BAB III METODE PENELITIAN
3.8 Analisis Data
Sugiyono (2017) mendefinisikan analisis data merupakan proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara dan bahan-bahan referensi, sehingga dapat mudah dipahami dan dapat diinformasikan kepada orang lain. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik analisis deskriptif. Hasil dari analisis deskriptif berupa hasil wawancara dan diskusi kepada Bank Pembangunan Daerah sebagai Bank Rekening Kas Umum Daerah dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang dilakukan melalui Rapat Koordinasi Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah yang dikoordinasikan oleh Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara, yang dimana hasil dari wawancara dan diskusi tersebut mengacu pada masalah yang diteliti.
38 BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum 1. Bank Indonesia
Kantor Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara merupakan kantor cabang De Javasche Bank yang ke 11 dan mulai dibuka pada tanggal 30 Juli 1907 bersamaan dengan kantor cabang Tanjung Balai dan Tanjung Pura yang masing-masing dibuka pada tanggal 15 Januari 1908 dan 03 Februari 1908.
Pembukaan ini merupakan kebutuhan untuk menunjang kebijakan moneter Pemerintah Hindia Belanda (atas usul De Javasche Bank) yang ketika itu memberlakukan Guldenisasi bagi keresidenan Pantai Timur Sumatera.
Dengan berkembangnya kegiatan Kantor Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara dan adanya pengaruh resesi dunia tahun 1930-an maka kantor cabang Tanjung Balai dan Tanjung Pura pada akhirnya ditutup. Setelah kemerdekaan, De Javasche Bank mengalami nasionalisasi dan berubah menjadi Bank Indonesia yang berfungsi sebagai bank sentral dan bank komersial sesuai dengan UU bank sentral tahun 1953. Setelah reorganisasi Bank Indonesia pada tahun 1996, sebutan kantor cabang berubah menjadi Kantor Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara dan berlaku sampai saat ini. Adapun visi Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara adalah menjadi kantor Bank Indonesia yang dipercaya di daerah melalui peningkatan peran dan menjalankan tugas-tugas yang diberikan. Dan mempunyai misi yaitu berperan aktif dalam mendukung pembangunan ekonomi daerah melalui peningkatan
pelaksanaan tugas bidang ekonomi moneter, sistem pembayaran dan pengawasan bank serta memberikan saran kepada pemerintah daerah dan lembaga terkait lainnya.
2. Provinsi Sumatera Utara
Sumatera Utara adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di bagian utara Pulau Sumatra. Provinsi ini berIbu Kota di Kota Medan, dengan luas wilayah 72.981.123 km2. Provinsi Sumatera Utara berada di bagian barat Indonesia dan terletak pada garis 10-40 Lintang Utara dan 980-1000 Bujur Timur. Provinsi ini berbatasan dengan daerah perairan dan laut serta 2 (dua) provinsi lain yaitu Provinsi Aceh di sebelah Utara dan Provinsi Riau serta Sumatera Barat di sebelah Selatan. Adapun di sebelah Timur, Provinsi Sumatera Utara berbatasan dengan Negara Malaysia di Selat Malaka dan di sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Hindia.
Luas daratan Provinsi Sumatera Utara adalah 72.981,23 km2 dengan sebagian besar berada di daratan Pulau Sumatera dan sebagian kecil berada di Pulau Nias, Pulau-Pulau Batu, serta beberapa pulau kecil, baik di bagian barat maupun bagian timur pantai Pulau Sumatera. Berdasarkan luas daerah menurut kabupaten/kota di Sumatera Utara, luas daerah terbesar adalah Kabupaten Langkat dengan luas 6.262,00 km2 atau sekitar 8,58 persen dari total luas Sumatera Utara, diikuti Kabupaten Mandailing Natal dengan luas 6.134,00 km2 atau 8,40 persen. Sedangkan luas daerah terkecil adalah Kota Tebing Tinggi dengan luas 31,00 km2 dari total luas di wilayah Sumatera Utara.
Provinsi Sumatera Utara tergolong ke dalam daerah beriklim tropis dengan suhu maksimum berada pada kisaran 34,5oC - 37,1oC dan minimum sekitar 18,9oC - 21,0oC. Ketinggian permukaan daratan Provinsi Sumatera Utara sangat bervariasi, sebagian daerahnya datar, hanya beberapa meter di atas permukaan laut, beriklim cukup panas, sebagian daerah berbukit dengan kemiringan yang landai, beriklim sedang dan sebagian lagi berada pada daerah ketinggian. Provinsi Sumatera Utara juga termasuk kedalam daerah yang sering mengalami kejadian gempa bumi. Sepanjang tahun 2019 tercatat sebanyak 528 kali kejadian gempa bumi di Sumatera Utara. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2018 dimana tercatat terjadi gempa bumi sebanyak 356 kali.
Sumatera Utara merupakan provinsi keempat dengan jumlah penduduk terbesar di Indonesia setelah Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Menurut hasil pencacahan lengkap Sensus Penduduk (SP) 2020 berjumlah 14.799.361 jiwa. Sementara itu hasil sensus penduduk sebelumnya pada tahun 2010 mencapai 12.982.204 jiwa. Kepadatan penduduk pada tahun 2010 adalah 177 jiwa per km2 kemudian pada tahun 2020 meningkat menjadi 203 jiwa per km2. Pada tahun 2020 penduduk Sumatera Utara berjumlah 14.799.361 jiwa yang terdiri dari 7.422.046 jiwa penduduk laki-laki dan 7.377.315 jiwa penduduk perempuan dengan rasio jenis kelamin sebesar 100,61.
Tabel 4.1
Realisasi PAD Provinsi Sumatera Utara2017-2020
Sumber: BPS Provinsi Sumatera Utara dalam Angka 2020
Dari Tabel di atas dapat dilihat bahwa Pendapatan Asli Daerah Provinsi Sumatera Utara terus mengalami kenaikan dari tahun 2017 sampai dengan tahun 2020. Pada tahun 2017, PAD Provinsi Sumatera Utara tercatat sebesar Rp 5,28 triliun yang kemudian mengalami kenaikan sebesar 6,65 persen (yoy) menjadi Rp 5,63 triliun pada tahun 2018. Pada tahun 2019, PAD Provinsi Sumatera Utara kembali mengalami peningkatan sebesar 2,17 persen (yoy) dari Rp5,63 triliun menjadi Rp 5,76 triliun. Pada tahun 2020 meningkat sebesar 31,64 persen (yoy) menjadi Rp 7,58 triliun.
4.2 Hasil Penelitian
Penelitian ini adalah secara umum percepatan dan perluasan elektronifikasi transaksi daerah. Adapun untuk mencapai tujuan penelitian tersebut, maka peneliti mendeskripsikan menjadi beberapa uraian.
4.2.1 Karakteristik Informan
Dalam penelitian kualitatif, Informan adalah yang menjadi objek utama dalam pengumpulan informasi yakni Deputi Direktur, Kepala Tim dan Analis Yunior Divisi Sistem Pembayaran Non Tunai Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sumatera Utara, Pimpinan Sistem Pembayaran Bank Pembangunan Daerah
No. Tahun Realisasi PAD (ribu rupiah)
1 2017 5.287.469.402
2 2018 5.638.960.579
3 2019 5.761.270.412
4 2020 7.583.849.755
Sumatera Utara dan Kepala BPKPAD Kabupaten/Kota yang menjadi wilayah kerja Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara.
Tabel 4.2
Karakteristik Informan
Informan ke Instansi Jabatan Kab/Kota
Informan 1 Bank Indonesia Direktur SP BI Sumatera Utara
Informan 2 Bank Indonesia Kepala Tim SP BI Sumatera Utara
Informan 3 Bank Indonesia Analis Yunior BI Sumatera Utara
Informan 4 Bank Pembangunan Daerah Kepala SP BPD Sumatera Utara
Informan 5 BPKPAD Kepala BPKPAD Kota Medan
Informan 6 BPKPAD Kepala BPKPAD Kota Tebing Tinggi
Informan 7 BPKPAD Kepala BPKPAD Kota Binjai
Informan 8 BPKPAD Kepala BPKPAD Kab. Dairi
Informan 9 BPKPAD Kepala BPKPAD Kab. Karo
Informan 10 BPKPAD Kepala BPKPAD Kab. Pakpak Bharat
Informan 11 BPKPAD Kepala BPKPAD Kab. Langkat
Informan 12 BPKPAD Kepala BPKPAD Kab. Deli Serdang
Informan 13 BPKPAD Kepala BPKPAD Kab. Serdang Bedagai
Sumber: Hasil Penelitian
4.2.2 Bank Indonesia mendukung upaya Pemerintah Daerah Sumatera Utara dalam percepatan dan perluasan elektronifikasi transaksi.
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 Tentang Bank Indonesia, telah ditetapkan bahwa salah satu tugas Bank Indonesia sebagai bank sentral adalah mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran.
Efektivitas pelaksanaan tugas Bank Indonesia memerlukan dukungan sistem pembayaran yang efisien, cepat, aman dan handal. Hal itu merupakan sasaran dari pelaksanaan tugas mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran.
Dalam melakukan tugas tersebut, Bank Indonesia harus memainkan peran aktif dalam perkembangan sistem pembayaran.
Bank Indonesia berperan dalam mendukung upaya pemerintah dalam mempercepat dan memperluas digitalisasi daerah. Melalui Instruksi Presiden No.10/2016 Tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2016 salah satunya berisi arahan percepatan implementasi transaksi non tunai di seluruh kementerian/lembaga dan pemerintah daerah dan sesuai Surat Edaran dari Menteri Dalam Negeri No.910/1867/SJ Tentang Implementasi Transaksi Non Tunai pada pemerintah daerah kab/kota yang menghimbau semua bupati/walikota di seluruh Indonesia untuk segera menerapkan transaksi non tunai. Berikut ini merupakan hasil wawancara dengan para informan:
“Untuk mendorong transaksi non tunai maka Bank Indonesia mendukung upaya pemerintah daerah dalam percepatan dan perluasan digitalisasi daerah diwujudkan dengan keanggotaan Bank Indonesia dalam Satuan Tugas Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (Satgas P2DD). Menciptakan strategi percepatan dan perluasan ETPD. Sebagaimana Keputusan Presiden Nomor 3 Tahun 2021, sejalan dengan visi Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2025, dukungan Bank Indonesia terhadap digitalisasi daerah adalah melalui penciptaan ekosistem pembayaran yang dapat mendukung integrasi ekonomi dan keuangan digital nasional, mendorong digitalisasi perbankan melalui Open Application Programming Interface (OPEN API), serta mengembangkan interlink fintech dan perbankan, ketiga dukungan tersebut berkontribusi terhadap digitalisasi nasional dan pengelolaan
keuangan daerah.” (Direktur Divisi Sistem Pembayaran Nontunai Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara)
“Bank Indonesia mendukung upaya pemerintah daerah dalam percepatan dan perluasan digitalisasi daerah diwujudkan dengan keanggotaan Bank Indonesia dalam Satuan Tugas Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (Satgas P2DD) dan membentuk Tim percepatan dan perluasan digitalisasi daerah (TP2DD) dimana tim ini berperan dalam mendukung pengembangan transaksi pembayaran digital dengan menyusun roadmap perluasan ETPD 2021-2025, Bank Indonesia juga telah mengeluarkan championship program, penyelenggaraan championship untuk meningkatkan motivasi pemerintah daerah dalam inovasi dan perluasan elektronifikasi transaksi pemerintah daerah dan menerapkan pilot project QRIS, inovasi e-retribusi dan pajak dengan menggunakan QR Indonesia Standard (QRIS) untuk optimalisasi pendapatan asli daerah”. (Kepala Tim Sistem Pembayaran Nontunai Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara)
“Berbagai inisiatif BI terus diluncurkan untuk mempercepat implementasi Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah (ETPD) dan digitalisasi pembayaran baik melalui ekstensifikasi penggunaan instrumen dan kanal pembayaran seperti QR Code Indonesian Standard (QRIS), mendorong interkoneksi dan interoperabilitas layanan sistem pembayaran, mendorong penggunaan platform e-commerce untuk pembayaran pajak dan retribusi, memetakan profil ETPD di seluruh Pemda, mengoptimalkan penyedia jasa pembayaran untuk berkolaborasi dengan Pemda dan BPD setempat, hingga dukungan Kantor Perwakilan Bank
Indonesia dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD).” (Analis Yunior Sistem Pembayaran Nontunai Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara)
“Bank Indonesia mendorong percepatan dan perluasan digitalisasi daerah pada setiap Kab/Kota melalui rapat pembentukan Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah untuk melakukan monitoring dan koordinasi yang dilakukan dalam penyusunan roadmap Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah 2021-2025 dan menyusun peta jalan aksi 1 (satu) tahun kedepan, dalam hal ini Bank Indonesia terus melakukan pemantauan baik melalui rapat koordinasi dan pemantauan via online yang dilakukan secara rutin, Bank Indonesia juga berkoordinasi dengan Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara dalam perluasan baik dari sisi penyediaan kanal pembayaran digital dan perluasan layanan digital untuk menciptakan ekosistem digital.” (Organisasi Perangkat Daerah 9 Kabupaten/Kota)
Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan informan, peran Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara dalam percepatan dan perluasan elektronifikasi transaksi telah dilakukan secara baik dengan pihak terkait yaitu antara Bank Indonesia, Bank Pembangunan Daerah dengan pemerintah daerah. Kebijakan-kebijakan terkait percepatan dan perluasan juga telah dilaksanakan dengan keanggotaan Satuan Tugas Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (Satgas P2DD) dan pembentukan Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) untuk melakukan koordinasi dalam penyusunan roadmap TP2DD 2021-2025 dan mendukung pengembangan transaksi pembayaran digital. Sebagai bentuk apresiasi terhadap pemerintah daerah, maka Bank Indonesia mengeluarkan
championship program untuk meningkatkan motivasi pemerintah daerah dalam inovasi dan perluasan elektronifikasi transaksi.
4.2.3 Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara dalam perluasan dan percepatan transaksi belanja dan pendapatan menggunakan digital.
Pengelolaan keuangan merupakan salah satu aspek terpenting dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah yang bertujuan dalam menentukan keberhasilan pencapaian tujuan kesejahteraan masyarakat daerah. Untuk mencapai pengelolaan keuangan yang transparansi, akuntabel, efektif dan efisien maka dilaksanakan Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah (ETPD) merupakan suatu upaya yang terpadu dan terintegrasi untuk mengubah metode transaksi pendapatan pajak dan retribusi dari tunai menjadi non tunai dan dibentuk Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) sebagai perantara antara pusat dan daerah. Oleh karena itu, untuk mendukung perkembangannya Bank Pembangunan Daerah sebagai Bank Rekening Kas Umum Daerah (RKUD) terus melakukan pengembangan inovasi dalam transaksi belanja maupun pendapatan menggunakan kanal digital. Berikut hasil wawancara dengan beberapa informan:
“Kabupaten/kota diharapkan dapat mendorong percepatan dan perluasan elektronifikasi pada beberapa penerimaan pajak dan retribusi seperti retribusi pasar, retribusi kawasan wisata, retribusi izin mendirikan bangunan, dan beberapa retribusi yang masih menggunakan skema pembayaran secara tunai. Untuk itu, diperlukan penyusunan strategi percepatan dan perluasan ETPD yang tepat agar ekosistem dapat terbentuk pada setiap daerah. Penyusunan strategi perluasan dapat dimulai dengan
melakukan asesmen terhadap transaksi-transaksi penerimaan yang menjadi potensial dilihat dari kontribusinya terhadap PAD”. (Direktur Sistem Pembayaran Nontunai Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara)
“Saat ini, Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara sedang merancang push strategy 2021 untuk memperluas transaksi non tunai, dimana akan memberikan penambahan mesin EDC kepada seluruh kabupaten/kota dan pengembangan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) untuk dapat menerapkan metode pembayaran nontunai menjadi lebih luas. Selaku Bank Rekening Kas Umum Daerah, Bank Sumut berkolaborasi dengan Gojek untuk perluasan pembayaran pajak dan retribusi melalui menu GoTagihan pada aplikasi Gojek. Bank Sumut juga telah melakukan pengembangan layanan digital untuk mendukung penerimaan pajak dan retribusi seperti sistem aplikasi e-SPTPD untuk pajak dengan metode self assessment (pajak restoran, pajak hotel, pajak hiburan dll), Sistem informasi pendapatan daerah (SIMPATDA) untuk pajak dengan metode official assessment (pajak reklame dan air tanah). Sistem manajemen informasi objek pajak (SISIMOP) untuk pembayaran PBB-P2 bagi masyarakat, pemanfaatan layanan yang disediakan oleh BPD Sumatera Utara yaitu e-STS untuk pengelolaan dan pembayaran retribusi daerah dan aplikasi e-BPHTB untuk pengelolaan pajak BPHTB. Dalam hal transaksi belanja, BPD Sumatera Utara telah memfasilitasi penyediaan Cash Management System pada keuangan pemerintah daerah yang diyakini mampu meningkatkan pendapatan asli daerah.
Bank Sumut juga mendukung penyediaan dan perluasan tapping box untuk kebutuhan fasilitator alat rekam transaksi pada setiap penerimaan pajak
kabupaten/kota. Dalam mendukung ketersediaan layanan dan mendorong perluasan ETPD, BPD Sumatera Utara bekerja sama dengan PT. Mitracomm sebagai payment gateway.” (Kepala Sistem Pembayaran Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara)
“Untuk melakukan perluasan digitalisasi baik pada lingkungan pemerintah daerah dan masyarakat, Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara terus melakukan inovasi dalam perluasan layanan digital dan pembayaran kanal digital, BPD Sumatera Utara turut aktif dalam melakukan koordinasi dengan anggota TP2DD setiap Kab/Kota untuk merancang perluasan khususnya dalam perluasan mesin EDC dan tapping box pada hotel dan restoran yang diyakini dapat meningkatkan pendapatan asli daerah.” (Organisasi Perangkat Daerah 9 Kab/Kota)
Berdasarkan data yang diperoleh peneliti, dapat disimpulkan bahwa rencana perluasan dan percepatan dalam transaksi belanja dan pendapatan menggunakan kanal digital telah dilakukan kerja sama antara Bank Indonesia dengan Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara secara baik dengan memperluas pengembangan layanan dan kanal pembayaran digital terutama perluasan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) kepada setiap kabupaten/kota. Bank Pembangunan Daerah sebagai Bank Rekening Kas Umum Daerah (RKUD) juga bersedia dalam perluasan penyediaan mesin EDC dan tapping box kepada kabupaten/kota sebagai fasilitator alat rekam dan melakukan perluasan layanan digital yang dapat diakses oleh masyarakat dalam pembayaran pajak dan retribusi.
4.2.4 Percepatan dan perluasan elektronifikasi transaksi yang diterapkan Pemerintah Daerah Sumatera Utara
Pemerintah daerah terus melakukan pengembangan dalam penerapan pelaksanaan digitalisasi daerah, dalam melakukan penerapan Bank Indonesia dan Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara memberikan arahan untuk mencapai ETPD kategori digital dan kemudahan agar penerapan dapat berjalan dengan maksimal. Berikut hasil wawancara dengan beberapa informan:
“Saat ini, terdapat metode asesmen baru untuk mengukur tingkat pencapaian implementasi ETPD yaitu Indeks ETPD. Adapun indeks ETPD kab/kota wilayah kerja Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara menunjukkan telah memasuki pada kategori digital. Hal ini menandakan bahwa secara umum mayoritas transaksi pendapatan pajak dan retribusi daerah telah dilakukan secara non tunai dengan memanfaatkan kanal basic (teller, loker bank) dan medium (ATM, EDC, sms/mobile/internet banking). Meskipun demikian, pemerintah daerah masih dapat melakukan perluasan elektronifikasi dengan memanfaatkan kanal pembayaran advance (fintech, e-commerce, ritel, QRIS) di seluruh transaksi penerimaan”. (Direktur Sistem Pembayaran Nontunai Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara)
“Penerapan yang telah dilakukan pada Kota Medan dalam percepatan dan perluasan digitalisasi daerah yakni telah dilaksanakan launching e-parking Kota Medan pada tanggal 18 Oktober 2021. Layanan e-parking diterapkan pada 18 ruas jalan dan 8 kawasan di Kota Medan yang dimana pembayarannya tidak lagi menggunakan uang tunai. Penerapan e-parking yang baru diterapkan terbukti telah meningkatkan pendapatan asli daerah sekitar 150 persen. Oleh karena itu,
retribusi persampahan, retribusi pasar juga telah dikembangkan beralih ke nontunai. Saat ini juga telah dilaksanakan soft launching pada tanggal 15 Desember 2021 untuk pembayaran nontunai penerimaan Pajak Hotel, Restoran dan kafe (Horeka). Pemko Medan juga telah mengimplementasikan cash management system untuk 39 dari 62 OPD dan telah menggunakan aplikasi SIMDA yang terintegrasi dengan CMS milik Bank Sumut”. (Kepala BPKPAD Kota Medan)
“Penerapan yang telah dilakukan Kota Tebing Tinggi telah diimplementasikan layanan pembayaran nontunai untuk retribusi parkir dan retribusi kebersihan di Kota Tebing Tinggi. Penerapan e-parking juga telah dilakukan pada tiga ruas jalan utama Kota Tebing Tinggi dan akan dilakukan perluasan dengan metode pembayaran Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS), Kota Tebing Tinggi juga telah melakukan penerapan e-STS untuk pembayaran pajak hotel, retribusi tera ulang dan retribusi izin mendirikan bangunan. Dalam hal transaksi belanja Kota Tebing Tinggi telah mengimplementasikan cash management system untuk 39 OPD Pemko Tebing Tinggi dan telah menggunakan aplikasi SIMDA yang terintegrasi dengan CMS milik Bank Sumut”. (Kepala BPKPAD Kota Tebing Tinggi)
“Penerapan yang dilakukan oleh Kota Binjai, telah tersedia website Binjai Smart City yang dapat menjadi pondasi pengembangan layanan ETPD yang mudah diakses oleh masyarakat dan telah diimplementasikan layanan penerimaan pajak e-PBB dan e-BPHTB yang bekerja sama dengan Bank Sumut, dalam hal transaksi belanja, Pemko Binjai telah menggunakan aplikasi SIMDA yang
terintegrasi dengan CMS milik Bank Sumut guna menyeragamkan aplikasi keuangan pemerintah daerah”. (Kepala BPKPAD Kota Binjai)
“Penerapan yang dilakukan Pemkab Dairi telah dikembangkan Smart ETPD yang merupakan program perluasan QRIS pada transaksi penerimaan pemda pada 4 (empat) jenis pajak diantaranya pajak hotel, pajak restoran, pajak minerba dan PBB serta 5 (lima) jenis retribusi yaitu retribusi pengujian kendaraan bermotor, retribusi pasar, retribusi kebersihan, retribusi pariwisata dan izin mendirikan bangunan. Pemkab Dairi juga mengimplementasikan tapping box kepada restoran dan hotel sebagai fasilitator pengadaan alat rekam. Pemkab Dairi telah mengimplementasikan cash management system untuk 40 OPD dan menggunakan aplikasi SIMDA yang terintegrasi dengan CMS milik Bank Sumut guna menyeragamkan aplikasi keuangan pemerintah daerah”. (Kepala BPKPAD Kabupaten Dairi)
“Penerapan yang telah dilakukan Kabupaten Karo dengan melakukan kerja sama dengan Bank Sumut dalam mengembangkan beberapa layanan untuk meningkatkan penerimaan pajak dan retribusi seperti e-SPTPD, SIMPATDA, SISIMOP, e-BPHTB, e-STS. Pemkab Karo juga mengimplementasikan penambahan tapping box kepada Bank Sumut sebagai fasilitator pengadaan alat rekam. Pemkab Karo telah mengimplementasikan cash management system untuk 61 OPD dan menggunakan aplikasi SIMDA yang terintegrasi dengan CMS milik Bank Sumut guna menyeragamkan aplikasi keuangan pemerintah daerah”. (Kepala BPKPAD Kabupaten Karo)
“Penerapan yang dilakukan Kabupaten Pakpak Bharat dalam perluasan elektronifikasi transaksi dengan mengembangkan penerimaan pajak dan pendapatan seperti e-SPTPD, SIMPATDA, SISIMOP, e-STS melalui QRIS dan berbagai kanal digital lainnya seperti e-commerce dan e-wallet. Selaku Bank RKUD, Bank Sumut berkolaborasi dengan Gojek sehingga memungkinkan masyarakat Kab. Pakpak Bharat untuk membayar pajak melalui menu GoTagihan pada aplikasi gojek. Pemkab Pakpak Bharat telah mengimplementasikan cash management system untuk 28 OPD dan menggunakan aplikasi SIMDA yang terintegrasi dengan CMS milik Bank Sumut guna menyeragamkan aplikasi keuangan pemerintah daerah”. (Kepala BPKPAD Kabupaten Pakpak Bharat).
“Pemerintah Kabupaten Langkat telah mengembangkan e-pasar untuk penerimaan retribusi pasar dan tera ulang. Saat ini Dinas Perdagangan Kabupaten Langkat tengah menentukan kanal pembayaran non tunai yang dapat digunakan.
Beberapa opsi yang dianggap memungkinkan antara lain menggunakan virtual account atau QRIS. Dinas perdagangan kabupaten langkat juga merencanakan adanya perluasan elektronifikasi pada pembayaran toilet dan parkir di kawasan pasar tradisional. Penerapan e-parking juga tengah dirancang untuk dilakukan menggunakan kanal digital. Penerimaan pajak dan penerapan tapping box terus dikembangkan oleh Pemkab Langkat untuk mendorong peningkatan pendapatan asli daerah. Pemkab Langkat telah menerapkan cash management system pada 55 OPD”.
(Kepala BPKPAD Kabupaten Langkat)
“Penerapan yang dilakukan Serdang Bedagai telah tersedia website e-government Kab. Serdang Bedagai yang dapat diintegrasikan dengan layanan ETPD,
telah diimplementasikan layanan e-PBB, e-BPHTB dan e-STS bekerja sama dengan Bank Sumut. Pemkab Serdang Bedagai juga telah menggunakan aplikasi SIMDA yang terintegrasi dengan cash management system milik Bank RKUD”. (Kepala BPKPAD Serdang Bedagai).
“Penerapan yang dilakukan oleh Kabupaten Deli Serdang telah diimplementasikan layanan e-PBB, e-BPHTB dan e-STS di Kabupaten Deli Serdang bekerja sama dengan Bank Sumut, Pemkab Deli Serdang bekerja sama dengan Bank RKUD untuk perluasan pembayaran digital dengan e-commerce dan e-wallet, penerapan e-parking juga telah dikembangkan oleh Pemkab Deli Serdang untuk mengoptimalkan pendapatan asli daerah, Pemkab Deli Serdang juga telah
“Penerapan yang dilakukan oleh Kabupaten Deli Serdang telah diimplementasikan layanan e-PBB, e-BPHTB dan e-STS di Kabupaten Deli Serdang bekerja sama dengan Bank Sumut, Pemkab Deli Serdang bekerja sama dengan Bank RKUD untuk perluasan pembayaran digital dengan e-commerce dan e-wallet, penerapan e-parking juga telah dikembangkan oleh Pemkab Deli Serdang untuk mengoptimalkan pendapatan asli daerah, Pemkab Deli Serdang juga telah