• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi program-program pemanfaatan dana aksi puasa pembangunan Paroki Maria Assumpta Pakem dengan prinsip-prinsip Ajaran Sosial Gereja dan Community Empowerment: studi kasus

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Evaluasi program-program pemanfaatan dana aksi puasa pembangunan Paroki Maria Assumpta Pakem dengan prinsip-prinsip Ajaran Sosial Gereja dan Community Empowerment: studi kasus"

Copied!
209
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. EVALUASI PROGRAM-PROGRAM PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN PAROKI MARIA ASSUMPTA PAKEM DENGAN PRINSIP-PRINSIP AJARAN SOSIAL GEREJA DAN COMMUNITY EMPOWERMENT: STUDI KASUS TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN MENCAPAI DERAJAT SARJANA S-2 PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN. Diajukan oleh Vincentia Prisma Pramestika 152222101. FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA 2018. i.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. LEMBAR PERSETUJUAN. ii.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING. iii.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PERNYATAAN ORIGINALITAS. Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya jugatidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.. Yogyakarta, 31 Mei 2018. iv.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS. Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswi Universitas Sanata Dharma Nama. : VINCENTIA PRISMA PRAMESTIKA. Nomor Mahasiswi. : 152222101. Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:. EVALUASI PROGRAM-PROGRAM PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN PAROKI MARIA ASSUMPTA PAKEM DENGAN PRINSIP-PRINSIP AJARAN SOSIAL GEREJA DAN COMMUNITY EMPOWERMENT: STUDI KASUS. Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu ijin kepada saya maupun memberikan loyalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.. Yogyakarta, 31 Mei 2018 Yang menyatakan. v.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. KATA PENGANTAR. Puji Tuhan, ucapan syukur dan terima kasih saya kepada Allah atas penyertaan-Nya sehingga saya bisa menyelesaikan penyusunan tesis ini. Tesis ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat kelulusan dalam memperoleh gelar Magister Manajemen. Tujuan dari penyusunan tesis ini adalah untuk memberikan informasi, wawasan, serta manfaat kepada para pembaca terutama mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pengelolaan Dana Aksi Puasa Pembangunan gereja Katolik. Tesis ini disusun berdasarkan hasil penelitian di Paroki Maria Assumpta Pakem. Saya menyadari bahwa masih banyak hambatan dan kekurangan dalam penulisan tesis ini. Hal tersebut dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya. Maka pada kesempatan ini, saya mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada semua pihak yang telah membimbing dan membantu dalam proses penyusunan sehingga tesis ini dapat terselesaikan dengan baik. Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada pembimbing saya, Bapak Dr. Titus Odong Kusumajati, MA yang telah dengan sabar membimbing, meluangkan waktu, dan memberikan masukan-masukan dalam proses revisi hingga selesai. Ucapan terima kasih kepada Bapak YB. Cahya Widiyanto, M.Si., Ph.D yang juga telah membimbing saya selama menyusun proposal tesis dan kolokium. Kepada Bapak T.Handono Eko Prabowo, MBA, Ph.D selaku pengelola program Magister Manajemen atas dukungan dan masukannya. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Bernadetta Rini Susanti yang sudah banyak membantu saya dan. vi.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. memperbolehkan saya mengadopsi penelitian beliau dan juga untuk ilmu yang sudah diberikan. Kepada Romo Paroki, Tim PSE, dan umat Paroki Maria Assumpta Pakem yang dengan terbuka sudah memberikan informasi yang sangat bermanfaat. Tak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada kedua orangtua saya, Walfridus Triatmojo Budi Santoso dan Margareta Yuliastuti untuk dukungan doa dan motivasi. Kepada saudari saya Oktavia Wiwit Nurmarita yang selalu mendukung supaya saya segera menyelesaikan tesis dan Yohanes Yojana Jati yang selalu memotivasi dan mengingatkan saya setiap saat. Terakhir, saya mengucapkan terima kasih untuk sahabat saya Vivin yang sudah banyak saya repotkan dan teman-teman saya seperjuangan yang saling memberikan dukungan. Tuhan memberkati. Amin.. Yogyakarta, 31 Mei 2018. vii.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI. JUDUL ..................................................................................................................... i LEMBAR PERSETUJUAN PENGUJI TESIS ....................................................... ii LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING .......................................... iii PERNYATAAN ORIGINALITAS ....................................................................... iii LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI.................................. v KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii DAFTAR TABEL .................................................................................................. xi DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xii DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiii ABSTRAK ........................................................................................................... xiv ABSTRACT .......................................................................................................... xv BAB I ...................................................................................................................... 1 PENDAHULUAN .................................................................................................. 1 1.1. Latar Belakang ............................................................................................ 1 1.2. Rumusan Masalah ..................................................................................... 13 1.3. Tujuan Penelitian....................................................................................... 14 1.4. Manfaat Penelitian..................................................................................... 15 1.4.1. Manfaat Teoritis ................................................................................... 15 1.4.2. Manfaat Praktis ..................................................................................... 15 1.5. Batasan dan Ruang Lingkup Penelitian .................................................... 16 1.6. Sistematika Penulisan ................................................................................ 16 BAB II .................................................................................................................. 19 LANDASAN TEORI........................................................................................... 19 2.1. Pengantar ................................................................................................... 19 2.2. Ajaran Sosial Gereja .................................................................................. 21 2.2.1. Prinsip-prinsip Ajaran Sosial Gereja .................................................... 23 2.3. Community Empowerment dalam Corporate Social Responsibility ........ 31 2.3.1. Pengertian dan Ruang Lingkup Kegiatan Community Empowerment . 33. viii.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 2.3.2. Partisipasi Masyarakat .......................................................................... 38 2.3.3. Kompetensi Agen Pemberdayaan ......................................................... 41 2.4. Teori Evaluasi dalam Pelaksanaan Program Pemanfaatan Dana APP di Paroki Maria Assumpta Pakem ................................................................. 45 BAB III ................................................................................................................. 49 METODOLOGI PENELITIAN ........................................................................ 49 3.1. Pengantar ................................................................................................... 49 3.2. Paradigma Penelitian dan Triangulasi ....................................................... 50 3.3. Strategi Penelitian Studi Kasus ................................................................. 54 3.4. Metode Penelitian ...................................................................................... 58 3.4.1. Desain Penelitian .................................................................................. 59 3.4.2. Data dan Metode Pengumpulan Data ................................................... 62 3.4.3. Metode Penelitian dan Analisis Data.................................................... 66 BAB IV ................................................................................................................. 70 DESKRIPSI DATA KINERJA PROGRAM PEMANFAATAN DANA APP TIM PSE PAROKI MARIA ASSUMPTA PAKEM ....................................... 70 4.1. Pengantar ................................................................................................... 70 4.2. Deskripsi Program Pelayanan Bidang Pertanian ....................................... 78 4.3. Deskripsi Program Pelayanan Bidang UKM ............................................ 85 4.4. Deskripsi Program Pelayanan Bidang Peternakan .................................... 90 BAB V................................................................................................................... 99 ANALISIS EVALUASI PROGRAM PEMANFAATAN DANA APP DI PAROKI MARIA ASSUMPTA PAKEM ......................................................... 99 5.1. Pengantar ................................................................................................... 99 5.2. Analisis Kesesuaian Program-Program Pemanfaatan Dana APP di Paroki Maria Assumpta Pakem dengan Prinsip-Prinsip Ajaran Sosial Gereja ... 101 5.3. Partisipasi Umat/Masyarakat dalam Tiga Program Pelayanan Periode 2010 – 2016 ...................................................................................................... 107 5.4. Koherensi Agen Pemberdayaan dengan Program-Program Pemanfaatan Dana APP (Bidang Pertanian, Bidang Peternakan, Bidang UKM) di Paroki Maria Assumpta Pakem .......................................................................... 111. ix.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 5.5. Potensi Keberlanjutan Program-Program Pemanfaatan Dana APP (Bidang Pertanian, Bidang Peternakan, Bidang UKM) di Paroki Maria Assumpta Pakem ...................................................................................................... 115 5.6. Analisis Evaluasi Program Pemanfaatan Dana APP di Paroki Maria Assumpta Pakem Berdasarkan Prinsip-Prinsip Ajaran Sosial Gereja dan Kategori-Kategori Community Empowerment ........................................ 116 BAB VI ............................................................................................................... 122 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ........................................................ 122 6.1. Kesimpulan.............................................................................................. 122 6.2. Rekomendasi ........................................................................................... 123 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 125 LAMPIRAN ....................................................................................................... 128. x.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR TABEL. Tabel 4. 1. Pembagian Wilayah dan Lingkungan di Paroki Maria Assumpta Pakem .................................................................................................................... 70 Tabel 4. 2. Jumlah Dana APP Tahun 2010 – 2015 di Paroki Maria Assumpta Pakem .................................................................................................................... 76 Tabel 4. 3. Kelompok Tani Ngudi Rejeki Bunder ................................................ 78 Tabel 4. 4. Kelompok Tani Sayuk Rukun Tebonan .............................................. 79 Tabel 4. 5. Kelompok Tani Ngupoyo Mulyo ........................................................ 79 Tabel 4. 6. Kelompok Tani Taruna Manunggal Ndero ......................................... 80 Tabel 4. 7. Kelompok Tani Muda Taruna Pojok .................................................. 80 Tabel 4. 8. Kelompok Tani Ngudi Makmur Sidorejo ........................................... 81 Tabel 4. 9. Data Anggota UKM Aktif................................................................... 86 Tabel 4. 10. Data Ternak Kambing Gapoktan Tunas Kasih Lestari .................... 91. xi.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR GAMBAR. Gambar 2. 1. Kerangka Berpikir ........................................................................... 48 Gambar 3. 1. Komponen Analisis Data ................................................................ 68 Gambar 4. 1. Alur Akses Dana APP Paroki Maria Assumpta Pakem .................. 74 Gambar 4. 2. Grafik Jumlah Dana APP Paroki Maria Assumpta Pakem Tahun 2010-2015 ............................................................................................................. 77. xii.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1. Acuan Pertanyaan Profil Community Empowerment dalam Pengelolaan Program Pemanfaatan Dana APP di Paroki Maria Assumpta Pakem ............................................................................................................................. 128 Lampiran 2. Acuan Penelitian Lapangan Tingkat Partisipasi Penerima Manfaat Program Pemanfaatan Dana APP di Paroki Maria Assumpta ............................ 130 Lampiran 3. Acuan Pertanyaan Profil Tim Pengembangan Sosial Ekonoi Paroki Maria Assumpta Pakem ...................................................................................... 131 Lampiran 4. Kas APP Gereja Santa Maria Assumpta Pakem Tahun 2014 ........ 134 Lampiran 5. Buku Kas Guliran Pinjaman Kategori Pertanian Tahun 2013 ........ 136 Lampiran 6. Buku Kas Guliran Pinjaman Kategori Pertanian Tahun 2014 ........ 144 Lampiran 7. Buku Kas Guliran Pinjaman Kategori Pertanian Tahun 2015 ........ 152 Lampiran 8. Buku Kas Guliran Pinjaman Kategori Pertanian Tahun 2016 ........ 163 Lampiran 9. Buku Kas Guliran Pinjaman Kategori Pertanian Tahun 2017 ........ 173 Lampiran 10. Rekap Total Kas Tahun 2015 ....................................................... 177 Lampiran 11. Rekap Total Kas Tahun 2016 ....................................................... 178 Lampiran 12. Total Kas Bidang Pelayanan dan Kemasyarakatan Gereja Santa Maria Assumpta Pakem Per 31 Juli 2017 ........................................................... 179 Lampiran 13. Kartu Angsuran ............................................................................ 180 Lampiran 14. Kartu Guliran Pinjaman ................................................................ 181 Lampiran 15. Perjanjian Kerjasama Pinjaman Modal Kelompok Tani .............. 182 Lampiran 16. Perjanjian Kerjasama Pinjaman Modal Kelompok UKM ............ 187 Lampiran 17. Data Ternak Mei 2015 .................................................................. 192 Lampiran 18. Laporan Kegiatan....................................................................................194. xiii.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK. Tesis ini merupakan penelitian yang menggunakan desain penelitian studi kasus untuk mengevaluasi Progeram Pemanfaatan Dana Aksi Puasa Pembangunan di Paroki Maria Assumpta Pakem. Evaluasi Program Pemanfaatan Aksi Puasa Pembangunan di Paroki Maria Assumpta Pakem berkaitan dengan landasan filosofi, idiologi, dan tujuan yang ingin dicapai dalam Program Pemanfaatan Dana APP di Paroki Maria Assumpta Pakem. Selain itu Program Pemanfaatan Dana APP juga berkaitan dengan keterlibatan Gereja dalam manajemen pemberdayaan masyarakat. Kerangka teori yang dikembangkan untuk mengevaluasi menggunakan prinsip-prinsip Ajaran Sosial Gereja dan mengadopsi teori Community Empowerment dalam dimensi Corporate Sosial Responsibility. Kedua hal ini akan dipadukan dan dijadikan standar untuk mengevaluasi pelaksanaan Program Pemanfaatan Dana APP di Paroki Maria Assumpta Pakem dan tingkat keberlanjutan atau sustainability dari program-program tersebut. Kesimpulan dari penelitian ini sampai pada pemahaman bahwa Paroki Maria Assumpta Pakem sangat berpedoman pada prinsip-prinsip Ajaran Sosial Gereja dalam merancang dan menerapkan program-program yang sifatnya berkelanjutan. Selain itu partisipasi masyarakat dan agen pemberdayaan dalam keterlibatannya mengembangkan program-program sangat terlihat dari hasil dan manfaat yang diterima oleh penerima manfaat. Kata Kunci: Ajaran Sosial Gereja, Community Empowerment, Corporate Sosial Responsibility. xiv.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRACT. This thesis is a research that uses case study design to evaluate Programs of Aksi Puasa Pembangunan Fund at Maria Assumpta Pakem Parish. Programs Evaluation of Aksi Puasa Pembangunan in Maria Assumpta Pakem Parish is related to philosophy base, ideology, and objectives to be achieved in utilization Programs of APP's Fund in Maria Assumpta Pakem Parish. In addition, the APP Fund utilization programs also deals with Church involvement in community empowerment management. The theoretical framework developed to evaluate using the principles of the Church's Social Teaching and adopt the theory of Community Empowerment in the Corporate Social Responsibility dimension. Both of these will be integrated and standardized to evaluate the implementation of the APP Fund Programs at Maria Assumpta Pakem Parish and the sustainability of the programs. The conclusions of this study come to the understanding that Maria Assumpta Pakem Parish is guided by the principles of the Church's Social Teaching in designing and implementing sustainable programs. In addition, community participation and empowerment agencies in their engagement to develop programs are very visible from the results and benefits received by the beneficiaries. Keywords: Church Social Teaching, Community Empowerment, Corporate Social Responsibility. xv.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB I PENDAHULUAN. 1.1.. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang yang. memiliki tingkat populasi urutan keempat di dunia. Berdasarkan United Nations, Department of Economic and Social Affairs, Population Division pada 28 Oktober 2016, jumlah populasi penduduk di Indonesia sebanyak 261.549.846 juta jiwa dengan. kepadatan. penduduk. 144. per. kilometer. persegi. (http://www.worldmeters.info/, 29 Oktober 2016). Dari segi tingkat kemiskinan, data Badan Pusat Statistik Indonesia menunjukkan bahwa jumlah total penduduk miskin di Indonesia pada semester pertama tahun 2016 sebesar 28.005.410.000 jiwa (https://www.bps.go.id, 29 Oktober 2016). Data tersebut menunjukkan bahwa permasalahan kemiskinan di Indonesia masih menjadi persoalan serius yang harus dipecahkan. Beberapa faktor multidimensional juga menjadi penyebab permasalahan tersebut. Kesenjangan ekonomi di berbagai daerah, kemakmuran yang tidak merata, peningkatan kesejahteraan. yang tidak. sebanding dengan. jumlah. penduduk. miskin,. perkembangan teknologi modern, merupakan beberapa contoh permasalahan yang mempengaruhi tingkat kemiskinan di Indonesia. Permasalahan sosial-ekonomi tidak dapat dipisahkan dari aktivitas perdagangan pasar bebas. Aktivitas perdagangan pasar bebas memang. 1.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. memberikan dampak yang positif kepada masyarakat, tetapi di sisi lain aktivitas tersebut juga menjadi pemicu permasalahan baru yang harus segera diselesaikan, yaitu permasalahan kemiskinan. Seluruh lapisan masyarakat perlu menaruh perhatian penuh terhadap fenomena kemiskinan karena masalah tersebut sangat berpengaruh terhadap keseimbangan dan perkembangan sosial-ekonomi di berbagai daerah. Dalam dunia akademis terdapat dua perspektif yang berbeda untuk melihat masalah kemiskinan, yaitu melalui kaca mata sosial-politik dan perspektif budaya menurut Oscar Lewis ( dalam Alhumami, 2008). Namun kedua perspektif berbeda tersebut belum cukup untuk menganalisis fenomena kemiskinan yang terjadi. Penelitian ini akan menganalisis masalah tersebut melalui sudut pandang Gereja Katolik yang nantinya peran sebuah lembaga gereja dalam mengatasi kemiskinan dapat membantu memberikan solusi konkrit. Gereja Katolik yang merupakan sebuah lembaga agama diharuskan untuk berperan aktif memberikan solusi untuk mengurangi tingkat kemiskinan di Indonesia. Gereja Katolik memiliki kepedulian yang tinggi terhadap orang-orang miskin atau berkekurangan dan menjadikannya salah satu misi pelayanan yang sudah ditetapkan dalam Ajaran Sosial Gereja. Paus Leo XIII pada 15 Mei 1891 untuk pertama kalinya mengeluarkan Ensiklik Rerum Novarum sebagai bentuk keprihatinan Gereja Katolik yang dialami oleh umat manusia di berbagai belahan dunia yang diakibatkan oleh revolusi industri, krisis ekonomi di Amerika dan Eropa, dan pergolakan senjata nuklir antara Amerika dan Uni Soviet (Sugiyana, 2012). Dalam Rerum Novarum, Paus Leo XIII mengatakan “it’s [the Church’s] desire is that the poor should rise above poverty and wretchedness, and should. 2.

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. better their condition in life; and for this it strives” (Riyanto: 2014). Kutipan tersebut memberikan gambaran yang jelas mengenai harapan Gereja Katolik supaya orang-orang miskin dapat terlepas dari kemiskinan dan kehidupan yang tidak layak dan mendapatakan penghidupan yang lebih baik. Oleh karena itu untuk merealisasikan Ajaran Sosial Gereja, Keuskupan Agung Semarang membentuk lima divisi atau kepanitiaan. Satu kepanitiaan di tingkat keuskupan dan empat kepanitiaan di tingkat kevikepan. Kemudian untuk pemanfaatan dana APP terdapat lima kategori pemanfaatan dana, yaitu: (1) kategori karitatif kemanusiaan, (2) kategori motivasi-animasi. (3) kategori bantuan pendidikan, (4) kategori bidang sosial kemasyarakatan, dam (5) kategori bidang sarana-prasarana yang dikhususkan untuk merenovasi sarana dan prasarana yang mengalami kerusakan akibat bencana alam atau musibah (Panitia APP Keuskupan Agung Semarang, 2012:3). Berdasarkan penelitian terdahulu mengenai studi kasus Pemanfaatan Dana APP yang dilakukan oleh Susanti (2016: 4), laporan Program Pemanfaatan Dana APP tahun anggaran 2012-2013 dapat diketahui bahwa keseluruhan nominal yang dikelola oleh Keuskupan Agung Semarang sebesar Rp 2.348.959.126. Angka yang tertera mendiskripsikan jumlah nominal yang sangat besar. Dalam penelitian tersebut juga dicantumkan penganggaran pemanfaatan dana APP untuk pengelolaan Program Pemanfaatan Dana APP pada tahun anggaran 2012-2013 yang terbagi sebagai berikut, 57,13% merupakan permohonan bantuan yang bersifat karitatif. Kemudian 14,13% merupakan permohonan bantuan untuk pelaksanaan kegiatan retret, rekoleksi, dan latihan. 3.

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. kepemimpinan. Tujuan untuk pengembangan sosial-ekonomi dan kegiatan pemberdayaan sebanyak 28,74%. Realisasi pemanfaatan dana APP berdasarkan pembagian di atas sebesar Rp 1.333.381.000. Data ini berdasarkan jumlah proposal permohonan yang masuk di lima kepanitiaan pengelola Program Pemanfaatan Dana APP sebanyak 1.024 proposal. Dari data tersebut ada beberapa persoalan mengenai penerapan dalam mengelolai Program Pemanfaatan Dana APP. Persoalan-persoalan tersebut juga erat kaitannya dengan landasan filosofi, ideologi, dan tujuan yang akan dicapai dalam Aksi Puasa Pembangunan yang telah dicantumkan dalam pedoman Pemanfaatan Dana Aksi Puasa Pembangunan. Persoalan-persoalan tersebut memunculkan beberapa pertanyaan, di antaranya adalah apakah terdapat kesesuaian antara Program Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung Semarang dengan prinsip-prinsip keterlibatan sosial gereja dalam pelayanannya berdasarkan Ajaran Sosial Gereja yang telah disampaikan oleh Magesterium Partikular dan Universal dan ensiklik-ensiklik sosial. Kemudian apakah pola aplikasi yang berkaitan dengan manajemen pengelolaan dana tersebut dari tingkat keuskupan, kevikepan, hingga paroki dan dampak Program Pemanfaatan Dana APP sudah memberdayakan umat atau masyarakat. Untuk merealisasikan program-program Pemanfaatan Dana APP perlu ada tim khusus yang disebut dengan Tim PSE (Pemberdayaan Sosial Ekonomi) untuk tingkat Lingkungan yang bekerjasama dengan Tim DanPamis Paroki. Tim tersebutlah yang memiliki kepekaan terhadap kebutuhan umat dan memiliki pengetahuan yang cukup dalam pengaksesan dana untuk membantu masyarakat.. 4.

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Tesis ini merupakan sebuah penelitian yang akan menerapkan prinsipprinsip Ajaran Sosial Gereja dan Corporate Social Responsibility untuk mengevaluasi Program Pemanfaatan Dana APP di Paroki Maria Assumpta Pakem dan dampak yang didapat oleh penerima manfaat yang masih berada di bawah naungan Keuskupan Agung Semarang beserta tingkat keberlanjutan programprogram pemberdayaan Tim PSE Paroki Maria Assumpta Pakem. Penelitian ini sangat perlu untuk dilakukan karena menyambung penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh Bernadetta Rini Susanti dengan cakupan atau lingkup yang berbeda. Penelitian yang dilakukan oleh Bernadetta Rini Susanti yang berjudul „Manajemen Keterlibatan Sosial Gereja: Studi Kasus Pemanfaatan Dana Aksi Puasa Pembangunan di Keuskupan Agung Semarang‟ merupakan sebuah penelitian yang mengevalusi Pemanfaatan Dana APP di seluruh paroki di empat kevikepan yang berada di lingkup Keuskupan Agung Semarang. Sedangkan penelitian ini mengambil lingkup yang lebih kecil dan spesifik yaitu di lingkup Paroki Maria Assumpta Pakem. Ada dua hal utama atau perspektif yang akan dipaparkan dalam tesis ini. Perspektif yang pertama adalah mengenai landasan filosofis dari APP sendiri dan yang kedua adalah teori Corporate Social Responsibility. Kedua hal ini tidak dapat dipisahkan karena menjadi dasar peneliti dalam mengevaluasi pelaksanaan Program Pemanfaatan Dana APP di Paroki Maria Assumpta Pakem. Menurut Komisi Pengembangan Sosial Ekonomi-KWI (2008:16) ada dua hal utama yang perlu didiskusikan mengenai landasan filosofis dari APP. Pertama, mengenai apa yang dimaksud dengan APP. Kedua, pembahasan mengenai Ajaran. 5.

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Sosial Gereja yang merupakan pedoman bagi umat kristiani yang memiliki cara hidup sebagai orang kristiani. Disebut sebagai pedoman umat krisitiani dikarenakan saat ini semakin banyak terjadi permasalahan sosial yang mengakibatkan adanya persaingan dan pengelompokkan sehingga mengakibatkan rusaknya relasi antarmanusia, baik secara pribadi maupun bersama karena saling memperebutkan kebutuhan dasar manusiawi. Aksi Puasa Pembangunan merupakan gerakan-gerakan atau aktivitasaktivitas yang dilakukan semuanya mengarah pada aktivitas mengolah diri dengan berpuasa, berpantang, dan bermati raga. Gerakan-gerakan tersebut merupakan gerakan pertobatan atau pemurnian yang dilakukan ketika masa Pra-Paskah (Heuken, 2004:70). Aktivitas-aktivitas tersebut bukan hanya bentuk pertobatan pribadi melainkan juga bentuk cinta kasih pada sesama karena pada masa ini seluruh umat melakukan aksi nyata dalam usaha-usaha untuk mengurangi penderitaan bersama dan sekaligus meningkatkan kesejahteraan bersama (Caritas Indonesia: LPPS, 1994:1). Melalui aktivitas inilah gerakan-gerakan solidaritas umat semakin berkembang untuk memperjuangkan keadilan dan pembangungan masyarakat. Tujuan utama dari APP adalah membangkitkan kesadaran umat akan pentingnya pembaharuan diri dan masyarakat dalam membangun kesejahteraan manusia Indonesia. Eksistensi umat sebagai Geraja Allah di Indonesia merupakan anggota masyarakat dan terlibat dalam pembangunan masyarakat (Caritas Indonesia: LPPS, 1994:2). Dengan adanya APP diharapkan terjadi gerakan pemberdayaan masayarakat yang merupakan wujud dari pelayanan yang. 6.

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. mengutamakan kaum kecil, lemah, miskin, tersingkir, dan difabel (Panitia APP Keuskupan Agung Semarang, 2009:17). Pada masa Pra-Paskah selain melakukan gerakan pertobatan dan penyucian diri juga merupakan saat dimana para umat diajak untuk mengembangkan solidaritas kemanusiaan dengan menghimpun dana yang telah dikumpulkan selama menjalani masa puasa. Dana itulah yang disebut dengan Dana Aksi Puasa Pembangunan. Terdapat dua bidang yang didukung oleh Panitia APP.. Pertama,. bidang. pelayanan. karitatif.. Kedua,. bidang. pelayanan. pemberdayaan dan pengembangan masyarakat (Panitia APP Keuskupan Agung Semarang, 2009:21). Komisi Pengembangan Sosial Ekonomi Konferensi Waligereja Indonesia atau Komisi PSE KWI menangani bidang pelayanan yang kedua secara nasional. Sedangkan untuk tingkat keuskupan ditangani langsung oleh Komisi PSE Keuskupan yang selanjutnya diteruskan ke Komisi PSE Kevikepan dan Paroki pada lingkup yang lebih spesifik. Dana APP ysng telah terkumpul selama masa Pra-Paskah digunakan untuk mendukung berbagai macam program yang bersifat membangun dan kegiatan masyarakat terutama program-program yang berfokus pada pemberdayaan masyarakat. Tujuan dari program-program yang berfokus pada pemberdayaan masyarakat adalah (1) untuk meningkatkan kesadaran dan motivasi masyarakat terutama umat Katolik agar memiliki kepekaan yang lebih terhadap kebutuhan sesama yang lemah-miskin berdasarkan asas keadilan sosial; (2) meningkatkan taraf hidup dengan mengusahakan berbagai usaha di bidang sosial ekonomi masyarakat; (3) meningkatkan kemampuan kerja organisasi yang menaruh. 7.

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. perhatian pada usaha-usaha pembangunan masyarakat kecil (Caritas Indonesia: LPPS, 1994:4). Dalam hal ini Gereja dituntut untuk terlibat aktif dalam pengembangan sosial ekonomi, perjuangan keadilan, kedamaian, dan keutuhan ciptaan. Signifikansi dan relevansi Gereja bagi masyarakat akan tampak apabila Gereja sungguh-sungguh terlibat dalam pergulatan hidup masyarakat (Dewan Karya Pastoral Keuskupan Agung Semarang). Gereja memiliki tanggung jawab untuk mengatasi segala sesuatu yang membuat orang-orang miskin menjadi orang yang tersingkirkan dan terpinggirkan. Dalam Arah Dasar Keuskupan Agung Semarang tahun 2006-2010 dan tahun 2011-2015 telah ditetapkan komitmen Gereja untuk sungguh-sungguh terlibat dalam setiap permasalahan-permasalahan yang muncul di masyarakat. Dalam Arah Dasar Keuskupan Agung Semarang tahun 2006-2010 dalam alinea kedua berisi tentang gambaran masyarakat Indonesia yang sedang berjuang untuk mengatasi segala bentuk kekerasan, kerusakan linkungan, dan terutama permasalahan yang sudah terpola yaitu korupsi. Dalam hal ini gereja yang berlandaskan semangat Injil terlibat aktif untuk membangun habitus baru bersama-sama dimulai dari keluarga supaya muncul adanya basis atau dasar hidup beriman dalam diri anak, remaja, dan kaum muda. Dasar hidup beriman itulah yang menjadi spirit untuk ikut membangun umat atau masyarakat, terutama mereka yang kecil, lemah, miskin, tersingkir, dan difabel (KLMTD) supaya dapat terberdayakan.. 8.

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kemudian pada alinea ketiga Arah Dasar Umat Keuskupan Agung Semarang tahun 2011-2015 menyebutkan bahwa untuk membangun umat Allah atau masyarakat supaya ada kesinambungan perlu adanya peran kaum awam di tengah-tengah masyarakat. Kesinambungan yang dibentuk adalah kesinambungan yang terpadu dalam memberdayakan kaum kecil, lemah, miskin, tersingkir, dan difabel. Selain itu perlu adanya gerakan yang tidak hanya memberdayakan masyarakat namun juga dapat melestarikan keutuhan ciptaan. Untuk mewujudkan langkah-langkah tersebut maka harus didukung oleh tata penggembalaan yang saling bersinergi antara gereja dan umat dalam mencerdaskan, mengembangkan, dan memberdayakan umat serta memberikan peran baik dalam diri pribadi maupun kelompok. Kedua alinea dari Arah Dasar KAS menunjukkan komitmen Gereja untuk terlibat langsung dalam menanggapi berbagai permasalahan sosial. Gereja mengembangkan. gerakan. pemberdayaan. dalam. rangka. meningkatkan. kesejahteraan dan keadilan masyarakat. Hal tersebut merupakan bentuk tanggung jawab sosial Gereja yang telah ditetapkan dalam berbagai dokumen gereja yang selanjutnya disebut dengan ensiklik maupun Ajaran Sosial Gereja. Perspektif yang kedua berkaitan dengan teori Corporate Social Responsibility. Terdapat berbagai macam teori dan pendekatan yang berkaitan dengan CSR. Menurut Sri Urip, definisi mengenai CSR yang cukup lengkap muncul dari World Business Council for Sustainable Development (2014:6). Berdasarkan World Business Council for Sustainable Development, CSR adalah merupakan sebuah komitmen bisnis untuk berkontribusi dalam pembangunan. 9.

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ekonomi yang berkelanjutan, bekerja dengan para karyawan perusahaan, keluarga karyawan, mayarakat lokal, dan masyarakat luas untuk meningkatkan kualitas kehidupan (Holme dan Watts, 2000). Saat ini banyak akademisi, praktisi, maupun pakar manajemen yang melakukan penelitian dalam bidang CSR. Hal tersebut dikarenakan CSR menjadi tolak ukur atau standar suatu perusahaan dalam memberikan kontribusi terhadap masyarakat. Carr berpendapat bahwa perusahaan memiliki standar etis yang lebih rendah daripada mayarakat pada umumnya dan hanya mematuhi hukum yang berlaku tanpa adanya bentuk tanggung jawab sosial. Dalam hal ini Carr meletakkan CSR dalam kerangka profit-making (1996:55-62). Perusahaan seharusnya tidak hanya memaksimalkan kekayaan shareholder dan mematuhi hukum atau undang-undang yang berlaku melainkan juga harus bersifat etis (Freedman, 1996:241). Menurut Freeman (2001), perusahaan harus memiliki kepedulian terhadap masyarakat tidak hanya persoalan mengenai kepentingan perusahaan atau bisnis. Sejalan dengan hal-hal tersebut, Caroll (2000) menunjukkan bahwa CSR terbagi menjadi empat jenis tanggung jawab, yaitu: ekonomi, hukum, etika, dan filantropis. Masing-masing tanggung jawab merupakan dimensi yang terpisah tetapi masih saling berkaitan. Berbagai macam teori dan definisi yang muncul mengenai CSR, menurut Panwar dan Hansen (2007) CSR harus mengarah pada keseimbangan ekonomi, sosial, dan lingkungan. CSR menempatkan diri pada ranah pembangunan berkelanjutan atau sustainable development. Elkington (1998) mengatakan bahwa pemikiran mengenai pembangunan berkelanjutan diterapkan di perusahaan. 10.

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. dengan merujukkan kegiatan bisnisnya pada nilai triple bottom line, atau yang sering disebut dengan istilah 3P, yaitu profit, planet, dan people. Perusahaan yang menerapkan nilai triple bottom line akan memungkinkan perusahaan memiliki ciri khas dan daya saing dengan perusahaan-perusahaan lain karena tidak hanya menerapkan profit sebagai landasan keberlangsungan kegiatan perusahaan. Menurut Resnawaty, dalam pelaksanaan CSR terdapat tiga tingkatan yang berbeda, yaitu: (1) community relation yang menekankan jalinan harmonis antara perusahaan dan masyarakat dengan program sponsorship dan charity; (2) community assistance yang berorientasi pada bantuan-bantuan sosial kemanusiaan yang bersifat insidental; dan (3) commmunity empowerment yang bertujuan memberdayakan dan meningkatkan daya saing masyarakat. Ketiga tingkatan community empowerment tersebut paling sesuai untuk mewujudkan tujuan yang hendak dicapai (2011:145-158). Telah dijelaskan pada paragraf yang terdahulu bahwa sebuah perusahaan dianggap memiliki tanggung jawab sosial apabila seluruh kegiatan ekonomi atau bisnis mengarah pada ketiga nilai, yaitu profit, people, dan planet. Selanjutnya ketiga nilai tersebut atau disebut dengan konsep triple bottom line dalam suatu perusahaan diadopsi pada studi atau penelitian ini dan diterapkan pada pelaksanaan Program Pemanfaatan Dana APP di Paroki Maria Assumpta Pakem. Pengadopsian tersebut bertujuan untuk melihat tingkat keberhasilan dan keberlanjutan program-program yang telah atau sedang berjalan. Gereja yang merupakan sebuah organisasi nirlaba perlu mempertimbangkan aspek ekonomi tidak hanya aspek rohani supaya program-program yang bersifat sosial dapat terus. 11.

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. berkelanjutan. dan. berkesinambungan.. Sebuah. perusahaan. juga. perlu. mempertimbangkan aspek sosial supaya sustainability perusahaan tetap terjaga. Berdasarkan latar belakang dan teori-teori yang telah dipaparkan, penelitian ini membahas tentang Program Pemanfaatan Dana APP di Paroki Maria Assumpta Pakem. Alasan-alasan peneliti mengambil tema tersebut untuk penelitian ini terbagi menjadi tiga bagian. Pertama, peneliti ingin mendalami sejauh mana program-program yang telah disusun oleh Tim PSE Paroki Maria Assumpta Pakem sudah menerapkan konsep-konsep sustainability dan tidak hanya menjalankan program-program yang bersifat karitatif. Program yang bersifat karitatif memiliki sifat sementara atau sebentar tetapi bukan berarti buruk. Pendekatan yang bersifat karitatif menurut Resnawaty dinilai kurang mampu meningkatkan keberdayaan atau kapasitas masyarakat lokal (2011:145-158), sehingga untuk menyeimbangkan Program Pemanfaatan Dana APP maka perlu adanya program kerja yang bersifat membangun, memberdayakan, dan berkelanjutan. Kedua, keinginan untuk mengadopsi ilmu-ilmu atau pengetahuan mengenai Social Responsibility Management dan Corporate Social Responsibility yang telah dipelajari untuk mengevaluasi tingkat keberlanjutan Program Pemanfaatan Dana APP di Paroki Maria Assumpta Pakem dan masalah-masalah sosialnya. Saat ini ilmu Social Responsibility Management lebih menekankan pada pendekatan community development yang memiliki konsep empowerment dan sustainable development untuk menangani berbagai persoalan-persoalan sosial. Konsep tersebut kemudian dihubungkan dengan prinsip-prinsip Ajaran. 12.

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Sosial Gereja karena konteks penelitian ini adalah mengenai keterlibatan gereja untuk bertanggungjawab dengan permasalahan-permasalahan sosial. Ketiga, tersusunnya panduan yang lebih spesifik mengenai Program Pemanfaatan Dana APP, dalam hal ini yang sudah diimplementasikan di Paroki Maria Assumpta Pakem, yang mengadopsi teori atau ilmu Corporate Social Responsibility dengan konsep community empowerment dan sustainability dengan berlandaskan Ajaran Sosial Gereja. Penelitian ini juga melanjutkan penelitian terdahulu yang sudah dilakukan oleh Bernadetta Rini Susanti mengenai “Manajemen Keterlibatan Sosial Gereja: Studi Kasus Pemanfaatan Dana Aksi Puasa Pembangunan di Keuskupan Agung Semarang” supaya selanjutnya kedua penelitian ini dapat saling melengkapi sehingga menjadi panduan yang lebih komprehensif. dalam. pengembangan. sosial. ekonomi. masyarakat. dalam. manajemen pengelolaan Dana APP gereja. 1.2.. Rumusan Masalah Gereja yang merupakan salah satu lembaga nonprofit di tengah-tengah. masyarakat memiliki tanggung jawab sosial sehingga gereja perlu terlibat aktif dalam menangani dan memberikan solusi atas permasalahan-permasalahan sosial yang ada di masyarakat. Program Pemanfaatan Dana APP di Paroki Maria Assumpta Pakem merupakan salah satu bentuk keterlibatan sosial dan tanggung jawab gereja terhadap masyarakat. Program-program yang berjalan menggunakan dana APP untuk mendukung pelayanan pemberdayaan umat Katolik pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Tujuan dari program-program tersebut. 13.

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. adalah untuk memperbaiki kualitas hidup, terutama bagi KLMTD di sekitar Paroki Maria Assumpta Pakem. Secara lebih spesifik, persoalan-persoalan dalam penelitian ini akan diuraikan sebagai berikut: 1. Sejauh mana kesesuaian Program-program Pemanfaatan Dana APP di Paroki Maria Assumpta Pakem dengan kerangka kerja Ajaran Sosial Gereja?. 2. Sejauh mana Paroki Maria Assumpta Pakem sebagai lembaga gereja menerapkan konsep community empowerment dalam pengelolaan Program-program Pemanfaatan Dana APP?. 3. Sejauh mana keberlanjutan Program-program Pemanfaatan Dana APP yang telah dibuat di Paroki Maria Assumpta Pakem?. 1.3.. Tujuan Penelitian Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan. mengevaluasi seluruh program yang telah dirancang dan dijalankan oleh Tim PSE di Paroki Maria Assumpta Pakem. Secara spesifik, tujuan penelitian dirumuskan sebagai berikut: 1. Menganalisis sejauh mana kesesuaian Program-program Pemanfaatan Dan APP di Paroki Maria Assumpta Pakem dengan kerangka kerja Ajaran Sosial Gereja.. 14.

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 2. Mengevaluasi pengelolaan Program-program Pemanfaatan Dana APP di Paroki Maria Assumpta Pakem dengan mengacu pada konsep dan kategori-kategori community empowerment.. 3. Mengevaluasi keberlanjutan Program-program Pemanfaatan Dana APP yang telah dibuat dan dijalankan di Paroki Maria Assumpta Pakem.. 1.4.. Manfaat Penelitian Penelitian ini memiliki dua manfaat, yaitu manfaat teoretis dan manfaat. praktis. Secara lebih spesifik kedua manfaat penelitian mengenai evaluasi Program Pemanfaatan Dana APP di Paroki Maria Assumpta Pakem dijelaskan sebagai berikut: 1.4.1. Manfaat Teoritis 1.. Memperkaya kajian dan literatur yang berkaitan dengan Social Responsibility. Management,. terutama. mengenai. penerapan. pendekatan Corporate Social Responsibility untuk program-program tata kelola gereja. 2.. Mengembangkan konsep dari Social Responsibility Management dalam tata kelola Program Pemanfaatan Dana APP di Paroki Maria Assumpta Pakem.. 1.4.2. Manfaat Praktis 1. Menyajikan bentuk atau model manajemen Corporate Social Responsibility dalam mengelola dana APP di Paroki Maria Assumpta Pakem. 15.

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 2. Memberikan gambaran mengenai manajemen pengelolaan Program Pemanfaatan Dana APP yang sudah berjalan dan memberikan rekomendasi atas permasalahan-permasalahan yang dihadapi dengan menggunakan perspektif Social Responsibility Management. 1.5.. Batasan dan Ruang Lingkup Penelitian Batasan dan ruang lingkup dari penelitian ini akan berfokus pada analisis,. evaluasi, dan diskripsi mengenai implementasi Program-program Pemanfaatan Dana APP dan pemberdayaan masyarakat di Paroki Maria Assumpta Pakem. Pada bagian awal peneliti akan mempelajari, menganalisis program-program yang telah dirancang oleh Tim PSE. Kemudian menganalisis program-program yang sudah dijalankan bersamaan dengan mencari tahu dampak yang diterima oleh penerima manfaat yang terlibat dalam lingkup kerja Tim PSE. 1.6.. Sistematika Penulisan 1. Bab I. Pendahuluan Bab ini mendiskripsikan tentang latar belakang penelitian, rumusan. permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan dan lingkup permasalahan, dan sistematika penulisan tesis. 2. Bab II. Landasan Teori Bab ini menjelaskan mengenai beberapa teori dan penjelasan yang berkaitan dengan penelitian dan menggunakannya untuk menganalisis data-data yang dibutuhkan.. 16.

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 3. Bab III. Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai prosedur atau metode yang digunakan dalam penelitian ini. Prosedur penulisan meliputi jenis penelitian, subjek dan objek penelitian, populasi dan sampel penelitian, variabel penelitian, ukuran atau jumlah variabel, tipe dan data penelitian, instrumen penelitian, teknik analisis data. 4. Bab IV. Deskripsi Data Bab ini menjelaskan tentang pemaparan data-data lapangan yang sudah diolah, disaring, dan kemudian dideskripsikan. Deskripsi data dapat berupa hasil wawancara, data dari dokumen-dokumen, maupun literatur. Data-data tersebut kemudian akan dianalisis menggunakan teori-teori yang digunakan dalam penelitian. 5. Bab V. Analisis Data Bab ini mendiskusikan mengenai analisis data penelitian. Data yang sudah dikumpulkan kemudian dianalisis menggunakan teori-teori dan kajian-kajian supaya dapat mencapai tujuan dari penelitian. Dengan menggunakan analisis mendalam untuk setiap data yang sudah dikumpulkan, peneliti mendapatkan pengetahuan yang mendalam dimana data tersebut layak atau tidak layak untuk digunakan dalam sebuah penelitian. 6. Bab VI. Kesimpulan dan Rekomendasi Bab ini mendiskusikan mengenai kesimpulan dari keseluruhan bab terutama bab hasil analisis data dan penjelasannya. Bab ini secara khusus juga 17.

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. akan membahas mengenai temuan-temuan baru yang tidak terduga selama proses penelitian ini berlangsung. Tidak terduga di sini maksudnya adalah penelitian yang tidak terpikirkan sebelumnya oleh penulis ketika akan melakukan penelitian dan menemukan hal-hal atau persoalan-persoalan baru di lapangan yang menarik untuk dipaparkan. Pada bab ini peneliti tidak hanya memberikan kesimpulan tetapi juga memberikan rekomendasi kepada subjek penelitian dan para pembaca. 7. Bab VII.Bibliografi Bibliografi merupakan bab yang berisi tentang sumber-sumber kutipan dan literatur yang membantu peneliti untuk menemukan teori-teori, ide-ide, dan kajian-kajian.. 18.

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB II LANDASAN TEORI 2.1.. Pengantar. Pada bab sebelumnya telah disinggung mengenai evaluasi. Evaluasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah mengkaji atau menilai Program Pemanfaatan Dana APP di Paroki Maria Assumpta Pakem. Penelitian ini merupakan suatu bentuk studi kasus dengan menggunakan evaluasi sebagai pendekatan penelitian. Evaluasi merupakan penilaian terhadap suatu kegiatan tertentu yang telah dikerjakan. Penilaian tersebut untuk melihat apakah suatu program telah sesuai dengan yang direncanakan atau tidak, apakah sudah memenuhi prinsip-prinsip atau dasar-dasar yang menjadi pedoman, apakah terdapat perbedaan antara hasil dari yang sudah dikerjakan dengan standar yang menjadi standar operasional, dan bagaimana manfaat yang diperoleh dari apa yang sudah dikerjakan. Ilmu manajemen menekankan empat fungsi manajemen yaitu, perencanaan (planning),. pengorganisasian. (organizing),. pengarahan. (directing),. dan. pengendalian (controlling). Dengan demikian evaluasi berada pada tataran pengendalian. atau. controlling.. Terdapat. empat. langkah. dalam. fungsi. pengendalian: pertama, menetapkan standar kinerja; kedua, mengukur kinerja secara aktual; ketiga, membandingkan kinerja aktual dengan standar; keempat, melakukan tindakan perbaikan bila terjadi penyimpangan antara kinerja standar dengan kinerja aktual (Susanti, 18: 2016). Contoh kegiatan pada fungsi. 19.

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. pengendalian adalah mengevaluasi keberhasilan kinerja dengan cara mengikuti standar yang telah dibentuk atau ditetapkan. Standar tersebut menjadi sebuah pedoman atau dasar untuk melakukan klarifikasi maupun koreksi bila terjadi penyimpangan atau tidak sesuai dengan standar operasional, dan memberikan alternatif solusi untuk mengatasi permsalahan-permasalahan. Evaluasi Program APP di Paroki Maria Assumpta Pakem berkaitan dengan keterlibatan sosial gereja dalam pelaksanaan Program Pemanfaatan Dana APP di Paroki Maria Assumpta Pakem. Dalam penelitian ini keterlibatan orang-orang yang melaksanakan kegiatan tersebut sangat dibutuhkan. Selain itu juga mengevaluasi standar yang diterapkan dalam melaksanakan program-program tersebut. Hasil dari evaluasi kemudian akan digunakan sebagai bahan pertimbangan kualitas kinerja, serta input dan output yang didapat dalam pelaksanaan rancangan program. Sehingga untuk mendapatkan hasil dari evaluasi tersebut, peneliti melakukan penelitian dari berbagai aspek, mulai dari tahap perencanaan hingga implementasi program secara keseluruhan. Kerangka teori yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah prinsipprinsip Ajaran Sosial Gereja dan teori community empowerment dalam Corporate Social Responsibility. Kemudian untuk melihat output dan input dari Proram Pemanfaatan Dana APP, maka peneliti menggunkan teori mengenai evaluasi dan parameter-parameternya. Ketiga hal yang berbeda ini menjadi panduan peneliti dalam penyusunan penelitian ini. Teori atau prinsip-prinsip Ajaran Sosial Gereja digunakan peneliti untuk melihat apakah program-program yang dibentuk, diimplementasikan, dan sasaran serta dampak yang diterima oleh penerima. 20.

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. manfaat dengan mengaplikasikan pemanfaatan Dana APP sudah sesuai dengan prinsip-prinsip ASG atau tidak. Kemudian apakah program-program yang telah disusun sudah menerapkan konsep community empowerment sehingga umat atau masyarakat di lingkup Paroki Pakem sudah terberdayakan. Kedua hal tersebut masing-masing dapat terjawab dengan menggunakan teori evaluasi dengan melihat; tingkat koherensi proram dengan prinsip-prinsip Ajaran Sosial Gereja dan community empowerment, efisiensi program dengan membandingkan input dan output program kerja yang dirancang dan dijalankan, efektivitas dari pengimplementasian program, relevansi dengan cara melihat apakah programprogram tersebut sesuai dengan yang dibutuhkan untuk memberdayakan masyarakat di Paroki Pakem, dan sustainability atau tingkat keberlanjutan program. Dengan menggunakan teori-teori tersebut, maka akan terlihat bagaimana Program-Program Pemanfaatan Dana APP di Paroki Maria Assumpta Pakem berjalan dan dapat dievaluasi apabila terjadi perbedaan atau penyimpangan untuk dilakukan perbaikan. 2.2.. Ajaran Sosial Gereja Istilah Ajaran Sosial Gereja atau ASG sering disebut Social Doctrines of. the Catholic Church. Ajaran Sosial Gereja seringkali disamakan dengan ajaran para paus sejak Leo XIII. Pada tahun 1891, Paus Leo XIII adalah paus pertama yang angkat bicara mengenai permasalahan-permasalahan sosial yang saat itu sedang terjadi. Paus Leo XIII kemudian mengeluarkan sebuah ensiklik sosial yang pertama pada tanggal 15 Mei 1891, yaitu Rerum Novarum. Ensiklik tersebut merupakan sebuah awal atau permulaan bentuk kesadaran umat Katolik pada 21.

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. khususnya dalam hidup menggereja untuk terlibat dalam persoalan-persoalan politik, sosial, ekonomi, budaya, teknologi, lingkungan, dan perkembangan dan kemajuan global. Selain Rerum Novarum terdapat ensiklik-ensiklik lain yang masih berkaitan dengan persoalan-persoalan yang terdapat dalam Rerum Novarum adalah; Quadragessimo Anno (1931), Mater et Magistra (1961), Pacem in Terris (1963), Gaudium et Spes ()1965, Populorum Progressio (1967), Octogesima Adveniens (1971), Justicia in Mundo (1971), Evangelii Nuntiandi (1975), Laborem Exercens (1981), Sollicitudo Rei Socialis (1987), Centesimus Annus (1991), Redemptor Hominis (1979), Dives in Misericordia (1980), Novo Millenio Ineunte (2000), dan Caritas in Veritate (2009). Ensiklik-ensiklik tersebut merupakan catatan historis dari Ajaran Sosial Gereja yang berisi mengenai keprihatinan gereja Katolik mengenai kondisi sosial, politik, ekonomi, budaya, lingkungan, dan perkembangan kemajuan global dalam periode waktu yang berbeda dan kemudian muncul adanya gerakan-gerakan untuk ikut aktif terlibat dalam mengatasi krisis-krisis tersebut (Komisi Katekatik KAS: 12-16). Dalam Ajaran Sosial Gereja nilai-nilai yang terkandung untuk mempertimbangkan, menilai, dan bertindak dalam menanggapi berbagai permasalahan-permasalahan terutama dalam bidang sosial, politik dan ekonomi. Hal ini dikarenakan masalah-masalah tersebut tidak hanya merugikan pihak-pihak tertentu saja melainkan masyarakat-masyarakat yang tidak memiliki kekuatan baik dari segi sosial, politik, maupun ekonomi. Mereka menjadi semakin lemah, miskin, dan tersingkir. Oleh karena itu tujuan dari Ajaran Sosial Gereja adalah untuk mengajak semua orang, khusunya orang Katolik, untuk terlibat. 22.

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. mewujudkan keadilan, kesejahteraan, dan perdamaian dunia. Selain itu Ajaran Sosial Gereja juga bertujuan agar umat beriman bertindak, bergerak, bekerja bersama-sama dalam cara-cara yang efektif dan efisien untuk membangun tata kehidupan yang lebih baik. Cara efektif diwujudkan dalam berbagai macam bentuk kerja sama pemberdayaan dan pengentasan sesama dari segala bentuk keterpurukan (Riyanto, 2015:3). Pola prinsip Ajaran Sosial Gereja yaitu to see, judge, and act. Hal ini termuat dalam Ensiklik Mater et Magistra dari Yohanes XXIII (Riyanto, 2015: 12). To see maksudnya adalah menyimak, mendengarkan, dan mempelajari segala persoalan yang ada dalam realitas sosial. To judge yaitu gereja memberikan refleksi teologis, penilaian, analisis, kritik, pembahasan atas realitas yang sedang terjadi. To act berarti gereja mengajak umat Allah yang memliki kehendak baik untuk bertindak konkret untuk mewartakan keadilan, perdamaian, tatanan sosial yang benar, dan melawan segala bentuk ketidakadilan. 2.2.1. Prinsip-prinsip Ajaran Sosial Gereja “Kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan orang-orang zaman sekarang, terutama kaum miskin dan siapa saja yang menderita merupakan kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan para murid Kristus juga”[LG 1]. Kutipan dari Konsili Vatikan II, Dokumen Gaudium et Spes memberikan gambaran apa yang mendasari munculnya Ajaran Sosial Gereja (ASG) (Komisi Kateketik KAS, 2012). Hal-hal yang mendasari ASG membuat Gereja Katolik ingin terlibat dan menunjukkan sikap-sikap responsif dan keberpihakan terhadap masalah-masalah sosial yang terjadi. Masalah-masalah tersebut meliputi 23.

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. pembelaan martabat manusia, pengentasan kemiskinan, pelestarian lingkungan, dan mengusahakan tercapainya keadilan dan perdamaian. Seperti yang telah dipaparkan pada bagian sebelumnya mengenai macam-macam Ajaran Sosial Gereja dengan catatan perjalanan waktunya, tanggapan Gereja Katolik mengenai permasalahan-permasalahan yang terjadi di berbagai penjuru dunia merupakan bentuk kepedulian gereja dan keinginannya untuk terlibat dan ambil bagian dalam mengusahakan keadilan dan perdamaian. Dari macam-macam Ajaran Sosial Gereja dapat ditemukan prinsip-prinsip yang terkait dengan realitas masyarakat yaitu, relasi-relasi yang berhubungan dengan politik, ekonomi, dan hukum dan relasi-relasi di antara berbagai komunitas dan kelompok dengan relasi perorangan atau antar bangsa. Ajaran sosial Gereja memiliki prinsip-prinsip yang mendasari seluruh gagasan dan pemikiran Gereja tentang ajaran sosial. Di dalam Compendium of the Social Doctrine of the Church atau Kompendium Ajaran Sosial Gereja prinsipprinsip tersebut bukan hanya dipaparkan sebagai sesuatu yang permanen dan universal melainkan menjadi parameter acuan atau tolak ukur untuk menafsirkan dan mengevaluasi fenomena sosial atau permasalahan-permasalahan sosial yang terjadi dan sekaigus menjadi landasan untuk mengambil sikap (Compendium art. 161). Prinsip-prinsip ajaran sosial Gereja dikemas dalam nilai-nilai universal, nilai-nilai. kemanusiaan. (Stabile,. 2006:7).. Nilai-nilai. universal. tersebut. memungkinkan seluruh lapisan masyarakat dari berbagai macam budaya, agama, dan kepercayaan dapat menerima serta memahami Ajaran Sosial Gereja. Hal ini. 24.

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. menunjukkan bahwa Gereja tidak hanya berbicara kepada umat Katolik saja, tetapi ada dialog dan keterbukaan yang bersifat inklusif untuk bisa menyapa masyarakat atau bangsa yang memiliki komitmen sama dan kehendak baik dalam memperjuangkan kesejahteraan umum yang berasal dari agama dan kepercayaan lain. Gereja juga mengajak mereka bersama-sama mencari jawaban dan solusi atas berbagai macam persoalan tentang hidup manusiawi. Ajaran Sosial Gereja saat ini memang dipelajari oleh banyak orang, baik para pemerhati sosial, aktivis, dan pejuang-pejuang keadilan sosial, yang bukan hanya umat Katolik. Melalui bahasa universal atau bahasa kemanusiaan yang digunakan di dalam Ajaran Sosial Gereja, banyak orang menemukan dasar bagi pembangunan martabat manusia dan keadilan sosial. Pontificial Council for justice and Peace (2004) dalam Compendium of the Social Doctrine of the Church menyebut empat prinsip fundamental, yaitu hormat akan martabat pribadi manusia, kesejahteraan umum (common good atau bonum commune), subsidiaritas, dan solidaritas (Compendium art. 160). Dalam banyak tulisan dan studi mengenai doktrin sosial Katolik, keempat prinsip tersebut masih dijabarkan lagi dalam beberapa prinsip lain yang lebih detil. Dalam penelitian ini, selain disajikan keempat prinsip tersebut, ditambahkan prinsip lain yang selama ini masih menjadi persoalan bagi beberapa kalangan dalam gereja sendiri yaitu, the option for the poor atau keberpihakan pada mereka yang kalah atau lemah (Komisi Kateketik KAS, 2012).. 25.

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 1. Prinsip Penghormatan Martabat dan Hidup Manusia Prinsip pertama dan yang paling penting di dalam Ajaran Sosial Gereja adalah prinsip penghargaan atau penghormatan pada martabat manusia. Setiap orang adalah pribadi yang berharga, karena ia diciptakan sesuai citra Allah. Oleh karena itu manusia memiliki kebebasan dan martabat yang tidak dapat diambil oleh siapapun. Manusia memiliki hak-hak asasi yaitu, hak-hak secara alami dipunyai, dan tak bisa diubah. Pemahaman ini menolak semua bentuk pemikiran ataupun tata politik yang menyempitkan manusia sebagai alat ekonomi semata, yakni sebagai pekerja ataupun sebagai konsumen belaka seperti yang telah dicantumkan dalam Ensiklik Pacem in Terris dan Laborem Excercens (Komisi Kateketik KAS, 2012: 8). Manusia mempunyai hak untuk hidup. Hidup dalam artian tidak hanya sekedar bernafas tetapi juga berkaitan dengan eksistensi dan keberadaan manusia yang memiliki hak untuk hidup layak. 2. Prinsip Kesejahteraan Umum Prinsip kedua adalah upaya untuk menciptakan kebaikan bersama atau kesejahteraan umum. Setiap orang adalah bagian dari masyarakat. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Setiap orang memiliki kewajiban untuk membantu mewujudkan kesejahteraan bersama di masyarakat, dan juga memiliki hak untuk hidup sejahtera sebagai manusia yang bermartabat. Prinsip ini berlaku pada semua level masyarakat baik lokal, nasional, maupun internasional. Tugas pemerintah berserta dengan birokrasinya adalah untuk menciptakan kebaikan bersama, dan menjamin, bahwa tidak ada seorang pun yang ditinggalkan. 26.

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. dalam proses tersebut. Prinsip ini sangat ditekankan dalam Ensiklik Sollicitudo Rei Socialis (Komisi Kateketik KAS, 2012: 8). Prinsip ini juga menegaskan bahwa setiap individu bertanggungjawab atas individu-individu yang lain. Tanggung jawab tersebut mewajibkan setiap individu untuk bekerja sama membangun kondisi-kondisi sosial yang agar setiap orang dapat memenuhi kebutuhan dan potensi mereka. Kesejahteraan umum merupakan kondisi yang dibutuhkan oleh semua manusia, tanpa terkecuali, maka diperlukan adanya usaha agar semua orang dapat merasakan keuntungan yang bisa diambil (Cloutier, 2009: 103). Setiap orang perlu menyesuaikan kepentingan masingmasing dengan kebutuhan pihak lain. Prinsip kesejahteraan umum ini menunjukkan bahwa banyak hal yang sebenarnya merupakan hak pribadi manusia, namun harus diupayakan dan diperjuangkan bersama (Massaro, 2000: 121). 3. Prinsip Solidaritas Prinsip ketiga adalah Solidaritas. Sebagai bagian dari masyarakat manusia, kita semua memiliki kewajiban yang sama untuk mengembangkan kehidupan bersama lintas komunitas, lintas agama, dan lintas peradaban.Solidaritas adalah ikatan yang menyatukan kita sebagai manusia. Ini semua lahir dari kesadaran mendasar, bahwa kita, dan komunitas kita, tidak dapat hidup sendiri, melainkan selalu dalam hubungan dengan komunitas-komunitas lain, baik itu komunitas agama, etnis, maupun ras lain. Prinsip solidaritas juga termuat di dalam tiga ensiklik yaitu, Populurum Progressio; Sollicitudo Rei Socialis; dan Centesimus Annus (Komisi Kateketik KAS, 2012: 9). 27.

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Paus Yohanes Paulus II dalam Ensiklik Solicitudo Rei Socialis menyebut solidaritas sebagai keutamaan hakiki bagi kehidupan sosial. Paus menjelaskan bahwa solidaritas bukan perasaan belas kasihan atau kesedihan terhadap kemalangan orang lain melainkan solidaritas adalah ketetapan hati yang mantap dan tekun untuk meng-komitment-kan diri pada kesejahteraan umum, yaitu pada kebaikan semua orang dan setiap individu (Soetoprawiro, 2003). Dengan demikian solidaritas adalah sebuah komitmen, sebuah tekad yang tetap dan terusmenerus untuk mengusahakan kebaikan bagi setiap orang. 4. Prinsip Subsidaritas Prinsip keempat adalah subsidaritas. Artinya setiap kebijakan dan peraturan yang berlaku di masyarakat, baik itu lokal, nasional, maupun internasional, haruslah sejalan dengan prinsip kebaikan bersama. Pemerintah dan rakyat, terutama pada level komunitas terkecil, haruslah memiliki hubungan yang berkualitas dengan mengutamakan prinsip solidaritas dan upaya untuk menciptakan kebaikan bersama. Tujuan dari prinsip ini adalah agar tanggung jawab masing-masing pribadi dan kelompok-kelompok dalam masyarakat dihormati, khususnya oleh pihak-pihak yang memiliki kekuasaan atas mereka. Penjelasan mengenai prinsip subsidiaritas paling lengkap dan gamblang terdapat dalam ensiklik Quadragaseimo Anno (Komisi Kateketik KAS, 2012: 9). Prinsip subsidiaritas secara praktis adalah mengenai pengaturan bagaimana warga masyarakat berpartisipasi dalam pengambilan keputusan. Pelaksanaan prinsip ini memungkinkan partisipasi yang lebih besar dari kalangan bawah dalam menentukan kehidupan sendiri dan dalam kehidupan bersama. Orang-orang atau 28.

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. kelompok-kelompok yang secara langsung terkena akibat dari suatu keputusan atau kebijakan seharusnya memiliki peran kunci dalam proses pengambilan keputusan. Dengan kata lain, mereka perlu diajak berdialog supaya dapat saling mengetahui secara persis apa yang sedang terjadi, apa keuntungan dan kerugiannya, akibat apa yang akan mereka alami, dan bagaimana pendapat mereka tentang kebijakan atau keputusan tersebut. Masyarakat kalangan bawah harus dihormati untuk berpendapat dan suara mereka juga perlu dihargai dalam usaha untuk menentukan nasib mereka sendiri, sehingga sebuah keputusan tidak hanya diambil oleh para pemimpin tetapi juga melibatkan partisipasi masyarakat. Subsidiaritas berkaitan erat dengan cara berbagai lapisan dan tingkatan dalam masyarakat. saling. berhubungan,. berkomunikasi,. dan. membantu. dalam. mengupayakan hasil terbaik bagi semua orang dan pihak ( Massaro, 2000: 128). 5. Prinsip Keberpihakan pada Mereka yang Kalah dan Lemah Prinsip kelima adalah keberpihakan pada mereka yang “kalah” dan “lemah” atau dalam bahasa Inggris diartikan sebagai the option for the poor and vulnerable. Mereka yang kalah dan lemah dalam kelompok minoritas tertindas dan orang-orang miskin secara ekonomi, moral, maupun spiritual. Iman dan ajaran agama berubah menjadi gerakan hati yang menunjukan kepedulian maupun tindakan nyata untuk menolong mereka-mereka yang kalah dan lemah seperti yang tercantum dalam Quadragesimo Anno dan Sollicitudo Rei Socialis. Para. uskup. Amerika. Serikat,. dalam. sebuah. surat. pastoral. berjudul Economic Justice for All (EJA), mengatakan bahwa tujuan utama komitmen keberpihakan kepada orang miskin ini adalah supaya mereka dapat 29.

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. berpartisipasi aktif dalam hidup bermasyarakat. Mereka diberdayakan untuk mampu berbagi dalam dan menyumbang bagi kesejahteraan umum. Karena itu, prinsip the option for the poor and vulnerable. tersebut menyatakan bahwa. ketidakberdayaan kaum miskin melukai keseluruhan komunitas. Tingkat penderitaan mereka adalah ukuran sejauh mana kita telah menjadi sebuah komunitas sejati. Luka-luka itu hanya akan disembuhkan oleh solidaritas yang lebih besar dengan kaum miskin dan di antara kaum miskin sendiri (Curran, 2007). Selanjutnya, prinsip-prinsip Ajaran Sosial Gereja tersebut dalam penelitian ini akan dipakai untuk pemeringkatan sejauh mana prinsip-prinsip Ajaran Sosial Gereja sudah diterapkan dalam kerangka Social Responsibility Management di Paroki Maria Assumpta Pakem. Untuk menerapkan kelima prinsip-prinsip Ajaran Sosial Gereja tersebut adalah menerapkannya dalam tindakan nyata. Seperti yang telah disampaikan oleh Paus Yohanes XXIII, ada langkah-langkah praktis untuk memahami prinsip-prinsip tersebut. Langkah pertama adalah perlu adanya pemahaman secara mendalam mengenai situasi yang ada maupun aktual terjadi di masyarakat. Wawasan mengenai teori-teori sosial diperlukan untuk menambah pemahaman dan perkembangan terbaru mengenai ilmu pengetahuan modern. Langkah yang kedua adalah menganalisis dan mengevaluasi situasi atau kondisi masyarakat dalam kerangaka kelima prinsip-prinsip tersebut. Dari analisis dan evaluasi tersebut kemudian ada penilaian yang diikuti dengan rancanganrancangan kegiatan untuk kemudian diimplementasikan dalam tindakan nyata. Mengimplemnetasikan suatu tindakan-tindakan nyata merupakan langkah ketiga.. 30.

(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Langkah tersebut tidak hanya berhenti dengan melakukan rancangan-rancangan kegiatan tetapi diikuti dengan evaluasi serta refleksi tindakan tersebut dengan menggunakan parameter prinsip-prinsip Ajaran Sosial Gereja (Komisi Kateketik KAS, 2012:9-10). Berkaitan dengan penelitian ini, langkah-langkah praktis yang diberikan oleh Paus Yohanes XXIII menjadi salah satu pedoman peneliti untuk melihat, menilai, dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan yang dirancang oleh Tim PSE Paroki Maria Assumpta Pakem. Kemudian bentuk pengimplementasian kegiatankegiatan tersebut, serta dampak yang dihasilkan. Langkah-langkah tersebut sangat berkaitan dengan Program-Program Pemanfaatan Dana APP di Paroki Maria Assumpta Pakem yang bersifat pemberdayaan. Dengan demikian peneliti dapat mengevaluasi apakah keseluruhan proses kegiatan yang dijalankan sudah menggunakan langkah-langkah praktis tersebut atau belum. 2.3.. Community Empowerment dalam Corporate Social Responsibility Communtiy Empowerment dalam CSR memiliki makna yang lebih. mendalam. Ini bukan sekedar bentuk aktualisasi dari CSR tetapi melebihi akitivitas. atau. kegiatan. yang. bersifat. karitatif. atau. charity.. Apabila. membandingkan pelaksanaan CSR dalam Community Empowerment dengan aktivitas karitatif, maka akan muncul beberapa hal yang berbeda. Comuunity Empowerment dalam CSR terdapat beberapa penggabungan atau kolaborasi kepentingan bersama antara perusahaan dengan berbagai komunitas, adanya partisipasi, produktivitas dan keberlanjutan (Sri Urip, 2018: 81). Community Empowerment memiliki tujuan dan merupakan sebuah proses yang memberikan 31.

(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. kemungkinan atau peluang kepada masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidup mereka. Arti dari community adalah kelompok masyarakat yang memiliki hubungan atau tidak, tetapi memiliki kepentingan bersama. Selain itu mereka juga memiliki keprihatinan dan masalah identitas yang sama. Community ini kemudian meluas di tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Kemudian Empowerment adalah pemberdayaan untuk menggali dan mengembangkan segala bentuk potensi yang dimiliki oleh masyarakat. Setiap manusia dan masyarakat memiliki potensi yang dapat dikembangkan, sehingga pemberdayaan adalah bentuk upaya untuk membangun daya dengan cara mendorong, memotivasi, dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimiliki dan mengembangkannya. Selain itu proses pemberdayaan tidak bisa berjalan hanya dengan melibatkan perseorangan atau satu komunitas saja melainkan juga sangat membutuhkan akses kemitraan serta jaringan supaya terjalin suatu kerja sama dan adanya sistem pengawasan atau kontrol. Dalam memberdayakan diri sendiri perlu adanya agen pemberdayaan atau agen eksternal yang dapat memfasilitasi atau mendampingi masyarakat dalam memperoleh kekuasaan atas kontrol diri mereka (Labonte dan Laverack, 2008). Konsep Community Empowerment dalam Corporate Social Responsibility apabila diterapkan dalam penelitian ini untuk mengevaluasi Program Pemanfaatan Dana APP di Paroki Maria Assumpta Pakem, maka terdapat tiga unsur pembentuk yang mendukung hal tersebut. Unsur-unsur tersebut adalah Community Empowerment, partisipasi masyarakat, dan kompetensi agen pemberdayaan. Ketiga unsur atau instrumen tersebut saling berkaitan dalam proses pelaksanaan program-program. yang. dirancang. dan. dijalankan.. Secara. garis. besar. 32.

(48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. pemberdayaan komunitas merupakan tujuan Tim PSE Paroki Pakem dengan mengoptimalkan seluruh potensi yang mungkin untuk digali dan dikembangkan oleh masyarakat. Sedangkan untuk bisa mengoptimalkan potensi-potensi tersebut supaya masyarakat dapat terberdayakan perlu adanya partisipasi masyarakat dan agen pemberdayaan untuk diajak bekerja sama dan menjalin jaringan kemitraan. Sehingga dengan adanya ketiga unsur tersebut, maka tujuan yang ingin dicapai oleh Tim PSE untuk memberdayakan masyarakat dapat terwujud. Berikut ini uraian mengenai masing-masing unsur atau instrumen. 2.3.1. Pengertian dan Ruang Lingkup Kegiatan Community Empowerment Sejak pertengahan abad XX konsep CSR sudah dikembangkan dengan berbagai macam sudut pandang. Konsep ini banyak diperdebatkan dan didiskusikan dengan beberapa konteks sehingga banyak sudut pandang, gambaran, dan pemahaman yang berbeda (Griffin, 2006: 13-14). Konsep mengenai CSR selalu berubah seiring dengan perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat sehingga tidak ada konsep yang baku atau paten. Menurut Michael Hopkins (2007), CSR merupakan bidang yang mengarah pada upaya untuk berperilaku sesuai etika dan bertanggungjawab yang harus dijalankan oleh pihak yang memiliki kepentingan atau pemegang kekuasaan. Kemudian perilaku beretika dan bertanggungjawab diaplikasikan dalam mewujudkan tujuan dari CSR. Tujuan CSR adalah menciptakan standar kehidupan yang lebih baik dan lebih layak dengan memberikan keuntungan bagi orang-orang yang berada di dalam perusahaan maupun di lingkungan luar perusahaan (Hopkins, 2007). Selain itu European Commision juga mendefinisikan 33.

(49) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. CSR sebagai bentuk hubungan atau integrasi sukarela terhadap masalah-masalah sosial dan lingkungan hidup ke dalam kegiatan bisnis dan interaksi dengan para pemegang kekuasaan atau pemangku kepentingan. Dari kutipan-kutipan tersebut tampak jelas bahwa melalui CSR diharapkan adanya keuntungan yang dapat diraih oleh kedua belah pihak, yaitu pihak perusahaan maupun pihak di luar perusahaan atau masyarakat. Suatu perusahaan harus benar-benar menekankan program-program yang dirancang dan pelaksanaan kegiatan CSR perusahaan harus relevan dengan permasalahan-permasalahan dan kebutuhan dengan lingkungan setempat. Apabila terdapat relevansi antara kegiatan CSR perusahaan dengan lingkungan sekitar maka dapat dikatakan bahwa perusahaan berhasil dalam memberikan manfaat yang berkelajutan bagi perusahaan sendiri maupun masyarakat. Supaya keterlibatan perusahaan dalam kesepakatan sosial dengan masyarakat dapat terwujud dan relevan, ada beberapa faktor yang umumnya menjadi pertimbangan yaitu, kondisi ekonomi, sosial, dan budaya di negara tempat bisnis tersebut berjalan atau beroperasi (Urip, 2015: 16). Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan prinsipprinsip CSR yang efektif harus sesuai dengan strategi bisnis perusahaan dan diimbangi pengetahuan akan kebutuhan masyarakat sekitar. Pelaksanaan CSR harus bertujuan dan berorientasi pada kebutuhan masyarakat dan memiliki konsep pembangunan yang berbasis masyarakat. Hal tersebut memiliki pengertian bahwa pembangunan yang berdasarkan pada kebutuhan masyarakat, direncanakan, dan dilaksanakan oleh masyarakat dengan memanfaatkan potensi sumber daya yang. 34.

(50) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ada dan dapat diakses oleh masyarakat sekitar (Theresia, 2014: 28). Dengan kata lain pembangunan tersebut dibuat dengan melibatkan masyarakat itu sendiri karena mereka lebih memahami kondisi sosial, lingkungan, serta potensi-potensi yang mereka miliki. Pihak luar seperti pemerintah, LSM, maupun kalangan elit berperan sebagai fasilitator yang membantu dan memfasilitasi seluruh kegiatan yang telah dirancang sehingga pengetahuan masyarakat diimbangi dengan pengetahuan yang dimilki oleh para fasilitator atau agen pemberdayaan. Hal ini tetap sejalan dengan konsep pemberdayaan masyarakat sebagi sebuah strategi yang telah diterima dan berkembang dalam berbagai literatur sebagai salah satu bentuk pembangunan berbasis masyarakat (Theresia, 2014: 91). Istilah „power‟ dalam „empowerment‟ dapat diartikan sebagai „daya‟ sehingga empowerment berarti pemberdayaan. Berdasarkan Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, mengandung pengertian mengenai kemampuan untuk melakukan sesuatu atau tindakan (1993: 188). Permasalahan sosial seperti keterbelakangan dan kemiskinan yang sudah dipaparkan pada bab sebelumnya terjadi karena adanya ketidakseimbangan pada akses sumber-sumber daya. Selain itu tidak adanya akses masyarakat terhadap daya mengakibatkan munculnya lapisan masyarakat yang tidak memiliki akses yang memadai untuk menghasilkan produktivitas dalam memenuhi kebutuhan mereka. Keterbelakangan secara ekonomi juga mengakibatkan semakin jauh akses masyarakat terhadap kekuasaan. Pemberdayaan merupakan sebuah konsep yang berkaitan erat dengan kekuasaan. Kekuasaan di sini bukan merupakan kekuasaan dalam bentuk jabatan melainkan kemampuan individu atau masyarakat terutama kelompok yang lemah. 35.

(51) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. untuk memili kekuatan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan dasarnya, menjangkau. sumber-sumber. produktif,. dan. berpartisipasi. dalam. proses. pembangunan (Suharto, 2005: 58). Pemberdayaan dalam hal ini menekankan pada pemberian akses kekuasaan kepada setiap individu untuk mengatur kebutuhan hidupnya sesuai dengan keinginannya, mengembangkan potensi dan kemampuan yang dimiliki. Pemberdayaan. juga. merupakan. suatu. proses. untuk. menyiapkan. masyarakat supaya memilki sumber daya, kesempatan, pengetahuan, dan keahlian untuk meningkatkan kapasitas individu maupun masyarakat dalam menentukan masa depan mereka serta berpartisipasi dan memberikan pengaruh dalam komunitas maupun masyarakat itu sendiri (Ife, 1995). Menurut Anwas, pemberdayaan juga merupakan proses meningkatkan individu atau masyarakat supaya bisa lebih berdaya yang dilakukan secara demokratis agar mampu membangun diri dan lingkungannya dalam meningkatkan kualitas hidup sehingga dapat menjadi individu yang mandiri dan sejahtera (2014: 50). Pemberdayaan dalam konteks ini memiliki makna kesetaraan, adil, dan demokrasi tanpa adanya tekanan maupun intervensi dan dominasi dalam suatu komunitas maupun masyarakat. Pemberdayaan. masyarakat. juga. dapat. diterapkan. dalam. rangka. menuntaskan kemiskinan. Pendekatan ini bukan hanya menekankan pada hasil dari proses tersebut, melainkan pad proses itu sendiri. Maka dari itu, ukuran keberhasilan sebuah bentuk pemberdayaan adalah seberapa besar partisipasi individu atau masyarakat dalam proses pemberdayaan tersebut. Semakin banyak. 36.

(52) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. keterlibatan individu atau masyarakat dalam suatu kegiatan, maka tingkat keberhasilan program pemberdayaan juga semakin tinggi. Menurut Anwas keberdayaan dalam konteks masyarakat merupakan kemampuan individu berpartisipasi aktif dalam masyarakat (2014: 51). Dalam penelitian ini, peneliti akan melihat dua hal utama dalam upaya memberdayakan masyarakat di sekitar Paroki Maria Assumpta Pakem melalui Program-program Pemanfaatan Dana APP. Hal pertama peneliti akan melihat bagaimana Tim PSE Paroki Maria Assumpta Pakem dapat memberdayakan masyarakat dengan membangun kondisi yang mendorong potensi-potensi yang dimiliki untuk dikembangkan dengan memperkuat kapasitas atau power yang dimiliki oleh masyarakat, menggerakkan partisipasi aktif masyarakat dan individu. Hal tersebut berpijak pada konsep atau dasar bahwa pemberdayaan adalah proses untuk mendorong, memotivasi, dan membangkitkan kesadaran individu dan masyarakat bahwa mereka memiliki kompetensi atau kemampuan yang dapat dikembangkan. Hal yang kedua, untuk mendukung dan memperkuat daya yang dimiliki oleh masyarakat dapat direalisasikan dengan kegiatan pendidikan, pelatihan, dan pendampingan yang berkelanjutan. Dalam hal ini peneliti akan melihat apakah dari awal tahap perencanaan kegiatan sampai ke tahap pengimplementasian, Tim PSE sebagai agen pemberdayaaan sudah mendukung dengan kegiatan pendidikan, pelatihan, dan pendampingan. Apabila konsep-konsep tersebut telah diterapakan maka masyarakat diharapkan dapat dapat belajar melalui berbagai macam sumber yang ada dan mengembangkan potensi-potensi yang berkelanjutan.. 37.

Gambar

Gambar 2. 1. Kerangka Berpikir ..........................................................................
Gambar 2. 1  Kerangka Berpikir
Gambar 3. 1  Komponen Analisis Data

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian unsur naturalisme pada novel L’inondation karya Émile Zola dengan menggunakan teori pendekatan strukturalisme genetik, maka peneliti

HALAMAN PENGESAHAN PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN SISWA MELALUI KEGIATAN PARENT’S DAY DI SEKOLAH DASAR ISLAM SURYA BUANA MALANG SKRIPSI dipersiapkan dan

dimana harus menyiapkan perahu dipa!i uta untuk men+ari ikan dilaut dan lain sea!ainya. &eiasaan penduduk dan adat istiadat setempat ter!antun! den!an lin!kun!an

dan/atau mempertahankan marjin keuntungan. Value added yang tinggi dari produk akhir, adanya subsidi, serta tingginya rasio konsentrasi dapat mengu- rangi kebutuhan

pengembangan model untuk masa yang akan datang. Ringkasan dari panduan yang ada, pemikiran atau inisiatif tentang perkembangan baru pada lahan gambut tidak berhutan

(A Rákóczi Szövetség kapcsán már volt szó arról, hogy a húszas évek közepéig a magyarországi szakértők úgy gondolták, hogy lehetséges a szlovák nemzeti

Kako se radi o dalekim i teško dostupnim dijelovima jame, upotreba modela za prognoziranje ni- voa vode može biti od velikog znača- ja za planiranje i uspješnost budućih

Az 1932-ben kiadott népiskolai tanterv szerint a magyar nyelv tanításának célja: „A gyermeket képessé tenni arra, hogy a magyar nyelv kifejező erejét, szerkezetének lényegét