• Tidak ada hasil yang ditemukan

Atau jangan-jangan kamu sudah menduga sipir yang menahan

Dalam dokumen / f Mv. f.. &S v " 5 m (Halaman 134-141)

kita dulu dipindahkan ke sini, dan dia akan

membantu

kita?"

Aku

penasaran pada Ali.

Ali menggeleng. "Aku ndak tahu, Ra. 'lapi aku mengambil kemungkinan terbaiknya.

Dalam

mengambil keputusan secara ilmiah, kita selalu mengambil kemungkinan terbaiknya."

Aku

menatap Ali. tidak

paham maksud

kalimatnya.

Ali tersenyum lebar. "Iya, aku tahu pengawas ruangan ini kemungkinan besar akan bersahabat dengan kita. Ruangan ini

jauh dari pengaruh

Dewan

Kota. Tapi aku tidak tahu portal

Kota Zaramaraz tidak bisa dibuka di sini.

Aku

juga tidak tahu

akan ditangkap oleh jaring perak, bertemu Baar, Bhaar, atau Zaad. Jadi kesimpulannya, ada yang aku tahu, ada yang tidak.

Aku

mengambil kemungkinan terbaiknya. Tapi beginilah. Ra. di atas segalanya, bukan itu alasanku memilih rute ini. Nanti-nanti

kamu

bisa tahu sendiri, jangan ganggu aku dulu. Lihat, aku sedang

membaca

buku yang isinya menarik sekali."

Ali

mengangkat

bukunya, memperlihatkan sampulnya.

"Menurut buku ini, dunia paralel tidak hanya terdiri atas Klan Bumi. Klan Bulan. Klan Matahari, dan Klan Bintang, tapi juga ada klan lainnya. Klan

Komet

misalnya, tempat berasal Para

Penyihir. Astaga! Itu menarik sekali."

Aku

menatap Ali. sekali lagi tidak

paham

maksudnya.

'Apanya yang menarik? Petualangan kita di klan ini saja sudah amat berbahaya, apalagi klan antah-berantah."

'Maksudku sederhana. Ra.Jika penerbit buku di Kota Tishri terus menulis novel dari petualangan yang kita lakukan, itu berarti mereka tidak hanya cukup hingga empat buku

buku

Bumi. Bulan. Matahari, dan Bintang. Bisa jadi ada buku kelima,

buku keenam, dan seterusnya. Menarik, bukan? Sepanjang mereka bersedia memperbaiki karakterku di sana,

membuatnya

lebih hebat, aku tidak akan keberatan." Ali bergurau, tertawa kecil.

"Tapi apakah buku-buku ini sungguhan. Ali?” Seli berkata pelan. Dia juga sejak tadi ikut

membaca

beberapa buku.

‘Buku-buku ini lebih mirip buku dongeng di kota kita.

Mungkin

ratusan tahun lalu buku-buku ini

memang

hanya dongeng di

Kota Zaramaraz. Dibacakan sebagai pengantar tidur bagi anak anak."

"Kamu membaca

buku apa, Seli?"

"Tentang kurcaci, peri, para raksasa, dan naga.

Makhluk

yang terlupakan di dunia paralel. Ini hanya dongeng di kota kita, bu-kan?

Ada

banyak cerita serupa di buku atau di film-film fantasi saja.

Aku

pikir tidak semua buku ini bisa dianggap serius. Atau

kita akan seperti Zaad. memercayai setiap lembarnya, meyakini

setiap kalimatnya, tidak bisa

membedakan mana

yang nyata

mana

yang karangan.”

"Aku setuju. Sel." Ali mengangguk. "Tidak semua buku ini

berulan.

Sama

setujunya jika tidak semua buku ini hanya karangan. Dulu kita juga tidak percaya ada dunia paralel, bukan?

lapi kita justru bertualang di sana. Kisah si Tanpa

Mahkota

juga hanya dianggap dongeng, lagu-lagu tua. tapi kita justru

135

berkali-kali terlibat langsung menggagalkan pembebasannya dari Penjara Bayangan di

Bawah

Bayangan."

"Itu sama saja

kamu

tidak setuju denganku. Ali." Seli me-nyergah. "Sama saja

kamu mau

bilang bahwa buku-buku ini benar semua.”

Hci. aku tidak bilang begitu lho.”

"Kamu

bisa sama gilanya seperti Zaad, Ali.”

"Enak saja."

Aku

tidak terlalu mendengarkan percakapan Ali dan Seli

yang sekarang malah bertengkar. Entahlah

mana

yang benar, Ali atau Seli.

Aku

juga sudah kembali membalik halaman buku yang kupegang sejak tadi.

Buku

dengan sampul lambang tiga klan:

Klan Bulan. Klan Matahari, dan Klan Bumi.

Aku

baru saja

membuka

halaman yang menulis.... bahwa pada suatu ketika, saat petarung terbaik tiga klan berhasil menyatukan kekuatan, mereka bisa membentuk formasi yang jarang dilihat ribuan tahun

terakhir, yang disebut dengan Makhluk Cahaya. Kombinasi tiga

khin itu akan menghasilkan kekuatan tidak terbilang....

Aku

lamat-lamat menatap halaman di depanku.

***

lepat pukul delapan

malam

waktu kota kami, setelah

makan malam —

di luar tetap terang-benderang

dan lagi-lagi dengan

menu

bubur putih tersebut, kami melanjutkan perjalanan. Baar dan Bhaar melambaikan tangan.

Enam

jam perjalanan, tiga kapsul beriringan melesat cepat di

dalam lorong-lorong. Miss Selena

memimpin

di depan.

Warna

ILY dan dua kapsul oval tidak lagi perak, tapi sudah bercampur

dengan warna loreng cokelat dan hijau. Teknisi Ruangan Padang

Sampah

memperkuat fisik luar kapsul kami. Mereka punya

material terbaiknya -hasil daur ulang teknologi tinggi. Termasuk

melapisi jendela kaca dan plastik terkuat yang pernah ada.

Waktunya Seli yang berjaga di kursi kemudi.

Aku

dan Ali

tidur.

Pukul dua belas malam. Seli

membangunkanku.

Giliranku berjaga.

Aku

mengucek mata, terasa baru sebentar sekali tidurku.

Aku

segera beranjak

duduk

di kursi kemudi.

Hampir

pukul dua malam, lima belas menit dan tujuan. Miss Selena menghubungiku.

Seli. Ali. Raib, siapa yang berjaga di sana?"

"Saya. Miss," aku segera menjawab.

Bangunkan yang lain. Raib. Kita bersiap-siap"

bidak perlu disuruh dua kali aku bergegas

membangunkan

Ali dan Seli. Ali mengambil alih kemudi II.Y.

Aku duduk

di kursi belakang.

Kecepatan tiga kapsul berkurang.

"Kirimkan kamera terbangmu. Ali!" Miss Selena menyuruh.

Ali menekan tombol.

Kompartemen

II.

Y

terbuka.

Dua

bola

pingpong melesat ke depan, melintasi dua kapsul oval, melaju cepat menuju mulut lorong kuno.

Wajah

Seli terlihat tegang.

“Apa yang akan kita lakukan jika pasak yang kita cari ada di

depan sana?"

Bertarung," Ali menjawab pendek.

Bertarung?"

Yeah. Itu pasti dijaga Pasukan Bintang, Seli. Mereka tidak akan ramah saat melihat kita. Mereka tidak akan bilang: Halo.

137

warga klan permukaan. Selamat datang Ji pasak bumi. Silakan menikmati pemandangan superplumc."

Aku

hampir tertawa melihat ekspresi

Ah

yang meniru gaya

pemandu

tur. Lama-lama aku sepertinya bisa terbiasa dengan

lelucon Ali.

"Kita tidak bisa berperang dengan rombongan sekecil ini- Kita

ndak bisa

menang

jika ada belasan Robot V. menjaga pasak ter-sebut. Atau ada

Armada

Kedua Kota Zaramaraz." Seli

meng-geleng.

"Itu juga betul. Seli. Kita bisa

mundur

sejenak. Atau me-nunggu bantuan. Kita telah mengetahui lokasinya. Itu jauh lebih penting. Miss Selena bisa mengirim titik penerima ke Kota

Tishri. Jika ilmuwan di sana behosil

menemukan

cara

membuka

portal antarklan, mereka bisa

membuka

portal langsung ke pasak

tersebut, lantas mengirim armada perang Klan Bulan dan Klan Matahari. Perang besar memperebutkan pasak

bumi

akan ter-jadi."

Scli terdiam. Itu juga kemungkinan buruk.

Percakapan Seli dan Ali terhenti sejenak. Layar II.Y mulai

menunjukkan gambar. Kamera terbang telah melintasi mulut

lorong. Suara bergemuruh terdengar.

Suhu

udara terasa panas,

nyans 400 derajat Celsius

detektor suhu kamera terbang

me-ngirim informasi itu di layar ILY.

Aku menahan

napas,juga Seli. Itu suara apa?

Kami

menatap

layar ILY tanpa berkedip.

Lapi selain suara bergemuruh, suhu panas, ruangan di depan kami kosong. Tidak ada aktivitas apa pun.

Ruangan itu tidak beraturan, tidak simetris, karena terbuat dari dinding-dinding cadas puluhan kilometer.

Ada

aliran

magma

di sana, superplume yang sisi luarnya ditutup dengan

dinding beton tebal. Dari dinding-dinding beton itu keluar puluhan pipa raksasa, mengalirkan uap panas, dan dan uap itu

generator raksasa berputar, mengeluarkan suara bergemuruh kencang. Apakah itu sumbatan yang dilakukan

Dewan

Kota Zaramaraz?

"Ini bukan pasak bumi yang dimaksud." Ali menghela napas.

"Tapi itu apa?"

Ali mengirim bola pingpongnya lebih dekat.

Gambar

elose up

muncul di layar ILY.

listnk tenaga

nya aku tahu kenapa titik ini dianggap salah satu dari

enam

anomali oleh peta yang kubuat. Karena energi superplume-nya diubah menjadi tenaga listrik raksasa. Itu tidak berbahaya, meski bukan proses alamiah, tidak akan

membuat

aliran

magma

ter-sumbat. Superplume tetap mengalirkan energi secara perlahan-lahan lewat generator."

"Tapi pembangkit listrik itu untuk apa?"

"Ruangan Padang Sampah. Pengelolaan sampah mcmbutuiikan

listrik besar sekali. Seli. Baar. Zaad. dan yang bin mungkin

tidak tahu bahwa salah satu sumber energi listrik mereka berasal dari sini. Usia pembangkit listrik ini sudah ratusan tahun dan

tetap beroperasi normal. Teknologi Klan Bintang

membuatnya

bisa merawat diri sendin secara otomatis. Kalaupun pembangkit

listrik ini rusak, tidak akan

membuat

pasak runtuh. Energi superplumc akan mencari jalan sendiri."

Seli

mengembuskan

napas.

Aku

merebahkan punggung ke sandaran kursi.

Titik kedua juga kosong.

Kita kembali ke Ruangan Padang Rumput. Masih ada empar

magma

generasi

bma.

Seperti -Itu pembangkit

139

titik lainnya yang harus diperiksa.” Miss Selena memberi pe-rintah.

“Tidak. Miss.” Ali menggeleng. "Kita kembali ke Ruangan Padang Sampah.”

“Titik berikutnya lebih dekat dari Ruangan Padang Rumput,

Ali. Arah timur Kota Zaramaraz."

“Aku punya rencana lain. Kita bisa memanfaatkan sekutu baru kita untuk berpindah ke ruangan lain lebih cepat dan lebih

aman. Nanti akan kujelaskan setiba di Ruangan Padang Sampah.

Semoga

Baar bersedia membantu."

“Baik. Ali." Miss Selena mengangguk. “Raib, keluarkan Buku Kehidupan-mu. Kita kembali ke Ruangan Padang Sampah."

* A A

Meski teLah menggunakan Buku Kehidupan, kanu tiba di

bangunan pengawas Ruangan Padang

Sampah

lebih lambat daripada yang kami kira

dua jam kemudian.

"Syukurlah!

Kamu

sudah siuman, Ra!”

Mataku mengerjap-ngerjap. menoleh.

"Aku sungguh minta maaf. Sistem keamanan ruangan ini

tidak bisa

membedakan

benda terbang yang melayang di langit-langit. apakah itu milik Kelompok Rebel atau benda terbang Kota Zaramaraz sekalipun. Mereka akan langsung menangkap-nya dengan jaring perak."

Baar dan Bluar. mengenakan pakaian berlogo Kota Zaramaraz,

duduk

di depanku. Wajah mereka separuh terlihat bersalah,

separuh lagi hendak tertawa.

Ini sangar menyebalkan.

Aku

beranjak duduk. Ingatanku

kembali pulih.

Kami

seperti mengulang kejadian saat pertama

Dalam dokumen / f Mv. f.. &S v " 5 m (Halaman 134-141)