 Program Perwujudan Rencana Pola Ruang Kawasan Kota Simpang

Ampek

Zona Lindung di Kawasan Perkotaan Kota Simpang Ampek terdiri dari :

1. Zona perlindungan setempat, yang meliputi sempadan Sungai.

2. Zona ruang terbuka hijau (RTH) kota, yang antara lain meliputi taman taman kota.

Untuk mewujudkan zona lindung di kawasan Perkotaan Kota Simpang Ampek, maka program pengembangan adalah sebagai berikut :

1. Pengukuhan zona Lindung, melalui kegiatan penataan, penguasaan dan pengelolaan zona lindung.

2. Rehabilitasi dan konservasi lahan di zona Lindung guna mengembalikan dan

meningkatkan fungsi lindung, melalui kegiatan penghijauan di seluruh Zona Lindung.

3. Pengamanan dan pengendalian lahan di Zona Lindung melalui kegiatan

pengawasan, pengamanan dan pengaturan pemanfaatan serta penguasaan sumberdaya di seluruh Zona Lindung.

4. Pengembangan pola insentif dan disinsentif pengelolaan lahan di Zona Lindung.

Untuk zona budidaya, program pengembangannya terdiri dari pengembangan zona perumahan; zona pendidikan, zona perdagangan dan jasa; zona pemerintahan dan bangunan umum; dan zona pariwisata.

A. Program Pengembangan Zona Perumahan/Permukiman Perkotaan Program pengembangan zona perumahan meliputi :

1. Penataan dan pengendalian perumahan di pusat kota dan perumahan di sekitar kawasan zona lindung.

2. Penetapan kawasan pengembangan perumahan dan permukiman.

3. Pengaturan intensitas ruang.

4. Penataan sempadan bangunan.

5. Pengembangan alternatif-alternatif pembiayaan pembangunan

(40)

Halaman 2 - 25 6. Pengaturan kembali struktur pelayanan fasilitas sosial dan prasarana dasar lingkungan perumahan di kawasan perkotaan Kota Simpang Ampek yang sudah berkembang.

B. Program pengembangan zona pendidikan berupa pengembangan sarana dan prasarana pendukung pendidikan di Kawasan Perkotaan Simpang Ampek . C. Program Pengembangan Zona Perdagangan dan Jasa

Program pengembangan zona perdagangan dan jasa adalah : 1. Penataan kawasan pasar.

2. Penataan kawasan perdagangan di pusat kota dan koridor jalan utama.

3. Pembangunan kawasan perdagangan dan jasa skala regional.

4. Penyediaan fasilitas parkir untuk kegiatan perdagangan/komersil.

5. Pengelolaan kegiatan PKL, minimum meliputi ketentuan pendaftaran PKL

resmi, penetapan lokasi dan jenis usaha/dagangan, hak dan kewajiban, serta besarnya iuran/retribusi.

6. Pengendali dalam bentuk pengawasan dan pemberian sangsi bagi

pelanggar ketertiban.

Program pengendalian zona perdagangan dan jasa adalah :

1. Pembatasan ruang publik (jalan atau taman) yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkan untuk kegiatan pedagang kaki lima.

2. Kewajiban dan insentif sektor formal dalam penyediaan ruang untuk kegiatan pedagang kaki lima.

D. Program Pengembangan Industri

Program pengembangan industri kecil adalah sebagai berikut :

1. Pengembangan industri kecil dan menengah dengan dukungan sarana

dan prasarana lingkungan yaitu di kawasan sentra industri .

2. Pengelolaan industri berwawasan lingkungan di wilayah yang sudah berkembang pada saat ini.

(41)

Halaman 2 - 26 E. Program Pengembangan Zona Pariwisata

Program pengembangan Zona wisata :

1. Pengembangan fasilitas pendukung wisata.

2. Pengembangan prasarana wisata.

3. Pengembangan jasa pariwisata.

4. Pengembangan jalur wisata

5. Pelibatan masyarakat di sekitar zona wisata sebagai pelaku/ bagian dari kegiatan wisata yang akan dikembangkan.

F. Program Pengembangan Fasilitas Sosial dan Fasilitas Umum

Program pengembangan fasilitas sosial dan fasilitas umum meliputi :

1. Peningkatan kualitas fasilitas sosial dan fasilitas umum (pemeliharaan dan rehabilitasi).

2. Pembangunan fasilitas sosial dan fasilitas umum baru sesuai dengan kebutuhan.

3. Relokasi fasilitas sosial dan fasilitas umum yang tidak sesuai dengan kondisi lingkungan.

Program utama perwujudan zona yang diprioritaskan penanganannya pada tahap pertama diprioritaskan pada :

1. Sosialisasi program.

2. Pembebasan lahan.

3. Pembangunan kawasan prioritas.

2.4 Rencana Masterplan Perkantoran Pemerintah Kabupaten

Pasaman Barat Tahun 2012

Master Plan Pusat Perkantoran Pemerintahan Kabupaten Pasaman Barat merupakan bagian dari penataan ruang yang ada disekitarnya. Oleh karena itu struktur peruntukan lahan di kawasan sekitarnya harus menjadi bagian yang saling mengikat. Struktur ruang Pusat Perkantoran Pemerintahan Kabupaten Pasaman Barat harus memberi peluang terhadap kawasan sekitar dalam sistem sirkulasi dan sitem hubungan kegiatan (lingkage system).

(42)

Halaman 2 - 27 Menurut fungsi utamanya, Master Plan Pusat Kawasan Pemerintahan Kabupaten Pasaman Barat dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu :

1. ZONA INTI ; Merupakan zona diperuntukkan bagi Kepala Pemerintahan Daerah (Bupati), Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), Masjid , Ruang Terbuka Serbaguna dan lapangan Upacara serta dilengkapi dengan fasilitas pelengkapnya (sebagian telah dibangun) seluas 12,2 Ha.

2. ZONA PENUNJANG : Merupakan zona yang diperuntukan bagi kegiatan yang menunjang kegiatan pada zona inti yaitu Dinas-Dinas, Badan-Badan dan Kantor-kantor yang merupakan SKPD Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat seluas 52 Ha.

3. ZONA PENGEMBANGAN : Merupakan zona yang bersifat melengkapi kegiatan pada Zona Inti dan Zona Penunjang. Kegiatan pada zona pengembangan merupakan lahan cadangan yang dipersiapkan oleh Pemerintahan Kabupaten Pasaman Barat untuk memenuhi kebutuhan ruang dimasa mendatang. Pengembangan yang diperlukan dimasa mendatang antara lain : Rekreasi, Sosial dan Budaya, Depo dan Lapangan yang diperlukan bagi Dinas-Dinas, serta ruang pusat utilitas, dan lain-lain seluas 24,5 Ha.

Rencana Peruntukan Lahan Per Zona Antara Lain : Zona I merupakan Zona Kawasan Koservasi,

Pada Zona ini diperuntukkan sebagai Kawasan Konservasi yang mempertimbangkan kondisi topografi kawasan yang berkarakter berbukit dan berlembah seluas 1,3 Ha.

Zona II merupakan Zona Kawasan RTH (Ruang Terbuka Hijau)

Zona II ini berbatasan langsung dengan zona I, zona III dan Zona VI, merupakan area yang memiliki kelerengan relatif bervariasi antara 10% -45 % yang sangat berpotensial dijadikan sebagai RTH (Ruang Terbuka Hijau) Alami. Kondisi Area yang berlereng dan datar tersebut sebenarnya dapat dijadikan sebagai kawasan

(43)

Halaman 2 - 28 RTH aktif dengan memanfaatkan konsisi eksisting vegetasi dan fauna sebagai rekreasi alami dan kawasan lintas alam serta kawasan outborn. Zona II ini seluas 3.8 Ha.

Zona IV Zona Kawasan Permukiman (Rumah Dinas Jabatan)

Pada zona ini terdapat kaplingan untuk rumah dinas pemerintahan. Kondisi topografi pada kawasan ini relatif datar dan dapat direkomendasikan kawasan perumahan Dinas Jabatan dan Rumah Pegawai . Kawasan ini terletak di tempat kawasan strategis, yaitu terletak di kawasan penyangga yang memiliki potensi waduk buatan dan kawasan pusat olah raga seluas 6,4 Ha.

Zona V . Zona Spot Center

Kawasan ini adalah kawasan yang telah terbangun. Pada kawasan ini tadi rekomendasikan jalur alternatif jika di kawasan terdaopat kegiatan olah raga. Zona Sport Centre seluas 11 Ha.

Zona VI . Zona Kawasan Perkantoran Terdiri dari Sub Blok:

A Zona A : terdiri dari Kawasan Kantor Bupati,dan Rumah Dinas Bupati. B Zona B : Kawasan Kantor Kejaksaaan Negeri, Kawasan Kantor Bappeda,

Kawasan Pos Kesehatan Hewan.

C Zona C : Kawasan kantor Departemen Agama, Kawasan Kantor

Pengadilan Agama, Kawasan Kantor Samsat, Kawasan Kantor Farmasi, kawasan Green House, kawasan gedung Promosi.

D Zona D : Kawasan Rumah Dinas Wakil Bupati, Kawasan Badan

Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana, Kawasan Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, Kawasan Kantor Komisi Pemilihan Umum Daerah, Kawasan kantor Badan Penanaman Modal Perizinan Terpadu, dan Kawasan Badan Pengelolaan dan Aset Daerah.

E Zona E : Kawasan Kantor Pengadilan Negeri dan Kawasan Kantor Dinas Pekerjaan Umum.

F Zona F : Kawasan Kantor Satuan Polisi Pamong Praja, kawasan Kantor

(44)

Halaman 2 - 29

G Zona G : Kawasan Sport Center

H Zona H : Kawasan Sekolah Menengah Kejuruan.

I Zona I : Kawasan Kantor Badan Penyuluhan, Kawasan kantor Dinas

Kehutanan, Kawasan Kantor Dinas Koperasi Perdagangan Industri dan UKM, Kawasan Kantor Perpustakaan dan Arsip, kawasan Taman Kanak Kanak, Kawasan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Kawasan Demplot Perkebunan, Kawasan Kantor Tabungan Koperasi dan Pegawai Negeri dan Kawasan Kantor Asuransi Kesehatan.

J Zona J : Kawasan Kantor Search and Rescue, kawasan Komplek Dinas

Perhubungan Komunikasi dan Informatika, kawasan Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan, kawasan Pemberdayaan Perempuan dan Anak dan kawasan Komplek Badan Lingkungan Hidup.

K Zona K : Kawasan IPLT, Kawasan Kantor Badan Penanggulangan Bencana

Daerah, Kawasan Kantor Palang Merah Indonesia, dan Kawasan Badan Penyuluhan Pertanian, Perikanan, Kehutanan dan KP.

L Zona L : Kawasan Demplot Perkebunan

M Zona M : Kawasan Fasilitas Sosial, Kawasan Dinas Perkebunan, Kawasan Dinas Pertambangan dan Energi, Kawasan Dinas Pendapatan Daerah, Kawasan Dinas Kelautan dan Perikanan, kawasan Dinas Pemuda dan Olah Raga dan Kawasan Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

N Zona N : Kawasan Kodim, Kawasan kantor DPR, Kawasan kantor Badan

Pusat dan Statistik, Kawasan Komplek Rumah Dinas Hewan dan Kawasan Open Space.

(45)

Halaman 2 - 30 Tabel 2.2 Peruntukan Blok Kawasan

No Blok Peruntukan Luas

1 A - Kawasan Rumah Dinas Bupati 2,0 ha

- Kawasan Kantor Bupati 3,0 ha

2 B - Kawasan Kejaksaaan Negeri 1,0 ha

- Kawasan Kantor Bappeda 0.8 ha

- Kawasan Komplek Pos Kesehatan Hewan 1.2 ha

3 C - Kawasan Kantor Departemen Agama 0.3 ha

- Kawasan Kantor Pengadilan Agama 0.3 ha

- Kawasan Kantor Samsat 0.3 ha

- Kawasan Kantor Farmasi 0.5 ha

- Kawasan Green House 0.3 ha

- Kawasan Gedung Promosi 0.2 ha

4 D - Kawasan Rumah Dinas Wakil Bupati 0.8 ha

- Kawasan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga

Berencana 0.5 ha

- Kawasan Kantor Dinas KePendudukan dan Catatan Sipil 0.5 ha - Kawasan Kantor Komisi Pemilihan Umum Daerah 0.3 ha - Kawasan Kantor Badan Penanaman Modal Perizinan Terpadu 0.27 ha - Kawasan Badan Pengelolaan dan Aset Daerah 0.5 ha

5 E - Kawasan Kantor Pengadilan Negeri 0.66 ha

- Kawasan Kantor Dinas Pekerjaan Umum 0.8 ha

6 F - Kawasan Kantor Satuan Polisi pamong Praja 0.5 ha

- Kawasan Kantor Inspektorat 0.9 ha

- Kawasan Kantor Badan Kepegawaian dan Diklat 0.55 ha - Kawasan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran 0.75 ha - Kawasan Kantor BKP

7 G - Kawasan Sport Center 11,0 ha

8 H - Kawasan Sekolah Menengah Kejuruan 2.2 ha

9 I - Kawasan Kantor Badan Penyuluhan

- Kawasan Kantor Dinas Kehutanan 2.7 ha

- Kawasan Kantor Dinas Koperasi Perdagangan Industri dan UKM 2.2 ha - Kawasan Kantor Perpustakaan dan Arsip 0.8 ha

- Kawasan Taman Kanak-kanak 0.2 ha

(46)

Halaman 2 - 31

No Blok Peruntukan Luas

- Kawasan Demplot Perkebunan 4,0 ha

- Kawasan Kantor Tabungan Koperasi dan Pegawai Negeri 1.3 ha

- Kawasan Kantor Asuransi Kesehatan 1.1 ha

- Kawasan Dinas Pendidikan 0.9 ha

- Kawasan BPBD 1.3 ha

10 J - Kawasan Kantor SEARCH AND RESCUE 1.6 ha

- Kawasan Komplek Dinas Perhubungan Informasi dan Informatika

4,0 ha - Kawasan Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan 0.7 ha - Kawasan Pemberdayaan Perempuan dan Anak 0.86 ha - Kawasan Komplek Badan Lingkungan Hidup 0.85 ha

11 K - Kawasan IPLT 1.2 ha

- Kawasan Kantor Cadangan 1.5 ha

- Kawasan Kantor Cadangan 1.5 ha

- Kawasan Kantor Cadangan 1.5 ha

12 L - Kawasan Demplot Perkebunan 4.5 ha

13 M - Kawasan Fasilitas Sosial 2.8 ha

- Kawasan Dinas Perkebunan 1.7 ha

- Kawasan Dinas Pertambangan dan Energi 1.8 ha

- Kawasan Dinas Pendapatan Daerah 1.8 ha

- Kawasan Dinas Kelautan dan Perikanan 1.8 ha

- Kawasan DinasPemuda dan Olah raga 1.2 ha

- Kawasan Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi 1.2 ha - Kawasan Kantor Palang Merah Indonesia 1.8 ha - Kawasan Badan Pelayanan Penyuluhan Pertanian, Perikanan,

Kehutanan, dan KP

1.8 ha

14 N - Kawasan Kodim 1.8 ha

- Kawasan Kantor DPR 2.8 ha

- Kawasan Kantor Badan Pusat Statistik 1.95 ha

- Kawasan Komplek Rumah Dinas Dewan 2.4 ha

- Kawasan Open Space 3.8 ha

Dari data diatas sebagian kawasan perkantoran termasuk dalam kawasan perencanaan yang berada di Koridor Jalan Utama Kota Simpang Ampek.

(47)

Halaman 3 - 1

BAB

TINJAUAN DAN ANALISIS

KAWASAN

3.1 Tinjauan dan Analisis Eksternal

3.1.1 Perkembangan Kota Simpang Ampek

Kawasan Perencanaan (koridor Jalan Utama Kota Simpang Ampek) terletak di Kota Simpang Ampek, tepatnya di dua kenagarian yakni Nagari Lingkuang Aua dan Nagari Aua Kuniang Kecamatan Pasaman.

Secara geografis Kota Simpang Ampek terletak antara 990 33‟ - 990 58‟ Bujur

Timur (BT) dan 000 14‟ - 000 03‟ Lintang Selatan (LS). Lokasi Kota Simpang

Ampek berada sekitar 175 km sebelah utara Kota Padang, sekitar 159 km arah barat daya Bukittinggi, dan 150 km sebelah timur Kabupaten Mandailing Natal, Provinsi Sumatera Utara.

Secara Administrasi, Kawasan Kota Simpang Ampek berada dalam 2 (dua) wilayah kecamatan, yaitu Kecamatan Pasaman dan Kecamatan Luhak Nan Duo. Adapun gambaran internal perencanaan Pusat Kota Simpang Ampek meliputi Kecamatan Pasaman. Secara administrasi pada mulanya Kecamatan Pasaman mengalami pemekaran beberapa kali, yaitu pemekaran menjadi Kecamatan Kinali dan Sasak Ranah Pesisir, yang merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Pasaman, setelah itu pemekaran kembali dilakukan dari Kecamatan Pasaman yaitu Kecamatan Luhak Nan Duo.

Dalam perencanaan rencana Rinci atau RDTR Kota Simpang Ampek, Kota

Gambar

Gambar  1.3.  Hirarki Perencanaan Tata Ruang  Kota
Gambar : 2.1. Peta Pola Ruang Kabupaten Pasaman Barat
Gambar 3.1  Peta Administrasi Kota Simpang Ampek
Tabel 3.1. Jumlah Perkembangan Penduduk Kawasan Perencanaan  Tahun  2007 - 2011  NO  KECAMATAN/  NAGARI  JUMLAH PENDUDUK 2007 2008 2009 2010  2011  2012  1  Pasaman  a
+7

Referensi

Dokumen terkait

sebagai unsur penyelenggaraan pemerintah daerah. 1 Tahun 2006 Tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 37 Tahun 1998 Tentang Peraturan Jabatan Pejabat

Tujuan dari validasi kepada para ahli media yaitu untuk mengetahui kelayakan dari media booklet kesiapsiagaan siswa dalam menghadapi bencana alam dan penelitian

Analisis SEM menunjukkan struktur morfologi membran yang dihasilkan lebih rapat dengan tingkat keteraturan bentuk pori yang lebih baik sehingga kerapatan (porositas) besar

Jika karyawan dari pihak ketiga yang bertanggung jawab untuk kawasan ini, Persyaratan perusahaan untuk akses fisik kontrol secara resmi kepada semua kontraktor dan penyedia

HASIL SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU KELAS REGULER SEMESTER GANJIL TAHUN AKADEMIK 2016/2017 NO Stambook NAMA MAHASISWA BARU DITERIMA pada Program Studi.. 1

Gagasan John Rawls tentang keadilan sebagai fairness memuat persoalan kesempatan yang adil sekaligus membatasi ketidakadilan ekonomi dan sosial bagi anggota masyarakat yang

Setelah dilakukan percobaan dengan dua kombinasi ciri, maka selanjutnya pada percobaan keempat dilakukan terhadap tiga kombinasi ciri yaitu ciri warna, tekstur dan bentuk,

#ermukaan gigi dilapisi oleh lapisan tipis unstimulated saliva, sehingga keadaan  p" sali!a dapat mempengaruhi keadaan biofilm pada permukaan