• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Hubungan antara pengetahuan terhadap program dengan persepsinya terhadap manfaat program-program CSR

RESPONSIBILITY PT. AQUA GOLDEN MISSISSIPPI

3. Jenis Pekerjaan

7.7. Analisis Hubungan antara pengetahuan terhadap program dengan persepsinya terhadap manfaat program-program CSR

Untuk mempersepsikan berbagai macam program CSR perusahaan haruslah diawali dengan pengetahuan terhadap berbagai macam program tersebut termasuk tujuannya. Selanjutnya akan dianalisis hubungan antara pengetahuan terhadap program dengan persepsinya terhadap program-program CSR, seperti ditampilkan pada tabel lampiran 7.

Hubungan pengetahuan terhadap program dan persepsi terhadap manfaat program pendidikan. Pada tabel lampiran 7, menyajikan data hubungan antara pengetahuan terhadap program dengan persepsi terhadap manfaat program pendidikan. Dari tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa mereka yang memiiliki pengetahuan tinggi cenderung memberikan persepsi yang lebih baik. Sebanyak 55,6% responden menilai bahwa program pendidikan yang selama ini dilaksanakan oleh perusahaan, dirasakan bermanfaat terhadap kelanjutan siswa. Responden yang memiliki pengetahuan rendah, sebagian besar yaitu 66,7% menilai bahwa program pendidikan kurang bermanfaat dan ada responden yang menilai bahwa program pendidikan tidak bermanfaat yaitu sebesar 8,3%. Seperti diungkapkan oleh DJ, 57 tahun :

”Bantuan beasiswa seharusnya untuk anak dari keluarga miskin karena mereka membutuhkan bantuan. Ada anak yang berhenti sekolah karena tidak memiliki sepatu atau sepatunya sudah robek, hal ini harus menjadi perhatian untuk perusahaan. Saya nilai program pendidikan seperti ini kurang bermanfaat”

Pendapat lain disampaikan oleh Uds, 50 tahun sebagai berikut : ”Kalau bantuan beasiswa hanya untuk yang berprestasi, itu mah salah sasaran, jadi tidak bermanfaat. Bantuan beasiswa teh harusna mah untuk anak keluarga miskin biar mereka tetep bersekolah, jangan sampai berhenti karena mereka benar-benar sangat membutuhkan bantuan, bu”

Hubungan pengetahuan terhadap program dan persepsi terhadap manfaat program kesehatan. Pada tabel lampiran 7, menyajikan data hubungan antara pengetahuan terhadap program dengan persepsi terhadap manfaat program kesehatan. Dari tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa mereka yang memiiliki pengetahuan tinggi cenderung memberikan persepsi yang lebih baik. Sebanyak 44,4% responden menilai bahwa program kesehatan kurang bermanfaat. Responden yang memiliki pengetahuan rendah tentang program, sebagian besar yaitu 75,0% menilai bahwa program tidak bermanfaat. Seperti diungkapkan oleh ESK, 34 tahun :

””Untuk kesehatan rasanya tidak pernah ada, kalaupun ada hanya sebagian kecil masyarakat yang menerima. Saya nilai tidak bermanfaat programnya karena tidak menyeluruh penerimaannya” Pendapat lain disampaikan oleh End, 55 tahun :

“Asa tara aya program kasehatan ti perusahaan keur sakabeuh masyarakat, ari keur saetikan mah ceunah pernah aya Teu mangpaat ari kitu mah, da masyarakat mah ngahaepkeun diayakaeun pengobatan gratis nu rutin”

(Perasaan tidak pernah ada program kesehatan dari perusahaan untuk seluruh masyarakat, kalau untuk sebagian kecil masyarakat katanya pernah ada. Tidak bermanfaat kalau begitu, karena masyarakat mengharapkan diadakan pengobatan gratis yang rutin) Hubungan pengetahuan terhadap program dan persepsi terhadap manfaat program penampungan air bersih terkait kemudahan mendapatkan air. Pada tabel lampiran 7, menyajikan data hubungan antara pengetahuan terhadap program dengan persepsi terhadap manfaat program penampungan air bersih terkait kemudahan mendapatkan air. Dari tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa mereka yang memiliki pengetahuan tinggi cenderung memberikan persepsi yang lebih baik. Sebagian besar yaitu 88,9% responden menilai bahwa program bermanfaat karena masyarakat menjadi mudah untuk mendapatkan air, tidak perlu mengambil ke bawah. Responden yang memiliki pengetahuan rendah tentang program, sebagian besar yaitu 41,7% menilai program bermanfaat tetapi yang menilai program tidak bermanfaat cukup besar juga yaitu 41,6%. Seperti dungkapkan oleh LAJ, 38 tahun :

”Sekalipun sudah dibangun penampungan air bersih tetapi diwilayah saya masih tetap kesultan air bersih. Perlu ditambah pembangunan penampungan air bersih dan penampungan yang belum selesai agar segera diselesaikan hingga keluarnya air, jadi dapat bermanfaat”

150

Pendapat lain diungkapkan oleh AS, 39 tahun sebagai berikut : ”Masyarakat di lingkungan saya bersyukur adanya penampungan air bersih, bermanfaat buat masyarakat. Kedepannya mudah-mudahan bisa ditambah penampungan air bersih untuk di wilayah lainnya”

Hubungan pengetahuan terhadap program dan persepsi terhadap manfaat program penampungan air bersih terkait pemenuhan kebutuhan air. Pada tabel lampiran 7, menyajikan data hubungan antara pengetahuan terhadap program dengan persepsi terhadap manfaat program penampungan air bersih terkait pemenuhan kebutuhan air. Dari tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa mereka yang memiliki pengetahuan tinggi cenderung memberikan persepsi yang lebih baik. Sebagian besar yaitu 66,7% responden menilai bahwa program kurang bermanfaat. Sementara responden yang memiliki pengetahuan rendah, sebagian besar yaitu 58,3% menilai bahwa program tidak bermanfaat. Hal tersebut karena mereka merasa selama ini kebutuhan air bersih tidak dapat tercukupi. Seperti diutarakan oleh HMD, 60 tahun :

”Selama ini kami kesulitan untuk mendapatkan air bersih, penampungan yang sudah dibangun tidak dapat keluar airnya, sehingga tidak bermanfaat keberadaannya. Kami mohon agar penbangunan air bersih yang sudah ada, dimusyawarahkan kembali untuk mencari jalan keluarnya agar air bisa keluar dan biaya yang sudah dikeluarkan menjadi bermanfaat”

Pendapat lain disampaikan oleh HSN, 40 tahun sebagai berikut : ”Saya rasa adanya penampungan air bersih ini dapat membantu masyarakat untuk memenuhi kebutuhan air masyarakat, walau belum mencukupi sepenuhnya dan masih ada yang kesulitan untuk mendapatkannya. Saya berharap perusahaan dapat menambah pembangunan penampungan air bersih di tempat lainnya. Syukur-syukur bisa satu RT satu penampungan air”

Hubungan pengetahuan terhadap program dan persepsi terhadap manfaat program ekonomi terkait kesempatan berusaha. Pada tabel lampiran 7, menyajikan data hubungan antara pengetahuan terhadap program dengan persepsi terhadap manfaat program ekonomi terkait kesempatan berusaha. Dari tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa mereka yang memiliki pengetahuan tinggi tentang program, sebagian besar yaitu 77,8% menilai bahwa program tidak berpengaruh terhadap kesempatan berusaha. Responden yang memiliki pengetahuan rendah tentang program, seluruhnya menilai bahwa program tidak berpengaruh terhadap kesempatan berusaha. Hal tersebut karena, program

yang dinilai perusahaan sebagai program ekonomi yaitu pembagian pohon sawo, hingga saat ini belum menghasilkan atau belum berbuah. Seperti diungkapkan oleh SLH, 62 tahun :

”Kalau pembagian pohon sawo dinilai sebagai program ekonomi, hingga saat ini tidak dapat mempengaruhi kesempatan berusaha masyarakat. Barangkali untuk sekarang ini digolongkan untuk penghijauan saja”

Pendapat senada disamp aikan oleh ROH, 43 tahun :

”Sawo tidak berpengaruh terhadap kesempatan berusaha masyarakat karena belum dapat menghasilkan apa-apa”

Hubungan pengetahuan terhadap program dan persepsi terhadap manfaat program ekonomi terkait peningkatan pendapatan. Pada tabel lampiran 7, menyajikan data hubungan antara pengetahuan terhadap program dengan persepsi terhadap manfaat program ekonomi terkait peningkatan pendapatan. Dari tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa baik mereka yang memiliki pengetahuan tinggi tentang program, maupun yang berpengetahuan rendah, keduanya sama-sama sebesar 100,00% menilai bahwa program tidak berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan masyarakat. Hal tersebut karena selama ini tidak pernah ada program ekonomi. Seperti diutarakan oleh Ojk, 65 tahun :

”Program kanggo ekonomi teu acan aya, kumargi tangkal sawo mah kanggo penghijauan. Jaba dugi ka ayeuna teu acan buahan, jadi teu aya pangaruh ka masyarakat”

(Program untuk ekonomi belum ada, karena pohon sawo mah untuk penghijauan. Selain itu, sampai sekarang pohon sawonya belum berbuah, jadi tidak berpegaruh untuk masyarakat)

Pendapat sedana disampaikan oleh Ibu Lnd, 35 tahun sebagai berikut : ”Sampai saat ini pohon sawo mah belum menghasilkan jadi tidak mempengaruhi kondisi pendapatan masyarakat. Untuk saat ini, pohon sawo termasuk untuk penghijauan saja karena kalau mau dibilang ekonomi, masih lama kelihatan hasilnya, itupun kalau penanamannya berhasil”

Hubungan pengetahuan terhadap program dan persepsi terhadap manfaat program penghijauan. Pada tabel lampiran 7, menyajikan data hubungan antara pengetahuan terhadap program dengan persepsi terhadap manfaat program penghijauan. Dari tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa responden yang memiliki pengetahuan tinggi tentang program, sebagian besar

152

yaitu 82,4% menilai bahwa program bermanfaat. Demikian pula responden yang memiliki pengetahuan rendah sebagian besar yaitu 46,1% menilai program bermanfaat, sekalipun belum optimal dalam pelaksanaannya. Seperti disampaikan oleh DDN, 36 tahun :

”Program penghijauan sudah bermanfaat untuk masyarakat, tetapi masih harus terus dilaksanakan dan dikembangkan keluar sumber mata air, karena akan mempengaruhi kondisi air diwilayah sini” Pendapat yang sama diutarakan oleh Acn, 53 tahun sebagai berikut : ”Penghijauan yang dilakukan perusahaan cukup banyak dan bermanfaat. Kedepannya harus dikembangkan keseluruh wilayah desa agar keadaan air tidak semakin memburuk”

Hubungan pengetahuan terhadap program dan persepsi terhadap manfaat program kesejahteraan sosial. Pada tabel lampiran 7, menyajikan data hubungan antara pengetahuan terhadap program dengan persepsi terhadap manfaat program kesejahteraan sosial. Dari tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa mereka yang memiliki pengetahuan tinggi tentang program, sebagian besar yaitu 72,2% menilai bahwa program bermanfaat. Hal tersebut karena sekalipun nilai bantuan masih kecil tetapi lumayan membantu masyarakat miskin. Responden yang memiliki pengetahuan rendah tentang program, sebagian besar yatu 50,0% menilai bahwa program kurang bermanfaat. Seperti diungkapkan oleh DJ, 57 tahun :

”Bantuan sembako menurut saya, kurang bermanfaat untuk masyarakat karena katanya nilainya terlalu kecil dan pembagiannya tidak merata. Masih banyak keluarga miskin yang tidak mendapatkan bagian. Mudah-mudahan tahun depan dapat ditambah jumlah penerimanya agar lebih merata dan nilai bantuan ditingkatkan”

Pendapat lain diutarakan oleh Ibu TN, 46 tahun sebagai berikut : ”Pembagian sembako rasanya bermanfaat untuk keluarga miskin karena dalam kondisi ekonomi yang sulit begini, diberi bantuan tentunya harus bersyukur. Tetapi kedepannya, nilai bantuan agar ditingkatkan dan jumlah sasaranpun ditambah agar lebih terasa dan merata manfaatnya”

Hubungan pengetahuan terhadap program dan persepsi terhadap manfaat program keagamaan. Pada tabel lampiran 7, menyajikan data hubungan antara pengetahuan terhadap program dengan persepsi terhadap manfaat program keagamaan. Dari tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa mereka yang

memiliki pengetahuan tinggi tentang program, sebagian besar yaitu 77,8% menilai program bermanfaat. Hal tersebut karena dapat meringankan anggaran keuangan panitia. Responden yang memiliki pengetahuan rendah tentang program, sebagian besar yaitu 50,0% menilai bahwa program kurang bermanfaat. Seperti disampaikan oleh ESK, 34 tahun :

”Menurut saya, bantuan untuk biaya kegiatan keagamaan ataupun bantuan barang-barang untuk renovasi mesjid, manfaatnya kurang, karena akan dirasakan oleh masyarakat kalau kita mengajukan proposal, selain itu prosesnya tidak mudah”

Pendapat lain diutarakan oleh Ahyr, 73 tahun sebagai berikut : ”Bantuan kanggo muludan atanapi rajaban ageung mangpaatna, kumargi tiasa ngabantos anggaran panitia. Masjid didieu kangtos nampi bantosan barang kanggo renovasi ti perusahaan, mangpaat pisan”

(Bantuan untuk peringatan Maulid Nabi dan Rajaban, besar manfaatnya karena dapat membantu anggaran panitia. Mesjid disini pernah dapat bantuan barang untuk renovasi dari perusahaan, bermanfaat sekali)

Hubungan pengetahuan terhadap program dan persepsi terhadap manfaat adanya perusahaan terkait kesempatan kerja. Pada tabel lampiran 7, menyajikan data hubungan antara pengetahuan terhadap program dengan persepsi terhadap manfaat adanya perusahaan terkait kesempatan kerja. Dari tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa mereka yang memiliki pengetahuan tinggi tentang program, sebagian besar yaitu 65,0% menilai bahwa adanya perusahaan dapat bermanfaat terkait kesempatan kerja yang diterima masyarakat. Sementara responden yang memiliki pengetahuan rendah terhadap program, sebagian besar yaitu 60,0% menilai bahwa adanya perusahaan kurang bermanfaat terkait kesempatan kerja yang diterima masyarakat. Hal tersebut karena sekarang ini sangat sulit bagi masyarakat untuk bisa diterima bekerja di PT. Aqua Golden Mississippi. Seperti diutarakan oleh Ibu Lnd, 35 tahun :

”Sekarang ini sulit kalau mau bekerja di Aqua, anak saya saja hingga saat ini tidak diterima. Menurut saya adanya perusahaan kurang bermanfaat kalau dikaitkan dengan kesempatan kerja bagi masyarakat Desa Babakan Pari. Seharusnya penerimaan pegawai, yang lebih didahulukan masyarakat yang tinggal dekat dengan perusahaan”