• Tidak ada hasil yang ditemukan

2 4 KALENDER MUSIM

Kegiat an kehidupan pada masyarakat desa sangat dipengaruhi oleh daur musim. Kegiat an ini merupakan salah sat u t eknik dalam penggalian inf ormasi yang berhubungan dengan “ rut init as” (siklus) dalam j angka wakt u “ t ert ent u” . Kalender musim dalam pengkaj ian part isipat if membant u mengkaj i dat a secara kuant it at if dari berbagai inf ormasi dengan berpat okan pada j angka wakt u t ert ent u t ersebut , misalnya t iap sepasang musim kemarau - penghuj an (t ernyat a, t idak harus 12 bulan). 

Dalam pemet aan sumber daya, kalender musim dapat dikait kan dengan pet a perubahan kemampuan kawasan (secara ekologis) dari wakt u ke wakt u, berkenaan dengan pemanf aat an sumber daya. Misalnya, siklus burung t ert ent u, siklus t umbuhan obat t ert ent u, siklus air, siklus bambu, dan lainnya. Komponen yang dapat t erident if ikasi pada kalender musim ini sangat baik j ika dikait kan dengan komponen sumber daya yang t elah dipet akan dalam t ransek. 

Dalam manaj emen bencana, t eknik ini j uga dapat digunakan unt uk membandingkan siklus kegiat an yang t erj adi dalam masyarakat dengan perist iwa- perist iwa bencana yang umumnya t erj adi. Inf ormasi pent ing yang dapat digali dan pendekat an dengan wawasan manaj emen bencana alam misalnya: 

• Keadaan iklim, curah huj an, ket ersediaan air (kedat angan banj ir, risiko longsor, risiko kekeringan), 

• Panen (ket ersediaan pangan, ket idak-amanan pangan, paceklik), 

• Tenaga kerj a (kekurangan penggarap di desa, perburuhan ke kot a), 

• Serangan hama (ket ersediaan pangan), 

• Serangan penyakit (wabah), 

• Ket ersediaan pakan t ernak, 

• Variasi produksi pert anian / pet ernakan, 

• Penghasilan dan sebagainya. 

 

Inf ormasi didapat kan melalui kelompok masyarakat . Bila masyarakat berasal dari beberapa t empat yang berbeda keadaan wilayahnya maka dapat dibent uk kelompok campuran. Perbedaan ini dapat dij elaskan dalam kalender musim, dan akan memperkaya inf ormasi yang diperoleh. Sebaiknya ada warga yang dapat menj elaskan inf ormasi yang dikumpulkan. 

Bagi masyarakat , kalendar musim membant u unt uk mengkaj i pola kegiat an masyarakat sepanj ang musim, sehingga t erlihat pola pemanf aat an wakt u. Dari perspekt if manaj emen bencana dapat dikaj i pola kapasit as dan kerent anan masyarakat , pot ensi sumber daya dan risiko yang muncul di masyarakat sepanj ang t ahun. 

Kalender musim t ersebut bermanf aat dalam upaya memunculkan berbagai pemikiran baru dalam upaya meningkat kan kapasit as dan memperkecil kerent anan masyarakat . Terut ama yang perlu dilakukan dalam mengat asi masa krit is (banj ir, kekeringan panj ang, dan lainnya). Berdasarkan kaj ian it u pula, st rat egi t erbaik unt uk mengel ol a sumber daya sekaligus bencana dalam wakt u sepanj ang musim dapat disusun. Cara ini sekaligus j uga dapat digunakan unt uk merancang program-program baru yang t epat , guna mendukung pengelolaan sumber daya dan bencana yang ada di masyarakat . 

Kalender musim t idak harus dilakukan dengan penanggalan masehi. Bisa j uga dengan penanggalan t radisional, misalnya bulan sat u unt uk Januari, bulan dua unt uk Februari, dan set erusnya. Lainnya dengan menggunakan penanggalan Arab sepert i Syawal, Dzulhij ah dan set erusnya, at au Rej eb, Ruwah, dan set erusnya. Bahkan dapat dilakukan dengan pembagian lain, misalnya pada beberapa daerah, menggunakan kalender wakt u yang t idak lazim, misalnya dengan wuku dan mongso (pranot omongso

2. 5. WAWANCARA

Wawancara merupakan penggalian inf ormasi dari berbagai perspekt if yang berbeda (di ant ara masyarakat , pemangku kepent ingan lokal yang lain, pakar ekst ernal) mengenai perist iwa dan kecenderungan yang menyebabkan st res, kerent anan dif erensial, dan ef ekt ivit as dari perilaku yang adapt if . Diskusi inf ormal ini dilakukan dengan menggunakan panduan pert anyaan yang f leksibel unt uk mendapat kan inf ormasi umum maupun khusus, unt uk menganalisis masalah dan peluang, mendiskusikan rencana, dll. Jenis wawancara semi-t erst rukt ur ini ant ara lain: wawancara kelompok, diskusi kelompok t erf okus, wawancara individual, dan wawancara dengan inf orman kunci.

Wawancara dilakukan secara semi t erst rukt ur. Met ode ini merupakan met ode yang paling umum di lingkungan ilmuan. Wawancara semi t erst rukt ur dapat dilakukan t erhadap perseorangan, keluarga maupun kelompok. Wawancara perseorangan dapat dilakukan t erhadap inf orman kunci at au perorangan pilihan. Inf orman kunci adalah seseorang yang harus diwawancarai karena dianggap memiliki penget ahuan, kemampuan dan pengalaman “ lebih banyak”  dibanding masyarakat lainnya, dan bicara at as penget ahuannya. Perorangan pilihan adalah seseorang “ model” / “ prof il” penduduk yang dianggap bisa mewakili kelompok masyarakat t ert ent u. Wawancara keluarga dilakukan unt uk mengkaj i aspek-aspek kehidupan masyarakat dit ingkat keluarga. Keluarga yang diwawancarai merupakan “ prof il” keluarga yang bisa mewakili kelompok masyarakat t ert ent u. Wawancara kelompok bolehlah j ika disebut sebagai “ menj awab pert anyaan

bersama-sama” . Diskusi kelompok akan dilakukan unt uk mencari kesepakat an pendapat guna menj awab permasalahan / pert anyaan yang dit ent ukan. Unt uk mendinamisasikan keadaan, masyarakat lokal dapat dilat ih sebagai pewawancara, sement ara dia j uga bagian dari kelompok it u yang diwawancarai j uga.  

Bagi masyarakat lokal, wawancara ini merupakan proses belaj ar dari orang luar yang langsung berkunj ung ke rumah. Kunj ungan ke rumah, bagi sebagian masyarakat desa (kot a j uga?) merupakan penghargaan, yang sekaligus media berbagi inf ormasi. Bagi orang luar, perangkat ini dapat digunakan sebagai salah sat u upaya t riangulasi, t erut ama unt uk menangkap hal-hal “ kecil” , mengenai berbagai aspek kehidupan t ingkat keluarga (suat u rumah t angga) pet ani, yang mungkin sulit t ergali pada pert emuan / diskusi kelompok. 

Karena sif at wawancara ini “ semi t erst rukt ur” maka sebelumnya perlu disusun “ pedoman wawancara” . Persiapkan permasalahan ringan yang nant inya akan digunakan sebagai pembuka wawancara ut ama. Siapkan daf t ar pert anyaan t erbuka yang sesuai dengan t ema. Jika dit erapkan pada wacana manaj emen bencana alam, maka” pedoman wawancara”  yang dibuat “ didesain”  unt uk keperluan t ersebut . Misalnya, t opik-t opik yang didiskusikan diharapkan bisa digunakan unt uk menggali (dan menguat kan) wawasan manaj emen bencana yang dit erapkan prakt ek-prakt ek pengelolaan sumber daya, keadaan rumah t angga, pandangan t erhadap permasalahan di desa, dan usulan pemecahannya.  

Memilih inf orman kunci / perorangan pilihan, keluarga maupun kelompok yang akan diwawancarai. Pemilihan ini disesuaikan dengan t ema dan t uj uan wawancara. Upayakan t erbent uk keanekaan umur, j enis kelamin, lat ar belakang.  

Dalam melakukan wawancara sebenarnya t idak ada resep khusus. Namun set idaknya yang harus dibent uk adal ah suasana kekeluargaan dan sant ai. Pert anyaan dibuat sedemikian rupa sehingga t idak nampak t ersusun memaksa . Hihindari wawancara “ gaya”  int erogasi at au wart awan mengej ar berit a. Anda

dapat menyampaikan t ipe-t ipe pert anyaan sebagai berikut : 

• Pert anyaan deskript if , mencari inf ormasi t ent ang rincian akt if it asnya, misalnya: “ Apa yang t erj adi set el ah air t anah di kawasan ini diambil secara besar-besaran?” 

• Pert anyaan st rukt ural, mencari kepast ian t ent ang cara inf orman memahami sit uasi dan mengorganisir penget ahuannya, misalnya: “ Awan panas t erlihat t idak merobohkan seluruh rumah di lokasi t ersebut . Mengapa demikian?” 

• Pert anyaan kont ras, mencari j awaban perbandingan ant ara dua hal yang j elas-j elas berbeda, misalnya: “ Apakah perbedaan cara masyarakat mengelola hut an, sekarang dengan sepuluh t ahun yang lalu?” 

• Pert anyaan masalah, memberi kesempat an pada inf orman unt uk menganalisis masalah dan melakukan repleksi kasus yang merupakan sit uasi khusus, misalnya: “ Mengapa t iga t ahun t erakhir ini banj ir bandang selalu t erj adi di desa ini? Bagaimana cara mengat asinya?” 

Cara ini selain mempunyai kelebihan yang bisa dimanf aat kan, mempunyai pembat as yang perlu dihindari, ant ara lain: 

• Dapat menj elaskan pendapat dengan emosi yang det il. 

• Dapat digunakan unt uk melakukan recek dengan mudah. 

• Dapat memunculkan pendapat masyarakat yang pasif (int rovert ) saat melakukan diskusi kelompok. 

• Memerlukan wakt u lama. 

Beda pewawancara memungkinkan berbeda hasil. Hal ini t erj adi karena bias pemanduan oleh pewawancara, sehingga masyarakat memberikan j awaban sesuai yang diinginkan pewawancara. Memungkinkan bias pendapat pribadi, j ika pendapat pemberi inf ormasi mewakili kelompok masyarakat t ert ent u. 

Tipe-t ipe masyarakat yang berbeda mempunyai kemampuan yang berbeda. Jika sebuah pert anyaan disampaikan ke anak-anak, perempuan, laki-laki, orang t ua,

berpendidikan kurang dan lainnya, maka akan didapat kan j awaban yang berbeda- beda. Tipe penget ahuan seseorang akan berhubungan dengan umur, j enis kelamin, pembagian kerj a dalam kelompok at au lingkungannya, st at us ekonomi, lingkungan, sej arah, dan pengalaman.