• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Pergerakan

Dalam dokumen BAB PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang (Halaman 77-84)

FAKTOR -FAKTOR PENGARUH PENGEMBANGAN

1. Ruang terbuka public, yaitu ruang terbuka yang dapat dimanfaatkan oleh setiap orang

3.2.9. Sistem Pergerakan

Halaman 3 - 31 pengaturan terhadap penembatan reklame atau papan nama agar kawasan secara estetika tetap terlihat rapi dan indah.

3.2.9. Sistem Pergerakan

Jika dilihat dari keterkaitan sistem maka jaringan jalan yang ada di kawasan perencanaan mempunyai peranan penting sebagai „pintu masuk dan keluar‟ pergerakan dalam kawasan. Pergerakan utama tentunya terjadi dari arah masuk Kota Simpang Ampek sebagai pusat (bangkitan penduduk dengan berbagai tujuan). Namun dilihat dari intensitas pergerakkan ke arah kawasan perencanaan cukup tinggi terutama jam-jam sibuk seperti hari pasar, jam pergi dan pulang kantor dan sekolah.

Moda pergerakan lebih banyak berupa kendaraan bermotor roda dua dan empat. Untuk pejalan kaki kadang banyak terjadi pada kawasan perdagangan atau pasar.

Gambar 3.7. Kondisi Salah Satu Simpul Pergerakan di Simpang Ampek

Halaman 3 - 32

a. Jaringan jalan

Pola jaringan jalan merupakan bagian dari struktur tata ruang kota dan pengarah pembentuk lingkungan kawasan perencanaan dengan fungsi utama sebagai sarana penghubung antar lokasi. Pola jaringan jalan yang ada di kawasan perencanaan yang berupa kawasan koridor cenderung membentuk pola linier. Pola jaringan jalan dibentuk oleh jaringan jalan arteri, jalan kolektor, lokal dan lingkungan.

Berdasarkan kebijakan Tata Ruang Kabupaten Pasaman Barat dan Rencana Rinci Kawasann Kota Simpang Ampek, pada kawasan perencanaan terdapat jaringan jalan yang berubah berfungsi sebagai jalan arteri yakni jalan negara yang merupakan jalan utama di kawasan perencanaan. Rencana pengembangan jaringan jalan secara umum mengacu pada kebijakan rencana tata ruang kota dimana bertujuan untuk mengatasi permasalahan sirkulasi dan kepadatan arus lalulintas di kawasan perencanaan yang disebabkan oleh adanya beberapa aktivitas umum seperti pasar dan perkantoran serta juga untuk pengembangan kegiatan di luar pusat kota.

Aksesibilitas ke kawasan dan dalam kawasan perencanaan ini sangat cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari sarana dan prasarana transportasinya. Jaringan jalan yang terdapat di kawasan perencanaan terutama koridor jalan utama merupakan jalan aspaldan sebagian sudah ada jalan yang telah dilakukan pelebaran perkerasan di koridor jalan Soekarno Hatta menuju Padang Tujuah. Sementara untuk jaringan jalan pada bagian belakang terutama kawasan yang baru dibuka jalannya masih berupa jalan tanah.

Lebar jaringan jalan utama adalah 12 - 22 meter dengan kondisi baik. Sementara itu juga terdapat lebar jalan 4 - 6 meter yang menghubungkan ke jalan utama. jalan Pola jaringan jalan yang ada masih linier yaitu mengikuti pola jaringan jalan utama kawasan. Untuk pengembangan kawasan kedepan diperlukan pengembangan dan peningkatan jaringan jalan terutama jalan-jalan yang menghubungkan ke jaringan utama pada kawasan bagian belakang koridor jalan.

Halaman 3 - 33

Halaman 3 - 34

b. Pedestrian

Pedestrian adalah sarana lalulintas yang diperuntukan untuk pejalan kaki yang merupakan sarana penghubung satu lokasi dengan lokasi lainnya. Pergerakan pejalan kaki umumnya dalam skala lokal dalam satu ruas jaringan jalan. Jalur pedestrian pada kawasan perencanaan sebagian sudah ada. Pada bagian tertentu kondisi pedestrian ini sudah mulai rusak yakni di sekitar pasar dan persimpangan Simpang Ampek, sementara kawasan tersebut telah mulai ramai dan sangat memerlukan sarana ini. Pergerakan pejalan kaki di kawasan ini menggunakan badan jalan karena sebagian sarana ini rusak dan lebarnya tidak memadai serta sudah di pakai juga buat pedagang kaki lima. Untuk koridor bagian jalan Soekarno Hatta menuju Kantor Bupati telah terdapat jalur pedestrian ini pada kiri dan kanan jalan. dari segi estetika dan keamanan pejalan kaki pedestrian ini masih dirasakan perlu dilengkapi dengan jalur hijau.

Dengan melihat rencana peruntukan serta kegiatan yang berkembang saat ini dikawasan perencanaan, maka perlu menyusun rencana pedestrian. Beberapa bentuk pedestrian yang diperlukan di kawasan perencanaan antara lain perbaikan trotoar tepi jalan kawasan perdaganan (sekitar pasar Simpang Ampek) dan melanjutkan pembangunan pada jalan baru sampai menuju kawasan perkantoran Padang Tujuh.

Tujuan dari pembangunan pedestrian adalah untuk memisahkan secara tegas antara jalur kendaraan dengan jalur pejalan kaki, selain itu juga bertujuan memberikan keamanan, kenyamanan, dan keleluasaan dalam pergerakan pada suatu lingkungan. Bentuk pedestrian akan dirancang dengan mengutamakan kenyamanan bagi pejalan kaki. Pedestrian juga dilengkapi dengan penghijauan, taman, pohon pelindung, lampu penerangan dan kelengkapan lainnya.

,

Dalam penyediaan sarana pedestrian ini juga harus diperhatikan fungsinya dengan baik agar tidak terokupasi dengan kegiatan lain seperti pedagang kaki lima, perluasan toko dan tempat parkir. Berdasarkan standar yang ada

Halaman 3 - 35 kebutuhan lahan pedestrian tidak boleh kurang dari 2 (dua) meter. Sementara pada kawasan perencanaan sebagian titik lokasi kawasan tidak memungkinkan karena lahan yang tersedia tidak memadai lagi untuk dilakukan pelebaran selain itu juga status jalan merupakan jalan negara yang bersifat arteri primer. Karena kawasan ini cukup stategis dan memiliki potensi untuk dikunjungi maka juga perlu difikirkan bentuk dan penempatan pedestrian bagi pejalan kaki yang ada di kawasan tersebut.

C. Parkir

Kebutuhan ruang parkir sangat erat hubungannya dengan tata guna lahan dan kegiatan yang ada pada suatu kawasan. Pola parkir dan luas areal yang dibutuhkan tergantung pada jenis kegiatan, jenis kendaraan dan jumlahnya. Kawasan yang menjadi daerah tujuan pergerakan penduduk membutuhkan ruang parkir yang cukup besar dan tertata dengan baik. Salah satu bagian pengaturan lalu lintas dalam kota adalah penataan ruang parkir yang diupayakan tidak mengganggu arus lalu lintas. Pengaturan ini disesuaikan dengan kondisi yang ada serta karakteristik kegiatan di kawasan tersebut.

Gambar 3.10. Kondisi Pedestrian dalam Kawasan Perencanaan

Halaman 3 - 36 Pada kawasan perencanaan penyediaan ruang parkir sangat penting, dengan melihat perkembangannya saat ini. Untuk saat ini lahan parkir pada masing-masing bangunan terutama bangunan publik/umum seperti pasar, perdagangan dan jasa belum mencukupi dan tertata dengan baik. Bagi bangunan yang mempunyai luas lahan yang cukup luas bisa memakirkan mobil dalam lahannya tetapi bagi bangunan yang tidak memiliki lahan yang cukup parkir kendaraan banyak berada di pinggir jalan (di bahu jalan) termasukjuga dalam kawasan perencanaan yang merupakan kawasan koridor jalan utama kawasan Kota Simpang Ampek .

Untuk perencanaan mendatang penataan parkir sangat penting diperhatikan dengan melihat fungsi yang direncanakan dan yang berkembang di kawasan tersebut. Maka dengan adanya pengaturan parkir terutama untuk penyediaan lahan khusus parkir dapat meminimalkan kemacetan di sekitar kawasan. Sebagai acuan dalam merencanakan kebutuhan parkir pada suatu kawasan dapat dipakai standar kebutuhan parkir, sehingga dapat dihitung kebutuhan parkir pada kawasan perencanaan. Penerapan sistem parkir pada kawasan perencanaan akan disesuaikan dengan kondisi secara keseluruhan.

Salah satu alternatif sistem parkir dapat direncanakan sesuai dengan kondisi lapangan serta mempertimbangkan :

1. Keterbatasan lahan

2. Kesan yang diinginkan (estetika) 3. Kemudahan pengawasan

Halaman 3 - 37

d. Halte

Pada kawasan perencanaan terdapat beberapa fungsi atau kegiatan dan tentunya akan menimbulkan bangkitan perjalanan yang cukup tinggi, maka diperlukan fasilitas atau sarana transportasi lain salah satunya adalah halte. Halte merupakan tempat transit (naik, turun dan menunggu bagi para penumpang angkutan umum). Sebagai daerah yang direncanakan untuk kegiatan yang bersifat sistem, maka halte merupakan sarana penting guna menunjang kegiatan yang ada. Penempatan halte perlu dikaji dan disesuaikan dengan kebutuhan dan sistem jaringan jalan yang ada dan yang akan dikembangkan serta sistem sirkulasinya, sehingga betul-betul memberikan pelayanan dan manfaat bagi penggunanya.

Saat ini di kawasan perencanaan belum terdapat satupun halte untuk menaikan dan menurunkan penumpang, mengingat kawasan ini banyak terdapat beberapa kegiatan atau aktivitas yang akan menimbulkan pergerakan maka perlu direncanakan halte di beberapa titik pada kawasan perencanaan.

Beberapa pertimbangan penempatan halte antara lain :

1. Penataan halte tidak terpisah dari penataan sirkulasi, jalan, pedestrian, dan parkir.

Halaman 3 - 38 2. Dekat dengan simpul-simpul kegiatan lingkungan, lokasi strategis, dan

mudah dicapai pejalan kaki.

3. Gangguan yang ditimbulkan akibat aktivitas halte terhadap arus lalu lintas harus sekecil mungkin. Hal ini bisa diupayakan dengan memberikan jalan khusus untuk pemberhentian angkutan umum.

4. Tidak terlalu dekat dengan persimpangan jalan agar tidak mengganggu arus lalu lintas.

Dalam dokumen BAB PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang (Halaman 77-84)