'Ayo. silakan dinikmati." Baar menyuruh kami mulai makan.
Aku
menatap anggota Pasukan Bayangan dan Pasukan Matahari. Mereka sedang takjub mencicipi bubur putih itu.Dulu aku juga begiru. Bubur putih ini menyesuaikan dengan apa yang dibayangkan pemakannya. Jika kita bisa
membayangkan
masakan lezat, lezat pula bubur putih ini. lapi jika kita kesulitan konsentrasi, tercampur sana-sini, atau sama sekali tidak bisamembayangkan
apa pun. akan seperti itulah rasanya.Itulah yang sedang dialami Ali. Dia susah payah membayang-kan
makanan
lain—
telanjur mual melihat bentuk bubur lengkettersebut.
Dua
jam kemudian.‘Aku tidak tahu-menahu soal dunia paralel, juga tidak
me-ngerti tentang rencana
Dewan
Kota Zaramaraz meruntuhkan pasak bumi." Baarmenemani
kami berjalan di lorong-lorong bangunan tempat pengawas Ruangan PadangSampah
tinggal."
lapi ada yang akan senang hati bertemu dengan kalian."
Setelah
makan
siang, menilai bahwa Baar dan rekan-rekannya tidak membahayakan misi kami. Miss Selena memutuskanmen-jelaskan apa tujuan kami memasuki Klan Bintang.
Dua
puluh pengawas ruangan saling tatap. Siir bilang, sebaiknya kami me-nemui Zaadercdaaz, pengawas paling senior di antara mereka, yang sudah tidak bisa ke mana-mana, hanya tinggal di ruangan-nya—
dan tidak ikutmakan
siang.Baar mengantar aku. Seli, Ali, dan Miss Selena. Anggota Pasukan Bayangan dan Pasukan Matahari yang lain memperbaiki kapsul terbang.
123
"Usianya mungkin empat rarus arau lima rarus raliun. Dia sudah lama sekali dikinm ke sini. Tidak punya keluarga di ruang-an lain, menghabiskan waktu sepanjang tahun sisa usianya di
Ruangan Padang Sampah. Ssrtt... dia agak gila." Baar berbisik.
'Gila? Kalau dia gila, kenapa kami diajak bertemu dengan-nyar" protes Seli.
'Eh, maksudku bukan gila sungguhan.
Zaad
retobsesi dengansesuatu.
Aku
susah menjelaskannya. Kalian akan mengerti jikasudah bertemu dengannya."
Kami
tiba di ujung lorong, di kamar Zaad. Baar mendorongpintu.
Kamar
iru cukup besar, kubus dengan sisi delapan meter.Berbeda dengan bangunan pengawas sebelumnya yang penuh
teknologi tinggi, sofa bisa bicara, kursi bisa terbang, meja bisa
muncul dari lantai, kamar yang saru ini lebih
minp
dengan kamar di kota kami. Dengan perabotan dari kayu, semua terlihatnormal.
Ada
jendela besar yang terbuka menghadap keluar.Kami
bisa menatap hamparan bangunan Padang Sampah. Di bingkai jendela iru berbaris sesuatu yang amat langka di Ruang-an Padang Sampah, pot bunga.'Zaad. hci. kau di mana:" Baar berseru. "Zaad, ada yang
mau
bertemu denganmu!" Baar berkeliling.
Si penghuni kamar sedang
duduk
di pojok kamar, jatuh ter-tidur setelahmembaca
buku. Baar menggerak-gerakkan bahu Zaad. berusaha membangunkan.Aku
memperhatikan sekitar.Kamar Zaad
dipenuhi rak kayu dengan buku-buku—
yang bentuknya seperti buku di kota kami.Entah kapan terakhir kali warga Klan Bintang melihat buku
seperti mi. tapi di kamar ini jumlahnya ribuan.
'Mereka siapa?” suara pelan Zaad bertanya. Rambutnya sudah
putih.
Tubuhnya
kurus. Matanya menatap lamat-lamat kami berempat.Para pemilik kekuatan." Baar berbisik
—
dengan intonasi suarasengaja dibuat dramatis.
Bola mata
Zaad
membesar.Mereka dari Klan Bulan. Klan Matahari, dan Klan Bumi."
Baar berbisik lagi.
Kali ini. seperti lampu seratus watt, mata Zaad menatap kami
tak berkedip.
Tapi kau tidak sedang menjadiku kan, Baar?"
Zaad
men-dadak menoleh, antusiasmenya padam. "Sebulan terakhir, kalian berkali-kali mengerjaiku di kamar ini."Baar
menahan
tawa, menggeleng. "Kali ini asli, Zaad.Aku
bersumpah.”
“Selamat siang," Miss Selena
memutuskan
menyapa lebih dulu."Maaf
jika kami mengganggu istirahat siang Anda.Nama-ku Selena, dari Kota Tishri, Klan Bulan.”
"Apakah kalian sungguh para pemilik kekuatan?"
Zaad
masihberhari-hati.
Miss Selena mengangguk mantap.
“Apakah kalian bisa menghilang?"
Zaad
menyelidik. "Maafkan aku yang ragu-ragu.Minggu
lalu, salah satu dari mereka bilang ada kurcaci yang tersesat di Padang Sampah,membawanya
mene-muiku.Aku
sudah sangat percaya. Ternyata itu salah satu peng-awas paling pendek yangmemakai
kostum,menyamar
jadikurcaci.”
I iba-riba Miss Selena menghilang.
"Ya ampun!"
Zaad
refleksmenutup
mulut dengan kedua tangannya.Miss Selena kembali muncul.
125
"Yang remaja ini, Zaad. dia bahkan bisa menghilang cocaL mengelabui seluruh sipir penjara Klan Bintang, termasuk tiga level detektor penjara." Baar menunjukku, menambahkan.
Zaad
menatap kami bergantian. "Aku sudah lama sekali ridakbertemu dengan para pemilik kekuatan. Apalagi dengan kekuat' an sebesar tadi. Itu teknik menghilang yang sangat sempurna.
Silakan duduk. Baar, ambilkan kursi-kursi. Jangan kursi yang melayang
—
aku membenci benda iru."Kami duduk
berkeliling di depan Zaad."Kalian tentu penasaran dengan buku-buku ini, bukan?”
Zaad
tersenyum, memperhatikan aku, Seli, dan Ali yang sejak tadi
memperhatikan rak-rak buku. "Aku dapatkan semuanya di
Padang
Sampah
ini."Aku
menatap Zaad.Aku
tertarik mendengarkan kelanjutan ceritanya. Bagaimana dia mendapatkan buku-buku itu?
"Dulu aku petugas di Perpustakaan Kota Zaramaraz.
Empat
ratus tahun lalu. Selain buku-buku digital, aku bertanggung jawab merawat ribuan buku lama dan
zaman
saat kertas masih digunakan.Aku
hanya petugas rendahan, petugas pencatat, tapiaku amat menyukai buku. Hingga suatu hari
Dewan
Kota mengeluarkan dekrit tentang pemusnahan massal buku-buku yang menulis tentang para pemilik kekuatan. Menyedihkan sekali melihatbuku-buku
itudimusnahkan. Diam-diam
aku menyimpan buku-buku yang paling berharga di ruangan rahasia perpustakaan."Sekretaris
Dewan
Kota—
bukan yang sekarang berkuasa—
mengetahui hal tersebut. Dia
mengamuk
dan mengirimku keRuangan Padang Sampah. Usiaku waktu itu masih amat muda, mungkin seusia Baar.
Hidupku
yang baik-baik saja di KotaZaramaraz berbalik total.
Aku
harus bekerja dengansampah-sampah.''
Zaad
terdiam,mengembuskan
napas perlahan, menatap ke luarjendela, menyaksikan ekskavator raksasamembawa
konrai-ncr sampah keluar dari portal."Tetapi ternyata ada hikmah atas kejadian tersebut.”
Zaad
tersenyum. "Aku bisa kembali bertemu dengan buku-buku lama
ini. Buku-buku itu ternyata dikirim ke Padang
Sampah
untuk dimusnahkan.Aku
segera mengumpulkannya. Seiring waktu, ratusan tahun berlalu, aku bahkanmenemukan
buku-buku lainyang lebih berharga saat dikirim ke sini. Pemiliknya ketakutan
jika diketahui masih