Kerent anan disebabkan oleh banyak f akt or dan ada ragam def inisi t ent ang kerent anan. Di buku ini, kerent anan bisa dipahami sebagai kelemahan t erhadap ” ext ernal shocks” , deraj at kehilangan, at au kerusakan yang mungkin t erj adi ket ika kej adian ekst rem t erj adi, t idak berf ungsinya f ungsi-f ungsi normal berkait an dengan bencana, karakt erist ik orang/ kelompok dalam hal kapasit as mereka dalam mengant isipasi, menghadapi, at au melawan dampak bencana alam dan t ekanan non-alam lainnya. Tet api bisa j uga dipahami sebagai ket idakmampuan suat u unit keluarga at au masyarakat unt uk menanggulangi korban j iwa, kerugian, kerusakan, dan gangguan yang t imbul akibat t erj adinya
suat u ancaman yang t erj adi secara periodik, siklikal, mendadak, perlahan, maupun j angka pendek/ panj ang.
Bila risiko bencana adalah komposit at au gabungan dari aspek kerent anan, kapasit as, dan ancaman (hazard) maka selanj ut nya yang diperlukan adalah pemet aan persepsi komunit as t ent ang risiko. Lat ihan ini dikenal dengan nama rangking risiko (risk ranking) yang dilakukan oleh komunit as dengan pemandu f asilit at or PRBBK.
Tabel 2. 6. Contoh Matriks Analisis Ancaman
Tabel 2. 7. Tingkat Risiko dengan Basis Ancaman (Desa Ie Rhop)
kuant it at if dengan skala 1—5. Caranya bisa dengan menggunakan bat u-bat u kecil at au daun. Cont oh, bila banj ir adalah masalah yang dari sisi keberulangan dan keluasan masalah sangat t inggi, maka pembobot an diberikan nilai 5. Menariknya adalah, masalah-masalah keseharian sepert i gat al-gat al menj adi lebih krusial ket imbang t sunami sebagaimana t erlihat dalam Tabel 2. 7.
Hasil Tabel 2. 7 memberikan indikasi t egas bahwa skala priorit as risiko komunit as akar rumput seringkali berbeda dengan priorit as risiko yang dikenal secara f ormal oleh organisasi f ormal baik pemerint ah maupun LSM. Gambar 2. 10 mengilust rasikan secara cermat bahwa kej adian ekst rem t api t idak sering sepert i t sunami seringkali t idak menj adi priorit as dalam daf t ar kebut uhan dengan skala priorit as yang kecil yang dihadapi dalam keseharian komunit as. Karenanya, mengenali skala priorit as komunit as akar rumput menj adi pent ing dan menj adi keharusan dalam PRBBK.
Gambar 2. 10. Hubungan intensitas ancaman dan tingkat keseringan kej adian
Penelusuran kerent anan bisa kurang t erlihat karena gej ala-gej ala j angka panj ang. Ket ika menyelidiki gej ala-gej ala ini, perlu dibedakan f akt or-f akt or yang cenderung berubah (baik arah maupun int ensit asnya), dari yang t ampaknya t idak berubah, sehingga penyesuaian sist em penghidupan lokal dapat dilakukan. Misalnya, banyak gej ala-gej ala ekonomi, sepert i t urunnya harga-harga riil
berbagai komodit as pert anian t ropis dalam j angka panj ang, relat if bisa diramalkan. Tet api, gej ala lainnya, bisa t erimbas oleh perubahan yang t iba-t iba. Kit a j uga perlu menget ahui perbedaan-perbedaan ant ara gej ala-gej ala ‘ lokal’ dengan gej ala-gej ala nasional at au yang lebih global .
Kerent anan (vulnerability) Kapasitas (capacit y) Perempuan
♀
Laki-laki♂
Perempuan♀
Laki-laki♂
Fisik/ material Sosial/ kelembagaan Motivasi/ sikapGambar 2. 11. Kerentanan Berbasis Gender, Sumber: Anderson dan Woodrow (1998: 12)
Kerangka analisis sepert i VCA (Capacit y and Vulnerabilit y Analysis) membagi kerent anan dalam t iga bagian, yakni: pert ama, kerent anan secara mat erial (uang kont an, t anah, alat , makanan, pekerj aan, akses ke kredit / pinj aman uang), kerent anan secara sosial kelembagaan (j aringan sosial, relasi kekeluargaan, lembaga kesej aht eraan set empat dan nasional), dan kerent anan sikap/ mot ivasi (rasa percaya diri, mengendalikan, kekuasaan, kemampuan). Gambar 2. 11 memberikan ilust rasi t ent ang bagaimana melihat kerent anan berbasis j ender sedangkan gambar 2. 12 merupakan mat riks yang membant u melihat secara t egas t ingkat kerent anan komunit as dari t ingkat at au kelas ekonomi.
Analisis kerent anan meliput i analisis sosial dalam pengert ian klasik, saat kelompok-kelompok sosial t ert ent u sert a hubungannya dengan f akt or-f akt or dalam kont eks kerent anan bisa diident if ikasi. Meskipun mempersempit wilayah analisis adalah pent ing, kit a perlu j uga perlu berpikir secara luas t ent ang f akt or- f akt or dalam kont eks kerent anan yang memengaruhi masyarakat set empat , sehingga masalah-masalah yang t idak t ampak j elas t idak t erabaikan. Sebagai cont oh, ket ika kit a berpikir t ent ang seasonalit y, kit a perlu memperhat ikan ef ek- ef eknya, baik yang langsung maupun yang t idak langsung.
Kont eks merent ankan menunj uk pada seasonalit y, gej ala-gej ala, dan kej adian- kej adian yang mengej ut kan dan memengaruhi aspek penghidupan masyarakat . Ciri khas dari kont eks ini adalah ia t idak bisa dikendalikan oleh masyarakat set empat , paling t idak dalam j angka pendek dan menengah. Oleh karena it u, pent ing mengident if ikasi cara-cara t idak langsung dengan mana ef ek-ef ek negat if dari kont eks merent ankan bisa diminimalkan, t ermasuk membangun ket ahanan yang lebih baik dan meningkat kan keamanan penghidupan secara keseluruhan.
Langkah ini t erut ama pent ing bagi warga miskin, karena respons umum pada
seasonal it y dan kej adian-kej adian bencana yang merugikan adalah mengamankan aset . Tet api masyarakat yang marginal/ miskin seringkali t idak mempunyai aset yang bisa dij ual. Tidak adanya aset bagi mereka berart i bahwa mereka seringkal i kurang mampu unt uk melakukan t indakan-t indakan posit if saat t erj adi kej adian merugikan dibandingkan orang-orang kaya. Yang j uga perlu diingat adalah bahwa kerent anan adalah f ungsi wakt u. Kerent anan masyarakat pada kont eks t ert ent u berbeda pada masa lalu, masa kini, dan masa yang akan dat ang. Kondisi yang t erus berubah.