• Tidak ada hasil yang ditemukan

Paroki Maria Assumpta Pakem dengan Prinsip-Prinsip Ajaran Sosial Gereja

Gereja Katolik merupakan gereja yang menunjukkan sikap-sikap responsif, tanggungjawab, dan keberpihakan pada masalah-masalah sosial. Ketiga hal tersebut sangat terlihat jelas dalam uraian dan penjelasan mengenai macam-macam Ajaran Sosial Gereja beserta latar belakangnya. Mulai dari Rerum Novarum hingga Caritas in Veritate. Dari sekian banyak catatan historis mengenai Ajaran Sosial Gereja, terdapat prinsip-prinsip fundamental yang terkait dengan realitas dan permasalahan sosial.

Terdapat lima prinsip dalam Ajaran Sosial Gereja. Prinsip-prinsip tersebut adalah (1) penghormatan martabat dan hidup manusia, (2) kesejahteraan umum, (3) solidaritas, (4) subsidiaritas, dan (5) keberpihakan pada mereka yang kalah dan lemah. Prinsip-prinsip tersebut saling berkaitan dan memiliki nilai dari Ajaran

102 Sosial Gereja. Hal ini juga berkaitan dengan pemahaman bahwa Ajaran Sosial Gereja merupakan kumpulan-kumpulan suatu ajaran yang berdasarkan berbagai realitas dan permasalahan sosial yang aktual terjadi. Dalam mengkaji sebuah permasalahan maupun realita, prinsip-prinsip ini tidak dapat berdiri sendiri secara individual, melainkan harus digunakan secara bersamaan dan saling berkaitan. Dalam Pontificial Council for Justice and Peace, Compendium of the Social Doctrine of the Church, menyebutkan bahwa suatu pemahaman yang mendalam mengenai prinsip-prinsip Ajaran Sosial Gereja ini akan menimbulkan resiproksitas, komplementaritas,dan interkoneksitas yang merupakan bagian dari prinsip-prinsip tersebut (2004: 109-111).

Pada sub bab ini akan diuraikan hasil analisis dan temuan studi dokumen Program Pemanfaatan Dana APP di Paroki Maria Assumpta Pakem dan temuan dari hasil studi lapangan maupun observasi yang telah dikaitkan dengan pemahaman teoritis prinsip-prinsip Ajaran Sosial Gereja. Sub bab ini akan membahas mengenai keseuaian program-program yang dirancang dan masih dijalankan hingga saat penelitian ini berlangsung. Berdasarkan hasil penelitian yang sudah diuraikan pada bagian yang terdahulu, disebutkan bahwa fokus bidang pelayanan yang diteliti pada penelitian ini ada tiga program yaitu, program bidang pertanian; peternakan; dan UKM. Ketiga bidang tersebut menjadi fokus pada penelitian ini karena program-program tersebut masih berjalan dan masih sustain. Struktur analisis pada sub bab ini adalah mencocokkan antara masing-masing prinsip dengan ketiga program tersebut.

103 Prinsip pertama yang digunakan adalah Prinsip Penghormatan Martabat dan Hidup Manusia. Secara keseluruhan program-program bidang pertanian, peternakan dan UKM sudah mencerminkan bahwa gereja yang khususnya Tim PSE Paroki Maria Assumpta Pakem memiliki bentuk kepedulian yang mendalam mengenai harkat dan martabat hidup manusia. Sesuai dengan prinsipnya bahwa manusia mempunyai hak untuk hidup. Hidup dalam artian tidak hanya sekedar bernafas tetapi juga berkaitan dengan eksistensi dan keberadaan manusia yang memiliki hak untuk hidup layak. Program-program tersebut memberikan dampak positif bagi para penerima manfaat dimana mereka dapat mengembangkan diri dengan bantuan dalam bentuk dana maupun stimulus berupa hewan ternak untuk kemudian diolah supaya dapat memnuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari dan memperbaiki kondisi perekonomian rumah tangga. Hal ini juga sesuai dengan Ensiklik Pacem in Terris dan Laborem Excercens bahwa manusia bukan hanya sebagai alat ekonomi semata, yakni sebagai pekerja maupun konsumen, tetapi juga memiliki hak untuk memilih dengan cara apa mereka dapat mengembangkan diri. Selain itu perhatian gereja terhadap para penerima manfaat tercermin dari perancangan program-program yang strategis dan tepat sasaran.

Prinsip kedua yang digunakan untuk menganalisis adalah Prinsip Kesejahteraan Umum. Prinsip kesejahteraan umum adalah upaya untuk menciptakan kebaikan bersama atau kesejahteraan umum masyarakat. Prinsip ini sangat ditekankan dalam Ensiklik Sollicitudo Rei Socialis (Komisi Kateketik KAS, 2012: 8). Sangat jelas bahwa program pemberdayaan dalam bidang pertanian, peternakan, dan UKM telah memberikan manfaat dan keuntungan bagi

104 para penerima manfaat. Keuntungan-keuntungan yang didapatkan telah memperbaiki kondisi perekonomian rumah tangga mereka. Seperti halnya program peternakan, mereka mendapatkan keuntungan dari hasil menjual kambing yang dipelihara dengan optimal sehingga menghasilkan kambing yang baik pula dan layak jual. Selain itu dari program pertanian juga memberikan keuntungan yang didapatkan dari hasil tanaman sayuran yang dibudidayakan dan juga dari pengolahan pupuk kandang maupun pupuk cair yang dikembangkan. Begitu juga dengan program UKM. Para ibu rumah tangga yang pada awalnya mengalami kesulitan ekonomi, tetapi saat ini sudah mampu mengembangkan usaha dan juga saling mendukung usaha di dalam anggota UKM itu sendiri. Sebagai contoh adalah seorang ibu yang hidup sendiri dengan satu orang anak mengalami kesulitan ekonomi dan tidak mampu menyekolahkan anaknya yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) tetapi setelah mendapatkan bantuan dana program UKM ibu tersebut mulai bisa memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dengan berjualan lotek. Dengan demikian program pemberdayaan dari ketiga bidang tersebut telah sesuai dengan Prinsip Ajaran Sosial Gereja, yaitu Prinsip Kesejahteraan Umum.

Prinsip yang ketiga adalah Prinsip Solidaritas. Sebagai bagian dari masyarakat, kita semua memiliki kewajiban yang sama untuk mengembangkan kehidupan bersama lintas komunitas, lintas agama, dan lintas peradaban. Kutipan tersebut mengisyaratkan bahwa mengembangkan atau memberdayakan masyarakat tidak terbatas pada suatu perbedaan, melainkan untuk mensejahterakan masyarakat secara umum. Ketiga program yang dirancang oleh

105 Tim PSE tidak terbatas hanya untuk umat Katolik saja tetapi diperuntukkan kepada masyarakat luas yang berada di sekitar Paroki Maria Assumpta Pakem. Seperti yang telah dijelaskan pada bab yang terdahulu mengenai penjabaran Ajaran Sosial Gereja, bahwa Ajaran Sosial Gereja itu sendiri merupakan sebuah pedoman atau ajaran yang bersifat universal dan dapat digunakan oleh siapapun. Hal tersebut juga terlihat dari nilai-nilai yang terdapat dalam Ajaran Sosial Gereja bersifat universal. Maka yang terjadi adalah program bidang pertanian, peternakan, dan UKM berdasarkan data yang dikumpulkan diikuti oleh para anggotanya dari lintas agama. Sebagai contoh adalah pada program UKM yang memegang kepercayaan sebagai bendahara adalah seorang ibu yang beragama Muslim yang bernama Ibu Endang. Ibu tersebut juga merupakan anggota kelompok dari UKM yang ikut mendapatkan bantuan untuk mengembangkan sebuah usaha warung bersama dengan anggota kelompok lain. Sehingga terjalinlah solidaritas antar anggota UKM sendiri dan juga bentuk solidaritas gereja untuk memberdayakan masyarakat tanpa melihat batasan-batasan atau syarat-syarat yang eksklusif melainkan menjadi gereja yang bersifat inklusif.

Selain itu antar anggota UKM juga terjalin adanya bentuk kerja sama dimana unit usaha mereka yang berbeda-beda mampu saling melengkapi kebutuhan setiap anggota. Sebagai contoh adalah apabila seorang anggota yang memiliki usaha berjualan lotek maka untuk memenuhi kebutuhan sayur, ibu tersebut diharuskan untuk memasok sayuran dari anggota lain yang memiliki usaha warung sembako. Dengan demikian terjalinlah sebuah supply chain yang saling berhubungan untuk mensejahterakan anggota lain dan bentuk solidaritas

106 antar anggota. Begitu pula dengan bidang pertanian dan peternakan. Para anggota bidang pertanian dan peternakan tidak hanya dari umat Katolik saja melainkan juga dari umat beragama lain.

Prinsip yang keempat adalah Prinsip Subsidiaritas. Prinsip subsidiaritas yang dimaksud di sini adalah mengenai pengaturan bagaimana para penerima manfaat ikut berpartsipasi dalam pengambilan keputusan maupun menentukan kebijakan-kebijakan berkaitan dengan program-program yang dijalankan. Dengan kata lain, Tim PSE sebagai agen pemberdayaan harus mampu bekerja sama dengan para penerima manfaat dan melibatkan mereka untuk menyelesaikan permasalahan maupun dalam bertukar ide, memberikan masukan, dan keluhan kaitannya dengan program yang dijalankan. Dalam mengimplementasikan prinsip tersebut maka berdasarkan hasil penelitian peneliti menemukan fakta bahwa setiap satu bulan sekali selalu ada pertemuan setiap unit program kerja sesuai yang telah dijadwalkan atau disepakati. Selain mengimplementasikan prinsip subsidiaritas, pertemuan rutin yang dilaksanakan setiap bulan dilakukan untuk melihat perkembangan dari setiap keberlanjutan program kerja masing-masing bidang dan untuk merencanakan program-program yang akan dijalankan selanjutnya.

Prinsip yang kelima adalah Prinsip Keberpihakan Pada yang Kalah dan Lemah. Yang dimaksud dengan kalah dan lemah pada konteks ini adalah kalah dan lemah secara ekonomi. Faktor dari kekalahan tersebut dapat disebabkan oleh berbagai aspek. Faktor-faktor penyebab itulah yang menjadikan mereka tidak dapat mengembangkan dan mengaktualisasikan diri dari segi ekonomi. Melihat realita tersebut Tim PSE Paroki Maria Assumpta Pakem telah merancang

107 program-program yang ditujukan kepada masyarakat yang memiliki tingkat kesulitan ekonomi atau masyarakat kelas menengah ke bawah. Tim PSE Paroki Maria Assumpta Pakem mengutamakan umat yang memiliki kesulitan ekonomi atau masyarakat kelas menengah ke bawah karena merekalah yang mebutuhkan perhatian khusus dan pendampingan supaya kesulitan finansial mereka dapat teratasi. Diharapakan masyarakat yang mengikuti program-program tersebut dapat memperbaiki kondisi ekonomi mereka supaya menjadi lebih baik. Hal ini sejalan dengan Ensiklik Dives in Misericordia yang ditulis oleh Paus Yohanes Paulus II pada tahun 1980 yang berisi tentang keprihatinan terkait kesenjangan yang besar antara kaya dan miskin dan himbauan Paus Yohanes Paulus II untuk menciptakan keadilan bersama berdasarkan cinta kasih bagi semua orang. Dengan demikian Tim PSE Paroki Maria Assumpta Pakem memang sudah sangat menyadari pentingnya sikap untuk berpihak pada mereka yang kalah dan lemah terutama dari segi ekonomi.