BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Karakteristik Informan
Dalam penelitian kualitatif, Informan adalah yang menjadi objek utama dalam pengumpulan informasi yakni Deputi Direktur, Kepala Tim dan Analis Yunior Divisi Sistem Pembayaran Non Tunai Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sumatera Utara, Pimpinan Sistem Pembayaran Bank Pembangunan Daerah
No. Tahun Realisasi PAD (ribu rupiah)
1 2017 5.287.469.402
2 2018 5.638.960.579
3 2019 5.761.270.412
4 2020 7.583.849.755
Sumatera Utara dan Kepala BPKPAD Kabupaten/Kota yang menjadi wilayah kerja Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara.
Tabel 4.2
Karakteristik Informan
Informan ke Instansi Jabatan Kab/Kota
Informan 1 Bank Indonesia Direktur SP BI Sumatera Utara
Informan 2 Bank Indonesia Kepala Tim SP BI Sumatera Utara
Informan 3 Bank Indonesia Analis Yunior BI Sumatera Utara
Informan 4 Bank Pembangunan Daerah Kepala SP BPD Sumatera Utara
Informan 5 BPKPAD Kepala BPKPAD Kota Medan
Informan 6 BPKPAD Kepala BPKPAD Kota Tebing Tinggi
Informan 7 BPKPAD Kepala BPKPAD Kota Binjai
Informan 8 BPKPAD Kepala BPKPAD Kab. Dairi
Informan 9 BPKPAD Kepala BPKPAD Kab. Karo
Informan 10 BPKPAD Kepala BPKPAD Kab. Pakpak Bharat
Informan 11 BPKPAD Kepala BPKPAD Kab. Langkat
Informan 12 BPKPAD Kepala BPKPAD Kab. Deli Serdang
Informan 13 BPKPAD Kepala BPKPAD Kab. Serdang Bedagai
Sumber: Hasil Penelitian
4.2.2 Bank Indonesia mendukung upaya Pemerintah Daerah Sumatera Utara dalam percepatan dan perluasan elektronifikasi transaksi.
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 Tentang Bank Indonesia, telah ditetapkan bahwa salah satu tugas Bank Indonesia sebagai bank sentral adalah mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran.
Efektivitas pelaksanaan tugas Bank Indonesia memerlukan dukungan sistem pembayaran yang efisien, cepat, aman dan handal. Hal itu merupakan sasaran dari pelaksanaan tugas mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran.
Dalam melakukan tugas tersebut, Bank Indonesia harus memainkan peran aktif dalam perkembangan sistem pembayaran.
Bank Indonesia berperan dalam mendukung upaya pemerintah dalam mempercepat dan memperluas digitalisasi daerah. Melalui Instruksi Presiden No.10/2016 Tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2016 salah satunya berisi arahan percepatan implementasi transaksi non tunai di seluruh kementerian/lembaga dan pemerintah daerah dan sesuai Surat Edaran dari Menteri Dalam Negeri No.910/1867/SJ Tentang Implementasi Transaksi Non Tunai pada pemerintah daerah kab/kota yang menghimbau semua bupati/walikota di seluruh Indonesia untuk segera menerapkan transaksi non tunai. Berikut ini merupakan hasil wawancara dengan para informan:
“Untuk mendorong transaksi non tunai maka Bank Indonesia mendukung upaya pemerintah daerah dalam percepatan dan perluasan digitalisasi daerah diwujudkan dengan keanggotaan Bank Indonesia dalam Satuan Tugas Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (Satgas P2DD). Menciptakan strategi percepatan dan perluasan ETPD. Sebagaimana Keputusan Presiden Nomor 3 Tahun 2021, sejalan dengan visi Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2025, dukungan Bank Indonesia terhadap digitalisasi daerah adalah melalui penciptaan ekosistem pembayaran yang dapat mendukung integrasi ekonomi dan keuangan digital nasional, mendorong digitalisasi perbankan melalui Open Application Programming Interface (OPEN API), serta mengembangkan interlink fintech dan perbankan, ketiga dukungan tersebut berkontribusi terhadap digitalisasi nasional dan pengelolaan
keuangan daerah.” (Direktur Divisi Sistem Pembayaran Nontunai Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara)
“Bank Indonesia mendukung upaya pemerintah daerah dalam percepatan dan perluasan digitalisasi daerah diwujudkan dengan keanggotaan Bank Indonesia dalam Satuan Tugas Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (Satgas P2DD) dan membentuk Tim percepatan dan perluasan digitalisasi daerah (TP2DD) dimana tim ini berperan dalam mendukung pengembangan transaksi pembayaran digital dengan menyusun roadmap perluasan ETPD 2021-2025, Bank Indonesia juga telah mengeluarkan championship program, penyelenggaraan championship untuk meningkatkan motivasi pemerintah daerah dalam inovasi dan perluasan elektronifikasi transaksi pemerintah daerah dan menerapkan pilot project QRIS, inovasi e-retribusi dan pajak dengan menggunakan QR Indonesia Standard (QRIS) untuk optimalisasi pendapatan asli daerah”. (Kepala Tim Sistem Pembayaran Nontunai Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara)
“Berbagai inisiatif BI terus diluncurkan untuk mempercepat implementasi Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah (ETPD) dan digitalisasi pembayaran baik melalui ekstensifikasi penggunaan instrumen dan kanal pembayaran seperti QR Code Indonesian Standard (QRIS), mendorong interkoneksi dan interoperabilitas layanan sistem pembayaran, mendorong penggunaan platform e-commerce untuk pembayaran pajak dan retribusi, memetakan profil ETPD di seluruh Pemda, mengoptimalkan penyedia jasa pembayaran untuk berkolaborasi dengan Pemda dan BPD setempat, hingga dukungan Kantor Perwakilan Bank
Indonesia dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD).” (Analis Yunior Sistem Pembayaran Nontunai Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara)
“Bank Indonesia mendorong percepatan dan perluasan digitalisasi daerah pada setiap Kab/Kota melalui rapat pembentukan Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah untuk melakukan monitoring dan koordinasi yang dilakukan dalam penyusunan roadmap Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah 2021-2025 dan menyusun peta jalan aksi 1 (satu) tahun kedepan, dalam hal ini Bank Indonesia terus melakukan pemantauan baik melalui rapat koordinasi dan pemantauan via online yang dilakukan secara rutin, Bank Indonesia juga berkoordinasi dengan Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara dalam perluasan baik dari sisi penyediaan kanal pembayaran digital dan perluasan layanan digital untuk menciptakan ekosistem digital.” (Organisasi Perangkat Daerah 9 Kabupaten/Kota)
Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan informan, peran Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara dalam percepatan dan perluasan elektronifikasi transaksi telah dilakukan secara baik dengan pihak terkait yaitu antara Bank Indonesia, Bank Pembangunan Daerah dengan pemerintah daerah. Kebijakan-kebijakan terkait percepatan dan perluasan juga telah dilaksanakan dengan keanggotaan Satuan Tugas Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (Satgas P2DD) dan pembentukan Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) untuk melakukan koordinasi dalam penyusunan roadmap TP2DD 2021-2025 dan mendukung pengembangan transaksi pembayaran digital. Sebagai bentuk apresiasi terhadap pemerintah daerah, maka Bank Indonesia mengeluarkan
championship program untuk meningkatkan motivasi pemerintah daerah dalam inovasi dan perluasan elektronifikasi transaksi.
4.2.3 Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara dalam perluasan dan percepatan transaksi belanja dan pendapatan menggunakan digital.
Pengelolaan keuangan merupakan salah satu aspek terpenting dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah yang bertujuan dalam menentukan keberhasilan pencapaian tujuan kesejahteraan masyarakat daerah. Untuk mencapai pengelolaan keuangan yang transparansi, akuntabel, efektif dan efisien maka dilaksanakan Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah (ETPD) merupakan suatu upaya yang terpadu dan terintegrasi untuk mengubah metode transaksi pendapatan pajak dan retribusi dari tunai menjadi non tunai dan dibentuk Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) sebagai perantara antara pusat dan daerah. Oleh karena itu, untuk mendukung perkembangannya Bank Pembangunan Daerah sebagai Bank Rekening Kas Umum Daerah (RKUD) terus melakukan pengembangan inovasi dalam transaksi belanja maupun pendapatan menggunakan kanal digital. Berikut hasil wawancara dengan beberapa informan:
“Kabupaten/kota diharapkan dapat mendorong percepatan dan perluasan elektronifikasi pada beberapa penerimaan pajak dan retribusi seperti retribusi pasar, retribusi kawasan wisata, retribusi izin mendirikan bangunan, dan beberapa retribusi yang masih menggunakan skema pembayaran secara tunai. Untuk itu, diperlukan penyusunan strategi percepatan dan perluasan ETPD yang tepat agar ekosistem dapat terbentuk pada setiap daerah. Penyusunan strategi perluasan dapat dimulai dengan
melakukan asesmen terhadap transaksi-transaksi penerimaan yang menjadi potensial dilihat dari kontribusinya terhadap PAD”. (Direktur Sistem Pembayaran Nontunai Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara)
“Saat ini, Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara sedang merancang push strategy 2021 untuk memperluas transaksi non tunai, dimana akan memberikan penambahan mesin EDC kepada seluruh kabupaten/kota dan pengembangan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) untuk dapat menerapkan metode pembayaran nontunai menjadi lebih luas. Selaku Bank Rekening Kas Umum Daerah, Bank Sumut berkolaborasi dengan Gojek untuk perluasan pembayaran pajak dan retribusi melalui menu GoTagihan pada aplikasi Gojek. Bank Sumut juga telah melakukan pengembangan layanan digital untuk mendukung penerimaan pajak dan retribusi seperti sistem aplikasi e-SPTPD untuk pajak dengan metode self assessment (pajak restoran, pajak hotel, pajak hiburan dll), Sistem informasi pendapatan daerah (SIMPATDA) untuk pajak dengan metode official assessment (pajak reklame dan air tanah). Sistem manajemen informasi objek pajak (SISIMOP) untuk pembayaran PBB-P2 bagi masyarakat, pemanfaatan layanan yang disediakan oleh BPD Sumatera Utara yaitu e-STS untuk pengelolaan dan pembayaran retribusi daerah dan aplikasi e-BPHTB untuk pengelolaan pajak BPHTB. Dalam hal transaksi belanja, BPD Sumatera Utara telah memfasilitasi penyediaan Cash Management System pada keuangan pemerintah daerah yang diyakini mampu meningkatkan pendapatan asli daerah.
Bank Sumut juga mendukung penyediaan dan perluasan tapping box untuk kebutuhan fasilitator alat rekam transaksi pada setiap penerimaan pajak
kabupaten/kota. Dalam mendukung ketersediaan layanan dan mendorong perluasan ETPD, BPD Sumatera Utara bekerja sama dengan PT. Mitracomm sebagai payment gateway.” (Kepala Sistem Pembayaran Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara)
“Untuk melakukan perluasan digitalisasi baik pada lingkungan pemerintah daerah dan masyarakat, Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara terus melakukan inovasi dalam perluasan layanan digital dan pembayaran kanal digital, BPD Sumatera Utara turut aktif dalam melakukan koordinasi dengan anggota TP2DD setiap Kab/Kota untuk merancang perluasan khususnya dalam perluasan mesin EDC dan tapping box pada hotel dan restoran yang diyakini dapat meningkatkan pendapatan asli daerah.” (Organisasi Perangkat Daerah 9 Kab/Kota)
Berdasarkan data yang diperoleh peneliti, dapat disimpulkan bahwa rencana perluasan dan percepatan dalam transaksi belanja dan pendapatan menggunakan kanal digital telah dilakukan kerja sama antara Bank Indonesia dengan Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara secara baik dengan memperluas pengembangan layanan dan kanal pembayaran digital terutama perluasan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) kepada setiap kabupaten/kota. Bank Pembangunan Daerah sebagai Bank Rekening Kas Umum Daerah (RKUD) juga bersedia dalam perluasan penyediaan mesin EDC dan tapping box kepada kabupaten/kota sebagai fasilitator alat rekam dan melakukan perluasan layanan digital yang dapat diakses oleh masyarakat dalam pembayaran pajak dan retribusi.
4.2.4 Percepatan dan perluasan elektronifikasi transaksi yang diterapkan Pemerintah Daerah Sumatera Utara
Pemerintah daerah terus melakukan pengembangan dalam penerapan pelaksanaan digitalisasi daerah, dalam melakukan penerapan Bank Indonesia dan Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara memberikan arahan untuk mencapai ETPD kategori digital dan kemudahan agar penerapan dapat berjalan dengan maksimal. Berikut hasil wawancara dengan beberapa informan:
“Saat ini, terdapat metode asesmen baru untuk mengukur tingkat pencapaian implementasi ETPD yaitu Indeks ETPD. Adapun indeks ETPD kab/kota wilayah kerja Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara menunjukkan telah memasuki pada kategori digital. Hal ini menandakan bahwa secara umum mayoritas transaksi pendapatan pajak dan retribusi daerah telah dilakukan secara non tunai dengan memanfaatkan kanal basic (teller, loker bank) dan medium (ATM, EDC, sms/mobile/internet banking). Meskipun demikian, pemerintah daerah masih dapat melakukan perluasan elektronifikasi dengan memanfaatkan kanal pembayaran advance (fintech, e-commerce, ritel, QRIS) di seluruh transaksi penerimaan”. (Direktur Sistem Pembayaran Nontunai Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara)
“Penerapan yang telah dilakukan pada Kota Medan dalam percepatan dan perluasan digitalisasi daerah yakni telah dilaksanakan launching e-parking Kota Medan pada tanggal 18 Oktober 2021. Layanan e-parking diterapkan pada 18 ruas jalan dan 8 kawasan di Kota Medan yang dimana pembayarannya tidak lagi menggunakan uang tunai. Penerapan e-parking yang baru diterapkan terbukti telah meningkatkan pendapatan asli daerah sekitar 150 persen. Oleh karena itu,
retribusi persampahan, retribusi pasar juga telah dikembangkan beralih ke nontunai. Saat ini juga telah dilaksanakan soft launching pada tanggal 15 Desember 2021 untuk pembayaran nontunai penerimaan Pajak Hotel, Restoran dan kafe (Horeka). Pemko Medan juga telah mengimplementasikan cash management system untuk 39 dari 62 OPD dan telah menggunakan aplikasi SIMDA yang terintegrasi dengan CMS milik Bank Sumut”. (Kepala BPKPAD Kota Medan)
“Penerapan yang telah dilakukan Kota Tebing Tinggi telah diimplementasikan layanan pembayaran nontunai untuk retribusi parkir dan retribusi kebersihan di Kota Tebing Tinggi. Penerapan e-parking juga telah dilakukan pada tiga ruas jalan utama Kota Tebing Tinggi dan akan dilakukan perluasan dengan metode pembayaran Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS), Kota Tebing Tinggi juga telah melakukan penerapan e-STS untuk pembayaran pajak hotel, retribusi tera ulang dan retribusi izin mendirikan bangunan. Dalam hal transaksi belanja Kota Tebing Tinggi telah mengimplementasikan cash management system untuk 39 OPD Pemko Tebing Tinggi dan telah menggunakan aplikasi SIMDA yang terintegrasi dengan CMS milik Bank Sumut”. (Kepala BPKPAD Kota Tebing Tinggi)
“Penerapan yang dilakukan oleh Kota Binjai, telah tersedia website Binjai Smart City yang dapat menjadi pondasi pengembangan layanan ETPD yang mudah diakses oleh masyarakat dan telah diimplementasikan layanan penerimaan pajak e-PBB dan e-BPHTB yang bekerja sama dengan Bank Sumut, dalam hal transaksi belanja, Pemko Binjai telah menggunakan aplikasi SIMDA yang
terintegrasi dengan CMS milik Bank Sumut guna menyeragamkan aplikasi keuangan pemerintah daerah”. (Kepala BPKPAD Kota Binjai)
“Penerapan yang dilakukan Pemkab Dairi telah dikembangkan Smart ETPD yang merupakan program perluasan QRIS pada transaksi penerimaan pemda pada 4 (empat) jenis pajak diantaranya pajak hotel, pajak restoran, pajak minerba dan PBB serta 5 (lima) jenis retribusi yaitu retribusi pengujian kendaraan bermotor, retribusi pasar, retribusi kebersihan, retribusi pariwisata dan izin mendirikan bangunan. Pemkab Dairi juga mengimplementasikan tapping box kepada restoran dan hotel sebagai fasilitator pengadaan alat rekam. Pemkab Dairi telah mengimplementasikan cash management system untuk 40 OPD dan menggunakan aplikasi SIMDA yang terintegrasi dengan CMS milik Bank Sumut guna menyeragamkan aplikasi keuangan pemerintah daerah”. (Kepala BPKPAD Kabupaten Dairi)
“Penerapan yang telah dilakukan Kabupaten Karo dengan melakukan kerja sama dengan Bank Sumut dalam mengembangkan beberapa layanan untuk meningkatkan penerimaan pajak dan retribusi seperti e-SPTPD, SIMPATDA, SISIMOP, e-BPHTB, e-STS. Pemkab Karo juga mengimplementasikan penambahan tapping box kepada Bank Sumut sebagai fasilitator pengadaan alat rekam. Pemkab Karo telah mengimplementasikan cash management system untuk 61 OPD dan menggunakan aplikasi SIMDA yang terintegrasi dengan CMS milik Bank Sumut guna menyeragamkan aplikasi keuangan pemerintah daerah”. (Kepala BPKPAD Kabupaten Karo)
“Penerapan yang dilakukan Kabupaten Pakpak Bharat dalam perluasan elektronifikasi transaksi dengan mengembangkan penerimaan pajak dan pendapatan seperti e-SPTPD, SIMPATDA, SISIMOP, e-STS melalui QRIS dan berbagai kanal digital lainnya seperti e-commerce dan e-wallet. Selaku Bank RKUD, Bank Sumut berkolaborasi dengan Gojek sehingga memungkinkan masyarakat Kab. Pakpak Bharat untuk membayar pajak melalui menu GoTagihan pada aplikasi gojek. Pemkab Pakpak Bharat telah mengimplementasikan cash management system untuk 28 OPD dan menggunakan aplikasi SIMDA yang terintegrasi dengan CMS milik Bank Sumut guna menyeragamkan aplikasi keuangan pemerintah daerah”. (Kepala BPKPAD Kabupaten Pakpak Bharat).
“Pemerintah Kabupaten Langkat telah mengembangkan e-pasar untuk penerimaan retribusi pasar dan tera ulang. Saat ini Dinas Perdagangan Kabupaten Langkat tengah menentukan kanal pembayaran non tunai yang dapat digunakan.
Beberapa opsi yang dianggap memungkinkan antara lain menggunakan virtual account atau QRIS. Dinas perdagangan kabupaten langkat juga merencanakan adanya perluasan elektronifikasi pada pembayaran toilet dan parkir di kawasan pasar tradisional. Penerapan e-parking juga tengah dirancang untuk dilakukan menggunakan kanal digital. Penerimaan pajak dan penerapan tapping box terus dikembangkan oleh Pemkab Langkat untuk mendorong peningkatan pendapatan asli daerah. Pemkab Langkat telah menerapkan cash management system pada 55 OPD”.
(Kepala BPKPAD Kabupaten Langkat)
“Penerapan yang dilakukan Serdang Bedagai telah tersedia website e-government Kab. Serdang Bedagai yang dapat diintegrasikan dengan layanan ETPD,
telah diimplementasikan layanan e-PBB, e-BPHTB dan e-STS bekerja sama dengan Bank Sumut. Pemkab Serdang Bedagai juga telah menggunakan aplikasi SIMDA yang terintegrasi dengan cash management system milik Bank RKUD”. (Kepala BPKPAD Serdang Bedagai).
“Penerapan yang dilakukan oleh Kabupaten Deli Serdang telah diimplementasikan layanan e-PBB, e-BPHTB dan e-STS di Kabupaten Deli Serdang bekerja sama dengan Bank Sumut, Pemkab Deli Serdang bekerja sama dengan Bank RKUD untuk perluasan pembayaran digital dengan e-commerce dan e-wallet, penerapan e-parking juga telah dikembangkan oleh Pemkab Deli Serdang untuk mengoptimalkan pendapatan asli daerah, Pemkab Deli Serdang juga telah mengimplementasikan cash management system milik Bank Sumut. (Kepala BPKPAD Kabupaten Deli Serdang)
Berdasarkan hasil wawancara diatas yang dilakukan dengan informan, maka dapat disimpulkan sejauh ini segala kebijakan baik yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia maupun Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara telah diterima dan dilaksanakan dengan baik oleh seluruh Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Utara. Bahwa penerapan yang dilakukan oleh setiap pemerintah daerah untuk mempercepat dan memperluas digitalisasi daerah sudah termasuk mendorong penggunaan digital dengan menerapkan transaksi pendapatan pajak/retribusi dan pengeluaran. Dengan memperluas transaksi pendapatan pajak dan retribusi dengan memanfaatkan kanal digital seperti teller, loket bank, ATM, mobile banking, fintech, e-commerce, ritel dan QRIS. Pada setiap daerah telah mengembangkan beberapa layanan untuk meningkatkan penerimaan pajak dan retribusi seperti:
e-parking, e-pasar, e-KIR, e-PDAM, e-SPTPD, SIMPATDA, SISMIOP, e-BPHTB, e-STS, yang diyakini dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah. Setiap Kabupaten/Kota juga telah melakukan aktivasi cash management system pada organisasi perangkat daerah. Pemerintah daerah juga melakukan kerjasama dengan Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara untuk mengajukan penambahan tapping box pada setiap daerah sebagai fasilitator pengadaan alat rekam. Konsistensi dari ketersediaan kanal pembayaran dan ketersediaan informasi juga terus dilakukan oleh Bank Indonesia dan Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara kepada seluruh pemerintah daerah guna membantu pemerintah daerah dalam melakukan percepatan dan perluasan elektronifikasi transaksi sehingga dapat tercipta ekosistem digital pada setiap kabupaten/kota.
4.2.5 Peluang dan tantangan yang dihadapi oleh Pemerintah Daerah Sumatera Utara dalam melakukan percepatan dan perluasan elektronifikasi transaksi.
Menurut Oktaviana (2018) proses transformasi digital yang efektif di lingkungan birokrasi, diperlukan pembangunan model manajemen satu arah melalui instruksi top down. Efektivitas implementasi digital di pemerintah daerah, sangat dipengaruhi oleh peran dari pemerintah pusat sebagai manajemen tertinggi.
Dukungan yang diperlukan dalam implementasi transformasi digital transaksi keuangan tersebut, dapat diberikan dalam bentuk (1) penetapan visi dan misi yang jelas dan terarah, (2) alokasi sumber daya manusia, waktu, finansial dan lain-lain secara tepat, (3) infrastruktur dan sarana prasarana pendukung, dan (4) sosialisasi yang merata dan kontinu kepada setiap elemen yang terlibat serta (5) membangun koordinasi dan sinergitas.
Dalam pelaksanaan penerapan tentunya setiap daerah memiliki peluang dan kendala. Hal ini sejalan dengan informasi dari beberapa informan, berikut hasil wawancara dengan beberapa informan:
“Dalam penerapan yang dilakukan dilapangan masih terdapat kendala yang dihadapi dalam perluasan terutama masih rendahnya literasi masyarakat dalam menggunakan transaksi nontunai sehingga masih diperlukan sosialisasi intensif kepada masyarakat terkait e-parking dan tata cara pembayaran pajak Horeka secara nontunai masih perlu didorong. Perlu dilakukan pelatihan kepada SDM pemerintah daerah dalam menggunakan aplikasi dan pengembangan kanal pembayaran digital. Namun, dalam penerapannya didukung oleh Keputusan Presiden No 3 Tahun 2021 Tentang Pembentukan Satuan Tugas Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah serta Peraturan Walikota Medan Nomor 28 Tahun 2018 tentang smart city Kota Medan dan Keputusan Walikota Medan No 900/08/K/IV.2021 tentang pembentukan Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah pada Kota Medan sehingga dengan diterapkannya elektronifikasi dapat memberikan kemudahan bagi pemerintah daerah dalam pencatatan dapat dilakukan secara realtime dengan bukti yang sah”. (Kepala BPKPAD Kota Medan)
“Saat ini pemerintah kota Tebing Tinggi telah melakukan penerapan transaksi pendapatan dan pengeluaran menggunakan kanal digital, tetapi pemahaman masyarakat terhadap tata cara pembayaran pajak dan retribusi melalui e-STS perlu ditingkatkan, kendala juga dihadapi dari sisi juru parkir yang tidak memiliki smartphone, Dalam penerapannya didukung oleh SE Mendagri No
910/14005/SJ Tentang Implementasi Transaksi Nontunai Dalam Rangka ETPD dan Instruksi Walikota Tebing Tinggi No 900/1248 Tahun 2018 Tentang Implementasi Transaksi Nontunai di Lingkungan Pemerintah, dan juga didukung oleh kecepatan jaringan komunikasi yang sudah tidak memiliki titik blank spot, dengan adanya penerapan transaksi digital dapat mengefisiensi operasional dengan menekan biaya pengelolaan keuangan daerah serta transaksi tercatat secara lebih lengkap sehingga perencanaan lebih akurat”. (Kepala BPKPAD Kota Tebing Tinggi)
“Layanan ETPD di Kota Binjai telah diterapkan namun literasi masyarakat terhadap tata cara pembayaran PBB dan BPHTB secara non tunai masih perlu didorong, dalam pengimplementasiannya pemahaman SDM OPD Pemko Binjai terkait layanan CMS OPD juga perlu menjadi perhatian dengan melakukan kegiatan bimtek penggunaan CMS OPD oleh Bank RKUD. Namun dalam penerapannya didukung oleh Instruksi Walikota No. 900-5982 Tahun 2018 Tentang Pelaksanaan Transaksi Nontunai di Lingkungan Pemerintah Kota Binjai, dan didukung oleh kerjasama dengan beberapa stakeholder sehingga dengan diterapkannya elektronifikasi transaksi memberikan akses lebih luas dan meningkatkan akses masyarakat terhadap sistem pembayaran, khususnya pembayaran pajak dan retribusi, dan terciptanya transparansi transaksi sehingga membantu usaha pencegahan dan identifikasi kejahatan criminal & fraud” (Kepala BPKPAD Kota Binjai)
“Penerapan transaksi non tunai juga terus diterapkan pada masyarakat Dairi, tetapi tantangan terbesar masih rendahnya pengetahuan masyarakat dalam
menggunakan transaksi non tunai, Pada saat launching Taman Wisata Iman masih banyak pengunjung menggunakan transaksi tunai, kebijakan yang dilakukan petugas wisata dengan melakukan top up pada smartphone, serta memberikan edukasi apabila masyarakat datang tidak memahami mengenai transaksi digital maka akan dibantu oleh petugas untuk melakukan pembayaran melalui digital, dalam hal ini pemerintah daerah sekaligus melakukan sosialisasi kepada
menggunakan transaksi non tunai, Pada saat launching Taman Wisata Iman masih banyak pengunjung menggunakan transaksi tunai, kebijakan yang dilakukan petugas wisata dengan melakukan top up pada smartphone, serta memberikan edukasi apabila masyarakat datang tidak memahami mengenai transaksi digital maka akan dibantu oleh petugas untuk melakukan pembayaran melalui digital, dalam hal ini pemerintah daerah sekaligus melakukan sosialisasi kepada