• Tidak ada hasil yang ditemukan

rumah Seli

Dalam dokumen / f Mv. f.. &S v " 5 m (Halaman 54-59)

Aku

benar-benar bisa merasakan suasana petualangan setiba di

rumah

Seli.

Langit masih gelap, bintang gemintang terlihat di atas sana.

Kota kami senyap. Sebagian besar warganya masih tidur, tapi di

halaman belakang

rumah

Seli yang cukup luas,

mengambang

tiga kapsul terbang. Keramaian terlihat. ’I iga kapsul mi bentuk-nya oval, berbeda dengan ILY yang berbentuk bulat sempurna.

Ukurannya sama seperti ILY, juga warna peraknya.

Ada

lambang Klan Bulan dan Klan Matahari di setiap kapsul.

Av. Panglima Tog, dan Mala-rara-tana II juga turut hadir.

Mereka ikut melepas rombongan. Sepuluh anggota Pasukan Bayangan dan Pasukan Matahari yang akan pergi bersama kami

berdiri gagah di halaman rumput, mengenakan seragam baru kombinasi dua klan, hasil rancangan Ilo. Lima anggota Pasukan Bayangan

membawa

tongkat perak, sementara lima Pasukan Matahari

membawa

tameng khas mereka. Mereka siap naik ke atas kapsul.

Seli sudah siap sejak tadi. Dia berdiri di samping orangtuanya,

memakai kostum yang sama sepertiku.

"Di

mana

ILYf" aku bertanya, tidak ada kapsul perak buatan Ali di sana.

Miss Selena

mengembuskan

napas. "Ali belum datang."

"Ehr”

Aku

menoleh. "Bukankah ini sudah pukul empat?"

Saat semua sudah siap berangkat, suasana petualangan terasa pekat. Ali

membuat

masalah pertama. Entah apa yang sedang dia lakukan. Dia

membuat

semua orang menunggunya.

Sepuluh menit berlalu menunggu Ali. Miss Selena menyuruh-ku menjemput Ali di rumahnya. Saat aku bersiap pergi, kapsul perak buatan Ali terlihat turun di atas halaman,

mengambang

di atas rumput. Ali melompat turun.

Aku

mendekatinya.

'Maaf, Ra. aku terlambat." dengan wajah kusut Ali menjelas-kan. "Aku terlalu bersemangat sejak kemarin. Tadi

malam

aku

susah tidur, takut bangun kcsiangan. Baru tidur mungkin pukul dua tadi.

Aku

justru benar-benar bangun kesiangan."

"Kamu membuai

petinggi Klan Bulan dan Klan Matahari menunggu. Ali. Itu tidak sopan."

Aku

melotot.

'Maaf. Ra.

Aku

kesiangan..." Ali menoleh ke arah Av.

Panglima Tog, dan Ketua Konsil Klan Matahari, berusaha me-masang senyum terbaik, minta maaf, tapi wajahnya lebih terlihat

menyeringai menyebalkan.

'Semua naik ke atas kapsul!' Miss Selena berkata pelan,

memberi perintah, mengabaikan suasana canggung gara-gara Ali

telat datang.

Sepuluh anggota Pasukan Bayangan dan Pasukan Matahari bergerak taktis naik ke aras kapsul oval.

'Keluarkan Buku Kehidupan-mu, Ra! Kita siap berangkat”

Aku

mengangguk.

Scli

memeluk mama

dan papanya untuk terakhir kali, ber-pamitan, kemudian melangkah ke atas kapsul. Ali juga naik ke atas kapsul, sekali lagi

memasang

wajah minta maaf. lalu

duduk

di kursi kemudi.

Aku

menggenggam Buku Kehidupan erat-erat.

Buku

dengan sampul bulan purnama itu mulai mengeluarkan cahaya terang,

menimpa

wajahku dengan lembut. Dulu kertas buku ini ke-cokelatan. tua, dan kusam. Saat aku berhasil mengaktifkan PIN,

membuka

segelnya, buku ini berubah menjadi baru. Sampul

kulitnya terlihat menawan.

'Halo. Putri Raih.' buku itu menyapaku. Suaranya merambat

lewat jemari tangan. Kali ini. Putri Raih l>endak pergi ke mana?"

Miss Selena sudah naik ke atas kapsul, setelah bersalaman dengan Av. Panglima Tog, dan Ketua Konsil Klan Matahari.

Pintu tiga kapsul oval telah ditutup. Mereka siap berangkat.

Aku

menoleh kepada Av. Dia mengangguk. 'Hari-hari, Ra!”

Aku

balas mengangguk.

"Ruangan Padang Rumput, Klan Bintang." Dengan suara mantap, aku menyebutkan tujuan kepada Buku Kehidupan.

"Baik. Putri Raib, portal akan segera dibuka

Belum

genap kalimat itu terdengar, dari sampul Buku Kehidupan keluar sinar lebih terang,

menembak

ke atas halaman. Suara angin berkesiur, burir salju berguguran, seiring portal mulai membuka. Itu persis seperti pintu gelap di sebuah dinding. Bedanya, kami tidak pindah ke kamar sebelah saat melewati pintu yang satu ini. kami pindah ke dimensi lain, dunia paralel.

Seperti tahu apa yang aku butuhkan, Buku Kehidupan

mem-buka portal lebih besar daripada biasanya, agar kapsul terbang kami bisa lewat. Beberapa detik, portal itu siap.

Aku

sekali lagi

menolah ke arah Av, berpamitan,

memasukkan

Buku Kehidupan

ke dalam ransel, melompat segera, dan

masuk

ke ILY.

Ali

menekan

tombol. Pintu kapsul ditutup.

'Kita berangkat! Pasang sabuk

pengamanmu,

Ra.” Ali memberitahu.

ILY mendesing pelan, sekejap, sudah maju memasuki portal

antarklan. Seketika kapsul perak itu seperti dilemparkan,

masuk

ke dalam lorong berpindah. Di belakangnya, menyusul tiga

kapsul oval yang dinaiki Miss Selena dan sepuluh anggota Pasukan Bayangan dan Pasukan Matahari.

Lima detik berlalu, halaman belakang

rumah

Seli lengang.

Portal kembali mengecil, hingga hilang tak berbekas.

Mama

Seli menatap lamat-lamat halaman rumput yang kosong

bahunya dipeluk papa Seli.

Kami

telah berangkat, menuju misi yang amat berbahaya:

Menemukan

pasak bumi yang hendak diruntuhkan

Dewan

Kota Zaramaraz.

57

l^APSUL

perak yang kami naiki seakan terseret dalam pusaran

air besar. Sekitar kami gelap.

Aku

menatap keluar lewat jendela kaca II.Y. Ali

memegang

kokoh tuas kemudi. Seli berpegangan lengan kursi. Wajahnya sedikit tegang. Dari begitu banyak portal lorong berpindah, portal yang dibuat

Buku Keh

idup.ui yang paling stabil, sekaligus paling cepat.

Kami memang

seperti terenvak ke depan saat melintasi portal pertama kali, tapi setelah itu tidak merasakan guncangan sedikit pun.

liga puluh detik, terlihat titik cahaya di kejauhan, kapsul menuju titik cahaya yang membesar. Sekejap berikutnya, kapsul terbang kami sudah keluar dan portal, muncul persis di atas

Padang

Rumput

yang luas dan terang. Matahari di atas kepala.

ILY bergerak maju perlahan. Tiga kapsul oval juga muncul di belakang kami. Portal menutup.

Selamat datang di peradaban Klan Bintang. Inilah Ruangan Padang

Rumput

milik Meer. Panjang sisi ruangan kubus ini tidak kurang dari tiga ratus kilometer.

Sejauh mata memandang, hamparan rumput hijau setinggi

pinggang terlihat. Gunung-gunung berbaris dari ujung ke ujung.

Belasan aliran sungai besar seperti melukis padang rumput.

Kami

pernah datang

malam

hari ke sini, tidak bisa melihatnya

lebih saksama saat itu. Dengan langit terang-benderang, ini

pemandangan yang fantastis

terlebih semuanya simetris. Jika

padang rumput ini dilipat, kedua sisinya akan sempurna cocok satu sama lain.

Dalam dokumen / f Mv. f.. &S v " 5 m (Halaman 54-59)