• Tidak ada hasil yang ditemukan

Assumpta Pakem Berdasarkan Prinsip-Prinsip Ajaran Sosial Gereja dan

Kategori-Kategori Community Empowerment

Sub bab ini akan memberikan analisis mengenai Pemanfaatan Dana APP di Paroki Maria Assumpta Pakem berdasarkan kategori-kategori Community Empowerment dalam dimensi Corporate Social Responsibility di dalam ilmu

117 Social Responsibility Management. Berdasarkan uraian-uraian di atas telah disebutkan bahwa pemberdayaan masyarakat memiliki tiga unsur pembentuk konsep yaitu, Community Empowerment, partisipasi masyarakat, dan kompetensi agen pemberdayaan. Pemberdayaan masyarakat di Paroki Maria Assumpta Pakem diterapkan dalam rangka menuntaskan kemiskinan atau kelemahan masyarakat akan hal finansial.

Seperti dalam kutipan, pemberdayaan juga merupakan suatu proses untuk menyiapkan masyarakat supaya memilki sumber daya, kesempatan, pengetahuan, dan keahlian untuk meningkatkan kapasitas individu maupun masyarakat dalam menentukan masa depan mereka serta berpartisipasi dan memberikan pengaruh dalam komunitas maupun masyarakat itu sendiri (Ife, 1995). Upaya memberdayakan masyarakat dalam penelitian ini dilihat berdasarkan tiga hal, yaitu memberdayakan dengan membangun kondisi yang mendorong potensi masyarakat untuk berkembang, memperkuat kapasitas atau power yang dimiliki oleh masyarakat, menggerakkan partisipasi aktif masyarakat dan individu. Dari sisi yang pertama terdapat konsep atau dasar bahwa pemberdayaan adalah proses untuk mendorong, memotivasi, dan membangkitkan kesadaran individu dan masyarakat bahwa mereka memiliki kompetensi atau kemampuan yang dapat dikembangkan. Sisi yang kedua, untuk memperkuat daya yang dimiliki oleh masyarakat dapat direalisasikan dengan kegiatan pendidikan, pelatihan, dan pendampingan yang berkelanjutan. Masyarakat diharapkan dapat dapat belajar melalui berbagai macam sumber yang ada. Ketiga, untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dimulai dari tahapan perencanaan, pengembangan,

118 pelaksanaan, dan evaluasi. Sehingga dalam pembahasan ini untuk melihat tiga hal tersebut akan dilakukan analisis evaluasi berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan oleh peneliti.

Evaluasi merupakan salah satu cara untuk melihat perkembangan setiap program yang dibentuk dan dijalankan diperlukan adanya penilaian untuk melihat tingkat efektivitas, relevansi, koherensi, efisiensi, dan sustainability (Departemen Pertanian (1990), dalam Sita 2011) Dengan demikian perlu adanya sebuah evaluasi yang mendalam terkait dengan kegiatan-kegiatan tersebut. Begitu pula menurut Dale (2001) konsep evaluasi dalam community empowerment adalah suatu program atau aktivitas yang direncanakan, disusun, dan diorganisasikan untuk menilai suatu tujuan atau goal dari suatu rencana strategis yang telah dibuat. Sejalan dengan pernyataan tersebut, Sutomo, Hikmat, dan Saragi (2002) mendefinisikan evaluasi sebagai sebuah proses penilaian terhadap suatu kinerja supaya ada feedback atau umpan balik untuk kelanjutan suatu program. Tujuan dari evaluasi adalah untuk mendapatkan informasi dan pelajaran mengenai dampak, output, manfaat, dan keberlanjutan suatu program yang telah dirancang dan dijalankan.

Berdasarkan data yang sudah dikumpulkan oleh peneliti mengenai Program Pemanfaatan Dana APP di Paroki Maria Assumpta Pakem, peneliti melakukan evaluasi dengan menggunakan variabel-variabel untuk melakukan evaluasi. Variabel yang digunakan adalah tingkat efektivitas, relevansi, koherensi, efisiensi, dan sustainability dari program-program yang telah dirancang. Berikut ini adalah evaluasi berdasarkan variabel-variabel tersebut.

119 Tingkat koherensi program dengan prinsip-prinsip Ajaran Sosial Gereja dan community empowerment, dalam Program Pemanfaatan Dana APP di Paroki Maria Assumpta Pakem sudah cukup baik. Hal ini terlihat dari program-program yang dibuat dan dijalankan sesuai atau memenuhi prinsip-prinsip Ajaran Sosial Gereja seperti yang sudah diuraikan pada sub bab mengenai kesesuaian program dengan prinsip-prinsip Ajaran Sosial Gereja dalam dimensi Corporate Social Responsibility. Selain itu program-program yang dijalankan juga bertujuan untuk memberdayakan umat atau masyarakat di sekitar Paroki Maria Assumpta Pakem sehingga mereka sebagai penerima manfaat dapat merasakan dampak yang menguntungkan baik dengan berpartisipasi dalam bidang kelompok ternak, pertanian, dan UKM. Kemudian untuk tingkat efisiensi program yaitu dengan membandingkan input dan output program kerja yang dirancang dan dijalankan oleh Tim PSE. Bila dilihat dari hasil atau dampak program-program yang dijalankan, masyarakat yang berpartisipasi sebagai penerima manfaat mendapatkan keuntungan dengan mengikuti programasi pemberdayaan dalam bidang pertanian, peternakan, dan UKM. Sebagai contoh dalam bidang pertanian, para anggota kelompok dapat menghasilkan pendapatan dari penjulan kambing domba yang mereka ternakkan dengan harga jual kurang lebih Rp 700.000,00 – Rp 800.000,00 per ekor. Sedangkan untuk pertanian salah satunya adalah dengan keberhasilan budidaya bunga krisan yang dilakukan oleh Kelompok Tani Ngudi Makmur Sidorejo yang dapat menjual hasil budidaya bunga krisan. Kemudian dari bidang UKM juga dapat dilihat hasilnya dimana para ibu rumah tangga dapat membantu perekonomian keluarganya dengan menjual makanan. Melihat dari

120 data-data yang dikumpulkan sudah sangat nyata bahwa program yang disusun sudah efektif dan tepat sasaran sehingga sangat bermanfaat untuk masyarakat terutama mereka yang membutuhkan bantuan dan dukungan finansial. Walaupun dalam praktik atau implementasinya terjadi kendala yang berkaitan dengan tingkat partisipasi aktif para anggota dan keterbatasan agen pemberdayaan dalam melakukan pendampingan, seperti pergantian ketua bidang kepengurusan yang semula diampu oleh Ibu Rini Susanti kemudian berpindah ke tangan Bapak Heri Prasetyo pada awal 2017 menyebabkan dinamika yaitu sempat terhentinya aktivitas program kurang lebih 3 bulan di awal kepengurusan baru, namun program pemberdayaan masih tetap berjalan hingga saat penelitian ini berlangsung. Kemudian apabila dilihat dari pengimplementasian program, tingkat relevansi dapat dikaji berdasarkan apakah program-program tersebut sesuai dengan yang dibutuhkan untuk memberdayakan masyarakat di Paroki Pakem. Program-program tersebut berdasarkan data dan hasil pengamatan sangat relevan dengan sasaran dari tujuan program yaitu masyarakat yang memiliki kesulitan ekonomi dapat terberdayakan sehingga mereka tidak hanya terbantu dengan adanya aktivitas yang bresifat memberdayakan tetapi juga bersifat sustainable. Hal ini kemudian dihubungkan dengan sustainability atau tingkat keberlanjutan program yang merupakan variabel dari evaluasi dimana programasi yang dijalankan oleh Tim PSE Paroki Maria Assumpta Pakem tidak hanya bersifat sementara tetapi juga berkelanjutan dan memiliki dampak jangka panjang. Salah satu dampak program yang bersifat berkelanjutan adalah mereka para anggota kelompok dari masing-masing bidang bisa menjadikan aktivitas tersebut sebagai

121 salah satu sumber mata pencaharian mereka karena memberikan keuntungan sebagai penerima manfaat.

Berdasarkan uraian tersebut telah terlihat jelas bahwa kegiatan-kegiatan yang mendorong masyarakat untuk meningkatkan daya maupun kapasitasnya sudah memberikan hasil yang signifikan. Penerima manfaat merasakan hasil yang mampu memperbaiki kondisi perekonomian mereka secara berkelanjutan. Secara umum ketiga program yang sudah dipaparkan merupakan perwujudan dari keinginan Paroki Maria Assumpta Pakem sebagai lembaga gereja untuk terlibat aktif dalam membantu menyelesaikan permasalahan sosial ekonomi. Selain itu mereka juga mendorong para penerima manfaat untuk memiliki power atas diri dan hidup mereka.

122

BAB VI

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI